Anda di halaman 1dari 114

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS TINGGI DI SD NEGERI 1

KEDUNGLEGOK, KECAMATAN KEMANGKON,


KABUPATEN PURBALINGGA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Gilar Pandu Leksono
NIM 09108244114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2013
PERSETUJUAN

Artikel jurnal yang berjudul "KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS

TINGGI DI SD NEGERI 1 KEDUNGLEGOK, KECAMATAN KEMANGKON,

KABUPATEN PURBALINGGA" yang disusun oleh Gilar Pandu Leksono, NIM

09108244114 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diupload.

Dosen Pembimbing 1

H.B Sumardi, M.Pd Dr. Ali stadi, S.Pd, M.Pd


NIP. 19540515 198103 1 004 NIP. 197807110 200801 1 012

//

ii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan
mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan


adalah asli. Jika tidak, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.

iii
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS TINGGI


DI SD NEGERI 1 KEDUNGLEGOK, KECAMATAN KEMANGKON,
KABUPATEN PURBALINGGA" yang disusun oleh Gilar Pandu Leksono, NIM
09108244114 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 18
September 2013 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJ
Nama Jabatfil\ Tanggal

HB. Sumardi

.2..f.to...•.I.'.?
7
Prof. Dr. C. Asri Budiningsih Be guji Utama ·�
. .?}.� .: .'.�
� to
. ..�..�!.�
·
Dr. Ali Mustadi Penguji.Pen ampi� I!. . . . ..

Yogyakarta,
r.1 7 OCT 2013.
Fakultas Ilmu Pendidikan

iv
MOTTO

 Kehidupan memiliki banyak arti, tetapi yang paling penting adalah hidup

untuk menggapai mimpi (Penulis).

5
PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada orang-orang yang berada dalam hati

penulis, di antaranya:

 Orang tua (Bapak dan Ibu tercinta) yang senantiasa memberikan kasih

sayang, bimbingan, dan doa di setiap langkahku

 Almamater FIP UNY

 Nusa Bangsa dan Agama

6
KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS TINGGI DI SD NEGERI 1
KEDUNGLEGOK, KECAMATAN KEMANGKON,
KABUPATEN PURBALINGGA

Oleh
Gilar Pandu Leksono
NIM 09108244114

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa kelas


tinggi di SD Negeri 1 Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten
Purbalingga.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang
menggambarkan situasi atau keadaan yang sedang berlangsung tanpa pengajuan
hipotesis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan
teknik tes dan pengukuran. Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV, V dan VI di
SD Negeri 1 Kedunglegok sebanyak 62 siswa. Data diambil untuk mengetahui
kemampuan berbicara siswa kelas tinggi dengan menggunakan instrumen
pedoman penilaian produk, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data
yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengumpulkan data,
menyajikan data, dan menentukan nilai. Selanjutnya dapat dilakukan pembahasan
dari permasalahan yang diajukan dengan mengacu pada standar keterampilan
berbicara yang ditentukan..
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada siswa yang masuk kategori
sangat baik atau sebesar 0 %, kategori baik sebanyak 16 siswa atau sebesar 25.80
%, kategori cukup baik sebanyak 26 siswa atau sebesar 41.93 %, kategori kurang
sebanyak 20 siswa atau sebesar 32.25 %. Dengan melihat hasil penelitian tes
tersebut, maka tingkat kemampuan berbicara siswa kelas atas di SD N 1
Kedunglegok Kemangkon Purbalingga termasuk ke dalam kategori cukup baik
yaitu sebanyak 26 siswa dari 62 siswa kelas atas, atau sebesar 41.93 %.

Kata kunci : Kemampuan Berbicara, Siswa Kelas Tinggi.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan
Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
berjudul “Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Tinggi di SD Negeri 1
Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga”.
Skripsi ini dapat selesai berkat bantuan, bimbingan, serta dorongan
semangat dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan


menyelesaikan studi di UNY.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan PPSD FIP UNY yang telah memberikan masukan-masukan
dalam penulisan skripsi
4. H.B Sumardi, M. Pd., selaku Pembimbing Skripsi 1 yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dukungan dan motivasi selama penyusunan skripsi.
5. Dr. Ali Mustadi, S.Pd, M. Pd., selaku Pembimbing Skripsi 2 yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan dan motivasi selama penyusunan
skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis kuliah
di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.
7. Bapak dan Ibu Staf Karyawan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan bantuannya.
8. Kepala Sekolah SD Negeri Kedunglegok Kemangkon Purbalingga yang telah
memberikaan ijin penelitian.
9. Rekan-rekan Mahasiswa S1 PGSD angkatan 2010.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.

88
88
Penulis menyadari sepenuh hati, bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Penulis berharap semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan khusunya dan bagi semua pihak pada umumnya. Dan penulis
berharap skripsi ini mampu menjadi salah satu bahan bacaan untuk acuan
pembuatan skripsi selanjutnya agar menjadi lebih baik.

Yogyakarta, Agustus 2013

Penulis

9
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERSETUJUAN .............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
MOTTO............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN… ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
G. Definisi Operasional Variabel................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kemampuan Berbicara .............................................................. 9
1. Pengertian Kemampuan Berbicara........................................................ 9
2. Tujuan Berbicara................................................................................... 11
3. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara.......................................... 13
4. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara. .............................................. 15
5. Aspek-aspek Kemampuan Berbicara.. .................................................. 17
6. Gaya Berbicara...................................................................................... 21
7. Manfaat Kemampuan Berbicara ........................................................... 23

1
0
8. Jenis-jenis Berbicara.. ........................................................................... 24
9. Karakteristik Kemampuan Berbicara Kelas Tinggi.. ............................ 26
B. Penelitian yang Relevan............................................................................ 27
C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................................... 29
B. Waktu Penelitian.. ..................................................................................... 29
C. Tempat Penelitian.. ................................................................................... 29
D. Subjek Penelitian.. .................................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 29
F. Instrumen Penelitian.. ............................................................................... 30
G. Taknik Analisis Data................................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.. ....................................................................................... 34
1. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. 34
2. Deskripsi Waktu Penelitian .................................................................. 34
3. Deskripsi Subjek Penelitian. ................................................................ 34
4. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 35
B. Pembahasan............................................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 57
B. Implikasi penelitian................................................................................... 57
C. Keterbatasan Penelitian............................................................................. 58
D. Saran…………………………………………………………………….. 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………... 62

1
1
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Kisi-Kisi Penilaian Produk Kemampuan Berbicara .......................... 31

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ......................................................... 32

Tabel 3. Tingkat Kamampuan Berbicara Siswa Kelas Atas SD N 1


Kedunglegok Kemangkon Purbalingga ........................................ 35

Tabel 4. Data Tes Aspek Kebahasaan ........................................................ 36

Tabel 5. Data Tes Aspek Kebahasaan kelas IV........................................... 37

Tabel 6. Data Tes Aspek Kebahasaan kelas V.. .......................................... 39

Tabel 7. Data Tes Aspek Kebahasaan kelas VI........................................... 41

Tabel 8. Data Tes Aspek Non Kebahasaan.. ............................................... 44

Tabel 9. Data Tes Aspek Non Kebahasaan Kelas IV .................................. 45

Tabel 10. Data Tes Aspek Non Kebahasaan Kelas V. .................................. 47

Tabel 11. Data Tes Aspek Non Kebahasaan Kelas VI... .............................. 49

xii
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Diagram Batang Kemampuan berbicara siswa kelas atas

SD N 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga ....................... 36

Gambar 2. Diagram Batang Hasil Tes Aspek Kebahasaan ........................ 37

Gambar 3. Diagram Batang Hasil Tes Non Kebahasaan............................ 44

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1. Instrumen Penilaian ................................................................. 63

Lampiran 2. Instrumen Pedoman Wawancara .. ........................................... 65

Lampiran 3. Data Olah .. .............................................................................. 67

Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia kelas IV, V, VI .. ............................ 71

Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia kelas IV, V, VI .. ................................. 76

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian .......................................................... 88

Lampiran 7. Data Siswa kelas IV, V, VI .. ................................................... 90

Lampiran 7. Surat Ijin Permohonan Validasi Instrumen .. ........................... 92

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian .. ............................................................... 94

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian dari Kesbanglinmas DIY .. ...................... 95

Lampiran 10 Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpollinmas.. ................. 96

Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten


Purbalingga .. .............................................................................. 98

Lampiran 12 Surat Ijin Riset SD N 1 Kedunglegok .. ................................... 99

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha orang dewasa secara sengaja untuk

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menuju

kedewasaan baik jasmani maupun rohani. Pendidikan pada dasarnya

merupakan rekonstruksi dari aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami

individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna

(Depdikbud, 2000: 1). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, (WJS

Purwadarminta, 1985: 145).

Pendidikan merupakan masalah yang sangat esensial bagi setiap kehidupan

manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat menjalankan aktifitas hidup

untuk menuju terwujudnya kesejahteraan dan kebahagiaan. Oleh karena itu,

pendidikan harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan itu sendiri. Jika

pendidikan berjalan dengan baik maka tujuan dari pendidikan tersebut akan

tercapai dan manfaatnya akan dapat dirasakan oleh guru dan siswa itu sendiri.

Dalam praktik pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari di


masyarakat, komunikasi dan penyampaian pesan dilakukan
menggunakan bahasa. Dalam berbahasa sehari-hari memang tidak dapat
disangkal bahwa lebih dari separuh waktu yang dimiliki oleh manusia

1
digunakan untuk berbicara dan menyimak pembicaraan orang lain dalam
bermacam-macam konteks dan situasi (Effendi, 2007 : 141).

Pendidikan adalah awal dari komunikasi verbal dan visual. Komunikasi

verbal salah satunya adalah kemampuan berbicara dengan baik yang perlu

diberikan pada program pengajaran siswa sekolah dasar. Kurangnya

pembelajaran yang menuntut pada dialog dan komunikasi di setiap siswanya

masih kurang diperhatikan dalam menyampaikan mata pelajaran yang

disampaikan. Pembelajaran masih terpusat pada satu poros yaitu guru yang

menerangkan materi yang diajarkan dengan menggunakan metode terpusat.

Sehingga siswa kurang terbiasa untuk berbicara di depan orang banyak. Jika

tidak dimulai dari awal maka pada jenjang kelas yang lebih tinggi kebiasaan

berbicara yang buruk terus berkembang sampai menjadi dewasa.

Hasan dan Salladin (1996: 25) mengatakan bahwa, kemampuan berbicara

terasa sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai makhluk sosial yang

membutuhkan orang lain dalam hidupnya dan harus mampu memerankan dirinya

ditengah masyarakat sesuai dengan statusnya. Sedangkan menurut Arsad dan

Mukti (1993: 11), kadang-kadang pokok pembicaraan yang disampaikan

seseorang cukup menarik, tetapi karena penyajiannya kurang menarik, hasilnya

pun kurang memuaskan. Mempunyai kemampuan berbicara tidak semudah yang

dibayangkan banyak orang yang pandai menulis, tetapi ketika diminta

menyampaikan tulisannya dalam bentuk lisan hasilnya tidak begitu bagus. Begitu

pula sebaliknya, banyak orang yang dapat berbicara baik, tetapi menemui

kendala ketika diminta menuliskan idenya.

2
Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa adalah

berbicara, sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya

(Tarigan, 1986 : 86). Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang

dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah

setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal

memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert

Zimmer (dalam Haryadi dan Zamzani, 1997: 56) memandang kebutuhan akan

komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai

keberhasilan setiap individu maupun kelompok. Siswa yang mempunyai

keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah

dipahami oleh penyimaknya. Berbicara menunjang keterampilan membaca dan

menulis. Menulis dan berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan

produksi bahasa dan bersifat menyampaikan informasi. Kemampuan siswa

dalam berbicara juga akan bermanfaat dalam kegiatan menyimak dan memahami

bacaan. Akan tetapi, masalah yang terjadi di lapangan adalah tidak semua

siswa mempunyai kemampuan berbicara yang baik. Oleh sebab itu, pembinaan

keterampilan berbicara harus dilakukan sedini mungkin.

Pentingnya keterampilan berbicara atau bercerita dalam komunikasi juga

diungkapkan oleh Supriyadi (2005: 178) yang mengatakan bahwa apabila

seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh

keuntungan sosial maupun profesional. Keuntungan sosial berkaitan dengan

kegiatan interaksi sosial antarindividu. Sedangkan, keuntungan profesional

diperoleh sewaktu menggunakan bahasa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan,

3
menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan dan

mendeskripsikan. Keterampilan berbahasa lisan tersebut memudahkan siswa

berkomunikasi dan mengungkapkan ide atau gagasan kepada orang lain.

Pentingnya penguasaan keterampilan berbicara untuk siswa Sekolah

Dasar juga dinyatakan oleh Farris (dalam Supriyadi, 2005: 179) bahwa

pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa agar mampu

mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak.

Kemampuan berpikir mereka akan terlatih ketika mereka mengorganisasikan,

mengonsepkan, mengklarifikasikan, dan menyederhanakan pikiran, perasaan,

dan ide kepada orang lain secara lisan.

Kemampuan berbicara sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa ahli

memiliki teori dan pelatihan, untuk mengembangkan kemampuan dan

kecermatan membaca serta kemampuan berbicara siswa, maka kemampuan

berbicara telah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari saat ini.

Berbicara yang baik dan benar akan membantu proses pendidikan untuk

mencapai tujuannya. Dalam keadaan bagaimanapun berbicara tidak bisa

dilepas begitu saja karena merupakan bagian dari kebutuhan hidup manusia

yang tak dapat dipisahkan. Peranan berbicara pada siswa sangat penting

terutama untuk berpikir dan bernalar. Hal ini dapat lebih baik jika seorang

guru berperan aktif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Karena

selama ini peran guru masih belum diketahui dalam meningkatkan

kemampuan berbicara terhadap para siswa-siswanya.

4
Proses pembentukan kemampuan berbicara ini dipengaruhi oleh perjalanan

aktivitas berbicara yang tepat. Bentuk aktivitas yang dilakukan di dalam kelas

untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan siswa antara lain:

memberikan pendapat atau tanggapan pribadi, bercerita, menggambarkan

orang/barang, menggambarkan posisi, menggambarkan proses, memberikan

penjelasan, menyampaikan atau mendukung argumentasi (Setyo Widyantoro,

2011: 3). Hal ini berbanding terbalik jika dihadapkan pada siswa yang masih

belum mengetahui manfaat kemampuan berbicara.

Proses belajar bericara di SD Negeri 1 Kedunglegok Kemangkon

Purbalingga ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan

berbicara secara vertikal dan horizontal. Kemampuan berbicara vertikal adalah,

kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan pesan secara lengkap

meskipun belum sempurna dalam arti strukturnya menjadi benar, pilihan katanya

semakin tepat, kalimat-kalimatnya semakin bervariasi, dan sebagainya.

Sedangkan kemampuan berbicara horisontal adalah, kemampuan siswa untuk

dapat berkembang mulai dari fonem, kata, frase, kalimat, dan wacana seperti

halnya jenis tataran linguistik.

Kemampuan berbicara siswa kelas tinggi SD Negeri 1 Kedunglegok

Kemangkon Purbalingga belum terungkap secara komprehensif baik dalam

kemampuan berbicara vertikal maupun horisontalnya. Hal ini dikarenakan

belum pernah dilakukan penelitian mengenai kemampuan berbicara kelas tinggi

di sekolah tersebut. Keadaan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan di

SD N 1 Kedunglegok sangat bervariatif dari kelas 4 sampai

5
kelas 6. Hal ini karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan keluarga yang

berada di lingkungan pedesaan. Peneliti belum bisa menyimpulkan kemampuan

berbicara siswa kelas tinggi di SD Negeri 1 Kedunglegok sehingga perlu

dilakukan penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis

tertarik untuk meneliti dan mendeskripsikan atau menggambarkan tentang

kemampuan berbicara siswa kelas tinggi di SD Negeri 1 Kedunglegok

Kemangkon Purbalingga.

B. Identifikasi Masalah

Bertitik tolak pada pemikiran permasalahan yang diungkapkan pada bagian

latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi permasalahan

penelitian yaitu :

1. Peran guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa khususnya pembelajaran

kemampuan berbicara siswa kelas tinggi.

2. Kemampuan berbicara siswa kelas tinggi SD Negeri 1 Kedunglegok masih

rendah.

3. Belum terungkapnya secara komprehensif implementasi pembelajaran dan

kemampuan berbicara siswa kelas tinggi SD Negeri 1 Kedunglegok.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah pada

penelitian ini yaitu kemampuan berbicara siswa kelas tinggi di SD Negeri 1

Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.

6
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian yaitu “Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas tinggi di

SD Negeri 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalinga?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan dan

menjelaskan bagaimana kemampuan kemampuan berbicara siswa kelas tinggi

di SD Negeri 1 Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten

Purbalingga.

F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini yang berupa deskripsi kemampuan berbicara siswa

kelas tinggi diharapkan dapat menjadi informasi ilmiah dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya kemampuan berbicara siswa.

2. Praktis

a. Bagi Guru,

Sebagaia informasi dan acuan ilmiah bagi guru untuk melaksanakan

evaluasi terhadap program yang telah dilakukan, sekaligus

mengembangkan dan meningkatkan program yang akan dilaksanakan.

b. Bagi Siswa,

Dapat menjadi alat ukur dalam mengetahui kemampuan berbicara siswa,

sehingga dapat mendukung peningkatkan kemampuan berbicara siswa

di masa mendatang.

7
c. Bagi Sekolah,

Adanya peningkatan kualitas pembelajaran yang berdampak terhadap

peningkatan kualitas siswa dalam pembelajaran di sekolah.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa kelas

tinggi. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah tingkat

kemampuan berbicara siswa kelas atas SD Negeri 1 Kedunglegok Kemangkon

Purbalingga usia 10-12, yang dinilai dengan menggunakan lembar penilaian

produk kemampuan berbicara.

Berbicara diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan

gagasan-gagasan yang disusun serta mengembangkan sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan

instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara

langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan

pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat

menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat

menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-

gagasannya apakah dia antusias ataukah tidak

8
BAB II KAJIAN
PUSTAKA

A. Deskripsi Kemampuan Berbicara

1. Pengertian Kemampuan Berbicara

a. Kemampuan

Purwadarminta (1985:723) mengatakan bahwa, secara leksikal

kemampuan berasal dari kata "mampu", yang berarti kuasa, sanggup

melakukan sesuatu. Kemampuan berarti kesanggupan melakukan

sesuatu berucap. Jadi kemampuan merupakan suatu kesanggupan

untuk melakukan hal yang diucapkan baik itu tugas dari guru maupun

orang lain..

Partini (1990: 869) mengatakan bahwa, kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan mempunyai tiga arti

penting yaitu kesanggupan yang artinya siap untuk melakukan apa

yang menjadi tugasnya, kecakapan yaitu memiliki kemampuan untuk

melaksanakan hal yang diucapkan dalam berbagai bidang, dengan

menggunakan tenaga, akal dan pikiran, dan yang ketiga adalah kekuatan

yaitu kuat untuk melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab.

Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas adalah bahwa

kernampuan adalah kesanggupan siswa dalam melaksanakan dan

mengerjakan apa yang di perintahkan oleh guru dengan menggunakan

9
tenaga, akal, dan pikiran dengan penuh tanggung jawab untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik.

b. Berbicara

Berbicara adalah ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan

kepribadiannya yang tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka,

tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide

baru (Colin Widi, 2010: 4). Tarigan (1997: 89), mengungkapkan

bahwa berbicara merupakan instrumen untuk mengungkapkan sesuatu

kepada penyimak secara langsung, apakah sang pembicara memahami

atau tidak, baik bahan pembicaraan atau penyimaknya, apakah dia

tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak pada saat dia

mengkomunikasikan gagasannya, dan apakah dia waspada serta antusias

atau tidak.

Burhan Nurgiyantoro (1995: 276) berpendapat bahwa, berbicara

adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam

kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan.

Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia

belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara. Berbicara

diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan dan menyampaikan

pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983: 14). Dapat dikatakan

bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat

didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan

10
sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-

ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku

manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,

neurologis,semantik, dan linguistik.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara

diartikan sebagai suatu alat untuk mengkombinasikan gagasan-

gagasan yang disusun, kemudian dapat dike mbangkan sesuai

dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

c. Kemampuan Berbicara

Berdasarkan beberapa pendapat dan uraian mengenai

kemampuan dan uraian berbicara di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan atau katakata untuk

menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat serta sebagai alat untuk

mengetahui apakah pembicara mempersiapkan diri dengan baik dalam

menyampaikan bahan pembicaraan dihadapan para penyimaknya. Jadi

seseorang akan dikatakan mampu berbicara jika memiliki keberanian

dan kemampuan untuk menyampaikan apa yang menjadi gagasan,

pikiran, dan pendapatnya, dan dapat dipahami oleh pendengar atau

penyimak.

2. Tujuan Berbicara

Setiap kegiatan berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai

maksud dan tujuan. Tarigan (1983: 15) menjelaskan tujuan utama berbicara

adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara

11
efektif, maka sebaiknya sang pembicara memahami makna segala sesuatu

yang ingin dikombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek

komunikasi terhadap pendengarnya, dan dia harus mengetahui prinsip-

prinsip yang mendasari segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara

umum maupun perorangan.

Colin Widi (2010: 4) berpendapat bahwa, tujuan berbicara adalah

untuk menginformasikan, melaporkan sesuatu hal pada pendengar. Sesuatu

tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu proses, menguraikan,

menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, memberi,

menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan kaitan,

hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.

Tarigan Djago,dkk (1997: 37) mengemukakan bahwa, tujuan

pembicaraan biasanya dapat dibedakan atas lima golongan yaitu:

a. Menghibur, yaitu dengan berbicara seorang individu dapat menghibur

individu lain.

b. Menginformasikan, yaitu memberikan informasi yang ingin diketahui

oleh pihak penerima.

c. Menstimulasi, yaitu memancing lawan bicara untuk ikut memberikan

timbal balik terhadap pembicara.

d. Meyakinkan, yaitu memberikan kesan yakin terhadap lawan bicaranya

e. Menggerakkan, yaitu melakukan ajakan terhadap orang lain untuk

melakukan kegiatan tertentu dengan tujuan yang ingin dilakukan

bersama-sama.

12
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

seseorang melakukan kegiatan berbicara selain untuk berkomunikasi juga

bertujuan untuk mempengaruh orang lain dengan maksud apa yang

dibicarakan dapat diterima oleh lawan bicaranya dengan baik. Adanya

hubungan timbal balik secara aktif dalam kegiatan bebricara antara

pembicara dengan pendengar akan membentuk kegiatan berkomunikasi

menjadi lebih efektif dan efisien.

3. Faktor-faktor Penunjang Kegiatan Berbicara

Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu

dalam usaha menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang,

yang disebut juga audience atau majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau

pesan dapat sampai kepada audience dengan baik, perlu diperhatikan

beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara.

Setyo Widyantoro (2011: 5) mengemukakan bahwa, kegiatan

berbicara memerlukan hal-hal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu

pengetahuan, karena pada saat berbicara setiap individu memerlukan:

a. Penguasaan bahasa

b. Bahasa

c. Keberanian dan ketenangan

d. Kesanggupan menyampaikan ide dengan lancar dan teratur

Berdasarkan keempat hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa seorang

individu yang akan berbicara harus mempunyai penguasaan bahasa yang

cukup baik, karena dengan itu seorang individu akan dengan mudah

13
mengungkapkan apa yang ingin dikatakannya. Hal yang kedua yaitu bahasa,

ada dua macam bahasa di negara kita yaitu bahasa persatuan yaitu bahasa

indonesia dan bahasa daerah yang disesuaikan dengan daerahnya masing-

masing. Seorang individu yang akan berbicara harus menyesuaikan bahasa

yang mereka gunakan dengan lawan bicaranya sehingga terjadi kontak

diantara keduanya. Ketiga, keberanian dan ketenangan siswa sangat

dibutuhkan untuk dapat berbicara dengan orang lain maupun orang banyak,

semakin berani dan tenang seseorang maka akan semakin baik pula

kemampuan berbicaranya. Keempat yaitu kesanggupan menyampaikan ide

dengan lancar dan teratur. Jika seorang individu memiliki kemampuan dalam

keempat hal tersebut, maka kemampuan berbicara akan mengikuti. Untuk

menguasai hal tersebut, maka perlu sedini mungkin untuk mengajarkan siswa

dalam peningkatan kemampuan berbicara.

I Wayan Sudiana (2011: 4) mengemukakan bahwa, faktor penunjang

kemampuan berbicara, utamanya adalah model yang digunakan, yaitu

model yang dapat mendukung peningkatan kemampuan berbicara siswa.

Menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable

learning) merupakan sebuah tantangan dimana guru haruslah mampu

melakukan orkestrasi terhadap segala kemampuan yang ada menjadi sebuah

kekuatan pembelajaran total. Faktor ini baru dapat diketahui jika sudah

dilakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa

dengan model pembelajaran tertentu, sedangkan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui tingkat kemampuan berbicara siswa kelas tinggi saja.

14
Menurut Setyo Widyantoro (2011 : 6), faktor penunjang pada

kegiatan berbicara ada 2 macam, yaitu:

a. Faktor kebahasaan, meliputi a) ketepatan ucapan, b) penempatan


tekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai,c) pilihan kata, d)
ketepatan penggunaan kalimat serta tata bahasanya, e) ketepatan
sasaran pembicaraan.
b. Faktor nonkebahasaan, meliputi a) sikap yang wajar, tenang dan
tidak kaku, b) pendangan harus diarahkan ke lawan bicara, c)
kesediaan menghargai orang lain, d) gerak-gerik dan mimik yang
tepat, e) kenyaringan suara, f) kelancaran, g) relevansi, penalaran, h)
penguasaan topik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah faktor urutan

kebahasaan (linguitik, dan faktor nonkebahasaan (nonlinguistik).

4. Faktor Penghambat Kegiatan Berbicara

Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang

mengakibatkan pesan yang diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa

yang dimaksudkan oleh pembicara. Hal tersebut dikarenakan perbedaan

diantara keduanya yang kurang bisa melakukan hubungan timbal balik. Setyo

Widyantoro (2011) mengemukakan bahwa, ada tiga faktor penyebab gangguan

dalam kegiatan berbicara, yaitu:

a. Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor

yang berasal dari luar partisipan.

b. Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik,

misalnya lagu, irama, tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh.

c. Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi,

misalnya dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.

15
Hal lain dikemukakan oleh Boediono (2010: 49) bahwa, ada sepuluh

faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:

a. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi. Kurang cakap dalam

berbicara (terutama di depan umum), berbicara tersendat-sendat,

menyebabkan pendengar menjadi jengkel dan tidak sabar.

b. Sikap yang kurang tepat. Seorang dosen yang sedang memberi kuliah

sambil duduk diatas meja sehingga akan memberi kesan yang kurang

baik bagi mahasiswa

c. Kurang pengetahuan.Seorang yang kurang pengetahuannya, jarang

membaca atau mendengar radio atau televisi, akan mengalami kesulitan

dalam mengikuti pembicaraan orang lain.

d. Kurang memahami sistem sosial.

e. Prasangka yang tidak beralasan

f. Jarak fisik Komunikasi menjadi kurang lancar bila jarak komunikan dan

komunikator berjauhan ataupun terlalu berdekatan

g. Tidak ada persamaan persepsi

h. Indera yang rusak

i. Berbicara yang berlebihan. Berbicara berlebihan seringkali akan

mengakibatkan penyimpangan dari pokok pembicaraan

j. Mendominir pembicaraan

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor penghambat kegiatan berbicara berasal dari dalam dan dari luar individu

itu sendiri. berbicara merupakan kemampuan seseorang untuk mengutarakan

16
apa yang ingin disampaikan kepada khalayak, yang dapat dipengaruhi oleh

kemampuan individu dalam menguasai keadaan dalam berbicara.

Faktor-faktor penghambat tersebut merupakan awal dari sebuah

penelitian, yaitu dapat digunakan untuk bahan dan modul dalam melakukan

observasi penelitian tentang keadaan siswa di SD yang akan diteliti. Jika

seorang peneliti mengetahui kendala-kendala yang ada sebelum dilakukan

penelitian, maka persiapan untuk pelaksanaan penelitian akan lebih matang

dalam pencegahan masalah yang akan muncul saat berlangsungnya penelitian.

5. Aspek-Aspek Kemampuan Berbicara.

Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, selain harus

memberikan kesan yang penguasaan berbicara juga harus

memperlihatkan keberanian dan kegairahan serta berbicara dengan jelas

dan tegas. Nining Fauziatin (2012: 13) berpendapat bahwa, aspek

kemampuan berbicara antara lain dapat dijelaskan:

a. Ketepatan Pengucapan

Ketepatan pengucapan merupakan seluruh kegiatan yang

dilakukan dalam memproduksi bunyi bahasa yang meliputi artikulasi

yaitu bagairnana posisi alat bicara seperti lidah, gigi, bibir, dan langit -

langit pada waktu membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan.

Kemampuan pengucapan atau pelafalan terdiri dari keterampilan

untuk mengucapkan bunyi segmental yakni vokal dan konsonan dan

bunyibunyi supramental berupa tekanan dan intonasinya. Arsyad

Siddik (1988: 48) menyatakan bahwa pengucapan bahasa dianggap

17
baik diantara kalimat-kalimatnya fungsional nada dan situasional

sesuai dengan jenis dan bentuknya, tekanan dan jedanya tepat,

keteapatan pelafalan bunyibunyi vokal dan konsonannya dan memiliki

pola-pola intonasi yang tepat serta tekanan kata-kata maupun kalimat

dengan jelas dan pasti.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pengucapan lagu bahasa dianggap baik apabila kalimat-kalimat yang

diucapkan berfungsi nadanya sesuai dengan situasinys, tekanan jeda

juga harus tepat. Muhajir (1975: 29) mengemukakan bahwa kesalahan

dalam mengucapkan konsonan dan vokal akan lain pula artinya apa yang

dikatakan pendapat tersebut jelas menyatakan bahwa kesalahan dari

pelafalan konsonan dan vokal akan menyebabkan maksud dari ucapan

itu berbeda.

b. Kemampuan Gramatikal

Kemampuan gramatikal adalah merupakan kemampuan untuk

menguasai tata bahasa yang berlaku dalam bahasa tersebut. Kemampuan

tata bahasa antara lain adalah kemampuan dalam struktur kata dan

menyusunnya dalam bentuk struktur kalimat yang benar. Pembicara

yang baik harus menggunakan kalimat yang efektif untuk

mempermudah pendengar menangkap isi pembicaraan. Menyusun dan

menggunakan kalimat efektif harus langsung mengenai sasaran

sehingga mampu meninbulkan pengaruh, meninggalkan kesan atau akibat

bagi pendengarnya. Dalam membaca kemampuan gramatikal

18
sangat penting dikuasai seperti kemampuan memahami makna kata,

kemampuan memahami kalimat dan lain sebagainya.

c. Pembendaharaan Kata

Pembendaharaan kata merupakan kesanggupan seseorang untuk

mengartikan kata-kata dalam bahasa yang memungkinkan seseorang

tersebut memahami pembicaraan orang lain. Dahar & Ratna Wilis

(1989: 49) menyatakan bahwa kemampuan seseorang mengartikan kata-

kata dalam bahasa akan memberikan peluang untuk mengerti dan

menggunakan bahasa walaupun secara bahasa jalan. Pendapat tersebut

menjelaskan bahwa bagi seseorang yang memiliki banyak pengertian

dari kata-kata bahasa walaupun bersifat pasif, dalam arti kurang

menggunakan kaidah yang tepat. Dengan demikian penggunaan kosa kata

sangat penting bagi seseorang untuk mampu berbicara.

d. Kelancaran Berbicara

Kelancaran berbicara seseorang berhubungan langsung dengan

bunyi ataupun ujaran. Orang yang dilatih dengan baik akan mampu

berbicara dengan cepat dan tepat sehingga mereka akan lancar

berbicaranya. Samsuri (1991: 97) mengatakan bahwa orang yang

terlatih dalam ilmu bunyi mempunyai pengetahuan dan kemahiran

menganalisis dan menghasillcan tiap bunyi bahasa karena ia telah tahu

tentang struktur dan fungsi peralatan ujar. Iapun dapat menguraikan

dengan setepat-tepatnya dan sesederhana pembentukan bunyi bahasa

sehingga ia sendiri maupun siapa saja yang trelatih dalam ilmu bunyi

19
dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu dengan baik atau

betulmenggunakan alat-alat ucapan. Berdasarkan pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa kefasehan seseorang mengucapkan kata-kata

dalam bahasa akan memperlancar orang tersebut untuk berbicara

dalam menyampaikan gagasan, fikiran, ide, dan juga perasaannya.

e. Penguasaan Topik

Hartono (2005: 29) mengemukakan bahwa, pembicaraan formal

selalu menuntut persiapan. Tujuannyua supaya topik yang dipilih

betul-betul dikuasai. Penguasaan topik pembicaraan ini sangat

menentukan keberhasilan seseorang dalam berbicara.

Arsjad (1991: 45) berpendapat bahwa, penguasaan topik yang

tidak sempurna akan sangat mempengaruhi kelancaran dalam

berbicara, dan ketidaklancaran berbicara akan sangat berpengaruh

terhadap sikap dan mimik dalam berbicara. Apabila seorang

pembicara dapat menguasai topik pembicaraan dengan baik maka dia

sudah memiliki modal untuk berbicara.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa,

dengan penguasaan topik yang baik dan latihan yang cukup serta

persiapan mental yang memadai akan dapat menentukan keberhasilan

sebuah praaktik berbicara. Pembicaraan formal selalu menuntut

persiapan yang baik agar topik yang akan dibicarakan betul -betul

dikuasai oleh pembicara. Penguasaan topik yang baik akan

menumbuhkan keberaian kelancaraai. Dengan demikian, penguasaan

20
topik sangat penting bahkan. merupakan faktor utama dala.m

berbicara; penguasaan topik berhubungan dengan pengetahuan dan

pengalaman. Jika pengetahuan dan pengalaman luas maka dengan

mudah menguasai topik pembicaraan yang disajikan.

6. Gaya Berbicara

Gaya bicara adalah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya

tarik bagi para pendengar (Dai Bintaro, 2011). Menurut Trunojoyo (2010),

gaya berbicara dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Gaya berbicara dengan menghubungkan suara dengan kata-kata, atau

gaya bahasa. Dalam, berbicara menggabungkan antara berbicara dengan

gaya bahasa / majas agar lebih menarik. Dapat dibedakan menjadi

beberapa bentuk:

1) Gaya bahasa Aksidenton, yaitu pembicara berusaha agar

penerima pesan memperhatikan seluruh kalimat yang diucapkan,

bukan pada bagian-bagian dari kalimat.

2) Gaya bahasa polisidenton, yaitu pembicara berusaha agar

penerima pesan mengarahkan perhatiaannya terarah pada kalimat

demi kalimat.

3) Gaya bahasa klimaks, yaitu pembicara berusaha agar pendengar

tertarik akan pembicaranya dan memperoleh perbandingan yang

mendalam.

21
4) Gaya bahasa anti klimaks, yaitu pembicara berusaha agar

pendengar tertarik akan pembicaraannya pada akhir

pembicaraannya.

5) Gaya bahasa hiperbola, yaitu pembicara berusaha menarik

perhatian pendengar dengan menggunakan bahasa yang

"menyangkatkan". Misalnya: Pak Karto bekerja keras

membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.

b. Gaya berbicara dengan gerak air muka (mimik), adalah cara berbicara

dengan menggunakan gerak air muka atau wajah si pembicara. Pada

gaya ini, pembicara tidak mengeluarkan kata-kata, tidak juga diam, akan

tetapi dengan gerak air muka, (dengan mengedipkan mata kanan/kiri

yang mungkin berarti supaya orang lain diam saja, memelototkan mata

kepada anaknya yang berarti melarang melakukan sesuatu).

c. Gaya berbicara dengan gerak anggota badan (panto mimik). Pada jenis

gaya bicara ini, pembicara tidak mengeluarkan kata-kata, akan tetapi

membuat gerakan-gerakan pada bagian tubuhnya (membuat kode

dengan jari/dan tangan yang berarti istirahat, mengangkat bahu yang

berarti tidak tahu, menggelengkan kepala yang berarti tidak mau).

d. Gaya berbicara dengan gerak-gerik (panto mimik dan mimik).

Pembicara menyampaikan pesannya dengan gerak muka berbarengan

dengan gerak anggota badan. Gerak gerik bukan hasil kebudayaan

semata-mata, akan tetapi tubuh sendiri sebagai alat komunikasi.

22
7. Manfaat Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan berbicara, siswa akan

dapat menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaannya kepada

orang lain. Atar dalam Fatmawati (1997: 51), mengemukakan beberapa

manfaat dari kemampuan berbicara, antara lain:

a. Dapat diterima dalam pergaulan, disebabkan karena tidak

menyinggung perasaan lawan bicara.

b. Mempunyai banyak sahabat, sebab dapat berkomunikasi dengan baik

dan menarik.

c. Dapat menyumbangkan fikiran yang berharga bagi teman-teman

yang memerlukan berkat kepandaiannya menyampaikan gagasan dan

cara pemecahannya.

d. Mempunyai kesempatan yang besar untuk menjadi pemimpin

memerlukan kemampuan berbicara dengan orang yang dipimpinnya.

e. Mempunyai peluang yang lebih sukses dalam mencari ilmu dan

memberikan ilmu kepada orang lain.

f. Mempunyai kemampuan untuk sukses dalam menjalankan pekerjaan

yang ada kaitannya dengan orang lain karena kemampuannya

berbicara atau berkomunikasi.

Manfaat kemampuan berbicara ini adalah siswa dimungkinkan

dapat berperan lebih aktif dan merangsang berpikir kritis dalam kegiatan

belajar dan berbicara. Selain itu, siswa juga mendapat kesempatan untuk

23
memahami permasalahan-permasalahan realitas hidup dalam kehidupan

nyata, menemukan pengetahuan baru, dan memungkinkan terjadinya

interaksi social (Arsyad & Mukti, 1988: 78).

Berdasarkan tujuan tersebut, maka kemampuan berbicara sangat

penting untuk dimiliki seseorang dan harus dipelajari sejak dini agar

memiliki kemampuan berbicara dengan baik, sehingga apa yang

disampaikan dapat dimengerti oleh penyimak

8. Jenis – Jenis Berbicara

Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan

berbagai jenis berbicara. Antara lain : diskusi, percakapan, pidato

menjelaskan, pidato menghibur, ceramah, dan sebagainya. Secara garis

besar jenis-jenis berbicara dibagi dalam dua jenis, yaitu berbicara di

muka umum dan berbicara pada konferensi. Guntur Tarigan (1981: 22-23)

memasukkan beberapa kegiatan berbicara ke dalam kategori tersebut.

a. Berbicara di Muka Umum

Pada umumnya dalam berbicara di muka umum, seorang pembicara harus

mampu terlihat menarik untuk didengarkan. Jenis pembicaraan meliputi

hal-hal berikut:

1) Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau

melaporkan, bersifat informatif (informative speaking).

2) Berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk, mengajak,

atau meyakinkan (persuasive speaking).

3) Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan

24
tenang dan hati-hati (deliberate speaking).

b. Diskusi Kelompok

Berbicara dalam kelompok mencakup beberapa hal, Colin Widi (2010)

membagi diskusi menjadi dua macam, yaitu:

1) Kelompok resmi (formal).

Dalam berbicara pada diskusi kelompok resmi (formal) biasanya

terstruktur dan tersencana, misalnya: ceramah, perencanaan dan

penilaian, interview, prosedur parlementer, dan bercerita.

2) Kelompok tidak resmi (informal).

Dalam berbicara pada diskusi kelompok resmi biasanya lebih santai

dan waktu yang digunakan tidak harus baku, misalnya: tukar

pengalaman, percakapan, menyampaikan berita, menyampaikan

pengumuman, bertelepon, dan memberi petunjuk.

c. Debat

Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya, maka Guntur Tarigan

(1981: 22-23) mengklasifikasikan debat ke dalam tipe-tipe berikut ini:

1) Debat parlementer atau majelis.

2) Debat pemeriksaan ulangan.

3) Debat formal, konvensional atau debat pendidikan.

Pembagian di atas sudah jelas bahwa berbicara mempunyai ruang

lingkup pendengar yang berbeda-beda. Berbicara pada masyarakat luas,

berarti ruang lingkupnya juga lebih luas. Sedangkan pada konferensi ruang

lingkupnya terbatas.

25
9. Karakteristik Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Tinggi

Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar (9 tahun sampai kira-kira

umur 12 tahun). Dalam tingkatan kelas di Sekolah Dasar pada usia

tersebut, termasuk dalam kelas 4 sampai dengan kelas 6. Jadi kelas 4 sampai

kelas 6 termasuk dalam kategori kelas tinggi. Pada masa ini guru acapkali

dianggap sebagai manusia yang serba tahu. Karakteristik perkembangan

pada siswa Sekolah Dasar dapat juga dilihat tahap-tahap perkembangan

kognitif menurut teori Peaget (dalam L. Budi Hartono,

2011).

Usia 7 tahun sampai 11 atau 12 tahun termasuk dalam tahapan

periode operasional konkret. Fase ini menurut Piaget (dalam L. Budi

Hartono, 2011) menunjukan suatu reorganisasi dalam struktur mental

anak.. Aktivitas anak pada fase ini dapat dibentuk dengan peraturan-

peraturan, (karena peraturan dasar mentaati peraturan), karena itu

mempunyai nilai fungsional. Anak berfikir harfiah sesuai dengan tugas

yang diberikan.

Menurut L Budi Hartono (2011), ciri-ciri perkembangan baik

kognitif, bahasa dan afektif, pada siswa kelas tinggi diantaranya sebagai

berikut:

a. Sudah mulai mandiri.

b. Sudah ada rasa tanggung jawab pribadi.

c. Penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya

sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain.

26
d. Sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.

B. Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya yaitu :

“Peranan Kemampuan Membaca Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa

Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran 2011/2012, oleh Nining

Fauziatin yang menunjukkan hasil yang positif. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui “Gambaran secara jelas tentang peranan kemampuan

membaca terhadap kemampuan berbicara siswa kelas VIII di SMPN 2

Donggo tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ini peranan kemampuan membaca sangat berpengaruh terhadap

kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun

Pelajaran 2011/2012. dan dapat mempengaruhi siswa dalam berfikir serta

mengembangkan bakatnya. Hal ini dapat dilihat dalam tabel hasil

penelitian.

2. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini diantaranya yang pernah

dilakukan oleh Haryono (1995). Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui kemampuan membaca dan berbicara ditinjau dari

kemampuan guru mengajar. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

kemampuari membaca dan kemmpuan berbicara seseorang

dipengaruhi oleh faktor kemampuan guru dalam mengajar.

C. Kerangka Berpikir

Kemampuan berbicara adalah kemampuan atau kata-kata untuk

menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat serta sebagai alat untuk

27
mengetahui apakah pembicara mempersiapkan diri dengan baik dalam

menyampaikan bahan pembicaraan dihadapan para penyimaknya. Setiap

siswa memiki kemampuan berbicara yang berbeda-beda.

Hal ini dapat di dibedakan berdasarkan faktor penunjang yang

mempengaruhi kemampuan berbicara yang terdiri dari: Faktor kebahasaan,

meliputi a) lafal, b) kosakata, dan 3) struktur. Faktor nonkebahasaan, meliputi

a) materi, 2) kelancaran, dan 3) gaya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka bagaimanakah faktor yang

mempengaruhi kemampuan berbicara? Untuk lebih jelasnya maka dapat

dijelaskan pada diagram di bawah ini :

Kemampuan Berbicara

Faktor Kebahasaan Faktor Non Kebahasaan

1. Lafal 1. Materi

2. Kosakata 2. Kelancaran

3. Struktur 3. Gaya

Gambar 1. Diagram Kerangka Berfikir

28
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang

menggambarkan situasi atau keadaan atau fenomena yang sedang

berlangsung tanpa pengajuan hipotesis. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah survei dengan teknik tes dan pengukuran.

B. Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2013 sampai dengan 3

Juni 2013. Perencanaan pengambilan data penelitian adalah pada tanggal 1

Juni 2013 pengambilan data 19 siswa, tanggal 2 sebanyak 20 siswa, dan

pada tanggal 3 Juni 2013 sebanyak 23 siswa dari total siswa yang diuji

sebanyak 62 siswa terhadap kemampuan berbicara setiap siswanya.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di kelas tinggi SD Negeri 1 Kedunglegok Kemangkon

Purbalingga.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas tinggi SD Negeri 1

Kedunglegok Kemangkon Purbalingga tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 62

siswa. Subjek yang digunakan adalah seluruh anggota populasi yang ada

sehingga penelitian ini tergolong penelitian populasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

29
penilaian produk, wawancara, dan observasi. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1. Penilaian produk, digunakan untuk mengukur kemampuan berbicara

siswa dalam pengambilan data penelitian. Dilakukan dengan cara melakukan

penilaian berbicara siswa dengan menggunakan instrumen penilaian produk

kemampuan berbicara.

2. Wawancara, untuk mengetahui tanggapan dari guru tentang kemampuan

berbicara siswa dan kendala yang dihadapi guru dengan kemampuan

berbicara siswa tersebut. Dilakukan dengan melakukan wawancara

terhadap guru kelas tinggi di SD N 1 Kedunglegok.

3. Observasi, digunakan untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Berupa

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap segala aktivitas

guru dan siswa pada saat berlangsungnya penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman penilaian produk,

catatan observasi, pedoman wawancara, serta catatan lapangan. Untuk lebih

jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pedoman Penilaian produk digunakan untuk mengukur kemampuan

berbicara siswa kelas tinggi. Dipilihnya instrumen ini karena penelitian

berfokus pada kegiatan pengamatan saat berlangsungnya tes

kemampuan berbicara. Penilaian yang digunakan untuk mengukur

kemampuan berbicara siswa dilakukan melalui tugas bercerita. Untuk

mengevaluasi kemampuan berbicara siswa dibutuhkan format penilaian


30
berbicara. Berikut merupakan format penilaian berbicara/bercerita yang

dimodifikasi dari penilaian Jakovits dan Gordon (Nurgiyantoro,

2001:290). Berikut ini kisi-kisi penilaian produk untuk mengukur

kekemampuan berbicara siswa:

Tabel 1. Kisi-Kisi Penilaian Produk Kemampuan Berbicara

Variabel Indikator Item


Faktor Kebahasaan
Lafal 1, 2, 3
Kosakata 4, 5, 6
Kemampuan Struktur 7, 8, 9
Berbicara Faktor Non Kebahasaan
Materi 10, 11, 12
Kelancaran 13, 14, 15
Gaya berbicara 16, 17, 18

2. Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan dalam melakukan

wawancara untuk mengetahui tanggapan dari guru mengenai kemampuan

berbicara siswa. Pertanyaan diberikan terhadap guru kelas 4, 5, dan 6 yang

merupakan guru kelas tinggi dan mengetahui keadaan yang terjadi pada

siswanya. Berikut ini bentuk kisi-kisi instrumen wawancara:

31
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

NO PERTANYAAN

1. Bagaimana tanggapan anda tentang kemampuan berbicara siswa di SD


N 1 Kedunglegok ?
Jawaban :

2. Untuk siswa kelas tinggi di SD N 1 Kedunglegok, berapa prosentase


siswa yang memiliki kemampuan berbicara yang baik dan buruk ?
Jawaban :

3. Apakah kendala yang dihadapi guru dengan kemampuan berbicara


siswa tersebut ?
Jawaban :

4. Apa rencana ke depan dari anda (guru) untuk meningkatkan


kemampuan berbicara siswa kelas tinggi ?
Jawaban :

5. Hal apakah yang paling mempengaruhi kemampuan berbicara siswa


kelas tinggi di SD N 1 Kedunglegok ?
Jawaban :

3. Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan

terhadap aktivitas penelitian. Bentuk dari observasi berupa catatan yang

digunakan untuk mengamati tentang aktivitas yang terjadi pada saat penelitian.

32
E. Teknik Analisis Data

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

memberikan gambaran realita yang ada tentang kemampuan berbicara siswa

kelas tinggi SD Negeri 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga. Teknik

analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang bertujuan

untuk mengumpulkan data, menyajikan data, dan menentukan nilai.

Selanjutnya dapat dilakukan pemaknaan sebagai pembahasan dan

permasalahan yang diajukan dengan mengacu pada standar keterampilan

berbicara yang ditentukan.

Penilaian produk kemampuan berbicara usia 10-12 tahun ini di

lakukan melalui beberapa tahap, diantaranya:

1. Tahap pertama adalah memasukan hasil tes ke dalam formulir yang telah

disediakan.

2. Tahap kedua adalah, memasukan nilai yang sudah ada dalam formulir ke

dalam T-Skor yang sudah ada untuk memasukan kedalam norma-norma

yang telah ada, yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali.

3. Tahap ketiga adalah menjumlahkan seluruh nilai T-Skor yang sudah ada

untuk menyusun norma kemampuan berbicara

4. Tahap keempat adalah setelah diketahui tingkat kemampuan berbicara,

masing-masing siswa (peserta tes) yang termasuk kategori baik sekali,

baik, sedang, kurang, dan kurang sekali, maka akan dapat ditemukan

berapa besar persentase untuk masing-masing kategori dengan

menggunakan tabel rumus persentase.

33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Kedunglegok yang terletak di

Desa Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. SD N

1 Kedunglegok terdiri dari 26 ruangan yang terdiri dari 9 ruang kelas, 1 ruang

kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 2 kamar mandi guru, 2

kamar mandi siswa dan 1 ruangan untuk gudang.

Siswa SD Negeri 1 Kedungbenda secara keseluruhan berjumlah 280

siswa, sedangkan gurunya berjumlah 12 guru.

2. Deskripsi Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 1 Juni 2013 sampai dengan

3 Juni 2013. Pada tanggal 1 Juni 2013 pengambilan data 19 siswa, tanggal 2

sebanyak 20 siswa, dan pada tanggal 3 Juni 2013 sebanyak 23 siswa dari

total siswa yang diuji sebanyak 62 siswa terhadap kemampuan berbicara

setiap siswanya.

3. Deskripsi Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas atas di SD Negeri 1

Kedungbenda. Siswanya berjumlah 62 anak yang terdiri dari 19 siswa kelas

IV, 20 siswa kelas V, dan 23 siswa kelas VI. Karena subjek yang digunakan

adalah seluruh anggota populasi yang ada, sehingga penelitian ini tergolong

penelitian populasi.

34
4. Deskripsi Hasil Penelitian

Untuk mengidentifikasi kecenderungan kemampuan berbicara siswa

dilakukan dengan pengkatagorian menjadi lima kategori yaitu baik sekali,

baik, sedang, kurang, dan kurang sekali. Hasil analisis terhadap kemampuan

berbicara siswa kelas atas SD N 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga

melalui tes kemampuan berbicara siswa kelas atas yang dilakukan

menghasilkan nilai tertinggi 62 dan nilai terendah 30. Hasil penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Tingkat Kamampuan Berbicara Siswa Kelas Atas SD N 1


Kedunglegok Kemangkon Purbalingga

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 60-72 Sangat Baik 0 0%
2 47-59 Baik 16 25.80 %
3 34-46 Cukup Baik 26 41.93 %
4 ≤ 33 Kurang 20 32.25 %

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa

kelas atas di SD N 1 Kedunglegok Kemangkon Purrbalingga yang memiliki

kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 %, kategori baik

sebanyak 16 siswa atau sebesar 25.80 %, kategori cukup baik sebanyak 26

siswa atau sebesar 41.93 %, kategori kurang sebanyak 20 siswa atau sebesar

32.25 %.

Berdasarkan uraian penjelasan di atas dapat dijelaskan dengan

diagram batang di bawah ini:

35
30
25
Frekuensi 20
15
26
10 20
16
5
0 0
Kurang Cukup baik Baik Sangat baik

Kelas Interval

Gambar 1. Diagram Batang Kemampuan berbicara siswa kelas atas SD N


1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga

Setelah hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas atas diketahui,

berikut disajikan deskripsi data pada masing- masing aspek tes :

1. Aspek Kebahasaan

Hasil tes berbicara siswa kelas atas SD N 1 Kedunglegok adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. Data Tes Aspek Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 15 24.19 %
3 19-24 Cukup Baik 26 41.93 %
4 ≤ 18 Kurang 21 33.87 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil tes kebahasaan yang masuk

ke dalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%, kategori

baik sebanyak 15 siswa atau sebesar 24.19 %, kategori cukup

36
baik sebanyak 26 siswa atau sebesar 41.93 %, kategori kurang sebanyak

21 siswa atau sebesar 33.87 %.

Dari tabel 2 di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang

seperti di bawah ini :

30
25
20
Frekuensi

15
26
10 21
15
5
0 0
Kurang Cukup baik Baik Sangat baik
Kelas Interval

Gambar 2. Diagram Batang Hasil Tes Aspek Kebahasaan

Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas atas

khususnya dalam aspek kebahasaan diketahui, berikut disajikan masing-

masing aspek kebahasaan dari tiap kelas :

a. Kelas IV

Tabel 5. Data Tes Aspek Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 4 21.05 %
3 19-24 Cukup Baik 8 42.10 %
4 ≤ 18 Kurang 7 36.84 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil tes kebahasaan yang

masuk ke dalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar

0 %, kategori baik sebanyak 4 siswa atau sebesar 21.05 %, kategori

37
cukup baik sebanyak 8 siswa atau sebesar 42.10 %, kategori kurang

sebanyak 7 siswa atau sebesar 36.84 %.

Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas IV

khususnya dalam aspek kebahasaan diketahui, berikut disajikan

deskripsi pada masing- masing aspek kebahasaan :

1) Lafal

Hasil tes yang sudah dilakukan pada kelas atas

menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai peranan dan cirri

khasnya sendiri-sendiri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,

dari siswa kelas IV SD N 1 Kedunglegok sebagian siswa masih

kaku dalam melafalkan fonem sesuai dengan ejaan huruf yang

tepat. Sehingga orang lain sedikit kesulitan untuk mengerti apa

yang dibicarakan.

Siswa belum cukup mampu melakukan penyesuaian

dialog terhadap lawan bicaranya dan hanya sebagian kecil siswa

yang sudah baik yaitu 21.05 %. Hal ini dapat dilihat dari cara

siswa melakukan dialog pada saat berbicara di depan

pendengar/siswa yang lain dengan intonasi yang sudah cukup

baik. Sebagian besar siswa sudah belum mampu masuk ke dalam

kriteria baik dalam kemampuan lafal berbicara. Walaupun masih

terdapat 36.84 % siswa dalam kategori kurang, tetapi siswa sudah

mampu untuk menjadi lebih baik untuk ke depannya. Jika dukungan

dari guru dan orang tua cukup baik maka hal ini akan

38
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan siswa.

2) Kosakata

Perbendaharan kata sudah cukup banyak untuk ukuran

siswa SD kelas IV. Sebagian siswa sudah mampu untuk berbicara

dengan kata-kata yang tepat dan mudah dimengerti. Penggunaan

istilah belum digunakan dalam berbicara kepada khalayak/teman

yang lain. Untuk ukuran siswa SD kelas IV penggunaan istilah

masih sebatas pengetahuan siswa, dan tidak memaksakan untuk

hal yang lebih sulit.

3) Struktur

Penggunaan gaya bicara masih dalam taraf-taraf standar,

artinya gaya bicara yang dilakukan sudah cukup dimengerti.

Kemampuan gramatikal siswa sebagian besar sudah cukup baik,

dengan perlahan-lahan sebagian siswa sudah mampu menguasai

pembicaraannya di depan teman-teman yang lain.

b. Kelas V

Tabel 6. Data Tes Aspek Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 4 20.00 %
3 19-24 Cukup Baik 8 40.00 %
4 ≤ 18 Kurang 8 40.00 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil tes kebahasaan yang

masuk ke dalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar

0 %, kategori baik sebanyak 4 siswa atau sebesar 20.00 %, kategori

39
cukup baik sebanyak 8 siswa atau sebesar 40.00 %, kategori kurang

sebanyak 8 siswa atau sebesar 40.00 %.

Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas atas

khususnya dalam aspek kebahasaan diketahui, berikut disajikan

deskripsi pada masing- masing aspek kebahasaan :

1) Lafal

Hasil tes yang sudah dilakukan pada kelas atas

menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai peranan dan cirri

khasnya sendiri-sendiri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,

dari siswa kelas V SD N 1 Kedunglegok sebagian besar sudah

mampu untuk melafalkan fonem sesuai dengan ejaan huruf yang

tepat. Sehingga mempermudah orang lain untuk mengerti apa

yang dibicarakan.

Siswa sudah mampu melakukan penyesuaian dialog

terhadap lawan bicaranya, walaupun masih ada siswa yang belum

mampu untuk melafalkan fonem dengan baik. Sebagian siswa

sudah mampu masuk ke dalam kriteria baik dalam kemampuan lafal

berbicara. Walaupun belum masuk kategori sangat baik, tetapi

siswa sudah mampu untuk menjadi lebih baik untuk ke depannya.

2) Kosakata

Perbendaharan kata sudah cukup banyak untuk ukuran

siswa SD kelas V. Sebagian siswa sudah mampu untuk berbicara

40
dengan kata-kata yang tepat dan mudah dimengerti. Penggunaan

istilah masih sedikit digunakan dalam berbicara kepada

khalayak/teman yang lain. Untuk ukuran siswa SD kelas V

penggunaan istilah masih sebatas pengetahuan siswa. Penggunaan

ungkapan dalam berbicara sudah bisa dilakukan oleh satu/dua

siswa.

3) Struktur

Kemampuan tata bahasa yang digunakan oleh siswa masih

dalam batas-batas tertentu, sebatas pengetahuan siswa saja.

Penggunaan gaya bicara masih dalam taraf-taraf standar, artinya

gaya bicara yang dilakukan masih mudah. Kemampuan

gramatikal siswa sebagian besar sudah cukup baik, dengan

perlahan-lahan siswa sudah mampu menguasai pembicaraannya

di depan teman-teman yang lain.

c. Kelas VI

Tabel 7. Data Tes Aspek Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 7 30.43 %
3 19-24 Cukup Baik 10 43.47 %
4 ≤ 18 Kurang 6 26.08 %

Dari tabel di atas, dapat dilihat hasil tes kebahasaan yang

masuk ke dalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar

0 %, kategori baik sebanyak 7 siswa atau sebesar 30.43 %, kategori

41
cukup baik sebanyak 10 siswa atau sebesar 43.47 %, kategori kurang

sebanyak 6 siswa atau sebesar 26.08 %.

Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas atas

khususnya dalam aspek kebahasaan diketahui, berikut disajikan

deskripsi pada masing- masing aspek kebahasaan :

1) Lafal

Hasil tes yang sudah dilakukan pada kelas atas

menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai peranan dan cirri

khasnya sendiri-sendiri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan,

dari siswa kelas VI SD N 1 Kedunglegok sebagian besar sudah

mampu untuk melafalkan fonem sesuai dengan ejaan huruf yang

tepat. Sehingga mempermudah orang lain untuk mengerti apa

yang dibicarakan.

Siswa sudah mampu melakukan penyesuaian dialog

terhadap lawan bicaranya. Hal ini dapat dilihat dari cara siswa

melakukan dialog pada saat berbicara di depan pendengar/siswa

yang lain dengan intonasi yang sudah cukup baik. Sebagian besar

siswa sudah mampu masuk ke dalam kriteria baik dalam

kemampuan lafal berbicara. Walaupun belum masuk kategori

sangat baik, tetapi siswa sudah mampu untuk menjadi lebih baik

untuk ke depannya.

2) Kosakata

Perbendaharan kata sudah cukup banyak untuk ukuran

42
siswa SD, dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam

maupun dari luar. Sebagian siswa sudah mampu untuk berbicara

dengan kata-kata yang tepat dan mudah dimengerti. Penggunaan

istilah masih sedikit digunakan dalam berbicara kepada

khalayak/teman yang lain. Untuk ukuran siswa SD penggunaan

istilah masih sebatas pengetahuan siswa, dan tidak memaksakan

untuk hal yang lebih sulit. Penggunaan ungkapan dalam berbicara

sudah bisa dilakukan oleh satu/dua siswa, walaupun sebagian

besar masih susah untuk mencerna ungkapan yang disampaikan.

3) Struktur

Kemampuan tata bahasa yang digunakan oleh siswa masih

dalam batas-batas tertentu, sebatas pengetahuan siswa saja.

Penggunaan gaya bicara masih dalam taraf-taraf standar, artinya

gaya bicara yang dilakukan masih mudah dimengerti tanpa

menggunakan majas-majas yang masih susah dimengerti oleh

teman yang lain. Kemampuan gramatikal siswa sebagian besar

sudah cukup baik, dengan perlahan-lahan siswa sudah mampu

menguasai pembicaraannya di depan teman-teman yang lain.

Berdasarkan ketiga aspek kebahasaan tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam kemampuan berbicara siswa kelas atas SD

N 1 Kedunglegok sebagian besar sudah masuk dalam criteria cukup

baik. Walaupun belum masuk kriteria sangat baik, tetapi siswa sudah

mampu untuk menjadi lebih baik untuk ke depannya.

43
2. Aspek Non Kebahasaan

Hasil tes aspek non kebahasaan siswa kelas atas SD N 1

Kedunglegok adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Data Tes Aspek Non Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 16 25.80 %
3 19-24 Cukup Baik 26 41.93 %
4 ≤ 18 Kurang 20 32.25 %

Dari tabel tes di atas, bahwa hasil tes non kebahasaan yang

masuk kedalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 %,

kategori baik sebanyak 16 siswa atau sebesar 25.80 %, kategori cukup

baik sebanyak 26 siswa atau sebesar 41.93 %, kategori kurang sebanyak

20 siswa atau sebesar 32.25 %.

Dari tabel 7 di atas dapat disajikan dalam bentuk diagram batang

seperti di bawah ini:

30

25

20
Frekuensi

15
26
10 20
16
5
0 0
Kurang Cukup baik Baik Sangat baik
Kelas Interval

Gambar 3. Diagram Batang Hasil Tes Non Kebahasaan

44
Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas atas

khususnya dalam aspek kebahasaan sudah diketahui, berikut masing-

masing aspek non kebahasaan dari tiap kelas :

a. Kelas IV

Tabel 9. Data Tes Aspek Non Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 3 15.78 %
3 19-24 Cukup Baik 7 36.84 %
4 ≤ 18 Kurang 9 47.36 %

Dari tabel tes di atas, bahwa hasil tes non kebahasaan yang

masuk kedalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar

0%, kategori baik sebanyak 3 siswa atau sebesar 15.78 %, kategori

cukup baik sebanyak 7 siswa atau sebesar 36.84 %, kategori kurang

sebanyak 9 siswa atau sebesar 47.36 %.

Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas IV

khususnya dalam aspek non kebahasaan sudah diketahui, berikut

deskripsi dari masing- masing aspek non kebahasaan :

1) Materi

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, sebagian

besar siswa kelas IV sudah mampu untuk menyampaikan materi.

Topik dan uraian materi yang disampaikan sudah mulai nampak

terhadap apa yang ingin disampaikan siswa. Tingkat kedalaman

materi yang disampaikan sudah bisa dimengerti, jika dilihat dari

kemampuan siswa dalam berbicara.

45
2) Kelancaran

Sebagian besar siswa sudah mampu menggunakan kalimat

yang lengkap untuk mengutarakan apa yang ingin disampaikan.

Siswa sudah mampu mengutarakan satu pikiran yang ingin

disampaikan walaupun masih dalam batas-batas tertentu yang

masih standar untuk ukuran mereka..

Siswa sudah tidak mengulang-ulang pernyataan yang ingin

disampaikan kepada pendengar. Cukup dengan satu kalimat,

sebagian besar siswa sudah mampu bercerita walupun masih

dalam kriteria baik dan belum mampu untuk berada pada kriteria

sangat baik dalam kelancaran berbicaranya. Disamping itu jeda

dalam berbicara juga sudah mampu diperhatikan dan digunakan

oleh siswa.

3) Gaya

Gerakan tangan, mimik muka masih sedikit kaku jika

dibandingkan dengan orang dewasa dalam berbicara, hal ini

didukung 15.78 % siswa sudah masuk dalam kriteria baik. Masih

banyakterdapat hal-hal canggung yang siswa lakukan pada saat

berbicara dengan pendengar. Mereka belum bisa memposisikan

mimik muka dengan pernyataan-pernyataan yang disampaikan.

Pemilihan busana sebenarnya sangat mempengaruhi

penampilan seorang pembicara di depan pendengar. Semakin bagus

busananya maka akan semakin besar pula rasa percaya diri

46
untuk berbicara di depan orang banyak. Tetapi pada dasarnya

pengambilan data dilakukan di kelas dan pada jam pembelajaran

bahasa Indonesia, jadi untuk busana penilaiannya dianggap sama.

Keluwesan dalam berbicara merupakan hal tersulit yang

dilakukan oleh siswa. Mereka mampu berbicara di depan teman-

temannya tetapi dengan ekspresi yang kaku dan canggung.

Mereka lebih cenderung untuk menyampaikan apa yang ingin

disampaikan tanpa memikirkan bagaimana cara menarik

pendengar untuk memperhatikannya mimik muka dan lain-lain

untuk menarik lawan bicaranya.

b. Kelas V

Tabel 10. Data Tes Aspek Non Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 5 25.00 %
3 19-24 Cukup Baik 9 45.00 %
4 ≤ 18 Kurang 6 30.00 %

Dari tabel tes di atas, bahwa hasil tes non kebahasaan yang

masuk kedalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar

0%, kategori baik sebanyak 5 siswa atau sebesar 25.00 %, kategori

cukup baik sebanyak 9 siswa atau sebesar 45.00 %, kategori kurang

sebanyak 6 siswa atau sebesar 30.00 %.

Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas V

khususnya dalam aspek non kebahasaan sudah diketahui, berikut

deskripsi dari masing- masing aspek non kebahasaan :

47
1) Materi

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, sebagian

besar siswa kelas V sudah cukup baik dalam menyampaikan

materi yang mencapai 45.00 %. Topik dan uraian materi yang

disampaikan sudah mulai jelas terhadap apa yang ingin

disampaikan siswa. Tingkat kedalaman materi yang disampaikan

sudah cukup baik dengan penguasaan materi yang lebih baik dari

kelas di bawahnya, jika dilihat dari kemampuan siswa dalam

berbicara.

2) Kelancaran

Sebagian besar siswa kelas V sudah mampu menggunakan

kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran. Dengan

sebuah kalimat panjang, siswa sudah mulai belajar berimprovisasi

mengutarakan satu pikiran yang ingin disampaikan walaupun

masih dalam batas-batas tertentu yang masih standar untuk

ukuran mereka.

Siswa sudah tidak mengulang-ulang pernyataan yang ingin

disampaikan kepada pendengar. Sebagian besar siswa sudah

mampu bercerita walupun masih dalam kriteria baik dan belum

mampu untuk berada pada kriteria sangat baik dalam kelancaran

berbicaranya. jeda dalam berbicara juga sudah mampu

diperhatikan dan digunakan oleh siswa dengan baik dapat

dipastikan ke depanya akan lebih baik di kelas yang lebih tinggi.

48
3) Gaya

Gerakan tangan, mimik muka masih sedikit kaku tetapi

lebih baik jika dibandingkan dengan kelas IV. Masih terdapat hal-

hal canggung yang dilakukan pada saat berbicara dengan

pendengar. Hal ini dapat dilihat pada mimik muka saat berbicara

yang terlihat kaku dan kurang menarik lawan bicaranya.

Keluwesan dalam berbicara merupakan hal tersulit yang

dilakukan oleh siswa. Mereka sudah mampu berbicara di depan

teman-temannya tetapi dengan ekspresi yang sedikit canggung.

Masih sama seperti kelas IV, bahwa siswa lebih cenderung untuk

menyampaikan apa yang ingin disampaikan tanpa memikirkan

bagaimana cara menarik pendengar untuk memperhatikannya

mimik muka dan lain-lain untuk menarik lawan bicaranya.

c. Kelas VI

Tabel 11. Data Tes Aspek Non Kebahasaan

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 8 34.78 %
3 19-24 Cukup Baik 10 43.47 %
4 ≤ 18 Kurang 5 21.73 %

Dari tabel tes di atas, bahwa hasil tes non kebahasaan yang

masuk kedalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar

0%, kategori baik sebanyak 8 siswa atau sebesar 34.78 %, kategori

cukup baik sebanyak 10 siswa atau sebesar 43.47 %, kategori kurang

sebanyak 5 siswa atau sebesar 21.73 %.

49
Berdasarkan hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas VI

khususnya dalam aspek non kebahasaan sudah diketahui, berikut

deskripsi dari masing- masing aspek non kebahasaan :

1) Materi

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, sebagian

besar siswa kelas VI sudah cukup baik dalam menyampaikan

materi. Topik dan uraian materi yang disampaikan sudah dapat

dimengerti dan terfokus terhadap apa yang ingin disampaikan

siswa. Tingkat kedalaman materi yang disampaikan sudah cukup

baik, jika dilihat dari kemampuan siswa dalam berbicara. Pada

siswa kelas VI penyampaian materi kepada pendengar/siswa yang

lain sudah lebih dapat dimengerti dibandingkan dengan kelas di

bawahnya.

2) Kelancaran

Sebagian besar siswa sudah mampu menggunakan kalimat

yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran. Dengan kalimat

yang panjang siswa sudah mampu berimprovisasi mengutarakan

satu pikiran yang ingin disampaikan walaupun masih dalam

batas-batas tertentu yang masih standar untuk ukuran mereka. Hal

ini belum didukung dengan kemampuan siswa yang diharapkan

satu atau dua siswa sudah masuk kriteria sangat baik.

Siswa sudah tidak mengulang-ulang pernyataan yang ingin

disampaikan kepada pendengar. Sebagian besar siswa sudah

50
cukup baik dalam bercerita walupun masih dalam kriteria baik

dan belum mampu untuk berada pada kriteria sangat baik dalam

kelancaran berbicaranya. Disamping itu jeda dalam berbicara juga

sudah mampu diperhatikan dan digunakan oleh siswa dengan

baik.

3) Gaya

Gerakan tangan, mimik muka masih sedikit kaku jika

dibandingkan dengan orang dewasa dalam berbicara. Masih

terdapat hal-hal canggung yang siswa lakukan pada saat berbicara

dengan pendengar. Mereka belum bisa memposisikan mimik

muka dengan pernyataan-pernyataan yang disampaikan.

Walaupun seperti itu, untuk kelas VI sudah jauh lebih baik jika

dibandingkan dengan kelas di bawahnya.

Pemilihan busana sebenarnya sangat mempengaruhi

penampilan seorang pembicara di depan pendengar. Semakin bagus

busananya maka akan semakin besar pula rasa percaya diri untuk

berbicara di depan orang banyak. Tetapi pada dasarnya

pengambilan data dilakukan di kelas dan pada jam pembelajaran

bahasa Indonesia, jadi untuk busana penilaiannya dianggap sama.

Siswa sudah mammpu berbicara dengan luwes di depan

teman-temannya tetapi dengan ekspresi yang kaku dan canggung.

Siswa kelas VI sudah mampu untuk menyampaikan apa yang

ingin disampaikan dengan gaya yang cukup baik kepada

51
pendengar. Dengan gaya yang semakin baik dari tiap tingkatan

kelas maka bukan tidak mungkin jika berlatih dengan baik maka

siswa akan mampu untuk berbicara dihadapan orang banyak

dengan gaya yang baik pula.

B. Pembahasan

Kemampuan berbicara adalah kemampuan atau katakata untuk

menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat serta sebagai alat untuk

mengetahui apakah pembicara mempersiapkan diri dengan baik dalam

menyampaikan bahan pembicaraan dihadapan para penyimaknya . Jadi

seseorang akan dikatakan mampu berbicara jika memiliki keberanian dan

kemampuan untuk menyampaikan apa yang menjadi gagasan, pikiran, dan

pendapatnya, dan dapat dipahami oleh pendengar atau penyimak.

Menurut hasil penelitian dari Nining Fauziatin (2012), Pelajaran

Berbicara di Sekolah selama ini cenderung di abaikan, disebabkan oleh adanya

anggapan-anggapan yang salah terhadap pendidikan kemampuan berbicara itu

sendiri. Sebagian dari kita sepakat bahwa pendidikan telah berakhir ketika sudah

bisa membaca dan menulis, yaitu ketika selesainya pengajaran membaca

dan menulis permulaan, sekitar kelas tiga sekolah dasar (SD). Sehingga pada

jenjang sekolah yang lebih tinggi, pendidikan berbicara tidak mendapat

perhatian. Akibatnya kebiasaan berbira yang buruk terus berkembang

sampai dewasa.

Berbicara yang baik dan benar akan membantu proses pendidikan untuk

mencapai tujuannya, maka kehadiran pembelajaran berbicara menentukkan

52
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran berbicara memudahkan siswa untuk

dapat memahami tujuan berbicara. Dalam keadaan bagaimana pun berbicara

tidak bisa di lepas begitu saja karena merupakan bagian dari kebutuhan hidup

manusia yang tak dapat dipisahkan.

Berdasarkan analisis hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas atas SD

N 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga menunjukan bahwa tidak ada

siswa kelas atas di SD N 1 Kedunglegok Kemangkon Purrbalingga yang

memiliki kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 %, kategori

baik sebanyak 16 siswa atau sebesar 25.80 %, kategori cukup baik sebanyak

26 siswa atau sebesar 41.93 %, kategori kurang sebanyak 20 siswa atau

sebesar 32.25 %.

Dengan melihat hasil penelitian tes di atas, maka tingkat kemampuan

berbicara siswa kelas atas termasuk ke dalam kategori cukup baik yaitu

sebanyak 26 siswa dari 62 siswa kelas atas, atau sebesar 41.93 %. Hal ini

sudah cukup baik untuk ukuran siswa SD kelas IV, V, VI yang sedang

mengalami perkembangan baik psikologi maupun fisiknya. Jika ditingkatkan

lagi dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang rutin dan terarah, maka

kemungkinan besar kemampuan berbicara siswa akan meningkat dan masuk

kategori baik, bahkan sangat baik.

Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh komunikasi antara gruru

dan siswanya, siswa yang satu dengan siswa yang lain. Jika siswa mempunyai

kemampuan berbicara yang baik, maka akan terjadi proses timbal balik dalam

proses pembelajaran. Kegiatan tanya jawab akan sangat membantu siswa

53
dalam mempelajari apa yang belum mereka ketahui dan bagaimana cara

penanganannya. Jika komunikasi antara siswa dan guru baik, maka hal ini

akan memberikan kemudahan bagi guru maupun siswa untuk lebih menjalin

keakraban guna tercapainya proses belajar-mengajar yang baik, dengan

catatan tidak melebihi kaidah-kaidah pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru kelas di SD

N 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga, terdapat beberapa hal yang

dianggap cukup penting yang mempengaruhi kemampuan berbicara siswanya,

diantaranya yaitu:

1. Sebagian besar orang tua siswa adalah petani. Keseharian orang tua siswa

yang dituntut untuk mengerjakan sawahnya setiap hari menyebabkan

mereka kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

2. Siswa masih takut terhadap guru untuk bertanya dalam pembelajaran,

walaupun mereka belum mengerti apa yang diajarkan.

3. Kurangnya pemberian kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara

di depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja mereka, sehingga

jarang siswa yang memiliki kemampuan berbicara yang bagus.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat dilihat kurangnya

kemampuan berbicara siswa di SD N 1 Kedunglegok yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Untuk itu maka tugas dari seorang guru adalah memberikan

kesempatan kepada siswanya untuk mampu berbicara di hadapan orang

banyak. Pemberian metode mengajar yang tepat sangat dituntut untuk

54
meningkatkan kemampuan berbicara siswanya. Hal lain yang dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa juga perlu dikaji.

Pengamatan masih dilanjutkan berdasakan dengan cara observasi,

selanjutnya didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat

kemampuan berbicara siswa kelas atas SD N 1 Kedunglegok Kemangkon

Purballingga diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor Siswa

Siswa merupakan subjek belajar, sehingga pencapaian pendidikan

sangat tergantung pada faktor ini. Motivasi siswa sangat penting untuk

menentukan hasil pembelajaran. Faktor siswa yang mempengaruhi

kemampuan berbicara diantaranya yaitu ; a) siswa tidak mau

mendengarkan guru saat pembelajaran, hal ini menyebabkan materi

pembelajaran susah untuk dikuasai, c) siswa suka bersenda gurau saat

pelaksanaan tes, hal ini menyebabkan pengambilan data tes kemampuan

berbicara tidak berjalan dengan baik, dan hasil kurang maksimal.

2. Faktor Guru

Dalam proses belajar mengajar, seorang guru memiliki tugas yang

amat penting. Guru mempunyai peran penting dalam pembelajaran,

seorang guru tidak hanya menguasai materi saja melainkan juga harus

memberikan contoh yang benar kepada siswanya dan menjadi motivator bagi

siswanya. Karena keberhasilan pembelajaran tergantung pada keberhasilan

guru dalam mengelola proses pembelajaran.

55
3. Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan diperlukan dalam pembelajaran di

sekolah merupakan hal yang vital. Karena tanpa adanya sarana dan

prasarana pembelajaran tidak berjalan.

56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil tes kemampuan berbicara siswa kelas tinggi

SD N 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga menunjukan bahwa tidak ada

siswa yang masuk kategori sangat baik atau sebesar 0 %, kategori baik

sebanyak 16 siswa atau sebesar 25.80 %, kategori cukup baik sebanyak 26

siswa atau sebesar 41.93 %, kategori kurang sebanyak 20 siswa atau sebesar

32.25 %. Dengan melihat hasil penelitian tes tersebut, maka tingkat

kemampuan berbicara siswa kelas atas termasuk ke dalam kategori cukup

baik yaitu sebanyak 26 siswa dari 62 siswa kelas atas, atau sebesar 41.93 %.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diidentifikasi bahwa

kemampuan berbicara merupakan unsur pokok yang terdapat dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat

dikemukakan beberapa implikasi dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat kemampuan

berbicara siswa kelas tinggi, sehingga pada penelitian yang mendatang

dapat dilakukan pada kelas yang lebih berbvariatif.

2. Timbulnya kesadaran guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran

yang telah dilaksanakan, terutama materi pembelajaran yang

berhubungan dengan kemampuan berbicara siswa kelas atas.

57
C. Keterbatasan Penelitian

Walaupun dalam penelitian ini telah berhasil mengetahui tingkat

kemampuan berbicara siswa kelas tinggi SD N 1 Kedunglegok Kemangkon

Purbalingga, bukan berarti penelitian ini terlepas dari segala keterbatasan

yang ada. Adapun keterbatasan yang dimaksud sebagai berikut:

1. Terbatasnya waktu, peneliti kurang memberikan penjelasan dalam

pengambilan data, sehingga akan berpengaruh pada data yang diperoleh.

2. Terbatasnya ide atau gagasan yang diberikan kepada guru dalam

meningkatkan kemampuan berbicara bagi siswanya.

3. Terbatasnya pembantu dalam pengambilan data yaitu seorang peneliti

dengan bantuan guru kelas, sehingga hasil yang diperoleh kurang

maksimal.

D. Saran- saran

Berdasarakan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan

diantaranya:

1. Bagi Guru

Diharapkan lebih dapat mengoptimalkan pemberian metode-

metode pembelajaran yang tepat guna meningkatkan kemampuan

berbicara siswa-siswanya, sehingga kelak semakin kecil siswa yang

mempunyai kemampuan berbicara yang rendah, dan jika dilakukan

secara kontinyu maka bukan tidak mungkin tidak ada lagi siswa

yang memiliki kemampuan berbicara rendah.

58
2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa mengikuti materi pembalajaran dengan sungguh-

sungguh, meningkatkan motivasi dan dan juga memahami tentang cara-

cara berbicara yang baik itu sendiri..

3. Bagi Sekolah

a. Diharapakan bagi pihak sekolah untuk memperbaiki sarana dan

prasarana agar menjadi layak untuk materi pembelajaran.

b. Diharapakan pihak sekolah mengadakan ekstrakurikuler pidato agar

siswa dapat lebih memahami tentang bagaimana berbicara yang baik

di depan orang lain.

59
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Maidar G. dan Mukti U.S. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara


Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arsyad dan Mukti. (1988). Aspek-Aspek Berbicara. Yogyakarta: Cinta Pena.

Arsyad, Siddik, Ed. (1988). Model Pembelajaran Berbicara dengan CBSA.


Jakarta: PT. Rosda Jayaputra.

Boediono. (2010). Aspek dalam Berbicara. Jakarta: Binacipta.


Burhan Nurgiyantoro.(1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Colin Widi W. (2010). Dasar-Dasar Berbicara. Diakses dari


http://colinawati.blog.uns.ac.id. Diunduh pada 15 April 2013.

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dimiyati. (1998). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta:


Dirjen Dikti.

Fatmawati. (1997). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar .


Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Haryadi dan Zamzani. (1997). Peningkatan Keterampilan Berbahasa


Indonesia. Depdikbud Dirjen Dikti bagian Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Haryono. (1995). Penelitian Kemampuan Membaca Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Hartono. (2005). Berbicara Retorik. Jurnal Perkuliahan Fakultas Bahasa dan


Seni: Universitas Negeri Yogyakarta.

I Wayan Sudiyana. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Bermain


Peran Terhadap Kemampuan Berbicara ditinjau dari Bakat Verbal
Siswa Kelas XI SMA N 2 Bangli. Bandung: Jurnal UPI.

60
L. Budi Hartono. (2011). Karakteristik Dan Perkembangan Belajar Siswa Di
Sekolah Dasar. Diakses dari http://l-budi.
blogspot.com/2011/09/karakteristik-dan-perkembangan-belajar_20.html.
Pada tanggal 25 April 2013.

Muhajir. (1975). Evaluasi Pendidikan, Bandung: Usaha Nasional.

Nining Fauziatin. (2012). Peranan Kemampuan Membaca Terhadap Kemampuan


Berbicara Siswa Kelas VIII SMPN 2 Donggo Tahun Pelajaran 2011/2012.
Skripsi UNY : Yogyakarta

Partini.(1990). Kreatif Berbahasa. Yogyakarta: Usaha nasional.

Purwadarminta, WJS. (1985). Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: PN.


Balai Pustaka
Samsuri, M. (1991). Bunyi Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Setyo Widyantoro. (2011). Pembelajaran Keterampilan Berbicara Melalui


Pendekatan Pengalaman Berbahasa di Sekolah Dasar. Available online at
: http//www.staf.uny.ac.id

Suharsimi Arikunto,. (1984). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakiek.


Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung
: CV. Alfabeta

Supriyadi, dkk. (2005). Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H.G. (1983). Berbicara sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:


Angkasa. Badudu.

Tarigan, Djago.(1997). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: Depdikbud.

Trunojoyo. (2010). Macam-macam Gaya Berbicara. Diakses dari


http://turunanilmu.blogspot.com/2010/12/macam-macam-gaya
berbicara.html?m=1. Pada tanggal 14 Mei 2013.

61
LAMPIRAN-LAMPIRAN

62
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa SD N 1
Kedunglegok Kemangkon Purbalingga

INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA SD N 1


KEDUNGLEGOK KEMANGKON PURBALINGGA

Identitas responden

Nama :

No Absen :

Kelas :

Petunjuk Pengisian Angket

Berilah tanda silang ( ) pada salah satu jawaban : SB, B, CB, atau K pada
kolom yang tersedia.
Kriteria
No Pengamatan
SB B CB K
A ASPEK KEBAHASAAN
a. Lafal
1. Pelafalan fonem
2. Penyesuaian dialog
3. Intonasi
b. Kosakata

4. Penggunaan kata
5. Penggunaan istilah
6. Penggunaan ungkapan
c. Struktur
7. Kemampuan tata bahasa
8. Penggunaan gaya bicara
9. Kemampuan gramatikal

B ASPEK NON KEBAHASAAN


a. Materi
10. Topik dan uraian materi yang disampaikan.
11. Kedalaman materi.
12. Penyampaian pada pendengar dapat dimengerti

63
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa SD N 1
Kedunglegok Kemangkon Purbalingga

b. Kelancaran
13. Kelancaran dan jeda dalam berbicara
14. Tidak mengulang-ulang pernyataan
Menggunakan kalimat yang lengkap untuk
15.
mengutarakan satu pikiran
c. Gaya
16. Gerakan, tangan, mimik muka
17. Busana
18. Keluwesan

64
Lampiran 2. Instrumen Pedoman Wawancara Kemampuan Berbicara Siswa Kelas
Atas SD N 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga

INSTRUMEN PEDOMAN WAWANCARA KEMAMPUAN BERBICARA


SISWA KELAS ATAS SD N 1 KEDUNGLEGOK KEMANGKON
PURBALINGGA

NO PERTANYAAN

1. Bagaimana tanggapan anda tentang kemampuan berbicara siswa di SD


N 1 Kedunglegok ?
Jawaban :

2. Untuk siswa kelas tinggi di SD N 1 Kedunglegok, berapa prosentase


siswa yang memiliki kemampuan berbicara yang baik dan buruk ?
Jawaban :

3. Apakah kendala yang dihadapi guru dengan kemampuan berbicara


siswa tersebut ?
Jawaban :

4. Apa rencana ke depan dari anda (guru) untuk meningkatkan


kemampuan berbicara siswa kelas atas ?
Jawaban :

65
Lampiran 2. Instrumen Pedoman Wawancara Kemampuan Berbicara Siswa Kelas
Atas SD N 1 Kedunglegok Kemangkon Purbalingga

5. Hal apakah yang paling mempengaruhi kemampuan berbicara siswa


kelas atas di SD N 1 Kedunglegok ?
Jawaban :

66
Lampiran 3. Olah Data

JUMLAH T SKOR KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS ATAS


SD NEGERI 1 KEDUNGLEGOK KEMANGKON PURBALINGGA

Skor Tes Kemampuan KATEGORI


No Nama Kelas
Berbicara SB B CB K
1 a 4 28 - √
2 b 4 36 - √
3 c 4 40 - √
4 d 4 45 - √
5 e 4 29 - √
6 f 4 37 - √
7 g 4 48 - √
8 h 4 30 - √
9 i 4 38 - √
10 j 4 40 - √
11 k 4 58 - √
12 l 4 28 - √
13 m 4 27 - √
14 n 4 40 - √
15 o 4 56 - √
16 p 4 30 - √
17 q 4 44 - √
18 r 4 31 - √
19 s 4 50 - √
20 a 5 32 - √
21 b 5 36 - √
22 c 5 34 - √
23 d 5 27 - √
24 e 5 28 - √
25 f 5 39 - √
26 g 5 31 - √
27 h 5 40 - √
28 i 5 43 - √
29 j 5 30 - √
30 k 5 49 - √
31 l 5 44 - √
32 m 5 28 - √
33 n 5 55 - √
34 o 5 42 - √
35 p 5 57 - √
36 q 5 28 - √
37 r 5 54 - √
38 s 5 38 - √
39 t 5 30 - √
40 a 6 44 - √
41 b 6 42 - √
42 c 6 40 - √
43 d 6 33 - √
44 e 6 50 - √
45 f 6 40 - √
46 g 6 38 - √
47 h 6 30 - √

67
48 i 6 45 - √
49 j 6 57 - √
50 k 6 56 - √
51 l 6 33 - √
52 m 6 54 - √
53 n 6 44 - √
54 o 6 48 - √
55 p 6 40 - √
56 q 6 30 - √
57 r 6 55 - √
58 s 6 44 - √
59 t 6 32 - √
60 u 6 40 - √
61 v 6 49 - √
62 w 6 33 - √

68
Lampiran 3. Data Olah

PENGKATEGORIAN SISWA DALAM KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS


ATAS DI SD NEGERI 1 KEDUNGLEGOK KEMANGKON PURBALINGGA

SKOR KESELURUHAN

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 60-72 Sangat Baik 0 0%
2 47-59 Baik 16 25.80 %
3 34-46 Cukup Baik 26 41.93 %
4 ≤ 33 Kurang 20 32.25 %

ASPEK KEBAHASAAN
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase
1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 15 24.19 %
3 19-24 Cukup Baik 26 41.93 %
4 ≤ 18 Kurang 21 33.87 %

1. KELAS 4
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase
1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 4 21.05 %
3 19-24 Cukup Baik 8 42.10 %
4 ≤ 18 Kurang 7 36.84 %

2. KELAS 5
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase
1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 4 20.00 %
3 19-24 Cukup Baik 8 40.00 %
4 ≤ 18 Kurang 8 40.00 %

3. KELAS 6
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase
1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 7 30.43 %
3 19-24 Cukup Baik 10 43.47 %
4 ≤ 18 Kurang 6 26.08 %

69
Lampiran 3. Data Olah

ASPEK NON KEBAHASAAN

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 16 25.80 %
3 19-24 Cukup Baik 26 41.93 %
4 ≤ 18 Kurang 20 32.25 %

1. KELAS 4

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 3 15.78 %
3 19-24 Cukup Baik 7 36.84 %
4 ≤ 18 Kurang 9 47.36 %

2. KELAS 5

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 5 25.00 %
3 19-24 Cukup Baik 9 45.00 %
4 ≤ 18 Kurang 6 30.00 %

3. KELAS 6

No Nilai Kategori Frekuensi Presentase


1 31-36 Sangat Baik 0 0%
2 25-30 Baik 8 34.78 %
3 19-24 Cukup Baik 10 43.47 %
4 ≤ 18 Kurang 5 21.73 %

70
Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1 Kedunglegok

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD N 1 Kedunglegok


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV / 1

Standar Kompetensi Materi Indikator Kegiatan Penilaian Alokasi Waktu Sumber/


Kompetensi Dasar Pokok Pencapaian Pembelajaran Bahan
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Berbicara 2.1 Mendes- Denah Mendeskrifsik Mengamati gambar Tertulis dan Uraian Jelaskan 2 x 35 menit Buku Bina
Mendeskrifsikan krifsikan lokasi an tempat denah pe- tempat Bahasa
secara lisan tempat sesuai sesuai denah Menjelaskan tempat nampilan berdasarkan Indonesia 4A
petunjuk dengan denah berdasarkan denah denah! hal. 80 – 81
penggunaan suatu atau gambar
alat dengan
kalimat yang
runtut

Mengetahui, ......................., ............... 20.....


Kepala Sekolah ................... Guru Kelas IV

............................................... ...............................................
NIP / NIK : NIP / NIK :

71
Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1 Kedunglegok

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD N 1 Kedunglegok


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V/1

Standar Kompetensi Materi Indikator Kegiatan Penilaian Alokasi Waktu Sumber/


Kompetensi Dasar Pokok Pencapaian Pembelajaran Bahan
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Berbicara 1.1 Menang-gapi Teks Siswa dapat Mendengarkan Lisan. Lembar Tanggapi-lah 1x pertemuan Kaset/CD/
Mengungkap-kan penje-lasan penjelasan mendengarkan penjelasan. Tertulis penilaian penje-lasan 2 x 35 menit TeksBuku
pikiran, pendapat, nara sumber nara penjelasan. Menananggapi Produk nara sumber! Bina Bahasa
perasaan, fakta (petani,pedag sumber Siswa dapat pernyataan. Indonesia hal
secara lisan dengan ang,nelayan,k menanggapi 2-3.
aryawan dll) Menanggapi.
menanggapi suatu pernyataan. penjelasan nara
persoalan, dengan
memperhatika Siswa dapat sumber.
menceritakan hasil menanggapi
pengamatan, atau n santun Menuliskan hal-hal
berbahasa. penjelasan penting dari
berwawancara nara sumber. penjelasan nara
Siswa dapat sumber.
menuliskan Menceriterakan
hal-hal penting penjelasan nara
dari penjelasan
sumber.
nara sumber.
Siswa dapat
menceriterakan
kembali
penjelasan
nara sumber.

72
Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1 Kedunglegok

Mengetahui, ......................., ............... 20.....


Kepala Sekolah ................... Guru Kelas V

............................................... ...............................................
NIP / NIK : NIP / NIK :

73
Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1 Kedunglegok

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD N 1 Kedunglegok


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VI / 1

Standar Kompetensi Materi Indikator Kegiatan Penilaian Alokasi Waktu Sumber/


Kompetensi Dasar Pokok Pencapaian Pembelajaran Bahan
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6. Berbicara 6.1 Berpidato atau Pidato atau Siswa dapat Memahami berbagai Lisan Lembar Sampaikan isi 1 X Kurikulum
Mengungkapkan presentasi presentasi memahami jenis pidato atau Tertulis penilaian pidato atau pertemuan 2006
pikiran, perasaan, untuk berbagai jenis presentasi Produk presentasi 2 X 35 menit Buku Bina
berbagai pidato atau Penugasan secara lisan!
dan informasi Menyampaikan isi Bahasa
dengan berpidato, keperluan presentasi pidato atau Carilah pidato Indonesia
melaporkan isi (acara Siswa dapat presentasi secara atau Penerbit
buku, dan baca perpisahan, menyampaikan lisan presentasi di Erlangga
puisi perayaan isi pidato atau surat kabar
ulang tahun, Mencari pidato atau
presentasi kemudian
dll.) dengan presentasi di surat
secara lisan menyampaika
lafal, kabar kemudian
n isinya!
intonasi, dan Siswa dapat menyampaikan
sikap yang mencari pidato isinya
tepat atau presentasi
di surat kabar
kemudian
menyampaikan
isinya

74
Lampiran 4. Silabus Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1 Kedunglegok

Mengetahui, ......................., ............... 20.....


Kepala Sekolah ................... Guru Kelas VI

............................................... ...............................................
NIP / NIK : NIP / NIK :

75
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Sekolah : SD N 1 Kedunglegok
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 4 (empat)/2 (dua)
Pertemuan Ke : 3
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi
6. Berbicara
Mendeskrifsikan secara lisan petunjuk penggunaan suatu alat
Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi

B. Kompetensi Dasar
6.1 Mendes-krifsikan tempat sesuai dengan denah atau gambar dengan
kalimat yang runtut

C. Tujuan Pembelajaran**
 Siswa dapat mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang logis.

 Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa


hormat dan perhatian ( respect ), Tekun (
diligence ), Tanggung jawab (
responsibility ) Berani ( courage ) dan
Ketulusan ( Honesty )

D. Materi Ajar
 Denah Lokasi

E. Metode Pembelajaran
 Ceramah, diskusi, latihan, penugasan

F. Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatsn Awal
Apersepsi dan Motivasi :
 Siswa berdo'a dan selanjutnya guru mengadakan apersepsi dengan
cara mengabsen kehadiran siswa serta dilanjutkan dengan
menyanyikan salah satu lagu wajib nasional secafa bersama-sama.

76
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

 Untuk membangkitkan motivasi belajar, siswa membentuk


kelompok diskusi yang terdiri atas 4-6 siswa per kelompoknya.
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai Materi
pembelajaran.
 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa mengidentifikasi pokok-pokok persoalan yang dikemukakan
teman melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa menanyakan tentang persoalan yang dikemukakan teman
sesuai dengan topik melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab.
 Siswa memberikan pendapat dan saran dengan alasan yang logis
terhadap persoalan faktual yang dikemukakan teman melalui
ceramah dan tanya jawab.
 Siswa menyimpulkan pokok-pokok persoalan yang dikemukakan
teman melalui kegiatan diskusi dan latihan.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar
 Siswa mengumpulkan dan menyerahkan hasil diskusi berdasarkan
kelompoknya masing-masing.

G. Alat/Bahan/Sumber Belajar
 Buku Bina Bahasa Indonesia Kelas 5 B Penerbit umum dan Standar Isi
2006

H. Penilaian
Teknik Bentuk
Indikator Pencapaian Contoh Instrumen
Penilaian Instrumen
Mendeskrifsikan Tes Lisan Lembar Coba identifikasi
tempat sesuai denah dan tertulis penilaian pokok-pokok
Produk persoalan yang
dikemukakan teman
!

77
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

Tanyakan tentang
persoalan yang
dikemukakan teman
sesuai dengan topik !
Coba berikan
pendapat san saran
dengan alasan yang
logis terhadap denah
lokasi yang
dikemukakan teman!
Berilah kesimpulan
dari pokok-pokok
yang dikemukakan
teman !

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

78
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

 LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.

............, ......................20 ...


Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Kelas IV

Sudarto, S.Pd Oni Hartanto


NIP : 19601010 198405 1 002 NIP : --

79
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Sekolah : SD N 1 Kedunglegok
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : 5 (lima)/2 (dua)
Pertemuan Ke : 3
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

I. Standar Kompetensi
6. Berbicara
Mengungkapkan pikiran dan persaan secara lisan dalam diskusi dan
bermain drama

J. Kompetensi Dasar
6.1 Mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang mendukung dengan
memperhatikan piiihan kata dan santun berbahasa.

K. Tujuan Pembelajaran**
 Siswa dapat mengomentari persoalan faktual disertai alasan yang logis.

 Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa


hormat dan perhatian ( respect ), Tekun (
diligence ), Tanggung jawab (
responsibility ) Berani ( courage ) dan
Ketulusan ( Honesty )

L. Materi Ajar
 Persoalan faktual

M. Metode Pembelajaran
 Ceramah, diskusi, latihan, penugasan

N. Langkah-langkah Pembelajaran
 Kegiatsn Awal
Apersepsi dan Motivasi :
 Siswa berdo'a dan selanjutnya guru mengadakan apersepsi dengan
cara mengabsen kehadiran siswa serta dilanjutkan dengan
menyanyikan salah satu lagu wajib nasional secafa bersama-sama.

80
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

 Untuk membangkitkan motivasi belajar, siswa membentuk


kelompok diskusi yang terdiri atas 4-6 siswa per kelompoknya.
 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai Materi
pembelajaran.
 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Siswa mengidentifikasi pokok-pokok persoalan yang dikemukakan
teman melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Siswa menanyakan tentang persoalan yang dikemukakan teman
sesuai dengan topik melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab.
 Siswa memberikan pendapat dan saran dengan alasan yang logis
terhadap persoalan faktual yang dikemukakan teman melalui
ceramah dan tanya jawab.
 Siswa menyimpulkan pokok-pokok persoalan yang dikemukakan
teman melalui kegiatan diskusi dan latihan.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar
 Siswa mengumpulkan dan menyerahkan hasil diskusi berdasarkan
kelompoknya masing-masing.

O. Alat/Bahan/Sumber Belajar
 Buku Bina Bahasa Indonesia Kelas 5 B Penerbit umum dan Standar Isi
2006

P. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk
Contoh Instrumen
Pencapaian Penilaian Instrumen
Siswa dapat Tes Lisan Lembar Coba identifikasi
mencermati dan tertulis penilaian pokok-pokok
persoala atau Produk persoalan yang
masalah yang dikemukakan teman !
diajukan Tanyakan tentang

81
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

Siswa dapat persoalan yang


menanggapi dikemukakan teman
masalah yang di sesuai dengan topik !
diajukan Coba berikan pendapat
san saran dengan
alasan yang logis
terhadap persoalan
factual yang
dikemukakan teman!
Berilah kesimpulan
dari pokok-pokok
yang dikemukakan
teman !

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1

2. Praktek * aktif Praktek 4


* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1

3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

82
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

 LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.

CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.

............, ......................20 ...


Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Kelas V

Sudarto, S.Pd Edi Karyanto, A.Ma.Pd


NIP : 19601010 198405 1 002 NIP : 19700808 200701 1 017

83
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Sekolah : SD N 1 Kedunglegok
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Smester : 6/ Kedua
Standar Kompetansi : 6. Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca
puisi
Waktu : 2 X 35 menit

A. Kompetensi Dasar
6.1 Berpidato atau presentasi untuk berbagai keperluan (acara perpisahan,
perayaan ulang tahun, dll.) dengan lafal, intonasi, dan sikap yang tepat

B. Tujuan Pembelajaran**
 Siswa dapat Memahami berbagai jenis pidato atau presentasi
 Siswa dapat Menyampaikan isi pidato atau presentasi secara lisan
 Siswa dapat Mencari pidato atau presentasi di surat kabar kemudian
menyampaikan isinya

 Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa


hormat dan perhatian ( respect ), Tekun (
diligence ), Tanggung jawab (
responsibility ) Berani ( courage ) dan
Ketulusan ( Honesty )

C. Materi Pokok
 Pidato atau presentasi

D. Pengalaman Belajar
 Kegiatan Awal :
Apersepsi dan Motivasi :
- Tanya jawab tentang Materi pelajaran yang akan dipelajari
- Mengajukan pertanyaan tentang berpidato, melaporkan isi buku, dan
baca puisi
 Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

84
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

 Memahami berbagai jenis pidato atau presentasi


 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Menyampaikan isi pidato atau presentasi secara lisan
 Mencari pidato atau presentasi di surat kabar kemudian
menyampaikan isinya
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Tanya jawab,diskusi,penugasan
 Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil
belajar.
 Siswa diberi tugas untuk Menyimpulkan Berpidato atau presentasi
untuk berbagai keperluan (acara perpisahan, perayaan ulang tahun,
dll.) dengan lafal, intonasi, dan sikap yang tepat

E. Metode/Sumber Belajar:
 Metode : Tanya jawab,diskusi,penugasan, /Multi metode
 Sumber Belajar : Buku Bina Bahasa Indonesia Kelas 6 B Kurikulum
2006 KTSP
F. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk
Contoh Instrumen
Pencapaian Penilaian Instrumen
Siswa dapat Lisan Lembar Sampaikan isi pidato
memahami berbagai Tertulis penilaian atau presentasi secara
jenis pidato atau Produk lisan!
Penugasan
presentasi Carilah pidato atau
Siswa dapat presentasi di surat
menyampaikan isi kabar kemudian
pidato atau presentasi menyampaikan
secara lisan isinya!
Siswa dapat mencari
pidato atau presentasi
di surat kabar
kemudian
menyampaikan
isinya

85
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

FORMAT KRITERIA PENILAIAN


 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1

 PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Praktek * aktif Praktek 4
* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1
3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1

 LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.

86
Lampiran 5. RPP Bahasa Indonesia Materi Berbicara kelas IV, V, VI SD Negeri 1
Kedunglegok

............, ......................20 ...


Mengetahui

Kepala Sekolah Guru Kelas VI

Sudarto, S.Pd Solatun, A.Ma.Pd


NIP : 19601010 198405 1 002 NIP : 19580805 198304 1 005

87
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Peneliti Memberikan Apersepsi Kepada Siswa tentang bagaimana


pelaksanaan tes kemampuan berbicara yang akan dilaksanakan.

2. Siswa melakukan tes kemampuan berbicara di hadapan siswa lain

88
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

3. Siswa menceritakan tentang pengalaman pribadi dihadapan siswa lain,


dengan diawasi guru dan peneliti.

89
DAFTAR SISWA KELAS ATAS SD N 1 KEDUNGLEGOK KEMANGKON PURBALINGGA
TAHUN AJARAN 2012/2013

,.

NO NOINDUK KELAS NA.MASISWA TGLLHR JK ALAMATl '

1 248� 4 SRB "010101 p K.EDUNGLEGOK


2 2513 4 AS " 150902 L K.EDUNGLEGOK
3 2517 4 DTW "231202 L K.EDUNGLEGOK
4 2520 4 FTA "040901 L K.EDUNGLEGOK
5 2524 4 RJS "020102 L K.EDUNGLEGOK
6 2526 4 RAM "300602 L K.EDUNGLEGOK
7 2527 4 SDL "020902 p K.EDUNGLEGOK
8 2529 4 TS " 170302 p KEDUNGLEGOK
9 2533 4 WM " 100902 p K.EDUNGLEGOK
10 2535 4 SS "110203 p K.EDUNGLEGOK
II 2536 4 ow "02 !003 L KEDUNGLEGOK
12 2537 4 MTS "061103 L K.EDUNGLEGOK
13 2538 4 ORI "280803 p K.EDUNGLEGOK
i4 2539 4 SP "260903 p KEDUNGLEGOK
15 2541 4 BAN " 130203 L KEDUNGLEGOK
16 2542 4 FI " 130503 p KEDUNGLEGOK
17 2543 4 SFK "050903 p KEDUNGLEGOK
18 2548 4 AK "270603 p K.EDUNGLEGOK
19 2550 4 SZK " 140703 L KEDUNGLEGOK

NO NOINDUK KELAS NAMA PESERTA TGL LHR JK ALAMATl


I 2447 5 AM "260799 L K.EDUNGLEGOK
2 2494 5 M "220301 L K.EDUNGLEGOK
3 2451 5 HAD "040200 L KEDUNGLEGOK
4 2490 5 AF "090201 p KEDUNGLEGOK
5 2491 5 SA "220201 L KEDUNGLEGO
6 2492 5 IR "240201 p K
KEDUNGLEGOK
7 2493 5 Al "050301 L KEDUNGLEGOK
8 2499 5 TK "270501 L KEDUNGLEGOK
9 2505 5 TK "200801 p KEDUNGLEGOK
10 2507 5 AF "J 51202 p KEDUNGLEGOK
11 2509 5 NM! "040102 p KEDUNGLEGOK
12 2510 5 RS "050102 p K.EDUNGLEGOK
13 2514 5 AH "I 10902 p KEDUNGLEGOK
14 2515 5 ARS "040503 p KEDUNGLEGOK
15 2516 5 DK "170603 p KEDUNGLEGOK
16 2518 5 EP "080903 p KEDUNGLEGOK
17 2519 5 FTR "021102 p KEDUNGLEGOK
18 2521 5 MA "060203 p KEDUNGLEGOK
19 2522 5 RT " 160903 p KEDUNGLEGOK
20 2523 5 RN " 100503 L KEDUNGLEGOK

90
NO NOINDUK KE LAS NAI\IA PESERTA TGLLAHIR JK ALAMAT1
I 2429 6 GTA "280899 p KEDUNGLEGOK
2 2432 6 JAW "240699 L KEDUNGLEGOK
3 2440 6 F "19109.8 L KEDUNGLEGOK
4 ·2446 6 \VKH "030599 L KEDUNGLEGOK
5 2454 6 SP "030300 L KEDUNGLEGOK
6 2457 6 DW "230400 L KEDUNGLEGOK
7 2425 6 AR "060799 L KEDUNGLEGOK
8 2445 6 IQ "250399 L KEDUNGLEGOK
9 2462 6 SP "030600 L KEDUNGLEGOK
IO 2466 6 TS "230800 L KEDUNGLEGOK
II 2467 6 RN "081000 p KEDUNGLEGOK
12 2470 6 EA "281200 L KEDUNGLEGOK
13 2482 6 HU · "061000 p KEDUNGLEGOK
14 2485 6 LNI "I I 1000 L KEDUNGLEGOK
15 2486 6 LNO "111000 L KEDUNGLEGOK
16 2487 6 FM "24 1100 L KEDUNGLEGOK
17 2489 6 HZA "040101 p KEDUNGLEGOK
18 2495 6 DML "230301 p KEDUNGLEGOK
19 2496 6 RW "270301 L KEDUNGLEGOK
20 2497 6 DTM "090401 L KEDUNGLEGOK
21 2498 6 FAS "090501 L KEDUNGLEGOK
22 2500 6 RY "010701 p KEDUNGLEGOK
23 2501 6 WMK "100700 L KEDUNGLEGOK

91
Hal : Permohonan Expert Judgement Instrumen

Yth.
Murtiningsih, M.Pd

Di tempat

Dengan Hormat;
· Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Gilar Pandu Leksono
NIM :09108244114
Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen pembimbing 1 : H.B Sumardi, M.Pd


Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ali Mustadi, S.Pd, M.Pd

Mengajukan peramohonan kepada ibu untuk bersedia menjadi validator instrument


pengambilan skripsi saya yang berjudul "Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Tinggi di
SD Negeri 1 Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga". Masukan
tersebut sangat membantu dalam penelitian saya.

Demikian permohonan yang saya sampaikan, atas perhatian dan terkabulnya permohonan
ini saya ucapkan terimakasih.

Y ogyakarta, 13 Mei 2013


Mengetahui
Dosen Pembimbing I


Pe&ir
H.B Sumardi. M.Pd Gilar Pandu Leksono
NIP.19540515 198103 1 004 NIM.09108244114

92
PERNY ATAAN VALIDATOR INSTRUMEN

Dengan ini saya:


Nama : Murtiningsih, M.Pd
NIP : 19530702 197903 2 002
Instansi : FIP

Sebagai validator instrumen dalam penelitian yang disusun oleh:


Nama : Gilar Pandu Leksono
NIM : 09108244114
Program Studi : S 1 Pendidikan Sekolah Dasar

Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan

Menyatakan instrumen yang disusun oleh mahasiswa tersebut di atas, sudah


_ dikonsultasikan dan layak digunakan untuk penelitian dalam menyusun skripsi yang
berjudul "KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS TINGGI DI SD NEGERI l
KEDUNGLEGOK, KECAMATAN KEMANGKON, KABUPATEN PURBALINGGA".
Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 13 Mei 2013


Do sen

Murtiningsih, M.Pd
NIP. 19530702 197903 2 002

93
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A'"��·,... .
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
.·· FA.KtiLTAS n_;MUPENDIDIKAN
Alamat : Karangrnalang, Y ogyakarta 55281
Telp.(0274) 586168 Hunting, Fax.(0274) 540611; Dekan Telp. (0274) 520094
Telp.(0274) 586168 Psw. (221, 223, 224, 295,344, 345. 366, 368,369, 40 I. 402, 403, 417) Certifi<;?t� No. QSC oc

No. : 3c;tS 1UN34.111P112013 28 Mei 2013


Lamp. : 1 (satu) Bendel Proposal
Hal : Permohonan izin Penelitian

Yth. Gubemur Provinsi DaerahIstimewa Yogyakarta


Cq. Kepala Kesbanglinmas Prov. DIY
Jl. Jenderal Sudirman 5
Yogyakarta

Diberitahukan dengan honnat, bahwa untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik yang ditetapkan oleh
Jurusan Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta,
mahasiswa berikut ini diwajibkan melaksanakan penelitian:
Nama NIM Gilar Pandu Leksono
Prodi/Jurusan 09108244 l I 4
Alamat PGSD/PPSD
Kedung Iegok Rtl/ 01 , Kemangkon, Purbalingga:

Sehubungan dengan hal itu, perkenankanlah karni memintakan izin mahasiswa tersebut melaksanakan kegiatan
penelitian dengan ketentuan sebagai berikut: ·
Tujuan Memperoleh data penelitian tugas akhir skripsi
Lokasi SD Negeri 1 Kedunglegok , Kemangkon, Purbalingga
Subyek Siswa Kelas Tinggi SD N I Kedunglegok
Obyek Kernarnpuan Berbicara
Waktu Mei-Juli 20B
Judul Kernarnpuan Berbicara siswa Kelas Tinggi di SD Negeri 1 Kedunglegok
Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga

Atas perhatian dan kerjasama yang baik karni mengucapkan terima kasih.

��'-�-:._�a.n. J?ekan
J �:;-�'\�'-f:;i��,)•;)�-.. .\ '\\(�kt! Dekan I
\ .- . ,
,,'.l,' ...- ,; � i·I /
'[ ,._"<" (·
' r1 . . .

\�,\!,i!t{�U/ �,
• o \"': ;:

\'�-- /,· ::: .·

Dr. Sugito, MA.


1
l NIP 19600410 198503 1 002

l.Rektor ( sebagai laporan)


2.Wakil Dekan I FIP
3.Ketua Jurusan PPSD FIP
4.KabagTU
5.Kasubbag Pendidikan FIP
6.Mahasiswa yang bersangkutan
Universitas Negeri Yogyakarta
.. 94
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAD AN KESA TUAN BAN GSA DAN PERLINDUNGAN MASY ARAKA T
( BADAN KESBANGLINMAS )
JI Jenderal Sudirman No 5 Yogyakarta - 55233
Telepon (0274) 551136, 551275, Fax (0274) 551137
YOGYAKARTA
Yogyakarta, 29 Mei 20 l 3
Nomor 074 / l 181 / Kesbang I 2013 Kepada Yth.
Peri ha! Rekomendasi Ijin Penelitian Gubernur Jawa Tengah
Up. Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas
Provinsi .Tawa Tengah
Di
SEMARANG

Memperhatikan surat :
Dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Nomor 3468/UN34.l1/PL/2013
Tanggal 28Mei2013
Perihal Permohonan Izin Penelitian

Setelah mempelajari surat permohonan dan proposal yang diajukan, maka dapat diberikan
surat rekomendasi tidak keberatan untuk melaksanakan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi dengan judul proposal : " KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
KELAS TING GI DI SD NEGERI I KEDUNGLEGOK KECAMA TAN
KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA ", kepada:

Nam a GILAR PANDU LEKSONO


NIM 09108244114
Prodi/.T urusan PGSD/PPSD
Fakultas : Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Lokasi : SD Negeri I Kedunglegok, Kemangkon, Purbalingga, Jawa Tengah
Waktu : Mei s/d Juli 2013

Sehubungan dengan rnaksud tersebut, diharapkan agar pihak yang terkait dapat
memberikan bantuan I fasilitas yang dibutuhkan.

Kepada yang bersangkutan diwajibkan:


I. Menghormati dan rnentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di wilayah penelitian;
2. Tidak dibenarkan melakukan penelitian yang tidak sesuai atau tidak ada
kaitannya denganjudul penelitian dirnaksud;
3. Melaporkan basil penelitian kepada Badan Kesbanglinmas DIY.
Rekornendasi Ijin magang ini dinyatakan tidak berlaku, apabila ternyata pemegang tidak
mentaati ketentuan tersebut di atas.

Demikian untuk menjadikan maklurn.

Tembusan disampaikan Kepada Yth:


I. Gubemur DIY (sebagai laporan);
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta;
Q) Yang bersangkutan.
95
PEMERINTAH PROVINSIJAWA TENGAH
BADAN KESATUAN·BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
JI. A. Yani No. 160 Telp. (024) 8414205, 8454990 fax. (024) 8313122
SEMARANG

SURAT REKOMENDASI SURVEY I RISET I PKL


Nomor : 070 / 1425 I 2013.

I. DASAR 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia


Nomor: 64 Tahun 2011, tanggal 20 Desember 2011.
2. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah
Nomor: 070 /263 / 2004. tanggal 20 Februari 2004.

II. MEMBACA Surat dari Kepala Sadan Kesbang dan Lin mas Prov. DIY
Nomor: 074 / 1181 I Kesbang / 2013. Tanggal 29 Mei 2013
Perihal Rekornendasi ljin Penelitian.
Ill. Pada Prinsipnya kami TIDAK KEBERATAN I Dapat Menerima atas
Pelaksanaan Penelitian I Riset I Pencarian data I Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di Kabupaten Purbalingga.
IV. Yang dilaksanakan oleh
1. Nama · : GILAR PANDU LEKSONO.
2. Kebangsaan . :. [ndonesla.
3. Alamat : JL. Karangmalang, Yogyakarta.
4. Pekerjaan : Mahasiswa.

5. Penanggung Jawab : HB. Sumardi, M.Pd.


6. Judul Penelitlan : Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Tinggi Di SD
Negeri 1 Kedunglegok Kecamatan Kemangkon
Kabupaten Purbafingga.
7. Lokasi : Kabupaten Purbafingga.

KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT :


1. Sebelum melakukan kegiatan terlebih dahulu melaporkan kepada Pejabat
Setempat I Lembaga Swasta yang akan dijadikan obyek lokasi untuk

mendapatkan petunjuk seperlunya.


2. Pelaksanaan survey I riset I PKL tidak disalah gunakan untuk tujuan
tertentu yang dapat mengganggu kestabilan pemerintahan. Untuk
penelitian yang mendapat du�1mgan dana dari sponsor baik dari dalam
negeri maupun luar negeri , agar dijelaskan pada saat mengajukan

perijinan.

9.6
\.
Tidak membahas masalah Politik dan I atau agama yang dapat
menimbulkan terganggunya stablitas keamanan dan ketertiban.
2. Surat Rekomendasi dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku apabila
pemegang Surat Rekomendasi ini tidak mentaati I mengindahkan peraturan
yang berlaku atau obyek penelitian I PKL menolak untuk menerima Peneliti.
3. Setelah survey I riset I PKL selesai, supaya menyerahkan hasilnya kepada
Sadan Kesbangpol Dan Linmas Provinsi Jawa Tengah.
V. Surat Rekomendasi Penelitian I Riset I PKL ini berlaku dari
Mei s/d Agustus 2013.
VI. Demikian harap rnenjadikan perhatian dan maklum.

Semarang, 30 Mei 2013

97
PEMEIUNTAH KABUPATEN PURBALi.NGGA
DINAS PENDIDIKAN
JalanS. Parman No. 345 felepon (0281) 891004, 891616
l'URBALINGGA Kode Pos 53313
Purbalingga, 07Jimi 201.3
Nomor : 071/ !'LOS I 2013
Lamp
Perihal : Penelitian / Survey Kepada.
Yth. Ka. SD Negeri 1 Kedunglegok
Kee. Kemangkon Kab. Purbalingga
di
Tern pat

Berdasarkan Surat dari Kepala BAPPEDA Kab. Purbalingga Nomor . 071/486/2013 Tanggal
03 Juni 2013 perihal tersebut pada pokok surat, dengan ini beritahukan bahwa, di Satuan Pendidikan/
Sekolah Saudara akan dilaksanakan penelitian / survey oleh :
Nam a : Gil.AR PANDULEKSONO
Pekerjaan : Mahasiswa

Universitas/Fakultas :
NIM : 09108244114 ....

Tempat Tinggal : Ds. Kedunglegok RT. 001 RW. 001. Kee. Kemangkon Kab. Purbalingga
Judul PeneEtian : Ktmampuan Berbicara Siswa Ke/as Tinggi di SD Negen· 1 Kedunglegok Ker. Kemangkon
Kab. Purbalingga
Waktu : Juni s.d Agustus 2013

Sehubungan dengan rnaksud tersebut pada prinsipnya kami tidak keberatan ;ang bersangkutan rnelaksanakan
kegiatan penelitian, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan proposal serta wajib menaati scmua ketentuan / peraturan yang
ditetapkan dan berkenaan dengan penelitian.
2. Terlebih dahulu menghubungi Pimpinan Satuan Pendidikan /Seblah yang bersangkutan.

3. Hasil penelitian tidak untuk disajikan kepada pihak luar,


4. Kegiatan berakhir selarnbat - lambatnya Agustus 2013 serta yang bersangkutan wajib menyarnpaikan
_ laporan kepada Ka. Dinas Pendidikan 10.b. Purbalingga
Demiklian untuk rnenjadikan maklwn dan agar dibantu sepe.rlunya.

An. Kepala Dinas Pendidikan

Tembusan:
1. Kepala BAPPEDA Kabupaten Purbalingga.
2.
3. Kepala Kantor' Kesbang clan Pol Kabupdten Purbalingga
4. Mahasiswa Yang Bersangkutan
5. p erti.nggal
98
PURiAltltliGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA
DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
;,���;· KECAMATANBKEMANGKON
SD NEGERI 1 KEDUNGLEGOK
Alamat : Jalan Raya Kedunglegok, Kemangkon, 53381

SURAT IJIN RISET

Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala SD Negeri 1 Kedunglegok, Kecamatan


Kemangkon, Kabupaten Purbalingga memberikan Ijin Riset kepada:

Nama NlM Gilar Pandu Leksono


Pekerjaan 09108244114
Judul Skripsi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
: Kemampuan Berbicara Siswa Kelas Tinggi di SD Negeri
1 Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten
Purbalingga.

Demikian Surat Ijin Riset nu dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mes tinya.

99

Anda mungkin juga menyukai