Anda di halaman 1dari 6

TEORI TEORI BELAJAR

Disusun oleh :
Rosi Nurul Hidayatussiddikiyah
TEORI BELAJAR

Teori belajar akan terkait dengan pembuatan kurikulum atau perancangan kurikulum.
Dengan mempelajari teori belajar ini,dengan memahami maka dengan itu bisa mencermati
perilaku-perilaku peserta didik.ada perbedaan antara teori belajar dan pembelajaran yaitu
dekriptif dan preskriptif. Preskriptif itu dapat memperkirakan bagaimana sistem pembelajaran
yang berlangsung sedangkan deskriptif lebih ke menggambarkan proses belajar yang
berlangsung.

Ada 4 teori belajar yaitu: Teori Behaviorisme, Teori Kognitivisme, Teori Humanistik,
Teori Kontruktivisme.

1.TEORI BEHAVIORISME
Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar itu merubah tingkahlaku. Para
ahli-ahli behavioristik mengatakan bahwa proses belajar ituterjadi apabila tingkah laku siswa
sudah berubah,apabila siswa belum merespon, maka tingkah laku siswa tidak berubah maka
belum dikatakan belajar. Dan di teori belajar behavioristik, apabila tingkah lakusiswabelum
berubah maka akan berlaku sistem hukuman. Apabila belajar tidak bisa terus, dan diajarkan
lagi, tidak bisa lagi, maka akan berlaku sistem hukuman dan dengan hukuman itu dapat
membuat siswa jera dan akan membuat siswa unntuk belajar lebih giat lagi. Sebagai contoh,
seorang anak disusurh oleh gurunya untuk menghapalperkaliandan maju keesokan harinya,
namun anak tersebutbelum menghapalnya dan disuruh berdiri didepan kelas oleh gurunya
dan boleh duduk hingga menghapalnya.Di Indonesia yang berlaku adalah teori belajar
behavioristik, karena sistem kurikulum kita berbasis kompetensi. Maka dari itu biasanya di
sekolah-sekolah biasanya gurulah yang lebih berkuasa,karena memang begitulah teori belajar
ini. Proses belajar mengajarnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa (Asri Budiningsih, 2008-
16) contohnya daftar perkalian dan lain sebagainya. Dan proses adalah proses belajar
mengajar berlangsung. Respon adalah tanggapan siswa terhadapstimulus yang diberikan oleh
gurutersebut.Kekurangan dalam teori belajar ini yaitu proses belajar yang komplek tidak
terjelaskan, asumsi stimulus respon terlalu sederhana.
Contoh aplikasi teori behaviorisme yaitu:
Menetukan tujuan-tujuan instruksional
Menganalisis lingkungan yang ada saat ini termasuk mengidentifikasi“entry
behavior”mahasiswa (pengetahuan awal mahasiswa)
Menetukan materi pelajaran(pokok bahasan, topik)
Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil (sub pokok bahasan, sub
topik)
Menyajikan materi pelajaran
Memberikan stimulus berupa:pertanyaan, tes, latihan, tugas-tugas
Mengamati dan kengkaji respons yang diberikan
Memberikan penguatan/reinforcement (positif atau negatif)
Memberikan stimulus barustimulusprosesrespon
Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan (mengevaluasi hasil
belajar)Memberikan penguatan
Dan seterusnya

2.TEORI KOGNITIVISME

Teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahanpersepsi atau


pemahaman. Teori belajar ini lebih mementingkan proses belajar daripadahasil belajarnya.
Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi
serta pemahamannya tentang situasi yangberhubungan dengan tujuan belajarnya (Asri
Budinigsih, 2008-26).Teori belajar kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari
situasi saling berhubungan dengan seluruh konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan atau
membagi-bagisituasi/materi pelajaran ,enjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan
mempelajarinya secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna. Dapat digambarkan sebagai
berikut:

e
Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan
menyesuaikannyadengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran
seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalamansebelumnya.Pada teori
belajar kognitivisme terdapat kelemahan-kelemahan sebagai berikut: lebih dekat ke psikologi,
sulit melihat “stuktur kognitif”pada setiap individu.
Contoh aplikasi-aplikasi teori kognitivismeyaitu:
Menetukan tujuan-tujuan instruksional
Memilih materi palajaran
Menetukan materi yang mungkin dipelajari mahasiswa secara aktif
Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan
dipelajari mahasiswa
Mempersiapakan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas mahasiswa untuk
berdiskusi dan bertanya
Mengevaluasi proses dan hasil belajar

3.TEORI HUMANISTIK

Teori humanistik menyatakan bahwa belajar yaitu memanusiakan menusia,


maksudnya adalah menghargai segala yang ada pada manusia. Oleh sebab itu teori belajar
humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori
kepribadian, dan psikoterapi,dari pada bidang kajian psikologi belajar. Pada teori ini juga
lebih mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajarnya. Proses belajar
mengajarnya dari pengalaman hidup siswa, dengan pengalaman hidup nanti akan dijadikan
sebagai landasan materi. Seperti yang dikatakaoleh salah satu tokoh humanistik Ausubel
yaitu, belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan
dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan
pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar. Teori humanistik sangat
penting(Asri Budiningsih, 2008-53)karena mengatakan:
Manusia makhluk bebas membentuk dirinya
Manusia makhluk bermartabat
.Manusia mengontrol dirinya.
Manusia makhluk yang karakteristiknya khas.
Manusia tidak diberdayakan tetap pemberdayaan utama.Aplikasi teori humanistik
dalam kegiatan pembelajaran cenderung mendorong siswa untuk berpikir induktif. Teori ini
juga amat mementingkan faktor pengalamandan ketelibatan siswa secara aktif dalam belajar.

Contoh aplikasi teori belajar humanistik yaitu:


Menetukan tujuan-tujuan instruksional
Menetukan materi pelajaran
Mengidentifikasi “entry behavior”mahasiswa
Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa dan mempelajarinya
secara aktif (mengalami)
Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas, dsb) yang akan digunakan untuk
belajarMembimbing mahasiswa belajar secara aktif
Membimbing mahasiswa memhami hakikat makna dari pengalaman belajarmereka
Membimbing mahasiswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-konsep
baru ke situasi yang baru
Mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar

4.TEORI KONSTRUKTIVISME

Teori kontruktivistik merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa


pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri. Teori ini menyatakan
bahwa pengetahuan adalah bentukkan siswa yang sedang balajar lewat interaksi dengan
bahan atau pengalaman baru, ilmu yang didapatkan tidak dapat ditransfer dari dosen ke
mahasiswa, isi materi pleajaran ditentukan oleh mahasiswa sendiri (Asri Budiningsih, 2008-
44). Proses mendapatkan ilmu dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa belajar dengan teori konstruktivisme dihasilakan
dari lingkungan sekitar dengan menggunakan pancaindera seperti melihat, mendengar
menjamah,mencium dan merasakan. Ataupun dengan pengetahuan sebelumnya seperti
pengetahuan fisik, pengetahuan kognitif, ataupun pengetahuan mental.Strategi pembelajaran
kontruktivisme yaitu: belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif dan lain sebagainya.
Daftar pustaka :

Budiningsih,Asri,2008. Teori Belajar dan Motivasi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai