Anda di halaman 1dari 130

ETOS BELAJAR MAHASISWA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh
Siti Nurhayati
NIM : 10.40.32.20.10.33

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H /2009 M
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syaif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Februari 2009

Siti Nurhayati
ETOS BELAJAR MAHASISWA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh
Siti Nurhayati
NIM : 10.40.32.20.10.33

Pembimbing,

Dr. Masri Mansoer, M.A

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H /2009 M
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 Februari 2009.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada program studi Sosiologi Agama.

Jakarta, 26 Februari 2009

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dra. Hermawati, MA Dra. Joharotul Jamilah, M.Si


NIP. 150.227.408 NIP. 150.282.401

Penguji I, Penguji II

Prof. Dr. Suwarno Imam Dra. Joharotul Jamilah, M.Si


NIP. 150.033.254 NIP. 150.282.401

Pembimbing,

Dr. Masri Mansoer, MA


NIP. 150.244.493
ABSTRAC

Siti Nurhayati
Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

This researches is description of figure in common college student learned


ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few
factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do
explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence
and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college
student through a hypothesizing examination.
This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This
observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the
academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by
cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes
questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic,
correlation product moment and multiple regression two predictors.
The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is
positive correlation and significant between religiousity with college student learned
ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is
positive correlation and significant between social cultural with college student
learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 )
There is positive influence and significant between religious and social cultural with
college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%.
Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social
variable about 19,71%.

Key word: Religiousity, Social Cultural and College Student Learned Ethos.
ABSTRAK

Siti Nurhayati
Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara


umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis
mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar
mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu
penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara
keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui
pengujian hipotesa.
Penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun
akademik 2007/2008. Sampel penelitian adalah 250 orang responden yang dipilih
secara cuota random sampling dari sepuluh fakultas dengan tidak menggunakan
proporsional. Pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Analisis data
menggunakan teknik statistik deskriptif, korelasi product moment dan regresi
berganda dua prediktor.
Hasil penelitian menunjukkan : 1). Etos belajar mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan
yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa,
ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3).
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan
etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada
tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan
dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung
sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel
keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap
etos belajar mahasiswa.

Kata Kunci : Keberagamaan, Sosial Budaya dan Etos Belajar.


ABSTRAC

Siti Nurhayati
Colleges Student Learned Ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

This researches is description of figure in common college student learned


ethos UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. But, writer had the assumption that a few
factor has been influence the ethos of college student. So, writer tried to do
explanatory research, which is survey research have objectives to explain influence
and correlation between religiousity and social cultural with the ethos of college
student through a hypothesizing examination.
This research is executed at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This
observational population is all UIN Syarif Hidayatullah Jakarta college student on the
academic year 2007/2008. Observational sample is 250 respondents which chosen by
cuota random sampling of ten faculties without proportional. Data collecting utilizes
questionnaire and observation. Analysis is data utilizes descriptive statistic,
correlation product moment and multiple regression two predictors.
The result of observation show us that : 1). Colleges student learned ethos
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tends to high with percentage 51,6%. 2) There is
positive correlation and significant between religiousity with college student learned
ethos, it showed by correlation coefficient about 0,466 on significant 1%. 3 ). There is
positive correlation and significant between social cultural with college student
learned ethos, it showed by correlation coefficient about 0,265 on significant 1%. 4 )
There is positive influence and significant between religious and social cultural with
college student learned ethos, it showed by F hitung about 21,25 on significant 5%.
Contribution have given by religiousity variable about 80,23% and cultural social
variable about 19,71%.

Key word: Religiousity, Social Cultural and College Student Learned Ethos.
ABSTRAK

Siti Nurhayati
Etos Belajar Mahasaswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara


umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis
mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar
mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu
penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara
keberagamaan dan lingkungan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa melalui
pengujian hipotesa.
Penelitian ini dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tahun akademik 2007/2008. Sampel penelitian adalah 250 orang
responden yang dipilih secara cuota random sampling dari sepuluh fakultas
dengan tidak menggunakan proporsional. Pengumpulan data menggunakan
angket dan observasi. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif,
korelasi product moment dan regresi berganda dua prediktor.

Hasil penelitian menunjukkan : 1). Etos belajar mahasiswa UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan prosentase 51,6%. 2) Ada hubungan
yang positif dan signifikan antara keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa,
ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat signifikansi 1%. 3).
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial budaya dengan
etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,265 pada
tingkat signifikansi 1%. 4) Ada pengaruh positif dan signifikan antara keberagamaan
dan sosial budaya dengan etos belajar mahasiswa yang ditunjukkan dengan F hitung
sebesar 21,25 pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel
keberagamaan sebesar 80,23% dan variabel sosial budaya sebesar 19,71% terhadap
etos belajar mahasiswa.

Kata Kunci : Keberagamaan, Sosial Budaya dan Etos Belajar.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan

hidayah-Nya serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad Saw. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.”

Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan

dan kontribusi dari banyak pihak. Olehnya, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Ida Rosyidah, MA dan Ibu Dra. Jaoharatul Jamilah, MSi selaku Ketua

dan Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Masri Mansoer, MA selaku dosen pembimbing atas kesabaran, kritik,

dan saran-saran yang diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Sosiologi Agama (SA) atas

segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang

mendorong penulis selama menempuh studi. Seluruh staf dan karyawan Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


6. Keluargaku yang tercinta dan terkasih, tiada yang lebih indah kecuali dirumah

kita sendiri. Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak Sumadi dan Ibu Parmi

atas segala kepercayaan, pendidikan, semangat, kesabaran, pengorbanan, harapan

dan doa sehingga mengantar penulis pada kesuksesan dalam penyelesaian skripsi

ini. Terimakasih untuk adik-adikku, Agus Triono yang selalu ceriwis

mengingatkan dan membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Tri Widyanto

yang selalu membuat kepalaku pusing karena tingkahnya yang aneh-aneh.

Meskipun begitu, aku sangat sayang kalian adik-adikku. Saudari kembarku,

Sundari Wening Warastri yang sedang berjuang menyelesaikan skripsinya.

Terima kasih atas segala persahabatan yang selama ini kita bina dengan baik dan

menjaga keutuhannya meski terpisah oleh jarak.

7. Team Of BAN. Siti Nay Nurjanah, sahabat yang tak pernah ku duga sebelumnya

dari awal Propesa Jurusan 2004. Terima kasih atas kebaikanmu yang selalu

menopangku ketika sedih hadir menyapa hariku dan menjadi pendengar setiaku

dalam banyak kisah. Nadzariyah, sahabat yang selalu membuatku terus bertanya

tentang sikap diam dan keterlambatannya dalam setiap event. Terima kasih atas

pengertianmu yang membuat ku tetap bertahan dalam segala kondisi. Lina

Hermawati, sahabat yang selalu membuatku terus berekspresi dalam berbagai

tantangan. Terima kasih atas ketegaranmu yang membuatku selalu berani

menghadapi apapun. Iik Ikrimah, sahabat yang selalu menjadi partner kerjaku

dalam berbagai kesempatan. Terima kasih atas keceriaannya yang membuatku

tertawa terbahak-bahak dan mengajarkanku untuk selalu optimis dalam banyak

hal. Siti Suraidah, seseorang yang selalu memberikan masukan positif ketika
galau menghantauiku. Terima kasih untuk segalanya, semoga kau dan aku tak

akan pernah merasakan kecewa.

8. Sosiologi 2004. Terima kasih untuk teman-teman kelasku yang telah

menciptakan pelangi di sisi kelas : Ilham, Hari, Wahid, Angga, Nia, Zumy,

Soleh, Budi, dan lain–lain. Sosiologi 2005-2006. Terima kasih karena kalian

telah membantuku dalam try out penelitianku. Tyo Z. Amri, Rica H. Syah, Ade

Ferdiawan, Faturrahman, dan Lucky Setiawan. Terima kasih telah membantu

penulis dalam pengumpulan data.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesain skripsi ini.

Namun, penulis tidak mungkin dapat menyebutkan satu-persatu. Atas bantuan

mereka, penulis hanya bisa mendoakan semoga semua yang dilakukan akan

menjadi amal shaleh dan Allah memberikan balasan pahala yang berlipat ganda.

Amin ya rabbal’alamin.

Tak ada gading yang tak retak, sebuah peribahasa yang menggambarkan

bahwa tak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan skripsi ini tentu saja

bukan suatu karya yang sempurna dan bebas dari kesalahan. Karena itu, saran dan

kritik dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis nantikan.

Ciputat, 16 Februari 2009

Siti Nurhayati
DAFTAR ISI

ABSTRAC……………………………………………………………………….. i
ABSTRAK………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….……. v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….…. viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. ix
PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………………….… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………….. 5
D. Metodologi Penelitian………………………………………………..... 5
1. Variabel Penelitian…………………………………………………. 6
2. Operasional Variabel Penelitian …………………………………… 8
3. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………. 10
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel……. ………… 10
5. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 12
6. Teknik Uji Instrumen………………………………………………. 13
7. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 16
8. Prosedur Penelitian…………………………………………………. 17
9. Hipotesis Penelitian ……………………………………………….. 18
E. Sistematika Penulisan…………………………………………………. 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Agama………………………………………………………………… 22
1. Agama dalam Perspektif Sosial……………………………………. 22
2. Fungsi Agama……………………………………………………… 23
3. Dimensi-dimensi Keberagamaan…………………………………... 25
B. Etos Belajar…………………………………………………………… 27
1. Pengertian Etos Belajar……………………………………………. 27
2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar …………………… 34
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar…………………… 40

BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ……………............ 43
B. Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ………………............ 45
C. Motto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………………………………. 46
D. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………………… 47
E. Deskripsi Responden………………………………………………….. 48

BAB IV ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA
A. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar Mahasiswa …………. 52
1. Motivasi……………………………………………………………. 52
2. Disiplin……………………………………………………………... 52
3. Rasionalitas…………………………………………………………. 53
4. Kreativitas………………. ………………………………………….. 54

B. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………………………………………. 56

1. Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………


56
a). Keyakinan Keberagamaan …………………………………… 56

b). Pengetahuan Keberagamaan…………………………………….


57

c). Praktek Keberagamaan …………………………………………. 59

2. Sosial Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………..................


60

a). Lingkungan Teman ……………………………………………. 60

b). Lingkungan Dosen ……………………………………………… 62

c). Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal……………………… 63

C. Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap


Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…………… 64
1. Koefisien Determinasi …………………………………………...... 65
2. Persamaan Regresi Linear Berganda……………………………… 67
3. Uji F Hitung ………………………………………………………. 68
4. Uji t Hitung ………………………………………………………… 69

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 70
B. Saran…………………………………………………………………. 71

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan Sosial


Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa…………………………… 8
Tabel 2 Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban…………………………………... 12
Tabel 3 Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter……………………... 14
Tabel 4 Nilai Koefisien Reliabilitas…………………………………………... 16
Tabel 5 Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin………………………… 49
Tabel 6 Sebaran Responden Menurut asal sekolah sebelum masuk UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta…………………………………………... 50
Tabel 7 Sebaran Responden Menurut Motivasi Belajar……………………… 51
Tabel 8 Sebaran Responden Menurut Disiplin……………………………….. 53
Tabel 9 Sebaran Responden Menurut Rasionalitas…………………………... 54
Tabel 10 Sebaran Responden Menurut Kreativitas……………………………. 55
Tabel 11 Sebaran Responden Menurut Etos Belajar…………………………... 55
Tabel 12 Sebaran Responden Menurut Tahun Akademik……………………… 56
Tabel 13 Sebaran Responden Menurut Keyakinan Keagamaan……………….. 57
Tabel 14 Sebaran Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan……………... 58
Tabel 15 Sebaran Responden Menurut Praktek Keagamaan…………………... 59
Tabel 16 Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan…………......... 60
Tabel 17 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Teman Kuliah…………… 61
Tabel 18 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Dosen…………………… 63
Tabel 19 Sebaran Responden Menurut Lingkungan Tempat Tinggal…………. 64
Tabel 20 Hasil Korelasi Antar Variabel independen dan variabel dependen … 64
Tabel 21 Nilai Koefisien Determinasi…………………………………………. 66
Tabel 22 Nilai Koefisien……………………………………………………….. 67
Tabel 23 Kontribusi Variabel………………………………………………….. 67
Tabel 24 Hasil Uji Anova……………………………………………………… 68
Tabel 25 Hasil Uji T Hitung…………………………………………………… 69
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Daftar Pertanyaan Kuesioner

Lampiran II: Daftar Jawaban Kuesioner Responden

Lampiran III: Reliabilitas dan Validitas Instrumen

Lampiran IV: Daftar Jawaban Kuesioner Responden Perdimensi

Lampiran V: Daftar Transformasi Data Kuesioner Perdimensi

Lampiran VI: Hasil Uji Normalitas

Lampiran VII: Daftar Wisuda Angkatan ke 74 Tahun 2008/2009

Lampiran VIII: Hasil Analisis Deskriptif

Lampiran IX: Hasil Rataan dan Hasil Uji T-Test

Lampiran X: Hasil Uji Korelasi

Lampiran XI: Hasil Uji Regresi Berganda antara Variabel Keberagamaan

dengan Variabel Sosial Budaya dengan Variabel Etos Belajar

Lampiran XII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Keberagamaan

dengan Variabel Etos Belajar

Lampiran XIII: Hasil Uji Regresi Linear antara Variabel Sosial Budaya dengan

Variabel Etos Belajar

Lampiran XIV Hasil Uji Multikolineratitas

Lampiran XV Hasil Uji Heterokedastisitas


PEDOMAN TRANSLITERASI

Arab Latin Arab Latin Arab Latin

‫ا‬ = ‫ض‬ = dh

‫ب‬ = b ‫ط‬ = th ‫ال‬ = al

‫ت‬ = t ‫ظ‬ = zh َ = a

‫ث‬ = ts ‫ع‬ = ‘ ِ = i

‫ج‬ = j ‫غ‬ = gh ُ ‫و‬ = u

‫ح‬ = h ‫ف‬ = f

‫خ‬ = kh ‫ق‬ = q Vokal Panjang

‫د‬ = d ‫ك‬ = k ‫ــــ‬ = â

‫ذ‬ = dz ‫ل‬ = l ْ‫ـــ‬ = î

‫ر‬ = r ‫م‬ = m ْ‫ــــ‬ = û

‫ز‬ = z ‫ن‬ = n Diftong

‫س‬ = s ‫و‬ = w َ‫ــــ‬ = aw

‫ش‬ = sy ‫هـ‬ = h َ‫ــــ‬ = ay

‫ء‬ = ’

‫ص‬ = sh ‫ي‬ = y
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah telah mencatat bahwa sudah seabad bangsa Indonesia bangkit.

Semarak gempita dalam kemeriahan perayaan yang diselenggarakan pada tanggal 20

Mei 2008 di Senayan, Gelora Bung Karno mengundang keprihatinan yang mendalam

di tengah keterpurukan bangsa Indonesia. Kebangkitan Nasional bukan sekedar

peringatan seremonial dengan penghamburan dana, tenaga dan emosi yang sia-sia.

Namun, pemaknaan semangat perubahan untuk mencapai Indonesia yang lebih baik.

Seratus tahun kebangkitan nasional merupakan moment yang tepat untuk

membangunkan masyarakat Indonesia secara nyata dan terencana dengan tujuan yang

terukur dan pasti. Sudah seharusnya, kebangkitan nasional dapat mengugah semangat

para generasi penerus bangsa untuk melakukan perubahan dipelbagai bidang dan

menggapai cita-cita nasional dengan mengibarkan bendera merah putih di segala

penjuru dunia dengan segudang prestasi. Kebangkitan Nasional diawali dengan

berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo adalah organisasi

pendidikan yang sangat peduli terhadap nasib bangsa terutama di bidang pendidikan.

Budi Utomo berusaha memajukan rakyat agar terlepas dari belenggu kemiskinan, dan

kebodohan.

Kebangkitan Nasional tidak dapat dipisahkan dari aspek pendidikan.

Pendidikan merupakan kunci utama untuk meraih kemajuan dan perubahan.


Kebangkitan Nasional yang bermula dari organisasi pendidikan berusaha untuk

memajukan negara dan rakyat, dengan munculnya kaum Intelektual yang mengubah

negara ke arah yang lebih baik. Kebangkitan nasional hendaknya dapat dihayati

maknanya dengan aplikasi yang nyata.

Kemajuan suatu bangsa tidak hanya tergantung oleh kekayaan yang dimiliki

atau jumlah penduduk yang banyak, tetapi ditentukan oleh kemampuan sumber daya

manusia dalam menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi. Disinilah peran

pendidikan sebagai sarana untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas,

karena pada hakikatnya keberhasilan pendidikan berarti keberhasilan menyongsong

masa depan bangsa yang lebih cerah. Banyak contoh yang dapat dipetik dari berbagai

bangsa atas keberhasilannya mencetak sumber daya manusia yang berkualitas

meskipun sumber daya alam yang dimiliki tak berlimpah, seperti Korea Selatan,

Hongkong, Taiwan, Singapura dan Malaysia. Keberhasilan tersebut dikarenakan

peran pendidikan yang tinggi. Pendidikan Tinggi di Indonesia diharapkan dapat

berperan sebagai agen perubahan.1

Perilaku masyarakat Indonesia dikenal dengan etos yang rendah. Hal ini

tampak pada kondisi yang terjadi pada mahasiswa di perguruan tinggi. Tercatat dalam

penelitian bahwa perguruan tinggi di Indonesia hanya menempati urutan 50 dan 70 di

tingkat Asia. Sedangkan di tingkat dunia, Indonesia hanya menempati posisi 500.

Nampaknya, Indonesia akan benar-benar tertinggal dari Myanmar dan Laos.2

1 Sidhunata, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan (Demokratisasi, Otonomi, Civil Society,


Globalisasi), (Yogyakarta : Kanisius, 2000), hal. 61.
2 Nn, 3 PT di Indonesia masuk 500 Universitas Terbaik, 15 Oktober 2008, diakses melalui situs
internet http://gogle.com//
Masa depan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh kaum terpelajar.

Namun, mahasiswa sebagai agen perubahan tak dapat mencerminkan etos keilmuan

yang tinggi. Mereka cenderung malas untuk meningkatkan kompetensi, akuntabilitas

dan kreatifitas dalam bidang akademik. Selain itu, mahasiswa tidak lagi menghargai

disiplin dan sering kali bolos.

Islam mengajarkan bahwa seseorang akan memperoleh sesuai dengan ikhtiar

yang dilakukannya. Hal itu dipertegas dalam Al-quran pada surat (Al-Anfaal : 53).

    


%☺"!$ & ☺!"#$ 
2  './01 +,- '()*
 9 &:  5678$ 
C DE >?@ AB ;;<☺=
artinya : (siksaan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya Allah sekali-kali
tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada
suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka
sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

Dengan demikian, tidak ada manusia yang dapat makmur tanpa usaha yang

sungguh-sungguh. Maka dapat ditafsirkan bahwa perubahan nasib sangat tergantung

pada etos. Ada dua indikator yang membicarakan mengenai relevansi usaha

penumbuhan dan pengembangan etos keilmuan dikalangan Islam yaitu pertama,

faktor sosiologis-demografis; semata-mata berdasarkan kenyataan bahwa rakyat

Indonesia sebagian beragama Islam. Kedua, faktor historis-ideologis; untuk jangka

waktu yang lama Islam telah menunjukkan kejeniusannya sebagai pendukung dan
pendorong pesatnya perkembangan etos keilmuan.3 Lebih lanjut, dalam studi yang

dilakukan oleh Geertz pada tahun 1950-an menyatakan pertumbuhan ekonomi dan

pembaruan Islam berjalan secara beriringan. Mohammad Sobary dalam Kesalehan

dan Tingkah laku Ekonomi (1999) juga menyimpulkan hal yang sama untuk

masyarakat Betawi di Desa Suralaya dan Ahmad Janan Asifudin (2003)

membuktikan bahwa agama Islam menjadi basis etos kerja Islami untuk

menghasilkan kemajuan.

Fakta yang terjadi berbanding terbalik dengan yang seharusnya. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berbasis pada agama Islam masih terdapat banyak

mahasiswa yang memperlihatkan indikasi etos belajar yang rendah. Mahasiswa

cenderung belajar instans dalam kondisi keterpaksaaan dan keinginan belajarnya

hanya timbul ketika ujian dengan sistem kebut semalam.4 Padahal, etos belajar dan

orientasi kuliah menentukan kematangan intelektual dan jiwa kemandirian. Ironi

memang, Islam selalu mengajarkan bahwa manusia hendaknya bersikap, berpikir dan

berbuat sesuai dengan pedoman Al-quran dan Hadis. Islam juga sangat mendorong

etos belajar. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang seluruh mahasiswanya muslim

seharusnya mempunyai etos belajar yang tinggi. Nampaknya, Tingkat religiusitas

mahasiswa sangat mempengaruhi dalam pembentukkan sikap di kehidupannya

termasuk bidang akademik. Selain itu, faktor sosial budaya di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta juga ikut andil dalam pembentukan etos belajar mahasiswa.

3 Nurcholish Madjid. Tradisi Islam (Peran dan fungsinya), (Jakarta: PARAMADINA, 1997),
hal. 31.

4Eri Sumarwan, Meluruskan Orientasi Kuliah, 30 Desember 2004, diakses melalui situs internet
http://yahoo.com// pada tanggal 11 Agustus 2008.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan pada etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar tidak meluasnya permasalahan.

Selanjutnya, penulis merumuskan masalah ke dalam petanyaan sebagai berikut :

“Bagaimana etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain itu, manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan kontribusi dan motivasi etos belajar bagi mahasiswa untuk

meningkatkan kompetensi, akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang

akademik.

2. Menambah khasanah pengetahuan dan literatur kepustakaan, khususnya

bagi Mahasiswa Ushuluddin dan Filsafat dalam kajian sosial agama.

Sehingga, hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan landasan bagi

penelitian selanjutnya.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah kerangka teoritis yang dipergunakan oleh penulis

untuk menganalisa, mengerjakan, atau mengatasi masalah yang dihadapi dalam


penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan

secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun,

penulis mempunyai asumsi bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar

mahasiswa. Sehingga, penulis mencoba melakukan explanatory research, yaitu

penelitian survei yang bertujuan menjelaskan pengaruh dan hubungan antara variabel

melalui pengujian hipotesa. Senada dengan pendapat Masri Singarimbun dan Sofyan

Effendi (1989), bahwa “Apabila untuk data yang sama peneliti menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, maka penelitian

tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian

hipotesa atau penelitian penjelasan”.5

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel yang akan di uji yaitu Faktor

keberagamaan (X1) dan Faktor Sosial budaya (X2) independent variable sedangkan

etos belajar mahasiswa sebagai dependent variable (Y).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan perhitungan statistik dengan

bantuan program SPSS (Statistic Program Social Science) 15.00 for windows. Data

yang diperoleh dihasilkan dari angket yang disebarkan kepada responden dengan

skor menurut skala likert. Selanjutnya, digunakan transformasi indeks parameter pada

setiap variabel yang akan diuji. Dalam transformasi indeks parameter, interval antara

nilai indeks terkecil dengan nilai indeks terbesar adalah 1 - 100. Maka, transformasi

5 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metodologi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,
1989) hal. 21
indeks parameter adalah hasil dari penjumlahan nilai transformasi dari setiap

parameter. Seperti yang dikutip oleh Masri Mansoer dalam disertasi ”Perilaku

Keberagamaan Remaja”, Rumus transformasi adalah :

a) Transformasi Indeks Parameter

Indeks Parameter = JDP - JM x 100


JMX - JM
di mana :

JDP = Jumlah nilai yang didapat dari tiap parameter

JM = Jumlah nilai minimum tiap parameter

JMX = Jumlah nilai maksimum tiap parameter

b) Transformasi Indeks Variabel

Nilai variabel merupakan nilai indeks yang didapat dari penjumlahan indeks

tiap parameter yang telah ditransformasikan.6

Indeks Variabel = JPV - JMV x 100


JXV - JMV
di mana :

JPV = Jumlah indeks parameter yang di dapat tiap variabel

JMV = Jumlah nilai minimum tiap variabel

JXV = Jumlah nilai maksimum tiap variabel

6 Masri Mansoer, 2008, Perilaku Keberagamaan Remaja ( Kasus pada siswa SLTA di Kota
Jakarta Selatan, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak, Disertasi Pasca Sarjana IPB, hal.
114.
2. Operasional Variabel Penelitian

Konsep yang masih abstrak, tidak dapat diukur dan disajikan dalam bentuk

bilangan. Oleh karena itu, diperlukan pengukuran terhadap konsep yang masih

abstrak yang disebut sebagai definisi operasional. Menurut Masri Singarimbun dan

Sofyan Effendi (1989), definisi operasional merupakan unsur penelitian yang

memberikan informasi bagaimana caranya mengukur sesuatu variabel. 7

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel/Parameter Keberagamaan dan


Sosial Budaya terhadap Etos Belajar Mahasiswa

No. Variabel Parameter Indikator Skala


Keyakinan tentang adanya
Tuhan sebagai pencipta,
malaikat yang senantiasa
mencatat semua perkataan
dan perbuatan manusia,
Dimensi Keyakinan Alquran sebagai sumber
1 Keberagamaan Ordinal
Keagamaan pedoman dan petunjuk, segala
sesuatu yang terjadi sesuai
dengan takdir dan setiap
perbuatan akan
dipertanggungjawabkan di
akhirat.
• Intensitas individu
mengakses informasi
keagamaan baik melalui
Dimensi Pengetahuan Ordinal
media cetak, media
Keagamaan
elektronik dan media massa

7 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metodologi Penelitian Survei, hal. 39.
• Keterlibatan aktif dalam
diskusi keagamaan.
Ketaatan dalam menjalankan
shalat wajib, shalat sunnah,
Dimensi Praktek shalat berjamaah, puasa
Ordinal
Keagamaan sunah, bersedekah atau
membantu orang lain, serta
berdzikir.
Penilaian tingkat disiplin,
tanggung jawab terhadap
Lingkungan Teman
tugas, motivasi, pro-aktif, Ordinal
Kuliah
ketaatan pada peraturan, dan
prestasi belajar.
Penilaian tingkat motivasi,
pro-aktif, sikap terbuka
Lingkungan Dosen terhadap kritik, ketaatan pada Ordinal
2 Sosial Budaya
peraturan, dan kreativitas para
dosen pengajar.
Penilaian tingkat disiplin,
tanggung jawab, motivasi,
Lingkungan
pro-aktif, sikap terbuka
Masyarakat Ordinal
terhadap kritik, kreativitas,
Tempat Tinggal
dan integritas keilmuan di
lingkungan tempat tinggal.
3 Pemaknaan mahasiswa
mengenai belajar sebagai
rahmat, belajar sebagai
Etos Belajar Motivasi Belajar Ordinal
amanah, belajar sebagai
panggilan jiwa, dan belajar
sebagai aktualisasi diri.
Konsistensi mahasiswa dalam
Disiplin mengatur waktu belajar, Ordinal
kebiasaan datang ke kampus
tepat waktu, dan taat pada
peraturan yang berlaku di
kampus.
Intensitas mahasiswa dalam
membaca berbagai literatur,
Rasionalitas menghadiri berbagai diskusi Ordinal
dan seminar serta mengikuti
kursus atau pelatihan.
Intensitas untuk merubah atau
Kreativitas memperbaiki kebiasaan buruk Ordinal
individu dalam belajar.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang meliputi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Adab dan Humaniora,

Ushuluddin dan Filsafat, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi, Dirasat

Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Ilmu Sosial, Sains dan Teknologi, Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 November sampai

dengan 30 November 2008.

4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang tercatat sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik

2007/2008 yang berjumlah 20.000 mahasiswa. Teknik yang digunakan dalam

pengambilan sampel adalah cuota random sampling, yaitu teknik pengambilan


sampel secara acak dengan kelompok-kelompok kecil (cluster), dimana unsur-unsur

dalam cluster sifatnya tidak homogen.8

Mengacu pada rumus solvin dalam menetapkan jumlah sampel dengan tingkat

kepercayaan 10 % maka jumlah sampel yang diperlukan adalah 100 orang

mahasiswa. Namun, peneliti menyesuaikan dengan teknik sampel yang digunakan

dalam penelitian ini, maka mendapatkan perwakilan 250 orang yang didistribusikan

ke seluruh fakultas yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tidak

menggunakan proporsional.

Rumus Solvin

n= N
1+ N. (e) 2

Keterangan:

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

e = Batas Error (10 %)

Dengan menggunakan rumus solvin diketahui jumlah sampel :

n= 20.000 = 99, 5 = 100 orang


1 + 20.000 (0.10) 2

8 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar penelitian Ilmiah, (Bandung : Pustaka Setia, 2005) hal. 123.
5. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

a). Angket

Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan angket (questionnaire), yaitu

teknik pengumpulan data dengan menggunakan sejumlah data pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket yang digunakan

adalah angket tertutup dimana jawaban atas pertanyaan sudah tersedia, responden

tinggal memilih jawaban sesuai pertanyaaan yang dimaksud. Angket ini disebarkan

untuk mendapatkan data yang komprehensif yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Penulis memberikan penilaian terhadap jawaban dari masing-masing soal

angket tersebut dengan menggunakan ketentuan skala Likert. Angket yang disusun

mempunyai skor jawaban dengan interval 1-5. Setiap jawaban memiliki skor

tersendiri sesuai dengan item positif dan negatif, seperti yang tergambar dalam tabel

berikut ini :

Tabel 2. Skor untuk Setiap Pilihan Jawaban

No. Pilihan Jawaban Skor


1 Positif 5 4 3 2 1
2 Negatif 1 2 3 4 5

b). Studi kepustakaan

Dalam penelitian ini, Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh

informasi dari berbagai sumber, seperti buku-buku, jurnal, dan internet.


c). Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang

dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sarana pengamatan.9 Penulis mengadakan

observasi secara seksama terhadap bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh

mahasiswa di dalam dan luar kampus serta mengamati keadaan di sekitar lingkungan

kampus, seperti sarana dan prasarana.

6. Teknik Uji Instrumen

a). Validitas

Instrumen sebagai alat ukur pengumpul data yang berkaitan dengan kualitas

data. Ada dua persyaratan penting yang berlaku dalam sebuah angket yaitu valid dan

reliabel. Instrumen yang valid menunjukkan seberapa baik sebuah instrumen

digunakan untuk mengukur parameter dalam penelitian. Dengan kata lain, mampu

memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam pengujian tingkat

validitas instrumen, peneliti dapat melakukan try-out dengan memakai responden

terbatas terlebih dahulu sebanyak 30 mahasiswa. Pengujian validitas dilakukan

dengan menggunakan pearson correlation dengan ketentuan bahwa suatu model

dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05.

9 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hal. 76.


Tabel 3. Nilai Signifikansi Pertanyaan Setiap Parameter

No. Parameter Nilai Signifikansi Keterangan


1 Keyakinan Agama 0,016 Valid
2 Pengetahuan Agama 0,000 Valid
3 Praktek Agama 0,000 Valid
4 Motivasi 0,000 Valid
5 Disiplin 0,000 Valid
6 Rasionalitas 0,000 Valid
7 Kreativitas 0,000 Valid
8 Lingkungan Teman Kuliah 0,041 Valid
9 Lingkungan Dosen 0,000 Valid
10 Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal 0,031 Valid
Sumber : data primer yang diolah

Tabel menunjukkan nilai signifikansi dari setiap parameter. Maka dapat

disimpulkan bahwa pertanyaan yang terdapat dalam setiap parameter dapat dikatakan

valid karena memiliki signifikansi dibawah 0,05.

b). Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat keterhandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel

adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok

yang sama akan menghasilkan data yang sama. Apabila data yang diperoleh sesuai

dengan kenyataan, berapakalipun pengambilan data yang dilakukan hasilnya akan

tetap sama. Hasil pengukuran kuesioner dapat dianalisa dengan teknik Alpha

Cronbach, rumus sebagai berikut:

Rumus Varians

σi Σ X2(ΣX)2
=
n
n
Rumus Alpha Cronbach

(k)
ri = (1-Σσi2)
k-1 σt2

Keterangan :

n = jumlah sampel

X = nilai skor yang dipilih

ri = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

σi = mean kuadrat kesalahan

σt2 = jumlah varians butir

Interpretasi data nilai Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

(1) 0.00 - 0.20 = tidak reliabel

(2) 0.21 – 0.40 = kurang reliabel

(3) 0.41 – 0.60 = cukup reliabel

(4) 0.61 – 0.80 = reliabel

(5) 0.81 – 1,00 = sangat reliabel

Jadi koefisien reliabilitas instrumen untuk penelitian ini setiap variabel adalah

seperti pada tabel 4. Dari nilai Alpha Cronbach yang terlihat pada semua variabel

penelitian ini berada diatas nilai 0,60 maka dapat dinyatakan bahwa semua kuesioner

yang digunakan untuk instrumen penelitian ini adalah reliable.


Tabel 4. Nilai Koefisien Reliabilitas

Variabel Jumlah Pertanyaan Koefisien Reliabilitas


Keagamaan 24 buah 0,80
Sosial Budaya 21 buah 0,77
Etos Belajar 27 buah 0,90
Jumlah 72 buah 0,83
Sumber : data primer yang diolah

7. Teknik Analisis Data

Data yang dihasilkan berupa data kuantitatif, maka metode analisis data yang

dipergunakan adalah analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif adalah

menggunakan rumus statistic untuk menguji hipotesis dengan data angka dan mencari

tingkat signifikansi. Analisis kuantitatif yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu

analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Analisis data deskriptif dengan

penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan ukuran pemusatan gejala sentral, seperti

persentase, rata-rata, dan variasi.10 Analisis data deskriptif dimaksudkan untuk

menggambarkan variabel-variabel yang akan diteliti. Pada penelitian ini, analisis

deskriptif digunakan untuk menggambarkan perilaku keberagamaan mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, tingkat sosial budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan analisis data

inferensial dilakukan untuk pengujian hipotesis dengan taraf kesalahan tertentu,

dimana hasilnya akan digeneralisasikan untuk populasi dimana sampel diambil.11

10 Agus Purwonto, Panduan Laboratorium Statistik Inferensial, (Jakarta: GRASINDO,


2007), hal. 1.
11 Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. (Bandung : CV ALFABETA, 2005). hal 14.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap etos belajar adalah uji korelasi dan regresi linear sederhana. Selain itu, untuk

mengetahui arah kuatnya hubungan antara variabel keberagamaan dan variabel sosial

budaya secara bersama-sama terhadap etos belajar digunakan uji regresi berganda.

Pengujian tersebut dilakukan karena data yang digunakan berdistribusi normal dan

interval.

Analisis statistik deskriptif dari data skor yang diperoleh pada setiap

parameter/variabel dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu:

a) Sangat Rendah/Sangat Tidak Taat/Sangat Tidak Tahu : skor 0 - 20

b) Rendah/Tidak Taat/Tidak Tahu : skor 21 - 40

c) Sedang/Kurang Taat/Ragu-ragu : skor 41 - 60

d) Tinggi/Taat/Tahu : skor 61 - 80

e) Sangat Tinggi/Sangat Taat/Sangat Tahu : skor 81 -100

8. Prosedur Penelitian

a). Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, penulis merumuskan permasalahan, menentukan

variabel, melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan teori-teori pendukung,

kemudian menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini.

b). Tahap Pengambilan Data


Dalam tahap pengambilan data, penulis menentukan jumlah sampel

(responden) dari populasi yang ada. Selanjutnya, para responden diminta untuk

mengisi angket yang telah tersedia.

c). Tahap Pengolahan Data

Dalam tahap pengolahan data, data yang telah terkumpul kemudian diberi

nilai dan diinput ke dalam program SPSS. Kemudian, diakhiri dengan menganalisa

data melalui metode statistika.

d). Tahap Pembahasan

Tahap pembahasan merupakan tahapan akhir dari penelitian, dimana penulis

menginterpretasikan dan membahas hasil analisis data melalui metode statistik yang

didukung dengan teori. Kemudian, membuat kesimpulan serta saran dan diskusi yang

menjadi penunjang kelengkapan penulisan penelitian ini.

9. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Keberagamaan
(X1)

Etos Belajar
(Y)

Sosial Budaya
(X2)
Keterangan:

Variabel keberagamaan (X1), dan variabel sosial budaya (X2) mempengaruhi

variabel etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y).

Berdasarkan gambar diatas, maka dapat di susun beberapa proposisi sebagai

hipotesis yang akan di uji kebenarannya secara empirik.

Hipotesis I

“Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar

mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara simultan”.

Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan.

Ha : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara simultan.

Hipotesis II

“Bagaimana pengaruh keberagamaan dan sosial budaya terhadap etos belajar

mahasiswa UIN syarif Hidayatullah Jakarta secara parsial”.

Ho : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) tidak mempengaruhi etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara parsial.


Ha : Keberagamaan (X1) dan sosial budaya (X2) mempengaruhi etos belajar

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Y) secara parsial.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi sistematika penulisan terdiri atas :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan membahas mengenai Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menjabarkan tinjauan teori yang digunakan dalam

penelitian ini. Pembahasan dimulai dengan Agama dalam Perspektif Sosial, Fungsi

Agama, Dimensi-dimensi Keberagamaan, Pengertian Etos Belajar, Aspek-aspek yang

terdapat dalam Etos Belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar.

BAB III PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Bab ini membahas mengenai Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Motto UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Deskripsi Responden.

BAB IV ETOS BELAJAR MAHASISWA UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA
Bab pembahasan hasil penelitian merupakan bagian terpenting dari sebuah

penelitian. Dalam bab ini berisikan tentang Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos

Belajar Mahasiswa, Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pengaruh Keberagamaan dan Sosial Budaya

terhadap Etos Belajar Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya dan saran-saran yang diperuntukkan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

meningkatkan etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. AGAMA

1. Agama dalam Perspektif Sosial

Banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai agama. Salah satunya,

Hendropuspito yang mendefinisikan agama sebagai suatu jenis sistem sosial yang

dibuat oleh penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan non-

empiris yang dipercayai dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri

mereka dan masyarakat luas pada umumnya. Pengertian mengenai agama yang

dikemukakan oleh Hendropuspito nampaknya sejalan dengan pendapatnya Durkheim,

yang menekankan ciri kolektif dalam definisinya. Durkheim menyatakan bahwa

agama adalah sistem yang menyatu mengenai berbagai kepercayaan dan peribadatan

yang berkaitan dengan benda-benda yang terpisah dan terlarang kepercayaan-

kepercayaan dan peribadatan-peribadatan yang mempersatukan semua orang yang

menganutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut gereja.”12 Sedangkan

Yinger mengemukakan definisi yang bersifat fungsional. Menurutnya, Agama

merupakan sistem kepercayaan dan peribadatan yang digunakan oleh berbagai bangsa

12 Betty R. Scharf, Sosiologi Agama, (Jakarta : Prenada Media, 2004), hal. 34.
dalam perjuangan mereka mengatasi persoalan-persoalan tertinggi dalam kehidupan

manusia.13

2. Fungsi Agama

Dalam menjalani kehidupannya, manusia selalu menghadapi masalah.

Manusia tidak mampu menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya dengan

akalnya semata namun berdasarkan pada agama yang dianutnya. Berbagai

permasalahan yang sering dihadapi oleh manusia, yaitu ketidakmengertian,

ketidakpastian, keterbatasan manusia untuk mengatasi masalahnya serta kelangkaan

sumber-sumber kebutuhan manusia. Dalam menghadapi masalah tersebut, muncul

beban psikologis seperti perasaan takut, bingung, kesal, putus asa, dan tertekan.

Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi sering tidak mampu memecahkan

semua masalah itu. Agama yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan

beban psikologis tersebut. Oleh karena itu, manusia memberikan beberapa fungsi

terhadap agama, diantara adalah sebagai berikut:

a. Fungsi edukatif

Agama memiliki fungsi edukatif yang mencakup tugas mengajar dan

bimbingan. Dalam menyampaikan ajaran-ajarannya agama memiliki

perantara, seperti Nabi, kyai, pendeta. Selain itu, manusia diberi petunjuk

untuk mencapai keselamatan baik didunia maupun diakhirat melalui kitab

suci. Agama memberi pedoman pada manusia untuk menjalankan aktivitasnya

didunia agar mendapatkan karunia Tuhan. Jika manusia kehilangan arah atau

13 Betty R. Scharf, Sosiologi Agama, hal. 35.


menyimpang dari norma atau nilai yang berlaku, maka agama dapat

mengembalikan keseimbangan.

b. Fungsi penyelamatan

Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup pada saat ini

hingga kehidupan sesudah mati. Agama mengajarkan dan memberikan

jaminan untuk mencapai kebahagiaan di kehidupan mendatang (sesudah

mati). Manusia percaya bahwa seseorang yang religius dapat mencapai titik

kebahagiaan tersebut.

c. Fungsi pengawasan sosial

Agama memiliki fungsi pengawasan sosial dimana agama

bertanggungjawab atas adanya norma-norma susila yang berlaku dalam

masyarakat. Agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan

mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang

buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Selain itu, agama juga

memberikan sanksi kepada manusia yang melanggar dan melakukan

pengawasan yang ketat pada pelaksanaanya. Sebagai manusia yang beragama,

individu senantiasa harus konsekuen terhadap aturan-aturan agamanya dengan

menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia kelak akan

kembali ke pangkuan Sang Pencipta dan mempertanggungjawabkan segala

perbuatan di dunia.

d. Fungsi memupuk persaudaraan

Konflik dan perpecahan seringkali terjadi dalam masyarakat. Dalam hal

ini, agama mengajarkan untuk cinta perdamaian dan persatuan dengan


mengukuhkan toleransi dan sikap saling menghargai diantara sesama umat

beragama dan antar umat beragama. Bila nilai-nilai positif tersebut

ditanamkan pada setiap individu maka konflik yang terjadi akan dapat

diredam.

e. Fungsi transformatif

Fungsi transformasi memiliki pengertian mengubah bentuk kehidupan

masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Hal ini berarti mengubah nilai-nilai

lama dengan mengganti nilai-nilai baru. Kehidupan masyarakat lama dibentuk oleh

nilai-nilai adat yang diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga pola pikir dan

tingkah laku telah terbentuk sesuai dengan nilai adat yang berlaku. Seiring dengan

perkembangannya, agama membawa pengaruh terhadap nilai-nilai adat yang telah

dianut oleh masyarakat. Apabila nilai adat ada yang bertentangan dengan nilai agama

dan dianggap kurang wajar, maka transformasi terjadi dengan mengubah kesetiaan

manusia adat dan membentuk kepribadian manusia yang ideal. Dalam hal ini,

transformasi memiliki pengertian membina dan mengembangkan nilai-nilai sosial

adat yang baik dan dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas.14

3. Dimensi-dimensi Keberagamaan

Religiusitas mempunyai kata dasar religio yang berasal dari bahasa Latin

yaitu religio. Religio yang memiliki akar kata religare yang berarti mengikat. Konsep

religiusitas dalam literatur sosiologis diartikan sebagai interaksi antara agama dan

masyarakat, dimana agama berperan dalam melakukan segala aktivitas yang didorong

14 D. hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1983), hal.56.


oleh nilai-nilai agama yang diyakininya. Maka, tingkat religiusitas atau tingkat

keberagamaan adalah kadar atau kualitas dalam individu mengintegrasikan ajaran-

ajaran agamanya dalam kehidupannya sehari-hari. Sedangkan tingkat religiusitas

dalam penelitian ini adalah seberapa besar individu mampu mengintegrasikan ajaran-

ajaran agama terhadap etos belajar. Menurut R. Stark dan C. Y Glock, keberagamaan

meliputi dimensi keyakinan, dimensi praktek agama (ritual), dimensi pengalaman,

dimensi pengetahuan agama dan dimensi konsekuensi. 15

Dimensi keyakinan berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang yang

religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dengan mengakui

kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan akidah

yaitu kepercayaan dan keyakinan yang mendalam sehingga melahirkan keimanan

kepada Allah yang Maha Esa, malaikat, al-quran, rasul-rasul, adanya hari kiamat, dan

kepada Qada dan Qadar. Pada hakekatnya, akidah merupakan pengaplikasian rukun

iman.

Dimensi praktek agama mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal

yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya.

Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan ibadah yaitu pelaksanaan perintah Allah dan

Rosul-Nya seperti syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan hakekat ibadah

adalah ketaatan dan ketundukan secara mutlak kepada Allah. Sehingga segala amal

perbuatan manusia yang dilakukan dengan dasar ketaatan dan ketundukkan kepada

Allah adalah sebuah ibadah.

15 Roland Robertson, Agama Analisa dan Interpretasi Sosiologis, (Jakarta : CV Rajawali,


1992), hal. 291-303.
Dimensi pengalaman berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama

mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, dimana perasaan seseorang

mengalami ketenangan dan kedamaian terhadap kekuatan supranatural. Dimensi

pengetahuan agama yang mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama

paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar

keyakinan, ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi konsekuensi dan pengamalan

merupakan akibat dari dimensi-dimensi sebelumnya yang tampak dalam perilaku

seseorang dalam melakukan setiap aktivitas. Dalam Islam, dimensi ini disebut dengan

akhlak yaitu perilaku yang telah menjadi pribadi bagi seorang muslim sehingga

munculnya secara spontan. Akhlak merupakan buah dari iman yang kuat.

B. ETOS BELAJAR

1. Pengertian Etos Belajar

a. Definisi Etos

Secara etimologi, etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan

arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.16 Menurut

pendapat Franz Magnis-Suseno yang dikutip oleh Toto Tasmara, etos adalah

semangat dan sikap batin tetap seseorang atau sekelompok orang sejauh di dalamnya

termuat tekanan moral dan nilai-nilai moral tertentu. Sedangkan Clifford Geertz

16 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta : Gema Insan Press, 2002), hal.
15.
mengartikan etos sebagai sikap yang mendasar terhadap diri dan dunia yang

dipancarkan hidup.17

Pada mulanya, etos diteliti lebih lengkap oleh seorang sosiolog Jerman, Max

Weber pada tahun 1905 yang memformulasikan hubungan rasional antara etos kerja

dengan kesuksesan suatu bangsa dalam buku yang berjudul Etika Protestan dan

Semangat Kapitalisme. Weber mencirikan etos kerja bangsa Jerman antara lain

bertindak rasional, berdisiplin tinggi, bekerja keras, berorientasi sukses secara materi,

tidak berfoya-foya, hemat dan sederhana, menabung serta berinventasi. Menurut

Weber, Protestan memiliki pengaruh dalam pembentukan spirit kapitalisme di

negara-negara Barat. Selain itu, kapitalisme diidentikkan dengan pencarian

keuntungan (profit), dan keuntungan tersebut dapat diperbaharui secara terus-

menerus.

Selanjutnya, Robert N. Bellah juga berusaha menemukan faktor-faktor yang

menunjang keberhasilan Jepang menjadi masyarakat industri modern. Jepang

merupakan satu-satunya bangsa non-Barat yang mampu dengan cepat

mentransformasikan dirinya menjadi negara industri memiliki peranan ekonomi yang

sangat penting dalam sistem sosial dan sistem nilai. Keberhasilan itu disebabkan

adanya faktor-faktor tertentu pada masa pra-modern yang mempersiapkan landasan

bagi perkembangan-perkembangan yang terjadi saat ini.

Bellah yang dipengaruhi oleh karya Max Weber mempertanyakan

kemungkinan adanya faktor-faktor religius di masyarakat Jepang yang mirip dengan

17 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta : Gema Insan Press, 2002), hal.
15.
etika Protestan pada masyarakat Barat yang memicu keberhasilan ekonomi bangsa

Jepang. Setelah diteliti, masyarakat Jepang pra-modern telah dibentuk dengan etika

yang bersumber sebelum era Tokugawa. Etika ini berkembang sedemikian rupa pada

masa Tokugawa, dan mempersiapkan masyarakat Jepang untuk mengalami kemajuan

yang pesat pada masa Meiji.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa etos merupakan semangat

yang terdapat dalam diri setiap individu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari

untuk mengerjakan sesuatu secara optimal atau seringkali disebut sebagai spirit.

Jansen Sinamo juga berpendapat dalam kata etos mengandung semua kata kunci yang

menjadi elemen sukses dalam ratusan bahkan ribuan buku sukses yang sudah

terwakili dengan lengkap.18

b. Definisi Belajar

Beralih pada pengertian yang kedua mengenai belajar. Menurut Witherington,

belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai

suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.

Sedangkan Charles E. Skinner mengungkapkan learning is a process of progressive

behavior adaptation.19 Morgan menyatakan belajar adalah setiap perubahan yang

relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau

pengalaman. 20

18 Jansen Sinamo, Etos Kerja Profesiona Navigator Anda Menuju Sukses, (Jakarta : PT Spirit
Mahardika, 2008), hal. 26
19 Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta : Bumi Aksara, 1988), hal. 42.
20 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal.84
Chaplin (1972) dalam bukunya Dictionary of Psychology merumuskan dua

macam belajar, yaitu pertama adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif

menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman; kedua, belajar adalah proses

memperoleh respons-respons karena adanya latihan khusus. 21

Belajar merupakan suatu proses dimana membantu manusia untuk

menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungannya. Proses belajar inilah yang

membuat manusia tetap bertahan hidup (survive). Dari definisi mengenai belajar

yang diungkapkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

perubahan yang terjadi dalam individu dari yang belum bisa menjadi sudah bisa

menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi itu harus relatif bersifat

permanen dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate

behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang

(potential behavior). 22

Dari kedua pengertian etos dan belajar diatas, dapat diketahui bahwa etos

belajar adalah semangat dan perilaku belajar yang terdapat dalam diri setiap individu

untuk melakukan perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Sehingga, mahasiswa

yang memiliki etos belajar yang tinggi cenderung meningkatkan kompetensi,

akuntabilitas dan kreatifitas dalam bidang akademik.

Dalam proses belajar, Cronbach mengemukakan ada tujuh unsur utama yang

meliputi :

21 Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta : PT Raja Garfindo Persada, 2004),
hal. 26
22 Irwanto, dkk, Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa), (Jakarta : Gramedia, 1989),
hal. 105.
a. Tujuan. Pada awalnya, belajar dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang

hendak dicapai oleh individu. Kegiatan belajar akan lebih efisien apabila

terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu. Adapun tujuan dari

belajar yaitu: mendapatkan pengetahuan, perencanaan konsep dan

ketrampilan, serta pembentukkan sikap.23 Ibn Khaldun juga berpendapat

mengenai tujuan pendidikan yang saling terkait, diantaranya: pertama,

memberikan kesempatan akal pikiran untuk aktif dan bekerja menuju

terwujudnya kematangan individu agar dapat hidup dengan baik dalam

masyarakat yang berkembang kebudayaannya. Kedua, menguasai berbagai

ilmu pengetahuan yang dipandang sebagai alat membantunya untuk hidup

dimasyarakat. Ketiga, membantu mendapatkan rizki, karena pendidikan

dipandang sebagai suatu lapangan pekerjaan.24 Sedangkan menurut The Liang

Gie, belajar di perguruan tinggi harus diarahkan kepada suatu cita-cita

tertentu, dimana cita-cita tersebut diperjuangkan dengan pelbagai kegiatan.25

Dalam hal ini, mahasiswa didorong untuk bersungguh-sungguh mencapai

tujuan belajar dan memiliki orientasi ke masa depan. Dari paparan diatas

dapat dikemukakan tujuan belajar mencakup tiga dimensi yang saling

berkaitan yaitu: pengembangan intelektual, akademik dan profesionalitas.

b. Kesiapan. Dalam proses belajar, individu perlu memiliki kesiapan, baik

23 Sardinian A.M, Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 1986), hal. 25.
24 Nidlomun Ni’am, Ibn Khaldun dan Pendidikan, (INKOMA No.6 Th. II – Juli 1991),
hal. 50.
25 The Liang Gie, Cara belajar yang efisien, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,
1997), hal. 15.
kesiapan fisik dan psikis, kesiapan berupa penguasaan pengetahuan dan

kecakapan-kecakapan yang mendasarinya.

c. Situasi. Situasi belajar yang kondusif akan sangat mempengaruhi hasil belajar

yang baik. Dalam hal ini, situasi dipengaruhi oleh sarana dan prasarana tempat

belajar, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, para pengajar yang

turut andil dalam kegiatan belajar serta kondisi fisik individu tersebut.

d. Interpretasi. Dalam menghadapi situasi, individu mengadakan interpretasi,

yaitu melihat hubungan diantara komponen-komponen situasi belajar, melihat

makna dari hubungan tersebut dan menghubungkan kemungkinan pencapaian

tujuan. Berdasarkan interpretasi tersebut, individu dapat menentukan apakah

ia dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak.

e. Respons. Dalam hal ini, respon terkait erat dengan interpretasi. Respon

merupakan usaha untuk melakukan perhitungan dan perencanaan apakah

individu akan menghentikan langkahnya untuk mencapai sebuah tujuan ketika

tujuan yang diharapkan tidak mungkin tercapai.

f. Konsekuensi. Setiap usaha yang dilakukan oleh individu akan membawa

hasil, baik keberhasilan maupun kegagalan. Apabila seorang mahasiswa

berhasil dalam belajarnya, maka ia akan merasa senang, puas, bangga, dan

akan meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha-usaha berikutnya.

g. Reaksi terhadap kegagalan. Usaha yang dilakukan selamanya tidak

membuahkan hasil yang baik kadang kala kegagalan yang didapat. Sebuah

kegagalan akan menimbulkan perasaan yang sedih dan kecewa. Reaksi

mahasiswa terhadap kegagalan dalam belajar bisa saja membawa pengaruh


yang positif dan negatif. Pengaruh positif yaitu dengan memandang kegagalan

sebagai keberhasilan yang tertunda. Sehingga, kegagalan tersebut bisa

membangkitkan semangat untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan atau

merubah kebiasaan-kebiasan buruk dalam belajar. Sedangkan, pengaruh

negatif yaitu terlalu sedih dan kecewa dalam menghadapi kegagalan.

Sehingga, kegagalan tersebut malah menurunkan semangat dan memperkecil

usaha belajar selanjutnya.

Ada beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam belajar, diantaranya adalah

sebagai berikut :

a. Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan perkembangan

memiliki hubungan yang erat, dimana dengan belajar maka individu akan

mengalami perkembangan yang pesat dan dalam proses perkembangan

individu dituntut untuk terus belajar. Kedua hal tersebut merupakan dua sisi

yang tidak dapat dipisahkan.

b. Belajar berlangsung seumur hidup. Kegiatan belajar dimulai sejak buaian

sampai menjelang lahat. Artinya, tidak ada batasan untuk individu melakukan

proses belajar.

c. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor

lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri. Hasil belajar yang

maksimal bisa didapat bila individu memiliki potensi yang tinggi dan

dukungan dari lingkungan yang kondusif, serta usaha belajar yang tinggi untuk

mencapai tujuan tersebut.

d. Belajar mencakup semua aspek. Sebaiknya, belajar tidak hanya pada atau
aspek tertentu saja, melainkan menyentuh segala aspek yang ada.

e. Belajar berlangsung dengan pengajar ataupun tanpa pengajar. Proses belajar

bisa berlangsung dengan atau tanpa siapapun, baik dalam situasi formal dan

informal.

f. Kegiatan belajar bisa berlangsung di setiap tempat dan waktu. Kegiatan belajar

tidak hanya terjadi di kampus, melainkan dimana saja seperti di rumah, di

organisasi, lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Belajar juga bisa terjadi

setiap saat tidak hanya terjadi ketika kuliah berlangsung.

g. Belajar membutuhkan perencanaan dan motivasi. Dalam belajar, perencanaan

merupakan hal yang terpenting. Sebab, dengan perencanaan individu dapat

mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai dalam belajar. Selain itu, hal

tersebut juga didukung oleh motivasi yang tinggi.

h. Proses belajar terjadi bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan

yang sangat kompleks.26

Proses belajar akan berjalan dengan lancar dan mudah apabila beberapa

prinsip diterapkan dengan benar. Jika prinsip-prinsip ini tidak diterapkan, maka

terkadang proses belajar tidak pernah terjadi. Kalaupun terjadi, maka akan berjalan

dengan sulit dan lambat.

2. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar

26 Nana Syaodih Sukmadinata. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung : PT


Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 165-166.
Menurut Wardi Bachtiar dalam bukunya yang berjudul “ Metodologi Penelitian

Dakwah” memaparkan uraian variabel yang menjadi tolak ukur dalam etos kerja

muslim. Terkait dengan penelitian ini, penulis mencoba mengadaptasi beberapa aspek

yang menjadi tolak ukur dalam etos belajar, yaitu:

a. Motivasi

Motivasi berasal dari kata moti yaitu sesuatu yang memulai gerakan.

Sedangkan motivasi berarti to move atau menyebabkan terjadinya aktifitas-aktifitas

seeorang. Motivasi adalah sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku

dalam cara-cara tertentu.27 Dengan kata lain, motivasi merupakan pemicu dan

pendorong untuk bertingkah laku secara terarah dalam mencapai tujuan. Selain itu,

motivasi merupakan perubahan tenaga di dalam diri seseorang yang ditandai oleh

dorongan afektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,

motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) motivasi instrinsik adalah

hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri sendiri yang mendorongnya untuk

melakukan tindakan belajar. 2) motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang

datang dari luar individu mahasiswa yang juga mendorong untuk melakukan kegiatan

belajar. Apabila seorang mahasiswa melakukan kegiatan dengan memiliki motivasi

yang lemah, maka hasil yang ditempuh tidak akan maksimal. Maka, dapat dikatakan

bahwa motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar.

Beberapa fungsi motivasi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Sebagai

pendorong untuk membangkitkan keinginan, 2. Sebagai penentu arah perbuatan yakni

27 Michael Amstrong, Seri Pedoman Manajemen Sumber Daya Alam, (Jakarta : PT Elex
Media Komputindo, 1990), hal 65.
ke arah tujuan yang hendak dicapai, 3. Penyeleksi perbuatan yaitu menentukan

perbuatan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, 4.

Membentuk sikap disiplin diri.

Manusia pada hakekatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas

kemampuan orang lain, seseorang dianggap mempunyai motivasi untuk berprestasi

jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya yang berprestasi lebih

baik dari karya orang lain.

Bertitik tolak dari definisi motivasi pada dasarnya terdapat tiga komponen

utama yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan akan timbul

dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam dirinya. Dorongan

dalam diri seseorang secara sadar menimbulkan upaya untuk memenuhi kekurangan

dan kebutuhannya. Berkaitan dengan motivasi, Mc. Clelland (1961) menghubungkan

motif dengan kebutuhan manusia. Pada dasarnya kebutuhan dapat dibagi menjadi tiga

golongan, yakni sebagai berikut :

1.1. Kebutuhan untuk berprestasi (Need for achievement), yaitu dimana masing-

masing orang ingin diketahui sebagai orang yang sukses atau berhasil

dalam hidupnya. Keberhasilan itu meliputi seluruh segi kehidupan dan

penghidupan seseorang. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya need for

achievement seseorang selalu berusaha untuk melakukan hal-hal yang lebih

baik dari orang lain, misalnya seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan

nilai yang lebih tinggi dari teman-temannya.

2.1. Kebutuhan untuk berafiliasi (Need for Affiliation), yaitu seseorang


mempunyai kebutuhan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain,

terutama orang-orang yang mengadakan interaksi dengannya, misalnya

pengaruh seorang dosen mempunyai wewenang untuk menentukan nilai

seorang mahasiswa dari mata kuliah yang diberikan oleh dosen yang

bersangkutan.

3.1. Kebutuhan untuk kekuasaan (Need for power), yaitu kebutuhan ini pada

umumnya tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat

dalam interaksi seseorang dengan orang lain, apakah orang lain itu teman

kuliah, teman satu organisasi dan lain-lainnya.

Pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa adalah sebagai berikut : (1)

menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir, (2)

menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dengan teman, (3) mengarahkan

kegiatan belajar dengan meningkatkan semangat belajar (4) menyadarkan tentang

adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

Jansen Sinamo yang dijuluki sebagai Bapak Ethos Indonesia, memetakan

motivasi kerja dalam konsep yang disebut sebagai “Delapan Etos Kerja Profesional”.

Dalam hal ini penulis, mencoba mengadopsi konsep tersebut yang dikaitkan dengan

etos belajar. Etos pertama, belajar adalah rahmat. Allah memberikan rahmat kepada

setiap manusia, hendaknya anugrah tersebut dapat diterima dengan ikhlas. Belajar

merupakan ajang bagi mahasiswa untuk terus mengembangkan intelektual dan

akademiknya. Sudah seharusnya kesempatan itu dapat dimanfaatkan dengan baik.

Tak pantas rasanya, bila kita merespon nikmat yang diberikan dengan sikap yang

malas.
Etos Kedua, belajar adalah amanah. Mahasiswa mendapatkan amanah dari

orang tua untuk menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa, Negara dan agamanya.

Etos ini membuat kita bisa belajar dengan sepenuh hati dan menjauhi tindakan yang

tercela, misalnya mencontek pada saat ujian ataupun melakukan prokrastinasi

akademik. Etos ketiga, belajar adalah panggilan. Jika kita menyadari bahwa belajar

merupakan suatu panggilan, maka kita akan melakukannya secara optimal untuk

mendapatkan hasil yang terbaik.

Etos keempat, belajar adalah aktualisasi. Belajar adalah proses perubahan

yang terjadi dalam individu dari yang belum bisa menjadi sudah bisa menuju ke arah

yang lebih baik. Etos kelima, belajar adalah ibadah. Seseorang yang memiliki etos

belajar yang tinggi, maka ia akan belajar secara serius dengan rasa cinta didalamnya.

Etos keenam, belajar adalah seni. Kesadaran untuk belajar dilakukan dengan

menyenangkan. Sehingga, mahasiswa dapat menikmati peran dan kewajibannya

sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa belajar dengan penuh kreatifitas.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi sangat

mempengaruhi seorang mahasiswa untuk cenderung berprestasi mencapai sukses dan

jika mendapatkan sebuah kegagalan, maka ia akan berusaha lebih keras.

b. Disiplin

Disiplin berasal dari bahasa latin “disciple” yang artinya mengikuti dengan

taat.28 Disiplin erat kaitannya dengan penggunaan terhadap waktu, dimana seseorang

yang memiliki pribadi yang disiplin akan berhati-hati dalam pengelolaan waktu dan

28 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, hal. 88.


mempertanggungjawaban apa yang telah dilakukannya. Kedisiplinan dalam belajar

tercermin melalui sikap rajin, penghargaan terhadap waktu dan mematuhi segala

peraturan yang ada dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Seorang individu yang

membangun kehidupannya diatas pondasi-pondasi yang mendalam dan maju jauh

lebih cepat dan lebih menyakinkan daripada individu yang bertindak secara

sembarangan dan tanpa disiplin. Ketiadaan disiplin dan ketertiban akan membawa

kerugian besar, yang tidak dapat dipulihkan oleh apapun.

c. Rasionalitas

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Rasional mempunyai pengertian

mempertinggi produksi dengan berhemat tenaga kerjanya. 29 Namun, terkait dengan

penelitian ini rasional lebih diartikan sebagai kemampuan untuk meningkatkan

produktivitas diri dengan prestasi belajar. Berpikir rasional merupakan perwujudan

perilaku belajar terutama yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Dalam

berpikir rasional, mahasiswa dituntut menggunakan logika untuk menentukan sebab-

akibat, menganalisis, menarik kesimpulan, dan bahkan juga menciptakan ramalan-


30
ramalan. Dengan belajar rasional, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan

rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan

menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis, dan sistematis.

29 Daryanto, S.S, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Apollo, 1998), hal. 472.
30 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hal. 123.
d. Kreativitas

Kreativitas berasal dari bahasa latin “Creare” yang artinya menghasilkan,

melahirkan, mencipta, mencapai.31 Dalam hal ini, kreatif memiliki pengertian yaitu

tidak puas hanya dengan apa yang ada. Dia selalu melakukan perubahan baru dengan

cara mencari alternatif yang lebih baik, sebagaimana sabda Rasullah,

“Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik

lagi daripada hari ini…”.32

Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan sesuatu yang

baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada. Kreativitas seseorang ditandai dengan

kemampuannya dalam mencetuskan sesuatu gagasan yang relatif baru dan

kemampuan untuk menyelesaikan dari suatu persoalan ke persoalan lain. Dalam

belajar, mahasiswa yang kreatif biasanya tampak dari cara belajarnya yang seakan-

akan tidak kehilangan akal. Jika mengalami kesulitan dalam memecahkan sebuah

persoalan, maka ia cenderung menemukan gagasan yang baru.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Etos Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi etos belajar meliputi :

a. Faktor Internal

1) Faktor Jasmaniah. Kondisi tubuh yang sehat sangat mempengaruhi

semangat dan intesitas mahasiswa dalam mengikuti berbagai kegiatan

31 Diennaryati Tjokro Suprihatono, Kaitan Intelegensia, Kreativitas dan Pengikat diri


terhadap tugas dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Negeri. Tesis
Pasca sarjana Universitas Indonesia, 1990, hal, 31.
32 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, hal. 108.
kampus. Selain itu, kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan

juga sangat mempengaruhi kemampuan mahasiwa dalam menyerap

informasi dan pengetahuan. Apabila tubuh seorang individu lemah akan

menimbulkan penurunan kualitas ranah cipta sehingga materi yang

disampaikan tidak dapat diserap dengan baik bahkan tidak berbekas.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kondisi jasmani dijaga dengan

mengkonsumsi makanan yang bergizi, pola istirahat yang cukup, dan

olahraga yang teratur.

2) Faktor Psikologi, baik yang bersifat bawaan ataupun yang diperoleh. Faktor

ini terdiri dari :

a) Faktor interaksi yang meliputi faktor potensi yaitu kecerdasan dan

bakat serta faktor nyata yakni prestasi yang dimiliki.

b) Faktor non-interaksi yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu. Seperti:

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi dengan penyesuaian

diri.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Sosial

a) Lingkungan sosial kampus. Lingkungan sosial kampus dapat

mempengaruhi semangat belajar seorang mahasiswa, seperti para

dosen, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas. Daya dorong

yang positif dalam lingkungan sosial kampus dapat ditunjukkkan

dengan sikap yang terbuka dan memperlihatkan suri teladan yang baik
oleh para dosen.

b) Lingkungan sosial keluarga. Keluarga merupakan tempat pembelajar

yang pertama dan utama bagi seseorang. Sifat-sifat orang tua, praktik

pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga

akan memberi dampak yang baik ataupun buruk terhadap kegiatan

belajar dan hasil yang dicapai oleh mahasiswa.

c) Lingkungan sosial masyarakat tempat tinggal. Lingkungan sosial

masyarakat yang kondusif, akan memacu individu untuk terus

meningkatkan integritas keilmuan.

2) Faktor Budaya

Koentjaraningrat memberikan sebuah pernyataan bahwa Bangsa Indonesia

belum mempunyai bayangan bentuk masyarakat seperti apa yang hendak dicapai.33

Akibatnya, bangsa ini belum mempunyai orientasi untuk masa depan. Dalam hal ini,

langkah yang paling tepat untuk menumbuhkan sikap mental tersebut adalah dengan

cara mengembangkan budaya pembelajar melalui pendidikan. Kemajuan teknologi

membuat mahasiswa pada khususnya, dituntut untuk terus menerus belajar.

Menurut Emi Zulaifah yang dikutip dari Schein (1992) memaparkan lima

dimensi mengenai budaya organisasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi

karakteristik yang disebut sebagai budaya pembelajar.34 Adapun dimensi yang

dimaksud meliputi : Hubungan antara lingkungan dan organisasi, Sifat aktivitas

33 Ricardi S Adnan, Potret Suram Bangsaku (Gugatan alternatif desain pembangunan),


(Depok : UI Press, 2006), hal. 97.
34 Emi Zulaifah, Budaya Pembelajar dan Pemimpin Organisasi, (Psikologika Nomor 11
Tahun VI, 2001), hal. 37.
manusia, Penghayatan akan realitas dan kebenaran, Sifat dasar manusia, Penghayatan

akan hubungan antar manusia, Informasi dan komunikasi.

3) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

4) Faktor lingkungan spiritual/keagamaan. 35

35 M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upayakan Optimalkan kegiatan Belajar Mengajar,
(Bandung : Sinar Baru Al-gesindo, 1998), hal. 40.
BAB III

PROFIL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam

beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas IAIN al-Jami’ah, periode

IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah. 36

a. Periode Perintisan

Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah seorang

Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai

lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak

penjajah Belanda.

Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam

(PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama

dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Pada 8 Juli 1945, bertepatan

dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI

berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Pada 1946, STI

dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke

Yogyakarta.

36 Komarudin Hidayat, dkk, Profil Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2007), hal. 3.
Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948

nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penambahan

fakultas-fakultas baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1)

Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas

Pendidikan. Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi

Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan sesuai dengan namanya-

berstatus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34

tahun 1950.

b. Periode ADIA (1957-1960)

ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan

mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan

semi akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah

kejuruan, maupun sekolah agama. ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan

Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga

dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara.

c. Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)

Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies menuntut

perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan, fakultas dan

jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA

di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan

tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden

Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan

dengan 2 Rabi’ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus


mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah.

d. Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)

Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031

tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas

yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan

Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/

D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program

Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan

Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program

Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003

menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Fakultas

Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Dirasat Islamiyah,

Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.37

37 Komaruddin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009.


(Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2008), hal. 13.
B. Visi dan Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Visi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah menjadikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam

mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan. Adapun misi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta adalah :

1. Melakukan reintegrasi epistemologi keilmuan, sehingga tidak ada dikotomi

antara ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama.

2. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan IPTEK dan melakukan

pencerahan dalam pembinaan IMTAQ, sehingga IPTEK dan IMTAQ sejalan.

3. Mengartikulasikan ajaran Islam secara professional ke dalam konteks

kehidupan masyarakat, sehingga tidak ada jarak antara norma agama dan

sofistikasi masyarakat.

4. Mempertahankan nilai-nilai lama yang positif dan mengambil nilai-nilai baru

yang lebih positif.

5. Mengembangkan riset dan penelitian, baik yang bersifat kuantitatif maupun

kualitatif, sehingga tidak ada kesan deduktifikasi ilmu-ilmu keislaman.38

C. Motto UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge, Piety,

Integrity. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah memiliki

komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN

38 Komarudin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009, hal.
14.
Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan

learning, discoveries, and angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat.

Sedangkan Piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki komitmen mengembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan di

kalangan sivitas akademika. Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan

nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari.

Dalam moto knowledge, piety, integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan

kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilan alumni yang

memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.

D. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah

Susunan struktur organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai

berikut:

a. Dewan Penyantun

b. Rektor dan Pembantu Rektor

c. Senat Universitas

d. Fakultas

1) Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

2) Adab dan Humaniora

3) Ushuluddin dan Filsafat

4) Syariah dan Hukum

5) Dakwah dan Komunikasi


6) Dirasat Islamiyah

7) Psikologi

8) Ekonomi dan Ilmu Sosial

9) Sains dan Teknologi

10) Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

11) Sekolah Pascasarjana

e. Lembaga Penelitian

f. Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

g. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

h. Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi

i. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian

j. Unit Pelaksana Teknis

1) Perpustakaan

2) Pusat Bahasa dan Budaya. 39

E. Deskripsi Responden

Sebaran identitas responden yang dideskripsi dalam penelitian ini berdasarkan

jenis kelamin dan asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal

ini sangat terkait dengan pola pikir yang melandasi para responden. Maka dapat

dilihat sebaran responden pada Tabel 5 dan 6.

39 Komaruddin Hidayat, dkk, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah 2008-2009, hal 16.
Tabel 5. menunjukkan bahwa jumlah responden yang tersebar di sepuluh

fakultas terdiri atas 56 % perempuan dan 44 % laki-laki. Maka, dapat dikemukakan

bahwa responden perempuan lebih mendominasi dibandingkan laki-laki. Dalam hal

pendidikan, peluang perempuan untuk meningkatkan potensi keilmuannya setaraf

dengan laki-laki. Oleh karena itu, kesempatan untuk memperoleh ilmu antara

perempuan dan laki-laki tidak ada perbedaan.

Tabel 5. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin


Jenis Kelamin
Total
Fakultas Laki-laki Perempuan
N % N % N %
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 4 16 21 84 25 100
Adab dan Humaniora 8 32 17 68 25 100
Ushuluddin dan Filsafat 12 48 13 52 25 100
Syariah dan Hukum 15 60 10 40 25 100
Dakwah dan Komunikasi 17 68 8 32 25 100
Dirasat Islamiyah 12 48 13 52 25 100
Psikologi 6 24 19 76 25 100
Ekonomi dan Ilmu Sosial 9 36 16 64 25 100
Sains dan Teknologi 19 76 6 24 25 100
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
8 32 17 68 25 100
Jumlah 110 44 140 56 250 100

Sebaran responden menurut asal sekolah sebelum masuk UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta adalah 56 % berasal dari SMU, 22,8 % berasal dari Madrasah

Aliyah, 16,4 % berasal dari Pesantren dan 4,8 % berasal dari SMK. Sehingga, dapat

disimpulkan 60,8 % mahasiswa yang menjadi responden berasal dari sekolah umum

lebih banyak dibandingkan sekolah keagamaan. Hal ini dikarenakan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tidak hanya mengkaji satu disiplin ilmu agama saja. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta telah membuka fakultas-fakultas yang mengkaji ilmu-ilmu


umum. Selain itu, mahasiswa yang berminat belajar di fakultas agama tidak dibatasi

oleh persyaratan latar belakang asal sekolah madrasah atau pesantren. Kesempatan

lebih terbuka bagi siapapun asalkan memiliki kemampuan.


Tabel 6. Sebaran Responden Menurut asal sekolah sebelum masuk
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Asal Sekolah
Total
Fakultas SMU MA Pesantren SMK
N % N % N % N % N %
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 11 44 11 44 2 8 1 4 25 100
Adab dan Humaniora 13 52 5 20 6 24 1 4 25 100
Ushuluddin dan Filsafat 10 40 7 28 6 24 2 8 25 100
Syariah dan Hukum 14 56 9 36 1 4 1 4 25 100
Dakwah dan Komunikasi 15 60 3 12 4 16 3 12 25 100
Dirasat Islamiyah 4 16 9 36 12 48 0 0 25 100
Psikologi 17 68 4 16 3 12 1 4 25 100
Ekonomi dan Ilmu Sosial 19 76 3 12 0 0 3 12 25 100
Sains dan Teknologi 21 84 2 8 2 8 0 0 25 100
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Masyarakat 16 64 4 16 5 20 0 0 25 100

Jumlah 140 56 57 22,8 41 16,4 12 4,8 250 100


Sumber : data primer yang diolah
BAB IV

ETOS BELAJAR MAHASISWA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Aspek-aspek yang terdapat dalam Etos Belajar Mahasiswa

1. Motivasi

Motivasi merupakan pendorong individu dalam melakukan kegiatan untuk

mencapai sesuatu. Bila seorang individu memiliki motivasi yang rendah, maka ia

akan melakukan sesuatu dengan tidak bersungguh-sungguh, tidak terarah dan

kemungkinan besar tidak akan membawa hasil yang maksimal. Motivasi belajar dapat

diukur dengan pemaknaan mahasiswa mengenai belajar adalah rahmat, belajar adalah

amanah, belajar adalah panggilan jiwa, dan belajar adalah aktualisasi diri. Tingkat

motivasi belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung tinggi dengan

kisaran 62 %.

Tabel 7. Sebaran Responden Menurut Motivasi Belajar


Total
Parameter Kriteria
N %
Motivasi Belajar Sangat Rendah 0 0
Rendah 1 0,4
Sedang 85 34,0
Tinggi 155 62,0
Sangat Tinggi 9 3,6
Jumlah 250 100
Rataan : 64,00
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
2. Disiplin
Disiplin dalam belajar sangat diperlukan. Bila seorang mahasiswa dapat

mendisiplinkan diri, maka ia akan dapat hidup teratur dan mengerjakan tugas tepat

pada waktunya. Disiplin terhadap diri dapat diukur dengan konsistensi dalam

mengatur waktu belajar, kebiasaan datang ke kampus tepat waktu, dan taat pada

peraturan yang berlaku di kampus. Tingkat disiplin mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta relatif sedang yaitu 48 %. Mahasiswa yang berdomisili di

JABODETABEK lebih memilih untuk pulang pergi ke kampus dengan menggunakan

kendaraan pribadi, sehingga mempermudah akses mahasiswa untuk datang lebih awal

sebelum perkuliahan dimulai. Namun, tak jarang toleransi sekitar 15 menit yang

diberikan oleh dosen nampaknya membuat 14 % mahasiswa bersikap santai dan

malas-malasan.

Kebiasaan mahasiswa untuk selalu datang ke kampus lebih awal daripada

waktu yang telah ditentukan belum sepenuhnya dilakukan. Kebiasaan tersebut hanya

kadang-kadang dilakukan oleh mahasiswa pada waktu tertentu. Contohnya, ketika

ujian tengah semester atau ujian akhir semester mahasiswa akan datang lebih awal

daripada biasanya. Selain itu, penundaan terhadap tugas mata kuliah yang diberikan

oleh dosen kadang-kadang masih terjadi. Tugas yang seringkali tidak diperiksa atau

aktivitas yang terlalu padat yang dilakukan oleh seorang dosen kerap menjadi pemicu

mahasiswa untuk melakukan prokratinasi akademik. Alasan lain yang menjadi

penyebab dalam penundaan tugas mata kuliah adalah kegiatan diluar kuliah yang
kadang-kadang mengganggu waktu belajar mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa

nampaknya masih belum bisa mengatur waktu dengan baik.

Tabel 8. Sebaran Responden Menurut Disiplin

Total
Parameter Kriteria
N %
Disiplin Sangat Rendah 3 1,2
Rendah 35 14,0
Sedang 120 48,0
Tinggi 70 28,0
Sangat Tinggi 32 8,8
Jumlah 250 100
Rataan : 55,83
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

3. Rasionalitas

Rasionalitas merupakan kemampuan diri mahasiswa untuk meningkatkan

produktivitas dengan prestasi belajar. Rasionalitas dapat diukur dengan intensitas

mahasiswa dalam membaca berbagai literatur, menghadiri berbagai diskusi dan

seminar serta mengikuti kursus atau pelatihan. Tingkat rasionalitas mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta relatif sedang dengan prosentase 44,6 % dan tinggi

dengan prosentase 39,2 %. Antusisme mahasiswa untuk meningkatkan keilmuannya

didorong oleh rasa keingintahuan yang tinggi dan tuntutan dalam menghadapi

kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat.

Intensitas mahasiswa dalam membaca berbagai literatur untuk meningkatkan

prestasi belajar masih relatif cukup atau hanya kadang-kadang. Hampir sebagian
besar mahasiswa mengeluh manakala dosen memberikan berbagai macam literatur

sebagai bahan diskusi. Selain itu, berbagai seminar dan pelatihan yang

diselenggarakan oleh universitas kurang begitu menarik perhatian bagi mahasiswa.

Nampaknya, mahasiswa kurang berminat untuk melakukan diskusi. Padahal,

membaca dan berdiskusi merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dalam

belajar di perguruan tinggi.

Tabel 9. Sebaran Responden Menurut Rasionalitas


Total
Parameter Kriteria
N %
Rasionalitas Sangat Rendah 0 0
Rendah 23 9,2
Sedang 110 44,6
Tinggi 98 39,2
Sangat Tinggi 19 7,6
Jumlah 250 100
Rataan : 61,60
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

4. Kreativitas

Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk

menemukan dan menciptakan alternatif yang lebih baik bagi dirinya maupun orang

lain. Dalam hal ini, kreativitas dapat diukur dengan gagasan-gagasan baru yang

diusulkan oleh mahasiswa dan usaha yang ditempuh untuk merubah atau

memperbaiki kebiasaan buruk individu dalam belajar. Dalam Tabel 10 menyatakan

bahwa kreativitas mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung sedang

dengan prosentase sebesar 56,4 % dan 31,6 % tinggi. Dengan kata lain, mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki intelegensia yang tinggi. Sebab, kreativitas

individu ditentukan oleh tingkat intelegensia. Semakin tinggi, tingkat intelegensia

individu maka kreativitasnya relatif tinggi dan begitupula sebaliknya.


Tabel 10. Sebaran Responden Menurut Kreativitas

Total
Parameter Kriteria
N %
Kreativitas Sangat Rendah 1 0,4
Rendah 25 10,0
Sedang 141 56,4
Tinggi 79 31,6
Sangat Tinggi 4 1,6
Jumlah 250 100
Rataan : 55,28
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

Etos belajar dapat diukur melalui motivasi terhadap belajar, disiplin terhadap

waktu, rasionalitas yang terkait dengan produktivitas diri, dan kreatifitas dalam

mengembangkan keilmuannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa etos belajar

belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung sedang dengan

prosentase 46,4% dan tinggi 51,6 % (lihat tabel 11).

Tabel 11. Sebaran Responden Menurut Etos Belajar


Total
Variabel Kriteria
N %
Etos Belajar Sangat Rendah 0 0
Rendah 2 0,8
Sedang 116 46,4
Tinggi 129 51,6
Sangat Tinggi 3 1,2
Jumlah 250 100
Rataan : 61,01
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif tinggi dengan

rataan 61,01. Hal ini diperkuat dengan data daftar wisuda angkatan ke 74 tahun

akademik 2008/2009 yang menunjukkan bahwa 78,2 % mahasiswa yang lulus

memiliki nilai IPK rata-rata 2,75-3,49 pada kategori amat baik dan 67 % mahasiswa

yang lulus merupakan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2004. Sedangkan 32,6 %

menunjukkan mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2001-2003.

Tabel 12. Sebaran Responden Menurut Tahun Akademik

Missin
g 2001 2002 2003 2004 2005 Total
Fakultas N % N % N % N % N % N % N %
Tarbiyah dan
Keguruan 0 0 6 4,9 10 8,1 31 25 76 62 0 0 123 100
Adab dan Humaniora 0 0 3 5,7 9 17 17 32 22 42 2 3,8 53 100
Ushuluddin dan
Filsafat 4 8,5 3 6,4 11 23 16 34 13 28 0 0 47 100
Syariah dan Hukum 7 4,8 4 2,7 8 5,4 25 17 102 69 1 0,7 147 100
Dakwah dan
Komunikasi 0 0 2 3,1 9 14 8 13 45 70 0 0 64 100
Dirasat Islamiyah 0 0 0 0 1 7,7 3 23 9 69 0 0 13 100
Psikologi 1 2 2 4 1 2 8 16 38 76 0 0 50 100
Ekonomi dan Ilmu
sosial 0 0 2 2,7 2 2,7 5 6,8 65 88 0 0 74 100
Sains dan Teknologi 0 0 0 0 8 14 14 25 34 61 0 0 56 100
Kedokteran dan Ilmu
0 0 0 0 0 0 0 0 46 100 0 0 46 100
Kesehatan
2 3, 5 8, 12 45 0, 67 10
Total 12 1,8 2 3 9 8 7 19 0 67 3 4 3 0
Sumber : data primer yang diolah

B. Faktor-
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Keberagamaan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Keyakinan Keagamaan
Keyakinan keagamaan dapat menciptakan dalam diri manusia bahwa setiap

kegagalan yang terjadi didunia ini semata-mata hanyalah ujian dari Allah kepada

hambanya yang beriman. Selain itu, kegagalan tersebut tidak dipandang secara

negatif melainkan sebaliknya. Kegagalan yang diterima merupakan kesuksesan yang

tertunda. Keyakinan keagamaan dapat diukur dengan percaya kepada Allah, percaya

kepada Malaikat, percaya kepada Kitab Allah, percaya kepada Qada dan Qadar dan

percaya setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Tabel 13. menginformasikan bahwa sekitar 87,2 % responden menyatakan

sangat yakin dan 12 % menyatakan yakin terhadap keyakinan keagamaannya. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki keyakinan keagamaan yang sangat tinggi meskipun berbeda latar belakang

pendidikannya. Tingkat keyakinan keagamaan yang relatif sangat tinggi boleh jadi

dikarenakan dimensi ini bersifat normatif dan belum menuntut aksi (tindakan).

Tabel 13. Sebaran Responden Menurut Keyakinan Keagamaan

Total
Parameter Kriteria
N %
Keyakinan Keagamaan Sangat Tidak Yakin 0 0
Tidak Yakin 0 0
Ragu-ragu 2 8,0
Yakin 30 12,0
Sangat Yakin 218 87,2
Jumlah 250 100
Rataan : 90,97
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

b. Pengetahuan Keagamaan
Pengetahuan keagamaan berkaitan dengan seberapa besar pemahaman

individu terhadap ajaran agamanya. Ketika, individu banyak membaca dan

mendengarkan berbagai kajian diskusi, maka akan memungkinkan berkembangnya

pemikiran. Dalam hal ini, pengetahuan keagamaan dapat diukur dengan intensitas

individu mengakses informasi keagamaan baik melalui media cetak, media elektronik

dan media massa serta aktif dalam diskusi-diskusi mengenai keagamaan. Tabel 14

menyebutkan bahwa 2,8 % sangat rendah, 17,6% rendah, 47,6% sedang, 27,6 %

tinggi, dan 4,4 % sangat tinggi. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta memiliki pengetahuan agama yang relatif sedang, dominasi latar

belakang sekolah umum nampaknya sangat mempengaruhi. Selain itu, tingkat

pengetahuan keagamaan yang berada pada tingkat sedang atau cukup disebabkan oleh

motivasi, intensitas dan kesediaan waktu yang khusus mahasiswa yang kurang untuk

melakukan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan keagamaan. Mahasiswa

hanya kadang-kadang mengakses informasi dan berpartisipasi dalam diskusi

keagamaan mengenai kajian keagamaan. Mahasiswa yang banyak melakukan kontak

dengan sumber informasi keagamaan dan berhubungan dengan individu dan

kelompok akan mampu meningkatkan perilaku keberagamaan mereka terutama dari

aspek kognisi dan sikap.

Tabel 14. Sebaran Responden Menurut Pengetahuan Keagamaan

Total
Parameter Kriteria
N %
Pengetahuan Keagamaan Sangat Rendah 7 2,8
Rendah 44 17,6
Sedang 119 47,6
Tinggi 69 27,6
Sangat Tinggi 11 4,4
Jumlah 250 100
Rataan : 52,58
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

c. Praktek Keagamaan

Praktek keagamaan merupakan salah satu komponen paling dasar dalam

membangun kedekatan dengan Allah. Intensitas Praktek keagamaan menjadi ukuran

sejauhmana individu mengingat Allah. Praktek keagamaan dapat diukur dengan

ketaatan dalam menjalankan shalat wajib, shalat sunah, shalat berjamaah, puasa

sunnat, bersedekah atau membantu orang lain, serta berdzikir. Tabel 15.

menunjukkan bahwa praktek keagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

relatif sedang dengan prosentase 50,4%.

Tabel 15. Sebaran Responden Menurut Praktek Keagamaan

Total
Parameter Kriteria
N %
Praktek Keagamaan Sangat Rendah 3 1,2
Rendah 33 13,2
Sedang 126 50,4
Tinggi 79 31,6
Sangat Tinggi 9 3,6
Jumlah 250 100
Rataan : 55,75
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi
Tingkat ketaatan mahasiswa dalam menjalankan praktek keagamaan relatif

sedang dengan rataan 55,75. Mahasiswa masih belum menjalankan ibadah shalat

wajib lima waktu sehari semalam secara sempurna. Selain itu, mahasiswa hanya

kadang-kadang menjalankan shalat sunah, puasa sunah, dan infaq atau sedekah.

Pengaruh utama dari praktek keagamaan yang dilakukan individu adalah

memberikan ketenangan dalam hidupnya, memiliki ketentraman dan ketenangan hati.

Dengan kata lain, individu yang memiliki intensitas praktek keagamaan yang relatif

rendah jauh lebih gelisah dalam hidupnya dibandingkan dengan individu yang relatif

lebih tinggi.

Secara umum, dapat dikatakan bahwa tingkat keberagamaan mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta cenderung taat dengan 71,6 % (lihat tabel 16). Tingkat

keberagamaan dapat diukur melalui parameter keyakinan keagamaan, pengetahuan

keagamaan dan praktek keagamaan. Dalam hal ini, keyakinan merupakan kekuatan

dasar yang diperlukan dalam mencapai ketakwaan. Namun, tidak hanya dengan

keyakinan saja seorang individu dapat mencapai ketakwaan. Melainkan, diperlukan

aktualisasi dari keyakinan tersebut. Keyakinan keagamaan merupakan level abstrak,

dimana individu bisa saja mengakui bahwa ia yakin tetapi tidak merealisasikan

keyakinan tersebut ke dalam praktek keagamaan.

Tabel 16. Sebaran Responden Menurut Tingkat Keberagamaan

Total
Variabel Kriteria
N %
Keberagamaan Sangat Tidak Taat 0 0
Tidak Taat 0 0
Kurang Taat 27 10,8
Taat 179 71,6
Sangat Taat 44 17,6
Jumlah 250 100
Rataan : 71,82
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

2. Sosial Budaya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Lingkungan Teman Kuliah

Teman merupakan salah satu faktor yang mendorong seorang individu

mempunyai etos belajar. Besarnya pengaruh teman dalam memotivasi seorang

individu ditentukan oleh intensitas dan bentuk-bentuk aktivitas yang dilakukan

bersama. Dalam hal ini, lingkungan sosial budaya teman kuliah dapat diukur dengan

penilaian seorang mahasiswa terhadap tingkat disiplin, tanggung jawab terhadap

tugas, motivasi, pro-aktif, ketaatan pada peraturan, dan prestasi belajar.

Tabel 17 menunjukkan bahwa lingkungan teman kuliah mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berada pada kategori sedang dengan prosentase 51,2%

dan kategori tinggi dengan prosentase 36 %. Dengan kata lain, lingkungan teman

kuliah mahasiswa hanya pada tataran yang cukup. Bila bentuk aktivitas bersama

teman lebih banyak pada aktivitas positif seperti belajar bersama, olah raga dan

diskusi, maka akan berdampak positif untuk terbentuknya etos belajar mahasiswa.

Namun, bila bentuk aktivitas bersama lebih banyak pada aktivitas negatif

seperti menghabiskan waktu dengan jalan-jalan ke mall tanpa ada tujuan yang jelas

atau membicarakan hal-hal yang tidak penting. Sementara waktu untuk belajar
bersama menghadiri pelatihan, dan mengikuti diskusi jauh lebih sedikit. Maka akan

berdampak negatif, mahasiswa akan memiliki etos belajar yang rendah.

Tabel 17. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Teman Kuliah


Total
Parameter Kriteria
N %
Lingkungan Sangat Rendah 2 0,8
Teman Kuliah Rendah 13 5,2
Sedang 128 51,2
Tinggi 90 36,0
Sangat Tinggi 17 6,8
Jumlah 250 100
Rataan : 57,96
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

b. Lingkungan Dosen

Tidak dapat dipungkiri bahwa dosen merupakan posisi strategis dalam

menyukseskan program dan proses belajar di perguruan tinggi. Adanya pengaruh

yang signifikan antara lingkungan sosial dosen terhadap etos belajar mahasiswa.

Mahasiswa yang berprestasi, umumnya memiliki akses berkembang yang lebih baik

dibawah bimbingan dosen-dosen yang profesional serta memiliki kemampuan

intelektual yang tinggi. Terkait dengan hal tersebut, mahasiswa memberikan penilaian

terhadap dosen yang meliputi : motivasi, pro-aktif, sikap terbuka terhadap kritik,

ketaatan pada peraturan, dan kreativitas para dosen pengajar.

Tabel 18 menunjukkan bahwa 45,2 % lingkungan dosen berada pada kategori

tinggi dan 34,8 % kategori sedang. Secara umum, mahasiswa menilai bahwa para

dosen memiliki motivasi yang tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar dan sikap
pro-aktif yang tinggi dalam mengembangkan keilmuan. Sedangkan ketaatan pada

peraturan, sikap terbuka terhadap kritik dan kreativitas daam mengajar dinilai cukup.

Rutinitas yang padat seharusnya tidak menyebabkan dosen menyampingkan tugas

utamanya sebagai pengajar. Sehingga disiplin terhadap waktu mengajar bisa lebih

ditingkatkan. Hal tersebut dapat memicu mahasiswa untuk melakukan prokratinasi

atau penundaan dalam bidang akademik. Sudah seharusnya, dosen pengajar dapat

memberikan contoh yang baik bagi mahasiswa.

Tabel 18. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Dosen


Total
Parameter Kriteria
N %
Lingkungan Sangat Rendah 2 0,8
Dosen Rendah 24 9,6
Sedang 87 34,8
Tinggi 113 45,2
Sangat Tinggi 24 9,6
Jumlah 250 100
Rataan : 60,43
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

c. Lingkungan Masyarakat Tempat Tinggal

Dalam masyarakat, mahasiswa melakukan interaksi sosial dengan anggota

masyarakat lain di lingkungan tempat tinggalnya. Bila masyarakat dilingkungan

tempat tinggalnya memiliki etos yang tinggi, maka mahasiswa tersebut cenderung
akan memiliki etos yang tinggi pula. Namun sebaliknya, jika masyarakatnya kurang

mendukung atau bahkan tidak memiliki etos yang tinggi maka mahasiswa tersebut

akan cenderung memiliki etos yang rendah. Mahasiswa memberikan penilaian

terhadap lingkungan tempat tinggalnya yang meliputi : tingkat disiplin, tanggung

jawab, motivasi, pro-aktif, sikap terbuka terhadap kritik, kreativitas, dan integritas

keilmuan.

Tabel 19 menunjukkan bahwa penilaian mahasiswa terhadap etos yang

dimiliki lingkungan tempat tinggalnya sebesar 52 % yang berada pada kategori

sedang dan 24,4 % berada pada kategori yang rendah. Dengan demikian, etos pada

masyarakat perlu ditingkatkan kembali.


Tabel 19. Sebaran Responden Menurut Lingkungan Masyarakat

Tempat Tinggal

Total
Parameter Kriteria
N %
Lingkungan Masyarakat Sangat Rendah 9 3,6
Tempat Tinggal Rendah 61 24,4
Sedang 130 52,0
Tinggi 42 16,8
Sangat Tinggi 8 3,2
Jumlah 250 100
Rataan : 48,21
Keterangan : 0 – 20 = Sangat Rendah, 21 – 40 = Rendah
41 – 60 = Sedang, 61 – 80 = Tinggi, 81 - 100 = Sangat Tinggi

C. Pengaruh antara Keberagamaan dan Sosial Budaya terhadap Etos Belajar


Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 20. Hasil Korelasi antara variabel independen dan variabel dependen
Keberaga- Etos
Variabel maan Sosial Budaya Belajar
Keberagamaan Pearson
1 0,290(**) 0,466(**)
Correlation
Sig. (2-
. 0,000 0,000
tailed)
N 250 250 250
Sosial Budaya Pearson
0,290(**) 1 0,265(**)
Correlation
Sig. (2-
0,000 . 0,000
tailed)
N 250 250 250
Etos Belajar Pearson
0,466(**) 0,265(**) 1
Correlation
Sig. (2-
0,000 0,000 .
tailed)
N 250 250 250
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Tabel diatas menyajikan hasil korelasi Pearson. Pada tabel tersebut dapat

diketahui bahwa keberagamaan memiliki hubungan yang positif dengan etos belajar

mahasiswa sebesar 0,466 dan signifikan sebesar 0,000. Hal ini berarti adanya

hubungan yang cukup erat antara keberagamaan dan etos belajar mahasiswa. Nilai

angka yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi keberagamaan mahasiswa

akan semakin tinggi pula etos belajar mahasiswa. Tingginya tingkat religiusitas akan

membentuk sikap yang positif seperti motivasi yang tinggi, disiplin waktu, lebih

rasional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Sikap-sikap positif tersebut akan

menghindarkan mahasiswa dari etos belajar yang rendah. Sebaliknya, rendahnya

tingkat religiusitas akan membentuk sikap–sikap negatif seperti melakukan

penundaan, motivasi belajar yang rendah dan lebih irasional. Sikap-sikap negatif ini

yang akhirnya membentuk etos belajar yang rendah.

Variabel sosial budaya memiliki korelasi yang positif dan signifikan sebesar

0,265. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kurang erat antara sosial budaya

dan etos belajar mahasiswa. Meskipun nilai angka yang tertera positif. Namun,

hubungannya lemah. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel keberagamaan

memiliki hubungan yang cukup erat dengan variabel etos belajar dibandingkan

dengan variabel sosial budaya.

Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda dengan menggunakan SPSS

dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Koefisien determinasi (R2)


Menurut Sugiono, jika R semakin mendekati angka 1, maka hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan

variabel dependen. Dalam penelitian ini, koefisien determinasi akan menggambarkan

seberapa besar hubungan antara variabel keberagamaan dan variabel sosial budaya

terhadap variabel etos belajar, baik dilihat secara bersama-sama dengan regresi

berganda ataupun dilihat per variabel independen dengan regresi sederhana.

Tabel 21. Nilai Koefisien Determinasi

Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 0 ,466 (*) 0,217 0,214 7,965
0 ,265 (**) 0,070 0,067 8,678
0,485 (a) 0,236 0,229 7,886
a Predictors: (Constant), lingkungan sosial budaya, Keberagamaan
b Dependent Variable: Etos belajar
(*) regresi linear variabel keberagaman dengan variabel etos belajar
(**) regresi linear variabel lingkungan sosial budaya dengan variabel etos belajar

Pengaruh variabel keberagamaan terhadap variabel etos belajar sebesar 46,6%

yang artinya hubungan antara variabel keberagamaan terhadap variabel etos belajar

relatif sedang. Selain itu, pengaruh variabel sosial budaya terhadap variabel etos

belajar sebesar 26,5 % yang artinya hubungan antara variabel sosial budaya terhadap

variabel etos belajar rendah. Pada tabel 21 menunjukkan nilai R Square sebesar 23,6

%. Nilai tersebut menunjukkan informasi bahwa 23,6 % nilai dari besarnya etos

belajar telah dapat dijelaskan oleh variabel keberagamaan dan variabel lingkungan

sosial budaya. Sedangkan sisanya, 76,4 % dijelaskan dengan faktor atau variabel lain

yang tidak termasuk ke dalam analisis regresi ini.


2. Persamaan regresi linear berganda

Tabel 22. Nilai Koefisien

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients T Sig.
Model
Std.
B Error Beta
1 (Constant) 25,625 4,087 6,270 0,000
Keberagamaan 0,414 0,057 0,424 7,302 0,000
Sosial budaya 0,102 0,041 0,142 2,450 0,015
a Dependent Variable: Etos belajar mahasiswa

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 25,625 + 0,414 X1 + 0,102 X2

Hasil diatas dapat diinterpretasikan bahwa variabel X1 mempunyai pengaruh

yang positif terhadap etos belajar dengan koefisien regresi sebesar 0,414 yang artinya

jika nilai variabel keberagamaan terjadi peningkatan maka etos belajar mahasiswa

akan meningkat. Sedangkan variabel X2 juga mempunyai pengaruh yang positif

terhadap etos belajar dengan koefisien regresi sebesar 0,102 yang artinya jika nilai

variabel lingkungan sosial budaya terjadi peningkatan maka etos belajar mahasiswa

akan meningkat.

Tabel 23. Kontribusi Variabel


Nilai Kontribusi
Variabel Independen
Koefisien Regresi (%)
Keberagamaan 0,414 80,23
Lingkungan sosial budaya 0,102 19,71
Total 0,516 100

Dengan memperhatikan kembali persamaan regresi berganda, maka dapat

diperoleh besarnya kontribusi variabel independen (variabel keberagamaan dan

variabel sosial budaya) terhadap variabel dependen (variabel etos belajar). Kontribusi
terbesar terhadap variabel etos belajar diberikan berturut-turut oleh variabel

keberagamaan (80, 23 %) dan variabel sosial budaya (19, 71 %). Variabel

keberagamaan lebih besar memberikan kontribusi daripada variabel sosial budaya.

Hal ini dikarenakan etos belajar merupakan perwujudan dari nilai yang diamalkan.

Dalam agama terkandung nilai-nilai etos belajar. Selain itu, variabel sosial budaya

juga dibentuk oleh nilai agama. Sehingga, mahasiswa yang memiliki etos belajar

yang tinggi seiring dengan keberagamaan yang taat.

3. Uji F hitung

Uji F ini dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi. Bila F

hitung lebih besar dari F tabel, tingkat signifikansinya lebih kecil dari 5 % (alpha : 5

% = 0,05), maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, berarti

bahwa variable independent secara simultan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap variable dependen.

Tabel 24. Hasil Uji Anova

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 5,702 1 5,702 21,251 0,000(a)
Residual 66,542 248 0,268
Total 72,244 249
a Predictors: (Constant), Keberagamaan
b Dependent Variable: Etos belajar mahasiswa

Uji Anova menghasilkan F hitung sebesar 21,251 dengan tingkat signifikansi

0,000. Karena angka probabilitas sebesar 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa variabel keberagamaan dan

variabel lingkungan sosial budaya secara bersama-sama (simultan) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar.

4. Uji T hitung

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji T, yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh pengaruh variable independent secara individual dalam menerangkan

variable dependen. Jika T hitung lebih besar dari T tabel, atau nilai signifikan T

hitung < alpha 0,05, maka terdapat pengaruh signifikan antara variable independent

secara parsial terhadap variable dependen.

Tabel 25. Hasil Uji T

Model T Sig.

1 (Constant) 6,270 0,000


Keberagamaan 7,302 0,000
Sosial budaya 2,450 0,015

Berdasarkan pada hasil perhitungan tabel diatas dapat diperoleh nilai

signifikan sebesar 0,000 untuk variabel keberagamaan. Selanjutnya, nilai signifikansi

0,000 dibandingkan dengan nilai α 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel

keberagamaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

etos belajar mahasiswa.

Pengujian pada variabel lingkungan sosial budaya, dapat dilihat dengan nilai

signifikansi 0,015. Perbandingan nilai signifikansi dengan nilai α 0,05 menunjukkan

bahwa variabel sosial budaya secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel etos belajar mahasiswa. Dengan kata lain, Ho ditolak dan Ha

diterima.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara umum

cenderung tinggi dengan prosentase sebesar 51,6 %. Etos belajar terdiri

atas pengukuran terhadap parameter motivasi belajar yang relatif tinggi (62

%), disiplin yang relatif sedang (48 %), rasionalitas yang relatif sedang

(44,6 %) dan kreativitas yang relatif sedang (56,4 %).

2. Perilaku keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara

umum cenderung taat dengan prosentase sebesar 71,6 %. Tingkat

keberagamaan terdiri atas pengukuran terhadap parameter keyakinan

keagamaan mahasiswa yang relatif sangat yakin (87,2 %), pengetahuan

keagamaan mahasiswa yang cukup (47,6 %) dan praktek keagamaan

mahasiswa yang relatif cukup (50,4 %).

3. Sosial budaya mahasiswa terdiri atas pengukuran terhadap parameter

lingkungan teman, lingkungan dosen, dan lingkungan masyarakat tempat

tinggal yang menunjukkan relatif sedang.


4. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Etos Belajar Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta adalah keberagamaan dan sosial budaya. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian yang menyatakan variabel

keberagamaan dan variabel sosial budaya secara bersama-sama (simultan)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap etos belajar. Sedangkan

secara parsial, pengaruh keberagamaan dengan etos belajar mahasiswa

ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,466 pada tingkat

signifikansi 1% yang berarti terdapat pengaruh yang cukup erat. Selain

itu, pengaruh budaya dengan etos belajar mahasiswa, ditunjukkan dengan

koefisien korelasi sebesar 0,265 pada tingkat signifikansi 1% yang berarti

terdapat pengaruh yang lemah.

B. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan penelitian sebagai bahan

pertimbangan guna lebih meningkatkan etos belajar mahasiswa adalah sebagai

berikut :

1. Bagi subjek penelitian

Pada dimensi keberagamaan mahasiswa menunjukkan kategori yang taat.

Meskipun begitu, mahasiswa dirasa perlu meningkatkan pengetahuan dan

praktek keberagamaan. Hal ini dikarenakan, keberagamaan secara positif dapat

mempengaruhi etos belajar mahasiswa. Bila keberagamaan mahasiswa

ditingkatkan maka etos belajarpun juga akan meningkat. Selain itu, mahasiswa

juga perlu meningkatkan rasionalitas dan kreativitas dalam belajar. Hal ini bisa
didapatkan dari mengakses berbagai informasi yang tersebar dan literatur yang

tersedia atau bahkan menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk mengadakan

event-event yang mendukung peningkatan kualitas sumber daya mahasiswa.

2. Bagi pihak fakultas

a) Fakultas hendaknya meninjau kembali peraturan-peraturan yang telah

dibuat agar tidak menjadi pemicu berkurangnya etos belajar

mahasiswa. Bila setiap fakultas menginginkan mahasiswanya

memiliki etos belajar sehingga bisa meningkatkan kualitas secara

berkesinambungan, maka fakultas harus memberikan teladan dengan

menjadikan kampus sebagai tempat pembelajar.

b) Adanya kerjasama antar fakultas untuk menciptakan suasana yang

religius dilingkungan kampus karena lingkungan dapat mempengaruhi

secara signifikan terhadap perubahan individu. Dengan demikian, bila

hal ini dapat dicapai dengan baik maka sesuai dengan hasil penelitian

ini bahwa tingkat keberagamaan dan lingkungan sosial budaya akan

menambah etos belajar mahasiswa. Sehingga etos belajar mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah akan meningkat.

c) Fakultas hendaknya selalu memberikan penghargaan kepada

mahasiswa yang berprestasi dalam segala bidang, baik akademis

maupun olahraga. Hal ini dapat memacu motivasi mahasiswa untuk

terus belajar dengan mencapai hasil yang maksimal. Selain itu,

hukuman juga perlu ditegakkan agar menjadi kontrol bagi mahasiswa

dalam menjalankan aktivitasnya. Seperti parameter kedisiplinan yang


berada pada kategori sedang. Nampaknya, perlu ditingkatkan. Sebab,

tidak mustahil sikap yang kurang disiplin dapat menimbulkan

prokrastinasi akademik bagi mahasiswa.

d) Upaya peningkatan etos belajar mahasiswa dapat terlaksana dengan

baik sesuai dengan harapan dan tujuan universitas dapat diupayakan

melalui peningkatan motivasi dan pemberdayaan mahasiswa melalui

pelatihan yang diselenggarakan diluar jam kuliah. Di samping itu,

perlu peningkatan fasilitas pendidikan bagi mahasiswa.

3. Bagi peneliti yang berminat untuk menggali lebih dalam mengenai etos

belajar mahasiswa bisa menguji pada faktor lain yang tidak menjadi objek

penelitian dalam skripsi ini, seperti sosial ekonomi responden atau dimensi

konsekuensi dan dimensi pengamalan pada variabel keberagamaan.


DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Ricardi S. Potret Suram Bangsaku (Gugatan alternatif desain


pembangunan). (Depok : UI Press, 2006).

Amstrong, Michael. Seri Pedoman Manajemen Sumber Daya Alam. (Jakarta : PT


Elex Media Komputindo, 1990).

Badari, Hesti dan Yulianti Dwi Astuti. Religiusitas dan Penerima Diri Pada
Penderita Diabetes Mellitus. (PSikologika Nomor 17 tahun IX Januari 2004).

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Gramedia


Widiasarana Indonesia, 2006).

Gie, The Liang. Cara Belajar yang Efisien. (Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press, 1997).

Hartati, Netty. dkk. Islam dan Psikologi. (Jakarta : PT Raja Garfindo Persada,
2004).

Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt. Sosiologi. (Jakarta : Erlangga, 1999).

Irwanto, dkk. Psikologi Umum (Buku Panduan Mahasiswa). (Jakarta : Gramedia,


1989).

M, Sardinian A. Interaksi dan Motivasi, Belajar Mengajar. (Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada, 1986).

Madjid, Nurcholish. Tradisi Islam (Peran dan fungsinya). (Jakarta:


PARAMADINA, 1997).

Mansoer, Masri. Perilaku Keberagamaan Remaja (Kasus pada siswa SLTA di Kota
Jakarta Selatan, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak). Disertasi Pasca
Sarjana IPB. 2008.

Nn. 3 PT di Indonesia Masuk 500 Universitas Terbaik. 15 Oktober 2008. diakses


melalui situs internet http://gogle.com//

Ndraha, Taliziduhu. Manajemen Perguruan Tinggi. (Jakarta : Bumi Aksara, 1988).


Ni’am, Nidlomun. Ibn Khaldun dan Pendidikan. (INKOMA No. 6 Th. II – Juli
1991).

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996).

Purwonto, Agus. Panduan Laboratorium Statistik Inferensial. (Jakarta:


GRASINDO, 2007).

Robertson, Roland. Agama Analisa dan Interpretasi Sosiologis. (Jakarta : CV


Rajawali, 1992).

Scharf, Betty R. Sosiologi Agama. (Jakarta : Prenada Media, 2004).

Sidhunata,. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan (Demokratisasi, Otonomi,


Civil Society, Globalisasi). (Yogyakarta : Kanisius, 2000).
Sinamo, Jansen. Etos Kerja Profesional Navigator Anda Menuju Sukses. (Jakarta :
PT Spirit Mahardika, 2008).

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendy. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta:


GRASINDO, 1999).

S.S, Daryanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya : Apollo, 1998).

Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar penelitian Ilmiah. (Bandung : Pustaka Setia,


2005).

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada, 2003).

Suprihatono, Diennaryati Tjokro. Kaitan Intelegensia, Kreativitas dan Pengikat diri


terhadap tugas dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Negeri. Tesis Pasca sarjana Universitas Undonesia, 1990.

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. (Bandung : CV ALFABETA, 2005).

Sumarwan, Eri. Meluruskan orientasi Kuliah. 30 desember 2004. diakses melalui


situs internet http://yahoo.com// pada tanggal 11 agustus 2008.

Syahatah, Husein. Kiat Islami Meraih Prestasi. (Jakarta : Gema Insani, 2004).

Tasmara, K.H. Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami. (Jakarta : Gema Insan
Press, 2002).

Tebba, Sudirman. Membangun Etos Kerja dalam Perspektif Tasawuf. (Bandung :


Pustaka Nusantara, 2003).
Usman, M. Uzer dan Lilis Setiawati, Upayakan Optimalkan kegiatan Belajar
Mengajar. (Bandung : Sinar Baru Al-gesindo, 1998).

Zulaifah, Emi. Budaya Pembelajar dan Pemimpin Organisasi. (Psikologika


Nomor 11 Tahun VI, 2001).
DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI

No. x1.a x1.b x1.c X1 x2.a x2.b x2.c X3 y1.a y1.b y1.c y1.d Y1
1 43 54 65 56 50 50 50 50 73 56 70 38 65
2 43 50 75 60 43 43 54 46 75 50 70 56 68
3 36 50 83 62 68 79 79 75 64 69 50 63 62
4 54 63 100 78 57 57 68 61 68 44 75 50 63
5 32 63 79 62 50 71 50 57 54 44 60 56 54
6 46 50 88 67 68 71 61 67 48 31 85 50 53
7 61 79 81 75 61 86 82 76 79 56 80 44 70
8 50 54 98 74 43 61 39 48 79 69 70 63 73
9 64 88 98 86 50 71 61 61 79 63 95 69 78
10 64 75 83 76 89 39 68 65 84 75 75 56 77
11 46 67 85 70 36 71 50 52 73 38 65 81 68
12 57 67 83 72 46 36 32 38 61 75 65 69 65
13 64 50 85 71 46 29 39 38 63 56 55 56 59
14 71 83 98 87 39 61 61 54 71 88 85 63 75
15 57 54 96 75 61 68 32 54 64 56 75 69 66
16 50 75 100 80 54 71 46 57 82 81 75 56 77
17 36 46 96 67 79 79 57 71 64 56 40 44 56
18 50 58 90 71 0 96 18 38 84 50 100 63 79
19 54 67 83 71 82 71 25 60 73 38 85 56 68
20 54 71 96 78 46 61 36 48 61 56 70 31 57
21 57 63 88 73 57 79 29 55 57 88 65 38 60
22 43 38 83 61 54 61 46 54 64 44 55 38 56
23 61 58 100 79 25 50 93 56 61 63 65 50 60
24 57 92 75 74 75 75 64 71 84 88 80 63 81
25 50 54 88 69 57 64 57 60 52 50 95 50 59
26 54 58 96 75 61 54 43 52 50 56 50 56 52
27 57 58 98 77 79 89 32 67 55 56 65 63 58
28 43 63 83 67 54 50 21 42 48 63 60 56 54
29 50 46 94 70 54 43 50 49 50 50 50 50 50
30 79 63 94 82 46 54 54 51 57 63 50 56 56
31 50 63 96 75 50 43 39 44 70 50 75 63 67
32 43 46 83 63 54 43 29 42 59 50 35 75 56
33 79 75 96 86 61 71 46 60 61 63 100 56 68
34 68 67 75 71 46 36 43 42 79 56 70 69 72
35 93 79 100 93 71 89 46 69 70 100 100 75 81
36 57 63 96 77 54 61 43 52 48 69 45 50 51
37 64 79 100 85 57 82 57 65 75 88 75 63 75
38 50 50 96 72 64 75 57 65 59 56 40 50 54
39 57 42 100 74 68 100 50 73 61 63 75 44 61
40 71 67 88 78 79 79 86 81 66 63 65 56 64
41 68 63 92 78 64 71 64 67 59 50 65 63 59
42 54 33 75 59 -25 -25 -25 - 54 50 40 31 47
25
43 75 63 98 83 75 75 57 69 57 56 55 50 56
44 43 71 85 70 50 50 43 48 63 56 70 88 67
45 71 71 96 83 50 54 39 48 71 50 50 56 62
46 82 83 98 90 54 57 54 55 64 56 60 63 62
47 61 79 100 84 71 86 61 73 86 88 65 69 80
48 61 58 90 74 82 61 61 68 75 63 60 69 69
49 57 54 98 76 54 54 50 52 75 38 55 56 63
50 75 63 100 84 46 54 50 50 66 56 65 31 59

DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI

No. x1.a x1.b x1.c X1 x2.a x2.b x2.c X3 y1.a y1.b y1.c y1.d Y1
51 54 63 85 71 43 36 43 40 32 38 55 50 40
52 57 46 75 63 68 86 79 77 66 44 50 69 60
53 61 67 92 77 93 50 46 63 52 38 30 25 42
54 75 79 96 86 50 36 29 38 70 38 50 56 59
55 75 71 96 84 61 71 54 62 82 75 60 50 72
56 61 50 100 77 64 57 50 57 54 38 45 56 50
57 54 100 100 87 93 100 50 81 80 75 100 44 78
58 64 58 92 76 25 25 25 25 66 56 65 63 64
59 68 58 100 81 50 50 50 50 66 56 60 50 61
60 68 75 94 82 82 86 79 82 79 88 75 63 77
61 46 46 94 69 71 89 29 63 57 38 50 38 50
62 64 50 75 66 75 75 75 75 75 75 70 56 71
63 82 75 98 88 50 50 50 50 70 75 80 38 68
64 43 50 94 69 50 64 57 57 68 63 60 50 63
65 71 67 96 82 50 54 50 51 79 63 70 63 72
66 32 29 79 54 39 79 21 46 66 63 45 50 59
67 57 46 90 70 61 71 61 64 46 38 35 31 41
68 25 46 83 58 61 14 14 30 84 81 65 94 81
69 64 63 100 81 57 68 68 64 71 88 70 56 71
70 57 42 92 70 68 89 64 74 50 38 50 56 49
71 75 71 92 82 50 32 7 30 86 56 85 69 79
72 57 67 100 80 54 36 46 45 66 69 75 63 68
73 64 63 98 80 71 50 39 54 75 56 85 69 73
74 57 42 98 73 61 75 46 61 75 81 50 63 69
75 57 38 83 65 50 50 50 50 63 50 70 38 58
76 57 54 94 74 46 61 54 54 59 88 75 69 68
77 79 58 94 81 50 61 46 52 79 69 80 75 77
78 50 33 73 57 68 50 54 57 68 94 65 75 72
79 79 83 100 90 43 96 50 63 79 50 100 63 76
80 57 63 85 72 50 64 57 57 79 63 65 44 69
81 39 54 98 71 64 68 64 65 70 75 40 75 66
82 71 58 92 78 57 32 25 38 59 50 55 44 55
83 57 54 75 65 68 29 25 40 48 50 50 50 49
84 39 13 100 62 68 68 46 61 55 19 30 50 44
85 46 75 100 79 61 64 61 62 73 81 70 38 69
86 50 42 100 72 57 61 39 52 57 63 45 56 56
87 64 42 98 75 61 71 50 61 79 56 75 50 70
88 71 42 88 72 50 64 64 60 64 38 40 56 55
89 50 54 94 72 54 57 50 54 54 50 55 63 55
90 64 46 75 65 46 57 32 45 73 88 55 50 69
91 93 79 94 90 61 57 32 50 75 69 85 63 74
92 50 71 90 74 57 71 54 61 63 56 70 50 61
93 57 46 98 74 86 68 46 67 71 63 60 50 65
94 54 33 88 65 50 54 18 40 46 50 65 50 51
95 68 50 100 79 46 46 50 48 64 56 70 69 65
96 29 50 50 44 46 46 43 45 57 56 65 63 59
97 25 21 92 56 57 50 14 40 80 44 35 69 65
98 57 50 90 71 50 29 29 36 61 56 60 69 61
99 46 21 88 60 57 36 0 31 45 50 35 6 38
100 82 58 92 81 43 71 54 56 59 88 50 50 60

DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI

No. x1.a x1.b x1.c X1 x2.a x2.b x2.c X3 y1.a y1.b y1.c y1.d Y1
101 54 25 75 57 43 50 54 49 64 81 55 50 63
102 39 25 98 64 54 68 61 61 70 63 50 44 61
103 79 50 88 76 46 32 21 33 73 44 65 63 66
104 64 50 90 73 96 61 100 86 68 63 60 69 66
105 57 75 98 81 86 82 68 79 80 56 70 75 74
106 61 58 94 76 54 75 46 58 61 56 55 56 58
107 36 38 98 66 54 54 50 52 59 44 70 50 57
108 18 67 96 67 50 50 25 42 55 50 60 38 53
109 61 25 98 70 89 54 57 67 59 63 75 50 61
110 57 67 96 78 50 50 25 42 59 44 55 63 56
111 57 50 100 76 96 71 82 83 57 63 60 75 61
112 57 42 100 74 46 25 39 37 64 69 50 56 61
113 18 29 77 49 43 54 68 55 45 38 65 44 47
114 54 38 100 72 57 68 57 61 61 50 70 50 59
115 57 46 71 61 57 64 29 50 66 88 55 94 71
116 50 67 75 66 61 54 50 55 64 31 60 56 57
117 57 54 96 75 54 57 46 52 45 44 60 50 48
118 79 50 96 80 68 57 18 48 73 56 65 50 66
119 57 50 100 76 96 71 89 86 43 63 55 63 51
120 50 50 77 63 57 50 50 52 50 50 50 50 50
121 36 38 90 62 50 43 61 51 63 38 50 50 55
122 46 38 96 68 61 75 54 63 66 50 45 75 61
123 50 54 81 66 50 50 50 50 61 63 55 50 58
124 39 33 85 60 79 50 54 61 54 19 50 44 46
125 54 50 85 68 64 71 50 62 68 75 60 69 68
126 54 54 85 69 54 75 50 60 63 56 65 63 62
127 57 71 100 81 54 71 50 58 70 69 55 56 65
128 57 42 94 71 54 68 39 54 70 50 55 50 61
129 54 54 98 75 68 71 64 68 55 38 65 56 55
130 46 42 96 69 61 64 32 52 50 44 60 50 51
131 54 21 90 63 68 71 43 61 64 56 50 56 59
132 50 46 98 72 64 50 54 56 55 44 50 25 48
133 61 63 90 75 57 57 46 54 75 69 80 69 74
134 61 46 98 75 71 100 29 67 57 44 70 50 56
135 46 33 94 66 57 61 32 50 54 50 55 38 51
136 68 67 98 82 64 71 50 62 70 56 65 69 67
137 68 42 100 77 61 64 50 58 68 75 70 50 67
138 43 46 71 57 39 36 32 36 46 38 55 44 46
139 82 88 100 92 79 96 79 85 82 81 70 56 76
140 57 50 83 68 57 79 61 65 70 56 60 50 63
141 79 79 98 88 68 61 57 62 61 63 80 63 65
142 57 50 96 74 68 71 46 62 71 56 70 56 67
143 57 50 85 69 54 43 46 48 57 44 55 44 53
144 36 29 88 59 54 61 50 55 64 63 50 50 59
145 43 38 83 61 50 54 32 45 55 56 60 44 55
146 57 67 96 78 57 71 64 64 68 75 70 50 67
147 61 38 96 72 61 57 61 60 57 44 80 69 61
148 61 46 90 71 64 43 32 46 64 69 65 63 65
149 68 67 94 80 71 50 50 57 61 38 45 56 54
150 32 13 94 57 50 50 50 50 41 44 35 50 42

DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI

No. x1.a x1.b x1.c X1 x2.a x2.b x2.c X3 y1.a y1.b y1.c y1.d Y1
151 57 54 92 73 50 61 29 46 79 50 60 69 69
152 46 54 90 69 50 71 36 52 73 63 40 56 63
153 71 54 98 80 75 64 71 70 77 63 90 56 74
154 75 58 85 76 71 79 61 70 68 69 70 69 69
155 32 50 75 57 61 43 25 43 43 44 60 44 46
156 57 54 94 74 68 61 54 61 71 56 50 56 63
157 54 42 88 67 64 71 54 63 59 50 60 56 57
158 57 38 100 73 75 57 50 61 63 44 45 44 54
159 71 83 100 88 54 75 71 67 73 63 70 69 70
160 75 88 96 88 71 61 43 58 73 44 50 31 58
161 46 33 100 69 64 71 57 64 61 44 45 44 53
162 36 63 94 70 54 54 39 49 50 44 65 50 52
163 54 38 100 72 64 75 50 63 64 56 55 56 60
164 64 63 100 81 57 75 50 61 52 44 50 56 51
165 54 54 98 75 68 75 39 61 71 63 65 63 68
166 75 63 92 80 71 86 64 74 71 63 65 56 67
167 39 38 75 56 75 96 68 80 75 56 65 69 69
168 29 67 85 65 61 71 57 63 73 63 65 56 68
169 43 50 100 72 68 93 50 70 70 69 45 50 62
170 61 63 100 80 82 68 57 69 68 56 75 50 65
171 43 50 94 69 75 64 32 57 48 56 40 31 45
172 57 58 92 74 57 54 68 60 66 38 60 56 59
173 71 54 96 79 68 64 54 62 70 100 50 63 69
174 54 46 90 69 57 75 54 62 57 63 30 38 50
175 39 29 92 62 64 75 57 65 70 63 55 56 64
176 79 58 94 81 50 61 46 52 75 69 80 75 75
177 39 42 88 63 50 57 36 48 57 44 60 31 52
178 57 71 100 81 71 57 43 57 79 38 40 50 61
179 57 63 100 79 61 61 43 55 68 56 75 69 68
180 68 50 100 79 64 68 50 61 73 50 85 75 72
181 50 42 83 64 21 39 54 38 71 31 60 50 60
182 18 0 92 49 36 21 43 33 54 31 50 50 49
183 29 42 88 60 61 82 25 56 59 50 60 56 57
184 57 63 100 79 46 68 64 60 68 63 65 56 65
185 61 29 88 66 57 61 43 54 61 56 70 50 60
186 50 58 69 61 46 64 61 57 61 50 70 75 63
187 64 42 88 70 43 75 50 56 63 63 65 44 60
188 79 79 90 84 61 61 32 51 54 44 85 69 60
189 61 42 92 71 71 54 50 58 68 44 60 75 64
190 32 21 88 56 50 75 50 58 55 88 60 50 60
191 32 33 77 54 46 46 32 42 48 56 45 50 49
192 39 33 100 67 54 32 29 38 64 50 50 56 58
193 50 46 92 69 68 61 50 60 73 56 70 56 68
194 43 58 90 69 54 46 39 46 66 63 55 63 63
195 61 58 85 72 50 68 50 56 68 38 75 50 62
196 43 29 65 50 50 50 50 50 57 50 50 50 54
197 54 38 100 72 96 93 39 76 59 56 65 63 60
198 57 50 75 64 32 57 50 46 68 63 60 56 64
199 54 38 100 72 43 32 14 30 61 44 60 50 56
200 75 75 94 84 57 68 50 58 61 56 60 69 61

DAFTAR TRANSFORMASI DATA KUESIONER PERDIMENSI

No. x1.a x1.b x1.c X1 x2.a x2.b x2.c X3 y1.a y1.b y1.c y1.d Y1
201 32 33 92 61 50 64 54 56 50 63 40 44 49
202 46 38 94 67 64 68 39 57 64 44 65 69 62
203 79 71 100 87 71 64 61 65 73 63 70 63 69
204 68 54 92 76 68 61 50 60 80 56 60 56 69
205 75 54 100 82 61 61 39 54 70 56 70 63 67
206 68 58 75 69 57 50 36 48 73 56 70 56 68
207 46 13 100 64 46 43 46 45 70 44 65 56 63
208 64 71 100 83 57 71 50 60 64 69 80 69 69
209 57 67 100 80 57 57 50 55 61 25 50 56 53
210 54 50 100 75 68 50 43 54 59 56 55 75 60
211 86 71 100 89 57 86 46 63 73 81 70 63 72
212 68 75 100 85 93 71 71 79 79 56 70 56 70
213 86 88 100 93 64 86 50 67 80 63 80 56 74
214 64 88 98 86 36 43 46 42 63 44 45 63 56
215 54 63 100 78 61 71 86 73 61 63 60 63 61
216 75 67 94 82 64 50 32 49 79 38 80 44 68
217 57 50 98 75 50 54 39 48 73 63 65 44 66
218 54 54 83 68 50 54 50 51 48 44 50 50 48
219 46 58 58 55 36 32 32 33 46 38 40 50 44
220 39 33 88 61 50 82 29 54 54 38 30 38 44
221 43 33 90 63 50 50 54 51 50 31 35 31 42
222 54 38 79 62 50 50 50 50 57 38 45 50 51
223 54 46 94 71 82 71 75 76 64 63 80 56 66
224 61 33 65 56 75 75 71 74 61 50 55 56 57
225 39 4 77 49 43 32 29 35 50 44 70 50 53
226 57 50 100 76 50 50 50 50 55 31 50 50 50
227 50 42 100 72 57 46 43 49 50 56 55 50 52
228 61 54 81 69 54 71 100 75 59 63 60 69 61
229 54 50 96 73 50 50 50 50 55 69 60 56 58
230 54 42 90 68 50 50 50 50 52 50 50 56 52
231 57 50 85 69 46 50 29 42 55 25 55 38 48
232 25 42 85 58 75 50 36 54 46 38 35 50 44
233 39 54 92 68 61 64 46 57 66 44 50 25 54
234 54 29 88 64 50 50 36 45 61 50 50 50 56
235 54 46 81 65 36 54 36 42 52 19 50 31 44
236 68 42 100 77 43 61 57 54 54 63 65 50 56
237 54 58 75 65 68 50 43 54 73 38 95 56 69
238 61 46 79 66 43 32 43 39 64 44 80 75 66
239 32 0 88 51 82 61 54 65 63 44 60 50 57
240 36 17 98 61 54 71 71 65 57 63 55 50 56
241 82 58 83 77 57 50 50 52 59 38 40 69 54
242 43 25 90 61 50 50 43 48 64 50 45 50 56
243 64 67 92 78 71 71 50 64 71 56 85 69 71
244 57 54 100 77 50 46 39 45 54 44 45 50 50
245 71 63 83 75 71 75 54 67 70 63 80 56 69
246 54 33 90 66 54 57 54 55 63 44 65 38 56
247 57 25 100 70 25 32 57 38 61 69 85 56 66
248 43 50 94 69 61 64 61 62 61 38 40 50 52
249 39 42 92 65 50 50 50 50 57 50 80 63 61
250 54 42 92 69 46 50 50 49 73 56 75 56 69
ETOS BELAJAR MAHASISWA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama : Jenis Kelamin : L/P
Fakultas/Jurusan/semester:
Pendidikan Terakhir : SMA/MA/Pesantren/SMK
Organisasi :
PETUNJUK PENGISIAN
a) Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Anda menjawab dengan keadaan yang
sebenarnya. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah. Jangan ragu untuk memilih
jawaban yang tersedia.
b) Berilah tanda (√ atau X) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.

1. ETOS BELAJAR MAHASISWA

Keterangan :
TP = Tidak Pernah JS = Jarang Sekali KD = Kadang-kadang SR =
Sering SL = Selalu

Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
TP JS KD SR SL
1 Apakah Anda seringkali mengeluh atas tugas yang
diberikan oleh dosen.
2 Apakah Anda selalu merasa percaya diri dalam
segala situasi.
3 Apakah Anda seringkali menerima kritik dengan
hati lapang.
4 Apakah Anda merasa bangga menjadi seorang
mahasiswa.
5 Apakah Anda merasa kecewa bila teman Anda
mendapat nilai yang lebih baik.
6 Apakah Anda pernah memberikan jawaban
kepada teman dekat Anda ketika ujian.
7 Apakah Anda selalu menyatakan sesuatu dengan
apa adanya, tanpa kepura-puraan atau
kebohongan.
8 Apakah Anda selalu bertanggung jawab atas tugas
yang diberikan oleh dosen.
9 Apakah Anda berani menyatakan gagasan dan
pikiran Anda, walaupun dalam situasi yang
menekan.
10 Apakah Anda pernah mengalami kegagalan.
11 Apakah Anda pernah mengganggap kegagalan
sebagai kesuksesan yang tertunda.
12 Apakah Anda selalu bersemangat untuk belajar
dengan baik.
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
TP JS KD SR SL
13 Apakah Anda pernah merasa tidak senang dengan
mata kuliah tertentu.
14 Apakah Anda selalu merasa bahwa belajar tidak
hanya sekedar mendapatkan nilai atau ijazah
semata.
15 Apakah Anda selalu datang ke kampus lebih awal
daripada waktu yang telah ditentukan.
16 Apakah Anda pernah menunda tugas mata kuliah.
17 Apakah Anda selalu mengatur waktu belajar Anda
dengan baik.
18 Apakah kegiatan diluar kampus (misalnya
berorganisasi) seringkali mengganggu waktu
belajar Anda.
19 Apakah Anda selalu meningkatkan prestasi belajar
dengan cara membaca.
20 Apakah Anda selalu meningkatkan wawasan
akademik dengan menghadiri seminar dan diskusi.
21 Apakah Anda selalu meningkatkan kemampuan
akademik dengan cara kursus dan pelatihan.
22 Apakah Anda selalu membuat perencanaan dalam
setiap tindakan.
23 Apakah Anda merasa puas bila tugas-tugas yang
diberikan selesai pada waktunya.
24 Apakah Anda selalu senang mengambil resiko
yang telah Anda perhitungkan.
25 Apakah Anda menemukan kesulitan dalam
menentukan hal-hal yang penting dan tidak
penting dari mata kuliah yang dipelajari.
26 Apakah Anda seringkali mengalami kesulitan
dalam memusatkan konsentrasi ketika belajar.
27 Apakah Anda selalu berusaha mengubah atau
memperbaiki kebiasaan buruk dalam belajar.
2. KEBERAGAMAAN MAHASISWA
Keterangan : TP = Tidak Pernah JS = Jarang Sekali KD = Kadang-kadang
SR = Sering SL = Selalu
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
TP JS KD SR SL
1 Apakah Anda melaksanakan Shalat lima waktu
tepat pada waktunya.
2 Apakah Anda menunaikan shalat sunah.
3 Apakah Anda melaksanakan shalat berjamaah.
4 Apakah Anda melaksanakan puasa sunah pada
hari-hari tertentu (ex. Senin-kamis).
5 Apakah Anda selalu melaksanakan infaq/sedekah
setiap minggu.
6 Apakah Anda selalu berzikir ketika selesai shalat.
7 Apakah Anda seringkali menyapa dan
mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang Pilihan Jawaban
No lain. Pertanyaan
8 Apakah Anda membaca Al-quran setiap hari. TY KY RG Y SY
79 Apakah AndaAnda yakin bahwaseringkali membaca
Malaikat senantiasa
terjemahan/tafsiran
mencatat segala amal al-quran setiap
perbuatan minggu.
Anda.
10 Apakahyakin
8 Anda Andabahwa
pernahsetiap
berusaha memahami
perbuatan yangmakna
Anda
yang terkandung
lakukan didalam Al-Quran. di akhirat.
akan dipertanggungjawabkan
11 Apakahyakin
9 Anda AndaAl-quran
pernah berpartisipasi dalam diskusi
merupakan pedoman dan
keagamaan.
petunjuk yang paling benar untuk diamalkan.
12 Anda
10 Apakahyakin,
Andajikapernah
Andamengikuti peringatan
selalu membaca hari-
al-quran
hari besar
akan keagamaan.
diberi kemudahan atas kesulitan yang
dihadapi. Anda pernah mengakses informasi
13 Apakah
mengenai
11 Anda kajian
yakin, jikakeagamaan lewat internet.
selalu membaca al-quran akan
tenang hatinya
12 Anda yakin bahwa Allah akan meninggikan
kedudukannya beberapa derajat untuk orang-
orang yang berilmu.

Keterangan:
TY = Tidak Yakin KY = Kurang Yakin RG = Ragu-ragu Y = Yakin SY =
Sangat Yakin

3. LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA


Keterangan : ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R =Rendah
SR = Sangat Rendah

Pilihan Jawaban
No
Pertanyaan
. TY KY RG Y SY

1 Ada yakin bahwa mengimani adanya Allah


dengan cara memahami dan memikirkan Ciptaan-
Nya.
2 Anda yakin bahwa Allah yang menciptakan,
mengatur dan mengendalikan hidup Anda.
3 Anda yakin bahwa setiap doa akan dikabulkan
oleh Allah.
4 Anda yakin bahwa pertolongan Allah akan selalu
datang menghampiri.
5 Anda yakin bahwa ketika berbuat suatu kebajikan
di dunia, balasannya pasti syurga di akhirat.
6 Apakah Anda yakin bahwa Malaikat senantiasa
mencatat segala amal perbuatan Anda.
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
ST T S R SR
1 Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah
Anda memiliki tingkat disiplin yang tinggi.
2 Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah
Anda memiliki tanggungjawab yang tinggi
terhadap tugas mata kuliah.
3 Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah
Anda memiliki motivasi yang tinggi dalam
meningkatkan prestasi belajar.
4 Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah
Anda memiliki sikap pro-aktif dalam
mengembangkan keilmuan.
5 Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah
Anda memiliki kesadaran yang tinggi untuk taat
pada peraturan.
6 Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah
Anda memiliki usaha yang tinggi untuk mengubah
atau memperbaiki kebiasaaan buruk dalam belajar.
7 Menurut penilaian Anda, apakah teman sekuliah
Anda memiliki integritas yang tinggi dalam
meningkatkan prestasi belajar.
8 Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda
memiliki tanggung jawab yang tinggi.
9 Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda
memiliki motivasi yang tinggi dalam
meningkatkan prestasi belajar.
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan
ST T S R SR
10 Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda
memiliki sikap pro-aktif dalam mengembangkan
keilmuan.
11 Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda
memiliki sikap terbuka terhadap kritik.
12 Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda
memiliki kesadaran yang tinggi untuk taat pada
peraturan.
13 Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda
memiliki kreatifitas yang tinggi untuk
mengembangkan keaktifan diskusi dan partisipasi
mahasiswa dalam belajar.
14 Menurut penilaian Anda, apakah dosen Anda
memiliki integritas yang tinggi dalam
meningkatkan keilmuan.
15 Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat
tempat tinggal Anda memiliki tingkat disiplin
yang tinggi.
16 Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat
tempat tinggal Anda memiliki tanggungjawab
yang tinggi terhadap tugas mata kuliah.
17 Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat
tempat tinggal Anda memiliki motivasi yang
tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar.
18 Menurut penilaian Anda, masyarakat tempat
tinggal Anda memiliki sikap pro-aktif dalam
mengembangkan keilmuan.
19 Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat
tempat tinggal Anda memiliki sikap terbuka
terhadap kritik.
20 Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat
tempat tinggal Anda memiliki kreatifitas yang
tinggi untuk mengembangkan keaktifan diskusi
dan partisipasi belajar.
21 Menurut penilaian Anda, apakah masyarakat
tempat tinggal Anda memiliki integritas yang
tinggi dalam meningkatkan keilmuan.
DAFTAR WISUDA ANGKATAN KE 74 TAHUN AKADEMIK 2008/2009

SEBARAN WISUDA MENURUT FAKULTAS


Fakultas Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Fakultas Tarbiyah dan Keguruan 123 18,3 18,3 18,3
Fakultas Adab dan Humaniora 53 7,9 7,9 26,2
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 47 7,0 7,0 33,1
Fakultas Syariah dan Hukum 147 21,8 21,8 55,0
Fakultas Dakwah dan Komunikasi 64 9,5 9,5 64,5
Fakultas Dirasat Islamiyah 13 1,9 1,9 66,4
Fakultas Psikologi 50 7,4 7,4 73,8
Fakultas Ekonomi dan Ilmu sosial 74 11,0 11,0 84,8
Fakultas Sains dan Teknologi 56 8,3 8,3 93,2
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
kesehatan 46 6,8 6,8 100,0
Total 673 100 100

SEBARAN WISUDA MENURUT TAHUN MASUK


THN Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid tidak menjawab 12 1,8 1,8 1,8
2001 22 3,3 3,3 5,1
2002 59 8,8 8,8 13,8
2003 127 18,9 18,9 32,7
2004 450 66,9 66,9 99,6
2005 3 0,4 0,4 100
Total 673 100 100

SEBARAN WISUDA MENURUT IPK

IPK Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid 2.00 - 2.74 60 8,9 8,9 8,9
2.75 - 3.49 526 78,2 78,2 87,1
3.50 - 4.00 87 12,9 12,9 100
Total 673 100 100 HASIL RATAAN
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Motivasi 250 32 86 64,00 10,067
Disiplin 250 19 100 55,83 14,894
Rasionalitas 250 30 100 61,60 14,432
Kreativitas 250 6 94 55,28 12,108
Etos 250 38 81 61,01 8,983
Praktek Agama 250 18 93 55,75 13,873
Pengetahuan Agama 250 0 100 52,58 16,973
Keyakinan Agama 250 50 100 90,97 9,001
Keberagamaan 250 44 93 71,82 9,207
Teman 250 -25 96 57,96 14,739
Dosen 250 -25 100 60,43 16,841
Valid N (listwise) 250

HASIL UJI T-TEST

Std. Error
Beda fakultas N Mean Std. Deviation
Mean
Motivasi Fakultas Agama 150 64,44 10,739 ,877
Fakultas Umum 100 63,33 8,976 ,898
Disiplin Fakultas Agama 150 58,23 15,577 1,272
Fakultas Umum 100 52,24 13,077 1,308
Rasionalitas Fakultas Agama 150 62,60 14,675 1,198
Fakultas Umum 100 60,10 13,998 1,400
Kreativitas Fakultas Agama 150 55,65 12,851 1,049
Fakultas Umum 100 54,72 10,939 1,094
Etos Fakultas Agama 150 61,86 9,466 ,773
Fakultas Umum 100 59,74 8,084 ,808
Praktek Agama Fakultas Agama 150 56,53 13,656 1,115
Fakultas Umum 100 54,58 14,181 1,418
Pengetahuan Fakultas Agama 150 54,99 16,270 1,328
Agama Fakultas Umum 100 48,95 17,438 1,744
Keyakinan Agama Fakultas Agama 150 90,99 8,900 ,727
Fakultas Umum 100 90,95 9,196 ,920
Keberagamaan Fakultas Agama 150 72,63 8,969 ,732
Fakultas Umum 100 70,60 9,468 ,947
Teman Fakultas Agama 150 58,09 15,753 1,286
Fakultas Umum 100 57,76 13,146 1,315
Dosen Fakultas Agama 150 60,41 18,211 1,487
Fakultas Umum 100 60,47 14,634 1,463
HASIL UJI REGRESI BERGANDA ANTARA VARIABEL KEBERAGAMAAN DAN
VARIABEL SOSIAL BUDAYA DENGAN VARIABEL ETOS BELAJAR

Variables Entered/Removed (b)

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Sosial Budaya,
Keberagamaan . Enter
(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Etos

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 ,485(a) ,236 ,229 7,886
a Predictors: (Constant), Sosial Budaya, Keberagamaan

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4731,893 2 2365,947 38,048 ,000(a)
Residual 15359,071 247 62,182
Total 20090,964 249
a Predictors: (Constant), Sosial Budaya, Keberagamaan
b Dependent Variable: Etos

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 25,625 4,087 6,270 ,000
Keberagamaan ,414 ,057 ,424 7,302 ,000
Sosial Budaya ,102 ,041 ,142 2,450 ,015
a Dependent Variable: Etos
HASIL UJI REGRESI LINEAR ANTARA VARIABEL KEBERAGAMAAN DENGAN
VARIABEL ETOS BELAJAR
Variables Entered/Removed(b)

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Keberagamaan
. Enter
(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Etos

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 ,466(a) ,217 ,214 7,965
a Predictors: (Constant), Keberagamaan

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regressio
4358,652 1 4358,652 68,709 ,000(a)
n
Residual 15732,312 248 63,437
Total 20090,964 249
a Predictors: (Constant), Keberagamaan
b Dependent Variable: Etos

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 28,375 3,969 7,148 ,000
Keberagamaan ,454 ,055 ,466 8,289 ,000
a Dependent Variable: Etos
HASIL UJI REGRESI LINEAR ANTARA VARIABEL SOSIAL BUDAYA DENGAN
VARIABEL ETOS BELAJAR
Variables Entered/Removed(b)

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Sosial Budaya
. Enter
(a)
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Etos

Model Summary

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 ,265(a) ,070 ,067 8,678
a Predictors: (Constant), Sosial Budaya

ANOVA(b)

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1415,956 1 1415,956 18,804 ,000(a)
Residual 18675,008 248 75,302
Total 20090,964 249
a Predictors: (Constant), Sosial Budaya
b Dependent Variable: Etos

Coefficients(a)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta


1 (Constant) 50,493 2,487 20,303 ,000
Sosial Budaya ,189 ,044 ,265 4,336 ,000
a Dependent Variable: Etos
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
Praktek Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 3 1,2 1,2 1,2
Jarang Sekali 33 13,2 13,2 14,4
Kadang-kadang 126 50,4 50,4 64,8
Sering 79 31,6 31,6 96,4
Selalu 9 3,6 3,6 100,0
Total 250 100,0 100,0

Pengetahuan Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tidak Tahu 7 2,8 2,8 2,8
Tidak Tahu 44 17,6 17,6 20,4
Ragu-ragu 119 47,6 47,6 68,0
Tahu 69 27,6 27,6 95,6
Sangat Tahu 11 4,4 4,4 100,0
Total 250 100,0 100,0

Keyakinan Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ragu-ragu 2 ,8 ,8 ,8
Yakin 30 12,0 12,0 12,8
Sangat Yakin 218 87,2 87,2 100,0
Total 250 100,0 100,0

Keberagamaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Taat 27 10,8 10,8 10,8
Taat 179 71,6 71,6 82,4
Sangat Taat 44 17,6 17,6 100,0
Total 250 100,0 100,0
LIngkungan Sosial Teman

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Rendah 2 ,8 ,8 ,8
Rendah 13 5,2 5,2 6,0
Sedang 128 51,2 51,2 57,2
Tinggi 90 36,0 36,0 93,2
Sangat Tinggi 17 6,8 6,8 100,0
Total 250 100,0 100,0

Lingkungan Sosial Dosen

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Rendah 2 ,8 ,8 ,8
Rendah 24 9,6 9,6 10,4
Sedang 87 34,8 34,8 45,2
Tinggi 113 45,2 45,2 90,4
Sangat Tinggi 24 9,6 9,6 100,0
Total 250 100,0 100,0

Lingkungan Tempat Tinggal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Rendah 9 3,6 3,6 3,6
Rendah 61 24,4 24,4 28,0
Sedang 130 52,0 52,0 80,0
Tinggi 42 16,8 16,8 96,8
Sangat Tinggi 8 3,2 3,2 100,0
Total 250 100,0 100,0

Lingkungan Sosial Budaya

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Rendah 1 ,4 ,4 ,4
Rendah 25 10,0 10,0 10,4
Sedang 136 54,4 54,4 64,8
Tinggi 81 32,4 32,4 97,2
Sangat Tinggi 7 2,8 2,8 100,0
Total 250 100,0 100,0
Motivasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 1 ,4 ,4 ,4
Sedang 85 34,0 34,0 34,4
Tinggi 155 62,0 62,0 96,4
Sangat Tinggi 9 3,6 3,6 100,0
Total 250 100,0 100,0

Disiplin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Rendah 3 1,2 1,2 1,2
Rendah 35 14,0 14,0 15,2
Sedang 120 48,0 48,0 63,2
Tinggi 70 28,0 28,0 91,2
Sangat Tinggi 22 8,8 8,8 100,0
Total 250 100,0 100,0

Rasionalitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 23 9,2 9,2 9,2
Sedang 110 44,0 44,0 53,2
Tinggi 98 39,2 39,2 92,4
Sangat Tinggi 19 7,6 7,6 100,0
Total 250 100,0 100,0

Kreativitas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Rendah 1 ,4 ,4 ,4
Rendah 25 10,0 10,0 10,4
Sedang 141 56,4 56,4 66,8
Tinggi 79 31,6 31,6 98,4
Sangat Tinggi 4 1,6 1,6 100,0
Total 250 100,0 100,0
Etos Belajar

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 2 ,8 ,8 ,8
Sedang 116 46,4 46,4 47,2
Tinggi 129 51,6 51,6 98,8
Sangat Tinggi 3 1,2 1,2 100,0
Total 250 100,0 100,0
HASIL REABILITAS VARIABEL

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

Reliability Coefficients Variabel Etos Belajar

N of Cases = 250,0 N of Items = 27

Alpha = ,7723

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

Reliability Coefficients Variabel Keberagamaan

N of Cases = 250,0 N of Items = 25

Alpha = ,8347

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

Reliability Coefficients Variabel Sosial Budaya

N of Cases = 250,0 N of Items = 21

Alpha = ,9140

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Reliability Coefficients

N of Cases = 250,0 N of Items = 73

Alpha = ,8978
HASIL RELIABILITAS VARIABEL ETOS BELAJAR
***** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 92,8800 93,5679 9,6730 27

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

Q1 89,7320 87,9399 ,3518 ,7633


Q2 89,3520 87,3615 ,3064 ,7649
Q3 89,1360 88,5035 ,2548 ,7675
Q4 88,6360 86,4975 ,3153 ,7643
Q5 89,3640 89,7023 ,1185 ,7771
Q6 90,1400 89,7755 ,1707 ,7719
Q7 89,1880 87,4786 ,2765 ,7665
Q8 88,7680 85,0464 ,4100 ,7589
Q9 89,6640 87,3324 ,2972 ,7654
Q10 90,1720 89,1309 ,2846 ,7664
Q11 88,7760 85,8773 ,3626 ,7616
Q12 88,8640 84,3107 ,4773 ,7554
Q13 89,8800 89,2064 ,2610 ,7673
Q14 88,8280 87,2434 ,2734 ,7668
Q15 89,4960 88,4116 ,2408 ,7684
Q16 89,8280 89,1631 ,1968 ,7707
Q17 89,7280 83,5562 ,5169 ,7530
Q18 89,5600 87,7012 ,2300 ,7697
Q19 89,3600 85,0908 ,4449 ,7574
Q20 89,8360 86,8766 ,3519 ,7626
Q21 90,2320 87,8496 ,2406 ,7687
Q22 89,3200 83,8972 ,4384 ,7568
Q23 88,3320 89,3873 ,2461 ,7679
Q24 89,4720 88,9811 ,1813 ,7721
Q25 90,1280 90,5860 ,1499 ,7723
Q26 90,1320 89,8178 ,2189 ,7691
Q27 88,9560 86,4519 ,3450 ,7627

Reliability Coefficients

N of Cases = 250,0 N of Items = 27


Alpha = ,7723
HASIL RELIABILITAS VARIABEL KEBERAGAMAAN
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 41,2000 49,5181 7,0369 13

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

S1 37,6840 43,9038 ,4304 ,7930


S2 38,0760 42,2793 ,5831 ,7816
S3 38,1360 44,2786 ,3633 ,7980
S4 38,3880 44,0537 ,4024 ,7950
S5 38,1680 43,2086 ,4834 ,7890
S6 37,6560 42,2105 ,4946 ,7872
S7 37,6880 44,5207 ,2929 ,8044
S8 37,9160 40,8644 ,5569 ,7812
S9 38,4800 41,2787 ,5168 ,7849
S10 38,0960 41,4285 ,5235 ,7844
S11 38,1680 42,0600 ,4722 ,7890
S12 37,6840 43,8074 ,3130 ,8037
S13 38,2600 43,5265 ,3176 ,8039

Reliability Coefficients

N of Cases = 250,0 N of Items = 13

Alpha = ,8050
HASIL RELIABILITAS VARIABEL SOSIAL BUDAYA
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 123,2680 152,9680 12,3680 33

Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
P1 118,7240 150,9797 ,1004 ,9080
P2 118,5560 148,3201 ,3197 ,9051
P3 118,7680 147,8978 ,2766 ,9058
P4 118,5960 148,2177 ,3140 ,9051
P5 118,6840 148,2893 ,2861 ,9055
P6 118,5120 148,2750 ,3720 ,9045
P7 118,4880 148,4758 ,3236 ,9050
P8 118,4640 148,3862 ,4334 ,9042
P9 118,8080 147,3124 ,3494 ,9047
P10 118,6560 147,6964 ,3892 ,9043
P11 118,5960 148,2177 ,3431 ,9048
P12 118,7440 147,9021 ,2465 ,9065
R1 120,1440 145,3928 ,4027 ,9040
R2 119,8400 143,7655 ,4942 ,9026
R3 119,7160 143,3287 ,4657 ,9031
R4 119,9280 142,6293 ,4958 ,9026
R5 120,1360 140,5196 ,5842 ,9010
R6 120,0120 142,7107 ,4957 ,9026
R7 119,8720 142,1201 ,5625 ,9015
R8 119,8720 140,3450 ,5911 ,9009
R9 119,7960 139,9783 ,6288 ,9002
R10 119,7360 139,8738 ,6185 ,9004
R11 120,0280 140,6699 ,5322 ,9019
R12 119,9360 140,1485 ,5874 ,9009
R13 119,8200 141,6984 ,5086 ,9023
R14 119,7640 140,9120 ,5788 ,9011
R15 120,3080 142,8485 ,4817 ,9028
R16 120,4000 141,2289 ,5276 ,9020
R17 120,1920 142,1156 ,5313 ,9020
R18 120,2360 143,2895 ,4679 ,9030
R19 120,4720 142,1056 ,4900 ,9027
R20 120,4600 143,2293 ,4363 ,9036
R21 120,3120 141,7175 ,5035 ,9024
_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)

Reliability Coefficients
N of Cases = 250,0 N of Items = 33

Alpha = ,9059
Hasil Uji Normalitas

Normal P-P Plot of Regression Standardized Resid


Dependent Variable: Etos
1,0

Expected Cum Prob ,8

,5

,3

0,0
0,0 ,3 ,5 ,8 1,0

Observed Cum Prob


Hasil Uji Heterokedastisitas

Scatterplot
Dependent Variable: Etos
4
Regression Standardized Residual

-1

-2

-3
-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

Hasil Uji Multikolinieritas

Standardiz
Unstandardized ed 95% Confidence Collinearity
Model Coefficients Coefficient t Sig. Interval for B Correlations Statistics
s

Std. Lower Upper Zero- Tolera


B Error Beta Bound Bound order Partial Part nce VIF
1 (Constant) 25,625 4,087 6,270 ,000 17,575 33,675
Keberag
,414 ,057 ,424 7,302 ,000 ,302 ,526 ,466 ,421 ,406 ,916 1,092
amaan
Sosial
,102 ,041 ,142 2,450 ,015 ,020 ,183 ,265 ,154 ,136 ,916 1,092
Budaya

Collinearity Diagnostics(a)

Condition
Model Dimension Eigenvalue Index Variance Proportions
Sosial
(Constant) Budaya Keberagamaan
1 1 2,962 1,000 ,00 ,00 ,00
2 ,030 9,936 ,08 ,99 ,08
3 ,008 19,141 ,91 ,00 ,92
a Dependent Variable: Etos

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value 47,52 72,36 61,01 4,359 250
Residual -21,91 28,31 ,00 7,854 250
Std. Predicted Value -3,095 2,603 ,000 1,000 250
Std. Residual -2,779 3,590 ,000 ,996 250
a Dependent Variable: Etos

Anda mungkin juga menyukai