Anda di halaman 1dari 10

APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM

KELOMPOK 8 SEMESTER 5

APPRAISAL KONSELING – TES


(Pengertian, Fungsi, Tujuan, Etika Tes, Ragam Tes Psikologi, Kritik Terhadap
Tes; Tes Dalam Lembaga Pendidikan dan Masyarakat)
Oleh :
Afifah Sofiyana Rahma1 (B03219003), Noer Hayati2 (B93219138), Reza Tri
Andani3 (B93219134)
Dosen Pengampu :
Mohammad Thohir, S.Pd.I., M.Pd.I (NIP. 197905172009011007)
Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
1
afifahrahma74@gmail.com, 2noerhayati239@gmail.com, 3rezatria12@gmail.com

PENDAHULUAN
Kata tes berasal dari bahasa latin ‘Testum’ yaitu alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa
Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan emas dan perak dari
logam-logam yang lain. Lama kelamaan arti tes menjadi lebih umum. Di dalam lapangan psikologi
kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular
sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk menentukan (mengukur) aspek-aspek
tertentu dari pada ke pribadian (Azwar, 1987).
Tes menurut CRONBACH : “ a tes is a systematic procedure for comparing the behavior of
two or more person “. Dan menurut FLORENCE L GOODENOUGH : “ A tes is a task or a series
of tasks given of individual or groups with the purpose of answer trainning their relatives profi
ciency as compared to each other or to standard previously set up on the basic the performance of
similar groups “. Sedangkan tes menurut SUNDBERG : “Tes Suatu metode untuk menjaring data
berupa perilaku individu yang berlangsung dalam suatu situasi yang baku. Pengertian tes menurut
Suryabrata (1993) adalah pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang
harus dijalankan yang berdasar atas bagaimana testee menjawab.
Anastasi (1997) mengemukakan bahwa esensi dari tes merupakan penentuan yang obyektif
dan distandardisasikan terhadap sample tingkah laku. Pengertian tes menurut Chaplin (2001) yaitu
sebarang pengukuran yang membuahkan data kuantitatif, seperti satu tes yang tidak dibakukan dan
diterapkan dalam satu kelas di sekolah. Satu perangkat pertanyaan yang sudah dibakukan, yang
dikenakan pada seseorang dengan tujuan untuk mengukur perolehan atau bakat pada satu bidang
tertentu.
Pengertian tes diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum tes dapat didefinisikan sebagai
suatu tugas atau serangkaian tugas, dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah.
untuk dijawab dan dilaksanakan. Hasil dari tes tersebut dapat dibandingkan.
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

Tes Psikologi atau psikotes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi
seorang individu. Biasanya lebih dikenal dengan nama asesmen psikologi. Asesmen psikologi
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh psikolog dan lembaga layanan psikologi di dalam
masyarakat untuk bermacam-macam kebutuhan.
Dalam tes psikologi, terdapat bermacam-macam tes. Ada yang berbentuk tes tertulis,
proyeksi gambar, dan lain-lain. Tes psikologi ini untuk mengukur fungsi kemampuan kognitif
maupun emosi seperti intelegensi, minat dan bakat, hingga kepribadian dari orang tersebut. Metode
Tes Psikologi merupakan alat penelitian psikologi yang penting untuk kemampuan yang akan di tes,
yaitu sikap, bakat, ciri kepribadian, dan minat. Kepribadian adalah segala macam tingkah laku yang
variatif yang dilakukan oleh individu yang diatur oleh tata tertib dan keharmonisan.
Untuk dapat memenemukan kepribadian individu, maka individu tersebut dapat mengikuti
tes psikologi kepribadian. Tes psikologi kepribadian adalah kecakapan di dalam psikologi
professional yang didalamnya termasuk administrasi, penilaian, dan interpretasi dari dukungan
perhitungan sifat-sifat dan gaya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kepustakaan (library research) dimana
studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku referensi serta hasil
dari penelitian sebelumnya yang sejenis agar mendapatkan dasar teori mengenai masalah yang akan
diteliti. Data yang didapatkan bisa melalui data-data pustaka berupa teks yang terdapat pada buku,
artikel, jurnal, makalah, dan sumber-sumber tertulis lainnya. Dilakukan dengan menganalisis per
paragraf materi dari setiap halaman yang dianalisis dan mencocokkannya dengan instrumen lembar
indikator literasi sains pada setiap buku. Penelitian ini mendeskripsikan tahap pelaksanaan
wawancara. Selain itu, dalam kajian penelitian ini juga didukung dengan sumber data primer dan
sekunder berupa literatur-literatur yang berkaitan dengan appraisal tes.

KAJIAN TEORI DAN SUB BAB TEORI


Tes adalah suatu alat atau instrumen yang digunakan untuk melakukan pengumpulan
informasi, melakukan pengukuran atau penilaian terhadap suatu hal tertentu bisa terjadi pada
individu ataupun kelompok yang biasanya berhubungan dengan pendidikan dan psikologis
seseorang. Proses tes dapat dilakukan dengan berberapa hal seperti tertulis, lisan, ataupun perbuatan.
Beberapa istilah yang terkait dengan bidang kajian tes, yaitu testing, testee, dan tester. Testing adalah
waktu dimana tes dilaksanakan, atau waktu pelaksanaan tes. Sementara itu Gabel menyatakan bahwa
testing menunjukkan proses pelaksanaan tes. Kemudian testee adalah orang yang mengerjakan tes.
Sedangkan tester adalah orang yang mempunyai tugas untuk melaksanakan tes kepada testee. Pada
pembahasan ini yang menjadi topik utama adalah Tes dengan beberapa sub bab berikut:
1. Pengertian tes, fungsi, tujuan dan etika tes
2. Ragam tes psikologi
3. Kritik terhadap tes; tes dalam lembaga pendidikan dan masyarakat
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

PEMBAHASAN
Pengertian Tes
Menurut bahasa, tes berasal dari Bahasa Inggris yang biasa kita kenal dengan test yang artinya
“tes”, “ujian”, “percobaan”, dalam bahasa latin biasa dikenal dengan testum yang artinya adalah
wadah atau mangkok untuk memeriksa logam atau alat untuk menentukan mutu. Tes juga memiliki
arti sebagai ujian yang mengukur atau menilai hasil kerja (performance), kapabilitas, dan sifat
seseorang. 1 Tes adalah alat untuk mengumpulkan informasi. 2 Tes menurut Arikunto dan Jabar
merupakan alat atau suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Menurut Zainul dan Nasution, tes
didefinisikan sebagai pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu.3
Philips menyatakan bahwa “a test is commonly defined as a tool or instrument of measurement
that is used to obtain data about a specific trait or characteristic of an individual or a group”4 yang
artinya tes secara umum didefinisikan sebagai alat atau instrumen pengukuran yang digunakan
untuk memperoleh data tentang sifat atau karakteristik tertentu dari individu atau kelompok.
Sedangkan Johnson & Robert T. Johnson menyatakan “tests are given to assess student learning,
to increase student learning, and to guide instruction” artinya tes diberikan untuk menilai
pembelajaran siswa, untuk meningkatkan pembelajaran siswa, dan untuk membimbing instruksi.
Webster’s Collegiate mendefinisikan tes sebagai any series of questions or exercises or other means
of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group.
Yang lebih kurang artinya demikian: tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.5
Tes (test) juga bisa didefinisikan sebagai suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk
mencatat atau mengamati prestasi belajar siswa yang sejalan dengan target penilaian. Menurut
Sudjana dan Ibrahim, jawaban tes bisa didapatkan secara tertulis, lisan, atau perbuatan. Kemudian
secara sederhana Allen dan Yen (1979) menyebutkan tes sebagai perangkat untuk memperoleh
sampel suatu perilaku individu. Ada juga pendapat dari Djaali (2006) menyatakan bahwa tes adalah
suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa ataupun sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang
tingkah laku atau prestasi siswa sebagai peserta didik.6 Beberapa istilah yang terkait dengan bidang
kajian tes, yaitu testing, testee, dan tester. Testing adalah waktu dimana tes dilaksanakan, atau waktu
pelaksanaan tes. Sementara itu Gabel menyatakan bahwa testing menunjukkan proses pelaksanaan

1
Adelia Aulia Raganiz dan Sumaryati, Dimensi Etis Pelaksanaan Kursus Tes Psikologis (Psikotes), Jurnal Filsafat, Vol 4
No.1 Tahun 2021, hlm. 2
2
Dewi Susilawati, Tes dan Pengukuran, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2018), hlm. 2.
3
Esty Aryani Safithry, Asesmen Teknik Tes dan Non Tes, (Malang: CV IRDH, 2018), hlm. 3.
4
Anik Ghufron dan Sutama, Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi, Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran,
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MPMT5302-M1.pdf (09/11/2021 pukul 16.32) hlm. 2
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 32.
6
Muhammad Wahyu Kuncoro, Evaluasi Tes Psikologi Kepribadian I, Jurnal Sosio Humaniora Vol. 3 No. 4, 2012, hlm.
59.
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

tes. Kemudian testee adalah orang yang mengerjakan tes. Sedangkan tester adalah orang yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan tes kepada testee.7
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat atau instrumen
yang digunakan untuk melakukan pengumpulan informasi, melakukan pengukuran atau penilaian
terhadap suatu hal tertentu bisa terjadi pada individu ataupun kelompok yang biasanya berhubungan
dengan pendidikan dan psikologis seseorang. Proses tes dapat dilakukan dengan berberapa hal
seperti tertulis, lisan, ataupun perbuatan.
Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik tes, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur
tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai olrh peserta didik setelah mereka
menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat
diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.8
Menurut Cronbach ada beberapa fungsi tes, yakni : (1) Prediction : tes diberikan untuk
mengukur kemampuan, prestasi dan karakteristik yang lain dan akan dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan. Keputusan yang dimaksud ialah yang menyangkut perkiraan tentang
seberapa baik individu tersebut dalam berkembang pada waktu yang akan datang; (2) Selection :
Dalam hal ini tes digunakan oleh institusi dan organisasi tertentu untuk menerima atau menolak
(menyeleksi) sejumlah individu yang mengikuti tes. Hasil tes tersebut dijaikan sebagai acuan atau
pertimbangan dalam menentukan keputusan apakah individu tersebut memenuhi kriteria atau bukan;
(3) Classification : tes ini dilakukan dengan maksud untuk melakukan klasifikasi atau pemilihan
individu untuk menempati suatu kelompok tertentu yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya;
(4) Evaluation : maksudnya adalah tes berfungsi untuk menilai atau mengevaluasi suatu progran,
metode, treatment, atau sejenisnya. Tujuannya adalah untuk menentukan keberhasilan yang telah
dicapai dalam suatu tahapan tertentu.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,
fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal:
a. Fungsi untuk kelas.
b. Fungsi untuk bimbingan.
c. Fungsi untuk administrasi.
Perbandingan dari ketiga fungsi tersebut:
Fungsi Untuk Kelas Fungsi Untuk Fungsi Untuk
Bimbingan Administrasi
a. Mengadakan diagnosis a. Menentukan arah a. Memberi petunjuk
terhadap kesulitan belajar pembicaraan dalam
siswa. dengan orang tua mengelompokkan
siswa.

7
Ana Ratna Wulan, Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran, Jurnal Academia 2007
8
Anas Sudijono, Pengantara Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2007), hal 67
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

b. Mengevaluasi celah antara tentang anak-anak b. Penempatan siswa


bakat dengan pencapaian. mereka. baru.
c. Menaikkan tingkat prestasi. b. Membantu siswa c. Membantu siswa
d. Mengelompokkan siswa dalam menentukan memiliki kelompok.
dalam kelas pada waktu pilihan. d. Menilai kurikulum.
metode kelompok. c. Membantu siswa e. Memperluas
e. Merencanakan kegiatan mencapai tujuan hubungan
proses belajar mengajar pendidikan dan masyarakat (public
untuk siswa secara jurusan. relation).
perseorangan. d. Memberikan f. Menyediakan
f. Menetukan siswa mana kesempatan kepada informasi untuk
yang memerlukan pembimbing, guru, badan lain di luar
bimbingan khusus. dan orang tua sekolah.
g. Menentukan tingkat dalam memahami
pencapaian untuk setiap kesulitan anak.
anak.

Tujuan Tes
Tujuan dari tes sebenarnya sesuai dengan jenis tes yang diberikan, ada yang bertujuan untuk
mengumpulkan dan memperoleh informasi, untuk mengetahui kebutuhan dan menyelesaikan
masalah, untuk memberikan suatu penilaian dan lain sebagainya. Dalam bidang konseling,
disamping untuk keperluan yang berkaitan dengan konseling, penggunaan tes juga dilakukan untuk
keperluan non konseling. Penggunaan untuk non konseling yang sering dilakukan di sekolah
misalnya untuk seleksi penerimaan siswa, penempatan siswa dalam program atau jurusan dan lain
sebagainya. Sementara itu untuk tujuan dilakukannya tes dalam konseling yaitu:
1. Tujuan Informasional (informational purposes)
Dalam hal ini, tujuan penggunaan tes ialah untuk memperoleh informasi yang sebelumnya
tidak tersedia, atau untuk mengecek informasi yang telah ada guna reliabilitas dengan cara
mengulangi tes atau menggunakan tes ysng fngsinya serupa. Adapun tujuan pelaksanaan tes
yang berhubungan dengan informasi dalam konseling ialah:
a. Informasi Diagnostik Pra-Konseling : Informasi diagnostik pra-konseling maksudnya tes
disini untuk membantu konselor menentukan apakah kebutuhan konseling klien masih
dalam daerah pelayanannya. Proses ini mungkin dalam kenyataannya merupakan langkah
pendahuluan dalam konseling. Ini berkaitan engan analisa situasi problem dan dengan
keputusan apakah klien seharusnya tetap ditangani konselor atau tidak.
b. Informasi yang akan membantu / menuntun dalam proses konseling : Dalam proses
konseling tentunya konselor harus mengambil keputusan yang berhubungan dengan
metode, pendekatan, alatalat serta teknik yang akan digunakan. Dengan melaksanakan tes
tentunya akan sangat membantu konselor dalam menentukan hal-hal tersebut.
c. Memberikan informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan klien setelah
proses konseling : Sebagaimana salah satu tujuan tes yaitu untuk mengambil keputusan dan
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

perencanaan selanjutnya, maka dalam hal ini tes bertujuan untuk mengidentifikasi langkah-
langkah dan tindakan yang mungkin dapat dilakukan.
2. Tujuan Non-Informasional
Setidaknya ada tiga penggunaan tes dalam konseling yang tidak mempunyai unsur untuk
memberikan informasi. Beberapa tujuan tersebut adalah
a. Merangsang minat terhadap bidang-bidang yang semula tidak diperhatikan : dalam hal ini
pelaksanaan tes bertujuan untuk merangsang tumbuhnya minat dalam bidang pendidikan.
Dengan adanya pelaksanaan tes, tentunya individu akan dapat melihat secara umum tentang
dunia kerja misalnya. Sehingga akan memacu minatnya pada satu bidang kerja tertentu
secara lebih serius.
b. Meletakkan kerangka kerja untuk pelaksanaan konseling lebih lanjut : dengan adanya
interaksi yang terjadi selama proses konseling dengan berbagai diskusi yang berkaitan
dengan kemampuan, minat dan karakteristik individu yang lain akan membantu dalam
proses perencanaan ke depan.
c. Memberikan pengalaman belajar dalam mengambil keputusan : Dengan mengikuti tes,
individu setidaknya memiliki pengalaman belajar dalam kaitannya dengan pengambilan
keputusan.
d. Untuk keperluan penelitian : Pelaksanaan tes juga bermanfaat bagi penelitian sekaligus
sebagai bahan kajian ilmiah
Etika Tes
Ada beberapa etika tes yang harus dipatuhi, diantaranya adalah sebagai berikut:9
1. Pemilihan Tes
a. Klien hendaknya terlibat dalam proses pemilihan tes, supaya tidak ada unsur pemaksaan
dalam pemberian tes oleh koselor.
b. Alasan para klien untuk menginginkan tes, maupun pengalaman masa lalu dengan tes,
hendaknya dieksplorasi.
c. Konselor wajib memberikan orientasi yang tepat kepada klien dan orang tua mengenai
alasan digunakannya tes disamping arti dan kegunaannya. Seorang klien harus disadarkan
bahwa tes hanya alat dan alat yang tidak sempurna. Sebagai cara untuk mencapai tujuan,
tes tidak dapat memberi jawaban, tes hanya memberi informasi tambahan yang dapat digali
dalam konseling dan digunakan dalam menghadapi keputusan tertentu.
d. Konselor seharusnya menjelaskan tujuan tes dan menunjukkan keterbatasan tes. Dalam hal
ini berarti bahwa konselor mempunyai pemahaman yang baik mengenai tes tersebut dan
mengapa dia memutuskan untuk mengambil tes tersebut. Hal lain yang perlu dipahami
konselor adalah faktor kultural, gender, etnik, ekonomi yang dapat mempengaruhi skor tes.
e. Test dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat atau ciri kepribadian klien
untuk kepentingan layanan.
f. Penggunaan suatu jenis tes wajib mengikuti secara ketat pedoman atau petunjuk yang
berlaku bagi tes tersebut.

9
Hariadi Ahmad, Kedudukan Tes dalam Bimbingan Konseling, diakses dari website
https://hariadimemed.blogspot.com/2011/06/kedudukan-tes-dalam-bimbingan-dan.html , pada 10 November 2021 pukul
17.33 WIB
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

2. Wewenang Pemberian Tes


Tes hanya bisa diberikan oleh konselor yang berwenang menggunakan dan
menafsirkan hasilnya. Dalam memberikan tes, konselor harus sadar bahwa hasil tes bukan
hanya skor yang seharusnya diberikan kepada klien, tetapi dan terlebih maknanya yang harus
digali dalam menafsirkan hasilnya. Konselor seharusnya bersifat netral, menahan diri dari
memberi penilaian sebanyak mungkin dan membiarkan klien merumuskan makna dan
kesimpulan mereka sendiri.
3. Penggunaan Hasil Tes Data
Hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain yang telah diperoleh dari klien
sendiri atau dari sumber lain. Dalam hal ini data hasil testing wajib diperlakukan setara dengan
data dan informasi lain tentang klien. Konselor juga wajib melindungi kerahasiaan hasil tes,
baik secara hasil individual maupun secara kelompok. Hasil tes hanya dapat disampaikan
kepada orang lain apabila ada izin dari klien yang bersangkutan atau orang yang bertanggung
jawab terhadap klien tersebut (bagi klien yang belum dewasa)
Ragam Tes Psikologi
Tes psikologi memiliki berbagai ragam tes dan skor yang begitu luas. Sehingga perlu
dilakukan klasifikasi agar bisa mendapatkan orientasi yang baik. Adapun klasifikasi yang banyak
digunakan10, yaitu:
1. Tes berdasarkan atas banyaknya peserta :
a. Tes individual, merupakan tes yang dilakukan hanya dengan satu testee dan dalam waktu
tertentu.
b. Tes kelompok, merupakan tes yang dilakukan dengan beberapa testee. Dan dalam waktu
tertentu.
2. Tes berdasarkan cara penyelesaiannya:
a. Tes verbal, merupakan tes yang berfungsi untuk mengukur kemampuan seorang individu
dalam berbahasa baik secara lisan maupun tulisan.11 Contoh tes verbal: tes sinonim, tes
anonim, tes berbahasa inggris, tes padanan kata, tes kelompok kata, dll.
b. Tes non-verbal, merupakan tes yang item soalnya tidak terdiri dari bahasa, akan tetapi
terdiri dari beberapa gambar, garis garis, bentukbentuk, dan sejenisnya.
3. Tes berdasarkan atas cara menilainya:
a. Tes alternative
b. Tes gradual
4. Tes berdasarkan waktu yang disediakan:
a. Speed test, merupakan tes yang berfungsi untuk mengukur kecepatan testee dalam hal
berfikir(kognitif) baik bersifat spontan maupun dalam menghafal sebuah pelajaran
b. Power test, merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam bidang
tertentu tanpa dibatasi oleh waktu yang disediakan.
5. Tes berdasarkan penciptanya:

10
Nur Aeni, Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat (Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Purwokerto Press,
2012), Hal. 20-22
11
Roy Indra Gultom, “pengertian dan contoh tes verbal”
https://belajartespsikotesonline.blogspot.com/2017/10/pengertian-dan-contoh-tes-verbal.html (diakses pada 07
November 2021)
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

a. Tes Rorschach, merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui karakter dan emosional
seseorang dengan cara menulis atau menyebutkan gambar-gambar berupa bercak tinta.
b. Binet Simon, merupakan tes yang digunakan untuk mengukur mental dan kecerdasan
seseorang.12
c. Tes Kraepelin, merupakan speed test yang biasa digunakan untuk mengukur kecakapan
dalam menghitung simple aritmetic dengan teliti dan cepat.13
d. Tes Wechsler (WPPSI, WISC, WAIS)
e. Tes Raven (SPM, APM, CPM)
6. Tes berdasarkan aspek yang diukur:
a. Tes kepribadian
b. Tes kecerdasan
c. Tes bakat
d. Tes minat
Kritik Terhadap Tes; Tes Dalam Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari orang berpendapat bahwa tes itu berarti percobaan, ujian atau
pemeriksaan. Tes psikologi dianggap sebagai suatu istilah, di satu pihak merupakan sesuatu yang
menakutkan, namun di lain pihak merupakan hal yang sangat membantu orang. Anggapan tes
psikologi sebagai sesuatu yang menakutkan karena tak jarang orang menjadi gelisah karena harus
menjalani tes psikologi. Banyak orang yang merasa sangat kecewa dan takut akan hasil tes
psikologi, karena dari hasil tes psikologi dapat menunjukkan lulus atau tidak lulusnya siswa sesuai
dengan jurusan yang diminatinya, apakah siswa tersebut terhalang atau tidak untuk memasuki
sekolah, pendidikan, pekerjaan atau jabatan tertentu. Sedangkan beberapa pihak menganggap tes
psikologi merupakan sesuatu yang dapat sangat membantu, misalnya dalam bidang pendidikan
digunakan sebagai alat untuk melakukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa alat tes psikologi diciptakan dengan
tujuan untuk mengungkapkan aspek-aspek psikologi tertentu dari seorang individu. Data-data yang
diperoleh melalui tes psikologi tersebut kemudian dipergunakan untuk bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, membuat perencanaan dan penanganan kasus-kasus tertentu yang terdapat
dalam bidang pendidikan, organisasi dan industri, pekerjaan, dan lain sebagainya. Khususnya dalam
bidang pendidikan, data hasil tes psikologi biasanya dimanfaatkan untuk seleksi calon anak didik
penjurusan atau pemilihan program studi perencanaan studi anak didik pada tingkat yang lebih
tinggi, program bimbingan karir, penanganan pada kasus kasus tertentu yang sering terjadi dalam
dunia pendidikan, seperti siswa yang mengalami kesulitan belajar, anak berbakat, kesulitan dalam
penyesuian diri, gangguan dalam konsentrasi, disleksia, dan sebagainya. Pembahasan tentang anak
berbakat hampir sama dengan anak yang memiliki inteligensi abnormal, baik sangat tinggi
(superior) maupun yang sangat rendah (inferior) sama-sama menimbulkan masalah bila ditinjau dari
dunia pendidikan. Pentingnya makna perbedaan individual, khususnya dalam hal ini perbedaan
inteligensi, membawa kesadaran dalam dunia

12
Laila Midori, “11 Jenis Tes Inteligensi ini Turut Digunakan di Indonesia” https://m.brilio.net/creator/11-jenistes-
inteligensi-ini-turut-digunakan-di-indonesia-c26677.html (diakses pada 07 November 2021)
13
Nur Indriani, Skripsi: “Pengembangan Stimulasi “Stress test” Menggunakan Tes Kraepelin pada Tes Psikologi”
(Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2019), Hal. 7.
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

Pendidikan akan perlunya perlakuan khusus terhadap anak didik yang tergolong memiliki
tingkat inteligensi tidak biasa. Anak yang memiliki inteligensi begitu rendah sehingga kemampuan
belajarnya sangat terbatas memerlukan program khusus yang memungkinkan mereka belajar dengan
beban dan kecepatan yang sesuai dengan keterbatasan mereka. Pada sisi lain, anak yang memiliki
kemampuan superior pun memerlukan program khusus yang memungkinkan mereka
mengembangkan segenap potensi berlebih yang mereka punyai sehingga dapat mencapai prestasi
yang optimal dan tidak menimbulkan problem psikologis lain. Oleh karena itu, peran tes psikologis
pada kasus anak-anak yang memiliki inteligensi abnormal ini memiliki efek yang positif dalam
menyalurkan sedini mungkin ke sekolah-sekolah yang khusus tersedia untuk golongan anak-anak
ini, agar mendapatkan penanganan yang tepat
Pemanfaatan tes psikologi dalam dunia pendidikan dapat digunakan untuk mengklasifikasi
anak-anak dengan acuan pada mereka untuk bisa mengambil manfaat dari berbagai jenis pelajaran
di sekolah yang berbeda-beda, sebagian anak mungkin dapat memahami pelajaran fisika dengan
mudah namun bagi sebagian anak lainnya menganggapfisika adalah pelajaran yang rumit, dengan
memahami tingkat pemahaman siswa dapat memudahkan guru dalam memberikan pelajaran dan
memberikan bimbingan yang lebih intensif pada siswa yang membutuhkan perhatian lebih, sehingga
siswa tersebut dapat mengikuti materi dengan baik14
Masyarakat Indonesia masih cenderung mengharapkan psikologi sebagai suatu ilmu yang pasti
dapat memberikan jawaban dan menyelesaikan yang pasti bagi berbagai permasalahan seperti ilmu
kedokteran. Psikologi diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1952 oleh Slamet Imam Santoso,
profesor psikiatri di fakultas kedokteran, Universitas Indonesia. Pada pidato pengakuannya sebagai
profesor, Slamet menceritakan pengalamannya dengan pasien-pasiennya yang kebanyakan anggota
militer dan pegawai pemerintah yang mengalami gangguan psikosomatis karena tidak mampu
mengerjakan pekerjaan barunya setelah Indonesia mengambil alih pemerintahan dari kolonial
Belanda pada tahun 1950, menurut Slamet, psikiatri membutuhkan ilmu psikologi untuk
menjelaskan potensi-potensi manusia guna menyeleksi orang yang tepat pada tempat (pekerjaan)
yang tepat (the right man in the right place).15

PENUTUP
Tes adalah alat untuk mengumpulkan informasi. Secara umum, tes berfungsi sebagai alat
pengukur terhadap peserta didik serta sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
Tujuan tes yaitu untuk keperluan informasi diagnostik pra-konseling, informasi yang akan
membantu dalam proses konseling, memberikan informasi yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan klien setelah proses konseling, merangsang minat terhadap bidang-bidang yang semula
tidak diperhatikan, meletakkan kerangka kerja untuk pelaksanaan konseling lebih lanjut,
memberikan pengalaman belajar dalam mengambil keputusan, serta untuk keperluan penelitian.
Ada beberapa etika tes yang harus dipatuhi yaitu pemilihan tes, wewenang pemberian tes, dan
penggunaan hasil tes data. Tes psikologi memiliki berbagai ragam tes dan skor yang begitu luas.
Salah satunya yaitu tes berdasarkan atas banyaknya peserta yang terdiri dari tes individual dan tes

14
JURNAL TARBIYAH, Vol. 21, No.2, Juli-Desember 2014 ISSN: 0854-2627 402 IMPLEMENTASI TES PSIKOLOGI
DALAM BIDANG PENDIDIKAN
15
PENGANTAR PSIKOLOGI Adnan Achiruddin Saleh
APPRAISAL KONSELING BIMBINGAN & KONSELING ISLAM
KELOMPOK 8 SEMESTER 5

kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari orang berpendapat bahwa tes itu berarti percobaan, ujian
atau pemeriksaan. Tes psikologi dianggap sebagai suatu istilah, di satu pihak merupakan sesuatu
yang menakutkan, namun di lain pihak merupakan hal yang sangat membantu orang. Anggapan tes
psikologi sebagai sesuatu yang menakutkan karena tak jarang orang menjadi gelisah karena harus
menjalani tes psikologi.

DAFTAR PUSTAKA
Aeni, Nur. 2012. Tes Psikologi: Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto Press
Ahmad, Hariadi. 2011. Kedudukan Tes dalam Bimbingan Konseling.
(https://hariadimemed.blogspot.com/2011/06/kedudukan-tes-dalam-bimbingan-dan.html)
diakses pada 10 November 2021 pukul 17.33 WIB
Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Ghufron, Anik & Sutama. Tes, Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi, Peran dan Fungsinya dalam
Pembelajaran. (http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MPMT5302-
M1.pdf) diakses pada 10 November 2021 pukul 23.48 WIB
Gultom, Roy Indra. 2017. Pengertian dan Contoh Tes Verbal.
(https://belajartespsikotesonline.blogspot.com/2017/10/pengertian-dan-contoh-tes-
verbal.html) diakses pada 11 November 2021 pukul 10.34 WIB
Indriani, Nur. 2019. Pengembangan Stimulasi “Stress test” Menggunakan Tes Kraepelin pada Tes
Psikologi. Bandar Lampung: SKRIPSI Universitas Lampung
Kuncoro, Muhammad Wahyu. 2012. Evaluasi Tes Psikologi Kepribadian I. Jurnal Sosio Humaniora
Vol. 3 No. 4
Midori, Laila. TT. 11 Jenis Tes Inteligensi ini Turut Digunakan di Indonesia.
(https://m.brilio.net/creator/11-jenistes-inteligensi-ini-turut-digunakan-di-indonesia-
c26677.html) diakses pada 11 November 2021 pukul 10.44 WIB
Raganiz, Adelia Aulia & Sumaryati. 2021. Dimensi Etis Pelaksanaan Kursus Tes Psikologis
(Psikotes). Jurnal Filsafat, Vol 4 No.1
Safithry, Esty Aryani. 2018. Asesmen Teknik Tes dan Non Tes. Malang: CV IRDH
Saleh, Adnan Achiruddin. TT. PENGANTAR PSIKOLOGI
Sudijono, Anas. 2007. Pengantara Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Susilawati, Dewi. 2018. Tes dan Pengukuran. Sumedang: UPI Sumedang Press
Wulan, Ana Ratna. 2007. Pengertian dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, dan Pengukuran.
Jurnal Academia
TT. IMPLEMENTASI TES PSIKOLOGI DALAM BIDANG PENDIDIKAN. Jurnal Tarbiyah, Vol.
21, No.2, Juli-Desember 2014 ISSN: 0854-2627 402

Anda mungkin juga menyukai