SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH :
REZKY YANI S.
10538311714
vii
ABSTRAK
Rezky Yani S. 2014. Analisis Perilaku Menyimpang Di Masyarakat Terhadap
Kasus Peredaran Minuman Keras Tradisional ( Ballo’) (Studi Kasus Desa
Majannang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa). SKRIPSI. Jurusan Pendidikan
Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing 1 Muhlis Madani dan Pembimbing ll Muhammad Akhir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku
menyimpang di masyarakat terhadap kasus peredaran minuman keras tradisional
(Ballo’) serta bagaimana upaya yang di lakukan pihak kepolisian dalam
menanggulangi peredaran minuman keras tradisional (Ballo’) Desa Majannang
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Penelitian ini di laksanakan di Desa Majannang, dan penentuan informan
berjumlah 16 0rang yang terdiri dari 9 informan utama dan 6 informan
pendukung. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Untuk mengecek data, menggunakan teknik
triagulasi sumber, triagulasi data, dan triagulasi metode. Penentuan informan
dalam penelitian ini di tentukan dengan cara purposive sampling atau di tetapkan
secara sengaja oleh peneliti dan di sesuaikan dengan kebutuhan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kriminalitas yang semakin
meningkat, kerusakan moral yang terjadi di dalam masyarakat akibat adanya
peredaran minuman keras tradisional (Ballo’). Berbagai upaya yang telah di
lakukan oleh aparat keamanan tetapi hal ini masih belum bisa teratasi dengan
baik.
Adapun berbagai hambatan dalam mengatasi perilaku menyimpang akibat
peredaran minuman keras tradisional (Ballo’) yaitu kurangnya kesadaran dari
masyarakat itu sendiri yang tidak mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt karena atas berkat, rahmat
dan hidayahnyalah sehingga penyusunan Skripsi ini selesai sesuai dengan waktu
yang diperlukan. Salam dan shalawat kepada baginda Rosulullah SAW, Sang
cahaya Ilahi, dia juga manusia yang mencapai akal Mustofaq, manusia cerdas
manusia paripurna.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam rangka untuk memperoleh
sepenuhnya bahwa penulisan Skripsi ini tidak mungkin terwujud tampa ada
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah sepantasnya
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
kedua orang tua yang telah memberikan motifasi sejak lahir hingga hari ini
merekalah manusia luar biasa yang pernah memberikan kasih sayang lansung
pada saya tanpa perantara dan tanpa pamri. Terimah kasih juga penulis ucapkan
kepada semua kaka-kaka saya yang berada di Jurusan Sosiologi dan Jurusan lain
yang tidak sempat disebutkan, teman-teman dan adik-adik yang sudah banyak
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada: Dr.H. Abd.
ix
Akib,M.Pd, Ph.D. Sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Studi Pendidikan Sosiologi, Terima Kasih juga kepada Bapak Ibu Dosen yang
telah memberikan kesempatan serta fasilitas hingga penulis dapat menikmati dan
memperolah pengetahuan dari semua kalangan baik dari kalangan para dosen
Terima kasih yang tidak terhingga penulis ucapkan kepada Dr. H. Muhlis
Madani, M.Si. selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Muhammad Akhir, M.Pd.
Penulis merasa Skripsi ini tentu masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
menyempurnakan Skripsi ini. Karena bagi penulis, kritikan itu suatu keniscayaan
dari impelementasi kasih saying. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita
bermohon semoga berkat rahmat serta limpahan pahala dan semoga niat baik
Penulis
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................................ v
DAFTAR ISI..................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
2. Kejahatan ............................................................................................................ 17
xi
5. Teori Sebagai Unit Analisis ............................................................................. 29
A. Jenis Penelitian........................................................................................................ 45
E. Instrumen Penelitian............................................................................................... 46
xii
b. Penanaman Nilai Dan Norma Yang Kuat............................................ 75
c. Penyuluhan-Penyuluhan ............................................................................... 81
B. PEMBAHASAN .................................................................................................... 86
A. KESIMPULAN ................................................................................................. 97
B. SARAN ............................................................................................................... 98
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keras, yang dapat menekan syaraf pusat. Alkohol digolongkan kedalam Napza
seseorang, mengubah suasana hati dan perasaan orang yang mengonsumsinya, bila
organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Timbulnya GMO tersebut disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf
pusat. Karena sifat adiktif alkohol tersebut, orang yang meminumnya lama-
kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis sampai pada dosis keracunan
menimbulkan banyak dampak negatif pada tubuh, mental dan kehidupan sosial
manusia. Yunani dan negara Eropa lainnya saat ini menerapkan sanksi dan
hukuman yang keras terhadap para peminum alkohol. Perpecahan dalam rumah
pecandu akan nekat melakukan tindakan kriminal di saat dia tidak punya uang
1
2
Minum minuman keras berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas yang dapat
menimbulkan korban jiwa, perilaku seksual berisiko, perilaku bunuh diri, prestasi
sekolah yang buruk, dan risiko yang lebih besar untuk menimbulkan kecanduan
di seluruh dunia dikaitkan dengan konsumsi alkohol, yang juga terkait dengan
Amerika Serikat, Mesir, Indonesia, Samoa dan Negara lainya. tidak mengizinkan
negara yang memiliki batasan usia dalam mengomsumsi alkohol biasanya akan
lebih rendah dalam memproduksi jenis minuman beralkohol seperti wine dan bir
dibandingkan dengan minuman dari hasil penyulingan atau destilasi (Ahlstrom &
sangat serius di kalangan remaja. Dampak yang ditimbulkan akibat peredaran bebas
dari minuman keras tersebut, misalnya rusaknya tatanan sosial bangsa Indonesia,
bahkan tidak sedikit kasus kriminal hingga menelan korban jiwa akibat minuman
keras di Indonesia. Data BPS tahun 2012 menunjukkan angka yang sangat
itu tidak selalu diikuti dengan proses penyesuaian diri tidak seimbang. Dengan kata
masyarakat tidak selalu berdampak positif, bahkan ada kalanya berdampak negatif.
kejahatan. Hal tersebut merupakan tantangan bagi aparat penegak hukum yang
Tahun 1945. Hukum tersebut harus ditegakkan demi terciptanya tujuan dan cita-cita
Dasar Negara Republik. Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu membentuk suatu
Indonesia sebagai negara yang masih berkembang tentunya tidak terlepas dari
4
Perkembangan zaman yang mendunia ini tidak hanya membawa pengaruh besar
pada Negara Indonesia yang sedang berkembang ini, melainkan juga berdampak
masyarakat, serta gaya hidup masyarakatnya yang meniru gaya hidup di negara-
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu hal negatif yang berkembang di
Kabupaten Gowa pada saat ini adalah banyak bermunculan kejahatan berupa
peredaran minuman keras tradisional. Minuman keras sekarang ini memang sangat
kejahatan di dalam masyarakat. Minuman keras yang secara hukum maupun agama
dianggap hal yang tidak baik menjadi sesuatu yang dianggap wajar untuk
terutama yang bersifat negatif dalam hal sosial, ekonomi dan terutama kesehatan
masyarakat. Dampak yang dapat ditimbulkan dari minuman keras mulai dari
peminum remaja atau peminum daerah yang satu dengan peminum daerah
pengonsumsinya adalah anak-anak usia remaja. Dan kita ketahui bersama bahwa
generasi muda adalah penerus Bangsa ini, bagaimana nasib Bangsa ini jika anak
remajanya yang akan tumbuh tidak sesuai yang kita cita-citakan bersama.
meresahkan di dalam masyarakat, kita sebagai warga negara yang baik harus
masyarakat. Tujuan kita adalah untuk mengingatkan kepada mereka bahwa apa
yang dilakukan itu adalah perbuatan yang tidak baik yang dapat merugikan diri
korban maupun masyarakat sebagai pelaku itu sendiri. Tanpa rasa kepedulian dan
kehancuran moral masyarakat serta cikal bakal kehancuran Bangsa ini. Dengan
adanya minuman keras ini dapat menimbulkan efek negatif, Kenapa demikian
pola pikir seorang bahkan bisa terjadi melakukan hal- hal yang bertentangan etika
Sebagai salah satu contoh yang sangat signifikan adalah para remaja serta
orang tua. Bahkan anak-anak yang setara SMA atau SMP selalu melakukan
Pertama pada orang tua khususnya pada bapak atau ayah, dimana peran
orang tua yang pada dasarnya mendidik anak dengan cara menujukan teladan yang
6
teladan yang tidak baik. Seperti minum minuman keras tradisional sehari non stop
Namun, untuk terjadinya hal tersebut masih ada faktor lain yang memainkan
alkohol. Dengan kata lain, timbulnya masalah penyalahgunaan zat dicetuskan oleh
(minuman keras tradisional) di Kecamatan Bajeng dimulai sejak SMP dan yang
dirasakan ketika pertama kali minum Ballo adalah pahit, pusing, mual, tetapi lama
frekuensi 3-4 kali seminggu. Jumlah Ballo yang diminum bervariasi berkisar antara
3-10 gelas sekali minum. Faktor-faktor yang melatar belakangi remaja minum Ballo
stres, serta menambah kepercayaan diri agar berani melawan guru. Perilaku tidak
sehat seperti merokok, minum minuman keras, dan penggunaan narkoba sering
7
dimulai pada masa remaja. Ketika mengonsumsi alkohol, kesehatan seseorang akan
minuman keras merupakan kegiatan kelompok, hanya sedikit remaja yang mau
minum minuman keras sendiri. Rasa nikmat pada minuman keras terus berkembang
minuman sebagai simbol yang penting bagi keanggotaan kelompok. Dalam kondisi
butuh minum alkohol setiap hari. Mereka tidak mampu menghentikan atau
sepenuhnya atau membatasi minum alkohol hanya pada waktu tertentu setiap hari.
yaitu menggunakan atau menyalahgunakan lebih dari satu zat pada satu waktu.
keras, khususnya minuman Ballo dari usia 12 tahun. Masa remaja dalam kehidupan
sehari –hari sangat berkaitan erat dengan aspek psikologi yang menjadikan remaja
sering mancoba sesuatu untuk alasan mencari jati diri. Kadang remaja salah
mengartikan jati diri sehingga terjebak dalam pergaulan bebas terutama terjebak
dalam hal penggunaan minuman keras, selain faktor rasa ingin mencoba, faktor
8
penggunaan minuman Dilihat dari segi pergaulan para remaja yang ada di
ini merupakan hal yang paling pokok dalam kehidupannya. Kenapa demikian
karena tanpa adanya minuman keras tradisional tersebut seola- olah rasa ingin tahu
serta kepedulian akan kurang juga. Pada saat sekarang banyak remaja yang
semua masalah dapat teratasi dengan minum minuman keras, minuman keras dapat
memperbanyak teman. Tapi sesuai kenyataan minuman keras dapat merusak proses
berfikir dan menjadikan seorang tidak sadarkan diri atau bertindak tidak sesuai
kehendak.
Ketiga pada Anak- anak pelajar (SMA) minuman keras ini dapat membawa
pengaruh yang sangat besar terhadap anak pelajar. dilihat dari segi pergaulan anak
pelajar khususnya di kecamatan Bajeng bahwa selalu berfokus pada minuman keras
tradisional. hal inilah yang akan mengakibatkan pola perilaku anak tersebut akan
terganggu denga hal- hal seperti ini yakni minuman keras tradisional. kadang kalah
juga orang tuanya menjadi sasaran utama, contohnya bila anak tersebut meminta
uang kepada orang tuanya demi kepentingan minuman tersebut sehinggga anak
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut ;
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
kajian hukum pidana. Di samping itu menjadi acuan atau perbandingan bagi para
sebagai masukan baik bagi masyarakat luas maupun bagi instansi atau lembaga
E. Defenisi Oprasionan
beberapa batasan penelitian dan focus penelitian ini yang dioperasionalkan melalui
1. Perilaku Menyimpang
masyarakat.
2. Kejahatan
pidana. Dimana kejahatan itu sangat berpengaruh terhadap diri sendiri dan orang
3. Peredaran
pembelian dan atau penjualan termasuk penawaran untuk menjual serta kegiatan
4. Minuman keras
Di sini dapat kita pahami bahwa segala tindakan yang terjadi dalam
masyarakat timbul dari kemauan diri sendiri namun dibalik itu juga karena timbul
BAB II
A. Kajian Pustaka
yang dilakukan oleh individu yang timbul akibat adannya faktor-faktor internal
dan eksternal pada remaja. Tingkah laku menyimpang juga diartikan sebagai
serta hubungan sosialnya. Hal ini diperkuat dengan teori behavior (dalam Boeree,
2009) yang menyatakan bahwa perilaku menyimpang itu dapat di katakan sebagai
behavior disorder yang artinya perilaku menyimpang itu terbentuk karena adanya
respon dalam dirinya untuk melakukan hal tersebut dan mewujudkanya dalam
kemauan individu itu sendiri melainkan adanya pengaruh dari luar diri individu
yang menyebabkan individu tersebut meresponya dengan cara yang salah, yang
Selain itu, dibawah ini terdapat pendapat tentang pengertian tingkah laku
Tingkah Laku menyimpang adalah bentuk tindakan yang melanggar dari Norma-
12
13
2004) yang menjelaskan bahwa penyimpangan perilaku itu adalah perilaku yang
dilakukan oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela.
karakter bangsa sebagai salah satu program strategis yang perlu dicermati
karakter bangsa atau nation and character building dalam konstelasi kehidupan
menempatkan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna
dapat menerapkan strategi berbagai strategi inovatif dan kolaboratif dalam rangka
karena adanya stimulus negatif yang menghasilkan suatu respon dalam dirinya
14
1) Pembangkangan (Negativisme)
5) Egois
pribadi. Faktor ini terjadi karena individu kurang memiliki kemampuan dalam
datang dari luar individu sehingga individu mudah terpengaruh dan akhirnya
diamati dan nampak secara langsung oleh orang lain. perilaku menyimpang pada
individu juga memiliki karakteristik yang khas dan berbeda-beda antara individu
Menurut Ahli behavior yaitu Skinner (dalam Corey, 2009) yang membagi
Penanaman nilai dan norma dilakukan melalui sosialisasi. Dalam hal ini,
yang paling berperan adalah media-media sosialisasi yang ada. Adapun tujuan
penanaman nilai dan norma pada diri individu yaitu pembentukan konsep diri,
sosialisasi menjadi ideal, yang pada akhirnya seseorang tahu betul yang baik dan
mana yang buruk, mana yang sesuai dengan norma dan mana yang melanggar
norma. Dengan demikian, penanaman nilai dan norma yang kuat pada diri
Keadaan yang nyaman dan aman dapat pula terbentuk melalui peraturan
yang tegas. Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakikatnya adalah
penindak laku penyimpangan. Namun, apa yang akan terjadi jika peraturan yang
Suatu kekonsistenan diperlukan oleh setiap peraturan jika ingin berfungsi dalam
masyarakat. Selain itu, diperlukan pula sanksi-sanksi yang tegas dalam peraturan
tersebut. Sehingga bagi pelanggar peraturan dikenai sanksi tegas berupa hukuman
yang tertib dan teratur. Dalam hal ini, adanya sanksi diperlukan untuk menjamin
3. Penyuluhan-Penyuluhan
nilai, norma, dan peraturan yang berlaku. Dengan upaya ini, diharapkan setiap
masyarakat me- mahami nilai, norma, dan peraturan yang berlaku. Dimana
kesemuanya mempunyai tujuan yang baik yaitu menciptakan suatu kondisi yang
arah yang lebih baik. Bagi para pelaku penyimpangan sosial, penyuluhan akan
nilai, norma, serta peraturan yang berlaku perlu dilakukan secara terus menerus
2. Kejahatan
Indonesia atau masyarakat dan negara tertentu, tetapi merupakan masalah yang
Saiichiro Ono, merupakan suatu universal fenomena, tidak hanya jumlahnya saja
yang meningkat tetapi juga kualitasnya dipandang serius dibanding masa-masa lalu.
Kejahatan dalam Bahasa Inggris “crime” dan kejahatan dalam Bahasa Belanda
“Misdaad” yang berarti kelakuan atau prilaku kejahatan, atau perbuatan kejahatan.
Secara etimologi kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan
dan paling tidak disukai oleh rakyat karena sifatnya melanggar hukum serta
undang-undang pidana.
yang tidak bersifat susila dan merugikan, yang menimbulkan begitu banyak
untuk mencelahnya dan menyatakan penolakannya atas kelakuan itu dalam bentuk
nestapa dengan sengaja diberikan karena kelakuan tersebut. Dan Edwin Sutherland
menekankan bahwa Kejahatan memiliki ciri pokok yaitu dari kejahatan itu ada
18
perilaku yang dilarang oleh negara terhadap perbuatan itu negara bereaksi dengan
peradaban, makin banyak aturan, dan makin banyak pula pelanggaran. Sering
pandang hukum (lega defenition of crime), maupun ditinjau dari sudut pandang
sebagai perbuatan yang telah ditetapkan oleh Negara. Adapun dalam Kitab Undang-
mendetail, akan tetapikejahatan itu diatur dalam buku dua KUHP yaitu Pasal 104
pembunuhan adalah perbuatan yang memenuhi perumusan Pasal 338 KUHP yang
mengatur barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam
karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun (15 tahun).
A.S. Alam memberikan dua sudut pandang tentang kejahatan, yaitu sebagai
berikut:
19
a. Dari sudut pandang hukum (a crime from the legal point of view). Batasan
sdari sudut pandang ini adalah setiap tingkah laku yang melanggar hukum
sebagai perbuatan yang bukan kejahatan. Contoh konkrit dalam hal ini
adalah perbuatan.
view). Batasan kejahatan dari sudut pandang ini adalah setiap perbuatan
berasal dari adat istiadat yang mendapat reaksi baik berupa hukuman maupun
pengecualian.
dosa, dan setiap dosa terancam dengan hukuman api neraka terhadap jiwa yang
berdosa.
Kejahatan dalam arti yuridis disini, maka kita dapat melihat misalnya dalam
KUHP hanyalah setiap perbuatan yang bertentangan dengan pasal-pasal dari buku
kedua, itulah yang disebut kejahatan. Selain KUHP, kita dapat menjumpai hukum
20
pidana khusus, hukum pidana militer, fiscal, ekonomi, atau pada ketentuan lain
yang menyebut suatu perbuatan sebagai kejahatan.Hal itu sejalan dengan A.Qirom
sebagai berikut:
a) Segi sosiologi
Kejahatan yang ditekankan pada ciri-ciri khas yang dapat dirasakan dan
yang dipandang secara objektif, yaitu jika dari sudut masyarakat dimana masyarakat
dirugikan.
b) Segi psikologi
laku manusia yang bertentangan dengan norma- norma yang berlaku di masyarakat.
c) Segi yuridis
pidana, sedangkan kejahatan dari pandangan masyarakat (a crime from the social
3. Peredaran
pembelian dan atau penjualan termasuk penawaran untuk menjual serta kegiatan
(barang, jasa, informasi, dan lain-lain). Peredaran dapat juga diartikan sebagai
impor, ekspor, jual beli di dalam negeri serta penyimpanan dan pengangkutan.
Minuman keras adalah salah satu minuman yang mengandung zat adiktif
(alkohol). Penyalahgunaan minuman keras akan membawa dampak yang tidak baik
buat kesehatan fisik dan psikis seseorang. Menurut Anang Syah (2000: 8-9) akibat
a. Kepribadian rusak
d. Pelanggaran norma
bertindak brutal. Dampak lain dari mengkonsumsi zat adiktif adalah pada
(bekerja atau sekolah) pekerjaan berantakan, drop out sekolah dan nilai raport jelek.
Jika di lihat dari segi kesehatan, minuman keras juga sangat berdampak pada
kesehatan diri seseorang. Wasis dan Irianto (2008: 125) menjelaskan bahwa alkohol
yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan seperti
lambung dan usus sehingga dapat menimbulkan pendarahan. Lambung yang terluka
mengandung gula dan itu sangat berbahaya bagi kesehatan.Sebuah hasil penelitian
tambahan gula sukrosa dan fruktosa pada minuman kemasan cukup tinggi. Pemanis
yang digunakan sangat berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika gula tersebut
tentang dampak dari minuman keras. Dalam sebuah scientific yang berjudul Deaths
Amerika mencapai 100.000 orang tiap tahun pada tahun 1996. Sedangkan pada
tingkatan.Kalau hanya sekali dua kali minum, maka belum bisa di katakan sebagai
23
cenderung karena pergaulan dan sekedar ikut-ikutan teman, jadi kebanyakan dari
mereka masih dalam tahap coba-coba, belum sepenunya menjadi pecandu alkohol.
Pada hakekatnya, minuman keras dan minuman beralkohol tidak sama. Pada
tanggal 1 mei 2015 yang menyatakan bahwa Minuman keras adalah semua jenis
Pada Pasal 2 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 11 Tahun
ini adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan produksi, peredaran, penjualan
termasuk tuak pahit dan sejenisnya. ketentuan Pidana yang tercantum dalam
Terhadap Minuman Beralkohol tersebut adalah diatur dalam Pasal 9 ayat (1) yaitu :
Barang siapa melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (1) dan (2), Peraturan Daerah ini
mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi dengan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi,
baik dengan cara memberikan perlakuan perlakuan terlebih dahulu atau konsentrat
Daerah Rerda tentang Miras belum juga kelar di DPRD Makassar, bahkan terkesan
Ramperda Retribusi Perizinan tertentu kota belum juga di sahkan. Padahal untuk
350 juta. Namun, hingga saat ini peraturan tersebut masih terkatung-katung belum
ada kejelasan tentang kapan peraturan menjadi inisiatif DPRD akan di sahkan.
karena itu kami mendesak agar tahun ini keempatnya bisa di sahkan, tegasnya.
25
Untuk itu Badan Legislasi juga akan menggelar rapat bersama dengan
anggota Baleg untuk mempertajam rencana pengesahan Perda tersebut. Lebih lanjut
anggota komisi B bidang ekonomi dan keuangan ini menjelaskan Perda yang
rencananya akan di lakukan studi banding kota Palu, Kalimantan Selatan,” kita
memilih kota tersebut sebab di sana pelaksaan larangan peredaran minuman keras
sudah berhasil bahkan minuman keras hanya boleh di hotel atau di bar,”katanya”.
(FPI) SUL-SEL. Dewan Syuro FPI Sul-Sel, Abu Thariq mengatakan kelompoknya
serius melihat persoalan miras adalah persoalan yang mesti di tanggulangi dengan
baik walau dalam kacamata agama miras ini mesti di larang sebab hukumnya haram
dalam hukum islam. Banyak umat islam geram menyaksikan maraknya perdangan
miras. Miras bagaimanapun itu haram, jika di jual sebenarnya hal ini juga
belikan, tapi Negara kita bukan Negara islam jadi dapat di perjual belikan.
Kalaupun di perjual belikan harus ada regulasi yang jelas. Dirinya mengharapkan
aparat bertindak tegas dan memberantas peredaran miras terutama “Ballo” yang
saat ini marak. Sebab menurut pengamatannya bisa memicu tingkat kriminalitas itu
adalah miras. Lebih lanjut dia meminta aparat penegak hukum dan pihak terkait
lainnya harus bertindak profesional dan fenomena maksiat ini sebab maraknya
peredaran miras ini membuat warga setempat resah. Akan terjadi gangguan
ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat karena efek dari miras. Baginya
pintu dari segala kejahatan adalah mabuk, sebab mabuk induk dari segala maksiat
minuman keras itu kunci dari segala perilaku maksiat, dengan mudah melakukan
26
tandasnya.
penertiban miras. terbukti dari operasi cipta kondisi yang di lakukan pihgak
kepolisian tidak hanya merazia senjata tajam dan senjata api tapi juga tempat tempat
pesta minuman keras. Baru baru ini Polsek Bajeng berhasil menangkap penyalur
minuman keras jenis Ballo’ dari Kabupaten Jeneponto dan ada sekitar 3000 liter
lebih yang berhasil di sita “ kata Mantasiah”. Mantasiah menambahkan sudah ada
mendapat sanksi hukum dia menghimbau kepada warga Kecamatan Bajeng agar
diwilayahnya.” Jangan takut untuk melaporkan hal ini karena jika di biarkan akan
dalam upaya pencegahan peredaran minuman keras ini, contohnya seperti kepala
desa atau pun kelurahan dan tokoh tokoh masyarakat lainnya.sebab mereka
mempunyai visi dan misi yang sama yaitu menjadiakan wilayah setempat yang
dalam masyarakat sudah sangat sering terjadi akibat dari minuman keras tradisional
27
Dan sudah sangat meresahkan masyarakat pada saat ini karena kurangnya rasa
aman yang mereka rasakan. pihak yang berwenang perlu lebih memperhatikan
minuman keras.
Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tanggal 31 Januari 1997 tentang Pengawasan dan
Keras dan sama dengan Peraturan Daerah Kata Makassar 11 Tahun 2003 tentang
cakupannya lebih luas karena semua minuman yang mengandung alkohol perlu
untuk menjual minuman keras harus memiliki izin dari menteri kesehatan dan izin
ayat (2) Peraturan Daerah Kota makassar Nomor 11 Tahun 2003 tentang Larangan
suatu tim pengawasan dan penertiban yang keanggotaannya secara terpadu dari
berbagai instansi terkait, Kepolisian dan Kodim di Daerah yang bertugas untuk
melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (1) dan (2) Peraturan Daerah ini.
29
tentang larangan terhadap minuman keras diatara sekian banyak dasar hukum
tentang larangan terhadap minuman keras. Menurut pendapat penulis bahwa Polsek
keras/beralkohol.
jalinan hubungan antara pemerintah dan rakyat yang berdasarkan atas kerukunan.
Brata (2008:3) agar suatu karya atau suatu kajian dapat dikatakan sebagai
karya ilmiah maka didalam menganalisis data hasil penelitian harus menerapkan
30
teori tertentu. Maka dalam menganalisis data yang diperoleh selama penelitian
b. Titik pandang secara mikro (microtheories) Titik pandang secara mikro ini
c. Bridging teori yaitu teori-teori yang tidak atau sulit dikategorikan ke dalam,
differential opportunity.
A.S Alam menjelaskan teori tentang sebab kejahatan dipandangan dari sudut
yaitu :
31
a. Emile Durkheim
hanya dipengaruhi oleh diri individu itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh
melepaskan pengendalian sosial. Keadaan ini juga akan diikuti dengan perilaku
lainnnya. Hal ini jika terjadi secara berkelanjutan maka tidak mungkin sistem
b. Robert Merton
melihat bahwa kejahatan timbul oleh karena adanya perbedaan struktur dalam
hukum dan taat pada hukum yang berlaku, namun pada kondisi tertentu (adanya
32
kejahatan. Keinginan yang cukup besar untuk meningkat secara sosial (social
muda kelas bawah akan cenderung memilih satu tipe subkultural lainnya (gang
yang sesuai dengan situasi anomie mereka dan tergantung pada adanya struktur
d. Cohen
Teori Anomie Cohen disebut Lower Class Reaction Theory. Inti teori ini
adalah delinkuensi timbul dari reaksi kelas bawah terhadap nilai-nilai kelas
menengah yang dirasakan oleh remaja kelas bawah sebagai tidak adil dan harus
dilawan.
telah dipelihara. Sosialisasi memainkan peran signifikan tidak bisa di cara kita
berpikir dan bertindak. Dengan kata lain, untuk sangat sebagian besar, pengaruh
sosial yang orang menghadapi menentukan perilaku mereka. Apakah orang menjadi
taat hukum atau kriminal, maka, tergantung pada kontak dengan nilai-nilai kriminal,
tumbuh di lingkungan itu.proposisi ini mendasari salah satu teori yang paling
sarjana telah membaca, diuji, kembali diperiksa, dan kadang diejek teori ini, yang
Teori ini menyatakan bahwa kejahatan dipelajari melalui interaksi sosial. Orang-
orang datang ke dalam kontak konstan dengan “definisi yang menguntungkan untuk
“Rasio definisi ini kriminal untuk menentukan non-kriminal apakah seseorang akan
tunggakan ditransmisikan dalam suatu komunitas atau kelompok dari satu generasi
sosialisasi. Teori penyimpangan budaya muncul sekitar tahun 1925-1940. Teori ini
memandang bahwa kejahatan timbul oleh karena perbedaan kekuatan sosial (social
nilai khas pada kelas bawah (lower class). Penyesuaian diri terhadap sistem nilai
kenakalan di kalangan lowerclass laki-laki, terutama untuk salah satu yang paling
semua subkultur, muncul dalam menanggapi masalah khusus bahwa anggota dari
Teori ini tidak menyarankan kenakalan yang diawali dengan kegagalan untuk
penggunaan kekerasan dalam tertentu situasi sosial. Norma ini, yang mempengaruhi
kelas bawah mencerminkan sistem nilai budaya kelas bawah dan bahwa nilai-kelas
bawah dan konflik norma dengan orang-orang dari budaya yang dominan.
bawah laki-laki muda perkotaan. Ketiga teori dikembangkan oleh lima peneliti
mengasumsikan adanya subkultur terdiri dari orang-orang yang berbagi sistem nilai
yang berbeda dari yang budaya yang dominan. Dan mereka menganggap bahwa
mendikte bagaimana orang harus bertindak di bawah berbagai keadaan. Ketiga teori
juga setuju bahwa nilai-nilai dan norma-norma bertahan dari waktu ke waktu karena
mereka. Cohen dan Cloward dan Ohlin fokus pada asal subkultur, khususnya,
perilaku yang didikte oleh sistem nilai yang menuntut penggunaan kekuatan atau
Teori ini merujuk pada setiap persfektif yang membahas ihwal pengendalian
tingkah laku manusia. Sementara itu, pengertian teori kontrol sosial merujuk kepada
yang bersifat sosiologis, antara lain struktur keluarga, pendidikan, dan kelompok
dominan. Tiga perspektif Teori Kejahatan menurut Topo Santoso dan Eva Achjani
Zulfa, yaitu:
mewakili suatu bentuk kemerosotan yang termanifestasi dalam karakter fisik yang
menyatakan bahwapara penjahat adalah suatu bentuk yang lebih rendah dalam
kehidupan, lebih mendekati nenek moyang mereka yang mirip kera dalam hal sifat
bawaan dan watak dibanding mereka yang bukan penjahat”. Mereka dapat
manusia. Lambroso beralasan bahwa seringkali para penjahat memiliki rahang yang
besar dan gigi taring yang kuat, suatu sifat yang pada umumnya dimiliki makhluk
bawah dari para penjahat sering lebih besar dibanding tinggi mereka, sebagaimana
dimiliki kera yang menggunakan tangan mereka untuk menggerakkan tubuh mereka
di atas tanah.
psikologis). Dia juga berpendapat bahwa kejahatan dapat dikontrol atau diatasi
bentuk fisik, tetapi kepada kesamaan psikologis yang dia sebut sebagai moral
peduli pandangan pembuat hukum,dan tidak ada masyarakat yang beradab dapat
antara para penjahat dengan non penjahat kecuali dalam hal tinggi dan berat tubuh.
Para penjahat didapati lebih kecil dan ramping. Goring menafsirkan temuannya ini
sebagai penegasan dari hipotesanya bahwa para penjahat secara biologis lebih
pada penjahat yang mereka teliti. Keduanya berpendapat bahwa para penjahat
adalah orang yang marah, yang merasa suatu sense superioritas, menyangka tidak
bertanggungjawab atas tindakan yang mereka ambil, dan mempunyai harga diri
yang sangat melambung. Tiap dia merasa ada satu serangan terhadap harga dirinya,
kejahatan, yaitu : Tindakan dan tingkah laku orang dewasa dapat dipahami dengan
motif bawah sadar adalah jalin-menjalin, dan interaksi itu mesti diuraikan bila kita
konflik psikologis.
Psikologis, teori sosiologis ini mencari alasan-alasan perbedaan dalam hal angka
38
kejahatan di dalam lingkungan sosial, yang menekankan pada perspektif strain dan
penyimpangan budaya.
1) Emile Durkheim
Satu cara dalam mempelajari suatu masyarakat adalah dengan melihat pada
berhubungan satu sama lain. Durkheim meyakini bahwa jika sebuah masyarakat
sederhana berkembang menuju satu masyarakat yang modern dan kota maka
2) Robert K. Merton
kesempatan untuk menjadi yang teratas tidaklah dibagikan secara merata. Sangat
sedikit anggota kelas bawah mencapainya. Struktur sosial merupakan akar dari
masalah kejahatan. Kejahatan dapat timbul karena adanya dua macam factor yaitu:
a) Faktor pembawaan
karena kegemaran atau hobi. Kejahatan karena pembawaan itu timbul sejak anak itu
tuanya adalah penjahat minimal akan diwariskan oleh perbuatan orang tuanya,
sebab buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pertumbuhan fisik dan meningkatnya
usia ikut pula menentukan 32 tingkat kejahatan. Dalam teori ilmu pendidikan
dikatakan bahwa ketika seorang anak masih kanak-kanak, maka pada umumnya
balik (kurang lebih umur 17 sampai 21 tahun), maka kejahatan yang dilakukannya
adalah perbuatan seks seperti perzinahan, dan pemerkosaan. Antara umur 21 sampai
b) Faktor lingkungan
yang sangat penting untuk menentukan kepribadian seseorang. Sebab ada pepatah
mengatakan apabila guru kencing berdiri, maka murid pun akan kencing berlari
1. Teori Labeling
a. Becker
Menurut Becker kejahatan itu sering kali bergantung pada mata si pengamat
perbedaan konsep tentang apa yang disebut baik dan layaknya dala situasi
tertentu.
40
b. Howard
bagian, yaitu ;
atau labeling.
sering melakukan kenakalan atau kejahatan. Labeling dalam arti ini adalah
labeling sebagai variabel yang independent atau variabel bebas. Dalam kaitan ini
c. Frank Tannenbaum
membuat sadar , atau sadar sendiri. Kemudian menjadi cara untuk menetapkan ciri-
anggota masyarakat pada umumnya sepakat tentang apa yang benar dan apa yang
salah, dan bahwa intisari dari hukum merupakan kodifikasi dari nilai-nilai sosial
proses dengan mana seseorang menjadi kriminal, tapi juga tentang siapa di
hukum.
kriminal inipun tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas, yaitu “kebijakan
Hukum Pidana.
memperhatikan dan mengarah kepada tercapai tujuan dari kebijakan sosial itu. Dan
penegak hukum yang memikul tugas berat tersebut, yakni polisi dan jaksa. Ruang
42
lingkup dan istilah penegak hukum adalah luas sekali, oleh karena mencakup
d. Pre-Emtif
melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan.Jadi dalam usaha pre-
emtif faktor niat menjadi hilang mekipun ada kesempatan. Cara pencegahan ini
berasal dari teori NNK, yaitu: Niat ditambah Kesempatan maka terjadi kejahatan.
Contohnya, ditengah malam pengemudi itu akan berhenti dan mematuhi aturan lalu
lintas tersebut meskipun waktu itu tidak ada polisi yang berjaga. Hal ini selalu tejadi
dibanyak Negara seperti Singapura, Sydney, dan kota besar lainnya di dunia. Jadi
e. Preventif
Upaya preventif adalah merupakan tindak lanjut dari upaya pre-emtif yang
kejahatan. Contoh ada orang yang mencuri motor tetapi kesempatan itu dihilangkan
demikian kesempatan menjadi hilang dan tidak terjadi kejahatan. Jadi dalam upaya
f. Represif
hukuman.
B. Kerangka Konsep
Ada beberapa hal pokok yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian
yang akan dilakukan nantinya. Untuk itu penelitian yang akan dilakukan ini,
Indonesia atau masyarakat dan Negara tertentu, tetapi merupakan masalah yang
universal fenomena, tidak hanya jumlahnya saja yang meningkat tetapi juga
memahami kejahatan perlu dipahami beberapa kunci, antara lain; dan juga tidak
kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang system dagang minuman
yang ada dikecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Sementara itu kearifan lokal
bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Jadi merujuk pada masyarakat yang
pergaulan bebas terutama terjebak dalam hal penggunaan minuman keras, selain
faktor rasa ingin mencoba, faktor lingkungan atau pergaulan juga dapat
sejak adanya peradaban manusia, Makin tinggi peradaban, makin banyak aturan,
dan makin banyak pula pelanggaran. Sering disebut bahwa kejahatan merupakan
bayangan peradaban. Maka dari itu peredaran minum keras (ballo) dapat
PEREDARAN
MINUMAN KERAS
Masyarakat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang sistematik untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang diajukan. Jika
dilihat dari jenis dan obyek yang diteliti, maka penelitian ini dikategorikan sebagai
B. Lokus Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan yakni bulan Maret
sampai dengan Mei 2018 di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, khususnya pada
C. Informan Penelitian
secara mendalam dilakukan dengan cara, peneliti memilih orang yang dipandang
public:
45
46
D. Fokus Penelitian
E. Instrumen Penelitian
(human instrumen). Hal ini didasari oleh adanya potensi manusia yang memiliki
Kejahatan secara yuridis adalah kejahatan untuk semua perbuatan manusia yang
memperoleh hasil penelitian yang cermat dan valid serta memudahkan penelitian
F. Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Data primer
Yakni Data dan informasi yang langsung dikumpulkan dari lokasi penelitian
2. Data Sekunder
sebagai berikut :
I. Keabsahan Data
kebenaran data yang akan dikumpul dari sumber data dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang berbeda.
e. Triagulasi sumber
Triagulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek pada data sumber lain
f. Triangulasi Metode
Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan
akuratannya.
g. Triangulasi waktu
BAB IV
Bajeng atau sering disebut Kerajaan Bajeng adalah salah satu kerajaan
Gowa dahulu [Makassar]. Kabupaten Gowa memiliki luas wilayah 1.883,32 km²
terletak pada 5°33' - 5°34' Lintang Selatan dan 120°38' - 120°33' Bujur Timur.
Kabupaten Gowa terdiri dari wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi
dengan ketinggian antara 10-2800 meter diatas permukaan air laut. Namun
yaitu sekitar 72,26% terutama di bagian timur hingga selatan karena merupakan
Kecamatan Bajeng. Adapun penguasa Raja dari kerajaan ini disebut Karaeng Loe
Bajeng adalah petani dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan
taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk
dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka
50
agama Islam yang disebut Pangadakkang. Dan masyarakat Gowa sangat percaya
Gowa juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang
bendera merah putih dengan upacara adat. Hal ini dilakukan untuk mengenang
khususnya dua bendera, yakni bendera kerajaan yang dikenal dengan nama Jole-
jolea dan bendera perang berwarna merah. Bendera perang ini diarak
pengucapan sumpah setia dengan hunusan keris oleh prajurit kerajaan yang
dikenal dengan sebutan Angngaru. Setelah bendera kerajaan dan bendera perang
pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) merah putih, yang dipimpin oleh
51
panglima perang kerajaan dengan dihadiri seluruh tokoh adat yang dikenal dengan
Dalam upacara ini juga tak luput dibacakan sejarah singkat ritual ini yang
mulai digelar sejak 70 tahun yang lalu, tepatnya pada Selasa, 14 Agustus 1945,
ketika Jepang mengumumkan kalah oleh pasukan sekutu. Saat itu salah seorang
perang agar tak terjajah oleh pasukan sekutu. "Ada perwira tentara Jepang
bernama Fukushima yang datang dan meminta agar warga Bajeng mengibarkan
perang terhadap sekutu lantaran Jepang sudah kalah dan akan meninggalkan tanah
air Indonesia. Maka sejak itulah bendera kerajaan dan bendera perang serta
bendera merah putih dikibarkan sekaligus. Jadi sebenarnya bendera merah putih
tanggal 14 Agustus 1945," jelas Makmur Daeng Sitakka, tokoh adat Kerajaan
Bajeng. Setelah pengibaran bendera merah putih, peserta upacara pun istirahat
sejenak. Setelah itu acara dilanjutkan dengan hiburan tarian tradisional serta adu
silat yang peragakan. Anggota DPR RI, Akbar Faisal, melakukan sosialisasi
sendiri. “Bajeng katanya adalah kerajaan yang unik, konon katanya tidak pernah
takluk pada kerajaan gowa,”. Akbar juga menuturkan apresiasi atas sikap
tiang itu sudah dikibarkan bendera merah putih duluan dari pada Jakarta,” kata
kemenangan.
B. Keadaan Pemerintahan
Baik di kota, ataupun kelurahan lembaga atau institusi itu pasti ada sebagai
hegemony) santer terlihat dan kini mobilisasi rakyat bergeser menuju pola-pola
yang bersifat sukarela. Contoh dari kelembagaan sosial adalah karang taruna,
programnya, namun belum dapat terealisasikan dengan baik hal ini di karenakan
kurangnya campur tangan dari pemerintah setempat dan pihak yang seharusnya
ikut bertanggung jawab dalam hal tersebut, juga di pengaruhi oleh kurangnya
Sesuai dengan penjelasan diatas maka segala tujuan atau rencana kerja akan di
BAB V
A. HASIL PENELITIAN
1. Perilaku Penyimpang
dengan norma-norma dalam masyarakat. dan juga merupakan tingkah laku tercela
yang dilakukan oleh individu yang timbul akibat adannya faktor-faktor internal
dan eksternal pada diri seseorang. Seperti halnya orang-orang yang sudah
menyimpang di dalam masyarakat. Dan hal ini tentunya akan melanggar norma-
norma yang ada di dalam masyarakat serta membuat masyarakat tidak nyaman
dengan keberadaannya.
adanya stimulus negatif yang menghasilkan suatu respon dalam dirinya untuk
Penjual Ballo’ yang telah melanggar aturan-aturan yang ada di dalam masyarakat.
Dengan sifat pembangkangan yang tidak ingin mengikuti aturan yang ada di
54
55
banyak dari para remaja dan orang dewasa menganggur, mau bekerja sebagai PNS
tidak mungkin kerena hanya tamat SMP bahkan tidak sekolah sama sekali, mau
membuka usaha tapi modal tidak ada, pilihan mereka hanya bekerja sebagai
petani, namun banyak remaja yang merasa gengsi dan malu menekuni pekerjaan
inisiatif atau inovasi untuk memanfaatkan pohon lontar sebagai lahan penghasilan
walaupun keuntungan yang di peroleh sangat kecil. Pohon lontar tersebut di ambil
airnya dari pucuk tangkai paling atas setelah beberapa hari harus di ambil
kemudian dikelola menjadi ballo’ yang bisa di jual, dan sebagian masyarakat
menjual ballo’. Awalnya ballo’ hanya dijadikan sebagai bahan membuat cuka
kacci dan Ballo’ te’ne yang diproduksi oleh masyarakat Majannang yang bisa
Dari hasil penelitian diatas dapat kita pahami bahwa sifat pembangkang
pekerjaan yang di larang ini, ada banyak alasan kenapa harus menjual ballo’ selain
karena faktor lapangan pekerjaan yang tidak ada juga karena faktor ekonomi yang
tidak memadai. Budaya masyarakat sering kali kita dapatkan berbagai macam
penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat yang tanpa disadari secara turun-
temurun dan menganggap hal itu sesuatu yang biasa, namun ketika diteliti lebih
mendalam akan terjadi banyak pertanyaan yang bisa ditimbulkan seperti mengapa
minuman keras tradisional atau ballo’. Hal ini disebabkan karena kurangnya
dan menjual ballo’ tersebut, sehingga masih marak kebiasaan masyarakat yang
menyimpang hingga saat ini semakin banyak pengonsumsi dan penjual ballo’.
yang menjual minuman keras tradisional harus dilakukan tanpa ada waktu yang
dilakukan maka implikasi hubungan sosial dengan penjualan ballo’ dapat berjalan
dengan lancar tanpa harus ada intimidasi dan pengecualian kepada pihak yang
telah memproduksi dan menjual minuman ini. Seperti Persepsi yang di utarakan
oleh salah satu informan yang kami wawancarai dengan inisial DN status sebagai
Dengan memahami apa yang di utarakan oleh narasumber tersebut ada dua
hal yang bisa kita pahami yang pertama keberadaan ballo’ sangat mendukung
perekonomian mereka dan yang kedua mereka mampu berkreasi sendiri dan tentu
dari diri setiap individu agar kebijakan tersebut dapat bersinergi dengan penerapan
suatu kebijakan. Dengan kata lain tanpa suatu aturanpun apabila suatu individu
sadar akan kesehatan dirinya untuk tidak minum ataupun menjual ballo’ maka
kondisi lingkungan sosial dan budaya. Hal ini di perkuat oleh salah satu
Kuissengji nak kana akbalu ballo jama jamang tena nabaji tapi kamma
minne punna jama jamang tena, siagang eroka anjama nakubuta. Anne
jama jamangku takkulei kusassali nasaba iyaminne pakanrea niamo
ruangpulo taung, sanna’ kunngaina anne jama jamannga.nakkemi tau
58
Informan di atas menjelaskan pada kita bahwa alasan beliau menjual ballo’
karena ada faktor yang memaksanya untuk mengerjakannya. Mereka sadar bahwa
menjual ballo’ adalah salah satu pekerjaan yang di larang tetapi karena Faktor
sosial ekonomi yang ada di dalam masyarakat merupakan pemicu bagi individu
untuk memunculkan perilaku dan pengalaman yang tidak sehat diantaranya adalah
ketidakstabilan dalam rumah tangga, orang tua peminum, peminum berat, dan
tidak mendukung sehingga beliau hanya mampu mengerjakan sesuatu yang dia
setiap orang tentunya setiap orang mempunyai sudut pandang tersendiri ada yang
bersifat negative dan ada pula yang bersifat positif. Masyarakat tidak bisa lepas
integritas yang tinggi terhadap kebudayaannya dan tentu akan menjalankan nilai
maupun norma yang ada dalam masyarakat. Namun sesuai dengan perkembangan
zaman tentu saja membawa perubahan terhadap masyarakat itu sendiri, salah
karena ada beberapa faktor, selain dari faktor lingkungan juga karena faktor
59
remaja yang berstatus sebagai seorang pelajar dan mengomsumsi minuman keras
tradisional dengan alasan ingin menambah rasa percaya diri serta takut di ejek
maupun orang dewasa tidak akan begitu saja muncul apabila tidak ada faktor
penarik atau pendorong. Faktor penarik berada di luar diri seseorang sedangkan
faktor pendorong berasal dari dalam diri/ keluarga yang memungkinkan seseorang
Apalagi di era globalisasi saat ini, remaja dapat mengakses segala macam
informasi lewat internet, informasi yang seharusnya untuk dewasa tapi dilihat oleh
remaja, hal inilah yang seringkali memicu remaja berperilaku negatif. Remaja
dengan segala sifat dan sistem nilai tidak jarang memunculkan perilaku-perilaku
yang ditanggapi masyarakat yang tidak seharusnya diperbuat oleh remaja. Sejauh
ini kekhawatiran terbesar yang menjadi pusat perhatian banyak kalangan adalah
keras saat ini sangat memprihatinkan. Banyak sekali remaja dibawah umur yang
Beraneka ragam tingkah laku atau perbuatan remaja maupun orang dewasa
menimbulkan keresahan sosial karena tidak sedikit para remaja terlibat pergaulan
dampak negatif yang berlipat ganda baik terhadap kesehatan dirinya sendiri
bukan menjadi alasan untuk tidak mengomsumsi minuman keras tradisional, akan
tetapi semua peraturan yang ada di hiraukan dengan cara bersembunyi di tempat
tertentu, dan membuat komunitas peminum. Persepsi yang di utarakan oleh salah
satu informan yang kami wawancarai dengan inisial MS sebagai seorang remaja
Sebenarnya saya tauji bilang di larangki minum ballo’ baik itu secara
agama maupun hukum, tapi banyak sekaliji orang yang minum jadi saya
mauka juga coba-coba karena banyak yang bilang ketika kita minum
ballo’ maka beban pikiran akan semakin ringan, kita semakin enjoy.
lagian di sini juga ballo’ sebagai minuman tradisional sekaligus minuman
rakyat jadi tidak adaji salahnya. waktuku sudah minum ballo’ memang
jelek perasaanku tidak karuang biar mauka jalan tapi begituji memang
kalau awal-awal orang minum.
tersebut di karenakan faktor pemikiran serta pandangan yang salah. Anak remaja
merupakan awal dari kehidupan yang baru, setelah individu melalui masa
perubahan peran. Begitu banyak tuntutan dan tugas yang harus dipenuhi, dan
keras tradisional itu minuman rakyat, dapat menghilangkan stress Ketika ditanya
menjawab, minuman keras merusak tubuh tetapi tidak tahu apa bahayanya secara
pasti tetapi mereka tetap mengkonsumsi. Hal ini merupakan salah satu faktor
pengetahuan dan cara pandang dan tingkat pendidikan turut pula menentukan
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik
pula pengetahuanya. Selain faktor dari segi pendidikan, faktor lingkungan atau
keras tradisional.
jelas tetapi setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda di kalangan remaja.
ini, seperti yang di katakan oleh informan lainnya dengan inisial AS yang
Saya tidak tau persis dampak yang di timbulkan akibat dari mengomsumsi
ballo’ yang saya tau ketika kita minum ballo’ secara berlebihan maka kita
akan mabuk dan tentu kita sudah tidak sadar tentang perilaku kita. Tapi
begini kak ketika saya tidak minum ballo’ sedangkan teman-temanku
semua minum sama halnya saya tidak tau menyesuaikan diri. Lagian
ballo’ tidak selamanya membawa dampak negatif dan lagian saya minum
ballo’ tidak adaji yang larang.
tradisional (ballo’) hanya sekedar mengetahui dampak dari ballo’ tapi tidak
mengamati apa yang di katakan oleh informan diatas bahwa ketika lingkungan
memaksa kita untuk melakukannya lantas kita berusaha menolaknya sama halnya
kita tidak tahu untuk menyesuaikan diri dimana kita berada. Hal ini sudah sangat
jelas bahwa faktor lingkungan dimana kita berada sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku anak remaja. Mereka mengatakan bahwa dengan minum ballo’
kepercayaan diri mereka bertambah dari yang pemalu menjadi pemberani, mereka
beranggapan bahwa semua masalah dapat teratasi dengan minum ballo’, ballo’
keras tradisional telah terbukti menjadi penyebab dari berbagai penyakit. Dari
penyakit yang sederhana sampai yang sangat berbahaya seperti liver akan
kurang gizi, meningkatkan tekanan darah membuat denyut jantung menjadi tidak
63
amnesia dan merusak jaringan saraf. Kerusakan urat saraf atau yang disebut
polyneuropathy lain juga berhubungan dengan sakit radang kantong perut dan
salah satu informan yang kami wawancarai dengan inisial RH status sebagai
seoarang pelajar :
tentang perilakunya dan keberadaan ballo’ dalam dirinya tetapi demi menjaga
pertemanan serta takut untuk menjadi bahan ejekan oleh teman-temannya dia
luar rumah dengan mencari teman yang dapat memberikan perlindungan dan
64
mencoba lebih dahulu untuk membuktikan bahwa meraka telah menjadi orang
Minuman keras yang secara hukum maupun agama dianggap hal yang
tidak baik menjadi sesuatu yang dianggap lumrah dan wajar untuk dilakukan.
kaum peminum tua dan peminum remaja atau antara peminum daerah satu dengan
jika diperhatikan bentuk fisik dari para peminum mulai berubah dari area perut
mereka menjadi buncit dengan kantung mata hitam pertanda sering mengomsumsi
baik jika diminum pada dosis yang kecil pada saat-saat tertentu, misalnya saat
cuaca dingin atau sehabis makan daging kerena kemampuan alkohol untuk
65
meningkatkan metabolisme serta suhu tubuh, naman selain itu selebihnya alkohol
malah disalahgunakan sehingga yang muncul lebih banyak adalah dampak negatif
lain, Jika dilihat dari segi kesehatan, kebiasaan minum minuman keras tradisonal
Peminum biasanya menampilkan ciri fisik yang berbeda dari orang biasanya,
perut bagian bawah (sisikan) mereka terlihat buncit sedangkan tubuh mereka
sendiri kurus, menurut penuturan orang di daerah tersebut, hal itu kerena mereka
minum ballo’ terlalu sering dan minum ballo’ yang berlebihan. Selain itu mereka
memiliki kantung mata hitam akibat terlalu sering bagadang. Hal tersebut baru
yang terlihat dari luar, belum penyakit-penyakit lain yang juga ditimbulkan akibat
kebiasaan minum minuman keras tradisional, antara lain penyakit hati, jantung,
dan otak. Akibat begadang minum sampai larut malam maka tentu tubuh mereka
akan lemas sehingga tidak ada semangat untuk bekerja padahal mereka
membutuhkan uang untuk hidup dan membeli ballo’ tentunya, begitu pula bagi
yang masih sekolah, di sekolah akan mengantuk dan tidak konsentrasi terhadap
pelajaran. Sehingga secara tidak langsung kebiasaan minum ini berdampak pada
ekonomi serta tingkat pendidikan mereka yang rendah. Jika dilihat dari segi
serta penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Selain itu minuman keras juga
Persepsi yang di utarakan oleh salah satu informan yang kami wawancarai dengan
Minumka ballo’ karena sebagai pengganti obat cpe’ nak pekerjaan setiap
hari mencetak batu merah jadi butuh stamina dan ballo’ juga harganya
lumayan murahji jadi bisaji saya kondisikan untuk beli. Setiap sudahka
minum ballo’ terasa badan lebih legah dan ringan. Apalagi kalau malam
pas pulang kerja ketika tidak minum ballo’ pasti susah tidur karena terasa
capekku.
Persepsi ini tidak hanya bergulir semata tetapi ada beberapa alasan para
peminum ballo’ untuk tetap mengomsumsi karena ada beberapa aspek kebiasaan
yang tidak bisa di hentikan atau di paksakan secara langsung untuk tidak minum
ballo’. Selain itu ballo’ di persepsikan oleh berbagai para peminum yang mampu
membuat pikiran kita menjadi enteng dengan kata lain dengan minum ballo’ dapat
tengah masyarakat ada masyarakat yang memberi persepsi negative dan ada pula
yang bersifat positif. Menanggapi dari hasil wawancara di atas bahwa penggunaan
ballo’ tidak hanya bersifat negatif tetapi ballo’ mempunyai fungsi sebagai obat
capek bagi pekerja buruh batu. faktor lingkungan atau lokasi tempat tinggal,
pengetahuan, hal ini di sebabkan bahwa banyak yang memiliki pengetahuan dan
saling berinteraksi untuk saling bertukar pikiran. lingkungan adalah salah satu
pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal yang
baik dan juga hal buruk tergantung pada sifat kelompoknya. seseorang yang
menghilangkan stress atau masalah yang mereka sedang hadapi. Di samping itu,
tidak sedikit yang ikut-ikutan dan hanya sekedar mencari perhatian dan
pengakuan bahwa dialah yang paling hebat. Mereka tidak menyadari bahwa
mereka.
manfaat yang dirasakannya bagi tubuh dan manfaat yang dirasakannya secara
fisik dan psikologis seperti lupa akan masalah yang ada, menyegarkan tubuh dan
perasaan. Setiap orang mempunyai sudut pandang yang berbeda seperti yang di
utarakan oleh informan penikmat ballo’ dengan inisisal RL dan berstatus sebagai
orang tua:
mengikuti kebiasaan atau tradisi yang sudah dianut oleh masyarakat sejak dulu.
68
dijaga dan dilestarikan bukan untuk menjadi alasan sebagai tindakan yang
menyimpang dan merugikan orang lain. Berikut ini tanggapan penikmat ballo’
tentang budaya masyarakat serta mengonsumsi ballo’ dan kaitannya dengan nilai-
nilai budaya masyarakat yang sudah merupakan kebiasaan dari jaman dahulu kala
yang selalu disajikan dalam berbagai acara termaksud dalam acara adat.
yang ada di desa majannang merupakan minuman yang dikonsumsi di setiap acara
minuman keras tradisional (ballo’). upaya pengendalian dan penertiban dari pihak
disebabkan adanya aturan adat istiadat di desa tersebut Selain itu adanya warga
masyarakat yang sebagai produsen penjual minuman tradisional secara bebas, dan
pada diri sendiri, atau sering dikatakan mabuk, yang pada akhirnya melakukan
69
tersebut.
aturan adat yang berlaku baik itu, seperti kekerasan dalam rumah tangga,
terkontrol lagi sebagai contoh dalam penyebaran nya sudah tidak memandang usia
membawa dampak yang negatif pada masyarakat apabila tidak ada faktor
pengendali, terutama bagi anak-anak usia remaja baik laki-laki maupun wanita
yang nantinya sebagai generasi penerus keluarga maupun bangsa. Selain itu,
tingkat keresahan yang tinggi pada masyarakat, oleh karenanya, untuk mengatasi
tegas namun terukur yang dilandasi dengan niat yang tulus untuk melindungi,
masyarakat sebagai pelaku itu sendiri, tanpa kepedulian terhadap mereka, berarti
pemerintahan.
Republik Indonesia.
diamati dan nampak secara langsung oleh orang lain. perilaku menyimpang pada
individu juga memiliki karakteristik yang khas dan berbeda-beda antara individu
minuman keras tradisional karena faktor ajakan dari teman-temannya lantas anak
ini tidak bisa mengontrol dirinya maka tentu akan terjerumus di dalam lingkungan
yang tidak sehat. Hal ini sudah sangat jelas bahwa ketika ada stimulus tentu akan
ada yang namanya respon. Dan tingkah laku seseorang dapat dikatakan perilaku
penjelasan di atas, dan terjadi dalam proses kehidupannya. Selain bentuk dari
yang negatif. Kita ketahui bersama bahwa ketika kita berbicara tentang hal negatif
tentu dia bersifat tidak baik. Contohnya seperti yang di utarakan oleh informan
yang mengatakan bahwa Ballo’ tidak bisa di musnahkan begitu saja karena ini
merupakan tradisi yang sudah cukup lama. Tetapi ketika kita mengamati dampak
inilah yang ada di dalam diri masyarakat yang harus kita rubah.
71
Keadaan yang nyaman dan aman dapat pula terbentuk melalui peraturan
yang tegas. Segala bentuk peraturan yang dikeluarkan pada hakikatnya adalah
penindak laku penyimpangan. Namun, apa yang akan terjadi jika peraturan yang
Suatu kekonsistenan diperlukan oleh setiap peraturan jika ingin berfungsi dalam
masyarakat. Selain itu, diperlukan pula sanksi-sanksi yang tegas dalam peraturan
tersebut. Sehingga bagi pelanggar peraturan dikenai sanksi tegas berupa hukuman
yang tertib dan teratur. Dalam hal ini, adanya sanksi diperlukan untuk menjamin
merupakan masalah publik yang berarti melihat sebuah permasalahan yang harus
yudikatif, dan legislatif. Berarti harus terdapat kerjasama mulai dari pembutan
pelaksanaan kebijakan publik oleh fungsi eksekutif, dan penegakan hukum yang
konsisten terhadap peraturan yang telah ada. POLRI sebagai salah satu elemen
berarti POLRI sebagai salah satu lembaga pemerintah bertugas untuk menjaga
kinerja aparat untuk menangani masalah minuman keras ini. Kontribusi dan
dedikasi kepolisian dalam mengatasi masalah ini adalah sumbangsih besar bagi
Menurut data yang kami teliti, minuman keras atau minuman beralkohol
telah menjadi pemicu berbagai macam kejahatan yaitu sebanyak 65-70% tindak
kriminalitas terjadi akibat mabuk minuman keras. Selain itu, sekitar 15%
kecelakaan lalu lintas juga akibat dari pengaruh minuman keras, peredaran
minuman beralkohol tersebut disebabkan karena sifat dari minuman tersebut yang
apabila dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan tidak sadar diri dengan
oleh salah satu informan dengan inisial S dengan status aparat kepolisian di
kecamatan bajeng :
Seperti yang telah di jelaskan oleh informan di atas bahwa berbagai upaya
yang telah di lakukan oleh aparat keamanan untuk mengatasi peredaran minuman
keras tradisional tetapi sekeras apapun usahanya lantas tidak ada kesadaran dalam
diri masyarakat itu sendiri maka semuanya tentu akan sia-sia. Kita semua
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Sejalan dengan hal tersebut, dalam
dan cepat tentunya kita mengetahui bahwa belakangan ini akibat dari peredaran
media. Akibat dari pesta minuman keras tradisional sering timbul efek kejadian
lain yang mengarah kepada kejahatan atau timbunya korban. Sebagai contoh
Karena apabila di biarkan begitu saja maka efeknya tidak hanya kepada yang
mengomsumsi minuman keras tradisional namun warga masyarakat lain yang ada
di sekitarnya. Untuk itu pemerintah sebagai suatu lembaga pranata sosial dalam
institusi dan lembaga yang membidangi sampai membuat kebijakan publik yang
Pihak kepolisian berharap agar terjalin kerjasama yang baik antar pemerintah
keras tradisonal yang telah mengancam generasi muda serta keamanan masyarakat
setempat.
Penanaman nilai dan norma dilakukan melalui sosialisasi. Dalam hal ini,
masyarakat setempat sangat berperan besar dalam penanaman nilai dan norma
dalam masyarakat. Adapun tujuan penanaman nilai dan norma pada diri individu
seseorang tahu betul yang baik dan mana yang buruk, mana yang sesuai dengan
norma dan mana yang melanggar norma. Dengan demikian, penanaman nilai dan
norma yang kuat pada diri individu menjadikannya berperilaku sesuai dengan
harapan masyarakat.
76
kehidupan dan gaya hidup manusia. Hal ini menunjukkan taraf kehidupan
semakin maju dan terus berkembang, namun hal ini bukan tanpa efek domino
yang turut serta membawa dampak negatif. Terdapat berbagai masalah yang ikut
serta menjadi hal yang harus diselesaikan, salah satunya adalah dampak pada
masalah sosial yang terjadi pada berbagai lapisan masyarakat. Masalah sosial
merupakan suatu gejala (fenomena) sosial yang mempunyai dimensi atau aspek
kajian yang sangat luas atau kompleks dan dapat ditinjau dari berbagai perspektif
(sudut pandang atau teori). Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah
unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan seperti kegoyahan dalam
kehidupan kelompok atau masyarakat. Ada beberapa jenis masalah sosial yang
kepribadian yang disebabkan karna nafsu untuk minum yang bersifat kompulsif,
mengandung alkohol seperti ballo’ sehinga kasus kejadian penyakit ini meningkat
dari tahun ke tahun. Salah satu budaya masyarakat khususnya di gowa, minuman
77
beralkohol jenis ballo’ sejak dulu disediakan pada acara-acara adat tertentu, dan
menjadi tradisi yang masih dipertahankan, hal ini dilakukan dengan tujuan
dilakukan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yang harus
tetap dijaga, di dalam acara tertentu, ballo’ disediakan untuk di minum namun
dalam batas tertentu sehingga tidak hilang. selama prosesi adat berlangsung.
Ballo’ sudah sangat dikenal oleh masyarakat gowa sejak dulu, bahkan sebagian
persaudaraan antar masyarakat satu dengan yang lain yang sudah menjadi budaya
masyarakat setempat. Persepsi yang di utarakan oleh salah satu informan yang
keberadaan ballo’ betul-betul merusak generasi muda dan juga memberikan rasa
78
tidak nyaman kepada masyarakat sekitar. Hal ini di sebabkan karena kurangnya
desa majannang sangat berharap agar aparat kepolisian lebih cepat menangani
kedepannya kampung ini. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa jika
generasi muda sudah rusak maka kita sudah bisa melihat masa depan bangsa kita
akan seperti apa. Seperti yang di utarakan oleh informan dengan inisial MK dan
Sebenarnya kita tauji kalau ini ballo’ minuman tradisional apalagi di sini
kebanyakan pekerjaanya tukang batu tentu butuhki banyak tenaga untuk
kerja tapi gara-gara terlalu banyak yang menjual baru macam macammi
aneka ballo jadi ceritanya ini masyarakat gampangji nadapat jadi bisa
minum sepuasnya akhirnya mabukki pulang dari rumahnya bertengkar
sama istrinya,napukuli istrinya jadi kita juga sebagai tetangganya tentu
merasa tergangguki kalau setiap malam na bertengkar.jadi betul betul
harus di perhatikan sama pemerintah yang beginian.
Ballo’ bukan sekedar minuman rakyat tetapi ballo’ sebagai obat capek bagi
dan tentu akan memicu pertengkaran baik dalam lingkup keluarga ataupun
kerabat. Ketika konflik ini terjadi tentu akan merugikan banyak orang baik itu
79
itu di buat lantas tidak adanya perhatian untuk menegakkan apa yang telah di buat.
menginginkan rasa aman dan nyaman di dalam masyarakat itu sendiri. Mereka
makassar, banyak terjadi tindak pidana yang berawal dari pengaruh minuman
kekerasan dalam rumah tangga, keributan yang membuat tidak adanya ketenangan
pada penduduk. Hal ini diakibatkan oleh minuman yang berkadar alkohol sangat
sehingga menjadi awal dari tindakan atau perbuatan pidana yang meresahkan
biasanya dekat dengan kejahatan atau tindak pidana karena apabila seseorang
80
telah mengkonsumsi alkohol maka sudah tidak bisa berpikir secara rasional dan
seksual. Alkohol adalah zat yang paling sering disalahgunakan manusia. alkohol
diperoleh atas peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian.
Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15 % tetapi dengan proses
penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan
mencapai 100 %. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit.
cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi
langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu, orang
sampai pada dosis keracunan atau mabuk. Mereka yang terkena GMO biasanya
kekerasan lainnya, tidak mampu menilai realitas, terganggu fungsi sosialnya dan
mantap, muka merah atau mata juling. Perubahan fisiologis yang dialami oleh
81
konsentrasi. Mereka yang sudah ketagihan biasanya mengalami suatu gejala yang
disebut sindrom putus alkohol, yaitu rasa takut diberhentikan minum alkohol.
Mereka akan sering gemetar dan jantung berdebar-debar, cemas, gelisah, murung
c. Penyuluhan-Penyeluhan
nilai, norma, dan peraturan yang berlaku. Dengan upaya ini, diharapkan setiap
masyarakat me- mahami nilai, norma, dan peraturan yang berlaku. Dimana
kesemuanya mempunyai tujuan yang baik yaitu menciptakan suatu kondisi yang
arah yang lebih baik. Bagi para pelaku penyimpangan sosial, penyuluhan akan
nilai, norma, serta peraturan yang berlaku perlu dilakukan secara terus menerus
menyimpang lainnya. Dalam hal ini yang paling penting untuk di perhatikan oleh
pemerintah adalah bagaimana cara pengedar minuman keras tradisional ini bisa di
basmi sedikit demi sedikit. kurangnya pengawasan oleh pihak yang berwajib
minuman keras tradisional seharusnya perlu kontrol dari berbagai pihak dalam hal
seperti itu masyarakat akan merasa terikat dengan peraturan yang ada dan bagi
maupun orang dewasa tidak akan begitu saja muncul apabila tidak ada faktor
penarik atau pendorong. Faktor penarik berada di luar diri seseorang sedangkan
faktor pendorong berasal dari dalam diri/ keluarga yang memungkinkan seseorang
Pada Kehidupan Remaja. Permasalahan remaja makin hari semakin kompleks dan
segala macam informasi lewat internet, informasi yang seharusnya untuk dewasa
tapi dilihat oleh remaja, hal inilah yang seringkali memicu remaja berperilaku
negatif. Remaja dengan segala sifat dan sistem nilai tidak jarang memunculkan
oleh remaja. Sejauh ini kekhawatiran terbesar yang menjadi pusat perhatian
keras tradisional. Kasus penyalahgunaan minuman keras tradisional saat ini sangat
Beraneka ragam tingkah laku atau perbuatan remaja maupun orang dewasa
menimbulkan keresahan sosial karena tidak sedikit para remaja terlibat pergaulan
dampak negatif yang berlipat ganda baik terhadap kesehatan dirinya sendiri
butuhkan pengawasan dan kesadaran para masyarakat. Hal ini di kemukakan oleh
Pada dasarnya kalau mau peraturan ini berjalan dengan baik dan
masyarakat juga tidak serta merta minum dan menjual ballo’ seenaknya,
memang di perlukan pengawasan yang ketat dan harus juga menjalin
kerjasama antara aparat kepolisian dengan pemerintah desa. Saya selaku
rw di sini seringkali memperingati masyarakat penjual ballo’ agar dapat
menghentikan pekerjaannya tapi sebagian masyarakat beranggapan yang
saya sampaikan hanya sebatas hiasan kata. Dan kurang juga pengawasan
oleh pihak yang berwajib sehingga masyarakat dengan seenaknya
melanggar peraturan tersebut.
baik antara aparat kepolisian dengan pemerintah desa. Aturan tersebut dapat
tokoh masyarakat yang ada dalam memberikan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang apa itu ballo’, apa dampak dari penggunaan ballo’ dan tindakan
pencegahan apa yang perlu dilakukan agar dapat mengurangi konsumsi ballo’ atau
rasa aman. keamanan secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu situasi dan
kondisi fisik yang teratur, tertib sesuai norma–norma yang berlaku, keamanan
berkaitan erat dengan ketertiban. Ketertiban adalah keadaan yang sesuai dengan
secara umum sebagai suasana batin dari individu dan atau masyarakat karena
sampaikan oleh salah satu informan inisial B status selaku RT di desa tersebut :
Pada saat kita bercerita tentang aturan sama halnya kita bercerita tentang
apa yang seharusnya kita lakukan dan apa yang tidak di perbolehkan.
Saya pribadi merasa prihatin melihat kondisi masyarakat saya seperti ini
karena jujur saya selaku RT sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
melarang masyarakat penjual ballo’ untuk bisa berhenti tetapi kembali ke
masyarakat itu sendiri walaupun sering kali kita memperingati tetapi tidak
ada kesadaran dalam dirinya itu percuma. Jadi seperti apapun aturan itu
yang menjadi permasalahan di sini adalah kesadaran masyarakat itu
sendiri.
lakukan dan sekeras apapun usaha kita untuk menghentikan tetapi tidak ada
sangat menggangu, hal ini lebih dominan disebabkan karena konsumsi minuman
keras yang berlebihan. pemerintah dinilai kurang cepat dan tanggap dalam
mengurangi peredaran minuman keras ini, terlebih khusus untuk pemerintah desa
86
diperhatikan oleh pemerintah desa, walaupun ada beberapa daerah yang concern
tentang miras, atau peraturan daerah tentang mabuk, namun pada tahap
pemerintah terkesan agak kesulitan untuk menginventarisir warung atau kios yang
menyeluruh.
peredaran minuman keras tradisional ini, baik minuman beralkohol yang berlabel,
3. Pembahasan
dalam memecahkan suatu masalahnya. Untuk itu perlu di susun landasan teori
akan di hadapi dan memudahkan kita untuk mencari pemecahan dari masalah
yang ada. Dalam mengkaji masalah di butuhkan suatu teori yang bersifat sebagai
unit analisis yang mampu memecahkan masalah dengan apa yang di angkat
masalah ketika kita kaitkan dengan teori persepsi dengan bagaimana persepsi
peminum maupun penjual Ballo’ terhadap aturan yang ada di dalam masyarakat
seperti yang kita ketahui, bahwa peredaran maupun yang mengomsumsi minuman
dalam konteks agama. Dan apa yang menjadi alasan mereka untuk tetap menjual
dan mengomsumsi minuman keras tradisional (Ballo’). Apa yang di bahas oleh
pendapatnya sesuai dengan apa yang mereka rasakan serta terbentuknya persepsi
terimanya menjadi suatu gambaran yang berarti. Biasanya persepsi ini hanya
berlaku bagi dirinya sendiri dan tidak bagi orang lain. Selain itu persepsi tidak
88
perubahan kebutuhan, dan sikap dari seseorang baik itu laki-laki maupun
perempuan.
wawancara yang kita lakukan masing-masing persepsi yang keluar dan memiliki
ciri khas masing-masing oleh narasumber yang menerapkan persepsi agar mampu
keras erat kaitannya dengan kondisi lingkungan, yang meliputi kondisi lingkungan
adanya faktor pergaulan baik dengan teman maupun dilingkungan kerja, adanya
faktor ingin tubuh untuk mencoba minuman keras, serta kondisi lingkungan fisik
diri dalam perubahan norma, bahkan seringkali terjadi konflik norma dalam
individu itu sendiri, tetapi juga di pengaruhi oleh kelompok maupun organisasi
sosial lainnya. Seperti yang telah peniliti amati bahwa peredaran minuman keras
tradisional yang terjadi di dalam masyarakat tidak terjadi begitu saja tetapi ada
89
tradisional. Contohnya seperti faktor dari dalam diri seseorang yang mempunyai
sifat pembangkang tidak ingin mengikuti peraturan yang ada di dalam masyarakat
tradisional.
minuman keras dan dampaknya sudah bisa dikatakan baik karena informan
tradisional pada dasarnya berawal dari ingin mencoba sendiri, dan dari pergaulan
sesama teman ditingkat lingkungan rumah dan di tempat kerja. Pendapat tentang
keras tradisional terlihat dari seringnya menjadi mabuk dan sering berakibat pada
menghibur diri, ingin mencari kedamaian dan dapat berakibat baik bagi tubuh
90
(rasa enak), menurut mereka tubuh juga memerlukan alkohol. Sedangkan bagi
kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli bahwa orang yang
mengkonsumsi dan kecanduan minuman keras atau alkohol yang disebut dengan
ingin mencoba, ingin menghilangkan stress, dan karena ikut-ikut teman bergaul.
dampak negatif minuman keras bagi kesehatan mereka menjawab, minuman keras
merusak tubuh tetapi tidak tahu apa bahayanya secara pasti, ada yang menjawab
minuman keras bisa merusak ginjal, dan lambung. Walaupun kurang begitu
atau tindakan seseorang, karena perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan
lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,
2011).
Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang menyatakan informan mengakui
ada yang sudah tidak dapat lagi mengkontrol saat meminum minuman keras; ada
yang menyatakan hampir terkontrol saat meminum minuman keras; dan ada yang
menyatakan masih bisa kontrol diri dalam meminum minuman keras. Ditanya
pendekatan secara agama, jangan berbuat lagi, menegur dengan doa, menegur
dengan mengancam akan melapor ke pihak berwajib, menegur untuk tidak lagi
perlu ditegur bagi para peminum yang membuat keributan. Saat ini telah ada
peraturan tentang minuman keras antara lain Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan No 14 Tahun 2016 tentang Standar Keamanan dan Mutu
minuman beralkohol tidak lebih dari 0,01% (dihitung terhadap volume produk).
criminal yaitu pembuat onar, keributan, kerusahan akan ditangani oleh pihak
92
minuman keras, semua informan menyatakan takut dan setuju sehingga akan
menjadi aman, nyaman dan tentram, sehingga pemerintah kelurahan tidak lagi
berat mengurus dan mengatasi keributan yang dibuat oleh para peminum
budaya); perlunya penegakan hukum pada pecandu minuman keras, dan ada
informan yang menyatakan perlunya ditopang dengan doa. Untuk itu peraturan
stress atau masalah yang mereka sedang hadapi. Di samping itu, tidak sedikit yang
ikut-ikutan dan hanya sekedar mencari perhatiaan dan pengakuan bahwa dialah
yang paling hebat. Mereka tidak menyadari bahwa minuman keras berdampak
wilayah penelitian yang diwakili oleh informan bervariasi tingkat umur sejak awal
93
minuman keras yaitu antara umur 15 tahun sampai 19 tahun. Penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Humaidah (2013) yang meneliti
saran untuk perlunya pola hidup sehat dan berbuat baik, penegakan hukum atau
baik yang dilakukan oleh kepolisian maupun secara terpadu harus dilaksanakan
secara berkesinambungan.
yang sering dikonsumsi oleh masyarakat setempat sebagai salah satu minuman
pererat persaudaraan antar masyarakat satu dengan yang lain yang sudah menjadi
keperibadiannya sering mengikuti kebiasaan atau tradisi yang sudah dianut oleh
masyarakat sejak dulu atau dari zaman nenek moyang. Faktor pendukung semakin
minuman tersebut serta alasan mengapa minuman keras tersebut selalu menjadi
bagian bagi masyarakat baik itu dalam acara pesta serta adat istiadat, serta sejak
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
rakyat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat setempat sebagai salah satu
95
minuman pererat persaudaraan antar masyarakat satu dengan yang lain yang
pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek,
yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap
seseorang semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan
jenis minuman beralkohol yang diketahui informan adalah seputar jenis- jenis
ballo’ (tuak)’, antara lain seperti ballo’ te’ne dengan ballo’ ase . Beberapa dari
jenis tersebut setelah diobservasi merupakan jenis minuman yang memang diberi
adat yang ada serta sebagai wujud kumpul orang bersaudara (kumpul bersama
saudara) dengan tujuan mempererat tali persauadara antara satu dengan yang lain.
Salah satu hal dalam kutipan di atas juga disebutkan bahwa mengkonsumsi
minuman keras tradisional selain sebagai sarana untuk kumpul bersama dan
kebersamaan. Minuman beralkohol juga menjadi bagian penting dan harus ada
sesuatu pernyataan atau pendirian, tanpa menunjukkan sikap pro dan kontra.
Artinya jika orang percaya bahwa minim minuman keras tidak baik untuk
kesehatan, maka dianggaplah hal itu adalah benar, terlepas dari apakah dia suka
Masyarakat bersosialisai antara satu dengan yang lainnya tentu saja tidak
selalu terjalin hubungan yang baik apalagi sudah mengonsumsi minuman keras
sehingga emosi yang tidak bisa di kontrol sehingga memicu konflik yang dapat
Melihat hal ini selaku pemerintah setempat sangat kesal dengan hal ini sebab hal
ini terkesan merusak kebiasaan yang sudah membudaya bagi masyarakat setempat
yang semestinya harus di jaga dan dilestarikan bukan untuk menjadi alasan
sebagai tidakan yang menyimpang dan merugikan orang lain. Semakin seringnya
memicu perilaku yang dapat membahayakan baik itu yang mengonsusmi, selain
dampak fisik terdapat beberapa dampak lainnya terlebihi lagi jika aktivitas
berisiko yang tentunya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
97
BAB Vl
PENUTUP
A. KESIMPULAN
rasa ingin tahu setiap individu, terutama bagi remaja dimana salah satu
sifatnya adalah ingin mencoba hal-hal yang baru dan kemudian menjadi
3. Perilaku minum ballo’ 80% dilakukan oleh petani dan masyarakat yang putus
sekolah. Ballo’ dapat memberikan manfaat jika diminum dalam dosis yang
4. Perilaku minum ballo’ tidak hanya memiliki pengaruh negatif tetapi juga
gotong royong yang sangat tinggi terhadap sesamanya, ballo’ juga bisa
97
98
B. SARAN
minuman keras seharusnya perlu kontrol dari berbagai pihak dalam hal ini
Peraturan Daerah tersebut dapat dilaksanakan dengan nyata dan tidak hanya
mungkin.
agar pemerintah desa mengetahui tindakan apa saja yang akan dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
David Jary, Julia jary. 1991. Sosiology Dictionary, New York: HarperCollins.
Fred, Schwarz. 1960. You Can Trust the Communists. New Jersey: Prentice-Hall,
Inc, Englewood Cliffs.
Lewis Coser. 1967. Continuities in the Study of Social Conflict. New York: Free
Press.
101
Lewis Coser. 1956. the Function of Social Conflict. New York: Free Press.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa.
Ralf Dahrendorf. 1956. Class and Class Conflict in Industrial Society, Calif.:
Stanford University Press.
Tom Bottomore, dkk. 1979. Karl Marx: Selected Writings in Sociology and Social
Philosphy. Victoria: Penguin Books.
Roberston, & Roland. 1993. Agama dalam Analisa dan Interprestasi Sosiologis:
Jakarta: Rajawali Persada.
Abdullah, Taufik. 1993 Agama: Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi: Jakarta.
Tumanggor, Rusman, Nurochim, Ridho, & Kholis. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya
Dasar: Jakarta: Kencana.
Abdullah, Taufik. 1993. Agama: Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta
Narwoko, Dwi & Suyanto, Bagong. 2007. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.
Dea, Thomas. Sosiologi Agama Suatu Pengenalan Awal. Jakarta: Raja Grafindo.
Notingham, & Elisabeth. 2002. Agama dan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Agussalim, Musir, & Muhammad. 2008. Ilmu Sosial Budaya Dasar: Makassar.
7. Apa saja upaya bapak selaku aparat keamanan dalam pencegahan peredaran
9. Kejadian apa saja yang sering terjadi akibat keberadaan peminum Ballo’?
10. Apa saja tindakan ibu/bapak dalam pencegahan peredaran minuman keras
tradisional (Ballo’)?
RIWAYAT HIDUP
Inpres Bonto Bu’ne Kabupaten Gowa Tamat pada tahun 2008, dan pada tahun itu
juga peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Bajeng dan selesai pada
tahun 2011, dan tamat di SMK Negeri 1 Limbung pada tahun 2014. Pada tahun
yang sama (2014), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1)
1. Informan 1
Nama : MUH. SUBAIR
Umur :18 Tahun
Alamat : MAJANNANG
Muh. Subair merupakan seorang pelajar yang duduk di kelas tiga SMA.
Dia mengomsumsi minuman keras tradisional karena faktor ingin mencoba serta
ikut-ikutan dengan temannya.
Informan II
Nama : AKBAR SYAM
Umur : 19 Tahun
Alamat : Doja
Akbar Syam merupakan seorang pelajar yang duduk di kelas tiga SMA.
Dia merupakam anak yatim yang tinggal bersama ibunya. Dia mengomsumsi
minuman keras tradisional karena faktor lingkungan yang memaksanya.
Informan III
Nama : RIZAL HIDAYAT
Umur : 17 Tahun
Alamat : Bontorea
Rizal Hidayat merupakan seorang pelajar yang duduk di kelas 1 SMK. Dia
merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara dan adapun alasan kenapa dia
mengomsumsi minuman keras tradisonal ini karena Rizal menganggap bahwa
Ballo’ merupakan minuman rakyat yang biasa di minum oleh semua masyarakat.
Informan IV
Umur : 45 Tahun
Alamat : Bontorea
Naba Bakri merupakan seorang pekerja buruh batu bata yang di karunia
tiga seorang anak. Faktor yang membuat beliau mengomsumsi minuman keras
tradisional karena dia mempunyai persepsi bahwa Ballo’ merupakan obat capek
yang mampu mengembalikan staminanya.
Informan V
Umur : 49 Tahun
Alamat : Bara’-Bara’
Informan VI
Nama : DG NGEWA
Umur : 57 Tahun
Alamat : Majannang
Dg Ngewa merupakan seorang pembuat batu merah yang bekerja untuk
menafkahi keluarganya. Alasan beliau mengomsumsi minuman keras tradisional
karena dia beranggapan bahwa Ballo’ merupakan minuman rakyat yang tidak
bisa di musnahkan begitu saja. Ballo’ minuman rakyat yang selalu di sajikan
ketika ada acara nikahan ataupun acara-acara tertentu.
Informan VII
Nama : DG MEMANG
Umur : 65 Tahun
Alamat : Majannang
Informan VIII
Nama : DG NGALLE
Umur : 59 Tahun
Alamat : Majannang
Informan IX
Nama : RIANTO
Umur : 63 Tahun
Alamat : Majannang
Informan X
Nama : SYAFARUDDIN
Umur : 57 Tahun
Alamat : Majannang
Informan X1
Nama : BASRI
Umur : 64 Tahun
Alamat : Majannang
Informan XII
Umur : 45 Tahun
Alamat : Btn Bajeng Permai
Informan XIII
Nama : JUMRIANI
Umur : 49 Tahun
Alamat : Majannang
Informan XIV
Umur : 38 Tahun
Alamat : Majannang
Umur : 63 Tahun
Alamat : Majannang