Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi
dengan aksioma dan suatu operasi biner. Teori grup dan ring merupakan
konsep yang memegang peranan penting dalam struktur aljabar karena dapat
membentuk suatu konsep baru yang disebut dengan modul.
Gagasan utama dalam mempelajari struktur aljabar adalah salah satunya
mengenai “Koset, Subgrup Normal dan Grup Faktol”. Namun, sekarang ini
masih banyak yang belum memahami koset, subgrup normal, serta grup
factorial secara keseluruhan dan sepenuhnya termasuk dalam meninjau dari
berbagai aspek, sehingga kaitan antara Defenisi, Teorema, dan penggunaannya
dalam menyelesaikan masalah belum tampak jelas.
Oleh karena itu, kami mencoba membahas secara lebih mendalam
mengenai “Koset, Subgrup Normal, dan Grup Faktor” yang disertai dengan
pembuktian serta contoh dari beberapa teorema agar dapat lebih mudah
mengetahui konsep yang dikandung dalam teorema tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana suatu grup dikatakan sebagai sebuah koset?
2. Bagaimana suatu grup dikatakan sebagai subgrup normal?
3. Bagaimana suatu grup dikatakan sebagai grup faktor?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui suatu grup yang dikatakan sebagai sebuah koset.
2. Untuk mengetahui suatu grup yang dikatakan sebagai subgrup normal.
3. Untuk mengetahui suatu grup yang dikatakan sebagai grup faktor.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOSET
Teorema 8.1
G grup, 𝐻 ≤ 𝐺, ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 berlaku:
1. 𝑎𝑅𝐿 𝑏 ↔ 𝑎−1 𝑏 ∈ 𝐻
2. 𝑎𝑅𝑅 𝑏 ↔ 𝑎𝑏 −1 ∈ 𝐻

Relasi 𝑅𝐿 dan 𝑅𝑅 merupakan relasi ekuivalen.

Bukti 1:

𝑅𝐿 merupakan relasi ekuivalen bila memenuhi 3 sifat:

1. Sifat Refleksi ↔ ∀𝑎 ∈ 𝐺 → 𝑎𝑅𝐿 𝑎


(i) Akan ditunjukkan berlaku sifat refleksi atau 𝑎𝑅𝐿 𝑎
Ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 karena 𝐻 ≤ 𝐺 dengan sifat
ketunggalan identitas maka 𝑎−1 𝑎 = 𝑒 ∈ 𝐻 (Terbukti sifat
refleksi)
2. Sifat Simetris ↔ ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 dengan 𝑎𝑅𝐿 𝑏 → 𝑏𝑅𝐿 𝑎
(ii) Akan ditunjukkan berlaku sifat simetri atau 𝑎𝑅𝐿 𝑏 → 𝑏𝑅𝐿 𝑎
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 dengan 𝑎𝑅𝐿 𝑏
𝑎𝑅𝐿 𝑏 menurut definisi maka 𝑎−1 𝑏 ∈ 𝐻, karena 𝐻 ≤ 𝐺 maka
(𝑎−1 𝑏)−1 ∈ 𝐻 (sifat invers), sehingga 𝑏 −1 𝑎 ∈ 𝐻 atau 𝑏𝑅𝐿 𝑎
(Terbukti sifat simetri)
3. Sifat Transitif ↔ ∀𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 dengan 𝑎𝑅𝐿 𝑏 → 𝑏𝑅𝐿 𝑐 → 𝑎𝑅𝐿 𝑐
(iii) Akan ditunjukkan berlaku sifat transitif atau 𝑎𝑅𝐿 𝑏 dan 𝑏𝑅𝐿 𝑐 →
𝑎𝑅𝐿 𝑐.

𝑎𝑅𝐿 𝑏 menurut definisi 𝑎−1 𝑏 ∈ 𝐻

𝑏𝑅𝐿 𝑐 menurut definisi 𝑏 −1 𝑐 ∈ 𝐻 karena 𝐻 ≤ 𝐺 maka di penuhi


sifat tertutup atau (𝑎−1 𝑏)(𝑏 −1 𝑐) ∈ 𝐻 atau

𝑎−1 (𝑏𝑏 −1 )𝑐 ∈ 𝐻

2
𝑎−1 𝑐 ∈ 𝐻 atau 𝑎𝑅𝐿 𝑐

Jadi terbukti 𝑎𝑅𝐿 𝑏 dan 𝑏𝑅𝐿 𝑐 → 𝑎𝑅𝐿 𝑐 (Terbukti sifat transitif)

Dengan dipenuhi ketiga sifat tersebut maka relasi 𝑅𝐿 merupakan relasi


ekuivalen, jadi G terpecah atas kelas-kelas saling asing, misalnya:

𝑆𝑎 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑎𝑅𝐿 𝑥} = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑎−1 𝑥 ∈ 𝐻}

= {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥 ∈ 𝑎𝐻}

= {𝑎ℎ | ℎ ∈ 𝐻} = 𝑎𝐻

𝑆𝑏 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑏𝑅𝐿 𝑥} = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑏 −1 𝑥 ∈ 𝐻}

= {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥 ∈ 𝑏𝐻}

= {𝑏ℎ|ℎ ∈ 𝐻} = 𝑏𝐻

𝑆𝑐 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑐𝑅𝐿 𝑥} = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑐 −1 𝑥 ∈ 𝐻}

= {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥 ∈ 𝑐𝐻}

= {𝑐ℎ|ℎ ∈ 𝐻} = 𝑐𝐻

Dan seterusnya sehingga kita peroleh

𝑎𝐻 ∪ 𝑏𝐻 ∪ 𝑐𝐻 ∪ 𝑒𝐻 ∪ … .∪= 𝐺 dan 𝑎𝐻 ∩ 𝑏𝐻 ∩ 𝑐𝐻 ∩ 𝑒𝐻 ∩ … .∩= ∅

𝑎𝐻; 𝑏𝐻; 𝑐𝐻; 𝑒𝐻 = 𝐻 disebut kloset kiri dari H dalam G

Bukti 2:

(i) Akan ditunjukkan berlaku sifat refleksi atau 𝑎𝑅𝑅 𝑏 → 𝑏𝑅𝑅 𝑎


Ambil sebarang 𝑎 ∈ 𝐺, 𝑎. 𝑎−1 = 𝑒 karena 𝐻 ≤ 𝐺 dengan sifat
ketunggalan identitas maka 𝑎 𝑎−1 = 𝑒 ∈ 𝐻 (Terbukti sifat refleksi)
(ii) Akan ditunjukkan berlaku sifat simetri atau 𝑎𝑅𝑅 𝑏 → 𝑏𝑅𝑅 𝑎
Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 dengan 𝑎𝑅𝑅 𝑏
𝑎𝑅𝑅 𝑏 menurut defensi maka 𝑎 𝑏 −1 ∈ 𝐻, karena 𝐻 ≤ 𝐺 maka
(𝑎𝑏 −1 )−1 ∈ 𝐻 (sifat invers), sehingga 𝑎−1 ∈ 𝐻 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏 𝑅𝑅 𝑎 (Terbukti
sifat simetri)
(iii) Akan ditunjukkan berlaku sifat transitif atau 𝑎𝑅𝑅 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑅𝑅 𝑐 → 𝑎𝑅𝑅 𝑐

3
𝑎𝑅𝑅 𝑏 menurut defensi 𝑎 𝑏 −1 ∈ 𝐻
𝑏𝑅𝑅 𝑐 menurut defensi 𝑏𝑐 −1 ∈ 𝐻 karena 𝐻 ≤ 𝐺 maka dipenuhi sifat
tertutup atau (𝑎𝑏 −1 )(𝑏𝑐 −1 ) ∈ 𝐻
𝑎(𝑏 −1 𝑏)𝑐 −1 ∈ 𝐻
𝑎𝑐 −1 ∈ 𝐻 atau 𝑎𝑅𝑅 𝑐
Jadi terbukti 𝑎𝑅𝑅 𝑏 dan 𝑏𝑅𝑅 𝑐 → 𝑎𝑅𝑅 𝑐 (terbukti sifat transitif)
Dengan dipenuhi ketiga sifat tersebut maka relasi 𝑅𝑅 merupakan
relasi ekuivalen, jadi G terpecah atas kelas-kelas saling asing,
misalnya:

𝑆𝑎 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑎𝑅𝑅 𝑥} = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥𝑎−1 ∈ 𝐻}

= {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥 ∈ 𝐻𝑎}

= {ℎ𝑎 | ℎ ∈ 𝐻} = 𝐻𝑎

𝑆𝑏 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑏𝑅𝑅 𝑥} = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥𝑏 −1 ∈ 𝐻}

= {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥 ∈ 𝐻𝑏}

= {ℎ𝑏|ℎ ∈ 𝐻} = 𝐻𝑏

𝑆𝑐 = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑐𝑅𝑅 𝑥} = {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥𝑐 −1 ∈ 𝐻}

= {𝑥 ∈ 𝐺|𝑥 ∈ 𝐻𝑐}

= {ℎ𝑐|ℎ ∈ 𝐻} = 𝐻𝑐

Dan seterusnya sehingga kita peroleh

𝐻𝑎 ∪ 𝐻𝑏 ∪ 𝐻𝑐 ∪ 𝐻𝑒 ∪ … .∪= 𝐺 dan 𝐻𝑎 ∩ 𝐻𝑏 ∩ 𝐻𝑐 ∩ 𝐻𝑒 ∩ … .∩= ∅

𝐻𝑎; 𝐻𝑏; 𝐻𝑐; 𝐻𝑒 = 𝐻 disebut koset kiri dari H dalam G

Definisi 8.2:

Jika H subgrup dari G ,𝑎 ∈ 𝐺, maka 𝐻𝑎 = {ℎ𝑎|ℎ ∈ 𝐻} disebut kloset


kanan dari H dalam G dan 𝑎𝐻 = {𝑎ℎ|ℎ ∈ 𝐻} disebut kloset kiri dari H
dalam G.

Contoh 1:

4
Anggap Z adalah sebuah grup bilangan bulat dalam operasi penjumlahan
dan subgrup H= {...,-8,-4,0,4,8,...} terdiri dari kelipatan empat. Tentukan
kloset kiri dari H di Z.

Penyelesaian:

1. Akan dibuktikan bahwa H = 4Z merupakan subgrup dari Z. Jelas bahwa


4Z ⊂ 𝑍 dan 4Z tidak kosong sebab 0 ∈ 4𝑍. Ambil sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 4𝑍,
maka 𝑎 = 4𝑘 dan 𝑏 = 4𝑛, untuk suatu 𝑘. 𝑛 ∈ 𝑍.
Diperoleh: 𝑎 + 𝑏 −1 = 𝑎 + (−𝑏) = 𝑎 − 𝑏 = 4𝑘 − 4𝑛 = 4(𝑘 − 𝑛) ∈ 4𝑍
Dengan 𝑘 − 𝑛 ∈ 4𝑍.
Berdasarkan teorema subgrup yang berbunyi: H himpunan bagian dari
yang berhingga dan tak kosong dari Grup G. H subgroup dari G jika H
memenuhi sifat tertutup. Terbukti bahwa 4Z merupakan subgrup dari Z.
2. Koset kiri dari H di Z yaitu:
0 + 𝐻 = {… , −8, −4,0,4,8, … } = 4𝑍
1 + 𝐻 = {… , −7, −3,1,5,9, … } = −3 + 4𝑍
2 + 𝐻 = {… , −6, −2,2,6,10, … } = −2 + 4𝑍
3 + 𝐻 = {… , −5, −1,3,7,11, … } = −1 + 4𝑍
Apabila diteruskan ...,4+H,5+H,... hasilnya akan berulang. Maka koset kiri
dari H di Z adalah Z/H=Z/4Z={0+H, 1+H, 2+H, 3+H}

Contoh 2:
Misalkan H= {0,3,6} di dalam 𝑍9 pada penjumlahan modulo 9 dalam kasus ini
operasi grup adalah penjumlahan, kita notasikan 𝑎 + 𝐻 diwakili dengan 𝑎𝐻.

Tentukan koset kiri dari h di 𝑍9 .

Penyelesaian:

1. Akan ditunjukkan H adalah subgrup dari G dengan menggunakan tabel


cayley yaitu:
+9 0 3 6
0 0 3 6
3 3 6 0

5
6 6 0 3

Dapat dilihat bahwa operasi “+9 " pada H bersifat tertutup dan setiap
elemen dari H mempunyai invers di H, yaitu 0−1 = 0, 3−1 = 6, 6−1 = 3.
Sehingga diperoleh bahwa H subgrup di 𝑍9 .
2. Maka koset kiri dari H dalam 𝑍9 adalah:
0 + 𝐻 = {0,3,6} = 3 + 𝐻 = 6 + 𝐻

1 + 𝐻 = {1,4,7} = 4 + 𝐻 = 7 + 𝐻

2 + 𝐻 = {2,5,8} = 5 + 𝐻 = 8 + 𝐻
Maka koset kiri dari H dalam 𝑍9 adalah: 𝑍9 /H = {0 + H, 1 + H, 2 + H}

Contoh 3:
< 𝑍, +> merupakan grup, dapat ditunjukkan bahwa < 3𝑍, +> subgrup dari <
𝑍, +>. Bagaimana dengan koset kanan dari 3Z?

Penyelesaian:
Koset-koset kiri dari 3Z adalah:

0 + 3𝑍 = {… , −6, −3,0,3,6, … } = 3𝑍
1 + 3𝑍 = {… , −5, −2,1,4,7, … } = −3 + 3𝑍
2 + 3𝑍 = {… , −4, −1,2,5,8, … } = −1 + 3𝑍
3 + 3𝑍 = {… , −6, −3,0,3,6, … } = 0 + 3𝑍 = 3𝑍
−1 + 3𝑍 = {… , −4, −1,2,5,8, … } = 2 + 3𝑍
Dan seterusnya sehingga hanya ada 3 koset kanan yaitu: 3Z + 0; 3Z + 1; dan 3Z +
2 atau Z/3Z = {3Z + 0; 3Z + 1; 3Z +2}
Ternyata koset kiri sama dengan koset kanan.
Apakah dengan operasi yang sama pada Z (penjumlahan biasa pada bilangan
bulat) Z/3Z merupakan grup?
Perhatikan Tabel Cayley berikut:

6
Tabel 8.1 menunjukkan Tabel Cayley dari Grup <Z/3Z, +>
+ 0 + 3Z 1 + 3Z 2 + 3Z
0 + 3Z 0 + 3Z 1 + 3Z 2 + 3Z
1 + 3Z 1 + 3Z 2 + 3Z 0 + 3Z
2 + 3Z 2 + 3Z 0 + 3Z 1 + 3Z

Z/3Z memiliki unsur yang berhingga dan dari tabel Cayley berlaku sifat tertutup,
maka Z/3Z merupakan subgroup.

Contoh 4:
Diketahui grup permutasi S3 , sebagai berikutL:
1 2 3 1 2 3 1 2 3
0 = [ ] 1 = [ ] 2 = [ ]
1 2 3 2 3 1 3 1 2
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 = [ ] 2 = [ ] 1 = [ ]
1 3 2 3 2 1 2 1 3

Tabel perkalian dari S3 adalah:


* 0 1 2 1 2 3
0 0 1 2 1 2 3
1 1 2 0 3 1 2
2 2 0 1 2 3 1
1 1 2 3 0 1 2
2 2 3 1 2 0 1
3 3 1 2 1 2 0

Apabila H = {0, 1} merupakan subgroup dari S3 = {0, 1, 2, 1, 2, 3}, tentukan
koset kiri dan koset kanan dari H di G.

Penyelesaian:
H0 = H = {0, 1 }
Koset Kanan Koset Kiri
H0 = H = {0, 1 } 0H = H = {0, 1 }

7
H1 = {1, 2 } 1H = {1, 3 }
H2 = {2, 3 } 2H = {2, 2 }

Kesimpulan: koset kiri ≠ koset kanan

Teorema 8.3:
G suatu grup dan H subgroup dari G,  a  G maka terdapat korespondensisatu-
satu antara Ha, aH dan H sendiri.
Bukti :
Bangun pemetaan  : H Ha dengan (h) = ha untuk setiap h  H merupakan
pemetaan injektif dan surjektif.

(i) akan ditunjukkan  injektif:


ambil sembarang h1, h2  H dengan (h1) = (h2) maka h1a=h2a
(dengan hukum kanselasi kanan) diperoleh h1 = h2
jadi apabila ( h1 ) = ( h2 ) maka h1 = h2 sehingga (terbukti injektif)
(ii) akan ditunjukkan  surjektif:
ambil t  Ha akan ditunjukkan  h  H  ( h ) = t
t = ( h )  t = ha ha.a-1 = ta-1
h = ta-1
jadi untuk setiap t  Ha  h = ta-1  H  ( h ) = t sehingga (terbukti
surjektif)
Dengan cara (i) dan (ii) damap disimpulkan bahwa  bijektif sehingga H
dan Ha mempunyai elemen yang sama banyak.

Defenisi 8.4:
Jika G suatu grup dan a  G, order (periode) dari elemen a adalah bilangan bulat
positif terkecil m sehingga am = e, dinotasikan o(a)

Contoh 5:

8
G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} dengan operasi penjumlahan modulo 6 dapat ditunjukkan G
merupakan grup dengan unsur netral e = 0

Penyelesaian:
Kita ambil untuk:
1. untuk a = 3 maka 31 = 3, 32 = 0 = e
jadi m = 2 maka order dari 3 atau o(3) = 2
2. untuk a = 5 maka 51 = 5, 52 = 4, 53 = 3, 54 = 2, 55 = 1, o(5) = 5
dari 1 dan 2 terdapat bilangan bulat positif terkecil m  am = e maka dapat
dikatakan a berorder finit (berhingga) sedangkanjika tidak terdapat m  am = e
maka a dikatakan berorder infinit (tak hingga).

Teorema 8.5:
Jika grup finit (berhingga) dan H adalah subgroup dari G maka o(H) merupakan
pembagi dari o(G)
Bukti:
Misal o(G) = n dan o(H) = m
Karena G berhingga maka terdapat sejumlah berhingga koset kiri dari H,
dinamakan a1H, a2H, …, arH. Berdasarkan teorema A-2: diketahui banyaknya
elemen setiap koset kanan dan koset kiri yang berlainan mempunyai order yang
sama dengan H, sehingga:
o(a1H) = o(a2H) = … = o(arH) = m
karena banyaknya koset yang berlainan dari H atau (aiH) membentuk partisi pada
G maka:
o(a1H) + o(a2H) + … + o(arH) = n
m+m+…+m=n
rm=n
Jadi mn.

Defenisi 8.6:
Jika H adalah subgroup dari grup G, indeks dari H dalam G adalah banyaknya
koset kanan berlainan dari H dalam G, dinotasikan dengan iG(H).

9
Contoh 6:
Perhatikan grup G = Z8. Himpunan H = {0, 2, 4, 6} dan himpunan M = {0, 4}
masing-masing adalah subgroup dari G. lebih lanjut M adalah subgroup dari H.
Tentukanlah:
a. indeks H dalam G dan koset kiri dari H dalam G
b. indeks M dalam G dan koset kiri dari M dalam G
c. koset kiri dari M dalam H
Penyelesaian:
a. G = {0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} maka o(G) = 8
H = {0, 2, 4, 6} maka o(H) = 4
Koset kiri dari H dalam G adalah:
H = {0, 2, 4, 6} dan 1 + H = {1, 3, 5, 7}
𝑜(𝐺) 8
Sehingga [G : H] = 𝑜(𝐻) = 4 = 2

b. G = {0,1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} maka o(G) = 8


M = {0, 4} maka o(H) = 2
Koset kiri dari M dalam G adalah:
M = {0, 4} dan 1 + M = {1, 5}, 2+M = {2, 6}, 3+M = {3, 7}
𝑜(𝐺) 8
Sehingga [G : H] = 𝑜(𝑀) = 2 = 4

c. Koset kiri dari M dalam H adalah:


M = {0,4} dan 2 + M = {2, 6}
4
Maka [H : M] = =2
2

Jadi diperoleh [G : M] = [G : H][H : M]

Teorema 8.7:
Jika G adalah grup berhingga dan a  G maka order dari a atau o(a) merupakan
pembagi dari order G atau o(G)
Bukti:
Untuk membuktikan teorema diatas pertama-tama kita bangun subgroup dari G
yang banyak elemennya adalah o(a), hal ini dapat kita lakukan dengan
membentuk grup siklik dengan generatornya adalah a  G, subgroup tersebut
adalah :

10
{am a  G}={a1, a2 , a3 , …, ao(a) = e}
Semua elemennya berbeda.
Dengan demikian subgroup tersebut memiliki untur sebanyak o(a) atau order dari
a. Dengan menggunakan teorema diatas, maka terbukti bahwa o(a) merupakan
pembagi dari order G.

Contoh 7:
Misalkan G = {1, 2, 3, 4, 5, 6} grup dalam perkalian modulo 7
Pertanyaan:
a. Buatlah tabel perkalian untuk G
b. Tentukan orde dan subgroup yang dibangun oleh 2 dan 3
c. Apakah G siklik?

Penyelesaian:
a. Tabel cayley perkalian untuk G
* 1 2 3 4 5 6
1 1 2 3 4 5 6
2 2 4 6 1 3 5
3 3 6 2 5 1 4
4 4 1 5 2 6 3
5 5 3 1 6 4 2
6 6 5 4 3 2 1

b. Unsur identitas e = 1
Unsur elemen 2, periksa:
21 = 2, 22 = 4, 23 = 12 = 3 dan
Subgroup yang dibangun oleh 2 adalah 2 = {1, 2, 4}
Unsur elemen 3, periksa:
31 = 3, 32 = 2, 33 = 6, 34 = 4, 35 = 5, 36 = 13 = 6
Subgroup yang dibangun oleh 3 adalah 3 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}

c. Oleh karena G = 3 = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, maka G adalah siklik.

11
B. SUBGRUP NORMAL
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bila 𝐻 < 𝐺 maka [𝐺:𝐻] adalah
himpunan dari koset-koset kanan yang saling asing, suatu pertanyaan adalah
bilamana himpunan [𝐺:𝐻] membentuk suatu grup? Untuk menjawab
pertanyaan ini pertama didefinisikan suatu operasi biner. Suatu pilihan yang
wajar adalah 𝐻𝑎𝐻𝑏 = 𝐻𝑎𝑏. Lalu apa syarat dari subgrup 𝐻 supaya persamaan
terpenuhi? Untuk menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu diberikan suatu
pengertian dari 𝑃𝐾 ≝ {𝑝𝑘 𝑝 ∈ 𝑃,𝑘 ∈ 𝐾} dimana 𝑃 ⊂ 𝐺 dan 𝐾 ⊂ 𝐺, sehingga
didapat:

𝐻𝑎𝐻𝑏 = {(ℎ𝑎)(ℎ𝑏) ℎ ∈ 𝐻}

= {ℎ 𝑎ℎ 𝑏 ℎ ∈ 𝐻} , (bila 𝑎ℎ = ℎ𝑎,∀ ℎ ∈ 𝐻)

= {ℎ ℎ𝑎 𝑏 ℎ ∈ 𝐻}

= {(ℎℎ)(𝑎𝑏) ℎ ∈ 𝐻}

= {ℎ 𝑎𝑏 ℎ ∈ 𝐻}

= {ℎ 𝑎𝑏 ℎ ∈ 𝐻}

= 𝐻𝑎𝑏

Perhatikan bahwa 𝑎ℎ = ℎ𝑎,∀ ℎ ∈ 𝐻 berarti bahwa 𝑎𝐻 = 𝐻𝑎,∀ 𝑎 ∈ 𝐺, yaitu


koset kiri dan koset kanan dari 𝐻 di 𝐺 sama, dalam hal ini 𝐻 dinamakan
subgrup normal dari 𝐺 dinotasikan dengan 𝐻 ⊲ 𝐺.

Kesimpulan:

Misalkan 𝐺 suatu grup dan 𝐻 < 𝐺, maka peryataan berikut ekivalen :

1. 𝐻 ⊲ 𝐺.
2. Perkalian koset adalah terdifinisi dengan baik (well defined).

Definisi 7.1 :
Misalkan 𝐺 grup dan 𝑁 ≤ 𝐺 . 𝑁 disebut subgrup normal dari 𝐺 jika untuk
setiap 𝑔 ∈ 𝐺 , 𝑛 ∈ 𝑁 berlaku 𝑔𝑛𝑔⁻¹ ∈ 𝑁. Notasi 𝑁 ⊲ 𝐺.
𝑁⊲ 𝐺 ↔ 𝑔𝑁𝑔 ⁻¹ ⊂ 𝑁, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺

12
Lemma 7.2:

𝑁⊲ 𝐺 ↔ 𝑔𝑁𝑔 ⁻¹ ⊂ 𝑁, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺

Sketsa Bukti :

a. Buktikan berlaku kedua arah


b. Bukti kiri jelas dari definisi
c. Bukti ke kanan gunakan sifat saling subset

Lemma 7.3:

Misalkan 𝑁 ≤ 𝐺, 𝑁⊲ 𝐺 ↔ 𝑁𝑔 = 𝑔𝑁 ∀ 𝑔 ∈ 𝐺

Bukti:

(→ ) Diketahui 𝑁⊲ 𝐺 maka 𝑔𝑁𝑔−1 = 𝑁 atau 𝑔𝑁 = 𝑁𝑔 ∀𝑔 ∈ 𝐺

(←) Diketahui 𝑔𝑁 = 𝑁𝑔 akan dibuktikan 𝑁⊲ 𝐺. Karena 𝑁𝑔 = 𝑔𝑁 jelas

bahwa 𝑔𝑁𝑔−1 ⊂ 𝑁 ∀𝑔 ∈ 𝐺, terbukti bahwa 𝑁 normal di 𝐺

Lemma 7.4 :

𝑁⊲ 𝐺 ↔ produk dari dua koset kanan dari 𝑁 di 𝐺 sama dengan koset kanan dari
𝑁 di 𝐺.

Bukti:

𝑁⊲ 𝐺 maka 𝑎𝑁 = 𝑁𝑎 ∀𝑎 ∈ 𝐺. Misalkan 𝑁𝑎₁ = 𝑁𝑎₂ dan 𝑁𝑏₁ = 𝑁𝑏₂, maka


𝑁𝑎₁𝑏₁ = 𝑎₁𝑏₁𝑁 = 𝑎₁𝑁𝑏₁ = 𝑎₁𝑁𝑏₂ = 𝑁𝑎₁𝑏₂ = 𝑁𝑎₂ 𝑏₂.

Misalkan 𝑁𝑎𝑁𝑏 = 𝑁𝑎𝑏 ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 dan 𝑔 sebarang tetapi tetap di 𝐺 juga ℎ ∈


𝑁, maka 𝑁𝑔 = 𝑁𝑔𝑒 = 𝑁𝑔𝑁𝑒 = 𝑁𝑔𝑁ℎ = 𝑁𝑔ℎ. Sehingga didapat 𝑁𝑔𝑁𝑔−1 =
𝑁𝑔ℎ𝑁𝑔−1 atau 𝑁𝑔𝑔−1 = 𝑁𝑔ℎ𝑔−1 atau 𝑁 = 𝑁𝑔ℎ𝑔−1. Jadi untuk setiap 𝑔 ∈ 𝐺
(𝑔 tetap) dan setiap ℎ ∈ 𝑁, maka 𝑔ℎ𝑔−1 ∈ 𝑁 atau 𝑔𝑛𝑔−1 = 𝑁. Sehingga didapat
𝑔𝑁𝑔−1 𝑁𝑔 = 𝑁𝑒𝑁𝑔 atau 𝑔𝑁𝑔𝑔−1 = 𝑁𝑔 atau 𝑔𝑁 = 𝑁𝑔 untuk setiap 𝑔 ∈ 𝐺. Jadi
𝑁⊲ 𝐺.

13
Contoh:
Misalkan 𝐻 subgroup dari 𝐺 sedemikian sehingga 𝑔−1 ℎ𝑔 ∈ 𝐻 untuk setiap
𝑔 ∈ 𝐺 dan ℎ ∈ 𝐻. Tunjukkan bahwa setiap koset kiri 𝑔𝐻 sama dengan koset
kanan 𝐻𝑔 dari 𝐻 di 𝐺.

Penyelesaian:

Misalkan 𝐻 ≤ 𝐺 ∋ 𝑔−1 ℎ𝑔 ∈ 𝐻, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺, ℎ ∈ 𝐻.

Tunjukkan 𝑔𝐻 = 𝐻𝑔 artinya harus ditunjukkan 𝑔𝐻 ⊆ 𝐻𝑔 dan 𝐻𝑔 ⊆ 𝑔𝐻

Ambil 𝑔 ∈ 𝐺 sembarang.

i) Akan ditunjukkan 𝐻𝑔 ⊆ 𝑔𝐻
Ambil ℎ𝑔 ⊂ 𝐻𝑔 sembarang
Akan ditunjukkan ℎ𝑔 ⊆ 𝐻𝑔
𝑔−1 ℎ𝑔 ∈ 𝐻 (diketahui)
𝑔(𝑔−1 ℎ𝑔) ∈ 𝑔𝐻 (kalikan kedua ruas dengan 𝑔 karena 𝑔 ∈ 𝐺 dan 𝐺
grup
𝑔(𝑔−1 ℎ𝑔) ∈ 𝑔𝐻 (sifat asosiatif grup)
𝑒ℎ𝑔 ⊆ 𝑔𝐻
ℎ𝑔 ⊆ 𝑔𝐻
Jadi, 𝐻𝑔 ⊆ 𝑔𝐻
ii) Akan ditunjukkan 𝑔𝐻 ⊆ 𝐻𝑔
Ambil 𝑔ℎ ⊆ 𝑔𝐻
Akan ditunjukkan 𝑔ℎ ⊆ 𝑔𝐻
Misalkan 𝑏 −1 ℎ𝑏 ∈ 𝐻. Misalkan 𝑏 −1 = 𝑔
Maka 𝑔ℎ𝑔−1 ∈ 𝐻, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺
(𝑔ℎ𝑔−1 )𝑔 ∈ 𝐻𝑔, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺, ℎ ∈ 𝐻
𝑔ℎ𝑔−1 𝑔 ∈ 𝐻𝑔
𝑔ℎ𝑒 ∈ 𝐻𝑔
𝑔ℎ ∈ 𝐻𝑔
Jadi, 𝑔𝐻 ⊆ 𝐻𝑔
Dari (i) dan (ii) maka 𝑔𝐻 = 𝐻𝑔

14
Contoh 2:
Buktikan irisan dari dua subgrup normal merupakan subgrup normaal.
Penyelesaian:
𝐺 grup. Misalkan 𝑁₁, 𝑁₂ ⊲ 𝐺
Akan ditunjukkan 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ⊲ 𝐺
i) Akan ditunjukkan 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ≤ 𝐺
a) Akan ditunjukkan 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ≠ 0
Pilih 𝑒 ∈ 𝑁₁ dan 𝑒 ∈ 𝑁₂
Artinya 𝑒 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂
Jadi, 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ≠ 0
b) Akan ditunjukkan 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ⊂ 𝐺
Ambil 𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ sembarang. Akan dibuktikan 𝑥 ∈ 𝐺.
𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ artinya 𝑥 ∈ 𝑁₁ dan 𝑥 ∈ 𝑁₂
Karena 𝑁₁. 𝑁₂ ≤ 𝐺
Maka 𝑥 ∈ 𝐺
Jadi, 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ⊂ 𝐺
c) Akan ditunjukkan 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ tertutup
Ambil 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ sembarang. Akan ditunjukkan 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂
𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ artinya 𝑥 ∈ 𝑁₁ dan 𝑥 ∈ 𝑁₂
𝑦 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ artinya 𝑦 ∈ 𝑁₁ dan 𝑦 ∈ 𝑁₂
Karena 𝑁₁ ≤ 𝐺 maka 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁₁
Karena 𝑁₂ ≤ 𝐺 maka 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁₂
Jadi, 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂
Jadi, 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ tertutup
d) Akan ditunjukkan 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ mempunyai invers.
Ambil 𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ sembarang
Maka 𝑥 ∈ 𝑁₁ dan 𝑥 ∈ 𝑁₂
Akan ditunjukkan 𝑥⁻¹ ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂
Karena 𝑁₁ ≤ 𝐺 maka ∃𝑥⁻¹ ∈ 𝑁₁: ∀ 𝑥 ∈ 𝑁₁
Karena 𝑁₂ ≤ 𝐺 maka ∃𝑥⁻¹ ∈ 𝑁₂: ∀ 𝑥 ∈ 𝑁₂
Jadi 𝑥⁻¹ ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂, ∀ 𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂
Jadi, 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ mempunyai invers.

15
Jadi, dari (a), (b), (c), dan (d) 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ≤ 𝐺
ii) Akan ditunjukkan 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ⊲ 𝐺
Akan ditunjukkan 𝑔𝑥𝑔−1 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂
Ambil 𝑔 ∈ 𝐺 dan 𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ sembarang.
𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ artinya 𝑥 ∈ 𝑁₁ dan 𝑥 ∈ 𝑁₂
Karena 𝑁₁ ⊲ 𝐺 maka 𝑔𝑥𝑔−1 ∈ 𝑁₁, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝑁₁
Karena 𝑁₂ ⊲ 𝐺 maka 𝑔𝑥𝑔−1 ∈ 𝑁₂, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝑁₂
𝑔𝑥𝑔−1 ∈ 𝑁₁
𝑔𝑥𝑔−1 ∈ 𝑁₂
} artinya 𝑔𝑥𝑔−1 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺, 𝑥 ∈ 𝑁₁ ∩ 𝑁₂

Jadi, 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ⊲ 𝐺
Jadi, dari (i) dan (ii), 𝑁₁ ∩ 𝑁₂ ⊲ 𝐺.
Contoh 3:
Jika 𝐺 grup dan 𝑁 ≤ 𝐺 dengan [𝐺: 𝑁] = 2. Buktikan bahwa 𝑁 ⊲ 𝐺.
Penyelesaian:
Artinya harus ditunjukkan 𝑔𝑁 = 𝑁𝑔, ∀ 𝑔 ∈ 𝐺
i) Jika 𝑔 ∈ 𝑁 maka 𝑔𝑁 = 𝑁 atau 𝑁𝑔 = 𝑁
Sehingga 𝑔𝑁 = 𝑁𝑔
Jadi 𝑁 ⊲ 𝐺
ii) Jika 𝑔 ∉ 𝑁 maka 𝑔𝑁 ≠ 𝑁
Karena gabungan dari koset adalah grup itu sendiri maka 𝐺 = 𝑁 ∪ 𝑔𝑁 atau
𝐺 = 𝑁 ∪ 𝑁𝑔
Sehingga 𝑁 ∪ 𝑔𝑁 = 𝑁 ∪ 𝑁𝑔
𝑔𝑁 = 𝑁𝑔
Jadi, 𝑁 ⊲ 𝐺.
Jadi, dari (i) dan (ii) maka 𝑁 ⊲ 𝐺.

Contoh 4:

Misalkan (𝐺, +) = 𝑍₄ adalah suatu grup dan 𝐻 = {0,2) merupakan subgrup


daari 𝐺. Tentukan koset kiri dan koset kanan dari 𝐻 dalam 𝐺.

Penyelesaian:

a) Akan ditunjukkan 𝐻 adalah subgrup dari 𝐺 dengan tabel Cayley yaitu:


+ 0 2

16
0 0 2
2 2 0

Dapat dilihat bahwa operasi “+” pada 𝐻 bersifat tertutup dan setiap elemen dari
𝐻 mempunyai invers di 𝐻, yaitu 0⁻¹ = 0, 2⁻¹ = 2. Sehingga diperoleh bahwa
𝐻 subgrup di 𝑍₄.

b) Tentukan koset kiri dan koset kanan dari 𝐻 dalam 𝐺.


Koset kiri Koset kanan
0 + 𝐻 = 0 + {0, 2} = {0, 2} 𝐻 + 0 = {0, 2} + 0 = {0, 2}
1 + 𝐻 = 1 + {0, 2} = {1, 3} 𝐻 + 1 = {0, 2} + 1 = {1, 3}
2 + 𝐻 = 2 + {0, 2} = {2, 0} 𝐻 + 2 = {0, 2} + 2 = {2, 0}
3 + 𝐻 = 3 + {0, 2} = {3, 1} 𝐻 + 3 = {0, 2} + 3 = {3, 1}

Sehingga:
0 + 𝐻 = 𝐻 + 0 = {0, 2}
1 + 𝐻 = 𝐻 + 1 = {1, 3}
2 + 𝐻 = 𝐻 + 2 = {0,2}
3 + 𝐻 = 𝐻 + 3 = {1,3}
Maka koset kiri = koset kanan (subgrup normal).

C. GRUP FAKTOR
Teorema 7.6
Misalkan G grup dan N subgrup Normal dari G. G/N = { Na | a ϵ G }
merupakan grup faktor dengan operasi perkalian koset.
Bukti :
1. Adt G/N ≠ ø.
Karena G grup dan N subgrup G, maka G/N ≠ ø. Akibatnya terdapat e ϵ G
sedemikian sehingga N = Ne ϵ G/N.
jadi G/N ≠ ø.
2. Adt G/N tertutup

17
Ambil Na, Nb ϵ G/N sebarang, maka a, b ϵ G.
Na Nb = Nab ( perkalian 2 koset kanan merupakan koset kanan)
Karena a,b ϵ G dan G grup maka ab ϵ G, akibatnya Nab ϵ G/N
Jadi G/N tertutup
3. Adt G/N asosiatif
Ambil Na, Nb, Nc ϵ G/N sebarang
Na (Nb Nc) = Na (Nbc) = Na(bc) = N (ab)c = (Na Nb) Nc
Jadi G/N asosiati
4. Adt ada identitas di G/N
Karena NaNe = Nae= Na = Ne Na (*),
maka Na ϵ G/N terdapat Ne ϵ G/N yang memenuhi (*).
Jadi Ne identitas di G/N
5. Adt terdapat invers di G/N
Karena Na ϵ G/N terdapat Na-1 ϵ G/N dengan a-1 ϵ G yang memenuhi
Na Na-1 = Naa-1 = Ne
Maka Na-1 merupakan invers dari Na.
Kesimpulan: dari 1-5 maka G/N adalah grup terhadap operasi perkalian
Koset.

Contoh 1 :

1. G = (Z,+), N = (3Z,+), maka G/N = { N + 0,


N+1, N + 2} G/N tertutup, asosiatif, N + 0
merupakan unsur identitas

(N + 0)-1 = N + 0

(N + 1)-1 = N + 2

(N + 2)-1 = N + 1
Karena aksioma grup dipenuhi, maka G/N merupakan grup kuosien.
2. G = (S3, x), N = { (1), ( 1 2 3), ( 1 3 2 ) } , maka G/N = {N(1), N(12) }
merupakan Grup Kuosein.

18
SIFAT GRUP FAKTOR
1. Setiap grup faktor dari grup siklis merupakan grup siklis
Bukti :
Misalkan G grup siklis maka G = < a >
Karena G siklis maka G Abelian. Setiap subgrup dari grup abelian selalu
Normal sebut N
sehingga G/N merupakan grup faktor. Akan ditunjukkan G/N = <Na>
Ambil Nb ϵ G/N sebarang dengan b ϵ G. Karena G siklis yang dibangun oleh

a maka b = am, untuk suatu m bil bulat.

Nb = N(am) = N = = (Na)m.
Jadi G/N = <Na> perdefinisi G/N grup siklis.
Selidiki apakah jika G/N siklis apakah G siklis?
2. Setiap grup faktor dari grup abelian, merupakan grup Abelian.
Bukti :
Misalkan G abelian, maka setiap subgrup dari grup abelian merupakan
subgrup normal, sebut N, jadi terdapat G/N merupakan grup faktor.
Akan ditunjukkan G/N abelian.
Ambil Na, Nb ϵ G/N sembarang, dengan a, b ϵ G, harus di tunjukan Na Nb =
Nb Na
Na Nb = Nab (karna perkalian koset)
= Nba (G abelian)
= Nb Na
Na Nb = Nb Na
Jadi G/N merupakan grup abelian.
Selidiki apakah berlaku sebalikkanya?

Teorema 8.9
Jika N Subgrup Normal dari grup G, bagian himapunan G/N = {g N | g ∈ G}
didefinisikan operasi * sebagai berikut : (aN) * (bN) = ab N, ∀ aN, bN ∈ G/N
maka < G/N, * > merupakan grup.
Bukti:

19
Operasi * terdefinisi dengan baik artinya akan ditunjukan pertanyaan berikut
ini benar.
(jika a ‘N = a N, b’N = b N dan (a’N) * (b’N maka (aN) * (bN)
A,bil se,barang a’N dan b’N ∈ G/N, misalkan a’N = a N dan b’N = b N yang
berarti terdapat n1 dan n2 sehingga a’ = an1 dan b’ =bn2
Perhatikan:
(a’n) * (b’N) = a’b’N = an1 bn2 N (karena n2 ∈ N maka n2N = N)
= an1 b N (karena N Subgrup normal maka b N = Nb)
= a N b (karena n1 ∈ N maka n1N = N)
= a N b (karena N subgrup normal maka b N = Nb)
= ab N
= aN * bN (terbukti sifat tertutup terpenuhi)
Sifat assosiatif dipenuhi :
Ambil sebarang aN, bN, cN ∈ G/N
aN * (bN * cN) =a N * (bcN) =abc N = (abN) * (c N) =aN*bN) * cN) (ingat
a, b, c ∈ G) terbukti sifat assosiatif dipenuhi).
Sifat identitas dipenuhi :
Pilih eN = N ∈ G/N sebagai unsur identitas, ambil sebarang a N ∈ g/N
diperoleh : (eN) * (aN) = (a N) * (e N) = a e N =a N
(terbukti sifat identitas dipenuhi)
Sifat invers dipenuhi :
Ambil sebarang a N ∈ G/N, pilih a-1 N ∈ G/N diperoleh:
(a N) (a-1 N) = (a-1 N) (a N) (a N) = a-1a N = e N
(terbukti sifat invers dipenuhi)
Dengan dipenihi keempat sifat tersebut, maka < G/N, * > merupakan Grup.
Definisi 8.10:
Grup G/N pada teorema diatas dinamakan grup faktor dari G modulo N atau
disebut grup faktor (grup kuosien) dari G.
Contoh (1) :
Misaklan <G, +> = Z6 = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah suatu Grup dan H = < 2 > =
{0, 2, 4} adalah merupakan Subgrup dari G. Tentukan Grup Faktor dari G
oleh H, yaitu (G/H).

20
Koset Kiri : Koset Kanan:
0 + H = 0 + {0,2,4} = {0,2,4} H + 0 = {0,2,4} + 0 = {0,2,4}
1 + H = 1 + {0,2,4} = {1,3,5} H + 1 = {0,2,4} + 1 = {1,3,5}
2 + H = 2 + {0,2,4} = {2,4,0} H + 2 = {0,2,4} + 2 = {2,4,0}
3 + H = 3 + {0,2,4} = {3,5,1} H + 3 = {0,2,4} + 3 = {3,5,1}
4 + H = 4 + {0,2,4} = {4,0,2} H + 4 = {0,2,4} + 4 = {4,0,2}
5 + H = 5 + {0,2,4} = {5,1,3} H + 5 = {0,2,4} + 5 = {5,1,3}

Sehingga : 0 + H = H + 0 = {0, 2, 4}
1 + H = H + 1 = {1, 3, 5}
2 + H = H + 2 = {2, 4, 0}
3 + H = H + 3 = {3, 5, 1}
4 + H = H + 4 = {4, 0, 2}
5 + H = H + 5 = {5, 1, 3}
Dengan demikian, diketahui bahwa: koset kiri = koset kanan, sehingga
Subgrup dn H = < 2 > = {0, 2, 4} merupakan Subgrup Normal.
Sekarang kita kan mennetukan Grup Faktor G oleh H yang dibentuk dari
Subgrup Normal tersebut:
𝐺 𝐺 6
𝐼𝑛𝑑 | | = 𝐼𝑛𝑑 |𝐺: 𝐻| = | | = = 2
𝐻 𝐻 3
Unsur-unsur dri Grup Faktor tersebut adalah 2. Misalkan kita mabil koset kiri :
H + 0 = {0, 2, 4}
0 + H = {0, 2, 4}
1 + H = {1, 3, 5}
2 + H = {2, 4, 0}
3 + H = {3, 5, 1}
4 + H = {4, 0, 2}
5 + H = {5, 1, 3}
Maka :
0 + H = 2 + H = 4 + H = {0, 2, 4}
0 + H = 3 + H = 5 + H = {1, 3, 5}
Unsur-unsur dari Grup Faktor tersebut adalah 2 :

21
0 + H = {0, 2, 4}
1 + H = {1, 3, 5}
Maka G/H = {0 + H, 1 + H}
Adapun daftar Cayley dari Grup Faktor tersebut adalalah :
Tabel
Grup Faktor dari G = Z6 oleh H = {0, 2, 4}
+ H 1+H
H H 1+H
1+H 1+H H

Contoh (2) :
Diketahui H = {0, 3} Subgrup normal dari Z6 dan ada tiga koset kiri dari H di
Z6 yaitu H = {0, 3}, 1 + H = {1, 4} dan 2 + H = {2, 5}. Oleh karena itu
diperoleh grup faktor Z6 / H = {H, 1 + H, 2 + H} dengan tabel Cayley sebagai
berikut :
+ H 1+H 2+H
H H 1+H 2+H
1+H 1+H 2+H H
2+H 2+H H 1+H

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Koset, subgrup normal, dan grup faktorial masing-masing memiliki
defenisi, teorema, lemma, dan pembuktiannya masing-masing. Dalam setiap
pembahasan yang dipaparkan terdapat berbagai contoh guna pemahaman yang
lebih mudah dimengerti. Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Koset kanan maupun koset kiri memiliki paling sedikit satu anggotaa
sehingga baik dari koset kanan maupun dari koset kiri tidak kosong.
2. Jika koset kanan sama dengan koset kiri, maka subgrup tersebut
dinamakan subgrup normal.
3. Terdapat dua sufat dalam grup faktor, yakni Setiap grup faktor dari grup
siklis merupakan grup siklis, dan Setiap grup faktor dari grup abelian
merupakan grup abelian.

B. SARAN
Guna menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi, kami
pemakalah memohon masukkan, kritik, dan saran dari pembaca tentang
makalah ini agar makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik kelak
nantinya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Isnarto. 2002. Struktur Aljabar. Bahan Ajar. Universitas Negeri Semarang


Maysarah, Siti. 2018. Struktur Aljabar 1. Bahan Ajar. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
Subiono. 2011. Aljabar I. Diktat Ajar. Institut Teknologi Surabaya.

24

Anda mungkin juga menyukai