Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN IJARAH

TERHADAP PROFITABILITAS DI BANK BRI SYARIAH


PERIODE 2017-2019

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Oleh:

MUHAMMAD SUAYIB
201730145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


STIEM BONGAYA
MAKASSAR
2021
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI:

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN IJARAH


TERHADAP PROFITABILITAS BANK BRI SYARIAH
PERIODE 2017-2019

Disusun dan diajukan oleh:

MUHAMMAD SUAYIB
201730145

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Makassar, 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muh. Akob Kadir, M.Si. Yudi Akhmad Sadeli, S.E.,M.Fin.,AK.,CA


NIDN: 0031125804 NIDN: 0903097402
HALAMAN PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) PROPOSAL PENELITIAN
NO. SK. SEMINAR :
TANGGAL SEMINAR :
NAMA MAHASISWA :MUHAMMAD SUAYIB
NO. POKOK MAHASISWA :201730145
PROGRAM STUDI :AKUNTANSI
JUDUL:PENGARUHPEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN IJARAH TERHADAP
PROFITABILITAS BANK BRI SYARIAH

PROPOSAL INI TELAH DIREVISI, DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI DAN


DIKETAHUI TIM PEMBEMBING UNTUK DILANJUTKAN PADA TAHAP
PENELITIAN

NO NAMA PENGUJI TANDA TANGAN

Makassar, Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Muh. Akob Kadir, M.Si. Yudi Akhmad Sadeli, S.E.,M.Fin.,AK.,CA


NIDN: 0031125804 NIDN: 0903097402

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Rahman Pura, S. E., M.Si., Ak., CA


NIDN: 0013017602
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) PROPOSAL...........................
DAFTAR ISI............................................................................................................
I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang............................................................................................
B. Rumusa Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................
II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................
A. Tinjauan Teoritis.........................................................................................
1. Bank Syariah........................................................................................
2. Profitabilitas..........................................................................................
3. Ijarah....................................................................................................
4. Mudharabah.........................................................................................
B. Penelitian Terdahulu..................................................................................
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HOPOTESIS.................................................
A. Kerangka Konseptuar.................................................................................
B. Hipotesis ...................................................................................................
IV METODE PENELITIAN......................................................................................
A. Pendekatan Penelitian ..............................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................
C. Populasi dan Sampel.................................................................................
D. Metode Pengumpulan Data........................................................................
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel..........................................
F. Uji Asumsi Klasik........................................................................................
G. Uji Hipotesis...............................................................................................
H. Rancangan Penelitian................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perbankan di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

sangat signifikan, seiring dengan berkembangnya pemikiran masyarakat tentang

sistem perbankan syariah yang tanpa bunga (riba). Bank di Indonesia terbagi

menjadi dua, yaitu bank syariah dan bank konvensional. Menurut Undang-

Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dalam pasal 1

menjelaskan bahwa Bank Konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank

Umum Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat, sedangkan Bank Syariah

adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah.

Keberadaan syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1992 yang mana

Bank Muamalat berdiri sebagai bank syariah pertama yang kemudian bank-bank

konvensional diperkenankan membuka kantor layanan syariah yang mana

sekarang ini sudah banyak bank dan semakin berkembang dengan adanya

permintaan masyarakat akan adanya jasa tabungan atau pembiayaan/ kredit

tanpa bunga

Bank syariah merupakan bank yang dalam mekanisme kerjanya

menggunakan sistem bagi hasil dan tidak memperkenankan penggunaan bunga.

Oleh karena itu, sudah semestinya sistem bagi hasil menjadi sistem yang

dominan pada perbankan syariah (Hadi, 2011).

Bank syariah menurut Sudarsono (2008) adalah lembaga keuangan

yang memiliki usaha pokok berupa pemberian fasilitas pembiayaan dan jasa-jasa

lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi.

Dimana dalam setiap aktivitasnya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah


Islam.Perbankan syariah memiliki produk inti pembiayaan dengan mekanisme

dasar bagi hasil salah satunya adalah pembiayaan mudharabah.

Pembiayaan mudharabah adalah kerjasama usaha antara dua pihak,

dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal sedangkan

pihak kedua (mudharib) menjadi pengelola.Dalam perbankan syariah juga

terdapat beberapa akad pelengkap salah satunya adalah akad atau pembiayaan

ijarah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haris Romdhoni dan Ferlangga

(2018) menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh terhadap

probabilitas (ROA). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cut

Faradillah, dkk (2017) menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah

berpengaruh terhadap probabilitas. Kemudian hasil penelitian dari Ruselly, dkk

(2014) menunjukan bahwa pengaruh pembiayaan mudharabah berpengaruh

negativ terhadap probabilitas. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinar

Mega, dkk (2021) menyatakan pembiayaan mudharabah tidak memiliki pengaruh

negativ terhadap probabilitas.

Pembiayaan ijarah adalah suatu transaksi sewa menyewa antara pihak

penyewa dengan yang mempersewakan sesuatu barang atau jasa untuk

mengambil manfaatnya dengan harga tertentu dan dalam waktu tertentu

(Zainuddin, 2006).Pembiayaan ijarah adalah akad pemindahan manfaat barang

maupun jasa tanpa perpindahan hak milik atas manfaat atau jasa yang di

persewakan (Antonio, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haris

Romdhoni dan Ferlangga (2018) menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah

tidak berpengaruh terhadap probabilitas (ROA). Sedangkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Cut Faradillah, dkk (2017 menyatakan bahwa pembiayaan

mudharabah berpengaruh terhadap probabilitas.

Dari uraian diatas perbankan syariah juga memerlukan pengawasan

kinerja yang baik oleh regulator perbankan. Salah satu indikator untuk menilai
kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Kinerja

keuangan merupakan salah satu indikator keberhasilan atas kesehatan suatu

bank. Penilaian kinerja keuangan bank salah satunya dapat dilihat dari

profitabilitasa.

Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang diukur dengan

kesuksesan dan kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara

produktif (Munawir, 2004).

Mengukur besarnya profitabilitas suatu perbankan salah satunya

dengan menggunakan ukuran Return on Assets (ROA). Return on Asset (ROA)

adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat

mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan

dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan

laba.

Menurut Munawir (2004) Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva

yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya

rasio ini diukur dengan persentase. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin

tidak baik, demikian sebaliknya semakin tinggi rasio ini semakin baik. Return on

Asset (ROA) sangat penting, karena rasio ini mengutamakan nilai profitabilitas

suatu bank yang diukur dengan aset produktif yang dananya sebagian besar

berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin besar Return on Asset (ROA)

suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset

(Kasmir & Jakfar, 2003). Profitabilitas (pendapatan) sangat penting

kedudukannya dalam semua lini usaha organisasi, termasuk dalam kegiatan

perbankan. Profitabilitas (ROA) pada Bank Muamalat Indonesia periode 2010


sampai 2017 mengalami fluktiatif, karena jumlah laba yang diperoleh setiap

tahun berubah-ubah.

Pada awal tahun 2010 profitabilitas sebesar 1,48%, kemudian turun dan

mengalami fluktuatif hingga diakhir tahun 2017 profitabilitas hanya sebesar

0,11%. Besarnya profitabilitas atau laba suatu perusahaan akan berpengaruh

terhadap penilaian kinerja keuangan bank yang merupakan salah satu indikator

keberhasilan atas kesehatan suatu bank.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan maka penelitian ingin

membahas mengenai “PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN

IJARAH TERHADAP PROFITABILITAS DI BANK BRI SYARIAH”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang

dikemukakan adalah:

1. Apakah pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas bank bri

syariah?

2. Apakah akad ijarah berpengaruh terhadap profitabilitas bank bri syariah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh pendapatan pembiayaan

mudharabah terhadap profitabilitas.

2. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh pendapatan pembiayaan ijarah

terhadap profitabilitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian diharapkan dapat menambah dan memperkaya referensi ilmu

pengetahuan tentang ilmu ekonomi terutama di bidang akuntansi syariah


dalam rangka memberi pemahaman tentang pembiayaan mudharabah dan

ijarah dan pengaruhnya terhadap profitabilitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan atau

menambah wawasan terutama bagi penulis terkhususnya dibidang

akuntansi syariah dalam pembiayaan mudharabah dan ijrah.

b. Kiranya dapat dijadikan rekomendasi bagi pihak manajemen Bank

BRI Syariah dalam penerapan manajemen perbankan khususnya

terhadap pembiayaan mudharabah dan ijarah dalam meningkatkan

profitabilitas.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Teoritis

1. Konsep Bank

Sesuai UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Bank Syariah

adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau

prinsip hukum islam yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti

prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),

universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan

obyek yang haram.

Sedangkan bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah.

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-

prinsip islam, yakni bank dengan tata cara dan operasinya mengikuti ketentuan-

ketentuan islam. (Firdaus dkk 2005).

Bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan

yang bekerja berdasarkan etika dan system nilai islam, khususnya yang bebas

dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif, bebas dari

hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan dan hanya membiayai

kegiatan usaha yang halal. (Ascarya dan Yumanita,2005:4)

Bank Syariah merupakan bank yang lebih menekankan pada prinsip

bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam semua operasinya baik dalam

pengarahan dananya maupun dalam penyaluran dananya (dalam perbankan

syariah penyaluran dana biasa disebut dengan pembiayaan). Oleh karena itu,

jenis-jenis penghimpunan dana dan pemberian pembiayaan pada bank syariah

terutama juga menggunakan prinsip bagi hasil. Dalam penghimpunan dana, bank
syariah dapat juga menggunakan prinsip wadi’ah, qardh, maupun ijarah. Dalam

pembiayaan, bank syariah dapat juga menggunakan prinsip jual beli dan sewa

(lease).Selain itu, bank syariah juga menyediakan berbagai jasa keuangan

seperti wakalah, hiwalah, rahn, sharf, dan ujr (Rivai, 2007).

Berdasar pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa bank syariah

adalah suatu lembaga intermediasi dan penyedian jasa yang lebih menekankan

pada prinsip bagi hasil yang merupakan landasan utama dengan ketentuan-

ketentuan islam. Hal tersebut menunjukan bahwa bank syariah merupakan

suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan

perekonomian suatu Negara.

a. Fungsi Bank Syariah

Menurut UU No. 21 Tahun 2008. Fungsi utama perbankan adalah

menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Menurut undang-

undang no 21 tahun 2008 juga memaparkan fungsi bank syariah dalam pasal

4 sebagai berikut:

1) Asas perbangkan syariah

Bank syariah dan unit usaha syariah wajib menjalankan fungsi dan

menyalurkan dana masyarakat, Bank syariah dan unit usaha syariah dapat

menjalakan fungsi social dalam bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima

dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana social

lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat, Bank

syarian dan unit syariah dapat menghimpun dana socialyang berasal dari

wakaf uang dan menyalurkanya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai

dengan kehendak pemberi wakaf (wakif)

2) Perbankan syariah sebagai alternative


Sebagaimana diketahui, keuangan syariah tidak mengenal rezim

bunga.Sebagai gantinya, ekonomi islam menawarkan kerja sama yang

saling menguntungkan antara pemilik modal (sha hibul mal) dengan

pengusaha (mudharib).

Disamping itu, kelahiran ekonomi syariah antara lain ditunjukan untuk

mengerakan ekonomi umat yang sebagian besar berada di kalagan

menengah kebawa.Oleh karena itu, perbankan syariah sebagai bentuk

implementasi konse0p ekonomi syariah juga mempunyai spirit yang sama

yaitu ke berpihakan kepada sector riil terutama usaha menengah kebawa.

Dari pemaparan sebelumnya, fungsih bank syariah dapat dimanisfetasikan

sebagai intermediary agentyaitu pihak penengah antarah masyarakat

dengan masyarakat, dan antara masyarakat dengan pemerintah dalam hal

pengumpulan dan penyaluran dana. Selanjutnya bank syariah juga

berfungsi sebagai fund and investment manager (manajer investasi dan

pembiyaan), penyedia jasa perbankan sebagaimana bank konvesional

namun dengan catatan sesuai koridor syariah, dan pengelola fungsi social.

2. Profitabilitas

R. Agus Sartono (2010:122) Profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri.

Kasmir (2011:196) Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.

Kasmir (2011)Profitabilitas adalah metrik keuangan yang digunakan oleh

analis dan investor untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan pendapatan (laba) relatif setelah dikurangi biaya operasi

dan ekuitas pemegang saham selama periode waktu tertentu.


Susan Irawati (2006) Profitabilitas menunjukkan seberapa baik

perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan keuntungan dan nilai

bagi pemegang saham.

Mamduh M. Hanafi (2012) Profit adalah berapa banyak uang yang Anda

hasilkan setelah pengeluaran, sementara profitabilitas mengukur seberapa

berkelanjutan kemampuan Anda untuk menghasilkan keuntungan dari waktu ke

waktu.

Sudana (2012) Profitabilitas merupakan kemampuan untuk memperoleh

keuntungan dari semua kegiatan bisnis suatu organisasi, perusahaan, firma, atau

usaha. Dengan kata lain, profitabilitas dapat menunjukkan seberapa efisien suatu

perusahaan mendapatkan laba dengan menggunakan semua sumber daya yang

ada.

Harward & Upton (1961)Profitabilitas adalah kemampuan investasi

tertentu untuk mendapatkan pengembalian dari penggunaannya.Weston &

Brigham (1977) Profitabilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan investasi

yang diberikan untuk mendapatkan kembali dari penggunaannya, profitabilitas

adalah konsep relatif sedangkan profit adalah konotasi absolut.Kulshrestha

(1972) Profitabilitas ialah berapa banyak pendapatan yang dihasilkan setelah

melakukan penjualan dan dapat disimpan perusahaan guna mendapatkan

keuntungan setelah membayar semua biaya operasional termasuk

pajak.Raheman dan Nasr (2007) Profitabilitas yaitu persentase penjualan yang

tersisa setelah Anda mengurangi biaya produksi barang yang terjual dari angka

penjualan total.

Kemudian menurut suryani (2012) dalam Teri dan Novitasari (2020)

mengtakan bahwa ROA digunakan untuk mengukur profitabilitas lembaga

keuangan karena bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas lembaga

keuangan mengutamakan nilai profitabilitas suatu lembaga keuangan yang


diukur dengan aset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan

masyarakat. Adapun cara untuk mengukur return on asset adalah sebagai

berikut :

LABA BERSIH
ROA=
TOTAL ASET

Keterangan :

- ROA adalah rasio untuk mengukur bagaimana kemapuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dan kemampuan untuk

mengembalikan hasil investasi.

- Laba bersi adalah laba yang diperoleh setelah penjualan atau

pendapatan dikurangi beban atau baiaya dan beberapa pajak.

- Total asset adalah keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan.

Ada beberapa tujuan dan manfaat dari rasio profitabilitas antara lain

sebagai berikut:

a. Tujuan profitabilitas

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya

dengan tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembanagan laba dari waktu ke waktu.

b. Manfaat profitabilita

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode.


2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun

sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Mengetahui perkembngan laba dari waktu ke

waktu.

3. Ijarah

Ijarah menurut fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang

pembiayaan ijarah, menyebutkan bahwa ijarah adalah akad pemindahan hak

guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang

itu sendiri. Dengan demikian akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi

hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan pada penyewa.

Menurut ulama Hanafiyah ijarah adalah akad atau suatu kemanfaatan

dengan pengganti. Sedangkan menurut ulama Syafi'iyah, bahwa ijarah adalah

akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan mubah,

serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti tertentu. Adapun

menurut ulama Malikiyyah dan Hanabilah menyatakan bahwa ijarah adalah

menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu tertentu dengan

pengganti (Syafi’i, 2001).

Menurut Suhendi (2002), ijarah adalah transaksi atas suatu manfaat

yang mubah berupa barang tertentu atas dijelaskan sifatnya dalam tanggungan

dalam waktu tertentu, atau transaksi atas suatu pekerjaan yang diketahui dengan

upah yang diketahui pula.

Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013), ijarah adalah akad pemindahan

hak guna dari barang atau jasa yang diikuti dengan pembayaran upah atau biaya

sewa tanpa disertai dengan perpindahan hak milik.


Menurut Antonio (2001), ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas

barang atau jasa, melalui sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

atas barang itu sendiri.Adapun Rukun dan syarat Ijarah sebagai berikut:

a. Jenis-jenis ijarah

Bergantung pada objek perjanjiannya, ijarah dapat dibagi kedalam dua

jenis ijarah, yaitu ijarah amal dan ijarah ain.

1) Ijarah amal

Ijarah amal digunakan untuk memperoleh jasa dari seseorang dengan

membayar upah atas jasa yang diperoleh. Pengguna jasa (employer) disebut

mustajir dan pekerja disebut ajir, dan upa yang dibayarkan kepada ajir disebut

ujar.

2) Ijarah ain

Ijarah ain adalah jenis ijarah yang terkait dengan penyewaan aset dengan

tujuan untuk mengambil manfaat dari aset itu tanpa harus memindahkan

kepemilikan dari asaet itu. Dengan kata lain, yang dipindahkan hanya usfruct

atau dalam bahasa arab disebut manfaah.

3) Ijarah Wa Iqtina

Istilah al-ijarah wa iqtia adalah istilah yang lazim digunakan di indonesia,

sedangkan di mmalaysia digunakan istilah al ijarah thumma al-bai atau

AITAB.

Ijarah wa iqtina muncul sebagai produk baru dalam perbankan syariah karena

prinsip syariah tidak melarang dilakukan perjanjian antara pemberi sewa dan

penyewa bahwa diakhir masa perjanjian sewa, barang yang disewakan

tersebut beralaih menjadi milik penyewa dengan ketentuan penyewa aharus

membayar harga beli atas barang tersebut.

4) Ijarah Musyarakah Muntanaqisah


Di indonesia juga dikenal jenis ijarah yang disebut Ijarah Musyarakah

Muntanaqisah. produk ini memungkinkan nasabah bank untukememiliki

sesuatu aset dengan cara mencicil. Metodenya sama dengan diminnishing

musyrakah.

5) Ijarah Multijasa

Ijarah multijasa adalah pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada

nasabah umtuk memperoleh manfaat atas suatu jasa, misalnya jasa berupa

pelayanan pendidikan, kesehatan ketenagakerjaan, dan keparawisataan.

b. Rukun Ijarah Dalam Islam

yang termasuk rukun ijarah adalah:

1. Yang menyewakan dan yang mempersewakan harus memenuhi syarat

sebagai berikut: berakal, dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa),

keadaan keduanya tidak bersifat mubazir, baliqh (sampai sedikitnya

berumur 15 tahun) Sewa, disyaratkan keadaan sewa harus diketahui

dalam beberapa hal yaitu jenisnya, kadarnya, dan sifatnya.

2. Syarat manfaat:

a) Manfaat yang berharga.

Adakalanya karena sedikit manfaat, mengakibatkan manfaat itu

menjadi tidak berharga menyewa mangga untuk dicium baunya, sebab

mangga adalah barang untuk dimakan.

b) Keadaan manfaat dapat diberikan oleh orang yang mempersewakan.

c) Diketahui kadarnyam dengan jangka waktu seperti menyewa rumah

satu bulan atau satu tahun.

c. Syarat Ijarah
Adapun syarat-syarat yang dimaksud adalah:

1. Kedua belah pihak yang berakad (penjual dan pembeli) harus

menyatakan kerelaannya dalam melakukan transaksi ijarah. Bila

diantara salah seorang diantara keduanya dengan cara terpaksa

dalam melakukan transaksi, maka akad ijarah semacam ini tidak sah.

2. Bagi kedua orang yang melakukan transaksi (akad), menurut ulama

Syafi‟iyah dan Hanabilah disyaratkan telah baliqh dan berakal. Oleh

sebab itu, bagi orang yang belum baliqh dan tidak berakal, seperti

anak kecil dan orang gila transaksinya menjadi tidak sah. Beda dengan

ulama Hanafiyah dan Malikiyah, bahwa kedua orang yang bertransaksi

itu tidak harus baliqh, namun anak yang mumayyiz (yang bisa

membedakan) boleh melakukan transaksi ijarah dengan syarat adanya

persetujuan dari walinya.

3. Upah atau sewa dalam transaksi ijarah, harus jelas memiliki sifat

tertentu Dalam mempunyai nilai yang bersifat manfaat.

d. Dasar Hukum Ijarah

1. Al-Qur’an

“Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil

untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”

(Al-Qashas:26)

2. Hadis

Ahamad Abu Daud dan An-Nasa Meriwayatkan dari Saad bin Abi

Waqqash r.a berkata: “Dahulu kami menyewa tanah dengan (jalan

membayar dari) tanam yang tumbuh. Lau Rasulullah SAW melarang


kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan

uang emas atau perak.”

Rumus perhitungan ijarah sebagai berikut:

Biaya perolehan – Nilai rasidu

Jumlah bulan masa sewa

Keterangan:

- Biaya perolehan – nilai rasidu

- Total pembiayaan : jumlah bulan masa sewa

3. Mudharabah

Istilah mudharabah secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu

darb, yang memiliki arti memukul, berdetak, mengalir, berenang, bergabung,

menghindar berubah, mencampur, berjalan, dan lain sebagainya. Secara

terminologi mudharabah adalah bentuk kontrak (perjanjian) antara pemilik modal

(shahibul maal) dan pengguna dana (mudharib) untuk digunakan aktivitas yang

produktif di mana keuntungan dibagi kedua belah pihak antara pemilik modal dan

pengelola dana. Apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal, jika

kerugian itu terjadi dalam keadaan normal, pemodal (shahibul maal) tidak boleh

intervensi kepada pengelola dana (mudharib) dalam menjalankan usahanya

(Mardani, 2012).

Menurut Ismail (2015), mudharabah adalah akad perjanjian antara dua

pihak atau lebih untuk melakukan kerja sama usaha. Satu sebagai penyedia
modal sebesar 100% yang disebut sebagai Shahibul Maal dan pihak lainnya

sebagai pengelola usaha yang disebut sebagai Mudharib.

Menurut Naf'an (2014), mudharabah adalah akad antar pihak pemilik

modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh

pendapatan atau keuntungan.Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi

berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad.

Menurut Umam (2016), mudharabah adalah penanaman dana dari

pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk

melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode

bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode bagi pendapatan

(revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah

disepakati sebelumnya.

Menurut Karim (2006), mudharabah adalah bentuk kontrak antara dua

pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan

sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaku usaha,

dengan tujuan untuk mendapatkan uang.

Menurut Dahlan (2012), mudharabah adalah bentuk kontrak kerja sama

yang didasarkan pada prinsip profit sharing, yang satu sebagai pemilik modal

dan yang kedua menjalankan usaha. Modal disini berupa uang dan tidak boleh

berbentuk barang.Pemilik modal dapat disebut shahibul maal, rabbul maal, atau

propretior.Pengelola modal disebut mundharib.Modal yang digulirkan disebut

ra'sul maal.

a. Jenis-jenis mudharabah

1. Mudharabah Muthalaqah

Mudharabah muthalaqah merupakan akad perjanjian antara dua

pihak yaitu shahibul mal dan mudharib, yang mana shahibul maal
menyerahkan spenuhnyan atas dana yang diinvestasikan kepada

mudharib untuk mengolah usahanya sesuai dengan prinsip syariah.

2. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah merupakan akad kerjasama usaha antara

dua pihak yang mana pihak pertama sebagai pemilik dana (shahibul maal)

dan pihak kedua sebagai pengelola dana (mudharib).

b. Tabungan Mudharab

Tabungan mudharabah merupakan penghimpunan dan oleh bank

syariah yang menggunakan akad mudharabah muthalaqah.

c. Deposito Mudharab

Deposito mudharabah merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh

nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya

hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, susuai dengan akadperjanjian yang

dilakukan antara banak dan nasabah investor.

Deposito menurut undang undang no. 21 tahun 2008 adalah investasi

dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpanan dan bank syariah

dan/atau UUS.

d. Konsep bagi hasil

Bagi hasil adalah pembagian atas hasil usaha yang telah dilakukan oleh

pihak-pihak yang melakukan perjanjian yaitu pihak nasabah dan pihak bank

syariah.

Adapun rukun dan syarat tentang pembiayaan mudharabah (Qiradh), yaitu:

1. Shohibul Maal (penyedia dana) dan mudharib (pengelola dana) harus sama-

sama cakap hukum.

2. Atas kehendak mereka.


3. Modal, yaitu aset dan/atau sejumlah uang yang diberikan oleh pemilik dana

kepada pengelola dana yang ditunjukkan untuk usahanya.

4. Keuntungan mudharib, adalah jumlah yang didapatkan dari kelebihan modal.

5. Shohibul maal dan mudharib

e. Dasar Hukum Mudharabah

Menurut Safrida (2017) para imam mazhab sepakat bahwa mudharabah

adalah boleh berdasarkan al-Qur’an, Sunnah, Ijma‟, dan Qiyas. Namun

hukum ini merupakan pengecualian dari masalah penipuan (gharar) dan ijarah

yang belum diketahui

1. Al-Qur’an

“ Dan yang lain berjalan dibumi mencari sebagian karunia Allah” (Q.S Al-

Muzammil :20)

Mudharib atau pengelola merupakan orang yang bepergian dibumi untuk

mencari karunia Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-

Jum‟ah:10

“ Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebarlah kamu dibumi, dan

carilah karunia Allah”

2. Hadis

Hadis yang diriwayatkan oleh Shuhaib r.a bahwa Nabi SAW bersabda :

Ada tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan yaitu jual beli

tempo, muqaradhah, mencampur gandum kasar dan gandum halus di

rumah, tetapi bukan untuk dijual.

Kemudian ada hadis dari Hakim bin Hizan r.a bahwasanya ia pernah

mensyaratkan kepada seorang jika ia memberi modal sebagai qiradh.

“agar janganlah modalku itu dipergunakan untuk barang yang bernyawa,


janganlah dibawa kelaut dan menempuh banjir. Jika kau melakukan

sesuatu dari syarat-syarat itu, maka kaulah yang menanggung harta

modalku”.

3. Ijma

Ibnu Taimiyah menetapkan landasan hukum mudhrabah dengan ijma‟

yang berlandaskan pada nash. Mudharabah sudah dikenal di berbagai

bangsa Arab jahilah, dan bangsa Quraisy. Mayoritas orang Arab bergelut

dibidang perdagangan. Para pemilik modal memberikan modal mereka

kepada para amil atau pengelola.

4. Qiyas

Pada dalil qiyas Mudharabah diqiyaskan kepada al-musaqah (menyuruh

seorang untuk mengelola kebun). Selain diantara manusia, ada yang

miskin dan ada pula yang kaya. Disisi lain, banyak masyarakat yang kaya

tapi tidak bisa mengusahakan hartanya. Dan satu sisi yang lain, ada pula

orang miskin yang mau bekerja, tetapi tidak memiliki modal. Dengan

demikian dengan adanya mudharabah pada dalil qiyas yaitu ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan kedua golongan tersebut diatas, yaitu untuk

kemaslahatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka.

Rumus untuk menghitung pembiayaan mudharabah sebagai berikut:

Pembiayaam Mudharabah

Total pembiayaan.

Keterangan:

- Pembiayaan Mudharabah : hasil kesepakatan kedua belah pihak

- Total pembiyaan : keseluruhan modal


B. Penelitian terdahlu

No Nama peneliti dan


Tahun Penelitian Judul Hasil Penelitian
1 Haris Romdhoni Pengaruh pembiayaan mudharabah
dan Ferlangga Pembiayaan dan ijarah secara statistik
(2018) Mudharabah, tidak berpengaruh terhadap
Musyarakah dan profitabilitas (ROA) Bank
Ijarah Terhadap Muamalat Indonesia,
Profitabilitas Bank sementara pembiayaan
Muamalat musyarakah secara statistik
Indonesia berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas
(ROA) Bank Muamalat
Indonesia.
2 Cut Faradillah, dkk Pengaruh Hasil penelitian
(2017) Pembiayaan menunjukkan bahwa
Murabahah, murabahah, istishna, ijarah,
Istishna, Ijarah, mudharabah dan
Mudharabah Dan musyarakah secara
Musyarakah bersama-sama
Terhadap berpengaruh terhadap
Profitabilitas Bank profitabilitas Bank Umum
Umum Syariah Di Syariah di Indonesia. Hasil
Indonesia pengujian secara simultan
murabahah berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap profitabilitas dan
musyarakah yang
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
profitabilitas.
3 dari Ruselly, dkk Analisis pembiayaan mudharabah
(2014) Pengaruh memberikan pengaruh
Pembiayaan negative dan signifikan
Mudharabah Dan terhadap tingkat ROE,
Musyarakah sedangkan pembiayaan
Terhadap Tingkat musyarakah memberikan
Profitabilitas pengaruh positif dan
(Return On signifikan terhadap tingkat
Equity) (Studi ROE secara parsial.Secara
pada Bank Umum simultan, pembiayaan
Syariah Yang mudharabah dan
Terdaftar di Bank musyarakah ini memberikan
Indonesia pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat ROE.
4 Mega, dkk (2021) Pengaruh berdasarkan uji statistik
Pembiayaan secara parsial menunjukan
Mudharabah, bahwa pembiayaan
Musyarakah dan mudharabah tidak memiliki
Murabahah pengaruh negatif signifikan
Terhadap terhadap profitabilitas pada
Profitabilitas Bank Bank Umum Syariah.
Umum Syariah berdasarkan uji statistik
secara parsial menunjukan
bahwa pembiayaan
musyarakah memiliki
pengaruh negatif signifikan
terhadap profitabilitas pada
Bank Umum Syariah.
berdasarkan uji statistik
secara parsial menunjukan
bahwa pembiayaan
murabahah memiliki
pengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas
III. KERANGTKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini dimaksudkan untuk menjelasakan,

mengungkapkan dan menntukan persepsi-persepsi keterkaitan antara variable

yang akan diteliti yaitu pengaruh pembiyaan mudharabah dan ijarah terhadap

profitabilitas.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memcari

keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu perusahaan dan juga mencerminkan bagaimana kinerja

manajemen dalam menjaga efektivitas kegiatan operasi perusahaan.

Menurut Fahrul dkk (2012) dalam Nurfajri dan Priyanto (2019)

profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang dinilai berdasarkan

kemampuan atau keadaan suatu bank syariah dalam menghasilkan laba.

Selain itu profitabilitas juga merupakan hasil akhir bersih dari berbagai

kebijakan dan keputusan dari manajemen yang akan memberikan jawaban

akhir mengenai aktivitas manajemen perusahaan. Sedangkan Shodiq (2015)

dalam Tri dan Novitasari (2020) mengatakan bahwa kinerja keuangan

lembaga keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada

suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dananya. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap

lembaga keuangan merupakan faktor yang sangat membantu dan

mempermudah pihak manajemen dalam menyusun strategi bisnis yang baik.

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah

dipaparkan pada sub bab sebelumnya maka maksud dari penelitian ini untuk

menguji variable independen terhadap variable dependen.

Menurut ulama Hanafiyah ijarah adalah akad atau suatu kemanfaatan

dengan pengganti. Sedangkan menurut ulama Syafi'iyah, bahwa ijarah


adalah akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu

dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti

tertentu. Adapun menurut ulama Malikiyyah dan Hanabilah menyatakan

bahwa ijarah adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah

dalam waktu tertentu dengan pengganti (Syafi’i, 2001).

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu ijarah menurut Ismail dkk

(2015) menujukan hasil bahwa ijarah berpengaruh signifikan positif terhadap

profitabilitas. Dari hasil penelitian Ismail dkk (2015) dalam ijarah bank

memberikan pernyataan akad inarah memberikan manfaat benda kepada

orang lain dengan suatu ganti pembayaran. Sehingga sewa menyewa atau

ijarah bermakna akad pemindahan hak guna/manfaat atas suatu barang/jasa

dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk

melakukan kerja sama usaha. Satu sebagai penyedia modal dan pihak lainnya

sebagai pengelola usaha. Variabel independen dalam penelitia yang dilakukan

oleh Nurhayati dan Wasilah (2013) menunjukan bahwa mudharabah

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan mudharabah

merupakan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik

modal dan keahlian dari pengelola untuk mengelola suatu usaha yang produktif

dan halal. Hasil keuntungan dari pengguna dana tersebut dibagi bersama

berdasarkan nisbah yang disepakati.


Pembiayaan Mudharabah

Total pembiayaan
Mudharabah

Sumber: (Nurhayati dan


Wasilah 2013)

Pembiyaan Mudharabah
(X1)

(X1)

Profitabilitas (Y)

Pembiayaan Ijarah
(X2)

LABA BERSIH

TOTAL ASET
Biaya perolehan – Nilairasidu
Sumber: (Sukamulja 2019)

Jumlah bulan masa sewa

Sumber: (Aji dan Ahim 2009)


Hipotesis

Dalam proposal ini, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk


mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian. Apabilah ternyata
hipotesis tidak terbukti dan berarti salah, maka masalah dapat
dipecahkan dengan kebenaran yang ditentukan dari keputusan yang
berhasil dijalankan selama ini. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ismail dkk (2015) menunjukkan hasil bahwa ijarah berpengaruh


signifikan positif terhadap profitabilitas. Semakin bertambahnya ijarah
akan mempengaruhi pada peningkatan total pendapatan bank sehingga
profitabilitas bank akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian Cut
Faradilah (2017) menunjukkan bahwa mudharabah berpengaruh
signifikan positif terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil penelitian Mega
(2021) juga menunjukkan bahwa mudharabah berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Ijarah berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

Nurhayati dan Wasilah (2013) menunjukkan bahwa mudharabah


berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Semakin bertambahnya
mudharabah akan berdampak pada peningkatan total pendapatan bank
sehingga profitabilitas bank akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian
Sari dan Anshori (2017) menunjukkan bahwa mudharabah berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan hasil dari penelitian Jaurino
dan Renny Wulandari (2017) menunjukkan bahwa mudharabah memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Murabahah berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.


IV. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data tersebut serta
penampilan dan hasilnya. Menurut sugiyono dalam Sodik dan siyoto
(2015:17). Penelitian kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang
bertujuan menggambarkan fenomena atau gejala sosial secara kuantitatif
atau menganilisis bagaimana fenomena atau gejala sosial yang terjadi
dimasyarakat saling berhubungan satu sama lain. Adapun tujuan pendekatan
kuantitatif adalah untuk menguji teori, fakta menunjukkan ada tidaknya
hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistic, dan memberikan
hipotesis yang berkaitan dengan fenomena atau variable yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada. Bank BRI Syariah Sedangkan waktu

penelitian dilakukan adalah dua bulan yaitu juli sampai dengan bulan agustus

2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2019:61), mengartikan populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kyualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan penelitian untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

nasabah yang menabung pada PT. Bank Syariah Muamalat sebanyak 600

responden dari bulan Juni - Agustus 2021.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili) (Sudjana dan Ibrahim dalam Sodik

dan Siyoto, 2015:64). Oleh karena itu tehnik sampel yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan seluruh data time series (data deretan

waktu) selama periode 2017-2019. Sampel diambil dari Laporan

Keuangan Bank BRI Syariah tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.

Metode Pengumpulan Data

1. Bentuk Pengumpulan Data

Bentuk pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah cross section yaitu data yang dikumpulkan di satu periode

tertentu pada beberapa objek dengan tujuan tujuan untuk

menggambarkan keadaan. Dalam penelitian ini menggunakan data cross

section yaitu data laporan keuangan Bank BRI Syariah yang

dipublikasikan per satu periode.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Menurut Sugiyono dalam Sodik dan Siyoto (2015:17) data

kuantitatif adalah nilai dari perubahan yang dinyatakan dalam bentuk

angka diolah dengan menggunakan teknik statistik. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sodik dan

Siyoto (2015:68) data sekunder yaitu data yang diperoleh secara

langsung dari tempat penelitian baik itu berupa bukti catatan laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan. Data dalam

penelitian ini berupa laporan keuangan Bank BRI Syariah tahun 2017

sampai dengan tahun 2019. Menurut Sugiyono dalam Sodik dan Siyoto

(2015:27) data kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat

post positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian


lebih bersifat seni (kurang terpola), terhadap data yang ditemukan di

lapangan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi terhadap laporan

keuangan pada Bank BRI Syariah tahun 2017 sampai dengan tahun

2019.

E. Definis Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Variabel Independen (X) yaitu variabel bebas yang tidak tergantung

pada variabel lainnya dan bisa disebut juga sebagai variabel yang

memengaruhi variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini

yaitu:

1) Pembiayaan Mudharabah (X1) merupakan akad kerja sama

antara dua pihak dimana pihak pertama yang menyediakan

seluruh modal sedangkan pihak lainnya yang menjadi pengelola.

2) Pembiayaan Ijarah (X2) merupakan pemindahan hak guna suatu

barang dengan pembayaran biaya sewa tanpa diikuti

pemindahan kepemilika atas barang tersebut.

b) Variabel Dependen (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu

Profitabilitas.

1) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atau keuntungan.


Tabel 4.1 pengukuran operasional dan skala

No Variabel Pengertian Indiaktor Skala


1 Mudharabah Mudaharab (X1) Mudharabah / Rasio

merupakan akad kerja total

sama antara dua pihak

dimana pihak pertama

yang menyediakan

seluruh modal sedangkan

pihak lainnya yang

menjadi pengelola
2 Ijarah Ijarah (X2) ) merupakan Pembiayaan Rasio

pemindahan hak guna mudharabah /

suatu barang dengan total

pembayaran biaya sewa

tanpa diikuti pemindahan

kepemilika atas barang

tersebut
3 Profitabilitas Profitabilitas merupakan Laba bersih / Rasio

kemampuan perusahaan total aset

dalam menghasilkan laba

atau keuntungan.

F. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang

dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Menurut

Jumady (2020: 45) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual normal atau tidak yaitu

jika nilai signifikan dibawah 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

Tapi jika nilai signifikan diatas 0,05 maka data berdistribusi dengan

normal..

2. Uji Multikolonieritas

Menurut Jumady (2020: 51)Uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Salah satu cara mendeteksi adanya

Multikolonieritas adalah dengan melihat Tolerence dan Varience

Inflasion Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan dengan

berdasarkan nilai VIF. Jika VIF < 10,00 maka tidak terjadi

multikolonieritas. Sebaliknya, jika nilai VIF > 10,00 maka terjadi

multikolonieritas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-

koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang

atau juga melebihi dari yang semestinya. Untuk menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas digunakan uji-Glesjer. Jika hasil regresi sederhana

variabel independen terhadap nilai absolut dari residual (error) signifikan,

maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas/varian dari residual tidak

homogen (Gozali, 2005:108).


G. Metode Analisis

1. Analisis Statistik Deskriptif

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sodik dan

Siyoto, 2015:111).

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik untuk menganalisis data

sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sodik dan Siyoto,

2015:113). Analisis yang digunakan yakni analisis regresi linear

berganda yaitu analisis yang digunakan untukmenghitung pengaruh

variabel independen terhadapvariabel dependen. Persamaan regresi

linear berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan :

a = Konstanta

β1 dan β2 = Koefisien regresi

Y = Profitabilitas

X1 = Mudharabah

X2 = Ijarah

e = Standard error
H. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial

Uji parsial atau disebut dengan uji t merupakan pengujian yang

dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh dari masing-masing

variabel bebas atau variabel independen terhadap variabel terikat atau

variabel dependen.Pernyataan hipotesis :

Hipotesis 1

H01: ρ≤ρ0 :Mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap

profitabilitas Bank BRI Syariah

Ha1:ρ>ρ0 :Mudharabah berpengaruh negatif signifikan terhadap

profitabilitas Bank BRI Syariah

Hipotesis 2

H02: ρ≤ρ0 :Ijarah berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas

Bank BRI Syariah

Ha2:ρ>ρ0 :Ijarah berpengaruh negatif signifikan terhadap

profitabilitas Bank BRI Syariah

Kriteria pengujian

Terdapat dua landasan yang dapat dipakai dalam pengambilan

keputusan dalam uji parsial atau uji t ini adalah: Berdasarkan nilai Sig

(Signifikan)
1) Apabila nilai Sig, atau Probabilitas > 0,05 maka dinyatakan ada

pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

atau H 0 nya diterima.

2) Apabila nilai Sign, atau probabilitas < 0,05 maka dinyatakan tidak ada

pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)

atau H 0 nya ditolak.

Berdasarkan perbandingan Nilait hitungdengan Nilai t tabel

1) Apabila Nilait hitung< Nilai t tabel, maka dinyatakan tidak ada pengaruh

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau

dikatakan H 0 diterima.

2) Apabila Nilait hitung> Nilai t tabel, maka dinyatakan ada pengaruh variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau dikatakan H 0

ditolak.

2. Analisis Determinasi (R Square)

Analisis determinasi dalam penelitian dapat dilihat dari nilai R2

(nilai dari 0 sampai 1). Koefisien determinasi juga dilakukan untuk

melihat sejauh mana variabel X dalam mempengaruhi variabel Y dan

untuk mengetahui seberapa konstribusi pengaruh yang diberikan

variabel X secara simultan terhadap variabel Y.


A. RANCANGAN PENELITIAN

Tabel 4.2 : Rancangan Penelitian

Estimasi Waktu (bulan)


No Kegiatan
Juni Juli agustus
1 Penyusunan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Pengumpulan Data Lapangan

Analisis, Penyajian dan Menyusun


4
Laporan Penelitian

5 Ujian Hasil/Ujian Skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, 2011. Perbankan Syariah edisi pertama, Kencana, Jakarta

Ismawati, dkk, 2020.Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah Dan


Murabahah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia Tahun 2015 – 2019, IBEF Journal Vol. 1 No. 1, Desember
2020, Volume 1 , Nomor 1 , Desember (2020), h. 1-14

Harahap, dkk, 2010. Akuntansi Perbankan syariah, LPFE Usaki, Jakarta Barat
Marliana& Almunawwaroh, 2017.Analisis Pengaruh Pembiayaan Musyarakah
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Di Indonesia, Jurnal Akuntansi Vol
12, Nomor 2, Juli – Desember 2017

Nur Amalia&Fidiana, 2016.Struktur Pembiayaan Dan Pengaruhnya Terhadap


Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Syariah Mandiri,
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 5, Mei 2016

Nur Aulia&Riyan, 2020.Pengaruh Pembiayaan Murabahah Dan Musyarakah


Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Syariah Mandiri, Aghniya Jurnal
Ekonomi Islam, Vol.3 Nomor 1 Desember 2020

Pratama ditha, dkk, 2017.Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan


Musyarakah Dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas, JRKA Volume 3
Isue 1, Februari 2017: 53 – 68

PutriLarassati, 2017.Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap


Profitabilitas Bank Syariah, Jurnal Pendidikan Akuntansi Dan
Keuangan, Vol. 5, No. 1, [Januari-Juni], 2017 : 11-18
Romdhoni&Al Yozika 2018.Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah
dan Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia, Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 4(03), 2018, 177-186

Samanto & Ferlangga, 2018. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah


Dan Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Periode
2010-2017, Jurnal akuntansi & ekonoi islam, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi AAS

Siregar saparuddin , 2015, Akuntansi Perbankan Syariah Sesuai PAPSI


2013,FEBI UIN-SU Press, Sumatra Utara

Sjahdeini Sutan, 2014. Perbankan Syariah (produk-produk dan aspek-aspek


hukumnya), prenadamedia group, Jakarta

Sri Nurhayati & Wasilah, 2014. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi ke-4,
Salemba Empat, Jakarta

Wiyono slamet, 2005. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah


Berdasarkan PSAK dan PAPSI, PT Grasindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai