SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
FITRIYANTI
10538316315
SURAT PERNYATAAN
saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FITRIYANTI
Nim : 10538316315
FITRIYANTI
NIM: 10538316315
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FITRIYANTI
Nim : 10538316315
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul Skripsi :Pemanfaatan Dana Desa untuk
Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Nanga Mbaling Kabupaten Manggarai
Timur
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.
Saya menyusun sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penusunan skripsi, saya akan selalu melalukan
konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh
pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam
penyusunan skripsi saya.
4. Apa bila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2, dan 3
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang
berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat, dengan penuh kesadaran.
FITRIYANTI
NIM: 10538316315
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, demikian kata untuk mewakili
atas segala karunia dan nikmat-NYA. Jiwa ini takkan henti bertauhid atas anugerah
pada detik waktu, denyut jantung , gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang
Khaliq. Proposal ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
FITRIYANTI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................
SURAT PERNYATAAN.....................................................................................
SURAT PERJANJIAN.......................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................
E. Defenisi Operasional.................................................................................
A. Kajian Konsep...........................................................................................
4. Masyarakat Desa.................................................................................
B. Kajian Teori...............................................................................................
1. Struktural Funsional...........................................................................
2. TindakanSosial...................................................................................
C. Kerangka Pikir...........................................................................................
D. Penelitian Relevan....................................................................................
B. LokasidanWaktu Penelitan........................................................................
C. Informen Penelitian...................................................................................
E. Fokus Penelitiakn......................................................................................
F. Instrumen Penelitian..................................................................................
B. Letak Geografi...........................................................................................
D. Keadaan Pendidikan..................................................................................
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitan...........................................................................................
B. Pembahasan...............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................
ABSTRAK
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama
masyarakat yang lemahnya dalam berpartisipasi, dan kelompok yang terabaikannya,
didukung agar mampu meningkatkan kesejahtraannya secara mandiri baik secara
sosial maupun ekonomi. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apa bila
warganya ikut berpartisipasi.
Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu
upaya untuk mengembangkan segala potensi atau partisipasi yang ada di masyarakat,
dengan cara mendorong, memberi motivasi (membangkitkan kesadaran) akan potensi
yang mereka miliki sehingga dapat memberikan implikasi terhadap masyarakat baik
itu dalam segi partisipasi maupun dalam segi sosial ekonomi.
Atas latar belakang kondisi di atas penulis mengambil judul:Pemanfaatan
dana desa untuk pemberdayaan masyarakat di desa nanga mbaling kabupaten
manggarai timur. Analisis data pada penelitian ini bersifat kualitatif berlandasan pada
penggunaan keterangan secara lengkap dan mendalam dalam menginterprestasikan
data tentang variabel, bersifat non-kuantitatif dan dimaksudkan untuk melakukan
eksplorasi mendalam dan tidak meluas terhadap fenomena. Metode yang digunakan
yaitu dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.
Adapun temuan dalam penelitian ini yaitu tingkat partisipasi masyarakat Desa
Nanga Mbaling dapat dilihat pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengawasan yang tergolong baik dalam partisipasi masyarakat dalam tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan pembangunan dan evaluasi. Faktor pendukung dan
penghambat serta pemanfaatan dana Desa Nanga Mbaling diantaranya yaitu
dukungan dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa yang berkooperatif dan
komunikasi efektif dalam meregulasikan ADD di wilayah Desa Nanga Mbaling
sehingga pelaporan pertanggung jawaban dapat dilaporkan dengan waktu yang telah
ditentukan, partisipasi masyarakat meningkat karena kesadaran untuk membangun
desa telah tertanam dari dalam diri mereka untuk berkontribusi dalam pengelolaan
ADD, Sikap mental Pemerintah desa yang transparan, akuntabel dalam
memanfaatkan dana ADD, masyarakat kritis dalam mengawasi pelaksanaan ADD
sehingga meminimalisir terjadinya penyelewengan dana ADD dan Minimnya
ketersediaan dana ADD yang tidak semuanya dapat mengakomodir kebutuhan
masyarakat desa.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
laindisebutdistrik, hal tersebut tercermin dari kenyataan bahwa masih sekitar 70%
ini, desaataudistrik merupakan bagian wilayah terkecil dari Negara Indonesia yang
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005
tentang desa. Berdasarkan ketentuan ini maka, desa diberi pengertian sebagai
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system Pemerintahan
tersebut desa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan
keberhasilan dari segala urusan dan program pemerintah.Maka menjadi sangat logis
nasional.
Berbeda dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang desa.
Desa sebagai daerah otonomi dalam hal penyelenggaraan urusan pemerintahan, desa
didanai dari anggaran pendapatan yang bersumber dari APBN yang diperuntukan
bagi desa, yang ditransfer melalaui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk
negeri (Kepmendagri), yang mengatur tentang desa, baik itu Peraturan Pemerintah,
yang dimilikinya sejak tahun 1999 yaitu sejak penerapan UU No.2 tahun 2004
segar (grant) ke desa-desa melalui progarm kebijakan bantuan Dana Desa (DD).
Pendapatan asli desa seharusnya dapat membiayai seluruh atau sebagian besar
belanja desa. Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Ferdian (2013),
Studi yang mengkaji tentang penggunaan Dana Desa telah dilakukan oleh
sejumlah peneliti terdahulu, misalnya penelitan yang dilakukan oleh Baura (2014),
(2018), Afriliyanto (2017), Mahfudz (2009), Faisal dan Nain (2017), dan Muslihah
tentang penggunaan Dana Desa di Desa Nanga Mbaling Kecamatan Sambi Rampas
Desa Nanga Mbaling merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur. Nusa Tenggara Timur (NTT). Sama
seperti halnya wilayah desa lain konsentrasi dalam proses pembangunan pemanfaatan
bantuan Dana Desa (DD) selalu diprioritaskan dalam menunjang pembangunan sosial
Sehubungan dengan apa yang diuraiakan diatas, maka penulis tertarik untuk
Timur”.
B. Rumusan Masalah
berikut:
Manggarai Timur?
2. Bagaimana dampak pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat
Timur?
C. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk:
Manggarai Timur?
Manggarai Timur?
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoreitis
pemberdayaan masyarakat.
sosiologi pedesaan.
2. Manfaat Praktis
E. Defenisi Operasional
penelitian ini, maka untuk mempermudah dalam mencapai tujuan penelitian perlu
disusun defenisi operasional yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini
antaralain:
tersebut, serta adannya bantuan dana desa dan penyediaan sarana dan
prasarana penunjang.
prasarana penunjang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
desa, keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat di nilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang akan berhubungan dengan
menjadi kewenangan desa di danai dari anggaran pendapatan dan belanja desa,
a. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan desa, hasil
swadaya dan pastisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah.
b. Bagi hasil pajak daerah kabupaten/kota paling sedikit 10% untuk desa dan
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
hak asal usul, dan atau/hak tradisional yang dilakukan dan dihormati dalam system
desa yang kuat, maju, mandiri dan demokrasi, cita-cita dimaksud diwujudkan salah
desa. fokus dari desa kerja pemberdayaan masyarakat desa adalah mewujudkan
masyarakat desa sebagai subyek pembagunan dan desa sebagai subyek hukum yang
setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
pemerintahan nasional dan beradah di daerah kabupaten. ini berarti desa merupakan
suatu pemerintahan yang mandiri yang berada didalam subsistem pemerintahan
Lokal Terkait Interaksi Desa Sampai Lokal. Menyatakan desa merupakan perwujudan
atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultur yang terdapat disuatu
daerah, dalam hubungan dan pengaruhya secara timbal balik dengan daerah lain. UU
No. 32 tahun 2004 desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa, landasan pemikiran
dan pemberdayaan masyarakat. Desa dapat dipahami sebagai suatu daerah kesatuan
pengertian ini terdapat kesan yang kuat, bahwa kepentingan dan kebutuhan
masyarakat desa hanya dapat diketahui dan disediakan oleh masyarakat desa dan
bukan pihak luar. selanjutnya dalam PP No. 72 tahun 2005 tentang desa, bahwa desa
atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan demikian desa sebagai suatu bagaian dari sistem
kepala desa melalui pemerintah desa dapat diberikan penugasan pendelegasian dari
tertentu.
2. Pemberdayaan Masyarakat
maupun konteks kelembagaan, politik, dan sosial budayanya. Ada yang memahami
kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan. Ada pihak lain yang
secara bersama-sama pada sebuah kepentingan bersama atau urusan yang secara
suatu kampanye aksi dan oleh karena itu membantu menyusun kembali kekuatan
dalam komunitas. Ada juga yang memahami pemberdayaan secara makro sebagai
memperbaiki distribusi modal-modal yang nyata (misal lahan dan akses terhadap
hingga tahap kegiatan tindak lanjut dan evaluasi (follow-up activity and
evaluation).
dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
partisipasi aktif dalam masyarakat berupa bentuk aksi bersama (group action)
1) Minat dan kebutuhan, artinya pemberdayaan akan efektif jika selalu mengacu
setiap keluarga/kekerabatan.
budaya.
terbatas pada tawar menawar tentang ilmu alternatif saja, tetapi juga dalam
10) Spesialis yang terlatih, artinya penyuluh harus benar-benar pribadi yang telah
pertanian).
satu kesatuan dari unit sosial. Dalam hal ini, terkandung pengertian-
pengertian:
pengambilan keputusan.
muda.
3. Masyarakat Desa
desa yaitu masyarakat yang ruang lingkupnya berada di desa dan cenderung hidup
secara tradisional serta memegang adat istiadat. Menurut P.H Landis terdapat tiga
definisi tentang desa yaitu pertama desa itu lingkungan yang penduduknya kurang
dari 2.500 orang, kedua desa adalah suatu lingkungan yang penduduknya mempunyai
hubungan yang saling akrab serba informal satu sama lain, dan yang ketiga desa
menetap secara tetap di suatu tempat (Rahadjo, 2010 : 29), masyarakat desa itu
sendiri mempunyai karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Roucek dan Warren
1995:7).
d. Homogen
e. Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi
disebut dengan tipologi desa. Tipologi desa itu sendiri akan mudah diketahui jika
dihubungkan dengan kegiatan pokok yang ditekuni oleh masyarakat itu dalam
a. Desa Pertanian
Pada jenis desa ini semua kegiatan masyarakatnya terlibat dalam bidang
pertanian.
b. Desa Industri
Pada jenis desa ini pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
lebih banyak bergantung pada sektor industri baik industri kecil maupun
industri besar.
Pada jenis desa ini pusat kegiatan dari seluruh anggota masyarakatnya
maupun darat.
d. Desa Pariwisata
dalam kategori yang belum maju dan masih sederhana. Kebanyakan orang
secara umum yang mana mereka dianggap seragam atau sama antara masyarakat
petani yang satu dengan yang lain. Kebudayaan tradisional masyarakat desa
merupakan suatu hasil produk dari besar kecilnya pengaruh alam terhadap
masyarakat yang bergantung pada alam itu sendiri. Menurut P. H Landis besar
sebagai berikut :
yang rendah dan produksinya hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga (Rahardjo,
2010: 66).
A. Landasan Teori
1. Struktural Fungsional
Robert K. Merton sebagai salah satu tokoh yang mengkaji mengenai teori
structural fungsional dan berada pada teori tingkat menengah menjelaskan bahwa
antara lain adalah : peran sosial, pola institusi, proses sosial, organisasi kelompok,
keyakinan dan praktik kultur dan sosial yang sudah baku adalah fungsional
masyarakat. Merton berpendapat bahwa meski hal ini benar terjadi pada
masyarakat primitif dan kecil, namun hal ini tidak berlaku ketingkatan
jelas adalah bahwa tidak setiap struktur, adat, gagasan, kepercayaan dan
sejumlah tugas yang harus dijalankan dan merupakan bagian penting yang
adaptasi atau penyesuaian dari system tersebut. Dari pendapat Merton tentang
fungsi, ada konsep barunya mengenai sifat dari fungsi dengan membedakan
atas fungsi manifest dan fungsi latent. Fungsi manifest adalah fungsi yang
struktur organisasi maupun kelompok terkait peran dan fungsi masing-masing bidang
inilah menjadikan peneliti menggunakan teori ini. Teori struktur fungsional oleh
masyarakat.
Fungsi yang dianggap manifest dalam penelitian ini adalah ketika penggunaan
dana desa dan pemanfaatan dana desa, sedangkan fungsi yang dianggap laten ialah
terdapat kondisi fungsi yang terjadi dalam pelaksanaan program Penggunaan dana
peraturan bupati No.15 Tahun 2015 tentang pengelolaan alokasi dana desa. Melalui
alokasi dana desa, diharapkan desa akan mampu menyelenggarakan otonominya agar
dapat tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri.dimana
tujuan uu desa adalah menciptakan masyarakat aktif yang mampu menjadi elemen
yang bervisi kerakyatan dan kesejahteraan. Untuk itu dalam proses pengelolaan
alokasi dana desa harusnya pemerintah desa tidak hanya berfokus pada penyelesaian
seluruh tahapan pengelolaan alokasi dana desa dan hasil akhir berupa terciptanya
target efektif pada potensi desa dan skala prioritas kebutuhan masyarakat desa.
Namun pemerintah desa harusnya lebih berfokus pada menciptakan sebuah proses
kebutuhan dan hasil kerja bersama seluruh elemen masyarakat desa setempat.
Bagan Kerangka Pikir
Pemberdayaan Masyarakat
Kesejahteraan Masyarakat
Desa Nanga Mbaling
dan perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Selain itu, juga diharapkan dalam penelitian ini dapat diperhatikan
mengenai kekurangan dan kelebihan antara penelitian terdahulu dan penelitian yang
akan dilakukan. Adapun penelitian terdahulu; Baura (2014), Aljanna (2013), Hafide
(2016), Tangkumahat (2017), Ridha (2014), Jamaluddin (2018), Afriliyanto (2017),
Halmahera Barat.Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 2014
(ADD), metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yang
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Bukumatiti belum berjalan sesuai dengan prinsip-
pemberdayaan publik Alokasi Dana Desa (ADD) pemerintah desa tidak terbuka
untuk umum mengenai penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) sehingga masyarakat
tidak tahu berapa biaya yang dikeluarkan untuk Pemberdayaan masyarakat; tidak ada
akuntabilitas dalam setiap realisasi program pada masyarakat; serta pemerintah desa
sebagai pengelola keuangan Alokasi Dana Desa (ADD) partsispasi tidak melibatkan
evaluasi hasil. Dalam masyarakat menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) dengan
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 2014 Tentang Manajemen
mengkaji tentang evaluasi alokasi dana desa, dan memampukan dan menghambat
Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara, Kec Rokan Hulu. Penelitian ini
menggunakan data primer dan sekunder, penelitian ini bersifat deskriptif penelitian
yang dianalisis dengan metode Logical Framework yang digunakan oleh Bappenas.
Desa di Indonesia Tambusai Utara. bahwa Alokasi Dana Desa memperoleh Tambusai
Utara desa dalam anggaran 2013 sebesar Rp.439.560.000, sedangkan pada 2014
Penggunaan Alokasi Dana Desa Utara Tambusai lebih luas digunakan untuk
pendapatan tetap kepala desa dan perangkat desa sebesar 45% / Rp.167.800.000
dandana operasional untuk desa sebesar Rp.43.680.000 atau sekitar 12%, sedangkan
untuk pembangunan infra struktur desa sangat kecil alokasi jumlah dana
manajemen PT Alokasi Dana Desa salah satunya adalah desa pendapatan asli
tinggi, yang tercapai Rp.943.745.418. Faktor - faktor yang menghambat
manusia, baik dari pemerintahan desa belum profesional, dan bimbingan pemerintah
kecamatan dan kabupaten masih lemah bahwa pemberdayaan desa belum maksimal.
dana desa, pengetahuan serta partisipasi masyarakat mengenai dana desa, tata kelola
dana desa dan dampak dana desa bagi pembangunan desa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, dan observasi.
Jenis penelitian ini yaitu deskriptif evaluatif, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
infrastruktur desa.
sudah cukup baik walaupun masih ada masyarakat yang tidak mengetahui kegunaan
dari dana desa, tetapi masyarakat desa tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan dana
desa. Dari segi tata kelola terdapat perbedaan antara persepsi aparat desa dan
masyarakat, menurut aparat desa mereka telah mengkomunikasikan dana desa dengan
baik, akan tetapi menurut masyarakat mereka tidak menerima sosialisasi dari
pemerintah desa. Dampak dana desa terhadap pembangunan sudah cukup baik,
karena masyarakat telah merasakan dampak dari segi perbaikan jalan. Namun, untuk
dampak yang lain seperti pelayanan kesehatan, perbaikan sarana sekolah dan tempat
menganalisis kebijakan dana desa, khususnya pada proses penerapan dana desa dari
Penelitian ini dilakukan pada tujuh desa penerima dana desa di Kecamatan Pineleng,
(tiga) bulan dari bulan Januari sampai Maret 2017.Penelitian ini menggunakan data
primer dan sekunder.Data primer berasal dari pengamatan dan wawancara. Sampel
Kabupaten Minahasa di tujuh desa yaitu Sea, Sea Satu, Warembungan, Pineleng Dua
Indah, Kali, Kali Selatan dan Winangun Atas. Setiap desa diambil 10 (sepuluh)
orang responden untuk setiap desa jadi total jumlah anggota masyarakat yang menjadi
progam dana desa di Kecamatan Pineleng berjalan cukup baik, namun untuk
kecamatan langsa kota kota langsa, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengelolaan
Dana desa selama ini telah berjalan dengan efektif, walaupun pengalokasiannya
belum 100% efektif. Pengelolaan dana desa dikatakan telah berjalan efektif karena
dapat ditinjau dari lapangan yang mempunyai bukti nyata, yaitu berupa pembangunan
infrastruktur, pemberdayaan di bidang umum dan keagamaan. Ditinjau dari ekonomi
maka pengelolaan dana desa belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Upaya
pembuatan parit, jalan, pembuatan jaring ikan atau jala dan pembuatan kue serta
Desa terhadap pembangunan daerah, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan dan
pembangunan daerah dan nyatanya program pembangunan Desa tidak sinkron dengan
dilihat dari nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atau pertumbuhan
Alokasi Dana Desa (ADD) adalah sebagai bantuan dana stimulan atau dana
kurun waktu lima tahun ini cenderung meningkat dan sangat tajam di tahun 2015-
Dengan demikian tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis dampak ADD
digunakan adalah model ekonometrika data panel yang mencakup 39 kecamatan dan
data runut waktu tahun 2013 hingga 2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa
dan menganalisis dampak Alokasi Dana Desa terhadap penyerapan tenaga kerja serta
Penelitian ini dilakukan di 19 kecamatan, di mana pada setiap kecamatan dipilih dua
desa, yaitu satu desa diklasifikasikan sebagai ‘kelurahan’ yang terletak dekat ibukota
kecamatan dan desa lainnya yang diklasifikasikan ‘perdesaan’ adalah sebuah desa
yang dikategorikan sebagai desa terisolir. Sementara itu dalam penentuan responden
sampling. Adapun responden dalam penelitian ini adalah anggota lembaga desa
Keluarga (PKK), organisasi pemuda (Karang Taruna), dan Satuan Tugas Pertahanan
Sipil (Satgas Hansip) masing – masing diwakili oleh satu orang. Jadi jumlah seluruh
data sekunder dan data primer dilakukan melalui survei dan juga menggunakan
besar responden lebih memilih untuk ADD dengan jumlah yang berbeda untuk setiap
penduduk miskin, potensi yang dimiliki oleh masing-masing desa dan lain-lain.
Mayoritas responden menganggap bahwa dana ADD memiliki dampak positif dan
Penelitian berikutnya, oleh Faisal dan Nain (2017) mengkaji tentang implikasi
pelaksanaan program dana desa terhadap kohesi sosial. Pelaksanaan program dana
desa menjadi penting untuk dianalisis karena kehadirannya adalah untuk memperkuat
kuesioner. Responden penelitian ini adalah 265 warga Desa Tamalate (198 laki-laki,
secara purposif diupayakan agar responden dapat dijaring pada setiap RW dari 10
RW di Desa Tamalate dan berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan. Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi linear satu variabel independen
dan dengan bantuan Program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan program dana desa berimplikasi positif dan siginifikan terhadap kohesi
pelaksanaan program dana desa berkontribusi sebesar 0,539 terhadap kohesi sosial.
Nilai R Square sebesar 0,300 yang menjelaskan bahwa sebanyak 30% variasi yang
berbeda dari kohesi sosial ditentukan oleh pelaksanaan program dana desa pada taraf
signifikansi = 0,05. Kohesi sosial tercipta seiring dengan munculnya rasa suka
diantara anggota masyarakat dan interaksi yang terjadi didominasi kerjasama serta
kesejahteraan antara sebelum dan setelah adanya dana desa. Penelitian ini
dihasilkan dari alokasi dana desa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat
antara sebelum adanya dana desa dan setelah diberikannya dana desa. Hasil tersebut
kajian ini merupakan penelitian pertama tentang pemanfaatan dana desa untuk
METODE PENELITIAN
menggambarkan secara rinci, bukan data yang berupa angka-angka. Hal ini karena
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
(Moleong 2008:35).
macam informasi yang kemudian diolah untuk mendapatkan solusi agar masalah
yang diungkap dalam pemanfaatan anggaran dana desa terhadap pemberdayaan
1. Lokasi Penelitian
ini karena Desa Nanga Mbaling merupakan desa asal dari peneliti,sehingga
2. Waktu Penelitian
Manggarai Timur adalah 2 bulan, dimulai dari bulan Februari sampai bulan
april 2020.
C. Informan Penelitian
dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. dalam hal ini kepala Desa
2. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah sekretaris desa
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan
yaitu dengan menemukan informan kunci yang kemudian akan dilanjutkan dengan
ini adalah yang telah mewakili dan disesuaikan dengan peranannya, dan yang
dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Sedangkan sumber data dalam
1. Data primer
informan, terutama dengan informan yang menjadi subjek adalah kepala Desa
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari sumber kedua yang
merupakan pelengkap, meliputi media seperti: internet, jurnal, dan buku yang
E. Fokus Penelitian
yaitu penetapan fokus dapat membatasi studi, penetapan fokus berfungsi untuk
membatasi studi kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna memilih data yang
relevan dan yang baik. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada
analisis program kegiatan spritual dalam pemanfaatan anggaran dana desa untuk
Manggarai Timur.
F. Instrumen Penelitian
memerlukan alat bantu sebagai instrumen. Instrumen yang dimaksud yaitu pedoman
kejadian yang penting pada suatu peristiwa baik dalam bentuk foto maupun video.
diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan antara lain
sebagai berikut:
1. Observasi
lapangan. Peneliti berada ditempat itu, untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid
saksikan selama penelitian (Gulo, 2002:116).
itu (Moleong, 2010:186). Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap
inti masalah penelitian kepada informan, selanjutnya para informan ini memberikan
jawaban menurut informan masing-masing. Hasil tanya jawab ini direkam dan dicatat
adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
ini selalu muncul beberapa hal, yaitu pewawancara, responden, dan pedoman
wawancara.
3. Dokumentasi
data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data,
sesuatu yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan interaksi pada saat
sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk sejajar yang
Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisisi data kualitatif
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung
1. Reduksi Data
fokus, membuat bagian yang tidak penting dan mengatur agar dapat ditarik
kesimpulan.
Data yang berasal dari hasil wawancara dengan subyek penelitian dan
dokumentasi yang didapat akan diseleksi oleh peneliti. Kumpulan data akan
dipilih dan dikategorikan sebagai data yang relevan dan data yang mentah.
Data yang mentah dipilih kembali dan data yang relevan sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian akan disiapkan untuk proses penyajian
data.
2. Penyajian Data
Agar dalam penyajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka
sajian data dapat diwujudkan dalam bentuk matrik, grafis, jaringan atau bagan
sebagai wadah panduan informasi tentang apa yang terjadi. Data disajikan
3. Penarikan Kesimpulan
pemahaman yang lebih tepat. Selain itu juga dapat dilakukan dengan
Wiliam Wiersma dalam Sugiyono (2007:273) mengatakan “triangulasi
dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis
2. Triangulasi Teknik
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk
2007:274).
3. Triangulasi Waktu
saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
2007:274).
Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen dan sekaligus sebagai
alat instrumen lain seperti dokumen dan kamera sebagai pendukung dalam
teknik pengumpulan data. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lokasi juga
dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya disini mutlak
diperlukan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Manggarai Timur. Wilayah yang di kelilingi pegunungan dan tidak memiliki garis
pantai, merupakan wilayah yang subur dan kaya akan berbagai macam hasil bumi,
Kabupaten Manggarai Timur tidak hanya kaya akan hasil bumi yang melimpah, dari
segi sejarah kebudayaan, masyarakat setempat sangatlah kaya akan nilai-nilai moral
dan etika yang merupakan suatu aset yang harus di jaga keberadaannya.
menjalankan prinsip hidup yang teguh pada pendirian dan kebulatan tekad.Penamaan
suatu wilayah ataupun objek tertentu, tidak terlepas dari wilayah sekitar, di mana
tersebut.Tidak terlepas dari kondisi wilayah tersebut, wilayah Desa Nanga Mbaling
merupakan wilayah yang berada pada posisi tengah dan dikelilingi oleh beberapa
wilayah perkampungan.
sehari-hari hidup dalam sistem kekeluargaan yang sangat erat dan ditopang oleh sifat
gotong royong.Masyarakat Desa Nanga Mbaling bercocok tanam dengan menanam
B. Letak Geografi
sedangkan curah hujan diperkirakan 1226 mm3/thn. Pada tahun 2009 jumlah
bulan basah (BB) lebih sedikit dari bulan kering (BK), Berbeda pada tahun
2010 bulan basah lebih banyak dari bulan kering bahkan hujan turun
Timur.
Kabupaten Manggarai Timur 90% beragama Islam dan 10% sisanya merata sebagai
pemeluk agama Kristen, Hindhu, Budha, dan penganut aliran kepercayaan. Kuatnya
agama Islam di Desa Nanga Mbaling dipengaruhi juga oleh kuatnya nuansa Islam
Kabupaten Manggarai Timur bukan berarti masyarakat Desa Desa Nanga tidak bisa
menerima masyarakat yang berasal dari agama lain. Di Desa Desa Nanga banyak
sekali pendatang-pendatang yang tentunya memiliki kebudayaan dan kepercayaan
Tabel I
D. Keadaan Pendidikan
mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan tinggi, tabel di
TABEL II
AN
1 Belum sekolah 85 Jiwa
2 SD/Sederajat 105 Jiwa
3 SMP/Sederajat 79 Jiwa
4 SMA/Sederajat 74 Jiwa
5 Diploma/Sarjana 51 Jiwa
Sumber : Buku profil kantor Desa Nanga Mbaling Tahun 2019
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian tentang pemanfaatan
dana desa untuk pemberdayaan masyarakat desa Nanga Mbaling Kecamatan Sambi
kualitatif yang lebih mengedepankan analisis yang mendalam terhadap data yang
diperoleh. Data - data yang dimaksud adalah hasil wawancara pada pihak yang
untuk memilih informasi mana yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah
penelitian. Data tersebut kemudian disajikan dalam bentuk naratif dan tabel yang
dalam musrenbangdes dan realisasi atau hasil-hasil dari pemberdayaan tersebut baik
penyediaan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat. Dalam penelitin ini
Dana desa menurut Undang-Undang No. 6 tahun 2014: “Dana Desa adalah
dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntuhkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
harus mengacu pada asas-asas pengelolaan keuangan desa yang sebagaimana tertuang
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa pasal 2 ayat 1 yang berbunyi bahwa “ Keuangan Desa dikelola
kewenangannya.
melakukan sinergitas dengan baik antara masyarakat dan pemerintah desa demi
sendiri.
Berhubung dengan hal diatas maka yang menjadi tolak ukur dalam
pemberdayaan masyarakat tehadap Anggaran Dana Desa (ADD) yakni salah satunya
informasi dari pihak pemerintah desa terhadap masyarakat guna mengetahui seluruh
JUMLAH 199.100.000,00
Sumber: Diolah dari Data Sekunder,2019
Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa pemerintah Desa Nanga Mbaling
untuk anggaran tahun 2019. Yaitu 5 (lima) usulan pemberdayaan masyarakat desa
tersebut sumber dananya berasal dari dana desa (DD) dengan jumlah dana yang
Sumber : Diolah dari data sekunderAPB-Des Desa Nanga Mbaling Tahun 2019
Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat perbandingan jumlah Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa di Desa Nanga Mbaling Tahun 2019. Pada tahun 2019 pemerintah
Desa Nanga Mbaling menganggarkan dana APB-Desnya yaitu sebesar Rp.
sumber dananya berasal dari Dana Desa (DD) dengan kegiatan bidang penanaman
modal bagi masyarakat dengan tujuan meningkatkan PADES Desa Nanga Mbaling
yang menyerap dana yang cukup besar yaitu sebesar Rp. 100.000.000,- dan kegiatan
bidang pertanian dengan jenis kegiatan Pembangunan irigasi tersier sederhana yang
Rp. 75.000.000,-.
yang mandiri dari berbagai aspek sehingga masyarakat lebih sejahtera lagi
kedepannya.
Dalam penelitian ini peniliti berfokus kepada dampak yang dihasilkan dari
pemanfaatan dana desa ini, mengingat besarnya jumlah dana yang diberikan oleh
besar untuk menggunakan dan mengelolah dana desa sesuai dengan skala prioritas
yang ada didesa dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berikut penuturan Bapak
Penuturan kepala desa diatas didukung oleh pendapat Bapak Abdul muhtar
mengatakan bahwa:
“Kami selaku pihak pemerintah Desa Nanga Mbaling sangat terbantu dengan
adanya dana desa ini, yang telah memeberikan sumbangsi yang sangat besar
bagi kami melalui program Peningkatan kapasitas aparatur desa untuk
meningkat kinerja kami sebagai aparatur desa Nanga Mbaling.”
Salah satu kepala RT/RW di Desa Nanga Mbaling Bapak Abdul Takdir
menuturkan bahwa:
“Dengan adanya dana desa ini, kami selaku masyarakat sangat bahagia,
karena program-program pemberdayaan masyarakat petani yang kami usulkan
yaitu pembangunan irigasi linier sederhana untuk meningkatkan kesejahtraan
petani dapat terealisasi dengan baik. Sehinnga dengan dibangunya irigasi
petani tidak kesulitan lagi mengairi areal persawahan”.
Nanga Mbaling telah menggunakan atau memanfaatkan dana desa untuk pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat desa dalam hal peningkatan kesejahtraan
Total ada lima (5) kegiatan pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa
Irigasi sendiri terbuat dari pasangan batu kali, yang diperkuat campuran
kemudahan kepada para petani sawah yang menanam padi, jagung dan
tanamannya.
pembangunan yang diprogramkan untuk tahun 2019 awal dan telah terealisasi
di Desa Nanga Mbaling tepatnya di Dusun Biting dengan sumber dana yang
Mbaling yang terdiri atas kegiatan seminar, pelatihan dan diskusi public
Desa Nanga Mbaling. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mencetak calon
pemimpin masa depan Desa Nanga Mbaling yang lebih berkompeten dalam
memimpin.
“Salah satu kegiatan pemerintah desa yang saya ketahui dan saya rasakan
langsung yang menggunakan dana desa adalah peningkatan kapasitas aparatur
desa yang ada di Desa Nanga Mbaling ini. Kami sangat terbantu dengan
adanya dana desa ini karena sebelum adanya program peningkatan kapasitas
aparatur desaini saya terkadang kaku dalam menjalankan tugas yang
diberikan. Tetapi,setelah program peningkatan kapasitas aparatur desa saya
pribadi selaku aparat desa merasa terbantu karena adanya pengetahuan baru
yang didapat melalui seminar, pelatihan dan diskusi publik.”
baik bagi aparatur desa Nanga Mbaling pada umumnya. Dengan peningkatan
kapasitas aparatur desa diharapkan para aparatur desa Nanga Mbaling lebih
adalah salah satu faktor utama peningkatan kualitas kinerja Desa Nanga
pengkapasitasan dan pendayaan. Dimana ketiga proses ini yang nanti akan
membentuk perempuan berdaya dalam proses pemberdayaan perempuan ada
yaitu:
“kami selalu melakukan sosialisasi pada masyarakat agar mereka sadar bahwa
kita tinggal di desa supaya tidak ketinggalan, untuk perempuan istri saya
melakukan melalui PKK dengan cara memberikan penyuluhan-penyuluhan
pada warga lebih efektif juga soalnya organisasi perempuan yang ada di Desa
Nanga Mbaling hanya PKK”
bisa juga disebut sebagai memampukan untuk lebih berdaya pada masyarakat
“masyarakat perempuan di desa Nanga Mbaling ini ada dua golongan antara
yang tua dan yang muda kami pilah, yang muda biasanya kami beri segala
pelatihan karena semangatnya masih tinggi sedangkan yang tua kami fokus
memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang hidup sehat.
dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki pada tahap pendayaan ini akan
Hal ini dijadikan awal yang baik bagi masyarakat perempuan Desa Nanga
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna
dengan unit usaha yang sedang di jalankan pasti namun disetiap bulannya
“pelatihan itu sering nak, kemarin itu pelatihan peternakan dan pertanian, kalo
yang lainnya waktu itu ada pelatihan abon, bakso yang anak mudannya kaya
design. Itu semua program Desa Nanga Mbaling bekerja sama dengan
BUMDes. Diharapkan juga perekonomian Desa Nanga Mbaling mengatur
BUMDesnya”.
bapak Husni:
sebagai berikut :
Mbaling sering mengadakan pelatihan dan berbagai jenis pelatihan. Hal ini di
Desa, serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 247 Tahun 2015, yaitu: Dana
peluang yang besar kepada masyarakat untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan
“Kami dari pemerintah desa sebagai pengelolah dari dana desa ini, sangat
berupaya untuk bagaimana agar dana tersebut dapat dirasakan manfaatnya
dengan keterlibatan masyarakat desa. Kami berusaha agar dana desa hanya
berputar-putar di desa saja. Seperti, penyediaan bahanbahan bangunan kami
bekerjasama dengan warga yang memiliki jaringan dengan penyedia bahan
bangunan yang dibutuhkan, untuk itu kami memberikan penanaman modal
usaha untuk masyarakat.”
Bapak Aswandi yang merupakan salah seorang tokoh pemuda juga
menuturkan bahwa:
Desa Nanga Mbaling sudah ikut terlibat dalam pengelolaan dan pemanfaatan
B. Pembahasan
Beranjak dari uraian diatas, maka peneliti dapat menganalisis secara ilmiah
2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa Pasal 2 ayat 1, yang menekankan bahwa
masyarakat.
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Nanga Mbalingsudah sesuai dengan harapan
Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa yang salah
mengenai dengan realisasi program dari Alokasi Dana Desa (ADD). Sesuai dengan
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Nanga Mbaling bahwa masyarakat tidak
mengetahui seberapa besar anggaran yang diterimah oleh desa, serta hasil yang
dicapai dalam pengguanaan Alokasi Dana Desa (ADD).Sehingga salah satu informan
mengatakan sebenarnya mekanisme pengelolaan serta pemanfaatan Alokasi Dana
Desa (ADD) sudah di laporkan kepada masyarakat pada umumnya. Sejauh ini juga
atau kebutuhan yang akan di buat dalam bentuk program dari penggunaan Alokasi
Dana Desa (ADD). Sesuai dengan kenyataan dilapangan bahwa program penggunaan
Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Nanga Mbaling merupakan hasil keputusan dari
Dana Desa (ADD) adalah program fisik yakni, pembangunan irigasi tersier di dusun
biting dengan volume 100 meter dan jumlah dana sebesar Rp 75.000.000-,
Mbaling dengan dana sebesar Rp 6.500.000- dan bidang penanaman modal dengan
jumlah dana Rp 100.000.000- dengan total dana desa yang dikeluarkan sebesar Rp
program yang sudah disepakati oleh masyarakat dan pemerintah Desa Nanga Mbaling
dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari Alokasi Dana Desa ( ADD) adalah
A. Kesimpulan
Manggarai Timur Tahun 2019 dengan melihat pelaksanaan, kemanfaatan dari dana
B. Saran
Manggarai Timur dalam hal pemanfaatan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat
akan dilakukan, sehingga masyarakat akan lebih mudah untuk diajak terlibat
desa.
DAFTAR PUSTAKA