Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah,
sebagai berikut:
1) Apa pengertian dari Olimpisme?
2) Apa pengertian dari Olmipiade Modern?
3) Bagaimana penyebaran Olimpisme melalui gerakan olimpiade modern?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
diketahui tujuan permasalahan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apa pengertian dari Olimpisme.
2) Untuk mengetahui apa pengertian dari Olmipiade Modern.
3) Untuk mengetahui bagaimana penyebaran Olimpisme melalui gerakan
olimpiade modern.

1
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Olimpisme

Olimpisme (Olympism) berasal dari dua kata Olimpic / Olimpia dan isme.
Olimpic / Olimpia adalah nama sebuah tempat di Arthena yang digunakan
sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas festival olaharaga bangsa yunani kuno
atau olimpiade kuno. Sedangkan Isme (Ism) adalah sebuah faham/ajaran yang
merupakan sistem atau tatanan sosial yang diyakini memiliki nilai bila diterapkan
dalam lingkungan masyarakat.1

Olympism (Olimpisme) juga merupakan dasar fundamental dan filosofi


kehidupan (paham/ajaran) yang mencerminkan dan mengkombinasikan
keseimbangan antara jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan
kecerdasan) serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan
dan pendidikan sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan
kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulai, nilai-nilai
pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip-prinsip etika yang baik pula.
Dalam olimpisme diajarkan untuk bersikap sportif, saling menghargai, saling
menghormati, menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun perdamaian
dunia, misalnya olahraga.2

Jadi dapat disimpulkan bahwa olimpisme merupakan suatu paham atau ajaran
yang mengajarkan pembinaan kepribadian manusia agar manusia itu dapat
menyeimbangi antara kebutuhan rohani dan jasmaninya, serta juga dapat
mendorong manusia kearah yang lebih baik lagi melalui kegiatan yang bernilai
positif yakni kegiatan olahraga, kegiatan kebudayaan, maupun kegiatan
pendidikan.

1
Tubagus Herlambang, "Melalui Nilai-nilai Olympism dalam Olahraga untuk
Mengembangkan Integritas dan Karakter (Semarang: Universitas PGRI Semarang, 2013 ), h.2
2
Anirotul Qoriah, Nasionalisme Olahraga. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia.
Vol. 5. No. 1, juni 2015, h.3

2
2.2 Olimpiade Modern

Olimpiade begitu populer di dunia, sehingga istilah “olimpiade” tidak saja


digunakan sebagai wahana kompetisi olahraga antar negara tingkat dunia,tapi juga
di gunakan untuk kegiatan lain yang bergengsi, misalnya : olimpiade sain,budaya,
dan lain-lain.

Menjadi peserta olimpiade dan juara olimpiade merupakan impian dan target
setiap di dunia. Setiap negara sangat ingin dan mengharapkan sebagai
Penyelenggara olimpiade. Karena olimpiade memiliki nilai yang begitu tinggi
yang menunjukkan kualitas puncak prestasi sebuah bangsa/negara/individu
manusia.

Penyelenggaraan olimpiade dilandasi oleh niat yang mulia memujudkan


perdamaian dunia melalui penerapan filosofi kehidupan universal. Semua itu
diakui oleh bangsa-bangsa di dunia. Juga setiap penyelenggaraan olimpiade akan
meninggalkan kesan,kenangan,pengetahuan, pengalaman yang mendalam dan
positif bagi setiap peserta maupun negara penyelenggara.3

Tahun 1896 merupakan tahun dimana Olimpiade kembali diselenggarakan.


Tetapi tidak sama seperti Olimpyad yang asli, Olimpiade ini memiliki sejarah
yang jelas. Seorang bangsawan Prancis muda bernama Pierre de Coubertin (1863-
1937) merasa dapat melambangkan gagasan dari Yunani kuno itu. Masyarakat
Yunani sendiri sudah mencoba berkali-kali menghidupkan kembali Olimpiade
dengan cara mengadakan pertandingan atletik lokal di Athena tahun 1800, tetapi
sayang upaya tersebut masih gagal dalam mempertahankan keberlangsungan
Olimpiade. Perjuangan Pierre de Coubertin untuk menyelenggarakan kembali
Olimpiade ini mulai membuahkan ketertarikan dan mendapatkan respon pada saat
ia berbicara dalam pertemuan Union des Sports Athlatiques pada tahun 1892 di
Paris.

Setelah pertemuan tersebut sebuah kongres olahraga Internasional kembali


menyelenggarakan pertemuan pada tanggal 16 Juni 1984, dengan delegasi dari 9
negara, yaitu : Belgia, Inggris, Prancis, Italia, Yunani, Rusia, Spanyol, Swedia dan

3
Sejarah Filosofi Nilai-Nilai Olimpiade, h. 2-4

3
juga Amerika Serikat. Mereka kemudian menyetujui untuk diselenggarakannya
kembali ajang olahraga Olimpiade. Ajang tersebut kemudian diberi nama Olympic
Games dan ada juga yang menyebutnya Olympic Games Modern. Pada awalnya
Olympic Games Modern I direncanakan di Prancis, namun para dewan lebih
tertarik untuk menyelenggarakannya di Yunani dimana tempat lahirnya Olimpiade
tersebut. Kemudian para dewan juga menyetujui untuk selalu melanjutkan ajang
olahraga tersebut setiap empat tahun dari satu kota ke kota-kota besar lainnya
yang ada di dunia. Penyelenggaraan Olympic Games pertama di Athena tahun
1896 memiliki Sembilan cabang olahraga dang diikuti oleh 14 negara dan
sebanyak 241 delegasi atlet yang dikirimkan.4 Sampai saat ini Olympic Games
sudah 51 kali diselenggarakan di 23 negara berbeda.

Dibalik dari kesuksesan penyelenggaraan Olympic Games, mereka memiliki


sebuah organisasi olimpiade internasional yang dapat terus mempertahankan
keberlangsungan acara sampai saat ini. Organinsasi tersebut dikenal dengan nama
International Olympic Committee (IOC). IOC adalah sebuah organisasi
internasional yang menyelenggarakan Olympic Games di berbagai negara.
Bermula di Lausanne, Swiss, IOC merupakan organisasi internasional non-profit
yang bersifat independen dan berkomitmen untuk membangun hubungan antar
negara lebih baik melalui ajang atau kontes olahraga. IOC mendistribusikan 90%
pendapatannya ke pergerakan olahraga agar lebih memperluas penjangkauannya.
Dalam pelaksanaannya IOC memiliki tanggung jawab penuh dalam mengambil
keputusan pemilihan negara tuan rumah olimpiade.5

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa olimpiade modern merupakan


LANJUTIN YA YUK BUAT KESIMPULAN TENTANG OLIMPIADE
MODERN

4
Athens 1896 https://www.olympic.org/athens-1896, diakses pada 21 September 2019,
pukul 09.30 WIB
5
Rima Rachtika, “Diplomasi Publik Inggris Untuk Mendukung Kepentingan Nasional
melalui Penyelenggaraan Olympic Games London 2012”, Skripsi Universitas Lampung,
(Lampung: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2018), h. 20-21

4
Simbol Olimpiade Modern

Simbol Olimpiade Modern

5 cincin dengan lima warna: Biru, Kuning, Hitam, Hijau dan Merah dengan
latar belakang warna putih menggambarkan wakil dari 5 benua yaitu: Asia, Eropa,
Afrika, Amerika dan Australia serta negara-negara didunia yang di simbolkan
dengan 5 warna yang merupakan bagian dari warna bendera masing-masing
negara. Simbol ini diciptakan oleh B.Pierre de Coebertin dan diluncurkan
pertamakali dan digunakan tahun 1914 pada kongres olimpiade di Antwerpen. 6

Oleh karena itu, olimpiade merupakan salah satu ajang yang membentuk
ikatan persaudaraan antar benua dan negara sehingga dengan adanya olimpiade
perdamaian dunia akan selalu terjadi.

2.3 Penyebarluasan Olimpisme melalui Gerakan Olimpiade Modern

Berawal dengan ketertarikan terhadap filosofi dan nilai-nilai mulia Olimpiade


kuno, Baron Piere De Coubertin yaitu seorang bangsawan Prancis, menggagas,
menyebarluaskan dan membangkitkan kembali semangat olimpia yang dipadukan
dengan penyelenggaraan pertandingan olahraga tingkat internasional (olympic

6
Ibid., h. 12

5
games) yang dikemudian dikenal dengan gerakan olimpiade (olympic movement).
Ide dasarnya adalah menciptakan kehidupan yang damai didunia melalui
aktivitas/kegiatan olahraga antar bangsa. Kemudian gerakan olimpiade ini di
koordinir oleh international Olympic Committee (IOC). Olimpiade yang pertama
diadakan di kota Athena pada tahun 1896.7

Terdapat beberapa ide gerakan olimpiade Pierre De Coubertin’s yaitu


sebagai berikut:

1. Mengajak negara-negara didunia untuk bersama menghidupkan


kembali nilai & kegiatan olimpiade sebagai solusi mengatas krisis
sosial, politik akibat dari konflik dan permasalahan di berbagai & antar
Negara.

2. Kegiatan olimpiade diharapkan dapat memberikan inspirasi dan


semangat persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian
untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di seluruh dunia.

3. Untuk maksud tersebut dan agar pelaksanaan aktifitas pergerakan


olimpiade dan berjalan secara terpadu dan berkesinambungan di
seluruh dunia maka ditetapkan piagam olimpiade (Olympic Charter). 8

Selain itu terdapat beberapa tujuan utama gerakan olimpiade, yaitu:

1. Mempromosikan dan menyebar luaskan paham yang terkandung


dalam olimpiade (olympism) secara umum dan menanamkan nilai
filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan
moral manusia.

2. Untuk mendidik generasi muda melalui olahraga yang dilandasi oleh


semangat saling pengertian dan persaudaraan antar bangsa yang lebih
baik sehingga memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai
dan kondusif.

7
Margono, Olympiade Bermula da ri Pertemuan Zeus vs Cronus, h.10
8
Amung Ma’mun,dkk, Menelusuri Jejak Sejarah Olimpiade (Bandung: FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h. 8

6
3. Untuk menyebar luaskan prinsip olimpiade keseluruh dunia sehingga
membentuk semangat perdamaian internasional.

4. Mempertemukan atlet dunia dalam suatu festival olahraga


Internasional empat tahunan yang hingga kini dikenal dengan
pertandingan olimpiade (Olympic Games) .

Adapun paradigma Olympism dalam pertandingan Olimpiade, yaitu


sebagai berikut:

1. Prestasi olahraga bukan yang utama bagi atlet dalam suatu kompetesi
melainkan kegiatan olahrga untuk kemuliaan manusia dengan
mengkombinasikan dan menyeimbangkan antara kualitas fisik,
kemauan dan pikiran sebagai prinsip dasarnya.

2. Karena olympism ditetapkan sebagai filosofi dan prinsip dasarnya


maka diskriminasi atau perbedaan terhadap ras, suku, agama, ideologi
dan warna kulit harus dihindarkan dalam setiap gerakan olimpiade

Maka dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebarluasan


olimpisme melalui gerakan olimpiade modern yaitu dengan LANJUTIN YA
YUK BUAT KESIMPULANNYA

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, Tubagus. 2013. Melalui Nilai-nilai Olympism dalam Olahraga


untuk Mengembangkan Integritas dan Karakter Semarang: Universitas
PGRI Semarang

Margono. 2009. Olympiade Bermula dari Pertemuan Zeus vs Cronus.


Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,

Ma’mun, Amung dkk. 2003. Menelusuri Jejak Sejarah Olimpiade. Bandung:


FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Qoriah, Anirotul. 2015. Nasionalisme Olahraga. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan


Indonesia. 5(1).

Rachtika, Rima. 2018. “Diplomasi Publik Inggris Untuk Mendukung Kepentingan Nasional

melalui Penyelenggaraan Olympic Games London 2012”. Skripsi Universitas Lampung,.

Lampung: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Sejarah Filosofi Nilai-Nilai Olimpiade,

Anda mungkin juga menyukai