SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruandan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
KUSMAN
10538307314
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga penyusunan Skripsi ini selesai sesuai
dengan waktu yang diperlukan. Salam dan shalawat kepada baginda Rasulullah
dengan cahaya Ilahi, dia juga manusia yang mencapai akal Mustofaq, manusia
Skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam rangka untuk memperoleh gelar
bahwa penulisan Skripsi ini tidak mungkin terwujud tampa ada bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah sepantasnya pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada kedua
orang tua yang telah memberikan motifasi sejak lahir hingga hari ini merekalah
manusia luar biasa yang pernah memberikan kasih sayang langsung pada saya
tanpa perantara dan tanpa pamri. Terimah kasih juga penulis ucapkan kepada
semua kaka-kaka saya yang berada di Jurusan Sosiologi dan Jurusan lain yang
ii
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud
tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya jika pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan
Muhammadiyah Makassar.
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Muhammadiyah Makassar.
Penulis merasa skripsi ini tentu masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
menyempurnakan Skripsi ini. Karena bagi penulis, kritikan itu suatu keniscayaan
dari impelementasi kasih sayang. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT kita
bermohon semoga berkat rahmat serta limpahan pahala dan semoga niat baik dan
Kusman
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................vi
SURAT PERJANJIAN.....................................................................................vii
ABSTRAK........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR......................................................................................x
DAFTAR ISI.....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xvi
BAB. I PENDAHULUAN...............................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan......................................................................................................4
D. Manfaat....................................................................................................4
A. Kajian Pustaka.........................................................................................6
iv
1. Konflik...............................................................................................6
2. Demokrasi..........................................................................................27
3. LandasanTeori....................................................................................30
B. Kerangka Konsep.....................................................................................33
A. Jenis Penelitian.........................................................................................35
B. Lokus Penelitian.......................................................................................35
C. Informan Penelitian..................................................................................35
D. Fokus Penelitian.......................................................................................37
E. Instrument Penelitian...............................................................................37
Bulukumba...............................................................................................48
v
BAB. VI PENUTUP........................................................................................65
A. Kesimpulan..............................................................................................65
B. Saran........................................................................................................66
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................67
LAMPIRAN.....................................................................................................69
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partai politik adalah tempat untuk masyarakat yang ikut serta dan
berpartisipasi dalam penataan Negara. Saat ini partai politik sudah sangat akrab di
lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu yang dengan
belum cukup tua, bisa dikatakan partai politik merupakan organisasi yang baru
Seperti yang kita ketahui Pemilu merupakan salah satu peristiwa besar
demokrasi yang harus menggunakan biaya yang besar, sehingga proses demokrasi
demokrasi, konflik adalah pertikaian yang terjadi pada individu ataupun kelompok
yang berbeda denga demokrasi dimana juga dipercayai oleh sebagian masyarakat
bahwa tempat dalam mengubah konflik. Meski demokrasi dan juga konflik adalah
dua hal yang berbeda, perbedaan pandangan maupun pendapat antar kelompok
yang sering menjadi salah satu penyebab terjadinya suatu konflik sosial diantara
keduanya.
1
Bulukumba, yang seringkali memunculkan konflik. Konflik yang biasa disebabkan
oleh beberapa factor baik dari dalam maupun dari luar diantaranya; calon tim
imbalan sehingga pola hubungan diantara aktor utama dan aktor pendukung
Secara tegas konflik adalah ketidak samaan pendapat antar kedua belah pihak
yang menjadi akibat sebagai pengganggu dalam mencapai tujuan, Dalam situasi
keadaan dari dalam yang menjadi kasus suatu konflik pilkada seperti institusi-
institusi pemerintahan pusat yang jadi pihak yang signifikan. Terjadinya konflik
tidak bisa dihindari karena dengan adanya sebuah partai politik pasti ada suatu
lainnya. Ketika terjadi suatu petentangan pada hal tertentu yang bisa menghalangi
sebuah proses politik maka pengelolahan lingkungan dan sumber daya akan
dalam komunitas masyarakat merupakan suatu kewajaran. Maka dari itu, konflik
timbul karena satu pihak mencoba untuk merintangi atau mengganggu pihak lain
dalam usahanya mencapai suatu tujuan. Brown (Jemadu 2008: 204) menyatakan
bahwa konflik internal adalah konflik yang hanya dapat dijelaskan oleh satu faktor
dan variabel. Adanya penekanan pada pengaruh kebijakan dan perilaku kader
pemimpin sebagai pemicu timbulnya konflik internal, akan tetapi Brown tidak
2
konseptual yang juga dapat membawa pengaruh konflik. Brown lebih
berpengaruh untuk konflik internal Sejalan dengan itu pula konflik partai politik
merupakan hal yang dapat ditemukan ketika dalam organisasi terdapat kondisi
yang berubah, karena partai politik itu sendiri terorganisir dalam organisasi yang
basis massanya sangat besar. Ketika melihat konflik sosial dari sisi positif artinya
suatu konflik dapat menjadi pacuan awal adanya suatu perubahan. Konflik sosial
akan terjadi jika salah satu kelompok sosial berada pada kondisi yang tidak
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Bulukumba?
2. Lembag apa saja yang berperan dalam penyelesaian konflik sosial terhadap
Kabupaten Bulukumba?
3
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai
berikut:
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis.
b. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang
2. Secara praktis.
a. Bagi Penulis.
b. Bagi Masyarakat.
Bulukumba.
4
c. Lembaga-lembaga yang terkait.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Konflik
Konflik sudah menjadi hal yang biasa terjadi karna pada umumnya koflik juga
memiliki fungsi positif, konflik menjadi salah satu bagian sejarah manusia.
konflik merupakan suatu bagian dari proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
(perbedaan presepsi yang menarik), atau sudah menjadi suatu kepercayaan tentang
Konflik adalah salah satu bentuk kehidupan sosial yang berlaku didalam
dimana pihak satu dengan yang lain mengalami perbedaan secara berurutan.
Selain perbedaan pedapat, hubungan juga bisa dilakukan dengan saling bantu serta
saling kerjasama juga bisa mengakibatkan terjadinya konflik. Semua ini dapat
Menurut Robbin (1996), dengan adanya konflik pada suatu kelompok dapat
disepakati dengan adanya pendapat yang berbeda dan kadang mereka tidak
5
menyadari adanya konflik dalam kelompok. Dan ketika itu terjadi maka dianggap
tidak terjadi konflik. Dan Sebaliknya ketika mereka menganggap bahwa terdapat
konflik dalam suattu kelompok maka konflik tersebut dianggap benar-benar ada.
Ketika terdapat suatu konflik didalam setiap hubungan sosial yang intim,
dalam pemisah diatara koflik realitas dengan nonrealitas maka akantidak dapat
untuk dipertahankan. bahwa ketika suatu hungan semakin dekat maka rasa kasih
pendapat. Begutupun pada suatu hubungan sekunder, seperti halnya dengan teman
b. Fungsionalitas konflik
konflik bisa bersifat positif karna mampu meniadakan pertentangan yang dapat
6
c. Akibat yang dapat mempengaruhi konflik dengan kelompok luar dan struktur
kelompok
Menurut Coser, perbedaan pendapat yang terjadi pada suatu kelompok luar
suatu kelompok dengan tingkat hubungan suatu kelompok sebelum terjadi konflik
adalah hubungan yang penting dalam suatu kelompok ketika hubungan dasar
suatu kelompok lemah, maka ada ancaman dari luar maka akan mengakibatkan
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan
suatu pertentangan atau perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu kelompok
Di Indonesia, Konflik sangat sering diartikan sebagai hal negatif dan merusak
kerukunan masyarakat, Hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pendapat
antara para anggota dalam kelompok. Akan tetapi, harus diketahui bahwasanya dalam
anggota kelompok yang seringkali terlibat dalam konflik dianggap memiliki rasa
2. Bentuk-Bentuk Konflik
1. Senjata pertempuran.
7
Orang atau organisasi yang berkonflik menggunakan bermacam-macam cara
disaat perjuangan politik. Alat yang mereka pakai tergantung pada komunitas
lokal maupun itu kelompok sosial, termasuk senjata dalam bentuk kekerasan fisik.
a. Kekerasan fisik.
terhadap warga negara maupun itu kekerasan antar warga. Alat kekerasan suatu
Negara terhadap Negara adalah angkatan bersenjata, serta pertahanan otoritas atas
dan saling bertentangan. Jadi disaat tentara tidak melakukan tanggungjwabnya, itu
bukan lagi kekuatan penguasa, tetapi ketika mereka sendiri bergabung dalam
membantu Negara.
b. Ekonomi
uang menjadi salah satu alat yang sangat mampu atau sangat diperlukan. Dengan
alasan ini, uang sudah menjadi alat ukur dalam berpolitik. Sehingga tidak dapat
berpolitik.
c. Organisasi.
8
terstruktur, jelas dan hierarkis yang telah dilati secara khusus untuk
organisatoris pada kekuatan sosial ini adalah fakta yang fundamental yang datang
dari kehidupan politik masa kini. Kita dapat mengklasifikasikan organisasi politik
d. Media informasi.
Dalam rezim otoriter, media akan berada dibawah kendali Negara yang
semacam ini sering mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Ia tidak diarahkan
tetapi diarahkan pada kesatuan Negara. Ini adalah alat integrasi sosial atau
integrasi semu. Pada saat yang sama dibawah sistem demokrasi ada pembatasan
menjadi dua yang dapat dilihat dari segi kefokusan dan penybaran senjata
9
menyangkut keseluruhannya atau setidaknya senjata awal berada ditangan
kelas sosialnya tinggi. Misalnya monarki feudal dan masyarakat, asenjata awal
disaat itu adalah alat militer, serta kekayaan kepemilikan yang terkonsentrasi
di genggaman bangsawa.
tertutup, dimana saat berdemokrasi sering terjadi konflik, seperti halnya disaat
Karena memiliki sifat yang ilegal maka perjungan dapat dilakukan secara
akan ada didalam susunan pemerintah. ketika lebih dominan masyarakat yang
rezim. Oleh karena itu, pertempuran-pertempuran antar rezim adalah hal yang
10
tidak dibenarkan. Ketika consensus politik sangat terpecah, situasi
dapat kita bandingkan dengan menurut perbedaan politik antara kiri dan kanan
yang berlaku dan akan relative puas dengannya dan akhirnya memutuskan
sertai dapat mengubahnya. tapi, dalam praktiknya strategi dua blok adalah
bentuk sentrisme. Ini karna setiap blok memaksa dirinya untuk berpusat pada
politik.
e. Kamuflase.
Salah satu cara yang strategis yang digunakan terhadap semua sistem
dengan tujuan palsu populer dan mencari dukungan dari lebih banyak orang.
mengembangkan integrasi sosial dan politik yang tepat. Ada berbagai bentuk
11
menyembunyikan tujuan antara di balik tujuan luhur yang terkait dengan
sistem nilai sosial tertentu. Teknik rahasia lainnya memberi tahu kebanyakan
orang bahwa kepentingan mereka dipertaruhkan, dan bahwa masalah ini hanya
Awalnya, hal yang menimbulkan konflik dapat dibagi dua jenis: pluralisme
horizontal dan pluralisme vertikal. Pluralisme ialah lapisan tatanan sosial yang
secara kultural seperti suku, bangsa, dan daerah, agama, ras, serta berbagai
profesi. Pluralisme vertikal, di sisi lain, adalah struktur sosial yang terpolarisasi
timbulkan karena adanya unsur sosio politik yang dikarenakan karna adanya
perbedaan etnis, agama, kultur, dan lainnya. Hal ini diakibatkan karna adanya
penyebab tumbuhnya suatu konflik sosial karena sebagian unsur ini memiliki
kelompok lainnya. Pada saat yang sama, di sisi lain, pengusaha sebagai
12
biaya yang telah dialokasikan untuk upah selalu serendah mungkin. Karena
pekerja mendapat upah minimum. Dalam hal ini, sebagai pihak yang
kebijakan dari pihak mana. Mengembangkan kebijakan yang tepat untuk pihak-
seperti ini telah memicu benih pertentangan. Jika sekelompok kecil orang
dan kelompok terjadi pembentukan ikatan pribadi dalam produksi. Dalam hal
dan kelompok tanpa kekuatan tentara. Oleh karena itu, dalam proses eksploitasi
Secara alami, kelas bawahan ini akan marah dengan kelas yang dieksploitasi
dan memberontak, yang menciptakan institusi politik negara yang kuat yang
13
Sehingga itu, teori Marx dapat melihat eksistensi hubungan idividu
didalam produksi serta kelas sosial sebagai elemen kunci dalam suatu
digunakan dalam menguasai suatu hal yang sedang terjadi dan pertenntangan
suatu konflik dan juga menjadi sebuah pola interaksi konflik yang digunakan
Terdapat cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu konflik itu
ada beberapa cara yang harus ditempuh semisal proses negosiasi ataupun
stimulus yang mana hal ini terdapat peran pemimpin yang paling pokok dalam
terlihat, justru yang terjadi adalah bertolak belakang, hal ini disebabkan oleh
14
demokrasi yag benar, memeiliki metode komunikasi politik yang empatik, dan
masyarakat.
berujung pada konflik. Konflik itu sendiri biasanya diawali dari pelanggaran-
yang terkait dengan penyelenggaraan pilkada. Siapa pun yang ikut ambil
bagian dalam arena pilkada tidak menginginkan konflik itu terjadi. Kalau pun
pada kenyataannya konflik itu tidak terelakan, maka agar tidak menjadi
eskalatif, konfrontatif, dan destruktif perlu adanya model resolusi yang tepat.
Namun wajar apabila dalam tatanan kehidupan warga negara itu ada yang
latar belakang sosial, budaya, agama, maupun yang lain. Konflik tidak bisa
tujuannya dengan melakukan berbagai hal, kejadian ini biasa terjadi disaat
15
tiidak ada jalan keluarnya, ketika perdebatan terus berlanjut dan tidak ada
pihak, hal yang harus dilakukan adalah melakukan komunikasi yang baik
diantara mereka.
bisa saja dari hal lainnya yang masih belum ditau kejelasannya.
1. Dampak positif
16
Lembaga pengendalian sosial akan berdampak positif manakala
masyarakat ditangani dengan baik, sesuai dengan aturan yang berlaku serta
2. Dampak negatif
menunjukkan kinerja yang tidak baik atau tidak berfungsi dengan baik. Setiap
pelanggaran yang terjadi tidak ditindaklajuti dengan segera dan sesuai dengan
aturan yang berlaku. Hal ini dapat menyebabkan keresahan dalam masyarakat.
Akibatnya adalah:
sejarah didalam kehidupan manusia, konflik adalah salah satu dari beberapa
17
bertabrakan atau bertabrakan. Dan apa artinya saling memukul. Kemudian,
bahwa keinginan para pihak yang berkonflik tidak terwujud pada saat yang
bersamaan.
Di Indonesia, karna tidak adanya kestabilan politik pada masa orde lama,
saat itu, dan kebutuhan akan stabilitas politik yang berlebihan. Ini adalah masa
kekerasan.
Perbedaan antar anggota suatu kelompok juga dapat disebabkan oleh perbedaan
pemahaman tentang konflik, karena konflik bersifat negatif dan akan merusak
konflik terbuka justru memiliki persatuan yang lebih besar daripada kelompok
mengandung resiko yang mudah memicu konflik social. Karena risiko konflik
social dan politik yang ditimbulkan oleh transisi dari sistem otoriter ke sistem
demokrasi, para ahli menyarankan bahw beberapa strategi dan kondisi perlu
18
diadopsi dalam proses demokratisasi. Misalnya, Samuel P. Huntington
sebagai berikut;
Menurut para ahli konflik sosial, ada dua penyebab konflik di Indonesia.
Pertama karena alas an ideologis dan alas an agama. Termasuk konflik yang
dan sosial semuanya jadi pemicu. Setiap keputusan dan kebijakan selalu
memiliki potensi konflik sosial politik. Ketiga, alasan budaya, yang disebabkan
19
dan wakil presiden secara langsung pada tahun 2004. Pemilihan umum ini
dan aktor non regular (pejabat pemerintah daerah, dll). Untuk itu diperlukan
kerja sama dan gotong royong lembaga-lembaga nasional baik vertikal maupun
mencegah sejak dini berbagai bentuk dan jenis AGHT (ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan) yang dapat memicu konflik dan mengancam stabilitas
dari sistem peradilan pidana (early detection system). Setiap konflik yang ada
baik itu lisan maupun konflik fisik, dalam masyarakat ada sumber pemicu
konfliknya. Clifford Geertz menyebut ada enam sumber konflik, yaitu asumsi
pada hubungan primitif seperti dinasti, suku, agama, ras, bahasa ibu, dan lain-
didasarkan pada faktor objektif, juga pernah menderita di masa lalu karena
dijajah oleh bangsa lain dan dianggap sangat mudah terpecah, apalagi jika ada
20
separatis disuatu daerah. Apalagi jika ada ketidakpuasan terhadap isu HAM
dan berbagai elemen demokrasi, termasuk isu politik, ekonomi, sosial dan
budaya, serta pertahan dan keamanan negara. Kondisi yang pada akhirnya
melahirkan sistem multipartai ini dianggap tidak sesuai dengan demokrasi dan
wilayah, khususnya wilayah regional, yang memiliki sumber daya alam yang
kuat. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kekuatan konsep nasional juga
8. Demokrasi
Demokrasi adalah ide tentang cara hidup, itu adalah respon terhadap
datang dari mereka yang idealis dan bijaksana. Mereka terganggu dan kaget
melihat penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia. Ada tiga nilai ideal
21
yang mendukung demokrasi sebagai falsafah hidup, yaitu kemandirian,
tentang demokrasi juga berkembang. Namun, secara umum, ide ini didasarkan
orang yang akan menjadi pemimpin rakyat atau pemimpin negara. Pemimpin
tatanan politik yang demokratis. Fungsinya sebagai alat untuk membina dan
22
kehendak rakyat, sehingga membentuk kekuasaan negara yang benar-benar
hak politik rakyat, sekaligus pelimpahan hak politik rakyat kepada wakil-wakil
adalah sarana atau cara untuk memutuskan siapa yang mewakili rakyat dalam
jumlah penduduk yang sangat besar, saat ini belum memungkinkan untuk
satu ciri utama adalah pemilihan umum, yang memilih partai untuk
berkuasa berlangsung. Oleh karena itu, pemilu jauh lebih penting daripada
23
pembuktian bahwa demokrasi berjalan stabil di mana partai yang berkuasa
para calon pemimpin harus didukung dan dilaksanakan. Pemimpin dan wakil
rakyat yang dipilih dengan suara terbanyak adalah lebih sah dari pada sedikit
rakyat sebagai asas dasar UUD adalah agar penilaian dan evaluasi hak pilih
yang dihasilkan dari debat politik parlemen dengan cara yang menggunakan
B. Kajian Teori
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural
membiarkan persaingan maupun konflik serta perubahan yang ada pada warga
negara. Konsep pertama yaitu fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi dalam
manifest, dan kesepadanan. Dalam teori ini, warga negara atau masyarakat
merupakan tatanan sosial yang memiliki tatanan atas elemen yang saling memiliki
kaitan dan saling menyatukan dalam kesepadanan. Perubahan yang terjadi pada
satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain. Asumsi
dasarnya yaitu semua unsur dalam tatana sosial, fungsional dengan yang lain.
24
Namun, esensi demokrasi merupakan suatu kedaulatan yang ada di tangan
pengambilan keputusan oleh para pemimpin masa depan harus didukung dan
dilaksanakan. Eksekutif senior dan perwakilan dari mereka yang memiliki suara
lebih percaya diri adalah suara yang sah. Atas dasar ini, tujuan utama menjadikan
dan penilaian hak pilih pemilih dalam bentuk kedaulatan rakyat tidak menjadi
C. Kerangka Konsep
banyak biaya, sehingga proses demokrasi dapat dilakukan secara menyeluruh bagi
sistem demokrasi. Konflik adalah suatu keprluan karena semua orang maupun
suatu konflik dan juga menjadi sebuah pola interaksi konflik yang digunakan untuk
25
Bagan Kerangka Pikir
PEMILUKADA
Demokrasi
Strategi Penyelesaian
Konflik
Dampak Penyelesaian
Konflik
Gambar 2.1
26
D. Hasil Penelitian Terdahulu
judul yang akan diteliti oelh peneliti dan dijadikan sebagai contoh serta pedoman.
kalangan masyarakat.
b. Hasil penelitian Wasisto Raharjo Jati (2014), yang menyatakan bahwa konflik
27
Sekiranya persoalan tersebut urgen dan signfikan untuk dijawab dalam
partai dapat diarahkan untuk kegiatan positif lain yang mengarah pada
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
untuk mengkaji penjelasan didalamnya secara tersusun atau sistematis, akurat dan
terpercaya sesuai fakta yang terjadi, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena-
fenomena baik yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia yang di selidiki
B. Lokus Penelitian
Lokasi penelitian ini telah dilaksanakan di desa Bonto Lohe Kecamatan Rilau
Bulukumba.
C. Fokus Penelitian
29
Adapun hal yang menjadi titik fokus penelitian dalam melakukan penelitian
pesta demokrasi, dan untuk mengetahui lembaga apa saja yang berperan dalam
kabupaten Bulukumba.
D. Informan Penelitian
pengamatan langsung.
1. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok
2. Informan biasa, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.
pakkalimbungan.
30
E. Instrumen Penelitian
penelitian yaitu:
1. Alat tulis menulis, buku, pulpen/pensil sebagai alat untuk mencatat informasi
2. Alat perekam suara sebagai alat untuk merekam narasumber pada saat
penelitian.
F. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi, berisi catatan yang diperoleh peneliti pada saat melakukan
tersebut akan dijawab oleh para informan pada saat proses wawancara.
penguatan data data observsi dan wawancara yang berupa gambar, grafik, data
1. Wawancara
31
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
peneliti. Wawancara ini dapat di pakai untuk melengkapi data yang di peroleh
(Mardalis.2007:54).
2. Dokumentasi
referensi yang berupa buku-buku, hasil penelitian, atau bahan-bahan lain yang
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif, analisis ini merupakan salah satu dari jenis penelitian yang termasuk
dalam jenis penelitian kualitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta pandangan yang terjadi didalam
suatu masyarakat, pertentangan antara dua keadaan atau lebih, hubungan antara
variabel yang timbul, perbedaan antara fakta yang ada serta pengaruhya setiap
suatu kondisi. Ada tiga komponen pokok dalam analisis data, yakni:
a. Reduksi data
32
Reduksi data merupakan proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada
memperpendek, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian
b. Penyajian data
memberi peluang terjadinya suatu kesimpulan. Selain itu dalam penyajian data
diperlukan adanya perencanaan kolom dan tabel bagi data kualitatif dalam bentuk
khususnya. Dengan demikian, penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya
selanjutnya.
c. Penarikan kesimpulan
data yang telah diperoleh akan ditarik garis kesimpulan sebagai hasil keseluruhan
Ketiga komponen tersebut satu sama lain saling berkaitan erat dalam sebuah
siklus. Peneliti bergerak diantara tiga komponen tersebut. Hal ini dimaksudkan
pengertian peneliti.
33
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan
1. Triangulasi Sumber
diperoleh dari informan yang telah diberikan wawancara selanjutnya dari data
sumber yang berbeda agar dapat menguji kekredibilitasan data yang didapat.
2. Triangulasi Teknik
namun dengan teknik yang berbeda agar data yang didapatkan di lapangan
teknik yang berbeda kembali tetapi dengan sumber yang sama namun teknik
yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu
dilakukan kembali pengecekan data terhadap sumber yang sama namun waktu
34
wawancara terhadap informan yang sama sebanyak 3 kali namun dengan waktu
yag berbeda.
J. Etika Penelitian
Misalnya;
35
BAB IV
konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa"
yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung
milik saya". Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika terjadi
perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Gowa dan
Kerajaan Bone.
Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan
36
berarti kaki bukit) yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung
kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak
kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan. Berawal dari peristiwa tersebut
"Bulukumba".
Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan hingga saat ini resmi
Kabupaten yang dimulai dari terbitnya Undang Undang No. 29 Tahun 1959,
kabupaten. Akhirnya setelah seminar sehari dengan guru besar pada tanggal 28
Maret 1994. Dr. H. Ahmad Mattulada (pakar sejarah dan budaya), maka
ditetapkan hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu pada tanggal 4 Februari 1960
merek. DPRD Bulukumba memutuskan pada tanggal 4 Februari 1960, dan bupati
37
Ajaran Islam yang berintikan tasawwuf ini memperjuangkan serta
kepercayaan dan keyakinan semua untuk berlaku zuhud, suci lahir dan bathin,
serta selamat dunia maupun akhirat dalam kerangka tauhid "appasewang" (meng-
Esa-kan Allah Swt). Selain itu Terdapat Mesjid tertua ketiga di Sulawesi Selatan
yang dinamakan Masjid Nurul Hilal Dato Tiro yang terletak di Kecamatan
Bontotiro. Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain diluar dari
perwujudaan bentuk simbolik itu sendiri. Simbol yang tertuliskan sebagai bunga,
misalnya mengacu dan mengemban gambaran fakta yang di sebut bunga sebagai
Dalam konsep Pierce simbol diartikan sebagai sebagai tanda yang mengacu
pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri, hubungan antara simbol dengan
hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan menafsirkan tandanya.
kecintaan kepada negara. Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada
kesepakatan bersama. Katakata (lisan atau tulisan), isyarat tubuh, makanan dan
38
gedung, alat (artefak), angka, bunyi, waktu dan sebagainya. Lambang Daerah
3. Perahu Pinisi sebagai salah satu mahakarya ciri khas masyarakat Bulukumba,
yang dikenal sebagai "Butta Panrita Lopi" atau daerah bermukimnya orang
menjadi 10 kecamatan.
persatuan dan kesatuan dua suku besar yang ada di kabupaten Bulukumba.
maritim.
39
B. Letak Geografis Kabupaten Bulukumba
Sulawesi Selatan, terhitung 1,85% dari total luas Provinsi Sulawesi Selatan.
Awal mula terbentuknya, Kabupaten Bulukumba ini hanya terdiri dari tujuh
“Butta Panrita Lopi” sudah terdiri atas 10 kecamatan. Ke- 10 kecamatan tersebut
adalah:
2. Kecamatan Herlang
3. Kecamatan Bontobahari
4. Kecamatan Kajang
5. Kecamatan Bulukumpa
6. Kecamatan Ujungloe
7. Kecamatan Kindang
8. Kecamatan Bontotiro
40
perikanan dan perkebunan yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujung bulu,
Sebelah Utara Kabupaten Sinjai Sebelah Selatan Laut Flores Sebelah Timur
berbatasan dengan Teluk Bone dan Pulau selayar Sebelah Barat berbatasan
Bulukumba, dengan luas wilayah 144,31 dengan Jumlah penduduk 410.485 jiwa.
Dalam kecamatan rilau ale terdapat 13 desa daerah pantai dan bukan daerah
pantai. Berikut luas wilayah menurut desa di kecamatan rilau ale dalam bentuk
Desa 7.02 4. Padang Loang Desa 8.52 5. Seppang Desa 8.46 6. Bijawang Desa
7.82 7. Lonrong Desa 9.75 8. Ballong Desa 9.83 9. Garanta Desa 9.42 10.
Manyampa Desa 24.05 11. Balleangin Desa 21.61 12. Tamatto Desa 18.45 13.
Bonto lohe Desa 11.50 Sumber : BPS, Kabupaten Bulukumba Angka 2016.
41
a. Jumlah penduduk Desa bonto lohe berdasarkan jenis kelamin: laki-laki 1.471
Petani 196 orang -3. Buruh Tani/Nelayan 25 orang -4. Tukang Kayu 18 orang
5. Pedagang 20 orang -6. Penjahit 12 orang -7. PNS 28 orang -8. TNI/Polri 5
orang -9. Pedagang 37 orang -10. Industri kecil 70 orang -13. Supir 11 orang
BAB V
Bulukumba
42
Terdapat cara yang dapat dignakan dalam menyelesaikan konflik, ada
beberapa cara yang harus ditempuh semisal proses negosiasi ataupun stimulus
yang mana hal ini terdapat peran pemimpin yang paling pokok dalam setiap
Seperti yang diungkapkan Samsir Rahim S.Sos sebagai anggota Parpol telah
september 2018):
“apabila ada Konflik maka akan diserahan ke KPU Provinsi, akan tetapi
menurut konstitusional”.
43
Mahkamah Konstitusi hingga mendapatkan penyelesaian kasus yang adil bagi
semua pihak.
“Dengan adanya aturan yang berlaku, maka aturan 68 tahun 2009 ini
mendaftarkan diri”.
44
sosok yang mampu mengarahkan ke arah visi yang benar mengenai demokrasi,
demokratis, sesuai dengan norma sosial dan etika politik, serta mendapat
undangan.
daerah dan wakil direktur daerah. Berdasarkan perbedaan syarat tersebut, KPUD
keabsahan persyaratan calon, dan menentukan pasangan calon bahkan jika ada
ketika menentukan kadidtat yang lebih rendah. Seperti yang di utarakan oleh
ketua KPU Bapak Zainal Ruma. S.Pd (hasil wawancara pada tanggal, 28 agustus
2018)
sehingga akan selalu bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku baik itu
dari KPU pusat maupun provinsi, akan tetapi setiap pesta demokrasi pasti
45
akan ada hambatannya, kami dari KPU sudah merasa cuku dalam
Teori masalah Karl Max seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi teorinya
dan konteks aksi politik selalu berubah. Bentuk negara dan akitivitas para
politisnya dalam perjuangan kelas yang penuh dengan konflik. Seperti yang
jelaskan oleh salah satu narasumber Ibu Dokter. Marhumah Majid (hasil
masalah, akan tetapi kita sebagai anggota KPU harus berpatokan pada
setiap aturan yang ada, akan tetapi pada kenyataannya setiap pilkada
pasti ada saja masalah yang terjadi. Masalah biasa timbul diakibatkan
oleh DPT, dan masalah dari kandidat yang tidak paham dengan aturan
pilkada”.
Maka dari itu orang yang akan menjadi elit politik akan sangat
politik dimana yang menjadi pemeran utama adalah mempunyai andil atau peran
penting. Pemilu menjadi alat untuk peraba sehingga dapat menyaring bagian
46
dapat dikatakan bahwa setiap komponen yang ingin masuk dalam tingkat elit
Dan pada nantinya orang yang menjadi elit politik akan sangat
Daerah Nomor 32 Tahun 2004 mengatur pemilihan gubernur dan wakil gubernur
kabupaten dipilih langsung oleh rakyat, atau diusulkan bersama oleh partai politik
Daerah sudah memiliki otonomi, bahkan berada ditingkat otonomi individu. Yang
diciptakan stabilitas politik serta efisiensi pemerintah pada tingkatan lokal. Ketiga,
banyak peluang bagi pemimpin nasional untuk menonjol dari tingkat bawah atau
daerah.
47
Sejak diundangkannya UU Nomor 32 Tahun 2004, pemilihan kepala
menimbulkan banyak masalah yang bisa dimaknai sebagai sengketa pemilu, dan
memakan waktu yang lama dan sangat melelahkan. Tenaga dan pikiran, belum
lagi biaya yang begitu tinggi, baik dalam politik (isu internal partai, masalah
kebijakan moneter, penipuan berupa suara palsu yang melibatkan lembaga resmi),
daerah.
larut.
Selama ini dalam Pilkada lebih dari sekadar sengketa hasil penghitungan
suara, seperti masalah DPT, masalah pencalonan, apakah ada masalah internal
48
wewenang pengadilan dalam memberikan hasil sengketa pemilihan, seringkali
yang tidak adanya ruang kerja yang luas terhadap pilkada ini sehingga
akan ada saja muncul konflik atau permasalahan baru yang dikarenakan
dari pihak yang tidak menang terkadang tidak menerima hasil dari
ketika terdapat calon yang kalah maka akan menuntut untuk dilakukan
pemilihan ulang”.
atau calon pemimpin haru menerima setiap keputusan yang diberikan. konsep
yang penulis ketahui bahwasanya didalam teori Jon Burton terdapat konflik yang
dikenal sebagai konflik manang kalah yaitu sebuah hasil dari konflik dan dimana
49
seharusnya dapat menciptakan perdamaian. Pada akhirnya siapapun yang menang
Ada yang keluar dari harga diri pribadi (persaingan popularitas); mengejar
kekuasaan dan kehormatan juga ada alasannya; ini juga terkait dengan
berkompromi".
calon KDH (Bupati, Walikota, Gubernur) bersifat transaksional, dan hanya orang-
orang dengan modal finansial besar dan popularitas tinggi yang akan disukai
politik calon, dan banyak peraturan daerah bermasalah yang membebani daerah.
Dalam hal ini berbeda dengan argumentasi dari mantan Anggota KPU Ibu Risma
50
yyang mengatakan bahwasanya (hasil wawancara pada tanggal 2 september
2018):
pencalonan itu terjadi, pada saat melakukan aktivitas dalam proses pada
Tahun 2010 tentang Penetapan Persyaratan Perolehan Jumlah Kursi Atau Suara
Sah Partai Politik Atau Gabungan Partai Politik Peserta Pemilihan kepala daerah
gabungan partai politik dapat mendaftar menjadi bakal pasangan calon apabila
memenuhi persyaratan :
bulukumba paling sedikit 15% (lima belas perseratus) dari jumlah kursi DPRD
51
KPU Kabupaten bulukumba ketika mendapat surat calon kandidat serta
diajukan.
dari bakal pasangan calon yang melaporkan adanya penggunaan ijazah palsu oleh
salah satu calon kepala daerah Kabupaten bulukumba. Dengan adanya masukan
salah satu calon kepala daerah Kabupaten bulukumba. Berdasarkan fakta tersebut,
administrasi maka dengan penjelasan sekolah dan Diknas sebagai lembaga yang
Karena otoritas yang dimiliki KPU ditentukan oleh UU dan persyaratan untuk ikut
Pemilu juga ditetapkan dalam UU, maka logika sederhananya adalah bahwa KPU
52
Provinsi menindaklanjuti dan melimpahkannya ke Mahkamah Konstitusi. Seperti
penjelasan yang diungkapkan oleh ibu Samsir Rahim S.Sos dia sebagai salah satu
“jika terjadi konflik maka akan dilimpahkan ke KPU Provinsi, dan KPU
konstitusional”.
pasangan pemenang.
sesuai dengan teori resolusi konflik Jhon Burton dimana pemecahan konflik harus
B. Pembahasan
Setiap masalah yang timbul dalam proses kompetisi adalah sesuatu yang
wajar dan dianggap sebagai suatu keharusan untuk mencapai kedudukan yang
lebih tinggi. Semakin tinggi kedudukan seseorang, maka akan semakin besar
53
sependapat dengan teori Marx. Menurut teori Marx, konflik bermula dari
sesuatu yang mutlak untuk dimiliki. Karena itu dalam rangka untuk melakukan
suatu perubahan, maka konflik adalah jalan terbaik untuk ditempuh. Konflik
adalah faktor yang melekat pada diri manusia sehingga konflik adalah sesuatu hal
yang dianggap wajar dan langkah konstruktif dalam konteks politik di alam
demokrasi.
Konsep Marxis pada konflik Pilkada dalam makalah ini adalah banyaknya
konflik yang terjadi ketika proses pilkada berlangsung. Berbagai macam cara yang
dilakukan oleh para kandidat untuk memenangkan pilkada sebagai kepala daerah
dilatarbelakangi oleh sifat alamiah manusia yang selalu ingin menguasai orang
lain untuk mendapatkan hal yang mereka inginkan, walaupun diperoleh dengan
ada opsi lain yaitu konsensus. Dalam opsi ini adanya pemahaman bersama, di
mana semua pihak harus duduk bersama dan menyelesaikan masalah secara
terbuka, dengan kepala dingin, transparan, serta menjunjung tinggi asas kejujuran
dan keadilan guna menghindari konflik pilkada dalam dunia politik dibutuhkan
kedewasaan dalam berpolitik dan kematangan para tokohnya. Selain itu, mesti ada
kesepakatan awal bagi para calon untuk siap menang dan kalah –selain deklarasi
54
pemilihan daerah masing-masing. Tugas pakatan harapan sangat berlaku, yaitu
mengatur pelaksanaan pemilu ini agar bisa dilakukan secara demokratis. Namun
dalam prakteknya akan selalu ada masalah, seiring dengan ditemukannya calon
palsu maka daerah tersebet akan dipimpin oleh orang yang tidak jujur.
kualitas proses pilkada. Dibandingkan pilkada melalui PPRD, politik uang yang
skala yang lebih besar. Ketika mencalonkan dan memilih pimpinan dan kandidat
yang ideal, orang mengharapkan otonomi yang lebih besar, tetapi fakta
membuktikan bahwa otonomi yang lebih besar ada ditangan elit partai politik. Elit
partai pilitik dan pendukung politiklah yang mengontrol seluruh proses pemilu,
Melihat apakah dalam Pilkada Langsung selama ini telah terdapat indikasi
peran 'calon independen'. Tentu saja 'calon independen' yang dimaksud di sini
bukanlah calon pasangan Kepala Daerah yang dicalonkan melalui jalur non-partai.
dicalonkan oleh partai politik. Namun, tidak semua parpol atau gabungan parpol
mencalonkan kader parpol. Dalam prakteknya, banyak tokoh di luar partai politik
yang kemudian dicalonkan oleh satu atau gabungan partai politik. Fenomena
inilah yang walaupun secara formal adalah pasangan calon yang diajukan oleh
55
partai politik, namun secara substantif adalah 'calon independen' yang kemudian
diformalisasi oleh partai politik sebagai pasangan calon yang diajukan oleh
parpol.
dalam banyak kasus parpol tidak dalam posisi yang mencalonkan pasangan calon.
mencalonkan seseorang menjadi Kepala Daerah. Dalam bahasa sehari-hari hal ini
sering dipresentasikan secara sinis dengan istilah 'beli perahu' (artinya membeli
formalitas parpol), 'beli tiket' (artinya memberi tiket pencalonan), dan istilah-
istilah lain dengan pengertian sejenis. Monopoli parpol dalam pencalonan ini
akhirnya dimanfaatkan oleh elit partai sebagai ajang bisnis dengan memasang tarif
milyaran rupiah bagi kandidat yang akan memakai partainya untuk maju dalam
proses pencalonan.
Hal ini mengindikasikan bahwa individu politisi, yang tidak selalu aktivis
parpol, dalam posisi yang aktif dalam proses pencalonan calon pasangan Kepala
daerah dan di banyak parpol. Konflik ini terjadi baik antar tingkat organisasi
partai, maupun antar organisasi partai dengan massa. Hal ini bisa dimengerti
karena karakter partai politik di Indonesia yang terkesan masih sangat sentralistis.
56
termarginalkanrtya peran dan partisipasi massa atau kader di daerah. Kekecewaan
konflik terbuka pada tahap pencalonan kandidat Pilkada melalui partai politik.
Tabel berikut menunjukkan beberapa konflik yang terjadi pada tahap pencalonan
dalam Pilkada.
demokrasi internal parpol tidak terjadi dan struktur organisasi partai di Indonesia
kepentingan lokal, dan merupakan bagian dari demokrasi lokal, namun elit pusat
antar tingkat organisasi partai tidak bisa dihindari. Kedua, munculnya konflik ini
keputusan partai. Hal ini menyebabkan tahirnya konflik antar organisasi partai
dengan kader pada level akar rumput sangat sering terjadi. Hal ini bisa dipahami
mengingat massa akar rumput merasa tidak puas terhadap proses pencalonan dan
57
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
58
1. Suatu konflik politik dapat dilihat pada suatu peristiwa yang terjadi karena
2. Pemilu merupakan suatu program yang memiliki badan- badan yang memiliki
Konstitusi).
B. Saran
beberapa saran
59
1. Perlu adanya pengawasan dari lembaga pemerintah lainnya serta dari
terpilih.
refrensi yang terkait dengan strategi penyelesaian konflik social terhadap pesta
Demokrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo, 2007. Perihal Ilmu Politik, Memahami Ilmu Politik, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
60
Bandle, Robert F. 1973. The Origins of Peace. New York: the Free Press.
J. E.Lokollo. dkk. 1997, Seri Budaya Pela-Gandong dari Pulau Ambon, Ambon:
Lembaga Kebudayaan Maluku.
Jon Burton. 1990. conflict: Resolution and Prevention (New York: St Martin’s
Press).
61
Muin, Ma’arif. 1999. Manual Advokasi: Resolusi Konflik Etnik dan Agama
Surakarta:Ciscore.
Ritzer , George dan Douglas J. Goodman. Teori Sosiologi Modern. 2012. Jakarta :
Kencana
Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip. Pengantar Sosiologi Politik. 2013. Jakarta :
Kencana
Susan, Novri. Sosiologi Konflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer. 2009. Jakarta :
Kencana
UI, LKBH, 1998. Kekerasan dalam politik yang over Akting, Pustaka pelajar,
Yogyakarta.
Wirawan. Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian. 2010.
Jakarta : Salemba Humanika.
62
L
63
I
PEDOMAN OBSERVASI
meliputi:
1. Tujuan:
Untuk memperoleh data mengenai kondisi fisik maupun non fisik dalam
64
a. Konflik yang terjadi selama berjalannya pesta demokrasi atau Pemilukada
di Kabupaten Bulukumba.
PEDOMAN WAWANCARA
65
3. Seperti apa kondisi masyarakat ketika terjadinya konflik social?
7. lembaga sosial apa sajakah yang berperan dalam penyelesain konflik terhadap
kehidupan masyarakat ?
13. Peran apa saja yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyelesaikan konflik
66
DOKUMENTASI FOTO
67
Dokumentasi Foto Observasi
68
Dokumentasi Foto Wawancara dengan anggota KPU
69
Dokumentasi Wawancara dengan anggota DPRD
70
Dokumentasi Wawancara Kepala Desa bonto lohe
RIWAYAT HIDUP
71
kusman, Lahir pada tanggal 09 Oktober 1995, di
Galung Boddong (Lulus tahun 2008). Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
SMP Negeri 6 Sinjai Selatan (Lulus pada tahun 2011). Setelah tamat penulis
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi.
menimbah ilmu yang merupakan bekal di masa depan. Saat ini penulis berharap
dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dengan baik dan membahagiakan
ke dua orang tua serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi agama,
72
73