Anda di halaman 1dari 141

PENGARUH IKLAN MS GLOW FOR MEN VERSI MARSHEL

WIDIANTO X BABE CABITA TERHADAP


MINAT BELI PRODUK DI MASYARAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh


Gelar Kesarjanaan Pada Program Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar

FEBRIYAN RANITA ASIH

1810202094

PRODI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS TIDAR

2023
PENGARUH IKLAN MS GLOW FOR MEN VERSI MARSHEL
WIDIANTO X BABE CABITA TERHADAP
MINAT BELI PRODUK DI MASYARAKAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh


Gelar Kesarjanaan Pada Program Sarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar

FEBRIYAN RANITA ASIH

1810202094

PRODI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS TIDAR

2023

i
ABSTRAK
Periklanan merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendorong masyarakat
dengan tujuan akhir pembelian produk. Sebelum proses keputusan pembelian
terjadi terdapat kecenderungan seseorang untuk bertindak di tahap minat untuk
membeli sebuah produk. Salah satu promosi produk yang menarik perhatian
peneliti untuk diteliti minat belinya adalah iklan MS Glow For Men. Dimana iklan
MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita dianggap unik dengan
menampilkan bintang iklan yang berbeda dari umumnya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan MS Glow For Men versi
Marshel Widianto x Babe Cabita dalam mempengaruhi minat beli produk di
masyarakat. Dalam penelitian ini menggunakan Teori S-O-R dan cognitive
response sebagai landasan teori. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
lembar kuesioner atau angket yang disebarkan kepada 90 responden. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa iklan MS Glow For Men versi Marshel
Widianto x Babe Cabita mempengaruhi minat beli produk di masyarakat atau H0
ditolak dan H1 diterima, dengan nilai t hitung sebesar 2,240 > t tabel 1,991 dan
berdasarkan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05.

Kata kunci: Periklanan, model kognitif respon, teori S-O-R, minat beli.

ii
ABSTRACT
Advertising is one of the company's ways to encourage people with the ultimate
goal of buying a product. Before the purchase decision process occurs, there is a
tendency for someone to act at the interest stage to buy a product. One of the
product promotions that has attract the attention of researchers to study is
purchase intention of MS Glow For Men ad. MS Glow For Men ad, the Marshel
Widianto x Babe Cabita version is considered unique by displaying different ad
stars than usual. This study aims to determine how much influence MS Glow For
Men ad of Marshel Widianto x Babe Cabita version has on influencing consumer
for purchase intention. In this study using S-O-R theory and cognitive response as
a theoretical basis. The research method used quantitative research method. Data
collection techniques were carried out using questionnaires which were
distributed to 90 respondents. The results of this study indicate that the MS Glow
For Men advertisement version of Marshel Widianto x Babe Cabita affects the
purchase intention products in the community or H0 is rejected and H1 is
accepted, with a t-value is 2.240 > t-table is 1.991 and based on a significance
value is 0.000 <0.05 .

Keywords: Advertising, cognitive response model, S-O-R theory, purchase


intention.

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

iv
HALAMAN PENGESHANAN PENGUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
vi
MOTTO

“Memento mori, memento vivere”

PERSEMBAHAN

Puji syukur saya pajatkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan

rahmatnya yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kesabaran sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini tidak lepas dari doa,

semangat dan bantuan dari orang-orang yang saya sayangi. Maka dengan segala

kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Almamater Universitas Tidar

2. Kedua orang tua tercinta, Bapak Suwarno dan Ibu Siti Khomariyah.

3. Kedua kakak saya Anggi Rois M dan Dwi Dian Dara.

4. Sahabat dan teman-teman saya yang banyak membantu dalam proses


menyelesaikan skripsi ini.
5. Pembaca dan pengguna skripsi ini.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala nikmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan penulisan Skripsi guna memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada prodi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar dengan judul
“PENGARUH IKLAN MS GLOW FOR MEN VERSI MARSHEL
WIDIANTO X BABE CABITA TERHADAP MINAT BELI PRODUK DI
MASYARAKAT”

Dalam penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, kritik,


saran, dan motivasi yang sangat besar dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta saya, Bapak Suwarno dan Ibu Siti Khomariyah
yang selalu memberikan dukungan moril, material, maupun spiritual
kepada anak perempuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Kedua kakak saya, Anggi Rois Mustaqim dan Dwi Dian Dara berserta
anak-anak mereka yang lucu (Andaru, Aira & Alandra) memberikan
dorongan semangat paling besar bagi saya.
3. Dosen pembimbing saya, Mbak Achsarissa Mettasatya Afrilia, S.Sos.,
M.I.Kom dan Mas Jaduk Gilang Pembayun, S.I.Kom., M.I.Kom yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengajarkan,
mengarahkan dan memberikan penulis masukan, serta dukungan dan
motivasi sehingga terselesaikannya proposal skripsi ini.
4. Sahabat-sahabat saya di Grup Tadika Mesra yang selalu mendorong saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Terutama Egha yang selalu memberikan
masukan dari permasalahan skripsi saya, Maylin dan Tofan yang selalu
memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa.

viii
5. Teman saya Mas Achsan yang berperan penting dalam perkuliahan saya
selama di Magelang, yang telah banyak membantu saya selama ini.
6. Teman kuliah beda jurusan saya Putri Kusuma, terima kasih telah
menemani makan, tidur, dan berkeluh kesah saya selama kuliah.
7. Teman saya Erika Dhamayantie yang selalu sedia 24 jam membantu
permasalahan skripsi saya.
8. Teman saya Emanuela Banurea yang telah menemani dan menyemangati
saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman kos saya Ismiana Kholifatun yang telah membantu saya selama
pengerjaan skripsi ini.
10. Teman-teman di grup Cayangku yang menemani, menyemangati, dan
membantu di masa kuliah saya.
11. Untuk film-film yang menemani saya selama ini. Saya sangat berterima
kasih kepada MCU, Netflix, HBO. Saya bisa bertahan mengerjakan skripsi
didampingi karya-karya mereka yang luar biasa.
12. Untuk penyanyi favorit saya yang telah menemani saya mengerjakan
skripsi di tengah keheningan malam, Coldplay dan Taylof Swift.
13. Dan yang terakhri saya mempersembahkan skripsi ini untuk diri saya
sendiri. And finally you done one of part chapter of your life. The chapter
of catch and release. We’re finally going to new real life. Thank you for
growing up.

Magelang, 7 September 2023

Febriyan Ranita Asih

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


ABSTRAK.......................................................................................................... ii
ABSTRACT........................................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iv
HALAMAN PENGESHANAN PENGUJI ........................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 20
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 21
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 23
2.1. State of The Art .................................................................................... 23
2.2. Teori/Konsep yang Digunakan ............................................................. 29
2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 47
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 47
3.2. Metode Penelitian ................................................................................ 47
3.4. Sumber Data ........................................................................................ 50
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52
3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................... 54
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 56
3.8. Operasionalisasi Variabel..................................................................... 59

x
3.9. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 65
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 65
4.2 Pembahasan Penelitian ......................................................................... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 102
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 102
5.2 Saran ................................................................................................. 104
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xiv
LAMPIRAN ................................................................................................... xvii

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Pengguna Internet di Indonesia ............................................................ 3


Tabel 2. 1 State Of The Art................................................................................. 23
Tabel 3. 1 Kuesioner Dalam Skala Likert ........................................................... 52
Tabel 3. 2 Tingkat Reliabilitas ........................................................................... 59
Tabel 3. 3 Tabel Variabel Penelitian .................................................................. 61
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Usia Responden ................................................ 67
Tabel 4. 2 karakteristik responden jenis kelamin ................................................ 67
Tabel 4. 3 Skala data variabel Iklan .................................................................... 69
Tabel 4. 4 Skala data variabel Minat Beli ........................................................... 69
Tabel 4. 5 Variabel Iklan .................................................................................... 70
Tabel 4. 6 Variabel Iklan .................................................................................... 73
Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 77
Tabel 4. 8 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 78
Tabel 4. 9 Hasil Uji Normalitas (Kolmogrov Sminov)........................................ 79
Tabel 4. 10 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ................................................. 80
Tabel 4. 11 Analisis Signifikansi Parsial (Uji t) .................................................. 82
Tabel 4. 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R) .......................................... 82

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Data Daily Time Spent On Media Masyarakat Indonesia .................. 4


Gambar 1. 2 Data Konten Internet Yang Sering Diakses Masyarakat Indonesia ... 5
Gambar 1. 3 Data Most Used Social Media Platform In Indonesia ....................... 6
Gambar 1. 4 Iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita ...... 8
Gambar 1. 5 Komentar di Youtube Iklan MS Glow For Men ............................. 10
Gambar 1. 6 Iklan Men's Biore, Garnier Men, Nivea Men, & Pond’s Men ......... 11
Gambar 1. 7 Iklan MS Glow For Men di Billboard Times Square NYC ............. 12
Gambar 1. 8 Gerard Butler & Bradley Cooper.................................................... 14
Gambar 2. 1 Kategori Dasar Cognitive Response ............................................... 35
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 43
Gambar 4. 1 Komentar Iklan MS Glow For Men................................................ 90

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner ....................................................................... xviii


Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Iklan .............................. xxv
Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Minat Beli ................... xxvii
Lampiran 4 Uji Validitas ................................................................................. xxx
Lampiran 5 Uji Reliabilitas ............................................................................ xxxi
Lampiran 6 Uji Normalitas............................................................................ xxxii
Lampiran 7 Uji Analisis Data ........................................................................ xxxii
Lampiran 8 Uji Vaiditas Reliabilitas Sample ................................................ xxxiv

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklan merupakan sebuah sarana komunikasi dalam mempromosikan

suatu produk dengan tujuan tertentu. Suatu produk akan dikenal luas kepada

khalayak karena adanya teknik pemasaran. Penyampaian promosi iklan ini

dapat disampaikan melalui media elektronik seperti radio dan televisi, dan

media cetak surat kabar dan majalah. Iklan ada karena menjalankan fungsi

informasi. Memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik suatu

produk atau jasa yang dijual, mengubah sikap konsumen terhadap gaya hidup

dengan merekayasa kebutuhan dan menciptakan ketergantungan psikologis.

Menurut Suyanto (dalam Firmansyah 2019:99) periklanan merupakan

penggunaan media bauran oleh pengiklan untuk mengkomunikasikan

informasi persuasif tentang produk, jasa, ataupun organisasi dan merupakan

alat promosi yang kuat.

Iklan dapat berfungsi untuk mencapai attention, diketahui khalayak,

menciptakan branding, campaign, promosi maupun fungsi persuasi. Dalam

iklan konvensional tujuan iklan dalam suatu produk adalah mendapatkan

keuntungan. Iklan merupakan bagian dari promosi agar dapat attention atau

diketahui oleh khalayak yang pada akhirnya mempengaruhi khalayak untuk

melakukan pembelian. Firmansyah (2019:7) menyatakan bahwa tahap awal

dalam promosi untuk mensimulasikan terjadinya kesadaran di benak

1
2

konsumen disebut awareness, lalu memunculkan ketertarikan atau disebut

interest, dan kemudian diharapkan berakhir dengan suatu tindakan pembelian

atau disebut purchase.

Di era globalisasi informasi iklan harus disampaikan dan dirimu

sedemikian rupa agar pesan yang terkandung di dalamnya dapat dipahami dan

dicerna, serta menarik hati konsumen. Meskipun terkadang iklan tidak secara

langsung berpengaruh kepada pembelian, namun iklan berpartisipasi dalam

membangun branding suatu produk semakin kuat. Kegiatan promosi melalui

iklan tidak lepas dari penggunaan media promosi untuk menyebarkan iklan.

Setiap media yang digunakan pengiklan memiliki keunggulan dan kelemahan

masing-masing. Oleh karena itu, untuk mempublikasikan iklan mereka

pengiklan harus cermat dalam memilih media untuk beriklan.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pengiklan dalam

mengiklankan produknya adalah perkembangan teknologi. Di era digital,

penyampaian promosi iklan semakin dimudahkan, bukan hanya melalui

media elektronik dan cetak, promosi juga dapat disebarkan melalui media

internet. Namun, dibalik kemudahan penyampaiannya, persaingan suatu

produk juga semakin terbuka. Penyebaran informasi yang semakin luas dan

terbukanya akses media digital seperti internet membuat pintu promosi iklan

begitu banyak. Seiring dengan perkembangan teknologi dan majunya internet,

promosi iklan mulai meluas ke jejaring internet atau social networking seperti

Youtube.
3

Melalui media sosial pengiklan dapat dengan mudah mereview iklan

yang dipromosikan melalui komentar yang pengguna berikan. Sehingga,

evaluasi iklan dapat dengan cepat dan mudah dilakukan. Di Indonesia

pengguna internet setiap tahunnya mengalami peningkatan. Menurut data dari

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) menunjukkan angka

peningkatan jumlah penggunaan internet di Indonesia sekaligus menunjukkan

potret penggunaan internet di kalangan kaum muda.

Tabel 1. 1 Pengguna Internet di Indonesia


Jumlah Penduduk Penetrasi Internet
Tahun Populasi
Terkoneksi Internet (%)

2016 132,7 juta jiwa 256,2 juta jiwa 51,8%

2017 143,2 juta jiwa 264,7 juta jiwa 54,68%

2018 171.1 juta jiwa 264.1 juta jiwa 64,80%

2019-2020 196.7 juta jiwa 266.9 juta jiwa 73,70%

2021-2022 210.02 juta jiwa 272.6 juta jiwa 77,02%

(Sumber: APJI 2016-2022)

Di Indonesia, laju perkembangan internet yang begitu cepat setiap

tahunnya. Sampai saat ini hampir 80% warga negara Indonesia sudah

terkoneksi internet. Banyaknya masyarakat yang mengakses internet menjadi

keuntungan tersendiri bagi pengiklan untuk mengiklankan produknya.

datareportal.com menyebutkan bahwa dalam sehari rata-rata masyarakat yang

terhubung internet mengakses internet 8 jam 52 menit di semua devices.


4

Tingginya time spend masyarakat yang mengakses Internet membuat

perusahaan mulai melirik maket digital ini. Mudahnya akses internet melalui

mobile phone lebih efisien, hal ini menyebabkan laju akses internet

masyarakat menjadi tinggi. Pengguna mobile internet berperan 96,4 % dari

keseluruhan pengguna internet di Indonesia yaitu 195,3 juta pengguna dan

rata-rata jumlah penggunaan perhari mencapai 5 jam 4 menit.

Gambar 1. 1 Data Daily Time Spent On Media Masyarakat Indonesia

(Sumber: datareportal.com)

Sedangkan menurut APJII (2021-2022) konten internet yang sering

diakses adalah media sosial yang menyumbang 89,15% penggunaan internet

secara keseluruhan. Dari data-data ini membuka realita bahwa masyarakat kini

hidup dalam ruang internet. Kehidupan masyarakat tidak jauh dari

penggunaan internet dan kegiatan di media sosial. Efektivitas media internet

dalam menyebarkan iklan terlihat sangat efektif dalam menyebarluaskan atau

mempromosikan suatu produk.


5

Gambar 1. 2 Data Konten Internet Yang Sering Diakses


Masyarakat Indonesia

(Sumber: APJII 2022)

Sisi lain dampak perkembangan teknologi inilah yang mengakibatkan

persaingan suatu produk meningkat, bukan hanya skala domestik namun juga

global. Persaingan inilah yang membuat promosi produk dibuat sekreatif

mungkin agar menarik perhatian masyarakat. Iklan dirancang sedemikian rupa

sehingga dapat diterima dengan mudah dan dimengerti oleh konsumen,

beberapa iklan bahkan menargetkan iklan yang memberikan efek reminder

advertising, yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk

tertentu di benak khalayak agar diingat selalu oleh masyarakat.

Maka dari itu, dibutuhkan fasilitas atau media yang memadai untuk

sampai ke masyarakat, agar iklan dapat dijangkau dengan baik sesuai tujuan

iklan tersebut. Salah satu platform jejaring sosial memberikan akses mudah

untuk dijangkau khalayak luas adalah Youtube.


6

Youtube merupakan salah platform jejaring sosial di internet dalam

kategori media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi video

melalui unggahan online. Diketahui melalui platform pengunduh aplikasi

Apps Store, di Indonesia sendiri Youtube sudah diunduh lebih dari 142 juta

kali sejak kemunculannya pada tahun 2005. Angka ini menunjukan bahwa

jangkauan iklan di Youtube setara hampir setengah jumlah penduduk

Indonesia per tahun 2022. Dilansir dari Datareportal oleh Simon Kemp, pada

tahun 2021 Youtube menjadi platform media sosial yang paling banyak

digunakan, yaitu mencapai 93,8% dari keseluruhan pengguna media sosial.

Gambar 1. 3 Data Most Used Social Media Platform In Indonesia

(Sumber: datareportal)

Hal ini tentu saja menarik sebuah perusahaan untuk mempromosikan

produknya melalui platform ini. Terlebih Youtube menyediakan layanan iklan

seperti Display Ads, VideoAds, Midroll Ads dan Bumper Ads. Iklan-iklan

tersebut disediakan oleh Youtube untuk membantu para pengiklan


7

mempromosikan produknya kepada penonton Youtube. Tidak hanya melalui

Youtube Ads, pengiklan bisa juga mempromosikan produknya dengan

mengunggah konten iklan di channel Youtubenya sendiri. Berbeda dengan

Youtube Ads yang dikenakan biaya per konten durasi iklannya, unggahan

konten video yang hanya diunggah di akun resmi perusahaan tidak dikenakan

biaya. Hal ini tentu saja menarik perusahaan untuk mengunggah konten

iklannya di Youtube.

Salah satu perusahaan yang mengiklankan produknya melalui

Youtube adalah Iklan Ms Glow. Ms Glow merupakan salah satu brand

skincare dan kosmetik lokal yang cukup dikenal masyarakat. MS Glow

merupakan anak usaha yang dirintis Urban Company. MS Glow pertama kali

didirikan pada tahun 2013 oleh Maharani Kemala Dewi dan Shandy

Purnamasari. Hingga saat ini bukan hanya menjual produk skincare, MS Glow

juga telah mendirikan klinik kecantikan yang tersebar di beberapa kota besar

di Indonesia.

Berawal dari produk kecantikan wanita, kini MS Glow juga

memproduksi produk kesehatan kulit bagi laki-laki, yaitu MS Glow For Men.

Dilansir dari portal media online Insertlive.com (diakses pada 28 Agustus

2022) pada tahun 2020 MS Glow meraih penghargaan Best Brand Award

dengan kategori “Perawatan Wajah yang dijual secara eksklusif”. Sejak berdiri

dari tahun 2013 hingga saat ini MS Glow tercatat memiliki lebih dari 59 ribu

orang yang telah tergabung sebagai reseller dari MS Glow yang tersebar di 7
8

negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Jepang, Arab, Hongkong, Taiwan, dan

Singapura.

Hal ini tentu saja tidak lepas dari strategi pemasaran MS Glow itu

sendiri, salah satunya adalah kegiatan promosi iklan. Salah satu iklan MS

Glow yang menarik perhatian ialah iklan MS Glow For Men versi Marshel

Widianto x Babe Cabita. Iklan ini pertama kali dipromosikan melalui Televisi

dan Billboard Time Square di beberapa waktu. Selanjutnya iklan ini

dipromosikan melalui akun resmi Youtube MS Glow itu sendiri. Hingga saat

ini iklan tersebut telah ditonton lebih dari 719 ribu kali sejak diunggah pada

tanggal 25 Agustus 2021.

Gambar 1. 4 Iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita
(Sumber: Akun Youtube Juragan 99 vs Shandy)

Iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita yang

berdurasi 2 menit 10 detik tersebut menayangkan serta memperkenalkan

brand ambassador baru mereka yaitu Marshel Widianto dan Babe Cabita.

Tidak seperti iklan komersial produk kecantikan brand lain yang


9

menggambarkan keunggulan produk secara lugas dengan menampilkan aktor

tampan guna menarik perhatian penonton akan hasil produk tersebut.Dalam

iklan tersebut memuat unsur komedi yang disisipkan di dalamnya.

Penggunaan aktor, visual dan efek yang sederhana dibuat guna

memperlihatkan bahwa iklan ini merupakan iklan komedi. Di dalam iklan

tersebut juga terdapat salah satu scene Marshel Widianto dan Babe Cabita

mengatakan slogan dari iklan tersebut yaitu #semuajugabisa. Slogan tersebut

menjadi motivasi penonton bahwa semua orang dari berbagai kalangan juga

bisa merawat diri.

Kolom komentar yang diberikan penonton terhadap iklan tersebut

bahkan dibanjiri pujian dan respon positif akan konsep iklan tersebut. Salah

satunya adalah komentar dari akun Tria Rijani yang didukung dengan like

lebih dari seribu pengguna:

“Akhirnya ada yang break the rules kalau iklan skincare selalu
pake yang profesional model. Ini nunjukin jadinya skincare itu
tidak membuat visual kita seperti model iklannya, tapi setidaknya
tetap bersih sesuai dengan diri sendiri. Apalagi produk MS Glow
memang bagus”.
10

Gambar 1. 5 Komentar di Youtube Iklan MS Glow For Men


(Sumber: Youtube Juragan 99 vs Shandy)

Sedangkan salah satu komentar lain yaitu dari akun Yusito juga

memberikan respon positif “Keren konsep iklannya, salut dengan tim

marketingnya yang tidak hanya memikirkan income, tetapi juga smart dan

kreatif. Bahwa semua orang bisa glowing”. Banyak masyarakat yang

mengapresiasi karena MS Glow dapat mendobrak standar kecantikan di

masyarakat Indonesia karena membawa brand ambassador serta bintang

iklannya yang tidak seperti bintang iklan pada umumnya. Dimana dalam iklan

ini MS Glow menerapkan konten iklan anti mainstream. Seperti beberapa

brand perawatan wajah pria seperti Garnier Men, Ponds Men, Biore Men, dan

Nivea Men.
11

Gambar 1. 6 Iklan Men's Biore, Garnier Men, Nivea Men, & Pond’s Men
(Sumber: Youtube)
Dari cuplikan contoh iklan tersebut adalah beberapa brand perawatan

wajah yang beredar di Indonesia. Menampilkan aktor atau model iklan

tersebut seorang laki-laki dengan proporsi wajah rupawan sesuai standar

masyarakat. Dari perbedaan pemilihan aktor dalam iklan MS Glow,

menyiratkan bahwa dalam iklan tersebut perusahaan peduli terhadap beauty

myth yang ada dalam ruang lingkup masyarakat Indonesia saat ini, bahwa

rupawan berarti mempunyai tubuh atletis, memiliki wajah proporsional untuk

dikatakan rupawan.

Iklan Iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita

sempat menjadi trending di Twitter, setelah sempat viral karena ditayangkan

di Billboard Times Square New York, yaitu kawasan persimpangan jalan di

Manhattan yang dijuluki sebagai “The Center of the Universe” atau “The

heart of ther World”. Merupakan salah satu kawasan pejalan kaki tersibuk
12

karena merupakan pusat Distrik Teater Broadway dan pusat industri hiburan

dunia yang menjadikannya tujuan wisatawan. Hal ini tentu merupakan salah

satu pencapaian brand lokal karena telah mempromosikan produknya di ranah

internasional. Terlebih di Billboard Times Square New York salah satu tempat

bergengsi yang iconic.

Gambar 1. 7 Iklan MS Glow For Men di Billboard Times Square NYC


(Sumber: Instagram @marshel_Widianto)

Iklan MS Glow merupakan salah satu iklan yang unik, dimana

menurut KBBI 2023 (diakses pada 16 Maret 2023, pukul 15.00) “unik”,

berarti tersedia dalam bentuk/jenisnya, lain daripada yang lain, tidak ada

persamaan dengan yang lain, dan khusus. Dalam iklan MS Glow tersebut

mengangkat permasalahan mengenai mitos kecantikan dalam iklan produk

kecantikan dalam hal ini skincare untuk laki-laki. Definisi mengenai

kecantikan memang akan selalu diperdebatkan oleh banyak masyarakat.


13

Mereka tahu bahwa cantik itu tidak ada batasan. Standar kecantikan

yang ada di masyarakat saat ini berdasarkan budaya dan suara mayoritas.

Media disini juga berperan besar atas adanya standar kecantikan dan mitos

kecantikan yang beredar. Hampir semua produk perawatan kecantikan selalu

menghadirkan model yang berperan di dalamnya menggambarkan mitos

kecantikan yang beredar di masyarakat. Seperti iklan produk Garnier, Pond’s,

Biore dan Nivea yang mempunyai edisi khusus untuk produk laki-laki.

Van Dijk (dalam Habibah 2018) mengatakan bahwa organisasi

dominan sosial, politik, dan budaya menyirarkan hierarki kekuasaan beberapa

anggota kelompok dan organisasi dominan memiliki peran khusus dalam

perencanaan pengambilan keputusan dan kontrol atas hubungan dan proses

berlakunya kekuasaan. Terlebih di Indonesia sendiri power atas media sangat

besar, pengguna internet dan jumlah penonton Televisi yang besar turut andil

dalam hal ini. Definisi standar kecantikan pria masih menjadi perdebatan

banyak orang.

Masyarakat menikmati keindahan atas kecantikan tersebut tetapi

masih bingung untuk memberikan definisi akan hal itu. Standar kecantikan

untuk setiap individu berbeda-beda dan bersifat relatif, namun media mencoba

untuk memberikan batasan standar kecantikan bagi kebanyakan orang dengan

beberapa kriteria. Menurut Men’s Health Magazine yang dipublikasikan pada

tahun 2019 berjudul “Apparently, This Is What the Ideal Male Body Type

Looks Like” mempublikasikan mengenai the “perfect” male. Survei yang

dikumpulkan oleh Treadmill Review, sebanyak 1000 orang Amerika diminta


14

menyusun tipe tubuh paling menarik laki-laki. Yang kemudian diminta

memvisualisasikan kedalam role model dari berbagai selebriti. Rata-rata

mereka menjawab pria sempurna memiliki tinggi 6 kaki (182) cm dan

memiliki berat 187 pound (80 kg), lebar dada 41 inci, pinggang 33 inci, 42%

menyukai warna rambut coklat, dan warna kulit sedang. Rata-rata dari mereka

memvisualisasikan kepada Bradley Cooper, Channing Tatum, dan Gerard

Butler. Dalam artikel ini memberikan kesimpulan bahwa standar sempurna

untuk laki-laki adalah mereka yang memiliki tubuh tinggi, atletis, termasuk

dada bidang dan pinggang yang presisi, dengan warna rambut coklat dan

warna kulit sedang (tidak terlalu putih ataupun gelap).

Gambar 1. 8 Gerard Butler & Bradley Cooper

Sumber: Men’s Health Magazine Online (Diakses pada 6 Februari 2023 pukul
18.00)

Laki-laki yang menarik dikonstruksikan sebagai orang yang maskulin.

Maskulin merupakan sifat yang dinilai ideal dan erat dengan laki-laki yang

terbentuk dari budaya. Nilai dan norma terbentuk hingga menjadi budaya
15

mengenai konsep laki-laki dan maskulinitasnya. Maskulinitas tumbuh dari

konstruksi sosial atau ruang lingkup masyarakat itu sendiri hingga terjadi

secara turun temurun dan terus berkembang meskipun mengalami redefinisi,

rekonstruksi, dan dekonstruksi dalam proses perkembangan sosialnya Runtiko

(dalam Pratami & Hasiiholan 2020:120).

Dalam iklan produk perawatan wajah yang khusus bagi laki-laki. Iklan

mainstream yang tayang di Indonesia cenderung menunjukan tanda-tanda

maskulinitas yang dominan dan semakin memperjelas akan standar

maskulinitas di masyarakat. Yuliana et al (2017) dalam penelitiannya

mengenai makna denotasi, konotasi, serta mitos atau ideologi dalam iklan

televisi Pond’s Men versi #Lelakimasakini. Menunjukan tanda-tanda dominan

pada cuplikan adegan iklan Pond’s Men dari sisi maskulinitas. Yaitu

menampilan tipe fisik laki-laki yang cenderung metroseksual, dambaan

wanita, pemimpin yang cerdas dengan kesuksesan, laki-laki yang berfikir

kreatif dan memiliki hobi. Dalam iklan produk perawatan wajah seperti ini,

pengiklan selalu menggunakan konsep maskulinitas yang digambarkan dari

seorang model iklan yang digunakan.

Dalam jurnal penelitian oleh Putra (2018:45) mengenai iklan produk

susu L-Men memberikan pendapat bahwa tubuh perempuan atau laki-laki

memiliki nilai jual tinggi di pasaran, hal ini mengakibatkan penampilan

mereka diubah menjadi sebuah keuntungan besar bagi produsen iklan. Otot

perut sixpacks dan tubuh kekar akan terus membawa peluang yang

menggiurkan bagi pengiklan produk karena proporsi fisik yang sesuai dengan
16

standar kecantikan pada laki-laki. Synot (dalam Achmad et al, 2022:42)

menyatakan bahwa maskulinitas merupakan imajinasi kejantanan, kekuatan,

keberanian untuk menghadapi bahaya, keteguhan hati, keuletan, otot yang

menonjol, hingga keringat yang menetes atau beberapa bagian tubuh tertentu

dari kekuatan daya tarik laki-laki.

Penelitian lain mengenai standar fisik masyarakat pernah dilakukan

oleh lembaga riset pemasaran Sigma Research pada bulan Mei 2017. Dengan

1200 responden lebih yang diwawancarai, 40% responden mengartikan

kecantikan berdasarkan ciri fisik, kemudian 14,8% mengartikan kecantikan

didasari oleh kepribadian yang menarik, sementara itu 9,5% mengartikan

ramah sebagai cantik, dan 6,1% sisanya menganggap cerdas sebagai cantik.

Dari hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar

masyarakat masih mendefinisikan kecantikan sebagai penampilan fisik yang

sesuai dengan standar fisik di lingkungannya (Ananthi, 2018:1).

Secara mendasar tujuan iklan adalah untuk menginformasikan,

membujuk dan mengingatkan khalayak tentang produk yang diiklankan.

Kegiatan promosi ini menjadi salah satu cara perusahaan melakukan

komunikasi melalui pesan-pesan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya

kesadaran, ketertarikan, dan berakhir pada tindakan pembelian (Firmansyah,

2019:7). Namun sebelum mencapai sebuah tindakan pembelian, konsumen

cenderung akan berada pada tahap minat pembelian. Menurut Durianto

(2010:58) pembelian nyata merupakan sasaran akhir konsumen dimana minat

beli merupakan pernyataan mental konsumen yang mereferensikan


17

perencanaan untuk membeli sejumlah produk dengan merek tertentu, maka

pengetahuan akan produk yang akan dibeli sangat diperlukan oleh konsumen.

Dalam penelitian oleh Islamiah (2021) berjudul “Pengaruh Iklan

Terhadap Minat Beli Kosmetik Wardah di Kelurahan Pananae Kota Bima”

dimana indikator-indikator minat beli seperti minat transaksional,

referensional, preferensial, eksploratif pada iklan produk kecantikan wardah

berpengaruh positif. Iklan wardah sendiri menghasilkan komunikasi dan

tampilan yang menarik sehingga menciptakan respon yang positif terhadap

konsumen sasaran. Hal ini memberi kesimpulan bahwa iklan yang tepat pada

produk wardah memiliki daya tarik yang tinggi sehingga menimbulkan minat

beli terhadap produk tersebut.

Sedangkan Fitri dan Asthari (2018) meneliti mengenai “Fenomena

Beauty Advertising Brand Kosmetik Wardah Pada Minat Beli Konsumen”

dimana informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah lima mahasiswi di

Universitas Malikussaleh. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bahwa iklan

kecantikan yang ada pada media instagram ini sangatlah menguntungkan bagi

sebagian besar informan. Keberadaan iklan kecantikan di media ini membuat

para pengguna aktif instagram lebih menikmati dan menyukai paparan iklan

yang telah dipublish pada media tersebut. Kebiasaan mahasiswa

mengkonsumsi Instagram disertai penayangan beauty advertising brand

Wardah secara efektif menyebabkan peningkatan minat beli konsumen.

Penelitian lain yang mendukung penelitian ini adalah penelitian

berjudul “Purchase Intention on Indonesia Male’s Skin Care By Social Media


18

Marketing Effect Toward Brand Image And Brand Trush” oleh Sany et al

(2020). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan 203

responden laki-laki sebagai data survei. Hasilnya sebagian besar konsumen

pria mudah terpengaruh oleh iklan di media sosial dan berdampak positif pada

citra merek dan kepercayaan merek mereka, sehingga dapat mempengaruhi

niat beli mereka terhadap produk perawatan kulit laki-laki. Mita beli

konsumen menjadi proses konsumen untuk mendapatkan pengetahuan produk.

Hasilnya menunjukkan, minat beli responden pada produk perawatan kulit

pria muncul ketika mereka ingin meningkatkan penampilan pribadi mereka

dan minat beli terkait dengan perspektif mereka terhadap produk perawatan

kulit tertentu yang mereka lihat dalam iklan media sosial.

Dalam hal ini Ferdinand 2006 (dalam Pramono 2012:3) memberikan

indikator-indikator minat beli sebagai minat transaksional, referensial,

preferensial, dan eksploratif. Minat beli merupakan merupakan salah satu

tahap yang ada pada diri seseorang sebelum mengambil keputusan untuk

melakukan pembelian. Sedangkan Bowen & Makens (dalam Wibisaptra,

2011) berpendapat bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi minat beli,

yaitu sikap orang lain dan situasi yang tidak terantisipasi dimana hal ini

mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian.

Tujuan iklan pada akhirnya berakhir pada tindakan pembelian

konsumen, dimana hal tersebut akan meningkatkan penjualan. Kegiatan

promosi seperti iklan menjadi salah satu produk pemasaran yang efektif dalam

meningkatkan minat beli. Ditambah dengan penggunaan selebriti atau model


19

iklan tersebut yang dapat menarik perhatian khalayak. Selebriti dapat

membantu perusahaan untuk meningkatkan efektivitas iklannya mengingat

mereka dapat menciptakan kesadaran konsumen yang pada akhirnya

meningkatkan minat beli konsumen (Pramudyaningsih, 2013:5) .

Dalam hal ini MS Glow berusaha menarik perhatian konsumen untuk

mendapatkan attention. dengan memproduksi iklan yang mengangkat isu

mengenai standar kecantikan. Terbentuknya standar kecantikan akibat

stimulus yang diberikan media mengenai kiblat cantik atau tampan di

masyarakat. MS Glow berusaha memberikan konsep lain yang bertolak

belakang dari standar tersebut. Pada iklan produk perawatan wajah MS Glow

For Men berusaha menyingkirkan stereotipe dan standar kecantikan serta

maskulinitas tersebut dalam iklan produknya untuk mendapatkan attention

untuk meningkatkan minat beli masyarakat.

Peneliti mencoba meneliti mengenai minat beli masyarakat terhadap

produk MS Glow melalui iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x

Babe Cabita. Iklan tersebut menurut peneliti dianggap menarik karena

mendobrak mitos kecantikan yang ada di masyarakat mengenai standar

maskulinitas model iklan produk skincare laki-laki. Dimana brand

ambassador sekaligus aktor dari iklan tersebut yaitu Marshel Widianto dan

Babe Cabita merupakan komedian yang mempunyai fisik berbanding terbalik

dengan standar kecantikan yang ada. Yaitu memiliki warna kulit sawo matang,

rambut keriting, proporsi badan berisi.


20

1.2 Perumusan Masalah

Periklanan merupakan salah satu cara perusahaan untuk mendorong

masyarakat dengan tujuan akhir pembelian produk. Agar dapat tercapai

tujuan akhir tersebut, perusahaan berusaha melakukan berbagai cara untuk

menarik hati khalayak. terkadang iklan kreatif dibutuhkan untuk menarik

perhatian yang dimaksud. Terdapat beberapa faktor yang memotivasi

khalayak untuk mencapai pembelian produk.

Dalam topik penelitian ini MS Glow menawarkan produk kecantikan

pria yang tidak lazim, dimana menurut konsep beauty standart for male,

karena biasanya iklan dalam produk kecantikan untuk laki-laki menampilkan

atau merepresentasikan laki-laki maskulin atau model yang memenuhi

standar kecantikan masyarakat. Namun MS Glow melawan budaya itu

dengan menampilkan Marshel Widianto dan Babe Cabita sebagai aktor atau

model iklan tersebut. Dalam hal ini sebenarnya tidak ada batasan antara laki-

laki dan perempuan, termasuk penggunaan produk perawatan wajah atau

skincare bagi laki-laki. Pengangkatan permasalahan beauty myth dalam iklan

MS Glow dijual untuk merangkul khalayak agar melek terhadap standar

kecantikan dalam produk skincare.

Saat ini di balik terpaan media yang tinggi membuat iklan semakin

terbuka. Keterbukaan ruang publik membuat persaingan dalam kegiatan

promosi semakin ketat. Banyaknya produk kecantikan dengan mudah

mempromosikan iklannya di berbagai media massa, terkhusus media sosial

seperti Youtube. Maka dari itu penggunaan iklan kreatif sering digunakan
21

pengiklan untuk mendapatkan perhatian oleh masyarakat. MS Glow

mengangkat permasalahan mengenai mitos kecantikan dengan menjadikan

komedian Marshel Widianto dan Babe Cabita aktor sekaligus brand

ambassador dalam iklannya.

Dengan iklan ini MS Glow berusaha menunjukan bahwa perawatan

wajah tidak hanya diperlukan oleh mereka yang memiliki fisik yang rupawan.

Strategi iklan atau pemasaran MS Glow berusaha menyasar segmen pasarnya

yaitu laki-laki yang kurang rupawan menurut standar masyarakat Indonesia

saat ini, yaitu maskulin. Dalam iklan MS Glow tersebut, terlihat bahwa MS

Glow berusaha mempromosikan produknya bahwa definisi tampan adalah

mereka yang mau merawat wajahnya dan tidak harus maskulin.

Salah satunya adalah produk perawatan atau skincare yang ditawarkan

yaitu MS Glow For Men, dengan teknik pemasaran melalui iklan kreatif dan

yang mendobrak standar kecantikan produk iklannya. Dengan pemilihan

model sekaligus brand ambassador yaitu seseorang yang dapat dikatakan

jauh dari standar kecantikan laki-laki yang ada. Maka permasalahan yang

tepat untuk dirumuskan dalam penelitian ini adalah “seberapa besar

pengaruh iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe

Cabita dalam mempengaruhi minat beli produk di masyarakat?”

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan bahwa tujuan

penelitian ini adalah “untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan


22

MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita dalam

mempengaruhi minat beli produk di masyarakat”

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Manfaat akademis dalam penelitian ini yaitu agar dapat menjadi

referensi penelitian selanjutnya yang mempunyai konsep penelitian yang

sama di bidang komunikasi pemasaran.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu dapat menjadi masukan

dan bahan pertimbangan bagi pengiklan, khususnya tentang minat beli

suatu produk berdasarkan iklan yang ditayangkan. Manfaat tersebut

digunakan perusahaan sebagai tujuan untuk menjadi rujukan dan masukan

dalam merancang strategi pemasaran kedepannya.

3. Manfaat Sosial

Manfaat sosial dalam penelitian ini sebagai referensi masyarakat

agar menjadi pengetahuan terkait pemasaran terutama pada periklanan

online terkait dengan model produk skincare bagi pria.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. State of The Art

State of the art atau penelitian terdahulu merupakan sekumpulan

jurnal penelitian yang digunakan peneliti sebagai referensi dari penelitian.

Dari state of the art peneliti dapat melihat sejauh mana penelitian yang

dilakukan sebelumnya, dimana penelitian tersebut menggunakan konsep yang

sejalan dan hampir sama dengan penelitian ini. Pada penelitian ini penulis

mengambil beberapa contoh penelitian yang relevan untuk menjadi referensi

dan acuan atau state of the art.

Penelitian ini mengambil beberapa penelitian yang relevan dengan

yang diteliti oleh peneliti berdasarkan referensi dari skripsi, jurnal nasional

dan International. Peneliti mengambil penelitian terdahulu sebanyak lima

penelitian yang berhubungan dengan konsep penelitian ini yaitu, iklan produk

perawatan kulit atau skincare laki-laki dan minat beli atau purchase intention.

Berikut ini merupakan state of the art yang dijabarkan dalam bentuk

tabel/matriks.

23
Tabel 2. 1 State Of The Art

Teori Yang
Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metodologi Penelitian Hasi Penelitian
Digunakan
Malafitri, Analisis Resepsi Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Teori yang Hasil penelitian menunjukkan
Novreza; Zuhri, Generasi Z untuk mengetahui menggunakan metode digunakan dalam bahwa masing-masing informan
Sifuddin; Surabaya penerimaan generasi Z penelitian kualitatif. penelitian ini adalah memiliki resepsi yang berbeda-
&Achmad, Zinal Terhadap Surabaya terhadap Jumlah informan teori Analisis beda. Interpretasi resepsi
Abidin (2022) Standar standar kecantikan penelitian sebanyak 7 Resepsi oleh Stuart tersebut berasal dari
Kecantikan laki-laki pada iklan MS orang. Teknik Hall. pengetahuan dan pengalaman
Pada Laki-Laki Glow For Men versi pengumpulan data yang yang diperoleh para informan
Dalam Iklan MS Babe Cabita dan digunakan adalah dari kehidupan sehari-hari.
Glow For Men Marshel Widianto wawancara dan
menggunakan analisis dokumentasi.
resepsi Stuart Hall.
Anggraeni, Pengaruh Penelitian ini bertujuan Penelitian menggunakan - Hasil penelitian ini menunjukan
Oktavia Retno Dimensi Iklan untuk mengetahui metode riset kuantitatif bahwa variabel model iklan,
(2018) Media Televisi pengaruh model iklan, dan dianalisis pesan iklan, dan slogan
Terhadap Minat pesan iklan, dan slogan menggunakan metode berpengaruh positif dan
Beli Konsumen terhadap minat beli deskriptif verifikatif. signifikan terhadap minat beli
(Studi Pada konsumen. Peneliti melakukan survei konsumen.
Iklan Wardah kepada 100 responden
Versi Lipstik penonton iklan televisi
Series) wardah lipstik series versi
Dewi Sandra.

24
25

Saifuddin (2019) Pengaruh Iklan Penelitian ini bertujuan Metode penelitian ini - Hasil penelitian ini menunjukan
Islami Terhadap mengetahui pengaruh menggunakan pendekatan bahwa pada variabel bintang
Minat Beli iklan islami (pesan kuantitatif. Peneliti iklan, pesan iklan dan ilustrasi
Calon iklan islami, ilustrasi melakukan survei online iklan berpengaruh secara
Konsumen cerita islami dan pada 120 responden yang simultan terhadap minat beli.
Matahari Dept. bintang iklan muslim) dipilih secara purposive Namun secara parsial variabel
Store Di Jawa Matahari Dept. Store di sampling. pesan iklan tidak berpengaruh
Tengah Jawa Tengah terhadap minat beli. Pada
variabel ilustrasi dan bintang
iklan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli.
Pramudyaningsih, Pengaruh Penelitian ini bertujuan Metode penelitian yang Penelitian ini Hasil dari penelitian ini
Novia Rahayu Penggunaan untuk mengkaji digunakan dalam menggunakan Teori menyimpulkan bahwa faktor
(2013) Selebriti Dalam pengaruh penelitian ini adalah daya tarik fisik yang paling mempengaruhi
Iklan Terhadap attractiveness (daya kuantitatif, dimana (source physical minat beli konsumen adalah
Minat Beli pikat), thruthworthness metode pengumpulan data attractiveness). keahlian (expertise). Expertise
Konsumen (daya percaya), dengan kuesioner dengan atau keahlian berpengaruh
Pelembab Muka expertise (keahlian) metode analisis SEM secara positif dan signifikan
Ponds Di Kota dari seorang selebriti (Structural Equation terhadap iklan. Semakin kuat
Semarang dalam iklan terhadap Model). keahlian yang dimiliki seorang
minat beli. selebriti, maka perasaan suka
konsumen terhadap iklan
semakin tinggi.

25
26

Irawan & Widjaja Pengembangan Tujuan dari penelitian Metode penelitian yang Penelitian ini Hasil dari penelitian ini adalah
(2018) Model Perilaku ini untuk meneliti digunakan adalah metode menggunakan model keyakinan terhadap atribut
Konsumen Pria fenomena perilaku penelitian kuantitatif yang theory of reasoned produk, citra diri, efek penuaan,
Dalam Membeli konsumen pria dalam didistribusikan kepada action (TRA). dan sikap memiliki pengaruh
Produk mebeli produk pria di Jakarta antara terhadap intensi membeli serta
Perawatan Kulit perawatan kulit di umur 20-44 tahun dengan perilaku pembelian pria
(Skincare) Di Indonesia. menggunakan convenice Indonesia dalam membeli
Indonesia sampling. skincare. Hasilnya perilaku
pembelian dan intensi membeli
pria Indonesia lebih dikarenakan
sikap atau faktor personal, tanpa
adanya pengaruh normatif.
Kenny & Pengaruh brand Tujuan dari penelitian Motode Penelitian ini - Hasilnya terbukti bahwa brand
Erdiansyah, Rezi awareness, ini adalah untuk menggunakan metode awareness, perceived quality,
(2020) perceived mengetahui apakah kuantitatif dengan dan customer attitude secara
quality terdapat pengaruh dari menyebarkan kuesioner simultan memiliki pengaruh
consumer, brand awareness, kepada 162 responden terhadap minat beli Nivea Men
attitude perceived quality, dan kemudian diuji Creme pada pasar pria di
terhadap customer attitude pada menggunakan SEM Indonesia.
purchase produk Nivea Men (Structural Equality
intention produk Creme. Model).
skincare telaah
pada konsumen
pria di
indonesia

26
27

Wonok, Praisy G Pengaruh Minat


Penelitian ini bertujuan Metode yang digunakan - Hasil dari penelitian ini
& Loidong, Transaksional,
untuk mengetahui dalam penelitian ini menunjukan bahwa minat
Sjendry S.R Referensial, Dan
pengaruh minat adalah pendekatan transaksional, referensial, dan
(2018) Preferensial transaksional, analisis deskriptif preferensial berpengaruh secara
Terhadap Minat
referensial dan kuantitatif. simultan dan parsial terhadap
Mereferensikan
preferensial secara minat mereferensikan produk
Produk Roxy Di
simultan terhadap Roxy di Quicsilver Mantos.
Quicsilver minat mereferensikan
Mantos produk Roxy di
Quicsilver Mantos.
Putri, A; Faktor-faktor Penelitian ini bertujuan Metode penelitian yang Teori 4 faktor Hasil dari penelitian ini
Ayuningtyas; & keputusan untuk mengetahui digunakan adalah metode keputusan pembelian menunjukan terdapat empat
Ambarwati (2019) pembelian faktor-faktor yang kualitatif dengan teknik oleh Kotler (2000). faktor yangsecara signifikan
konsumen dalam paling berpengaruh pengumpulan data kajian memiliki pengaruh terhadap
membeli bagi konsumen dalam pustaka, dengan subjek keputusan pembelian, yaitu
kosmetika keputusan pembelian penelitian mahasiswa faktor budaya, sosial, pribadi,
perawatan kosmetika perawatan jurusan tata rias dan psikologis.
wajah wajah. universitas Negeri Jakarta
angkatan 2015.
Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

27
28

Kebaruan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu

objek iklan yang diteliti. Dimana iklan yang diteliti yaitu iklan MS Glow For

Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita menggunakan model atau aktor

yang tidak umum dipakai sebagai konsep iklan produk kecantikan. Dengan

menggunakan metode penelitian kuantitatif, peneliti berusaha mencari tahu

seberapa besar pengaruh iklan tersebut terhadap minat beli produk di

masyarakat. Dalam penelitian ini menggunakan indikator dalam variabel X

yaitu atribut iklan berupa bintang iklan, slogan, dan ilustrasi produk.

Sedangkan indikator dalam variabel Y yaitu minat beli berupa minat

transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

Dengan menggunakan pendekatan cognitive response model dan teori

S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon) peneliti mencoba mengkaji perilaku

konsumen berdasarkan iklan tersebut dalam pengaruhnya terhadap minat beli

konsumen. Cognitive response model sendiri merupakan model pemikiran

yang mengkaji proses atau reaksi kognitif penerima pesan dalam hal ini

penonton iklan dan kemudian membentuk perubahan sikap. Hasil akhir

penelitian ini kemudian diidentifikasi dengan kategori dasar dari model

kognitif respon yang berupa product/message thoughts, source-oriented

thoughts, dan add execution thoughts. Sehingga didapatkan hasil penerimaan

atau penolakan dari iklan tersebut terhadap minat beli (minat atau tidak

minat).
29

2.2. Teori/Konsep yang Digunakan

2.2.1 Teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R)

Dalam penelitian ini menggunakan teori S-O-R yang digagas oleh

Hovland pada 1953, dimana teori tersebut mengandung prinsip respon yang

merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimulus atau pesan

dari media. Asumsi dasar dari teori ini adalah kata-kata verbal maupun isyarat

non verbal (simbol-simbol tertentu) akan merangsang orang lain memberikan

respon dengan cara tertentu (Effendy, 2015). Sebuah perubahan dalam

individu tidak dapat dilakukan tanpa adanya dorongan dan bantuan dari pihak

luar. Teori S-O-R merupakan perkembangan dari model Stimulus-Response

(S-R). Dimana teori tersebut lahir karena adanya pengaruh dari ilmu

psikologi dalam ilmu komunikasi yang memiliki objek kajian mengenai jiwa

manusia yang meliputi sikap, perilaku, opini, kognisi, konasi dan afeksi.

Dalam teori S-O-R, penyebab terjadinya perubahan perilaku

bergantung pada kualitas rangsangan atau stimulus yang berkomunikasi

dengan individu atau organisme. Perubahan dalam individu ini merupakan

harapan dari pembuat pesan, namun stimulus atau pesan mungkin dapat

diterima atau ditolak. Dalam prosesnya teori ini mencakup 3 elemen pokok

yaitu Stimulus berupa pesan, Organisme atau Komunikan, dan Response

berupa Efek (Hosland et al., dalam Effendy, 2015).


30

Organisme menghasilkan perilaku tertentu, ketika terdapat kondisi

tertentu dimana efek yang ditimbulkan merupakan reaksi tertentu terhadap

stimulus. Sehingga seseorang dapat memperkirakan dan mengharapkan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau pesan yang

disampaikan kepada komunikan mungkin mendapatkan respon positif

ataupun negatif (Effendy, 2015: 225).

Organisme:
Stimulus: Respon:
Pesan - Pengetahuan Perubahan Sikap
- Penerimaan
- Tindakan

Gambar 2. 1 Kategri Dasar Teori S-O-R

Sumber: Effendy, 2015.

Pada gambar di atas menggambarkan stimulus yang berarti

rangsangan pesan memberikan dampak terhadap organisme yang berupa

pengetahuan, penerimaan, dan tindakan, sehingga menghasilkan respon

berupa perubahan sikap. Respon berupa perubahan perilaku organisme

sejatinya tergantung kepada tiap individu atau organisme. Proses perubahan

perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada masyarakat yang terdiri

dari:

1 Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat

diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima

atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi

perhatian masyarakat dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus


31

diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari masyarakat dan

stimulus tersebut efektif.

2 Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organism

(diterima) maka ia mengerti stimulus ini dilanjutkan kepada

proses berikutnya.

3 Setelah itu organism mengelolah stimulus tersebut sehingga

terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah

diterimanya (bersikap).

4 Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari

lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari

masyarakat tersebut (perubahan perilaku).

Penerapan teori S-O-R dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh

iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita terhadap

minat beli produk di Masyarakat. Jika elemen teori S-O-R dikaitkan dalam

penelitian ini maka S (Stimulus) merupakan Iklan MS Glow For Men Versi

Marshel Widianto x Babe Cabita, Masyarakat yang menonton dan

memberikan komentar pada konten iklan MS Glow For Men di Youtube

berperan sebagai O (Organisme), dan Minat beli sebagai R (Respon).

2.2.2 Cognitive Response Model (Model Respon Kognitif)

Cognitive response model merupakan gagasan dari Antony Greenwald

pada tahun 1968 (dalam Winanda & Herieningsih 2018:303) yang

mengasumsikan bahwa “khalayak secara aktif terlibat dalam proses

penerimaan informasi dengan cara mengevaluasi informasi yang diterima


32

berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki sebelumnya, dimana pada

akhirnya mengarah pada perubahan sikap”. Dalam model ini menyatakan

bahwa khalayak memiliki cara sendiri dalam memproses berbagai isi pesan

yang disajikan media. Dari pesan yang persuasif menunjukan bahwa pesan

tersebut dapat menentukan sikap dan arah perubahan perilaku setelahnya.

Belch & Belch (2007:157) juga berpendapat bahwa dalam model ini

dimana pemikiran (cognitive) mencerminkan proses atau reaksi kognitif

penerima dan membantu membentuk perubahan sikap, baik penerimaan atau

penolakan terhadap pesan. Model ini berfokus pada penentuan jenis

tanggapan yang ditimbulkan oleh pesan iklan dan bagaimana tanggapan ini

berhubungan dengan sikap terhadap iklan, sikap, merek, dan minat beli.

Komponen penting dari situasi persuasi sebagai stimulus yaitu sebagai

penentu isi respon kognitif adalah latar, sumber, dan isi komunikasi.

Komponen penentu utama tambahan oleh penerima dengan situasi

persuasif adalah termasuk adanya repository atau penyimpanan kognisi yang

relevan dengan sikap serta ciri-ciri kepribadian dan anggota kelompok.

Analisis dari respon kognitif mengasumsikan bahwa perubahan sikap dapat

dicapai dengan modifikasi, melalui pembelajaran, repository kognisi yang

relevan dengan sikap penerima. Modifikasi tersebut termasuk penguatan

kognisi yang ada serta pengenalan hal baru. Menurut Greenwald model ini

bermanfaat untuk pendekatan sikap dalam menentukan efektivitas

komunikasi persuasif dengan kombinasi teori kognitif & teori pembelajaran.


33

Cognitive Attitudes Purchase Intention


responses

Product/Message Brand
Thoughts
Attitudes

Exposure to Source-Oriented Purchase


Advertisement Thoughts Intention

Ad Execution Attitude
Thoughts Toward The
Advertisement

Gambar 2. 2 Kategori Dasar Cognitive Response


Sumber: Belch & Belch (2007:157-158)

Seperti digambarkan di atas, menurut Belch & Belch (2007:157-158),

kategori dasar dari respon kognitif yang harus diidentifikasi peneliti dalam

model ini adalah:

1. Product/Message Thoughts

Kategori ini terdiri dari pemikiran/kognitif yang diarahkan

pada produk atau jasa dan klaim yang dibuat dalam iklan. Dalam

kategori ini terdapat dua jenis tanggapan, yaitu argumen

tandingan dan argumen pendukung. Argumen tandingan

merupakan pemikiran penerima yang bertentangan dengan isi

pesan, dimana konsumen dapat mengungkapkan


34

ketidakpercayaan atau ketidaksetujuan atas klaim yang dibuat

iklan. Sedangkan dan argumen pendukung dimana konsumen

berada dalam posisi memberikan argumen dukungan, atau

pemikiran positif yang menegaskan klaim yang dibuat dalam

pesan iklan.

2. Source-Oriented Thoughts

Pada kategori ini tanggapan kognitif diarahkan pada sumber

komunikasi. Salah satu jenis tanggapan terpenting dalam kategori

ini adalah penggunaan sumber atau seorang juru bicara atau

dalam hal ini model iklan yang membuat klaim produk. Jika

konsumen menganggap model iklan berbicara menjengkelkan

atau tidak dapat dipercaya, mereka cenderung tidak menerima apa

yang dikatakan sumber tersebut. Sebaliknya, konsumen yang

bereaksi baik terhadap sumber iklan maka akan menghasilkan

pemikiran yang baik sehingga mendapat dukungan. Pengiklan

berusaha menggunakan model iklan yang disukai target pasar

karena diyakini membawa efek positif terhadap isi pesan iklan.

3. Ad-Execution Thoughts

Pada kategori ini menjelaskan respon audien tentang eksekusi

iklan itu sendiri. Respon ini dapat mencakup reaksi terhadap

faktor pelaksanaan iklan seperti kreativitas iklan, kualitas efek

visual, warna, dan nada suara. Sebagian besar pengiklan tertarik

pada reaksi konsumen terhadap iklan, karena mereka tahu bahwa


35

reaksi afektif merupakan penentu penting efektivitas periklanan,

karena reaksi ini dapat ditransfer ke merek itu sendiri atau secara

langsung mempengaruhi niat beli.

Menurut Belch & Belch (2007:158) bahwa iklan yang dapat dinikmati

lebih dari dua kali dibandingkan iklan yang netral diyakini bahwa merek

tersebut adalah yang terbaik. Maka dari itu studi mengenai model respon

kognitif terhadap audien/penonton iklan melalui 3 kategori di atas secara

tidak langsung mempengaruhi sikap konsumen terhadap brand dan iklan,

yang pada akhirnya berpengaruh terhadap minat beli.

2.2.3 Iklan

Menurut Hermawan (2012:39) mendefinisikan bahwa periklanan

merupakan media utama bagi perusahaan untuk menunjang kegiatan promosi,

yang memiliki tujuan utama untuk menarik konsumen. Periklanan merupakan

salah satu alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk melakukan

kegiatan promosi yang mengarah pada kegiatan komunikasi persuasif pada

pasar sasaran. Pembeli tidak akan memiliki informasi yang memadai

mengenai suatu produk barang atau jasa yang beredar tanpa kegiatan promosi

khususnya periklanan. Morissan (2016:17) menjelaskan bahwa periklanan

pada dasarnya adalah bagian dari kehidupan industri modern, dimana

kehidupan modern saat ini bergantung pada iklan.

Tanpa iklan para produsen dan distributor tidak akan dapat menjual

produknya kepada pasar sasaran. Disisi lain para pembeli tidak akan memiliki
36

informasi yang memadai mengenai produk barang atau jasa yang dijual.

Apabila perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka

harus melangsungkan kegiatan periklanan secara memadai dan terus menerus.

Peran iklan disini adalah untuk membangun kesadaran akan keberadaan suatu

produk atau jasa yang ditawarkan kepada khalayak ramai atau target pasar,

yang kemudian digunakan untuk membujuk calon konsumen untuk membeli

dan menggunakan produk tersebut.

a. Jenis Media Iklan

Dalam kegiatan pemasaran tradisional terdapat beberapa media untuk

mengiklankan suatu produk atau jasa, yaitu mouth to mouth (mulut ke mulut),

papan iklan, surat kabar dan baliho. Di periklanan modern saat ini sudah

masuk ke ranah elektronik yaitu Televisi, Radio, dan yang paling terbaru

yaitu menggunakan media internet. Para produsen iklan berlomba-lomba

untuk menentukan strategi iklan yang tepat untuk menarik perhatian

masyarakat khususnya target pasar. Faktor kunci utama periklanan adalah

bahwa iklan harus menggugah perhatian calon konsumen terhadap produk

atau jasa yang ditawarkan perusahaan (Hermawan, 2012:39).

Jenis media iklan, menurut Tjiptono 2004 (dalam Firmansyah

2019:105)

1. Media cetak, yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-

pesan dengan jumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna

maupun hitam putih. Bentuk-bentuk iklan dalam media cetak


37

biasanya berupa iklan baris, iklan display, suplemen, pariwara, dan

iklan layanan masyarakat. Jenis-jenis media cetak yaitu surat kabar,

majalah, tabloid, brosur, selebaran, dan lain-lain.

2. Media elektronik, yaitu media dengan teknologi dan hanya bisa

digunakan bila ada transmisi siaran. Bentuk iklan dalam media

elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan

di tengah-tengah film atau acara), pengumuman acara/film, iklan

layanan masyarakat, jingle, sandiwara, dan lain-lain. jenis iklan

pada media elektronik yaitu televisi, radio, internet, dan lain

sebagainya.

3. Media luar ruangan, yaitu media iklan (biasanya berukuran besar)

yang dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan,

pusat keramaian, atau tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media

luar ruangan meliputi billboard, baliho, poster, spanduk, umbul-

umbul, transit (panel bus), balon raksasa, dan lain-lain.

4. Media lini bawah, yaitu media-media yang digunakan untuk

mengiklankan produk. Umumnya ada empat macam media yang

digunakan dalam media lini bawah, yaitu: pameran, direct mail,

point of purchase, merchanding schemes, dan kalender.

b. Fungsi Iklan

Menurut Firmansyah (2019:102) periklanan merupakan suatu alat

yang digunakan oleh pembeli/penjual, setiap orang termasuk lembaga non

laba atau dengan kata lain, periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan
38

pemasaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara lisan maupun

dengan penglihatan suatu produk, jasa atau ide. Periklanan merupakan salah

satu alat promosi yang melibatkan komunikasi persuasif untuk

menginformasikan, membujuk dan membangun kesadaran akan merek untuk

mencapai tujuannya kepada pasar sasaran.

Fungsi periklanan menurut Terence A. Shimp 2003 (dalam

Firmansyah, 2019:102) secara umum periklanan mempunyai fungsi

komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi. Shrimp

(2003) menjelaskan fungsi-fungsi periklanan yaitu:

1. Informing (memberi informasi), iklan memberikan informasi agar

konsumen aware atau membuat konsumen sadar akan merek, serta

menciptakan citra merek yang positif.

2. Persuading (membujuk), iklan yang efektif mampu mempersuasi

atau membujuk khalayak untuk mencoba produk atau jasa yang

diiklankan.

3. Reminding (mengingatkan), iklan menjaga agar merek perusahaan

tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif

juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah

ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan

dipilihnya.

4. Adding Value (memberikan nilai tambahan), periklanan

memberikan nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi

persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek


39

dipandang lebih elegan, bergaya, berfungsi, dan lebih unggul dari

tawaran pesaing.

5. Assiting (mendampingi), peran utama periklanan adalah sebagai

pendampingan yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari

perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh

periklanan mungkin digunakan sebagai alat komunikasi untuk

meluncurkan promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan

undian. Peran penting lain dari periklanan adalah membantu

perwakilan dari perusahaan.

Dalam periklanan penting bagi pengiklan untuk menentukan tujuan

adanya promosi iklan. Dalam tujuan ini harus didasarkan kepada keputusan

sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning, dan bauran pemasaran, yang

dalam program pemasaran harus dilaksanakan secara keseluruhan. Secara

umum fungsi dari periklanan ini bertujuan untuk membantu membangun

hubungan konsumen dengan perusahaan yang dicapai dengan pemirsa sasaran

tertentu selama periode tertentu. Tujuan periklanan bisa digolongkan

berdasarkan tujuan utamanya, dapat berupa informing, persuading,

reminding, adding value, dan assiting (Firmansyah, 2019:104-105).

c. Atribut Iklan

Iklan tidak akan bisa terbentuk tanpa adanya atribut-atribut atau

karakter dalam produk iklan. Dengan memberikan atribut iklan, maka iklan

dapat menegaskan arti dari suatu produk. Pengiklan harus dapat menemukan
40

komposisi yang tepat dari atribut-atribut iklan tersebut, yang sesuai dengan

karakteristik dari produknya sendiri. Menurut Kotler 2004 (dalam Waluyo,

2005:37-38) atribut-atribut iklan terdiri dari:

1. Bintang iklan

Bintang iklan memberikan image khusus terhadap suatu produk yang

diiklankan, dimana penggunaan bintang iklan dinilai positif membangkitkan

suasana atau citra disekitar produk. Bintang iklan yang baik mempunyai efek

yang dapat memberikan kesan terhadap produk yang diiklankan. Hardiman

(dalam Anggraeni, 2018:15) menyatakan bahwa model atau bintang iklan

merupakan sosok atau yang dipilih untuk mewakili image sebuah produk,

yang biasanya dari kalangan tokoh masyarakat yang mewakili karakter

menonjol dan daya tarik yang kuat. Beberapa hal yang sering menjadi

perhatian masyarakat terhadap para selebriti dalam sebuah iklan adalah

berkaitan dengan penampilan selebriti, kemampuan dalam menyampaikan

informasi (dialog), serta kemampuannya dalam menghayati peran yang

dibawakan (acting). Ketiga faktor tersebut akan memberikan pengaruh besar

terhadap iklan

2. Slogan atau kata yang menarik

Dalam membentuk arti (meaning) dari iklan suatu produk, perusahaan

dapat memberikan tambahan kata-kata yang menarik dan mudah diingat,

sehingga membentuk reminding advertising atau mudah diingat. Menurut

Moriarty (dalam Anggraeni, 2018:17) menyatakan bahwa slogan merupakan

suatu bahasa iklan yang dapat menarik hati dan minat konsumen untuk terus
41

mengingat dan mempergunakan atau membeli produk yang diiklankan.

Dalam slogan biasanya terbentuk ucapan atau perkataan yang memuat tentang

kelebihan spesifik dari sebuah produk. Kata-kata yang menarik dan mudah

diingat akan memudahkan konsumen dalam memahami arti iklan suatu

produk. Kata-kata yang menarik dapat memberikan kesan penegasan terhadap

produk dan diyakini bahwa iklan yang menarik dapat menjadikan produk

tertentu menjadi lebih diingat (top of mind) konsumen.

3. Ilustrasi iklan

Menurut Russel (dalam Saifudin, 2019:147) berpendapat bahwa

ilustrasi iklan adalah visualisasi pada iklan yang merupakan rangkaian

gambar yang menampilkan alur cerita. Ilustrasi pada iklan dapat berupa

bentuk grafis dan penggunaan yang menarik dalam iklan surat kabar atau

iklan dalam bentuk cetak lainnya. Sedangkan iklan pada media (video)

ilustrasi iklan dapat berupa adegan-adegan atau cuplikan video yang

menggambarkan sebuah produk yang diinginkan. Fungsi dari ilustrasi sendiri

menggambarkan antara bintang iklan dengan slogan iklan sehingga akan

membentuk produk yang diiklankan. Pengiklan harus dapat membentuk

ilustrasi iklan yang tepat, sehingga keistimewaan dari produk dapat ditangkap

oleh konsumen dengan baik.

2.2.4 Minat beli

Kotler & Keller (2013:137) mendefinisikan minat beli sebagai

perilaku konsumen yang muncul akibat dari respon terhadap objek yang

menunjukan keinginan customer untuk melakukan pembelian. Minat beli


42

berbeda dengan niat beli. Niat beli merupakan suatu tindakan lanjut dari

minat pembelian oleh konsumen, dimana keyakinan untuk memutuskan

terjadinya pembelian sudah dalam persentase yang besar. Sehingga dapat

dikatakan bahwa niat beli merupakan tingkat akhir dari minat beli, yakni

upaya keyakinan sebelum keputusan pembelian diambil. Jadi, dapat dikatakan

bahwa minat beli sebagai tahap kecenderungan seseorang untuk bertindak

sebelum keputusan pembelian benar-benar dilakukan.

Hal ini dikarenakan minat yang muncul menciptakan suatu motivasi

yang terus menerus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu ingatan yang

sangat kuat dan pada akhirnya konsumen harus memenuhi kebutuhannya,

kemudian konsumen akan mengaktualisasi apa yang ada di benaknya tersebut

(Ferdinand, 2014:189). Jika seseorang menginginkan produk atau jasa

tersebut dan merasa tertarik untuk membeli produk atau jasa tersebut maka

mereka berusaha untuk membeli produk atau jasa tersebut.

Hal-hal yang perlu menjadi perhatian pada aspek minat beli menurut

Swastha (2008:87) adalah sebagai berikut:

1. Minat merupakan penangkap atau perantara dari faktor-faktor

motivasional yang memiliki dampak pada suatu perilaku.

2. Minat menunjukan seberapa keras seseorang untuk berani mencoba

atau kemauan seseorang untuk bertindak.

3. Minat menunjukan seberapa banyak upaya seseorang merencanakan

atas hal akan dilakukan.


43

4. Minat menunjukan hubungan terdekat dengan perilaku atau keputusan

pembelian (membeli atau tidak membeli).

Dalam situasi dimana seseorang berada pada tahap minat beli,

perhatian dan pengamatan terhadap barang atau jasa yang diinginkan terjaga,

sehingga menciptakan keinginan preferensial. Keinginan preferensial

diartikan seseorang berperefensi bahwa produk tertentu yang diinginkan,

maka seseorang bersedia mengabaikan pilihan lain (Ferdinand, 2014:187).

Dalam situasi ini seseorang yang secara intensif mencari informasi mengenai

suatu produk menandakan bahwa ia memiliki minat beli yang tinggi terhadap

produk tersebut. Meskipun minat beli merupakan pembelian yang belum

tentu akan dilakukan, namun pengukuran terhadap minat pembelian lazim

dilakukan untuk memaksimalkan prediksi terhadap efektivitas kegiatan

promosi dan peminat produk itu sendiri.

Minat beli menurut Ferdinand (2014:189) dapat diidentifikasi melalui

indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat Transaksional

Minat Transaksional merupakan kecenderungan seseorang untuk

membeli produk. Dalam indikator ini konsumen ditempatkan dalam posisi

dimana ia telah memiliki minat untuk melakukan pembelian suatu produk

barang atau jasa tertentu yang konsumen inginkan. Dimana konsumen

mempunyai rasa ingin memenuhi kebutuhannya sehingga menginginkan


44

pembelian suatu produk barang atau jasa. Kecenderungan ini bisa berupa

ketertarikan suatu produk barang atau jasa dan keinginan membeli.

2. Minat Referensial

Minat Referensial yaitu kecenderungan seseorang untuk

mereferensikan produk kepada orang lain. Seorang konsumen yang telah

memiliki minat untuk membeli suatu produk akan menyarankan orang

terdekatnya, seperti keluarga atau teman dekat agar ikut memberikan

rangsangan minat yang sama untuk melakukan pembelian. Kecenderungan

disini dapat berupa tindakan merekomendasikan atau ajakan kepada orang

lain untuk membeli produk yang ia minati.

3. Minat Preferensial

Minat preferensial menggambarkan perilaku seseorang yang

memiliki preferensi atau pilihan utama pada suatu produk barang atau jasa.

Pada pilihan ini menggambarkan suatu pilihan yang diambil konsumen dari

berbagai macam pilihan yang tersedia dan mengabaikan pilihan lain. Dalam

minat preferensial seseorang mempunyai keyakinan yang lebih akan produk

barang atau jasa pilihannya. Konsumen cenderung tidak memperdulikan

brand lain atau memprioritaskan brand yang ia minati karena dianggap

sudah memenuhi keinginannya.

4. Minat Eksploratif

Minat eksploratif yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk barang atau jasa yang

diminatinya, serta mencari informasi lain yang mendukung sifat-sifat positif


45

dari produk barang atau jasa tersebut. Dalam indikator ini konsumen sudah

dalam tahap mencari informasi seperti outlet penjualan, harga, variasi

produk, mencari review di internet, orang terdekat, dan informasi penunjang

lain yang dibutuhkan.


46

2.3. Kerangka Pemikiran

Iklan MS Glow For Men Versi Marshel


Widianto x Babe Cabita

Atribut Iklan (X) Minat Beli (Y)

 Bintang Iklan  Minat Transaksional


 Slogan  Minat Referensial
 Ilustrasi Iklan  Minat Preferensial
 Minat Eksploratif

Teori S-O-R
&
Cognitif Response Model

Hasil Penelitian

Kesimpulan & Saran

Gambar 2. 3 Kerangka Pemikiran


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bersifat online, dengan meneliti iklan di unggahan akun

Youtube Juragan 99 vs Shandy. Kemudian pengambilan data dilakukan

kuesioner yang disebarkan secara online melalui Google Formulir. Sehingga

penelitian ini tidak memiliki lokasi yang spesifik dalam proses penelitiannya.

Waktu penelitian akan dilaksanakan dari bulan Agustus 2022 sampai Juli

2023.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan pendekatan positivistik. Filsafat positivisme memandang

realitas, gejala atau fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap. konkrit,

teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab-akibat (Sugiyono,

2019:17). Penelitian kuantitatif umumnya dilakukan pada populasi atau

sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif karena

berawal dari sebuah teori, atau untuk menjawab rumusan masalah digunakan

konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis.

Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data di

lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian dan

data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan

menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat dikumpulkan

47
48

hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian dengan metode

kuantitatif pada umumnya mengambil sampel random sehingga hasil

penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut

diambil.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek,

atau suatu peristiwa tertentu yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2019: 126). Populasi dapat berupa keseluruhan

objek atau fenomena yang akan diteliti, seperti manusia, kata, kelompok

organisasi, surat kabar, iklan, fenomena, dan lain sebagainya. Populasi dalam

penelitian ini adalah masyarakat pengguna Youtube yang pernah menonton

iklan MS Glow For Men dan memberikan komentar di akun Youtube Juragan

99 vs Shandy.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang diteliti. Dimana sampel digunakan untuk penelitian yang

nantinya kesimpulan dari penelitian tersebut akan berlaku pada populasi.

Dikarenakan populasi yang besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua

yang terdapat di populasi karena keterbatasan dana, waktu dan tenaga, maka

peneliti dapat mengambil sampel sebagai perwakilan dari populasi.

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode


49

non-probability sampling yang merupakan metode pengujian dimana penguji

tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota

untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik samplingnya menggunakan

teknik purposive sampling, dimana dalam teknik purposive sampling peneliti

mengambil sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus atau

pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan peneliti sehingga

diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2019:218-

219).

Penentuan sampel pada penelitian ini didasarkan pada kriteria sampel

yaitu

1. Masyarakat yang pernah menonton iklan MS Glow melalui

Youtube. Dengan ini peneliti memilih penonton atau viewer

yang memberikan tanggapan di kolom komentar iklan

tersebut di Youtube, terhitung pada bulan Januari 2023 – Mei

2023 dan diambil secara random.

2. Kriteria selanjutnya yaitu viewer berjenis kelamin laki-laki.

3. Usia di atas 17 tahun, dikarenakan produk MS Glow For Men

hanya diperuntukan bagi mereka yang berusia di atas 17

tahun.

Kemudian untuk menentukan jumlah responden, dari populasi

dihitung dengan menggunakan rumus slovin (Sugiyono 2019:137).


50

𝑁𝑠 630
𝑛= = = 86,30
1 + 𝑁(𝑒)2 1 + 630(10%)2

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang diperlukan

N : Jumlah populasi

e : Margin of error atau persen kesalahan maksimum yang

diinginkan dalam penelitian ini adalah 10%. Dimana dasar kesalahan yang

dapat ditolerir yaitu sebesar 10% dengan tingkat kepercayaan 90%. Alasan

digunakan margin of error sebesar 10% adalah mengacu pada tingkat

kesalahan maksimum yang dapat ditolerir pada penelitian ilmu sosial.

Perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini dengan menggunakan

rumus Slovin ditemukan nilai 86,30. Akan tetapi peneliti membulatkan

sampel menjadi 90 sampel yang dibutuhkan dari keseluruhan jumlah

populasi. Roscoe (dalam Sekaran, 2013:276) memberikan acuan umum untuk

menentukan ukuran sampel yaitu, ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang

dari 500 dapat dikatakan tepat atau layak untuk untuk kebanyakan penelitian.

Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan jumlah 90 sampel, penelitian ini

dapat dikatakan layak untuk dilakukan.

3.4.Sumber Data

3.4.1 Data Primer


Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada peneliti, dapat berupa wawancara (interview) atau kuesioner/angket


51

(Sugiyono, 2013:225). Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data

primer adalah kuesioner yang diambil dari penonton iklan MS Glow For

Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita di akun Youtube Juragan 99 vs

Shandy. Penelitian ini dipetakan berdasarkan jenis kelamin, umur, dan

masyarakat yang sudah menonton serta memberikan komentar pada konten

iklan tersebut di Youtube. Metode pengambilan data primer ini menggunakan

pembagian kuesioner pada responden secara online, melalui Google formulir.

3.4.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan

data kepada peneliti, misalnya melalui orang lain atau dokumen (Sugiyono,

2013:225). Data sekunder dikumpulkan dengan tujuan mendukung data

primer. Sumber data primer dalam penelitian ini meliputi buku, jurnal,

skripsi, Digital report seperti Hotsuite (Wearesocial), dokumentasi, majalah,

berita online, dan media sosial.

3.4.3 Skala Pengukuran


Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

riset Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2013:93). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator-indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Pada penelitian ini skala yang digunakan adalah

skala 1-5 untuk mendapatkan data interval, dalam tabel seperti berikut:
52

Tabel 3. 1 Kuesioner Dalam Skala Likert

Jawaban
No Pertanyaan
SS S RR TS STS

Jawaban-jawaban dari pertanyaan peneliti terhadap responden tersebut

kemudian dapat diberi bobot skor seperti berikut:

Pertanyaan Skor

Sangat setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-Ragu (RR) 3

Tidak setuju (TS) 2

Sangat tidak setuju (STS) 1

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data atau metode pengambilan data merupakan

cara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang akan diolah agar

menghasilkan kesimpulan.

3.5.1 Lembar Kuesioner (Angket)


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar kuesioner sebagai

salah satu metode pengambilan data. Sugiyono (2019:199) memberikan

pengertian bahwa kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Lembar kuesioner dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui ketertarikan responden terhadap iklan


53

produk MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita sehingga

terjadinya pengaruh terhadap minat beli produk di masyarakat. Dimana

peneliti menyebarkan kuesioner kepada responden yang memberikan

komentar di iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita

di akun Youtube Juragan 99 vs Shandy pada rentang waktu terhitung pada

bulan Januari 2023 – Mei 2023 dan meminta mereka untuk mengisi kuesioner

secara online melalui Google Formulir.

3.5.2 Dokumentasi
Dokumentasi menurut Sugiyono (2015:329) merupakan suatu cara

yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar berupa laporan serta keterangan yang

mendukung penelitian. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data dan informasi

sesuai dengan masalah penelitian, seperti data statistik, jumlah penduduk,

data laporan, gambar, dsb.

3.5.3 Studi Literatur/Kepustakaan


Studi kepustakaan merupakan studi yang berkaitan dengan kajian

teoritis dan referensi lain terkait dengan nilai budaya, dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2013:291). Dalam

studi kepustakaan data yang dikumpulkan dari seorang peneliti dapat berupa

buku, jurnal, majalah, leaflet yang berkaitan dengan masalah dan tujuan

penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari beberapa

referensi yang relevan untuk melengkapi data asli dari objek penelitian. Hal
54

ini diperlukan juga sebagai bahan diskusi dan membuktikan teori yang

diteliti. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi literatur dari buku,

jurnal dan skripsi sebelumnya yang terkait atau relevan dengan permasalahan

yang diteliti penulis.

3.6. Teknik Analisis Data

3.6.1 Normalitas
Ghozali (2018:161) menyatakan bahwa uji normalitas dilakukan untuk

menguji apakah kedua variabel (dependen dan independen) dari model regresi

berdistribusi normal atau tidak. Dimana hasil dari uji normalitas dinyatakan

dalam grafik histogram yang menunjukan garis kurva normal dan dapat juga

dilihat dari normal probability plots. Uji normalitas dilakukan peneliti dengan

menguji normalitas residual dengan menggunakan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov Smirnov dengan nilai signifikan sebesar 5% atau 0,05. Menurut

Ghozali (2018) jika hasil nilai signifikansi uji normalitas lebih dari 5% atau

0,05 maka data tersebut memiliki distribusi data yang normal. Sebaliknya jika

nilai signifikansi uji normalitas kurang dari 5% atau 0,05 maka distribusi

datanya dinyatakan tidak normal.

3.6.2 Regresi Linear Sederhana


Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi

sederhana. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui

bagaimana variabel dependent atau kriterium dapat diprediksikan melalui

variabel independent atau prediktor. Analisis ini juga dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan dimana akan menaikan atau menurunkan suatu satuan


55

atau fungsi variabel independen terhadap perubahan variabel dependent

berdasarkan persamaan garis regresi. Analisis regresi adalah teknik statistik

melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependent (Sugiyono, 2017). Analisis regresi

digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai variabel

dependent bila nilai variabel independent dinaikan atau diturunkan nilainya

atau dimanipulasi (Sugiyono, 2013:153). Analisis regresi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝑒

Keterangan:

Y : Minat beli

α : Konstanta

β1 : Koefisien regresi

X1 : Pengaruh iklan MS Glow For Men versi Marshel


Widianto x Babe Cabita

e : Standard error

3.6.3 Uji Hipotesis

3.6.3.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)


Pengujian ini merupakan perluasan dari korelasi sederhana. Jika

korelasi sederhana melibatkan satu variabel terikat dan satu variabel bebas,

maka korelasi parsial melibatkan lebih dari satu variabel bebas dan satu

variabel terikat. Uji t digunakan untuk menguji kuat atau lemahnya hubungan
56

variabel-variabel bebas dengan variabel terikatnya. Uji t digunakan untuk

mengetahui apakah variabel X secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel Y. Bila t hitung ≥ t tabel maka ada pengaruh signifikan dari variabel

bebas terhadap variabel terikat, sebaliknya apabila t hitung ≤ t tabel maka

tidak ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas terhadap variabel

terikat, maka dilakukan uji t (Priyantono, 2008:82).

Dalam penelitian ini pengujian akan dilakukan menggunakan uji t

dengan degree of freedom sebesar 95% atau α sebesar 5% untuk mengetahui

pengaruh iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita

terhadap minat beli produk di masyarakat. Proses analisis data ini akan

menggunakan bantuan aplikasi Statistical Product and Service Solution

(SPSS) versi 26.

3.6.3.2 Uji Koefisien Determinasi (Uji R)


Pada uji koefisien determinasi atau uji R memiliki tujuan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam merangkai variasi variabel

independen atau predictor yang digunakan. Range nilai dari R2 adalah 0

sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Dimana memiliki arti jika semakin mendekati nol (0)

maka model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas.

Sebaliknya semakin mendekati satu (1) model maka semakin baik

(Situmorang dan Lutfi, 2012:154)

3.7.Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas
57

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono,

2019:361). Validitas merupakan suatu ukuran sebagai petunjuk dari tingkat

ketepatan atau akurasi suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya instrumen

menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambar tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau tidaknya penelitian.

Uji validitas menggunakan analisis korelasi pearson (person product

moment) dengan melihat rinci per butir pertanyaan agar mendapatkan

keputusan mengetahui valid tidaknya butir instrumen. Budiastuti & Badhur

(2018:47) menyatakan bahwa hubungan korelatif yang positif

mengidentifikasikan bahwa ketika skor variabel yang satu meningkat maka

skor variabel yang lainnya juga meningkat. Jika pada tingkat signifikansi 5%

nilai r hitung > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen valid.

2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas, dalam tahapan penelitian selanjutnya

adalah uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks

kepercayaan yang baik jika diujikan berulang atau konsisten tidaknya

instrumen penelitian. Sugiyono (2019:362) menyatakan bahwa suatu data

dapat dikatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang

sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang
58

berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah

menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan

responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah

dapat dipercaya atau yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya juga. Apabila datanya benar-benar sesuai dengan kenyataan, maka

beberapa kali pun diambil, tetap akan sama. Oleh karena itu reliabilitas

menunjuk pada tingkat kenyataan keadaan atau dapat dipercaya.

Model instrumen untuk menguji reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini adalah model koefisien alpha (α) dari Cronbach. Apabila nilai

hitung alpha (α) lebih besar (>) dari nilai r tabel, maka angket dinyatakan

reliabel atau konsisten. Begitu juga sebaliknya, apabila alpha (α) lebih kecil

(<) dari r tabel, maka angket dinyatakan tidak reliabel atau konsisten. Uji

reliabilitas dilakukan pada instrumen penelitian ini terdiri dari 30 pertanyaan,

dimana terkandung di dalamnya item-item pertanyaan untuk mengukur dua

variabel yaitu pengaruh iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x

Babe Cabita dan minat beli produk.

Kemudian responden memberi nilai dari 5 pilihan (sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju) terhadap pertanyaan di

setiap instrumen tersebut. pada penelitian ini menggunakan program SPSS

untuk mempermudah hitungan uji reliabilitas ini. Untuk mengukur reliabilitas

dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) kriteria dalam pengambilan

keputusan suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach


59

Alpha (α) > 0,70 maka pertanyaan dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika

koefisien Cronbach Alpha (α) <0,70 maka pertanyaan dinyatakan tidak

reliabel. (Ghozali, 2018:46).

Tabel 3. 2 Tingkat Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Kriteria

>0,9 Sangat Reliabel

0,7-0,9 Reliabel

0,4-0,7 Cukup Reliabel

0,2-0,4 Kurang Reliabel

<0,2 Tidak Reliabel

Sumber: Imam Ghozali (2018:46)

3.8.Operasionalisasi Variabel

Menurut Hatch & Farhady (dalam Sugiyono, 2019:67) secara teoritis

variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau suatu objek yang

mempunyai variasi antara satu objek dengan yang lain atau satu objek dengan

objek yang lainnya. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari individu, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2019:68).

1. Variabel Bebas (Independent Variables)

Variabel bebas atau juga sering disebut sebagai variabel

stimulus, prediktor, antecedent, dimana merupakan variabel yang


60

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2019:69).

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan untuk variabel bebas

atau independent variables adalah pengaruh iklan MS Glow versi

Marshel Widianto x Babe Cabita (X).

2. Variabel Terikat (Dependent Variables)

Variabel terikat atau sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, konsekuen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019:69).

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan untuk variabel

Terikat atau Dependent Variables adalah minat beli masyarakat

(Y).
61

Tabel 3. 3 Tabel Variabel Penelitian

Skala
Variabel Dimensi Indikator
Pengukuran

Iklan MS Glow Bintang Iklan  Penampilan Marshel


For Men versi Widianto & Babe
Marshel Widianto Cabita menarik
x Babe Cabita perhatian responden.
(Variabel X)  Kemampuan Marshel
Kotler 2004 Widianto & Babe
(dalam Waluyo, Cabita dalam
2005:3-38) menyampaikan
informasi atau dialog
jelas.
 Kemampuan Marshel
Widianto & Babe
Cabita dalam Skala Likert

menghayati peran yang


dibawakan (acting)
sangat baik.
Slogan  Slogan #semuajugabisa
menarik dan mudah
diingat oleh responden.
 Penegasan isi pesan
ditampilkan dengan
baik kepada responden.
 Slogan #semuajugabisa
diyakini dapat mencapai
top of mind responden.
62

Ilustrasi Iklan  Ilustrasi iklan tersebut


menarik perhatian
responden.
 Adegan dalam iklan
tersebut membuat
responden tertarik akan
produk MS Glow For
Men.
 Visualisasi pada video
iklan menggambarkan
bintang iklan dengan
slogan sehingga
keunggulan produk
ditampilkan dengan
baik.
Minat Beli Minat  Responden tertarikan
(Variabel Y) Transaksional terhadap produk MS
Ferdinand Glow For Men setelah
(2014:189) menonton iklan
tersebut.
 Responden memiliki
keinginan untuk Skala Likert
membeli produk MS
Glow For Men.
Minat Referensial  Responden
merekomendasikan
produk MS Glow For
Men kepada orang
terdekat.
63

Minat  Responden memiliki


Preferensial kecenderungan untuk
tidak memedulikan
brand lain.
 Responden
memprioritaskan brand
MS Glow For Men
karena dianggap sudah
memenuhi kebutuhan.
Minat Eksploratif  Responden mencari
informasi mengenai
outlet penjualan produk
MS Glow For Men.
 Responden mencari
tahu tentang harga.
 Responden mencari
tahu tentang variasi
produk MS Glow For
Men.
 Responden mencari
tahu informasi produk
MS Glow For Men
melalui orang terdekat.
 Responden mencari
tahu informasi atau
review produk MS
Glow For Men di
internet.
Sumber: Olahan Peneliti (2022)
64

3.9.Hipotesis Penelitian

H1 : Terdapat pengaruh antara iklan MS Glow For Men versi Marshel

Widianto x Babe Cabita terhadap minat beli produk di masyarakat.

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara iklan MS Glow For Men versi Marshel

Widianto x Babe Cabita terhadap minat beli produk di masyarakat.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan membahas mengenai hasil penelitian serta

analisis penelitian yang berjudul “Pengaruh Iklan MS Glow For Men Versi

Marshel Widianto x Babe Cabita Terhadap Minat Beli Produk Di

Masyarakat”. Variabel X dalam penelitian ini adalah atribut iklan dari iklan

MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita, yaitu Bintang

iklan, Slogan iklan, dan Ilustrasi iklan. Sedangkan variabel Y dalam

penelitian ini adalah Minat Beli Produk oleh Masyarakat, yaitu minat

transaksional, minat referensial, minat preferensial, minat eksploratif.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum brand MS Glow For Men

Dilansir dari situs resmi msglowformenid.com. MS Glow For Men

merupakan brand skincare khusus pria yang didirikan pada tahun 2019.

Produk MS Glow For Men sendiri terdiri dari facial wash, serum, sunsreen,

body lotion, beard and hair serum, pomade, deodorant, dan whey protein.

Dengan slogan “it’s for real men” MS Glow For Men telah berkembang pesat

dan memiliki mitra bisnis di seluruh Indonesia. Saat ini MS Glow mempunyai

9 cabang clinic yang tersebat di kota-kota besar di Indonesia.

65
66

4.1.2 Profil Responden

Profil responden merupakan ragam latar belakang atau background

yang dimiliki responden, dimana menunjukan karakteristik tertentu dalam

populasi penelitian. Karakteristik populasi seperti usia dan karakteristik

biologis dapat mempengaruhi pola perilaku anggota populasi tertentu. Dalam

penelitian ini melibatkan penonton yang memberikan komentar di postingan

video yang diunggah akun Youtube Juragan 99 vs Shandy berjudul Iklan MS

Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita. Sebanyak 90

responden dilibatkan dalam penelitian ini, dimana penentuan jumlah

responden tersebut dihitung menggunakan rumus Slovin dengan tingkat

presisi (error) sebesar 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Responden yang

terpilih merupakan penonton yang memberikan komentar di iklan tersebut di

Youtube.

Data responden dalam penelitian ini responden difokuskan pada nama,

usia, jenis kelamin dan nama akun Youtube pribadi responden. Jawaban dari

responden tersebut kemudian diuraikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan persentase. Hasil yang didapatkan adalah.

a. Karakteristik Usia Responden

Butir karakteristik usia responden ditujukan untuk mengetahui rentang

usia responden yang merupakan viewers iklan MS Glow For Men versi

Marshel Widianto x Babe Cabita di akun Youtube Juragan 99 vs Shandy yang

meninggalkan komentar.
67

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Usia Responden

Usia (tahun) Frekuensi Presentase

17-21 tahun 32 35%

22-26 tahun 50 56%

27-31 tahun 6 7%

32-37 tahun 1 1%

>38 1 1%

Total 90 100%

Sumber: hasil olahan peneliti (2023)

Berdasarkan hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini

sebagian besar responden berusia 22-26 tahun yang berjumlah 50 responden,

dengan persentase sebesar 56%. Sebagian besar lainnya merupakan

responden yang berusia 17-21 tahun dengan jumlah 32 responden dengan

presentasi 35%. Selanjutnya responden yang berusia 27-31 tahun dengan

jumlah 6 responden dan persentasenya sebesar 7%. Kemudian responden

yang berusia 32-37 tahun dan di atas 38 tahun masing-masing mendapat 1

responden dan dengan presentase 1%.

b. Karakteristik Jenis Kelamin

Tabel 4. 2 karakteristik responden jenis kelamin


68

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 90 100%

Sumber: Olahan peneliti, 2023

Tabel 4.2 menunjukan bahwa seluruh responden yang berjumlah 90

secara keseluruhan berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan dalam

produk MS Glow For Men dalam penelitian ini hanya diperuntukan bagi

konsumen laki-laki.

4.1.3 Deskripsi Data

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disebarkan pada 90 responden

penonton yang telah memberikan komentar pada Iklan MS Glow For Men di

Youtube melalui sebaran kuesioner. Untuk mendapatkan kecenderungan

jawaban terhadap tiap-tiap variabel akan didasarkan pada rata-rata untuk

setiap jawaban variabel dari iklan sampai minat beli. Pada tiap-tiap variabel

menggunakan skala likert, dimana pada angka 1-4, dengan 1 mewakili

jawaban sangat tidak setuju hingga 4 mewakili sangat setuju.

Maka, menurut Azwar (Azwar, 2012) untuk mengkategorikan tinggi

rendahnya variabel menggunakan rumus sebagai berikut:

Rendah: X < M – ISD

Sedang M – ISD < = X < M + ISD

Tinggi X > M + ISD


69

Keterangan:

M : Mean

SD : Standar Deviasi

X : Skor Total

Tabel 4. 3 Skala data variabel Iklan

Skala data Variabel Iklan

Skala Data Kelas Kategori

1 X < 3,81 Rendah

2 3,81 ≤ X < 4,19 Sedang

3 X >4,19 Tinggi

Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

Tabel 4. 4 Skala data variabel Minat Beli

Skala data Variabel Minat Beli

Skala Data Kelas Kategori

1 X < 2,79 Rendah

2 2,79 ≤ X < 3,14 Sedang

3 X > 3,14 Tinggi

Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

4.1.4 Deskripsi Variabel

a. Variabel Iklan
70

Variabel X dalam penelitian ini adalah Iklan, dimana peneliti meneliti

iklan berdasarkan atributnya. Atribut iklan yang terdiri dari 3 Indikator yaitu

bintang iklan, slogan atau kata yang menarik, dan ilustrasi iklan.

Tabel 4. 5 Variabel Iklan


Indikator Item Pernyataan Mean Kategori
Marshel Widianto dan Babe Cabita
1
berpenampilan Menarik
Penampilan Marshel Widianto dan
Babe Cabita mendobrak standar
2
model pada iklan produk skincare
pada umumnya
Marshel Widianto dan Babe Cabita
3 mampu menciptakan pandangan
positif akan kualitas produk.
Marshel Widianto dan Babe Cabita
4
menyampaikan isi pesan dengan jelas
Bintang Saya mengerti atau memahami
Iklan maksud pesan yang disampaikan
5
Marshel Widianto dan Babe Cabita
dalam iklan tersebut. 4,06 Tinggi
Marshel Widianto dan Babe Cabita
6 tersebut memainkan intonasi suara
dengan baik.
Kemampuan Marshel Widianto dan
7 Babe Cabita dalam menghayati peran
sangat baik.
Marshel Widianto dan Babe Cabita
memerankan iklannya sangat baik
8
sehingga saya tertarik dengan isi
pesan yang disampaikan.
Slogan Iklan 9 Pesan-pesan dalam iklan tersebut
71

mampu menciptakan pandangan


positif akan kualitas produk.
Tagline #semuajugabisa dalam iklan 3,90 Tinggi
10
tersebut mudah diingat.
Tagline #semuajugabisa memotivasi
11
saya.
Saya akan langsung teringat brand
12 MS Glow For Men begitu
mendengar tagline #semuajugabisa.
Visual dari iklan tersebut menarik
13
perhatian saya untuk menontonnya.
Kualitas video pada iklan tersebut
14
terlihat bagus.
Musik dalam iklan tersebut sesuai
15
dengan konsep.
Musik pada iklan tersebut
16 mendukung penyampaian pesan
Ilustrasi
iklan. 4,00 Tinggi
Iklan
Saya tidak merasa bosan untuk
17
menonton video iklan tersebut.
Adegan-adegan dalam iklan tersebut
18 membuat saya tertarik pada produk
MS Glow For Men.
Melalui ilustrasi visual iklan tersebut
19 yang menarik sehingga keunggulan
produk ditampilkan dengan baik.
Sumber: Olahan Peneliti (2023).

Indikator pertama adalah bintang iklan, dimana bintang iklan

merupakan image atau wajah yang mewakili perusahaan untuk

mempromosikan suatu produk. Seorang model dalam iklan dinilai

membangkitkan suasana atau citra dari suatu produk. Dari indikator bintang
72

iklan hal-hal yang dinilai adalah penampilan yang menarik, kemampuan

dalam menyampaikan informasi produk, dan kemampuan dalam menghayati

peran. Pada bagian penampilan bintang iklan 74% dari responden yang

menjawab setuju dan sangat setuju atas sebaran pernyataan. Hal ini

menempatkan sub indikator penampilan yang menarik menempati kategori

tinggi karena mendapat rata-rata 4,04.

Selanjutnya kemampuan dalam menyampaikan informasi, dimana

81% responden menjawab setuju dan sangat setuju. Hal ini menempatkan sub

indikator kemampuan dalam menyampaikan informasi mendapatkan rata-rata

4,09 yang artinya masuk dalam kategori tinggi. Selanjutnya kemampuan

dalam menghayati peran yang dibawakan (acting). Dimana 79% responden

menjawab setuju dan sangat setuju bahwa Marshel Widianto dan Babe Cabita

menghayati peran yang dibawakan dalam iklan tersebut dengan baik. Sub

kategori kemampuan dalam menghayati peran mendapatkan nilai rata-rata

3,06 dan masuk dalam kategori tinggi. Sehingga dalam indikator bintang

iklan mendapat rata-rata sebesar 78% responden setuju dan sangat setuju.

Pada kategori nilai mendapat angka rata-rata 4,06 atau masuk dalam kategori

tinggi. Sehingga Marshel Widianto dan Babe Cabita sebagai bintang iklan

mempunyai pengaruh yang tinggi.

Indikator kedua yaitu slogan atau kata yang menarik, dimana menurut

Kotler slogan atau kata yang menarik memudahkan konsumen dalam

memahami arti iklan suatu produk. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti

lakukan dimana slogan pada iklan ini yaitu semua #semuajugabisa melalui
73

kuesioner yang dibagikan kepada penonton iklan MS Glow For Men di

Youtube menunjukan hasil 68% responden menjawab setuju dan sangat

setuju. Pada indikator slogan iklan memiliki rata-rata 3,90, angka ini

termasuk dalam kategori tinggi. Sehingga slogan #semuajugabisa memiliki

pengaruh yang tinggi.

Indikator ketiga yaitu ilustrasi iklan, dimana ilustrasi iklan adalah

visualisasi atau produk dari konten iklan itu sendiri. Berdasarkan hasil

penelitian ini, didapatkan sebanyak 75% responden menjawab setuju dan

sangat setuju terhadap pernyataan peneliti. Kategori ini mendapat angka rata-

rata 4,00 masuk pada kategori tinggi. Dapat dikatakan ilustrasi iklan berupa

visual dan kualitas video, musik, dan adegan-adegan pada iklan tersebut

memberi pengaruh yang tinggi pada iklan.

b. Variabel Minat Beli

Variabel Y dalam penelitian ini adalah minat beli, menurut Kotler &

Keller (2013:137) minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul akibat

dari respon terhadap objek yang menunjukan keinginan customer untuk

melakukan pembelian. Dalam penelitian ini memperhatikan aspek minat beli

menurut Ferdinand (2014:189) yaitu minat transaksional, minat referensial,

minat referensial, dan minat eksploratif.

Tabel 4. 6 Variabel Iklan


Indikator Item Pernyataan Mean Kategori
Minat 1 Setelah menonton iklan tersebut 2,79 Sedang
74

Transaksional membuat saya tertarik dengan brand


MS Glow For Men.
Setelah menonton iklan tersebut saya
2 akan membeli produk MS Glow For
Men dalam waktu dekat.
Saya akan merekomendasikan
3 produk MS Glow For Men kepada
Minat keluarga saya.
2,86 Sedang
Referensial Saya akan merekomendasikan
4 produk MS Glow For Men kepada
teman saya.
Saya akan menjadikan produk MS
Glow For Men sebagai produk
5 prioritas atau pilihan pertama saya
Minat dalam daftar pembelian produk
2,78 Rendah
Preferensial skincare dibandingkan brand lain.
Saya berminat untuk membeli
6 Produk MS Glow For Men karena
memenuhi kebutuhan kulit saya.
Saya mencari review produk tersebut
7
dari teman dekat atau keluarga.
Saya mencari review produk tersebut
8
dari internet atau media sosial.
Saya akan mencari tahu tempat yang
Minat 9
menjual produk MS Glow For Men. 3,07 Sedang
Eksploratif
Saya akan mencari tahu tentang
10
harga produk tersebut.
Saya akan mencari tahu bermacam-
11 macam produk atau variasi dari
produk tersebut.
Sumber: Olahan Peneliti, 2023.
75

Indikator pertama dalam variabel minat beli penelitian ini adalah

minat transaksional, dimana minat transaksional merupakan kecenderungan

seseorang untuk membeli produk. Berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukan bahwa pada indikator minat transaksional 39% responden

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju, sedangkan 35,6% menjawab

setuju dan sangat setuju. Hasil sebaran quesioner tersebut menunjukan bahwa

responden memiliki kecenderungan untuk tidak membeli produk MS Glow

For Men setelah menonton iklan tersebut. Berdasarkan kategori nilai,

indikator minat transaksional mendapat angka rata-rata sebesar 2,97 atau

dalam kategori sedang.

Indikator yang kedua adalah minat referensial, merupakan

kecenderungan seseorang untuk mereferensikan atau merekomendasikan

suatu produk kepada orang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan

bahwa pada indikator minat referensial 44% responden menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju. Hasil sebaran kuesioner tersebut menunjukan bahwa

pada minat referensial besar responden memiliki kecenderungan untuk tidak

merekomendasikan produk MS Glow For Men kepada orang lain setelah

menonton iklan tersebut. Pada kategori nilai variabel sendiri minat referensial

memiliki rata-rata 2,86 atau masuk dalam kategori sedang.

Indikator ketiga dalam variabel minat beli adalah minat preferensial,

dimana minat preferensial menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki

preferensi atau pilihan utama pada produk atau jasa. Berdasarkan hasil

penelitian ini menunjukan bahwa pada indikator minat preferensial sebesar


76

46% responden menjawab tidak setuju atau sangat tidak setuju. Hasil sebaran

kuesioner tersebut menunjukan bahwa sebagian besar responden tidak

menjadikan produk MS Glow For Men sebagai pilihan utama setelah

menonton iklan tersebut. Pada kategori nilai variabel sendiri minat

preferensial memiliki rata-rata 2,78 atau masuk dalam kategori rendah.

Selanjutnya pada indikator terakhir yaitu minat eksploratif. Minat

eksploratif menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi

yang dibutuhkan mengenai produk barang atau jasa yang diminatinya. Hasil

dari penelitian ini menunjukan bahwa 43% responden menjawab setuju atau

sangat setuju. Dari hasil sebaran kuesioner tersebut menunjukan bahwa

sebagian besar responden memiliki kecenderungan untuk mencari informasi

mengenai produk MS Glow For Men setelah menonton iklan tersebut. Pada

kategori nilai variabel sendiri minat eksplorati mendapat nilai rata-rata 3,07

atau termasuk dalam kategori sedang.

4.1.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

4.1.5.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas berfungsi sebagai bahan penentuan kevalidan atau

kesesuaian kuesioner yang digunakan oleh peneliti dalam mengukur dan

memperoleh data penelitian dari responden. Sebuah pertanyaan dinyatakan

valid apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Jika r Hitung > r Tabel, maka kuesioner dikatakan valid

b. Jika r Hitung < r Tabel, maka kuesioner dikatakan tidak valid


77

Nilai r Tabel didapatkan dengan mencari pada nilai r Tabel dengan n =

90 dengan tingkat signifikansi 5% pada distribusi nilai r Tabel statistic dan

diperoleh nilai r Tabel sebesar 0,207. Hasil uji validitas yang dilakukan

peneliti dengan menggunakan 90 sampel responden yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas

Variabel Item r Hitung r Tabel Keterangan

X.1 0,674 0,207 VALID


X.2 0,720 0,207 VALID
X.3 0,786 0,207 VALID
X.4 0,835 0,207 VALID
X.5 0,817 0,207 VALID
X.6 0,768 0,207 VALID
X.7 0,771 0,207 VALID
X.8 0,839 0,207 VALID
X.9 0,824 0,207 VALID
X.10 0,703 0,207 VALID
X.11 0,788 0,207 VALID
Variabel X X.12 0,756 0,207 VALID
Atribut X.13 0,836 0,207 VALID
Iklan X.14 0,779 0,207 VALID
X.15 0,804 0,207 VALID
X.16 0,834 0,207 VALID
X.17 0,783 0,207 VALID
X.18 0,800 0,207 VALID
X.19 0,818 0,207 VALID
Variabel Y Y.1 0,760 0,207 VALID
Minat Beli Y.2 0,912 0,207 VALID
78

Y.3 0,920 0,207 VALID


Y.4 0,944 0,207 VALID
Y.5 0,895 0,207 VALID
Y.6 0,890 0,207 VALID
Y.7 0,897 0,207 VALID
Y.8 0,880 0,207 VALID
Y.9 0,932 0,207 VALID
Y.10 0,916 0,207 VALID
Y.11 0,948 0,207 VALID
Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

4.1.5.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berfungsi untuk melihat apakah kuesioner memiliki

konsistensi jika pengukuran dilakukan dengan kuesioner tersebut dilakukan

secara berulang. Peneliti menggunakan batasan 0,6 dalam menentukan

instrumen yang digunakan reliable ataupun tidak reliable dalam pengujian.

Jika hasil < 0,6 maka reliabilitas dikatakan kurang baik. Sementara jika hasil

0,7 bisa diterima, dan jika hasil > 0,8 reliabilitas dikatakan bagus. Hasil uji

validitas pada variabel X dan Y dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4. 8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Crombach Nilai Kritis Keterangan

Variabel X 0,767 0,6 Reliebel

Variabel Y 0,787 0,6 Reliebel

Sumber: Olahan Peneliti, 2023.


79

4.1.6 Uji Analisis Data

4.1.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal, metode

uji normalitas yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah Kolmogrov Sminov, dengan ketentuan apabila nilai signifikansi > 0,05

maka dapat dikatakan normal.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Normalitas (Kolmogrov Sminov)

Unstandardized
Residual
N 90
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. 11,26636577
Deviation
Most Extreme Absolute ,077
Differences Positive ,070
Negative -,077
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa nilai signifikansi uji

normalitas menunjukan hasil 0,200 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

data berdistribusi normal dan layak untuk dilakukan uji lebih lanjut.
80

4.1.6.2 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana dalam penelitian ini digunakan untuk

menguji hubungan satu variabel dependen dengan variabel independen.

Berikut adalah hasil uji analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan

SPSS versi 26:

Tabel 4. 10 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,240 6,327 ,354 ,724
IKLAN ,399 ,082 ,462 4,885 ,000
a. Dependent Variable: MINAT_BELI
Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

Berdasarkan hasil tabel uji regresi di atas mendapatkan hasil:

Y = a + bX

Y = 2,240 + 0,363 X

Persamaan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

 Nilai konstanta sebesar 2,240 mengandung arti bahwa nilai

konstanta variabel minat beli adalah sebesar 2,240. Hal ini

mengartikan bahwa jika tidak ada iklan maka nilai konstanta minat

beli sebesar 2,240.

 Koefisien regresi X sebesar 0,399 menyatakan bahwa setiap

penambahan 1 kali pada variabel iklan, maka minat beli bertambah


81

sebesar 0,399. Koefisien bernilai positif yang artinya terjadi

hubungan positif antara iklan dengan minat beli. Semakin tinggi

nilai pengaruh iklan, maka dapat meningkatkan minat beli

masyarakat.

4.1.7 Hasil Uji Hipotesis

4.1.7.1 Hasil Signifikansi Parsial (Uji t)

Dalam penelitian ini Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara parsial. Atau untuk mengetahui antar setiap

variabel independen dengan variabel dependen apakah memiliki pengaruh

yang signifikan atau tidak, dengan ketentuan:

a. Jika, nilai signifikansi < 0,05

b. Jika, nilai t hitung > t tabel, maka variabel independen

berpengaruh terhadap variabel terikat atau H0 ditolak dan H1

diterima.

Untuk mengetahui nilai t tabel dilakukan penghitungan sebagai

berikut:

t (a/2 ; n-k-1)

t (0,05/2 ; 90-1-1)

t (0,025 ; 88)

kemudian menunjukan nilai t tabel 1,991. Jadi, nilai signifikansi 0,05

dan nilai t tabel 1,991.


82

Tabel 4. 11 Analisis Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,240 6,327 ,354 ,724
IKLAN ,399 ,082 ,462 4,885 ,000
a. Dependent Variable: MINAT_BELI
Sumber: Olahan Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel hasil uji t di atas dapat dijelaskan bahwa uji t pada

variabel iklan X terhadap minat beli menunjukan hasil nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05, maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Kemudian t hitung menunjukan 2,240 > 1,988610. Maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya variabel iklan (X) berpengaruh

secara signifikan terhadap minat beli (Y).

4.1.7.2 Uji Koefisien Determinasi R

Menurut Ghozali (2016:97) koefisien determinasi digunakan

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen.

Tabel 4. 12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R)


Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of
Model R Square Square the Estimate
a
1 ,462 ,213 ,204 11,330
a. Predictors: (Constant), IKLAN
b. Dependent Variable: MINAT_BELI
Sumber: Olahan Peneliti, 2023.
83

Berdasarkan tabel uji determinasi (R) di atas dapat dilihat bahwa nilai

koefisien determinasi (R) adalah 0,213. Maka dapat disimpulkan bahwa iklan

memiliki pengaruh terhadap minat beli sebanyak 21,3%. kemudian 78,7%

sisanya dipengaruhi variabel lainnya yang tidak ada di dalam penelitian ini.

4.2 Pembahasan Penelitian

Dalam sebuah strategi pemasaran, salah satu media utama bagi

perusahaan untuk menunjang kegiatan promosi dalam rangka menarik

konsumen adalah iklan. Dimana faktor utama periklanan adalah bahwa iklan

harus mengunggah perhatian calon konsumen terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan perusahaan (Hermawan, 2012:39). Pengiklan menarik perhatian

konsumen dengan memaksimalkan eksekusi iklan itu sendiri. Jika iklan

digambarkan menarik maka kemungkinan dapat menarik perhatian konsumen

untuk melirik produk yang diiklankan. Maka dari itu pengiklan harus

menemukan komposisi yang tepat dari atribut-atribut iklan.

Iklan MS Glow menggunakan Marshel Widianto dan Babe Cabita

sebagai bintang iklan dianggap menarik bagi peneliti. Dimana secara fisik

Marshel Widianto dan Babe Cabita tidak seperti model atau bintang iklan

produk kecantikan pada umumnya. Ditambah lagi iklan tersebut sempat ramai

menjadi perbincangan karena dianggap mendobrak standar model iklan. Saat

ini iklan tersebut masih bisa ditonton di Youtube, bahkan konten iklan

tersebut sudah ditonton lebih dari 700 rb kali. Adanya keunikan iklan tersebut

membuat peneliti tertarik meneliti pengaruh iklan tersebut sebagai variabel


84

independen dan apakah iklan tersebut mempengaruhi minat beli konsumen

sebagai variabel dependen.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 90 responden dengan

ketentuan masyarakat yang pernah menonton serta memberi tanggapan

berupa komentar di akun Youtube Juragan 99 vs Shandy. Dimana untuk

menjaga kredibilitas penelitian ini, peneliti membatasi responden yang

memberikan komentar terhitung pada bulan januari 2023 sampai Mei 2023.

Selanjutnya adalah masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki, serta berumur

di atas 17 tahun. Peneliti melakukan pengambilan data dengan cara

membagikan kuesioner secara online yang dibuat melalui Google Formulir.

Berdasarkan penyebaran kuesioner tersebut menunjukan hasil responden

terbanyak ada pada rentang usia 22-26 tahun, yaitu sebanyak 56% orang. Hal

ini berarti responden dari penelitian ini didominasi oleh remaja akhir dan

dewasa awal.

Dimana menurut Depkes RI (2009) bahwa klasifikasi usia 17-25 tahun

termasuk pada kategori remaja akhir dan usia 26-35 termasuk pada kategori

masa dewasa awal. Hal ini berarti segmentasi produk iklan kreatif dari MS

Glow For Men Versi Marshel Widianto x Babe Cabita bersegmentasi anak

muda dengan kategori usia remaja akhir sampai dewasa awal. Dalam

Lukitaningsih (2013) penentuan segmentasi pasar berdasarkan esensi

psikologis tiap tingkatan usia dan daur hidup konsumen sebagai calon

pembeli. Dimana pada tingkatan usia remaja sampai dewasa membutuhkan

iklan kreatif untuk mencapai psikologis calon konsumen.


85

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan melalui bantuan program SPSS

versi 26 menunjukan hasil bahwa iklan secara simultan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap minat beli pada produk MS Glow For Men dengan

nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan nilai f Hitung senilai 19,261 > f tabel 3,95.

Hasil uji regresi yang sudah dilakukan melalui bantuan SPSS versi 26

menyatakan bahwa hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak. Atau dapat

dikatakan bahwa iklan MS Glow For Men mempunyai pengaruh terhadap

minat beli produk di masyarakat. Kemudian berdasarkan nilai koefisien Iklan

terhadap minat beli sebesar 0,399 atau 39,9%. Selain itu, peneliti juga

melakukan uji secara parsial yang menunjukan apakah terdapat pengaruh

antara Iklan terhadap Minat Beli, berikut penjelasannya:

1. Bintang Iklan

Hardiman (dalam Anggraeni, 2018:15) menyatakan bahwa model atau

bintang iklan merupakan sosok atau yang dipilih untuk mewakili image

sebuah produk, yang biasanya dari kalangan tokoh masyarakat yang mewakili

karakter menonjol dan daya tarik yang kuat. MS Glow memilih Marshel

Widianto dan Babe Cabita untuk menjadi bintang iklannya bukan tanpa

alasan. Marshel Widianto dan Babe Cabita merupakan seorang komedian atau

selebriti yang dikenal masyarakat luas. MS Glow juga mencoba untuk

mendobrak standar iklan produk kecantikan yang selama ini ditayangkan. MS

Glow berusaha mengambil hati masyarakat dengan memerankan Marshel

Widianto dan Babe Cabita. Hal tersebut merupakan hal baru, karena

umumnya brand hanya mau menggunakan model yang rupawan sebagai


86

bintang iklan mereka, karena dinilai dapat menampilkan image baik bagi

perusahaan.

Dalam penelitian oleh Malafitri dkk (2022) menyebutkan bahwa

masyarakat memiliki standar ketampanannya masing-masing, namun standar

tersebut yang tidak jauh dari konsep maskulinitas. Akan tetapi penggunaan

Marshel Widianto dan Babe Cabita sebagai model mendobrak standar

kecantikan model yang umumnya ditampilkan. Menurut Putra (2018)

menjelaskan bahwa tubuh laki-laki dan perempuan memiliki nilai jual tinggi

di pasaran. Hal tersebut berbanding terbalik dengan MS Glow, dimana iklan

tersebut sempat viral dan mendapat dukungan positif dari masyarakat. Hal ini

sejalan dengan fungsi iklan sebagai adding value dimana periklanan

memberikan nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi

konsumen. Persepsi yang dimaksud dalam fungsi iklan ini yaitu brand MS

Glow For Men yang mencoba membangun citra mereknya sebagai brand

yang peduli akan isu mengenai stereotype maskulinitas atau mitos kecantikan

pada bintang iklan. Bintang iklan memiliki hal-hal yang memberikan

pengaruh besar terhadap iklan, yaitu penampilan, dialog, dan akting dari

bintang iklan itu sendiri.

Dalam penelitian ini berdasarkan kategori nilai, indikator bintang

iklan mendapat rata-rata sebesar 4,06 atau masuk dalam kategori tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Marshel Widianto dan Babe Cabita

sebagai bintang iklan mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap iklan.

Sebagian besar responden menyetujui bahwa Marshel Widianto dan Babe


87

Cabita dinilai memberi kesan positif pada iklan. Selain itu pada penelitian

oleh Pramudyaningsih (2013) menyatakan bahwa keahlian bintang iklan yang

kuat maka akan meningkatkan perasaan suka responden terhadap iklan yang

dibintanginya.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Marshel Widianto dan

Babe Cabita sebagai bintang iklan berpenampilan menarik, menyampaikan

informasi dengan baik dan mereka mampu menghayati perannya dengan baik.

Sehingga melalui Marshel Widianto dan Babe cabita sebagai bintang atau

model iklan mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap minat beli.

Royan (dalam, Anggraeni, 2018:15) menjelaskan bahwa selebriti digunakan

sebagai alat yang cepat dalam mewakili segmen pasar yang dibidik.

2. Slogan atau kata yang menarik

Kedua yaitu indikator Slogan atau Kata Yang Menarik, dalam sebuah

iklan tak jarang pengiklan menyisipkan kata yang menarik atau slogan untuk

membuat konsumen mengingat iklan dari brand tersebut. Menurut Moriarty

(dalam Anggraeni, 2018:17) menyatakan bahwa slogan merupakan suatu

bahasa iklan yang dapat menarik hati dan minat konsumen untuk terus

mengingat dan mempergunakan atau membeli produk yang diiklankan. Hal

ini sejalan dengan salah satu fungsi iklan sebagai Reminding yang dijelaskan

oleh Shrimp (dalam Firmansyah, 2019), dimana fungsi iklan adalah untuk

mengingat (reminding), dimana iklan menjaga agar merek perusahaan tetap

segar dalam ingatan para konsumen.


88

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa 68% responden

menempatkan slogan #semuajugabisa memberikan pandangan positif akan

kualitas produk. Tagline tersebut juga mendapat top of mind di masyarakat,

dimana 52% responden setuju bahwa slogan iklan tersebut langsung

mengingatkan responden akan brand MS Glow. Pada indikator ini mendapat

angka rata-rata 3,90, dimana angka tersebut termasuk dalam kategori tinggi.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tagline #semuajugabisa memiliki pengaruh

yang tinggi pada iklan ini.

Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Anggraeni (2018) dimana slogan mendapat respon paling baik dari konsumen

dalam penelitiannya. Penggunaan slogan tersebut dinilai memenuhi fungsi

dan kesesuaian dengan tujuan. Dalam penelitian ini slogan #semuajugabisa

mendapat respon yang baik juga dari responden. Slogan #semuajugabisa

dianggap menarik dan mudah diingat. Pesan yang ingin disampaikan MS

Glow melalui slogan tersebut juga dianggap jelas oleh konsumen. Slogan

#semuajugabisa juga mencapai top of mind di Masyarakat.

Menurut Moriarty (dalam Anggraeni 2018:17) slogan adalah suatu

bahasa iklan yang mampu menarik hati konsumen, yang kemudian menarik

minat konsumen untuk terus mengingat dan mempergunakan atau membeli

produk yang diiklankan. Dalam penelitian ini melalui slogan #semuajugabisa

MS Glow berusaha untuk memotivasi konsumen untuk tidak putus harapan,

karena semua kalangan bisa merawat kulit wajahnya karena tidak ada batasan

untuk laki-laki dalam merawat kulitnya.


89

3. Ilustrasi Iklan

Ilustrasi iklan merupakan adegan-adegan atau cuplikan video yang

menggambarkan sebuah produk yang diinginkan. Menurut Russel (dalam

Saifudin, 2019:147) berpendapat bahwa ilustrasi iklan adalah visualisasi pada

iklan yang merupakan rangkaian gambar yang menampilkan alur cerita.

Ilustrasi iklan juga membentuk narasi yang akan disampaikan kepada calon

konsumen. Pengiklan merangkai iklannya sedemikian rupa agar rangkaian

peristiwa dalam ilustrasi iklan dapat menyampaikan pesan tertentu. Produk

iklan harus dapat membentuk ilustrasi iklan yang tepat sehingga

keistimewaan dari produk dapat diterima oleh konsumen dengan baik.

Dari hasil sebaran kuesioner 74,9% responden setuju bahwa Iklan MS

Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita dianggap menarik oleh

responden baik dari segi adegan serta visualisasi video. Iklan tersebut

dianggap membentuk keistimewaan karena penggambaran bintang iklan

dengan slogan dikemas dengan menarik. Dalam adegan iklan tersebut banyak

ditampilkan kesederhanaan dari model iklan namun dapat menarik perhatian

masyarakat. Dari sebaran kuesioner, kategori ini mendapat angka rata-rata

4,00 atau masuk pada kategori tinggi. Ilustrasi iklan dapat dikatakan memiliki

pengaruh yang tinggi terhadap iklan ini.

Penelitian oleh Saifudin (2019) mendapati bahwa ilustrasi iklan

berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen. Ilustrasi iklan dinilai

mempunyai peran penting terhadap minat beli konsumen karena tingkat


90

kemenarikan cerita iklan, tingkat kemudahan mengingat cerita iklan, dan

kesuksesan jalan cerita iklan islami sehingga mendapat respon positif dari

calon konsumen. Ilustrasi iklan memiliki peranan penting dalam kesuksesan

iklan, ilustrasi atau penggambaran iklan yang menarik diyakini mampu

memberikan pengaruh positif untuk memasarkan suatu produk. Ilustrasi

dalam iklan memberikan kesan dan diyakini mampu mengambil hati

konsumen untuk melangkah ke tahap selanjutnya yaitu minat beli. Iklan MS

Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita mendapat respon

positif dari masyarakat, sebagian besar responden memberikan respon positif

dan ketertarikannya terhadap ilustrasi iklan yang ditampilkan.

Pada indikator iklan yaitu Bintang iklan, Slogan Iklan, dan Ilustrasi

Iklan ini peneliti mencoba menganalisis lebih dalam lagi dengan

menggunakan cognitif response model. Hasil temuan ini mendukung model

respon kognitif dimana menunjukan bahwa rangsangan yang berasal dari 3

komponen yaitu product/message thoughts, source-oriented thoughts,dan ad

execution thoughts.

Pertama, dalam cognitive response model, sumber pesan atau source

oriented thought adalah seseorang yang mewakili penyampaian pesan yaitu

bintang iklan atau model. Jika konsumen menganggap bintang iklan

menjengkelkan atau tidak dapat dipercaya, konsumen cenderung tidak

menerima klaim yang dibuat model iklan tersebut. Maka dari itu, pengiklan

berusaha menggunakan model iklan yang disukai target pasar karena

membawa efek positif terhadap iklan. Penggunaan Marshel Widianto dan


91

Babe Cabita diharapkan dapat menumbuhkan keinginan customer untuk

melakukan pembelian. Marshel Widianto dan Babe Cabita memiliki pengaruh

yang tinggi terhadap iklan. Bahkan Marshel Widianto dan Babe Cabita

mendapatkan argumen pendukung dimana dari feedback dari iklan yang

diunggah di channel Youtube Juragan 99 vs Shandy mendapat dukungan

positif.

Gambar 4. 1 Komentar Iklan MS Glow For Men

Sumber: Youtube Juragan 99 vs Shandy

Kedua, product/message thought. Dalam cognitive response model

slogan dianggap mewakili product/Message thoughts dimana slogan

#semuajugabisa mewakili klaim yang dibuat iklan. Pesan yang ingin

disampaikan MS Glow adalah siapapun dan dari kalangan manapun boleh

merawat kulit wajahnya. Marshel Widianto dan Babe Cabita yang dianggap

bertentangan dengan male beauty standar dalam mitos kecantikan di

masyarakat. Iklan tersebut mengisyaratkan bahwa semua kalangan bisa


92

termotivasi untuk merawat kulit wajah. Pada slogan #semuajugabisa memiliki

pegaruh yang tinggi pada iklan. Klaim yang dibuat oleh MS Glow bahkan

mendapat feedback yang baik di masyarakat dan slogan t#semuajugabisa

menjadi top of mind masyarakat.

Ketiga, ad execution thoughts. Dimana eksekusi iklan sendiri

merupakan gabungan dari isi pesan dan sumber pesan. Kedua komponen

tersebut kemudian membentuk ilustrasi iklan atau hasil dari eksekusi iklan itu

sendiri. Respon audiens terhadap eksekusi iklan dalam penelitian ini cukup

baik, 74,9% responden merespon positif terhadap eksekusi iklan ini dan dapat

dikatakan ilustrasi iklan memiliki pengaruh yang tinggi pada iklan.

Responden setuju bahwa ilustrasi, adegan, dan eksekusi iklan MS Glow For

Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita secara keseluruhan menarik dan

membentuk keistimewaan dari konten iklan tersebut.

Dari ketiga komponen rangsangan cognitive response model tersebut

dapat mempengaruhi sikap yang pada akhirnya mempengaruhi minat beli

produk MS Glow di masyarakat. Kemudian respon yang diperoleh adalah jika

stimulus yang diberikan kepada konsumen diterima maka diyakini akan

menghasilkan sebuah respon yaitu perubahan perilaku dalam minat beli pada

produk MS Glow For Men. Menurut Kotler & Keller (2003:137) minat beli

merupakan perilaku konsumen yang muncul akibat dari respon terhadap

objek yang menunjukan keinginan customer untuk melakukan pembelian.

Minat beli dapat dikatakan sebagai kecenderungan seseorang untuk bertindak

sebelum keputusan pembelian benar-benar dilakukan. MS Glow melakukan


93

upaya untuk meningkatkan penjualan dengan mengiklankan produknya.

Sebelum proses keputusan pembelian terjadi terdapat kecenderungan

seseorang untuk bertindak di tahap minat untuk membeli sebuah produk.

Pada penelitian ini tahap minat yang dilalui responden adalah minat

transaksional, referensial preferensial, dan eksploratif.

1. Minat Transaksional

Menurut Ferdinand (2014: 189) Minat transaksional merupakan

kecenderungan seseorang untuk membeli produk. Pada tahap ini konsumen

berada pada posisi dimana telah memiliki minat melakukan pembelian karena

rasa ingin memenuhi kebutuhan. Dalam penelitian ini diketahui berdasarkan

jawaban responden pada pertanyaan mengenai ketertarikan responden

terhadap produk setelah menonton iklan, dan minat responden untuk membeli

produk MS Glow dalam waktu dekat setelah menonton iklan tersebut.

Diketahui berdasarkan kategori nilai, indikator minat transaksional mendapat

angka rata-rata sebesar 2,97 atau dalam kategori sedang.

Hal ini membuktikan bahwa Iklan MG Glow For Men versi Marshel

Widianto x Babe Cabita berpengaruh sedang dalam mempengaruhi minat

responden untuk melakukan transaksi demi memenuhi kebutuhan. Dalam

penelitian oleh Irawan & Widjaja (2011) keyakinan terhadap atribut produk,

citra diri, efek penuaan, dan sikap memiliki pengaruh terhadap intensi

membeli dalam membeli skincare. Pada intinya perilaku membeli produk

skincare pria dipengaruhi faktor personal tanpa adanya pengaruh normatif.


94

Pada Iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita kurang

signifikan dalam mempengaruhi minat responden untuk melakukan transaksi

secara personal hanya dengan melihat iklannya saja. Dari penelitian ini

ditemukan bahwa kecenderungan masyarakat untuk melakukan transaksi atau

hasrat ingin membeli produk MS Glow For Men setelah menonton iklan

tersebut sedang. Iklan MS Glow For Men kurang memikat konsumen secara

personal, karena itu ketertarikan responden untuk melakukan transaksi sedang

cenderung kecil.

2. Minat Referensial

Menurut Ferdinand (2014: 189) minat referensial merupakan

kecenderungan seseorang untuk mereferensikan suatu produk kepada orang

lain. pada tahap ini konsumen berada pada tahap merekomendasikan produk

MS Glow kepada orang lain setelah menonton iklan MS Glow For Men versi

Marshel Widianto x Babe Cabita. Berdasarkan jawaban dari pernyataan dari

“saya akan merekomendasikan produk MS Glow For Men kepada teman dan

keluarga” mendapat pilihan jawaban terbanyak yaitu responden tidak setuju

terhadap pernyataan tersebut, yaitu sebesar 43,9%. Sedangkan sebesar 31,7%

responden menjawab setuju dan sangat setuju. Hasil ini menunjukan bahwa

iklan MS Glow For Men memberikan pengaruh yang kecil untuk

mengarahkan konsumen pada perilaku minat beli. Namun berdasarkan

pengujian hipotesis yang dilakukan terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan pada variabel minat beli.


95

Dalam penelitian oleh Wonok & Loindong (2018) pada variabel minat

referensial menunjukan hasil hipotesis adanya pengaruh yang positif dan

signifikan pada variabel minat beli. Namun merek pada penelitian tersebut

tersebut dipersepsikan kurang menarik dalam segi kualitas, penilaian yang

kurang baik mengenai produk yang tidak sesuai dengan tingkat keinginan

responden akan mendorong responden untuk mereferensikan produk. Hasil

dari sebaran kuesioner pada penelitian ini menunjukan iklan MS Glow For

Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita memberikan pengaruh yang kecil

pada minat referensial.

Hal tersebut dapat dikarenakan persepsi responden dari segi kualitas

dan penilaian produk. Sejalan dengan penelitian Irawan dan Widjadja (2011)

yang menyebutkan bahwa pembelian atau penggunaan suatu produk skincare

tidak dikarenakan dorongan dari orang tua, pasangan maupun orang lain.

Sehingga masyarakat tidak mereferensikan produk MS Glow For Men kepada

orang lain dikarenakan rendahnya minat transaksional membuat masyarakat

tidak mereferensikan produk yang tidak diminati kepada orang lain.

3. Minat Preferensial

Menurut Ferdinand (2014: 189) minat preferensial merupakan

kecenderungan yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki

preferensi utama pada produk tersebut. konsumen mereferensikan bahwa

produk tertentu itulah yang sedang diinginkan dan seseorang tersebut berhak

untuk mengabaikan pilihan yang lain (Ferdinand, 2014:189). Berdasarkan


96

jawaban dari pernyataan “saya akan menjadikan produk MS Glow For Men

sebagai pilihan utama dalam daftar pembelian produk skincare dibandingkan

brand lain” dan “saya berminat untuk membeli produk MS Glow For Men

karena memenuhi kebutuhan kulit saya” keduanya mendapatkan pilihan

jawaban terbanyak sebesar 44% yaitu responden tidak setuju dengan

pernyataan tersebut. Hasil dari sebaran tersebut menunjukan bahwa iklan MS

Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita pada tahap minat

preferensial tidak cukup kuat untuk mengarahkan responden pada tahap ini.

Dari temuan pada Variabel Iklan, masyarakat memberikan respon positif atau

penerimaan pada kemampuan komunikasi iklan ini. Namun, pada proses

minat preferensial mendapati penolakan oleh masyarakat. Maka kesediaan

masyarakat untuk mengubah sikapnya pada tahap minat preferensial tidak

sepenuhnya diterima.

Pada kategori nilai variabel sendiri minat preferensial memiliki rata-

rata 2,78 atau masuk dalam kategori rendah. Hal ini berarti iklan MS Glow

For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita memiliki pengaruh sedang

dalam mempengaruhi minat beli produk pada preferensi atau pilihan utama

produk MS Glow For Men daripada merek lain. MS Glow For Men sebagai

brand yang baru berdiri tahun 2019 lalu menjadikan produk ini masih awam

di masyarakat. Kenny & Erdiansyah (2020) menyatakan bahwa konsumen

merasa sungkan membeli produk yang belum dikenal. MS Glow For Men

sebagai new brand lebih muda dibandingkan brand lain seperti Nivea Men

yang merupakan skincare pria pertama di Indonesia. Dimana dalam penelitian


97

oleh Kenny & Erdiansyah (2020) menjelaskan bahwa brand awareness,

perceived quality, consumer attitude memiliki pengaruh positif terhadap

minat beli.

Ketertarikan responden untuk menjadikan MS Glow For Men sebagai

preferensi utama belum cukup kuat jika hanya menonton iklan tersebut saja.

MS Glow For Men yang merupakan new brand belum mendapatkan brand

awareness dimata masyarakat. Sedangkan pada penelitian ini meneliti atribut

iklannya saja. Brand awareness, perceived quality, consumer attitude seperti

dalam penelitian pada Kenny & Erdiansyah (2020) menemukan bahwa hal

tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menjadikan suatu brand

menjadi preferensi utama masyarakat terhadap produk skincare. Sedangkan

cakupan penelitian ini hanya meneliti Variabel iklan yang berupa bintang

iklan, slogan, dan ilustrasi iklan. Variabel atibut iklan tidak cukup kuat

dibandingkan brand awareness, perceived quality, consumer attitude,

sehingga iklan ini tidak dapa menarik konsumen pada tingkat preferensial.

Faktor-faktor lain seperti di atas memiliki cukup pengaruh untuk menjadikan

suatu brand sebagai preferensi utama konsumen.

4. Minat Eksploratif

Menurut Ferdinand (2014:189) minat eksploratif menggambarkan

perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang

diminatinya dan mencari informasi produk tersebut. Dalam penelitian ini

diketahui berdasarkan jawaban dari responden pada pernyataan mengenai


98

perilaku (respon) untuk mencari informasi produk MS Glow For Men setelah

menonton iklan tersebut. Didapati sebagian besar atau 43% responden dari

sebaran kuesioner setuju dan sangat setuju bahwa mereka mencari informasi

mengenai produk MS Glow For Men. Pada kategori nilai variabel, minat

eksploratif mendapat rata-rata 3,07 atau termasuk dalam kategori sedang.

Hasil dari sebaran kuesioner tersebut menunjukan adanya pengaruh iklan

terhadap minat eksploratif masyarakat untuk mencari informasi produk MS

Glow For Men. Hal ini berarti penerimaan pesan atau stimulus iklan MS

Glow For Men bersifat positif sehingga masyarakat mencari informasi lebih

lanjut mengenai produk MS Glow For Men setelah menonton iklan tersebut.

Dari keempat indikator minat beli, minat eksploratif adalah satu-

satunya indikator yang didominasi oleh jawaban setuju dari responden.

Bahwa responden mencari informasi lebih lanjut tentang produk MS Glow

For Men setelah menonton iklan tersebut. Menurut Putri, Ayuningtyas, &

Ambarwati (2019) dalam penelitiannya, faktor prikologis terutama faktor

pengetahuan merupakan faktor yang paling berpengaruh besar terhadap

keputusan pembelian produk skincare pria. Hal ini juga berkaitan dengan

kemudahan akses internet dan perkembangan informasi. Diketahui bahwa

banyak kemudahan informasi produk MS Glow For Men yang bisa diakses,

berupa review di internet, Situs resmi MS Glow For Men dan official store di

online marketplace.

Pada penelitian ini peneliti mencoba menganalisa menggunakan

Cognitive response model yang menjelaskan pengaruh rangsangan dari


99

sumber, pesan, dan ilustrasi menyebabkan perubahan sikap terhadap minat

beli. Pada kategori product/message thoughts, source-oriented thoughts, dan

ad-execution thoughts berdasarkan hasil penelitian ini dapat diterima secara

positif oleh masyarakat. Selanjutnya pada tahapan perubahan pengaruh dari

rangsangan respon kognitif tersebut mempengaruhi minat beli secara

signifikan dan positif. Hal ini berarti klaim yang dibuat produk, penerimaan

sumber iklan, dan cuplikan adegan pada iklan MS Glow For Men diterima

oleh masyarakat dan memiliki pengaruh terhadap minat beli produk.

Selanjutnya penelitian ini juga mencoba membuktikan teori S-O-R.

Menurut McQuail (2010:467) dalam teori S-O-R, proses perubahan perilaku

pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

1 Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme diterima,


terbukti pada variabel iklan mendapat kategori tinggi. Responden
menerima stimulus atau produk iklan secara keseluruhan. Maka,
pada tahap ini diyakini stimulus efektif mempengaruhi perhatian
dari masyarakat.
2 Setelah stimulus atau iklan mendapat perhatian dari organism
(diterima) maka masyarakat mengerti stimulus ini dilanjutkan
kepada proses berikutnya.
3 Setelah itu organism mengelolah stimulus tersebut sehingga
terjadi kesediaan untuk memberikan tindakan minat demi
stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
4 Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari
lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari
masyarakat tersebut (perubahan perilaku). Yang dalam penelitian
ini yaitu minat beli.
100

Maka rangsangan atau stimulus yang diberikan melalui iklan MS

Glow For Men Versi Marshel Widianto X Babe Cabita berdasarkan uji

berpengaruh positif, dibuktikan dari sebagian besar setuju dan sangat setuju,

pada semua kategori nilai mendapat kategori tinggi. Artinya stimulus yang

diberikan iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita

diterima. Kemampuan komunikasi bintang iklan, slogan, dan ilustrasi iklan

berperan penting dalam perubahan sikap konsumen.

Pada perubahan sikapnya yaitu minat beli dalam uji hipotesis

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Hasil dari sebaran kuesioner

pada variabel minat beli keempat indikator yaitu minat transaksional, minat

referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif masuk dalam kategori

nilai sedang. Hal ini berarti masyarakat merasa iklan MS Glow For Men

dinilai bagus ditinjau dari aspek atribut iklan sehingga mempengaruhi minat

beli masyarakat.

Iklan telah menjadi salah satu media efektif bagi perusahaan untuk

mengirimkan informasi kepada konsumen targetnya. Iklan dirancang

sedemikian rupa dengan media yang semakin luas salah satunya media

internet yaitu Youtube. Hasilnya menunjukan tiga elemen/indikator dari

atribut iklan yaitu Bintang iklan, Slogan, dan Ilustrasi Iklan memiliki

hubungan yang signifikan dan pentingnya hal tersebut terhadap minat beli

produk. Model kognitif respon mengasumsikan bahwa elemen rangsangan

berupa isi pesan, sumber pesan, dan eksekusi iklan mempengaruhi sikap yang

pada akhirnya mempengaruhi minat beli.


101

Dalam penelitian ini sebagian besar masyarakat setuju bahwa iklan

MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita dianggap menarik

atau bagus di benak konsumen. Dari uji regresi didapati iklan berpengaruh

secara signifikan terhadap minat beli. Namun pada hasil kuesioner pada

indikator minat beli tiga indikator yaitu minat transaksional, referensial, dan

preferensial menunjukan hasil yang dominan pada respon tidak setuju dan

sangat tidak setuju.

Artinya iklan tersebut merupakan iklan yang bagus, dan diterima

secara positif oleh masyarakat, hal ini menyebabkan terjadinya pengaruh

terhadap minat beli produk di masyarakat, namun pengaruhnya dalam minat

beli sedang atau kecil. Hal ini dikarenakan pada uji koefisien determinasi

mendapat nilai 0,399 atau 39,9% yang berarti apabila variabel iklan (X)

meningkat 1kali, maka keputusan pembelian akan bertambah 39,9%.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian

mengenai pengaruh iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe

Cabita terhadap minat beli produk, maka dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan nilai signifikansi dari tabel Coefficients diperoleh

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Kemudian

berdasarkan nilai t, diketahui nilai t hitung sebesar 2,240 > t tabel

1,991. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Iklan (X)

berpengaruh terhadap variabel Minat Beli (Y). Maka H0 ditolak dan

H1 diterima.

2. Pada uraian analisis regresi linear sederhana menunjukan variabel

X dalam penelitian ini yaitu Iklan MS Glow For Men versi Marshel

Widianto x Babe Cabita memiliki hubungan dengan variabel Y

atau minat beli, dengan nilai 0,462 atau 46,2% yang mengindikasi

hubungan antara iklan MS Glow For Men versi Marshel Widianto

x Babe Cabita terhadap Minat beli produk di masyarakat.

3. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa iklan MS Glow For

Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita diterima positif oleh

masyarakat. Hasilnya menunjukan tiga elemen dari atribut iklan

yaitu bintang iklan, slogan, dan ilustrasi iklan memiliki hubungan

102
103

yang signifikan dan pentingnya hal tersebut terhadap minat beli

produk. Pada penelitian ini juga mengkaji dengan teori S-O-R dan

model kognitif respon. Pada teori S-O-R pengaruh iklan MS Glow

For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita (stimulus) pada

masyarakat penonton Youtube (Organism) menimbulkan pengaruh

pada minat beli produk (response). Sedangkan pada model kognitif

respon digunakan untuk mengkaji variabel iklan. Hasil yang

didapat adalah pada kategori product/message thoughts merupakan

isi pesan yang disampaikan iklan MS Glow For Men yaitu pada

slogan #semuajugabisa, selanjutnya source oriented thoughts

dalam iklan ini yaitu Marshel Widianto dan Babe Cabita sebagai

bintang iklan, dan yang terakhir yaitu ad excecution thoughts yang

merupakan eksekusi atau gabungan dari pesan yang disampaikan

iklan dan bintang iklan. Dari kedua teori tesebut, semuanya

merujuk pada perubahan sikap atau respon akibat dari stimulus.

Kedua teori tersebut terbukti dalam penelitian ini, dimana iklan

mempengaruhi minat beli produk. Walaupun demikian pengaruh

yang ditimbulkan dalam penelitian ini sebesar 21,3% dimana

78,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ada pada

penelitian ini.
104

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti kedepannya disarankan untuk diperluas lagi penelitian

mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat beli produk skincare

laki-laki. Faktor harga dan kualitas produk menjadi pertimbangan yang

mungkin bisa diteliti lebih dalam lagi. Karena keterbatasan atau batasan

permasalahan pada penelitian ini tidak mencakup keseluruhan permasalahan

mengenai pengaruh terhadap tindakan minat beli produk skincare khususnya

skincare laki-laki. Dalam kasus ini minat beli akibat pengaruh dari iklan

sedang bahkan cenderung kecil. Hal ini disebabkan penelitian ini hanya

merepresentasikan 3 indikator dari atribut iklan yang mempengaruhi minat

beli yang dibagi menjadi 4 dimensi minat. Banyak indikator-indikator yang

bisa dijadikan bahan acuan untuk meneliti mengenai promosi atau iklan

dalam mempengaruhi minat beli masyarakat.

5.2.2 Saran Sosial

Dengan adanya penelitian yang melirik fenomena skincare pada

laki-laki juga mengenai iklan yang mendobrak standar bintang iklan.

diharapkan hal ini dapat menjadi toleransi bagi masyarakat mengenai fisik

aktor atau bintang iklan. semua orang berhak mendapatkan kesempatan yang

sama. Masyarakat diharapkan masyarakat lebih aware terhadap hal ini.

5.2.3 Saran Praktis

Peneliti menyarankan kepada brand skincare khusus laki-laki agar

lebih memperhatikan atau mengedukasi masyarakat mengenai maskulinitas


105

tubuh pria di iklan produknya. Saat ini diharapkan brand skincare

mengeluarkan iklan yang kreatif tidak berfokus pada aktor-aktor maskulin.

Penggunaan iklan kreatif seperti iklan MS Glow For Men versi Marshel

Widianto x Babe Cabita ini memberikan contoh edukasi baik bagi

masyarakat, bahkan respon baik masyarakat terhadap brand patut menjadi

pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Belch, G. E., & Belch, M.A. (2007). Advertising And Promotion, An Integrated
Marketing Communication Perspective (8 th Edition). New York: Mcgraw
Hill.

Durianto, Darmadi . (2010). Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

Effendy, Onong Uchjana. 2015. Ilmu, Komunikasi Teori dan Praktek Komunikasi.
Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.

Ferdinand, Augusty. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.

Firmansayah, M. Anang. 2019. Komunikasi Pemasaran . Pasuruan: Qiara Media.

Firmansyah, M. Anang. 2018. Perilaku Konsumen (Sikap Dan Pemasaran).


Yogyakarta: CV Budi Utama.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. 2012. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid
I. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip & Amstrong, Garry. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi


kesembilan. Jilid 2. Jakarta. PT. Indeks.

McQuail, Denis. 2010. Teori Komunikasi Massa. Jakarta:Salemba Humanika.

Sekaran, Uma. 2013. Research Method For Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

_______________ 2015

_______________ 2019

Jurnal Dan Skripsi:

xiv
Ananthi. 2018. Hubungan Anatara Perfeksionisme Dengan Gangguan Dismorfik
Tubuh Pada Remaja. Unika Soegijapranata. Semarang.

Anggraeni, O. R. (2018). Pengaruh Dimensi Iklan Media Televisi Terhadap Minat


Beli Konsumen (Studi Pada Iklan Wardah Versi Lipstik Series). Skripsi.
Universitas Lampung, Lampung.

Habibah, Evin Nur. 2018. Beauty Concept On Male Body Treatment


Advertisement. PhD Thesis. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim. Malang.

Irawan, V., & Widjaja A. W (2011). Pengembangan model perilaku konsumen


pria dalam membeli produk perawatan kulit (skincare) di Indonesia.
Jurnal Ilmu Manajemen, 3: 16-30.

Isalmiah, N., Tasrif, T., & Irham, I. 2021. Pengaruh Iklan Terhadap Minat Beli
Kosmetik Wardah Dari Kelurahan Pananae Kota Bima. Jurnal
Komunikasi dan Kebudyaaan, 8:84-92.

Kenny, K., & Erdiansyah, R. (2021). Pengaruh brand awareness, preceived


quality dan consumer attitude terhadap purchase intention produk
skincare telaah pada konsumen pria di Indonesia. Jurnal manajemen
bisnis dan kewirausahaan, 5: 431-435.

Malafitri, N. 2022. “Analisis Resepsi Generasi Z Surabaya Terhadap Standar


Kecantikan Pada Laki-Laki Dalam Iklan Ms Glow For Men”. Thesis.
UPN Veteran. Jawa Timur.

Pramudyaningsih, Novi Rahayu. 2013. Pengaruh Penggunaan Selebriti Terhadap


Minat Beli Konsumen Pelembab Muka Pond’ s di Kota Semarang. Jurnal
Penelitan Ekonomi Dan Bisnis, 1-31.

Pratami, R., & Hasiholan, T. P. 2020. Representasi Maskulinitas Pria Dalam


Iklan Televisi Men’s Biore Cool Oil Clear. Jurnal Komunikasi, 14: 119-
138.

Putra, R. A. 2019. Konstruksi Maskulinitas Laki-Laki Melalui Komodifikasi


Tubuh Dalam Iklan Produk Susu L-Men Gainmass (Analisis Semiotika
John Fiske). Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 16: 43-61.

Putri, N. D., Ayuningtyas, N., & Ambarwati, N.S.S. (2019). Faktor-Faktor


Keputusan Konsumen Dalam Membeli Kosmetika Perawaran Wajah.
Jurnal Tata Rias, 9:22-31.

xv
Saifudin, S. (2019). Pengaruh Iklan Islami Terhadap Minat Beli Calon Konsumen
Matahari Dept. Store di Jawa Tengah. Psychology and
Marketing, 29:639-650.

Waluyo, Arief Budi. 2005. Pengaruh Iklan Terhadap Minat Beli Pada Produk
Shampo Sunsilk Clean Fresh. Skripsi. Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.

Wibisaputra, Aditya. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat


Beli Ulang Gas Elpiji 3 Kg (Di PT. Candi Agung Pratama Semarang).
Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Winanda, P., & Herieningsih, S. W. 2018. Hubungan terpaan peringatan bahaya


merokok pada kemasan dan tingkat kepercayaan akan bahaya merokok
dengan minat mengurangi merokok. Jurnal Interaksi Online. 6:302-306.

Wonok, P. G., & Loidong, S. S. (2018). Pengaruh minat transaksional,


referensial, dan preferensial terhadap minat mereferensikan produk Roxy
di Quicsilver Mantos. Jurnal EMBA. 6:4.

Internet

Insertlive. 2022. Cerita Sejarah Berdirinya MS Glow Hingga ke Mancanegara.


https://www.insertlive.com/lifestyle/20220225130849-19-267552/cerita-
sejarah-berdirinya-ms-glow-hingga-ke-mancanegra (diakses Pada 28
Agustus 2022, pukul 20.30).

Juragan 99 vs Shandy. 25 Agustus 2021. Iklan MS Glow Marshel Widianto x


Babe Cabita. https://youtu.be/pV4J3386fBw (diakses pada 3 Agustus
2021, pukul 22.00).

Kemp, Simon. 2021. Digital 2021: Indonesia.


https://datareportal.com/reports/digital-2021-Indonesia (diakses pada 29
Agustus 2022)

Men’s Health. 2019. Apparently, This Is What the Ideal Male Body Type Looks
Like. https://www.menshealth.com/uk/fitness/a758029/this-is-what-the-
ideal-male-body-type-looks-like/ (diakses pada 29 Januari 2023, pukul
07.00).

Widianto, Marshel. 27 Agustus 2021. Postingan Instagram.


https://www.instagram.com/reel/CTFBqNqB8wv/?utm_source=ig_web_b
utton_share_sheet (diakses pada 14 Oktober 2021, pukul 20.00).

xvi
LAMPIRAN

xvii
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Pengantar:

Selamat pagi/siang/sore/malam!

Perkenalkan saya Febriyan Ranita Asih Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas


Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tidar. Saat ini saya sedang melakukan
survei penelitian untuk skripsi saya.

Apabila anda termasuk dalam kriteria berikut:

1 Berjenis kelamin laki-laki


2 Pernah menonton dan memberikan tanggapan di kolom komentar iklan
MS Glow For Men versi Marshel Widianto x Babe Cabita di akun
Youtube Juragan 99 vs Shandy, dalam kurun waktu bulan Januari 2023 -
Mei 2023.
3 Usia di atas 17 tahun.

Saya memohon kesediaan saudara untuk meluangkan waktunya mengisi kuisioner


dibawah ini secara jujur sesuai keadaan yang sebenarnya.

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti sebelum anda menjawab


pertanyaan.
2. Untuk kelancaran penelitian, mohon diisi dengan jawaban yang sesuai
dengan pribadi anda

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dijamin kerahasiaannya oleh penulis.
Informasi yang saudara berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam
berjalannya penelitian ini, atas perhatiannya saya ucapkan Terima Kasih!

xviii
LEMBAR KUESIONER

PENGARUH IKLAN MS GLOW FOR MEN VERSI MARSHEL

WIDIANTO X BABE CABITA TERHADAP MINAT BELI

PRODUK DI MASYARAKAT

I. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pertanyaan dengan baik dan teliti sebelum anda menjawab

pertanyaan.

2. Untuk kelancaran penelitian, mohon diisi dengan jawaban yang

sesuai dengan pribadi anda.

II. Identitas responden

1. Nama :

2. Nama akun Youtube :

3. Jenis kelamin :

4. Usia :

 17-21

 21-25

 26-30

 31 ke atas

5. Silakan sertakan unggahan tangkapan layar (screen capture)

sebagai bukti anda pernah menonton iklan tersebut di Youtube

dengan memberikan komentar.

Terima kasih atas partisipasi anda.

xix
III. Daftar pertanyaan

Mohon untuk memilih salah satu pada setiap pertanyaan yang dipilih.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RR : Ragu-Ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

DAFTAR PERTANYAAN

Kuesioner tentang Atribut Iklan

No Pertanyaan STS S RR S SS

Indikator Bintang Iklan

A. Sub Indikator: Penampilan Menarik

1 Marshel Widianto dan


Babe Cabita berpenampilan
menarik.

2 Penampilan Marshel
Widianto dan Babe Cabita
mendobrak standar model
pada iklan produk skincare
pada umumnya.

3 Marshel Widianto dan


Babe Cabita mampu
menciptakan pandangan
positif akan kualitas
produk.

B. Sub Indikator: kemampuan dalam menyampaikan


pesan

xx
4 Marshel Widianto dan
Babe Cabita
menyampaikan isi pesan
dengan jelas.

5 Saya mengerti atau


memahami maksud pesan
yang disampaikan Marshel
Widianto dan Babe Cabita
dalam iklan tersebut.

C. Sub indikator: kemampuan dalam menghayati pesan


yang diberikan (acting)

6 Marshel Widianto dan


Babe Cabita tersebut
memainkan intonasi suara
dengan baik.

7 Kemampuan Marshel
Widianto dan Babe Cabita
dalam menghayati peran
sangat baik.

8 Marshel Widianto dan


Babe Cabita memerankan
iklannya sangat baik
sehingga saya tertarik
dengan isi pesan yang
disampaikan.

Indikator Slogan Iklan

9 Pesan-pesan dalam iklan


tersebut mampu
menciptakan pandangan
positif akan kualitas
produk.

10 Tagline #semuajugabisa
dalam iklan tersebut mudah
diingat.

11 Tagline #semuajugabisa
memotivasi saya.

xxi
12 Saya akan langsung
teringat brand MS Glow
For Men begitu mendengar
tagline #semuajugabisa.

Indikator Ilustrasi Iklan

13 Visual dari iklan tersebut


menarik perhatian saya
untuk menontonnya.

14 Kualitas video pada iklan


tersebut terlihat bagus.

15 Musik dalam iklan tersebut


sesuai dengan konsep.

16 Musik pada iklan tersebut


mendukung penyampaian
pesan iklan.

17 Saya tidak merasa bosan


untuk menonton video
iklan tersebut.

18 Adegan-adegan dalam
iklan tersebut membuat
saya tertarik pada produk
MS Glow For Men.

19 Melalui ilustrasi visual


iklan tersebut yang menarik
sehingga keunggulan
produk ditampilkan dengan
baik.

xxii
Kuesioner tentang Minat Beli

No Pertanyaan STS TS RR S SS

Indikator Minat Transaksional

1 Setelah menonton iklan


tersebut membuat saya
tertarik dengan brand MS
Glow For Men.

2 Setelah menonton iklan


tersebut saya akan membeli
produk MS Glow For Men
dalam waktu dekat.

Indikator Minat Referensial

3 Saya akan
merekomendasikan produk
MS Glow For Men kepada
keluarga saya.

4 Saya akan
merekomendasikan produk
MS Glow For Men kepada
teman saya.

Indikator Minat Preferensial

5 Saya akan menjadikan


produk MS Glow For Men
sebagai produk prioritas
atau pilihan pertama saya
dalam daftar pembelian
produk skincare
dibandingkan brand lain.

6 Saya berminat untuk


membeli Produk MS Glow
For Men karena memenuhi
kebutuhan kulit saya.

Indikator Minat Eksploratif

xxiii
7 Saya mencari review
produk tersebut dari teman
dekat atau keluarga.

8 Saya mencari review


produk tersebut dari
internet atau media sosial.

9 Saya akan mencari tahu


tempat yang menjual
produk MS Glow For Men.

10 Saya akan mencari tahu


tentang harga produk
tersebut.

11 Saya akan mencari tahu


bermacam-macam produk
atau variasi dari produk
tersebut.

xxiv
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Iklan

NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 Total X

1 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93

2 2 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 83

3 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 91

4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 81

5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 4 3 4 4 80

6 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 71

7 5 5 3 3 4 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 83

8 3 4 3 3 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 65

9 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 2 3 3 2 46

10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

11 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 92

12 2 2 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 1 2 2 2 1 1 2 42

13 5 5 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 83

14 3 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 83

15 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 84

16 2 4 1 3 3 2 4 4 4 5 5 2 4 5 3 3 5 4 3 66

17 3 5 4 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 84

18 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 5 75

19 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 81

20 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 53

21 2 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 80

22 3 2 3 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 5 5 5 3 2 3 70

23 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 89

24 5 5 5 3 3 4 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 81

25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 72

28 4 4 5 5 5 5 3 4 3 3 4 2 4 5 2 2 1 4 4 69

29 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 3 4 76

30 3 5 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 72

31 3 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 86

32 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 86

33 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93

34 2 5 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 69

35 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 72

36 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 73

37 4 5 3 4 4 3 4 4 5 2 4 1 3 3 4 4 3 2 4 66

38 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 63

xxv
39 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94

40 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 88

41 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 4 4 4 4 2 4 81

42 2 5 2 3 4 3 5 3 3 5 4 4 2 4 3 4 4 3 3 66

43 4 5 3 4 5 5 5 3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 3 3 80

44 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4 81

45 5 4 3 5 5 3 4 3 5 4 3 3 4 5 3 4 4 5 4 76

46 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 72

47 3 5 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 4 3 2 4 63

48 3 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 5 3 3 3 5 4 79

49 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 29

50 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 82

51 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 3 3 5 5 3 3 5 4 4 82

52 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 85

53 1 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 71

54 3 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 3 3 4 4 3 4 4 5 79

55 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 75

56 5 5 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 66

57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

61 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92

62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 74

63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

64 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 89

65 3 2 3 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 3 5 71

66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 69

67 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 70

68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

69 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94

70 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 72

71 5 5 5 5 3 4 4 3 3 3 4 3 5 5 3 3 3 3 5 74

72 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 69

73 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57

74 4 5 4 4 4 5 5 4 3 2 4 3 4 5 4 4 5 3 3 75

75 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 3 3 5 4 5 3 3 3 77

76 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 36

77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

78 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 90

79 4 5 3 3 3 4 5 3 3 2 3 4 5 5 4 3 5 2 5 71

80 4 5 4 4 4 5 5 5 4 1 3 2 4 5 3 3 4 3 2 70

xxvi
81 5 5 4 3 3 4 5 4 4 2 2 2 5 5 5 5 5 2 2 72

82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

84 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 81

85 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 4 3 3 2 2 2 47

86 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 77

87 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 89

88 3 1 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 78

89 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 82

90 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 82

Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden Mengenai Minat Beli


Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Total Y

5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54

3 3 3 3 4 3 5 5 5 4 4 42

5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 52

4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 46

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34

3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 39

3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 37

1 2 3 2 3 3 2 4 3 5 2 30

3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 38

3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 41

5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 53

2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 16

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34

4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 37

4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 48

3 2 1 1 2 3 3 3 5 4 3 30

5 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 50

2 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 42

4 3 3 3 3 4 1 4 3 2 5 35

3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 36

3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 36

1 2 2 2 1 1 2 4 1 2 1 19

5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 50

4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 37

4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 47

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

4 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 16

3 3 4 4 3 2 5 3 5 5 5 42

xxvii
3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 30

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 34

4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 42

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 52

3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 30

4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24

3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23

3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 22

3 2 2 2 2 3 5 5 4 5 5 38

5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 54

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

4 2 3 3 2 2 2 5 3 4 4 34

3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

3 3 4 4 2 2 4 5 3 5 3 38

3 3 3 3 1 2 4 1 3 3 3 29

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14

3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 23

5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 39

1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 17

4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 41

2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 15

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

4 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 33

4 3 2 4 4 4 5 5 4 5 4 44

3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 37

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

2 2 2 3 4 2 2 4 2 2 2 27

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

5 2 5 5 5 2 5 5 2 5 5 46

2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 25

1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 15

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 15

2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 21

1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 14

2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 21

xxviii
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33

3 2 2 2 1 1 1 4 3 3 3 25

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33

2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 18

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55

1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 13

5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 54

5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 48

2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 14

2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 16

2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 20

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22

1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 18

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13

5 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 49

4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 36

2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21

4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 48

xxix
Lampiran 4 Uji Validitas
Correlations
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10 X.11 X.12 X.13 X.14 X.15 X.16 X.17 X.18 X.19 Total_X
X.1 Pearson 1 ,548** ,542** ,497** ,467** ,460** ,441** ,562** ,517** ,418** ,453** ,457** ,648** ,533** ,484** ,524** ,493** ,438** ,502** ,674**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.2 Pearson ,548** 1 ,553** ,530** ,602** ,494** ,528** ,554** ,627** ,429** ,649** ,342** ,653** ,531** ,497** ,547** ,589** ,500** ,564** ,720**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.3 Pearson ,542** ,553** 1 ,763** ,643** ,590** ,505** ,631** ,695** ,452** ,605** ,557** ,650** ,573** ,526** ,569** ,510** ,676** ,680** ,786**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
** **
X.4 Pearson ,497 ,530 ,763** 1 ,804** ,690** ,631** ,735** ,725** ,511** ,595** ,591** ,652** ,627** ,598** ,625** ,513** ,698** ,738** ,835**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.5 Pearson ,467** ,602** ,643** ,804** 1 ,716** ,633** ,706** ,736** ,589** ,608** ,546** ,590** ,589** ,613** ,637** ,505** ,637** ,626** ,817**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.6 Pearson ,460** ,494** ,590** ,690** ,716** 1 ,712** ,652** ,518** ,373** ,538** ,558** ,658** ,637** ,699** ,682** ,512** ,534** ,544** ,768**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.7 Pearson ,441** ,528** ,505** ,631** ,633** ,712** 1 ,723** ,614** ,461** ,559** ,504** ,597** ,656** ,649** ,702** ,644** ,473** ,582** ,771**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.8 Pearson ,562** ,554** ,631** ,735** ,706** ,652** ,723** 1 ,724** ,544** ,682** ,555** ,677** ,622** ,646** ,642** ,634** ,643** ,636** ,839**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.9 Pearson ,517** ,627** ,695** ,725** ,736** ,518** ,614** ,724** 1 ,603** ,625** ,519** ,624** ,577** ,602** ,666** ,601** ,697** ,645** ,824**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.10 Pearson ,418** ,429** ,452** ,511** ,589** ,373** ,461** ,544** ,603** 1 ,688** ,663** ,499** ,470** ,484** ,569** ,499** ,577** ,586** ,703**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.11 Pearson ,453** ,649** ,605** ,595** ,608** ,538** ,559** ,682** ,625** ,688** 1 ,585** ,571** ,490** ,522** ,592** ,609** ,655** ,700** ,788**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.12 Pearson ,457** ,342** ,557** ,591** ,546** ,558** ,504** ,555** ,519** ,663** ,585** 1 ,588** ,570** ,632** ,643** ,589** ,670** ,644** ,756**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.13 Pearson ,648** ,653** ,650** ,652** ,590** ,658** ,597** ,677** ,624** ,499** ,571** ,588** 1 ,768** ,696** ,657** ,698** ,608** ,659** ,836**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.14 Pearson ,533** ,531** ,573** ,627** ,589** ,637** ,656** ,622** ,577** ,470** ,490** ,570** ,768** 1 ,651** ,628** ,615** ,612** ,532** ,779**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.15 Pearson ,484** ,497** ,526** ,598** ,613** ,699** ,649** ,646** ,602** ,484** ,522** ,632** ,696** ,651** 1 ,872** ,701** ,575** ,609** ,804**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.16 Pearson ,524** ,547** ,569** ,625** ,637** ,682** ,702** ,642** ,666** ,569** ,592** ,643** ,657** ,628** ,872** 1 ,717** ,603** ,606** ,834**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.17 Pearson ,493** ,589** ,510** ,513** ,505** ,512** ,644** ,634** ,601** ,499** ,609** ,589** ,698** ,615** ,701** ,717** 1 ,616** ,633** ,783**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.18 Pearson ,438** ,500** ,676** ,698** ,637** ,534** ,473** ,643** ,697** ,577** ,655** ,670** ,608** ,612** ,575** ,603** ,616** 1 ,700** ,800**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
X.19 Pearson ,502** ,564** ,680** ,738** ,626** ,544** ,582** ,636** ,645** ,586** ,700** ,644** ,659** ,532** ,609** ,606** ,633** ,700** 1 ,818**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Total_Y
Y.1 Pearson Correlation 1 ,663** ,659** ,723** ,624** ,638** ,601** ,609** ,680** ,616** ,737** ,760**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.2 Pearson Correlation ,663** 1 ,888** ,886** ,838** ,851** ,776** ,727** ,843** ,769** ,819** ,912**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.3 Pearson Correlation ,659** ,888** 1 ,938** ,836** ,791** ,797** ,763** ,810** ,811** ,838** ,920**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y4 Pearson Correlation ,723** ,886** ,938** 1 ,872** ,807** ,823** ,796** ,825** ,824** ,868** ,944**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.5 Pearson Correlation ,624** ,838** ,836** ,872** 1 ,850** ,780** ,739** ,776** ,765** ,792** ,895**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.6 Pearson Correlation ,638** ,851** ,791** ,807** ,850** 1 ,763** ,714** ,845** ,755** ,817** ,890**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.7 Pearson Correlation ,601** ,776** ,797** ,823** ,780** ,763** 1 ,777** ,828** ,861** ,840** ,897**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.8 Pearson Correlation ,609** ,727** ,763** ,796** ,739** ,714** ,777** 1 ,813** ,864** ,866** ,880**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.9 Pearson Correlation ,680** ,843** ,810** ,825** ,776** ,845** ,828** ,813** 1 ,883** ,901** ,932**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.10 Pearson Correlation ,616** ,769** ,811** ,824** ,765** ,755** ,861** ,864** ,883** 1 ,879** ,916**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Y.11 Pearson Correlation ,737** ,819** ,838** ,868** ,792** ,817** ,840** ,866** ,901** ,879** 1 ,948**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Total_Y Pearson Correlation ,760** ,912** ,920** ,944** ,895** ,890** ,897** ,880** ,932** ,916** ,948** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

xxx
Lampiran 5 Uji Reliabilitas

 Variabel X
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 90 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 90 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,767 20

 Variabel Y
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 90 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 90 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,787 11

xxxi
Lampiran 6 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 90
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 11,26636577
Most Extreme Differences Absolute ,077
Positive ,070
Negative -,077
Test Statistic ,077
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Lampiran 7 Uji Analisis Data

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 IKLAN . Enter
a. Dependent Variable: MINAT_BELI
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 ,462 ,213 ,204 11,330
a. Predictors: (Constant), IKLAN
b. Dependent Variable: MINAT_BELI

ANOVAa

xxxii
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3062,930 1 3062,930 23,860 ,000b
Residual 11296,859 88 128,373
Total 14359,789 89
a. Dependent Variable: MINAT_BELI
b. Predictors: (Constant), IKLAN

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,240 6,327 ,354 ,724
IKLAN ,399 ,082 ,462 4,885 ,000
a. Dependent Variable: MINAT_BELI

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 9,82 40,13 32,59 5,866 90
Residual -25,733 22,048 ,000 11,266 90
Std. Predicted Value -3,881 1,286 ,000 1,000 90
Std. Residual -2,271 1,946 ,000 ,994 90
a. Dependent Variable: MINAT_BELI

xxxiii
Lampiran 8 Uji Vaiditas Reliabilitas Sample

 Uji Validitas
X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 X.1 Total
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 _X
Pearson 0,3 ,49 0,3 0,25 0,3 0,1 ,48 ,55 0,2 ,44 0,3 0,25 0,2 0,0 0,0 0,1 ,42 0,2 ,506*
X.1 Correlation 1 02 0** 51 5 09 45 9** 2** 66 4* 22 8 77 99 28 84 7* 12 *

0,1 0,0 0,0 0,17 0,0 0,4 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,16 0,1 0,6 0,8 0,3 0,0 0,2 0,00
Sig. (2-tailed) 05 06 57 4 97 46 06 02 55 14 83 9 38 01 83 30 19 60 4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,3 ,69 ,53 0,24 ,41 ,42 ,48 ,57 0,0 0,2 0,2 0,00 0,1 0,3 ,41 ,51 ,42 ,60 ,577*
X.2 Correlation 02 1 5** 9** 5 0* 2* 7** 6** 53 81 76 0 26 29 0* 9** 4* 2** *

0,1 0,0 0,0 0,19 0,0 0,0 0,0 0,0 0,7 0,1 0,1 1,00 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 05 00 02 3 25 20 06 01 83 32 40 0 05 76 25 03 19 00 1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,49 ,69 ,53 0,35 ,50 ,62 ,62 ,59 0,1 ,46 ,45 0,03 0,2 ,44 ,43 ,59 ,56 ,53 ,718*
X.3 Correlation 0** 5** 1 6** 0 2** 8** 3** 7** 57 1* 7* 6 51 5* 4* 5** 2** 5** *

0,0 0,0 0,0 0,05 0,0 0,0 0,0 0,0 0,4 0,0 0,0 0,85 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 06 00 02 8 05 00 00 00 09 10 11 2 80 14 17 01 01 02 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,3 ,53 ,53 ,429 ,62 ,64 ,65 ,64 ,39 ,37 ,69 ,363 ,74 ,64 ,55 ,45 ,62 ,75 ,852*
X.4 Correlation 51 9** 6** 1 *
1** 0** 6** 7** 0* 9* 8** *
6** 4** 2** 3* 0** 3** *

0,0 0,0 0,0 0,01 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,04 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 57 02 02 8 00 00 00 00 33 39 00 9 00 00 02 12 00 00 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
-
Pearson 0,2 0,2 0,3 ,42 0,2 0,2 ,38 0,3 0,2 ,56 0,2 0,03 0,1 0,3 0,2 0,0 0,2 0,1
X.5 Correlation 55 45 50 9* 1 71 58 1* 47 44 4** 36 9 24 12 71 06 08 43 ,409*
0,1 0,1 0,0 0,0 0,1 0,1 0,0 0,0 0,1 0,0 0,2 0,83 0,5 0,0 0,1 0,9 0,2 0,4 0,02
Sig. (2-tailed) 74 93 58 18 48 69 38 60 94 01 09 6 15 93 48 75 71 51 5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,3 ,41 ,50 ,62 0,27 ,61 ,73 0,2 ,40 ,37 ,58 ,486 ,58 ,68 ,65 ,47 ,57 0,3 ,761*
X.6 Correlation 09 0* 2** 1** 1 1 2** 1** 82 3* 5* 9** **
3** 1** 0** 5** 9** 11 *

0,0 0,0 0,0 0,0 0,14 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 97 25 05 00 8 00 00 32 27 41 01 6 01 00 00 08 01 94 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,1 ,42 ,62 ,64 0,25 ,61 ,51 ,37 ,58 0,2 ,65 0,14 ,46 ,66 ,61 ,64 ,54 ,51 ,757*
X.7 Correlation 45 2* 8** 0** 8 2** 1 3** 1* 1** 97 5** 2 7** 0** 2** 4** 7** 3** *

0,4 0,0 0,0 0,0 0,16 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,45 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 46 20 00 00 9 00 04 44 01 11 00 5 09 00 00 00 02 04 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,48 ,48 ,62 ,65 ,381 ,73 ,51 ,58 0,2 ,44 ,63 ,378 ,56 ,60 ,62 ,46 ,72 ,56 ,836*
X.8 Correlation 9** 7** 3** 6** *
1** 3** 1 1** 56 5* 4** *
4** 9** 0** 6** 6** 7** *

0,0 0,0 0,0 0,0 0,03 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,03 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 06 06 00 00 8 00 04 01 73 14 00 9 01 00 00 09 00 01 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,55 ,57 ,59 ,64 0,34 0,2 ,37 ,58 0,3 ,48 ,41 0,11 ,36 0,3 0,3 0,2 ,54 ,62 ,680*
X.9 Correlation 2** 6** 7** 7** 7 82 1* 1** 1 27 6** 9* 2 4* 22 47 70 3** 1** *

0,0 0,0 0,0 0,0 0,06 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,55 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 02 01 00 00 0 32 44 01 77 06 21 7 48 82 60 50 02 00 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,2 0,0 0,1 ,39 0,24 ,40 ,58 0,2 0,3 ,48 ,59 0,31 ,46 ,40 0,2 0,2 0,2 0,2 ,546*
X.10 Correlation 66 53 57 0* 4 3* 1** 56 27 1 0** 8** 8 5** 6* 42 73 23 03 *

0,1 0,7 0,4 0,0 0,19 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,08 0,0 0,0 0,1 0,1 0,2 0,2 0,00
Sig. (2-tailed) 55 83 09 33 4 27 01 73 77 07 00 7 10 26 97 45 37 82 2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,44 0,2 ,46 ,37 ,564 ,37 0,2 ,44 ,48 ,48 ,53 ,397 0,3 ,46 0,3 0,3 ,39 0,2 ,631*
X.11 Correlation 4* 81 1* 9* **
5* 97 5* 6** 0** 1 4** *
56 8** 03 27 8* 54 *

0,0 0,1 0,0 0,0 0,00 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,03 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,1 0,00
Sig. (2-tailed) 14 32 10 39 1 41 11 14 06 07 02 0 54 09 04 78 29 76 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,3 0,2 ,45 ,69 0,23 ,58 ,65 ,63 ,41 ,59 ,53 ,464 ,74 ,56 ,40 ,54 ,61 ,53 ,818*
X.12 Correlation 22 76 7* 8** 6 9** 5** 4** 9* 8** 4** 1 **
2** 8** 0* 8** 8** 4** *

0,0 0,1 0,0 0,0 0,20 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,01 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 83 40 11 00 9 01 00 00 21 00 02 0 00 01 28 02 00 02 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
-
Pearson 0,2 0,0 0,0 ,36 0,03 ,48 0,1 ,37 0,1 0,3 ,39 ,46 ,68 ,36 0,3 0,1 0,3 0,1
X.13 Correlation 58 00 36 3* 9 6** 42 8* 12 18 7* 4** 1 0** 3* 03 31 17 00 ,450*
0,1 1,0 0,8 0,0 0,83 0,0 0,4 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,4 0,0 0,5 0,01
Sig. (2-tailed) 69 00 52 49 6 06 55 39 57 87 30 10 00 49 04 89 88 98 3
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,2 0,1 0,2 ,74 0,12 ,58 ,46 ,56 ,36 ,46 0,3 ,74 ,680 ,54 ,45 ,42 ,62 ,54 ,739*
X.14 Correlation 77 26 51 6** 4 3** 7** 4** 4* 5** 56 2** **
1 2** 3* 5* 6** 4** *

0,1 0,5 0,1 0,0 0,51 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 38 05 80 00 5 01 09 01 48 10 54 00 0 02 12 19 00 02 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,0 0,3 ,44 ,64 0,31 ,68 ,66 ,60 0,3 ,40 ,46 ,56 ,363 ,54 ,88 ,39 ,46 ,51 ,745*
X.15 Correlation 99 29 5* 4** 2 1** 0** 9** 22 6* 8** 8** *
2** 1 4** 4* 6** 5** *

0,6 0,0 0,0 0,0 0,09 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,04 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 01 76 14 00 3 00 00 00 82 26 09 01 9 02 00 31 09 04 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,0 ,41 ,43 ,55 0,27 ,65 ,61 ,62 0,3 0,2 0,3 ,40 0,30 ,45 ,88 ,41 ,48 ,48 ,676*
X.16 Correlation 28 0* 4* 2** 1 0** 2** 0** 47 42 03 0* 3 3* 4** 1 3* 3** 7** *

0,8 0,0 0,0 0,0 0,14 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,0 0,10 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 83 25 17 02 8 00 00 00 60 97 04 28 4 12 00 23 07 06 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,1 ,51 ,59 ,45 0,00 ,47 ,64 ,46 0,2 0,2 0,3 ,54 0,13 ,42 ,39 ,41 ,51 ,66 ,653*
X.17 Correlation 84 9** 5** 3* 6 5** 4** 6** 70 73 27 8** 1 5* 4* 3* 1 8** 2** *

0,3 0,0 0,0 0,0 0,97 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,0 0,0 0,48 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 30 03 01 12 5 08 00 09 50 45 78 02 9 19 31 23 03 00 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson ,42 ,42 ,56 ,62 0,20 ,57 ,54 ,72 ,54 0,2 ,39 ,61 0,31 ,62 ,46 ,48 ,51 ,56 ,781*
X.18 Correlation 7* 4* 2** 0** 8 9** 7** 6** 3** 23 8* 8** 7 6** 6** 3** 8** 1 7** *

0,0 0,0 0,0 0,0 0,27 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2 0,0 0,0 0,08 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 19 19 01 00 1 01 02 00 02 37 29 00 8 00 09 07 03 01 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson 0,2 ,60 ,53 ,75 0,14 0,3 ,51 ,56 ,62 0,2 0,2 ,53 0,10 ,54 ,51 ,48 ,66 ,56 ,714*
X.19 Correlation 12 2** 5** 3** 3 11 3** 7** 1** 03 54 4** 0 4** 5** 7** 2** 7** 1 *

0,2 0,0 0,0 0,0 0,45 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2 0,1 0,0 0,59 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,00
Sig. (2-tailed) 60 00 02 00 1 94 04 01 00 82 76 02 8 02 04 06 00 01 0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total Pearson ,50 ,57 ,71 ,85 ,409 ,76 ,75 ,83 ,68 ,54 ,63 ,81 ,450 ,73 ,74 ,67 ,65 ,78 ,71
_X Correlation 6** 7** 8** 2** *
1** 7** 6** 0** 6** 1** 8** *
9** 5** 6** 3** 1** 4** 1
0,0 0,0 0,0 0,0 0,02 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,01 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Sig. (2-tailed) 04 01 00 00 5 00 00 00 00 02 00 00 3 00 00 00 00 00 00
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

xxxiv
Y.1 Pearson Correlation 1 ,758** ,801** ,689** ,604** ,587** ,600** ,474** ,546** ,556** ,770** ,825**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,008 0,002 0,001 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.2 Pearson Correlation ,758** 1 ,887** ,742** ,798** ,786** ,533** ,455* ,651** ,620** ,746** ,893**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,012 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.3 Pearson Correlation ,801** ,887** 1 ,817** ,713** ,680** ,586** ,479** ,616** ,627** ,750** ,887**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,007 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.4 Pearson Correlation ,689** ,742** ,817** 1 ,734** ,722** ,618** ,525** ,710** ,585** ,660** ,858**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,000 0,001 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.5 Pearson Correlation ,604** ,798** ,713** ,734** 1 ,902** ,474** ,480** ,718** ,684** ,676** ,862**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,008 0,007 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.6 Pearson Correlation ,587** ,786** ,680** ,722** ,902** 1 ,544** ,504** ,780** ,627** ,691** ,865**
Sig. (2-tailed) 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,005 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.7 Pearson Correlation ,600** ,533** ,586** ,618** ,474** ,544** 1 ,737** ,680** ,389* ,483** ,709**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,002 0,001 0,000 0,008 0,002 0,000 0,000 0,034 0,007 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.8 Pearson Correlation ,474** ,455* ,479** ,525** ,480** ,504** ,737** 1 ,659** ,628** ,584** ,687**
Sig. (2-tailed) 0,008 0,012 0,007 0,003 0,007 0,005 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.9 Pearson Correlation ,546** ,651** ,616** ,710** ,718** ,780** ,680** ,659** 1 ,708** ,672** ,837**
Sig. (2-tailed) 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.10 Pearson Correlation ,556** ,620** ,627** ,585** ,684** ,627** ,389* ,628** ,708** 1 ,839** ,793**
Sig. (2-tailed) 0,001 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,034 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Y.11 Pearson Correlation ,770** ,746** ,750** ,660** ,676** ,691** ,483** ,584** ,672** ,839** 1 ,871**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,007 0,001 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Total_Y Pearson Correlation ,825** ,893** ,887** ,858** ,862** ,865** ,709** ,687** ,837** ,793** ,871** 1
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30

 Uji Reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100,0
a
Excluded 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,861 32

xxxv

Anda mungkin juga menyukai