Anda di halaman 1dari 7

RAKA AULIA MAS

2018870065

MANAJEMEN OLAHRAGA

A. SEJARAH PERKEMBANGAN SYMBOL OLYMPIC

Olimpiade konon dimulai di kota Olympia, Yunani, pada tahun 776 sebelum masehi.
Masyarakat Yunani kuno pada saat menyelenggarakan kompetisi olahraga yang diikuti
seluruh warga untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Dewa Zeus.

Nama Olimpiade pun diambil dari gunung Olimpus, yang dipercaya sebagai tempat
kediaman Dewa Zeus. Pada Olimpiade kuno, peserta dan penonton hanya terbatas untuk
kaum pria, karena seluruh atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang.

Olimpiade kuno mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5, lalu berangsur-angsur
menurun hingga benar-benar tak terselenggara pada tahun 393 M seiring dengan jatuhnya
Yunani ke tangan Romawi.

Baru pada abad ke-19 Olimpiade dihidupkan kembali oleh bangsawan Perancis bernama
Pierre Fredy Baron de Coubertin. Olimpiade pertama yang tercatat sebagai olimpiade
modern diselenggarakan di Athena, Yunani, pada tahun 1896. Olimpiade tersebut diikuti
oleh 14 negara dengan total 241 atlet yang berlaga dalam 43 pertandingan.

Namun pada saat itu, perempuan belum diijinkan untuk berpartisipasi. Keikutsertaan atlet
putri baru diijinkan pada penyelenggaraan Olimpiade Paris tahun 1900.
Sejak 1896 hingga sekarang Olimpiade Musim Panas terus diadakan setiap empat tahun
sekali, kecuali pada masa Perang Dunia II. Sementara Olimpiade Musim Dingin baru
mulai diadakan sejak 1924.

B. TUJUAN DAN FAKTOR YANG MENENTUKAN

Logo Olimpiade adalah salah satu logo terkemuka dunia. Tapi logo gelang-gelangnya
bukanlah gagasan dari biro periklanan. Logo ini dirancang dalam sebuah surat kepada
seorang rekan oleh bapak Olimpiade modern, dan semua yang digambarkan memiliki arti
khusus.

Seorang bangsawan Perancis, Pierre de Coubertine adalah orang yang pertama kali
menghidupkan olahraga bersejarah Olimpiade pada tahun 1894. Dia memulai karirnya di
tahun 1896, disaat Olimpiade modern pertama diadakan di tempat asalnya di Athena,
dengan hanya diikuti oleh 14 negara. Permainan olahraga kedua di Stockholm, pada
tahun 1912 yang dihadiri para atlet dari semua benua: Amerika Utara, Amerika Selatan,
Afrika, Eurasia dan Oceania.

Setelah Olimpiade kedua, Coubertine mengambarkan rancangannya logonya, yang


hingga sekarang sudah dipakai lebih dari satu abad lamanya, yaitu berupa lima lingkaran
berwarna biru, kuning, hitam, hijau, dan merah. Dia mengirimkan rancangan ini di atas
sebuah surat kepada seorang rekan kerja, dan pada tahun 1915 logo ini menjadi simbol
resmi Olimpiade.

Mengapa harus lima gelang? Seperti yang telah Anda duga, yaitu untuk mewakili lima
benua di dunia, yang telah ditampilkan baru-baru ini di Olimpiade. (Berdasarkan apa
yang telah Anda pelajari dari definisi benua ini, jelas ada tujuh benua, namun menurut
Coubertine ada lima benua).
Inilah yang dikatakan Coubertine pada tahun 1931: “Bendera Olimpiade memiliki latar
belakang putih dengan lima cincin yang terhubung di tengahnya: biru, kuning, hitam,
hijau, dan merah. Ini adalah simbol warna yang menyatukan lima benua melalui
Olimpiade. Sementara itu salah satu dari enam warna ini (saat ini) ada di semua bendera
dunia.”

Hal penting lainnya dalam Olimpiade adalah obor. Sebelum penyelenggaraan Olimpiade,
obor melalui serangkaian upacara khusus di situs penyelenggaraan pertama Olimpiade
Yunani Kuno di Olympia, Yunani. Api dinyalakan menggunakan sinar matahari dan
skaphia, sebuah cermin parabola peninggalan Peradaban Yunani Kuno. Kemudian obor
bakal diarak berkeliling Yunani dan mulai dibawa menuju ke kota tuan rumah
penyelenggaraan Olimpiade.

Dalam konteks Olimpiade modern, nyala api Olimpiade mewakili nilai-nilai positif yang
selalu dikaitkan manusia dengan api. Pilihan Olympia sebagai titik keberangkatan
menekankan hubungan antara Olimpiade Kuno dan Modern yang menggarisbawahi
hubungan mendalam kedua acara ini.

Sesampainya di kota tuan rumah, obor digunakan untuk menyalakan kaldron raksasa di
Upacara Pembukaan Olimpiade yang kemudian mengeluarkan api yang sangat besar,
tanda gelaran Olimpiade dimulai. Api ini akan terus menyala hingga hari terakhir
penyelenggaraan Olimpiade. Ketika kobaran api dimatikan, artinya secara resmi
penyelenggaran Olimpiade berakhir.

C. Definis Symbol Olympic

(WIKIPEDIA)

Simbol Olimpiade adalah ikon, bendera, dan simbol yang digunakan oleh Komite
Olimpiade Internasional (IOC) untuk mempromosikan Olimpiade. Beberapa seperti lidah
api, pawai yang meriah, dan tema lebih umum digunakan selama kompetisi Olimpiade,
tetapi yang lainnya, seperti bendera, bisa dilihat sepanjang tahun.

Moto Olimpiade adalah hendiatris Citius, Altius, Fortius, yang merupakan bahasa Latin
untuk "Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat".Moto ini dikemukakan oleh Pierre de
Coubertin pada saat pembentukan Komite Olimpiade Internasional pada tahun 1894.

Coubertin mengambil moto tersebut dari temannya Henri Didon, seorang pastor
Dominikan yang merupakan penggemar atletik.

Coubertin mengatakan "Ketiga kata ini mewakili sebuah program kecantikan moral.
Estetika olahraga tidak berwujud. Moto ini diperkenalkan pada 1924 di Olimpiade Paris.
Moto yang lebih informal namun terkenal, juga diperkenalkan oleh Coubertin, adalah
"Hal yang paling penting bukanlah untuk menang namun ikut berpartisipasi!" Coubertin
memperoleh moto ini dari sebuah khotbah oleh Uskup Pennsylvania selama Olimpiade
London 1908.

Cincinnya berupa lima cincin yang saling terkait, berwarna biru, kuning, hitam, hijau,
dan merah di atas dasar putih, yang dikenal sebagai "cincin Olimpiade". Simbol ini
awalnya dirancang pada 1912 oleh Baron Pierre de Coubertin, salah satu pendiri
Olimpiade modern. Dia tampaknya bermaksud membuat cincin tersebut untuk mewakili
lima benua yang berpartisipasi: Afrika, Asia, Amerika, Australia, dan Eropa. Menurut
Coubertin, warna-warna cincin bersama dengan latar berwarna putih tersebut mencakup
warna-warna yang menyusun setiap bendera negara yang bertanding pada saat itu.
Setelah pengenalan awalnya, Coubertin menyatakan hal berikut dalam Olympique edisi
Agustus 1912.

Enam warna tersebut (termasuk latar putih bendera) digabungkan dengan cara ini
memancarkan kembali warna setiap negara tanpa kecuali. Biru dan kuning Swedia, biru
dan putih Yunani, bendera triwarna Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Belgia,
Italia, dan Hongaria, dan kuning dan merah Spanyol tercakup, begitu pula bendera
inovatif dari Brasil dan Australia, dan bendera Jepang kuno dan Tiongkok modern.
Bendera ini, benar-benar sebuah lambang internasional.

( Merdeka.com)

Logo Olimpiade berbentuk Lima lingkaran yang yang terdiri dari lima warna, biru,
kuning, hitam, hijau dan merah yang saling terkait dalam bentuk trapesium. Hal ini
pertama sekali dicetuskan oleh Pierre de Coubertin pada Kongres Olimpiade tahun 1914
di Paris. Lima lingkaran (gelang) itu ditempatkan di atas latar belakang putih dan
dikibarkan pada saat itu. Pada Olimpiade di Paris, bendera itu berkibar untuk pertama
kalinya di stadion Olimpiade dan sejak itu menjadi bagian dari sejarah Olimpiade.

Teori yang umum kita dengar, bahwa makna logo tersebut adalah melambangkan lima
benua, Biru untuk Eropa, kuning untuk Asia, hijau untuk Australia, dan merah untuk
Amerika. Terminologi lain, menyatakan bahwa warna lingkaran-lingkaran
melambangkan negara peserta Olimpiade (enam jika kita juga menghitung warna putih).
Setiap negara mempunyai minimal salah satu warna lingkaran Olimpiade pada bendera
nasionalnya. Secara psikologis, lingkaran-lingkaran tersebut memiliki arti keseluruhan,
penyatuan, kebersamaan dan keberlanjutan.

(Olymipic.org)

The Olympic symbol consists of five interlaced rings of equal dimensions (the Olympic
rings), used alone, in one or in five different colours. When used in its five-colour
version, these colours shall be, from left to right, blue, yellow, black, green and red. The
rings are interlaced from left to right; the blue, black and red rings are situated at the top,
the yellow and green rings at the bottom in accordance with the following graphic
reproduction.” (Olympic Charter, Rule 8)
“The Olympic symbol expresses the activity of the Olympic Movement and represents
the union of the five continents and the meeting of athletes from throughout the world at
the Olympic Games.” (Olympic Charter, Rule 8)

(Britannica.com)

The Olympic rings—five interconnected rings in five colors, from left to right blue,
yellow, black, green, and red—is perhaps the most iconic symbol of the Games. The
logo was designed in 1912 by Baron Pierre de Coubertin, a cofounder of the modern
Games. The five colors correspond to the flags of the countries that participated in the
1912 Olympic Games in Stockholm. Despite this specificity and despite many more
countries having joined in the Games since the symbol’s creation, the rings now serve as
a universal icon of the Olympics. Coubertin intended the rings’ connection to each other
to embody a unified world. According to Coubertin, the rings also reflect a world bonded
together by the goals of Olympism, a set of values highlighted in the Olympic Charter
(the guidelines for the Games). Olympism encourages the fitness of mind and body,
promotes teamwork and care for humanity, and exalts sport and the right for all types of
people to participate and live without discrimination.

Whereas the Olympic rings are strictly a modern symbol, the tradition of the Olympic
flame is one that connects the modern Games with their ancient heritage. In the ancient
Greek Olympic Games, a large basin of fire was kept alight for the entirety of the
ceremonies and competitions. The constant flame mirrored the theft of fire by the Titan
Prometheus, humanity’s supposed creator, from the Greek god Zeus. Prometheus’s gift
of the flame to humanity was said to give humankind its nudge toward civilization—for
the modern Olympic Games, it represents consideration of that myth, an ode to the
growth of civilization, and the ancient tradition of the Games. Modern Olympic flame
tradition dates back to the 1928 Olympic Games, when the first Olympic flame since
ancient times was lit. In 1936 the tradition of the torch relay began, in which a torch is lit
from a basin of fire at the original location of the Games in Olympia, Greece, and
runners carry it to the host country of that year’s Games in a symbolic race from the past
to the present.

Anda mungkin juga menyukai