Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam hidup ini diperlukan keseimbangan harmoni antara aspek


kepribadian, intelektual dan jasmani. Oleh karena itu, salah satu cara
menyeimbangkannnya ialah dengan olahraga. Olahraga merupakan salah satu
bidang yang sudah sangat mendasar. Sejak zaman dahulu olahraga sudah dikenal
oleh nenek moyang terdahulu.

Olimpiade merupakan salah satu ajang terbesar dalam olahraga. Sekarang


olimpiade bukan hanya meliputi bidang olahraga tetapi juga kebudayaan dan
pendidikan. Olimpiade merupakan salah satu ajang bagi berbagai macam negara
untuk menunjukkan keahlian dan kemampuannya. Olimpiade juga menjadi agar
mengikat tali persaudaraan antar benua dan antar bangsa.

Zaman dahulu olimpiade dilakukan untuk menghormati dewa leluhur.


Tetapi pada saat ini olimpiade dijadikan ajang bergengsi oleh setiap negara.
Olimpiade dilakukan setiap 4 tahun sekali. Karena banyaknya nilai olimpiade
maka dari itu, lahirlah olimpisme. Olimpisme merupakan suatu ajaran yang dapat
diambil dari penyelenggaraan olimpiade.

Adanya matakuliah olimpisme ini bertujuan untuk membangkitkan


semangat mahasiswa agar menumbuhkan jiwa pemenang, pantang menyerah
sesuai dengan filosofi dari olimpiade. Oleh karen itu makalah ini akan membahas
mengenai Pengertian dan Filosfi dari Olimpiade.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari olimpisme?

2. Jelaskan bagaimana sejarah dan filosofi dari olimpiade kunoo?

1
3. Jelaskan bagaimana gerakan olimpiade modern serta filosofinya?

C. TUJUAN

1. Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah olimpisme

2. Untuk mengetahui pengertian dari olimpisme

3. Untuk mengetahui sejarah dan filosofi dari olimpiade modern

4. Untuk mengetahui gerakan olimpiade modern serta filosofinya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OLIMPISME

Olimpisme (Olympism) berasal dari dua kata Olimpic / Olimpia dan isme.
Olimpic / Olimpia adalah nama sebuah tempat di Arthena yang digunakan
sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas festival olaharaga bangsa yunani kuno
atau olimpiade kuno. Sedangkan Isme (Ism) adalah sebuah faham/ajaran yang
merupakan sistem atau tatanan sosial yang diyakini memiliki nilai bila diterapkan
dalam lingkungan masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa olimpisme
(olympism) adalah suatu dasar fundamental dan filosofi kehidupan yang
mencerminkan dan mengkombinasikan antara jasmani, rohani, serta
mengharmonikan antara keolahragaan, kebudayaan, dan pendidikan.1

Olympism (Olimpisme) juga dasar fundamental dan filosofi kehidupan


(paham/ajaran) yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara
jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta
mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan
sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang
didasarkan pada kebahagiaan dan usaha yang mulai, nilai-nilai pendidikan yang
baik dan penghargaan pada prinsip-prinsip etika yang baik pula. Dalam olimpisme
diajarkan untuk bersikap sportif, saling menghargai, saling menghormati,
menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun perdamaian dunia,
misalnya olahraga. 2

Adapun visi dari olimpisme ialah menempatkan olahraga dimana saja


sebagai wahana pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha
membangun suatu masyarakat yang damai dengan saling menghormati. Untuk

1
Tubagus Herlambang, "Melalui Nilai-nilai Olympism dalam Olahraga untuk
Mengembangkan Integritas dan Karakter (Semarang: Universitas PGRI Semarang, 2013 ), h.2
2
Anirotul Qoriah, Nasionalisme Olahraga. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia.
Vol. 5. No. 1, juni 2015, h.3

3
kepentingan ini gerakan olahraga berusaha secara sendiri-sendiri ataupun
bekerjasama dengan organisasi yang terkait menciptakan kegiatan dalam usaha
membangun perdamaian yang abadi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa olimpisme merupakan suatu ajaran yang


mengajarakan pembinaan pribadi manusia yang seimbang antara jasmani maupun
rohani, mendorong manusia untuk menjadi lebih baik yang dilakukan melalui
kegiatan olahraga, kebudayaan dan pendidikan.

B. OLIMPIADE KUNO

1. Sejarah Olimpiade Kuno

Berawal dari ditemukan kembali prasti peninggalan kebudayaan Bangsa


Yunani di kota Olimpia oleh tentara Jerman pada akhir abad 19. Adapun prasasti
yang ditemukan menggamarkan kegiatan sebuah festival Olahraga yang berkaitan
dengan acara ritual keagamaan yakni penyembahan para dewa (Tuhan bangsa
Yunani saat itu). 3

Festival olimpiade pada mulanya adalah bagian dari ritual keagamaan


bangsa Yunani (Greece) dan koloninya untuk menyembah dan memuja Dewa
Zeus (dewa penguasa gunung olympia/olympus. Setelah dilakukan ritual
keagamaan di sebuah kuil di sebuah bukit Kronus di Gunung Olympia, maka
selanjutnya dilakukan sebuah festival / lomba olahraga yang diikuti oleh ratusan
atlit bangsa Yunani yang dimaksudkan sebagai penghargaan dan rasa syukur bagi
dewa Zeus. Adapun olahraga yang diperlombakan pada awalnya ialah yang
berhubungan dengan keterampilan dalam peperangan, diantaranya:

1. Lari (192 M, 384 M dan 1334 M)


2. Gulat
3. Penthation (lompat jauh, lempar lembing, lari 192 M, lemapar cakram
dan lempar martil)
4. Tinju
5. Balap kereta kuda

Margono, Olympiade Bermula dari Pertemuan Zeus vs Cronus (Yogyakarta: Universitas


3

Negeri Yogyakarta, 2009), h.2

4
6. Pancration (gabungan tinju dan gulat)
7. Balap kuda
8. Lomba lari dengan memabawa senjata.

Selama masa perlombaan berlangsung, semua aktivitas peperangan dan


sikap permusuhan dihentikan dan dilarang. Untuk pemenang lomba diberikan
penghargaan tertinggi berupa mahkota daun zaitun dan diberikan gelar pahlawan.
Pada masa itu, para pemenang sangat dihormati oleh masyarakat yunani sehingga
sebuah peperangan akan berhenti bila “sang pemenang” sedang melintas di
medan pertempuran.

Lomba diadakan setiap 4 tahun sekali di stadion berkapasitas 40.000 (300M


× 200M) di dekat sungai Kladeios dan berlangsung selama 5 hari. Para atlit
melakukan lomba dengan bertelanjang bulat yang dimaksudkan untuk menjaga
kesucian festival sehingga peserta dan penonton yang diizinkan berpartisipasi
hanyalah kaum pria.

Olimpiade kuno akhirnya dihentikan/dilarang oleh kaisar Romawi,


Theodosius I, pada abad ke-4. Hal ini terjadi dikarenakan kekuatan dan pengaruh
Yunani mulai melemah bersamaan dengan semakin kuatnya kerajaan Romawi.
Selain itu terjadi konflik dalam penyelenggaraan olimpiade serta adanya bencana
alam di kota olympia. 4

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa olimpiade kuno diadakan


berdasarkan kultur dan adat yang digunakan. Olimpiade ini diadakan untuk
menghindari perpecahan dan menciptakan perdamaian tetapi lama kelamaan
tujuan dari olimpiade ini disalahgunakan dan adanya pelanggaran yang dilakukan
didalam penyelenggaran olimpiade tersebut sehingga raja theodo
menghentikannya.

2. Filosofi Dan Nilai-Nilai Dalam Penyelenggaraan Olimpiade Kuno

Berdasarkan sejarah olimpiade kuno, dapat diambil beberapa filosofi dan


nilai didalamnya, yaitu:

4
Margono, Olympiade Bermula da ri Pertemuan Zeus vs Cronus, h.7

5
a) Selalu menjaga kesucian diri selama bertanding
b) Kekuatan & kebugaran fisik, keterampilan dan ketahanan mental (jiwa
satria)
c) Semangat untuk berprestasi
d) Kejujuran dalam pertandingan
e) Saling menghargai
f) Terciptanya perdamaian5
g) Terjalinnya kompromi dan kesepakatan antar suku
h) Penghargaan tertinggi (pahlawan, hadiah, monumen) bagi yang berprestasi
i) Peningkatan ekonomi (transaksi usaha, perdagangan)
j) Sukaria/sukacita

Oleh karena itu, nilai dan filosofi dari olimpiade kuno dapat disimpulkan
bahwa dalam olimpiade hal yang paling penting ialah kejujuran, semagat dan
saling menghargai satu sama lain sehingga olimpiade dapat terlaksana dengan
baik dan lancar

C. OLIMPIADE MODERN

1. Gerakan Olimpiade Modern

Berawal dengan ketertarikan terhadap filosofi dan nilai-nilai mulia


Olimpiade kuno, Baron Piere De Coubertin yaitu seorang bangsawan Prancis,
menggagas dan membangkitkan kembali semangat olimpia yang dipadukan
dengan penyelenggaraan pertandingan olahraga tingkat internasional (olympic
games) yang dikemudian dikenal dengan gerakan olimpiade (olympic movement).
Ide dasarnya adalah menciptakan kehidupan yang damai didunia melalui
aktivitas/kegiatan olahraga antar bangsa. Kemudian gerakan olimpiade ini di
koordinir oleh international Olympic Committee (IOC). Olimpiade yang pertama
diadakan di kota Athena pada tahun 1896.6

Terdapat beberapa ide gerakan olimpiade Pierre De Coubertin’s yaitu


sebagai berikut:

5
Ibid., h.10
6
Ibid., h.

6
- Mengajak negara-negara didunia untuk bersama menghidupkan
kembali nilai & kegiatan olimpiade sebagai solusi mengatas krisis
sosial, politik akibat dari konflik dan permasalahan di berbagai & antar
Negara.

- Kegiatan olimpiade diharapkan dapat memberikan inspirasi dan


semangat persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian
untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di seluruh dunia.

- Untuk maksud tersebut dan agar pelaksanaan aktifitas pergerakan


olimpiade dan berjalan secara terpadu dan berkesinambungan di
seluruh dunia maka ditetapkan piagam olimpiade (Olympic Charter). 7

Selain itu terdapat beberapa tujuan utama gerakan olimpiade, yaitu:

- Mempromosikan dan menyebar luaskan paham yang terkandung


dalam olimpiade (olympism) secara umum dan menanamkan nilai
filosofi olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan
moral manusia.

- Untuk mendidik generasi muda melalui olahraga yang dilandasi oleh


semangat saling pengertian dan persaudaraan antar bangsa yang lebih
baik sehingga memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai
dan kondusif.

- Untuk menyebar luaskan prinsip olimpiade keseluruh dunia sehingga


membentuk semangat perdamaian internasional.

- Mempertemukan atlet dunia dalam suatu festival olahraga


Internasional empat tahunan yang hingga kini dikenal dengan
pertandingan olimpiade (Olympic Games) .

Jadi dapat disimpulkan bahwa ide dan tujuan gerakan olimpiade modern
ialah untuk membangkitkan lagi semangat olimpiade yang dulu pernah ada. Selain
itu, olimpisme ini juga menjadi ajang salah satu perdamaian dunia dan

7
Amung Ma’mun,dkk, Menelusuri Jejak Sejarah Olimpiade (Bandung: FPOK
Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), h. 8

7
mengajarkan untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam olimpiade
agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan.

Adapun paradigma Olympism dalam pertandingan Olimpiade, yaitu


sebagai berikut:

- Prestasi olahraga bukan yang utama bagi atlet dalam suatu kompetesi
melainkan kegiatan olahrga untuk kemuliaan manusia dengan
mengkombinasikan dan menyeimbangkan antara kualitas fisik,
kemauan dan pikiran sebagai prinsip dasarnya.

- Karena olympism ditetapkan sebagai filosofi dan prinsip dasarnya


maka diskriminasi atau perbedaan terhadap ras, suku, agama, ideologi
dan warna kulit harus dihindarkan dalam setiap gerakan olimpiade

Simbol Olimpiade

5 cincin dengan lima warna: Biru, Kuning, Hitam, Hijau dan Merah dengan
latar belakang warna putih menggambarkan wakil dari 5 benua yaitu: Asia, Eropa,
Afrika, Amerika dan Australia serta negara-negara didunia yang di simbolkan
dengan 5 warna yang merupakan bagian dari warna bendera masing-masing
negara. Simbol ini diciptakan oleh B.Pierre de Coebertin dan diluncurkan
pertamakali dan digunakan tahun 1914 pada kongres olimpiade di Antwerpen. 8

Oleh karena itu, olimpiade merupakan salah satu ajang yang membentuk
ikatan persaudaraan antar benua dan negara sehingga dengan adanya olimpiade
perdamaian dunia akan selalu terjadi.

8
Ibid., h. 12

8
2. Filosofi dan Nilai-Nilai Olimpiade

Olimpiade memiliki moto yaitu “Citius, Altius, Fortius” yang artinya


“lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat”. Moto tersebut diusulkan oeh Father Henri
Didon, seorang guru dari Republik Dominika, salah seorang teman B. Pierre de
Coubertin.

Adapun filosofi dan nilai-nilai olimpiade sebagai berikut:

1. Living Excellence ( Melakukan yang terbaik)


Nilai-nilai:
- Kerja keras untuk mencapai prestasi terbaik
- Berjuang hingga akhir
- Fokus terhadap pencapaian prestasi
- Terus belajar untuk mendapatkan proses yang tepat untuk pencapaian
prestasi terbaik
- Menjaga keseimbangan antara kebugaran fisik, motivasi dan kekuatan
mental. 9

2. Living Respect (Saling Menghargai)


Nilai-nilai:
- Perbedaan pendapat
- Perbedaan keyakinan
- Perbedaan keragaman budaya
- Perbedaan suku/ras dan bangsa
- Hak-hak sebagai manusia
- Pencapaian prestasi / kesuksesan seseorang

3. Living Friendship (Menjalin Persahabatan)


Nilai-nilai:
- Persahabatan
- Berempati dan bersimpati kepada orang lain
- Kerjasama

Tubagus Herlambang, Melalui Nilai-nilai


9
Olympism dalam Olahraga untuk
Mengembangkan Integritas dan Karakter, h.6

9
- Saling memberi, melayani
- Saling mendukung

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa olimpiade saat ini memiliki
filosofi dan tujuan untuk mengubah masyarakat dunia agar dalam melakukan
suatu usaha memberikan yang terbaik, saling menghargai pendapat dan menjalin
persaudaraan.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Olimpisme (Olympism) berasal dari dua kata Olimpic / Olimpia dan isme.
Olimpisme merupakan suatu ajaran yang mengajarakan pembinaan pribadi
manusia yang seimbang antara jasmani maupun rohani, mendorong manusia
untuk menjadi lebih baik yang dilakukan melalui kegiatan olahraga, kebudayaan
dan pendidikan.

Olimpisme atau dapat dikatakan olimpiade bermula di Yunani Kuno sebagai


ritual keagamaan untuk menyembah Dewa Zeus. Olimpiade yang dilakukan ialah
berhubungan dengan keterampilan dalam peperangan. Olimpiade ini berlangsung
selama 5 hari dan diadakan 4 tahun sekali. Setiap pemenang dalam olimpiade ini
diberikan suatu penghargaan dan sangat dihormati dalam masyarakat. Tetapi lama
kelamaan kesucian olimpiade ini dilarang dan bangsa yunani mengalami
kelalahan terhadap bangsa romawi sehingga raja theodo menghentikan olimpiade
ini. Adapun nilai dan filosofi yang dapat diambil pada olimpiade kuno ialah selalu
menjaga kesucian, menyatukan perbedaan, sukacita, dan lainnya yang dapat
dijadikan teladan.

Setelah betahun-tahun Baron Piere De Coubertin membangkitkan semangat


olimpiade dengan mengambil filosofi dan nilai yang terkandung dalam olimpiade
kuno. Olimpiade untuk pertama kali diadakan di Athena tahun 1896. Kemudian
setelah ini berkembang teruslah olimpiade dan lembaga yang bertanggung jawab.
Olimpiade memiliki moto yaitu: “Citius, Altius, Fortius” yang artinya “lebih
cepat, lebih tinggi, lebih kuat”. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam
olimpiade ialah: selalu melakukan yang terbai, saling menghargai, dan menjalin
persahabatan.

11
B. SARAN

Semoga makalah yang berjudul olimpisme dan filosofisnya dapat


bermanfaat bagi pembaca serta menambah ilmu dan wawasan pembaca. Kritik
dan saran diperlukan untuk perbaikan makalah ini kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Herlambang, Tubagus. 2013. Melalui Nilai-nilai Olympism dalam Olahraga


untuk Mengembangkan Integritas dan Karakter Semarang: Universitas
PGRI Semarang
Margono. 2009. Olympiade Bermula dari Pertemuan Zeus vs Cronus.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
Ma’mun, Amung dkk. 2003. Menelusuri Jejak Sejarah Olimpiade. Bandung:
FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Qoriah, Anirotul. 2015. Nasionalisme Olahraga. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan
Indonesia. 5(1). 1-7

13

Anda mungkin juga menyukai