Anda di halaman 1dari 45

[tutup]

Anda juga bisa ikut ambil peran dalam penyebaran pengetahuan bebas. Mari bergabung dengan sukarelawan
Wikipedia bahasa Indonesia!

Olimpiade
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Untuk Olimpiade Musim Dingin terakhir, lihat Olimpiade Musim Dingin 2018. Untuk Olimpiade
Musim Panas terakhir, lihat Olimpiade Musim Panas 2016.

Olimpiade

Cincin Olimpiade

Motto Citius, Altius, Fortius

Acara pertama 1896 di Athena, Yunani

(Olimpiade Musim Panas)

1924 di Chamonix, Prancis

(Olimpiade Musim Dingin)

Diselenggarakan setiap Empat tahun

Acara terakhir 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan

(Olimpiade Musim Dingin)

2016 di Rio de Janeiro, Brasil

(Olimpiade Musim Panas)

Kantor pusat Lausanne, Swiss

Acara berikutnya 2022 di Beijing, Tiongkok

(Olimpiade Musim Dingin)

2020 di Tokyo, Jepang

(Olimpiade Musim Panas)


Situs web www.olympic.org

Olimpiade

Topik utama

 Pencalonan
 Perayaan
 Piagam
 Kota penyelenggara
 KOI
 Medali
 Tabel medali
 Peraih medali
 KON
 Skandal dan kontroversi
 Olahraga
 Simbol
 Estafet obor
 Gelanggang olahraga

Pertandingan

 Musim Panas
 Musim Dingin
 Paralimpiade
 Remaja
 Kuno

 l
 b
 s

Pertandingan Olimpiade (bahasa Prancis: les Jeux olympiques, JO)[1] adalah ajang
olahraga internasional empat tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim
panas dan musim dingin serta diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam berbagai
pertandingan olahraga. Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar dan terkemuka di
dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi.
Awalnya, Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M
Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade kemudian dihidupkan
kembali oleh seorang bangsawan Prancis bernama Pierre Frèdy Baron de Coubertin pada tahun
1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite
Olimpiade Internasional (IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade
modern pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat
tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada
masa Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim dingin; Olimpiade Musim Dingin,
mulai diadakan pada tahun 1924. Awalnya Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang
sama dengan Olimpiade Musim Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin
diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan
Olimpiade Musim Panas.
Evolusi yang dilakukan oleh IOC selama abad ke-20 dan 21 telah menyebabkan beberapa
perubahan pada penyelenggaraan Olimpiade. Beberapa penyesuaian dilakukan, termasuk
penciptaan Olimpiade Musim Dingin untuk olahraga es dan salju, Paralimpiade untuk atlet
dengan kekurangan fisik dan Olimpiade Remaja untuk para atlet remaja. Dalam
perkembangannya, Olimpiade telah menghadapi berbagai tantangan, seperti pemboikotan,
penggunaan obat-obatan, penyuapan dan terorisme. Olimpiade juga merupakan kesempatan
besar bagi kota dan negara tuan rumah untuk menampilkan diri kepada dunia.
Gerakan Olimpiade terdiri dari Federasi Olahraga Internasional (IF), Komite Olimpiade Nasional
(NOC), dan Komite Pengorganisasian Olimpiade (OCOG). Sebagai badan pembuat keputusan,
IOC bertanggung jawab untuk memilih kota tuan rumah untuk setiap Pertandingan, serta
mengatur dan mendanai Olimpiade sesuai dengan Piagam Olimpiade. IOC juga menentukan
program Olimpiade, yang terdiri dari cabang olahraga yang akan dipertandingkan di Olimpiade.
Ada beberapa ritual dan simbol Olimpiade, seperti bendera dan obor Olimpiade, serta upacara
pembukaan dan penutupan. Lebih dari 13.000 atlet bersaing di Olimpiade Musim Panas dan
Musim Dingin di 33 olahraga yang berbeda dan hampir 400 pertandingan. Para pemenang
pertama, kedua, dan ketiga di masing-masing pertandingan menerima medali Olimpiade: emas,
perak, dan perunggu, masing-masing.
Di Indonesia, Olimpiade yang sering dikenal dan secara rutin diikuti adalah Olimpiade Musim
Panas. Indonesia sendiri pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia,
dan tak pernah absen berpartisipasi pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 1964 dan
1980.[2].

Daftar isi

 1Olimpiade kuno
 2Olimpiade modern
o 2.1Pelopor
o 2.2Kebangkitan
o 2.3Olimpiade 1896
o 2.4Perubahan dan adaptasi
 2.4.1Olimpiade Musim Dingin
 2.4.2Paralimpiade
 2.4.3Olimpiade Remaja
o 2.5Olimpiade masa kini
 3Komite Olimpiade Internasional
o 3.1Kritik
 4Komersialisasi
o 4.1Anggaran
o 4.2Pengaruh televisi
 5Biaya
 6Simbol, motto dan maskot
 7Perayaan
o 7.1Pembukaan
o 7.2Penutupan
o 7.3Penyerahan medali
 8Cabang olahraga
 9Kontroversi
o 9.1Pemboikotan
o 9.2Politik
o 9.3Penggunaan obat-obatan PED
o 9.4Larangan Rusia dari Olimpiade Musim Dingin 2018
o 9.5Diskriminasi gender
o 9.6Kekerasan
 10Pemenang dan medali
 11Kota dan negara tuan rumah
 12Partisipasi Indonesia
 13Lihat juga
 14Referensi
 15Bibliografi
 16Pranala luar

Olimpiade kuno[sunting | sunting sumber]

Stadion Olimpiade kuno di Olympia, Yunani.

Pertandingan Olimpiade kuno adalah festival keagamaan dan atletik yang diadakan setiap empat
tahun di tempat suci Zeus di Olympia, Yunani. Kompetisi adalah di antara perwakilan dari
beberapa negara-kota dan kerajaan Yunani Kuno. Permainan ini terutama menampilkan
olahraga atletik tetapi juga olahraga seperti gulat dan perlombaan, balap kuda dan kereta kuda.
Telah banyak ditulis bahwa selama Olimpiade, semua konflik di antara negara-negara kota yang
berpartisipasi ditunda sampai Olimpiade selesai. Penghentian permusuhan ini dikenal sebagai
perdamaian atau gencatan senjata Olimpiade. Ide ini adalah mitos modern karena orang-orang
Yunani tidak pernah menangguhkan perang mereka. Gencatan senjata itu memungkinkan para
peziarah religius yang sedang melakukan perjalanan ke Olympia untuk melewati wilayah yang
berperang tanpa gangguan karena mereka dilindungi oleh Zeus. Asal usul Olimpiade diselimuti
misteri dan legenda; salah satu mitos paling populer mengidentifikasi Heracles dan ayahnya
Zeus sebagai nenek moyang dari Olimpiade . Menurut legenda, Heracles lah yang pertama kali
menyebut pertandingan "Olimpiade" dan menetapkan kebiasaan penyelenggaraannya setiap
empat tahun. Mitos berlanjut bahwa setelah Heracles menyelesaikan dua belas kerjanya, dia
membangun Stadion Olimpiade sebagai suatu kehormatan bagi Zeus. Setelah selesai, ia
berjalan dalam garis lurus untuk 200 langkah dan menyebut jarak ini sebagai "stadion" (bahasa
Yunani: στάδιον, Latin: stadion, "panggung"), yang kemudian menjadi jarak yang jauh. Tanggal
awal yang paling banyak diterima untuk Olimpiade Kuno adalah 776 SM; ini didasarkan pada
prasasti, ditemukan di Olympia, daftar pemenang lomba lari kaki yang diadakan setiap empat
tahun dimulai pada 776 SM. Pertandingan Olimpiade kuno menampilkan acara lari, pentathlon
(terdiri dari acara melompat, lempar cakram dan lempar lembing, perlombaan kaki, dan gulat),
tinju, gulat, pankrasi, dan berkuda. Tradisi mengatakan bahwa Coroebus, juru masak dari kota
Elis, adalah juara Olimpiade pertama.
Sejak ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga dalam arti yang paling
sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan pasukan perang atau kemiliteran. Dengan
berolahraga diharapkan para prajurit akan tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang
paling awal konon sudah diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum
Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa
tertinggi mereka, Zeus. Zeus bermukim di Gunung Olimpus yang kemudian dipakai sebagai
nama Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan setiap empat tahun,
para olahragawan terbaik dari seluruh Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olimpus.
Mereka bertanding secara perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding
terlebih dulu berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-masing. Dulu, di Yunani
sering terjadi perang saudara, namun ketika pesta olahraga berlangsung, pihak yang bertikai
melakukan gencatan senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan dikenakan denda. Bangsa
Sparta pernah diharuskan membayar denda karena melanggar gencatan senjata selama Perang
Peloponnesus. Menjelang pertandingan, panitia pelaksana menyembelih babi kurban.[3][4]
Saat ini di wilayah Olympia, Yunani terdapat sekelompok bangunan kecil dan gelanggang di
alam terbuka. Sisa-sisa puing gelanggang latihan itu merupakan peninggalan arkeologis yang
dilestarikan pemerintah Yunani. Pada pesta Olimpiade kerap terjadi perjanjian perdamaian atau
persekutuan antar bangsa. Juga timbul berbagai kegiatan transaksi. Barang-barang yang
dijajakan antara lain anggur, makanan, jimat, dan benda-benda ibadah. Olimpiade kuno
mempertandingkan cabang-cabang atletik seperti lari, loncat, dan lempar. Ada juga pacuan
kuda dan pacuan kereta. Karena aturannya belum baku, para penonton sering terkena lemparan
batu atau ditabrak kereta kuda para peserta.[5][6][7]
Di Olympia juga masih dijumpai batu-batu yang merupakan pijakan olahraga lari. Pijakan batu itu
disusun sedemikian rupa agar para pelari bisa mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan. Pada
saat start para pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada pula
panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini banyak disukai penonton
karena dianggap lucu.[8] Pembukaan Olimpiade selalu diwarnai lomba kereta dengan empat
kuda. Sekitar 40 kereta dijajarkan dalam kandang di gerbang keluar. Jarak yang ditempuh
hampir 14 km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua tiang batu yang ditancapkan di tanah.
Berbeda dengan Olimpiade modern, dulu mahkota kemenangan tidak diberikan
kepada sais atau joki, melainkan kepada pemilik kereta dan kuda yang umumnya orang-orang
kaya. Orang kaya yang haus kehormatan biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta
kuda untuk mengikuti perlombaan.[9]
Berbagai pertandingan dalam Olimpiade kuno boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu
secepat-cepatnya tanpa memakai alas kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan
tanpa pelana atau sanggurdi. Para peloncat membawa pemberat yang diayun-ayunkan untuk
menambah dorongan maju. Olahraga yang terkeras adalah pankration, yakni perpaduan
antara gulat dan tinju gaya tradisional.[10] Para atlet boleh menyepak atau mencekik lawan, yang
tidak diperbolehkan adalah memijit mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benar-benar
diperhatikan para atlet. Beberaba artefak purba memperlihatkan adegan tinju antara dua atlet.
Pemenang adu tinju adalah pihak yang dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus
mengacungkan jari tanda mengaku kalah.[11]
Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria. Sebab para atlet harus
bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk kesempatan khusus, seperti lomba kereta
kuda. Mereka berbusana beraneka ragam untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan
kuda. Bagi orang Yunani telanjang merupakan cara paling sesuai untuk berolahraga. Mereka
bangga kalau memiliki tubuh yang atletis.[12] Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota
dedaunan, seperti daun zaitun liar sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang juara diarak
masuk kota melalui sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok kota. Mereka dielu-elukan
di jalan kota dan disambut pembacaan puisi.[13] Penghargaan lain kepada olahragawan
berprestasi berupa pembebasan dari pajak dan mendapat makanan gratis. Beberapa kota juga
memberikan bonus uang dalam jumlah besar. Bahkan di kota kediaman pemenang didirikan
patung mereka. Banyak patung batu dan perunggu masih tersisa sampai kini dan itulah hadiah
paling abadi milik sang juara. Salah satu bagian cabang atletik yang masih tetap dikenal hingga
kini adalah maraton, yakni perlombaan lari sejauh kira-kira 42 km.[14]
Olimpiade mencapai puncaknya pada abad ke-6 dan ke-5 SM, tetapi kemudian secara bertahap
mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani ke tangan Romawi. Tidak ada konsensus yang
menyatakan secara resmi mengenai berakhirnya Olimpiade, namun teori yang paling umum
dipegang saat ini adalah pada tahun 393 M, saat Kaisar Romawi, Theodosius menyatakan
bahwa semua budaya praktik-praktik kuno Yunani harus dihilangkan.[15] Kemudian, pada tahun
426 M, Theodosius II memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu, Olimpiade
tidak diadakan lagi sampai akhir abad ke-19.[16]

Olimpiade modern[sunting | sunting sumber]


Pelopor[sunting | sunting sumber]

Dr. William Penny Brookes.

Berbagai penggunaan istilah "Olimpiade" untuk menggambarkan kejadian atletik di era modern
telah didokumentasikan sejak abad ke-17. Acara pertama tersebut adalah Olimpiade Cotswold
atau "Cotswold Olimpick Games", sebuah pertemuan tahunan di dekat Chipping Campden,
Inggris, melibatkan berbagai olahraga. Ini pertama kali diselenggarakan oleh pengacara Robert
Dover antara 1612 dan 1642, dengan beberapa perayaan berlanjut hingga hari ini. Asosiasi
Olimpiade Britania Raya, dalam tawarannya untuk Olimpiade 2012 di London, menyebutkan
Olimpiade ini sebagai "yang pertama dari awal Olimpiade Inggris". Ajang olahraga pertama yang
pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah L'Olympiade de la République, sebuah
festival olahraga nasional yang diadakan pada tahun 1796 sampai 1798 selama masa Revolusi
Prancis.[17] Dalam pelaksanaannya, ajang ini mengadopsi beberapa peraturan-peraturan yang
berlaku dalam Olimpiade kuno. Ajang ini juga menandai diterapkannya sistem metrik ke dalam
cabang-cabang olahraga.[17] Pada tahun 1834 dan 1836 Olimpiade diadakan di Ramlösa
(Swedia) dan ditambah di Stockholm (Swedia) 1843, semuanya diselenggarakan oleh Gustaf
Johan Schartau dan lainnya. Sebanyak 25.000 penonton menyaksikan permainan.
Pada tahun 1850 sebuah Kelas Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny Brookes di Much
Wenlock, Shropshire, Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr. Brookes mengganti nama Kelas
Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang tersebut tetap diadakan hingga hari ini.[18] Tanggal
15 November 1860, Dr. Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade Wenlock.[19] . . Antara
:28

tahun 1862 dan 1867, di Liverpool diadakan ajang Grand Olympic Festival. Ajang ini dicetuskan
oleh John Hulley dan Charles Melly dan merupakan ajang olahraga pertama yang bersifat
internasional, meskipun atlet-atlet yang berpartisipasi kebanyakan merupakan "atlet
amatir".[20][21] Penyelenggaraan Olimpiade modern pertama di Athena pada tahun 1896 hampir
identik dengan Olimpiade Liverpool.[22] Pada tahun 1865, Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein
mendirikan Asosiasi Olimpiade Nasional di Liverpool, yang merupakan cikal bakal
terbentuknya Asosiasi Olimpiade Britania Raya. Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang
bernama Olimpiade Nasional Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama kalinya.[23]
Kebangkitan[sunting | sunting sumber]
Baron Pierre de Coubertin.

Semangat bangsa Yunani untuk menghidupkan kembali Olimpiade dimulai seiring dengan
berlangsungnya Perang Kemerdekaan antara Yunani dengan Kekaisaran Ottoman pada tahun
1821. Ide untuk membangkitkan Olimpiade pertama kali dicetuskan oleh
seorang penyair dan editor majalah bernama Panagiotis Soutsos lewat puisinya yang
berjudul "Dialogue of the Dead" yang diterbitkan pada tahun 1833.[19] Evangelis Zappas, seorang
:1

pengusaha Yunani-Rumania adalah orang yang pertama kali menulis kepada Raja Otto,
menawarkan untuk mendanai kebangkitan Olimpiade.[19] Zappas mensponsori penyelenggaraan
:14

Olimpiade pada tahun 1859 yang diselenggarakan di pusat kota Athena. Atlet-atlet yang
berpartisipasi dalam ajang tersebut berasal dari Yunani dan Kekaisaran Ottoman. Zappas juga
mendanai perenovasian Stadion Panathinaiko kuno agar dapat dipakai sebagai tempat
penyelenggaraan Olimpiade pada tahun-tahun berikutnya.[19] :14

Stadion Panathinaiko digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun 1870 dan
1875.[19] Sekitar Tiga puluh ribu penonton menghadiri Olimpiade pada tahun 1870 namun
:2, 13–23, 81

tidak ada catatan kehadiran resmi yang tersedia untuk penyelenggaraan Olimpiade tahun
1875.[19] Pada tahun 1890, setelah menghadiri Olimpiade Wenlock,
:44

seorang sejarawan Prancis bernama Baron Pierre de Coubertin terinspirasi untuk


mendirikan Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee/IOC).[24] Coubertin
punya ide untuk menyelenggarakan suatu ajang Olimpiade internasional setiap empat tahun
sekali berdasarkan ajang Olimpiade Yunani yang dibangkitkan oleh Brookes dan Zappas.[24] Dia
mempresentasikan ide ini dalam kongres pertama IOC yang berlangsung pada tanggal 16-23
Juni 1894 di Universitas Sorbonne, Paris. Pada hari terakhir kongres, diputuskan bahwa
penyelenggaraan Olimpiade internasional berada di bawah naungan IOC dan penyelenggaraan
pertamanya akan dilangsungkan di Athena, Yunani pada tahun 1896.[25] Hasil kongres juga
memutuskan bahwa penulis Demetrius Vikelas dari Yunani terpilih sebagai presiden IOC
pertama.[19] :100–105

Olimpiade 1896[sunting | sunting sumber]

Perangko peringatan Olimpiade Athena 1896.


Upacara pembukaan Olimpiade Athena 1896.

Artikel utama: Olimpiade Athena 1896


Olimpiade pertama yang diadakan di bawah naungan IOC berlangsung di stadion Panathinaiko,
Athena, pada tahun 1896. Olimpiade pertama ini diikuti oleh 14 negara dengan total
241 atlet yang berlaga dalam 43 pertandingan.[26] Seperti janjinya pada Pemerintah Yunani,
Zappas dan sepupunya, Konstantinos Zappas turut membantu membiayai penyelenggaraan
Olimpiade 1896.[19] [27][28] George Averoff, seorang pengusaha Yunani bersedia untuk mendanai
:117

perenovasian stadion dalam rangka persiapan Olimpiade.[19] Pemerintah Yunani juga turut
:128

menyediakan dana, berharap dana tersebut dapat diperoleh kembali melalui penjualan tiket dan
dari penjualan set prangko peringatan Olimpiade pertama.[19] :128

Sebagian besar atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade Athena 1896 berasal dari
Yunani, Jerman, Prancis, dan Britania Raya. Negara-negara tersebut juga menguasai perolehan
medali.[19] Pada saat itu, wanita tidak boleh berpartisipasi. Penyelenggara menyebut kesertaan
:128

mereka tidak praktis, tidak menarik, dan tidak tepat. Sekitar 80.000 penonton hadir,
termasuk Raja George I dari Yunani.[29]
Meskipun Yunani tidak berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang olahraga internasional
dan awalnya juga mempunyai masalah keuangan, namun akhirnya berhasil mempersiapkan
segalanya tepat waktu. Jumlah atlet yang berpartisipasi juga terbilang kecil jika dibandingkan
dengan ukuran saat ini, namun Olimpiade 1896 merupakan keikutsertaan internasional terbesar
untuk ajang olahraga pada masanya. Olimpiade tersebut pun terbukti sukses bagi rakyat
Yunani.[19]
:128

Perubahan dan adaptasi[sunting | sunting sumber]


Setelah kesuksesan Olimpiade 1896, Olimpiade memasuki masa-masa stagnasi yang
mengancam keberlangsungan ajang tersebut. Olimpiade Paris 1900 dan Olimpiade St. Louis
1904 adalah buktinya. Olimpiade Paris tidak memiliki stadion, namun ini adalah Olimpiade di
mana pertama kalinya wanita diizinkan ikut serta dalam pertandingan. Olimpiade St. Louis tahun
1904 diikuti oleh 650 atlet, namun 580 di antaranya berasal dari Amerika Serikat. Hal-hal di atas
menjadi dasar bagi IOC untuk melakukan perubahan pada Olimpiade.[30] Olimpiade ditata ulang
setelah diadakannya Olimpiade Interkala (disebut demikian karena Olimpiade ini adalah
Olimpiade ketiga yang diadakan sebelum waktu penyelenggaraan Olimpiade ketiga) pada tahun
1906 di Athena. Olimpiade Interkala ini tidak diakui secara resmi oleh IOC dan tidak pernah
diselenggarakan lagi sejak saat itu. Namun, Olimpiade Interkala yang diselenggarakan di
Stadion Panathinaiko, Athena ini telah menarik minat banyak peserta secara internasional dan
menghasilkan kepentingan publik yang besar, menandai kenaikan popularitas dan ukuran dari
Olimpiade itu sendiri.[31]
Olimpiade Musim Dingin[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Olimpiade Musim Dingin
Pertandingan hoki dalam Olimpiade Musim Dingin 1928 di St. Moritz.

Olimpiade Musim Dingin (pertama kali diadakan di Chamonix, Prancis, pada tahun 1924)
diciptakan untuk memperlombakan cabang-cabang olahraga musim dingin seperti seluncur
es dan ski yang tidak bisa diperlombakan dalam Olimpiade Musim Panas. Seluncur es (tahun
1908 dan 1920) serta hoki (tahun 1920) pernah diperlombakan dalam ajang Olimpiade Musim
Panas. IOC ingin memperluas daftar tersebut dengan ikut memperlombakan cabang-cabang
olahraga untuk musim dingin lainnya. Pada kongres Olimpiade tahun 1921 di Lausanne,
diputuskan untuk menyelenggarakan versi musim dingin dari Olimpiade. Acara bertajuk Pekan
Olahraga Musim Dingin diadakan pada tahun 1924 di Chamonix, Prancis. Acara ini menjadi
penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin pertama.[32]
Pada awalnya, IOC memutuskan untuk menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin pada tahun
yang sama dengan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas.[33] Tradisi ini bertahan
sampai Olimpiade Musim Dingin 1992 di Albertville, Prancis. Setelah itu, sejak tahun 1994
Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap dua tahun berselang setelah penyelenggaraan
Olimpiade Musim Panas.[32] Jumlah negara yang berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin
juga lebih sedikit dibandingkan Olimpiade Musim Panas, karena negara-negara yang berada
di ekuator tidak mengenal olahraga musim dingin dan juga tidak memiliki fasilitas untuk olahraga
tersebut.[32]
Paralimpiade[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Paralimpiade
Pada tahun 1948, Sir Ludwig Guttmann, yang bertekad untuk mempromosikan rehabilitasi
prajurit yang cacat akibat Perang Dunia II menyelenggarakan pertandingan olahraga antar
rumah sakit bertepatan dengan penyelenggaraan Olimpiade London 1948. Pertandingan
tersebut dikenal sebagai Stoke Mandeville Games dan selanjutnya diselenggarakan setiap
tahunnya selama dua belas tahun. Kemudian, dalam Olimpiade Roma 1960, Guttman membawa
400 atlet untuk berlaga dalam ajang Olimpiade Paralel, yang kemudian dikenal sebagai
Paralimpiade pertama. Sejak itu, Paralimpiade telah diselenggarakan di setiap tahun
penyelenggaraan Olimpiade. Dalam Olimpiade 1988, Seoul sebagai kota tuan rumah juga
menjadi tuan rumah untuk penyelenggaraan Paralimpiade.[34] Pada tahun 2001, Komite
Olimpiade Internasional (IOC) dan Komite Paralimpiade Internasional (IPC) menandatangani
perjanjian yang menjamin bahwa kota tuan rumah Olimpiade juga akan dikontrak untuk menjadi
tuan rumah Paralimpiade.[35][36] Perjanjian ini mulai diberlakukan dalam
penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas Beijing 2008 dan Olimpiade Musim Dingin Vancouver
2010. Ketua panitia Olimpiade Musim Panas London 2012, Lord Coe, menyatakan soal
penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade 2012 di London:
Upacara pembukaan Paralimpiade Tokyo 1964.


Kami ingin mengubah sikap publik terhadap kecacatan, merayakan kehebatan olahraga
Paralimpik dan untuk menegaskan bahwa dua pertandingan ini adalah satu keseluruhan yang
utuh.[37] ”
Olimpiade Remaja[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Olimpiade Remaja
Pada tahun 2010, Olimpiade menambah daftar pertandingannya dengan menyertakan Olimpiade
Remaja ke dalam penyelenggaraan Olimpiade. Olimpiade Remaja ini dimaksudkan untuk
memberi kesempatan kepada atlet yang berusia antara 14 sampai 18 tahun untuk berkompetisi
dalam Olimpiade. Olimpiade Remaja sebenarnya sudah dicetuskan oleh Presiden IOC, Jacques
Rogge pada tahun 2001 dan baru disetujui dalam Kongres IOC ke 119 pada tahun
2007.[38][39] Olimpiade Remaja Musim Panas pertama diselenggarakan di Singapura pada tanggal
14-26 Agustus 2010, sedangkan Olimpiade Remaja Musim Dingin pertama diselenggarakan
di Innsbruck, Austria pada bulan Januari 2012.[40] Waktu penyelenggaraan Olimpiade Remaja ini
akan lebih singkat dibanding Olimpiade yang lainnya; versi musim panasnya berlangsung
selama dua belas hari, sedangkan versi musim dinginnya berlangsung selama sembilan
hari.[41] IOC mengizinkan 3.500 atlet dan 875 ofisial untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Remaja
Musim Panas, serta 970 atlet dan 580 ofisial di Olimpiade Remaja Musim Dingin.[42][43] Cabang
olahraga yang diperlombakan akan disesuaikan dengan Olimpiade yang lainnya, namun akan
ada variasi pada beberapa cabang olahraga, misalnya tim negara campuran dan
tim gender campuran serta dikuranginya beberapa cabang dan peraturan pertandingan.[44]
Olimpiade masa kini[sunting | sunting sumber]
Dengan 241 atlet yang mewakili 14 negara pada tahun 1896, peserta Olimpiade terus tumbuh
sepanjang tahun. Pada Olimpiade Beijing 2008, terhitung sebanyak 10.500 atlet dari 204 negara
turut berkompetisi dalam Olimpiade.[45] Sedangkan ruang lingkup dan skala dari Olimpiade
Musim Dingin lebih kecil. Dalam Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turin, Italia, cuma sekitar
2.508 atlet dari 80 negara yang berpartisipasi.[46] Selama Olimpiade berlangsung, para atlet dan
ofisial mereka tinggal di sebuah lokasi yang dinamakan "desa Olimpiade". Desa ini dimaksudkan
untuk menjadi sebuah lokasi mandiri bagi semua peserta Olimpiade. Lokasi tersebut juga
dilengkapi dengan kafetaria, klinik kesehatan dan tempat ibadah.[47]
IOC memperbolehkan pembentukan Komite Olimpiade Nasional (NOC) yang mewakili negara-
negara yang tidak berdaulat namun diakui secara internasional. Akibatnya, negara-
negara koloni, teritori dan dependensi diizinkan untuk berlaga di Olimpiade. Negara-negara ini
termasuk wilayah seperti Puerto Riko, Bermuda, Palestina dan Hong Kong, yang semuanya
berkompetisi membawa nama negara mereka sendiri meskipun secara hukum merupakan
bagian dari negara lain.[48] Pada tahun 2011, terdapat 206 NOC yang mewakili negara berdaulat
dan daerah geografis lainnya. Kesemua 192 negara anggota Perserikatan Bangsa-
Bangsa mempunyai Komite Olimpiade Nasional beserta 14 teritori lainnya. Sedangkan NOC
lainnya yang belum diakui oleh IOC meliputi Catalan[49], Gibraltar Britania[50], Polinesia Prancis[51],
Niue[52], Kosovo[53], Somaliland[54], Kaledonia Baru[55], Kurdistan Irak[56][57], Siprus Utara[58],
Abkhazia [59], Kepulauan Faroe[60], Anguilla, Montserrat, dan Kepulauan Turk & Caicos[61]

Komite Olimpiade Internasional[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Komite Olimpiade Internasional
Kantor pusat IOC di Lausanne, Swiss.

Gerakan Olimpiade terdiri dari sejumlah besar organisasi dan federasi olahraga nasional dan
internasional, termasuk mitra media beserta atlet, ofisial, juri serta setiap orang dan lembaga
yang setuju untuk mematuhi aturan dari Piagam Olimpiade.[62] Sebagai organisasi payung dari
Gerakan Olimpiade, Komite Olimpiade Internasional (IOC) bertanggung jawab untuk memilih
kota tuan rumah, mengawasi perencanaan dan pelaksanaan Olimpiade, memperbaharui dan
menyetujui cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan dan bernegosiasi dengan sponsor
serta pemberian hak siar pada media.[63] Komite Olimpiade Internasional terdiri dari tiga badan
utama, yaitu:

 Federasi Internasional (International Federations/IF):


merupakan badan yang mengawasi olahraga di tingkat
internasional. Sebagai contoh: Federasi Internasional Sepak
Bola (FIFA) adalah IF untuk olahraga sepak bola, Federasi Bola
Voli Internasional (FIVB) adalah IF untuk olahraga bola voli.
Saat ini ada 35 IF dalam Gerakan Olimpiade, mewakili masing-
masing cabang olahraga yang dipertandingkan dalam
Olimpiade.[64]
 Komite Olimpiade Nasional (National Olympic
Committees/NOC): merupakan organisasi yang mengatur
Gerakan Olimpiade di masing-masing negara. Sebagai
contoh: Komite Olimpiade Amerika Serikat (USOC) adalah
NOC Amerika Serikat, Komite Olimpiade Indonesia adalah
NOC Indonesia, dan sebagainya. Saat ini ada 206 NOC yang
diakui oleh IOC.[45]
 Komite Pengorganisasian Olimpiade (Organizing Committees
for the Olympic Games/OCOG): merupakan komite sementara
yang bertanggung jawab untuk perayaan saat Olimpiade
berlangsung. OCOG dibubarkan setelah Olimpiade berakhir dan
setelah laporan akhir dikirim ke IOC.[45]
Bahasa Prancis dan bahasa Inggris merupakan bahasa resmi dari Gerakan Olimpiade. Bahasa
lain yang digunakan pada setiap Olimpiade adalah bahasa negara tuan rumah. Setiap acara
proklamasi (pengumuman nama-nama negara peserta dalam upacara pembukaan) diucapkan
dalam tiga atau dua bahasa, tergantung pada negara tuan rumah; apakah negara tersebut
menggunakan bahasa Inggris atau Prancis.[65]
Kritik[sunting | sunting sumber]
IOC sering dikritik dan dicap sebagai "organisasi yang keras kepala" dengan para pemimpin
yang penuh kontroversi. Avery Brundage dan Juan Antonio Samaranch adalah dua Presiden
IOC yang paling kontroversial. Brundage adalah presiden yang menjabat lebih dari 20 tahun, dan
selama masa jabatannya, Brundage melarang dan melindungi Olimpiade dari keterlibatan
politik.[66] Dia juga dituduh rasisme karena melarang delegasi dari Afrika Selatan bergabung
dalam IOC.[67] Sedangkan Di bawah pemerintahan Samaranch, IOC terpuruk kedalam
kasus nepotisme dan korupsi.[68] Hubungan antara Samaranch dengan rezim
Franco di Spanyol juga menjadi sumber kritik.[69]
Pada tahun 1998, terungkap bahwa beberapa anggota IOC telah menerima suap dari anggota
komite Salt Lake City untuk menjadikan kota tersebut sebagai tuan rumah Olimpiade Musim
Dingin 2002. Atas peristiwa ini, empat orang anggota IOC mengundurkan diri dan enam lainnya
dipecat. Skandal ini telah memicu dilakukannya reformasi lebih lanjut mengenai pemilihan kota-
kota yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade untuk menghindari terjadinya kasus serupa pada
masa mendatang.[70]
Sebuah film dokumenter BBC berjudul Panorama: Buying the Games ditayangkan pada bulan
Agustus 2004. Film ini menyelidiki tentang adanya dugaan suap dalam prosesi
pemilihan London sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2012.[71] Disebutkan bahwa
anggota Komite Olimpiade Britania Raya kemungkinan besar menyuap IOC setelah London
kalah tipis dari Paris dalam pemilihan kota tuan rumah untuk penyelenggaraan Olimpiade Musim
Panas 2012.[72] Wali kota Paris, Bertrand Delanoë menuduh Perdana Menteri Inggris, Tony
Blair dan anggota Komite Olimpiade London (yang diketuai oleh mantan juara Olimpiade
Sebastian Coe) telah melakukan kecurangan dalam pemilihan kota tuan rumah Olimpiade
Musim Panas 2012, namun tuduhan itu tidak pernah benar-benar diselidiki. Dia mengutip
Presiden Prancis Jacques Chirac sebagai saksi; Chirac memberi wawancara dengan
keterlibatannya.[73] Pemilihan Turin, Italia sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2006 juga
penuh kontroversi. Seorang anggota IOC terkemuka bernama Marc Hodler menduga telah
terjadi kasus suap oleh anggota panitia Turin terhadap anggota IOC. Tuduhan ini menyebabkan
penyelidikan luas dan dari hasil penyelidikan, terbukti bahwa sebagian besar anggota IOC
menolak pencalonan Sion, Swiss sebagai kota tuan rumah supaya Turin bisa mendapatkan
status tersebut.[74]

Juan Antonio Samaranch.

Pada bulan Juli 2012, Liga Anti-Pencemaran Internasional menyebut penolakan terus menerus
oleh Komite Olimpiade Internasional untuk mengadakan keheningan pada upacara pembukaan
untuk sebelas atlet Israel yang dibunuh oleh teroris Palestina di Olimpiade Munich tahun 1972,
"ketidakpekaan dan kecerobohan yang membandel untuk mengenang para atlet Israel yang
terbunuh. "

Komersialisasi[sunting | sunting sumber]


IOC awalnya menolak pendanaan Olimpiade dari perusahaan sponsor. Namun, setelah presiden
Avery Brundage pensiun pada tahun 1972, IOC mulai mengeksplorasi potensi media
televisi dan pasar iklan yang akan menguntungkan mereka.[75] Di bawah kepemimpinan Juan
Antonio Samaranch, Olimpiade mulai membuka diri terhadap sponsor-sponsor internasional
yang ingin mendanai Olimpiade dan menciptakan produk-produk dagang dengan logo
Olimpiade.[76]
Anggaran[sunting | sunting sumber]
Pada awal dan pertengahan abad ke-20, IOC dibiayai dengan anggaran yang kecil.[76][77] Avery
Brundage, presiden IOC periode 1952-1972 menolak mengomersialisasikan IOC.[75] Brundage
menganggap bahwa komersialisasi di tubuh IOC akan berdampak terhadap pengambilan
keputusan dalam organisasi tersebut.[75] Brundage melarang perusahaan-perusahaan yang ingin
mendanai Olimpiade dan menolak penggunaan logo Olimpiade untuk tujuan komersial.[75] Ketika
Brundage pensiun tahun 1972, IOC hanya memiliki aset sebesar $2 juta. Delapan tahun
kemudian, pundi-pundi IOC telah membengkak menjadi $45 juta.[75] Hal ini terutama sekali
disebabkan oleh pergeseran ideologi IOC ke arah perluasan pendanaan Olimpiade melalui
penarikan sponsor dan penjualan hak siar ke stasiun-stasiun televisi.[75] Saat Juan Antonio
Samaranch terpilih sebagai presiden IOC pada tahun 1980, dia berkeinginan untuk menjadikan
IOC sebagai organisasi yang mandiri secara finansial.[77]
Olimpiade Los Angeles 1984 merupakan Olimpiade yang paling menguntungkan dalam sejarah
penyelenggaraan Olimpiade. Panitia Olimpiade Los Angeles yang dipimpin oleh Peter Ueberroth
mampu menghasilkan surplus sebesar $ 225 juta, jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya
pada waktu itu.[78] Surplus sebesar itu sukses diraup oleh panitia berkat menjual hak sponsor
hanya kepada perusahaan-perusahaan terpilih.[78] IOC berusaha mengontrol hak-hak sponsor
tersebut. Samaranch kemudian mendirikan The Olympic Program (TOP) pada tahun 1985 untuk
menciptakan sebuah merek dagang Olimpiade.[76] Keanggotaan di TOP sangat eksklusif dan
mahal. Biaya untuk masuk saja sebesar $50 juta untuk keanggotaan selama 4
tahun.[77] Perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota TOP menerima hak eksklusif global
untuk mengiklankan produk mereka dalam penyelenggaraan Olimpiade serta bebas
menggunakan logo Olimpiade dalam publikasi dan iklan produk mereka.[79]
Pengaruh televisi[sunting | sunting sumber]

Sebuah kartun dari Olimpiade Berlin 1936 yang menggambarkan suasana Olimpiade pada tahun 2000, di
mana penonton digantikan oleh radio dan televisi.

Olimpiade Berlin 1936 adalah Olimpiade pertama yang penyelenggaraannya disiarkan


melalui televisi, meskipun hanya untuk penonton lokal.[80] Baru pada Olimpiade Musim Dingin
1956 di Cortina d'Ampezzo, Italia, acara Olimpiade disiarkan oleh televisi secara
Internasional,[81] dan pada Olimpiade Musim Dingin berikutnya, untuk pertama kalinya hak siar
Olimpiade dijual ke saluran televisi CBS, yang membayar sebesar $394.000 untuk hak siar di
Amerika Serikat,[82] serta Uni Penyiaran Eropa (EBU) yang membayar sebesar $660.000 untuk
hak siar di seluruh Eropa.[76] Pada dekade berikutnya, Olimpiade memanfaatkan Perang
Dingin untuk mengeruk keuntungan. Negara adidaya saling berebut supremasi politik, dan IOC
ingin mengambil keuntungan melalui media penyiaran.[82] Penjualan hak siar memungkinkan IOC
untuk meningkatkan eksposur Olimpiade, sehingga menghasilkan keuntungan dan jumlah
pemirsa yang lebih banyak, yang pada gilirannya akan menciptakan daya tarik bagi para
pengiklan di televisi. Siklus ini memungkinkan IOC untuk menaikkan biaya penjualan hak siar
Olimpiade.[82] Sebagai contoh, CBS merogoh $375 juta untuk membeli hak siar Olimpiade Musim
Dingin 1998 di Nagano,[83] sedangkan NBC menghabiskan $3,5 miliar untuk mendapatkan hak
siar seluruh pertandingan Olimpiade dari tahun 2000 sampai tahun 2012.[76]
Jumlah pemirsa yang menonton Olimpiade meningkat secara eksponensial dari tahun 1960
sampai akhir abad ini. Hal ini disebabkan oleh penggunaan satelit untuk menyiarkan siaran
langsung di seluruh dunia pada tahun 1964 dan pengenalan televisi berwarna pada tahun
1968.[84] Perkiraan penonton global dalam Olimpiade Mexico City 1968 adalah 600 juta,
sedangkan dalam Olimpiade Los Angeles 1984, jumlah penonton meningkat menjadi 900 juta.
Jumlah ini terus membengkak menjadi 3,5 miliar pada Olimpiade Barcelona 1992.[85] Namun,
pada Olimpiade Sydney 2000, NBC mencatatkan jumlah pemirsa terendah untuk setiap ajang
Olimpiade sejak tahun 1968.[86] Hal ini antara lain disebabkan oleh dua faktor: meningkatnya
persaingan dari saluran televisi kabel dan perkembangan internet, yang mampu menampilkan
hasil dan video pertandingan secara tepat waktu. Sementara perusahaan televisi masih
mengandalkan rekaman tunda pertandingan, suatu hal yang sangat ketinggalan di era
informasi.[87] Penurunan jumlah pemirsa membuat saluran televisi harus mengurangi iklan yang
berarti kurangnya pemasukan bagi mereka.[88] Dengan biaya yang tinggi untuk menyiarkan
pertandingan ditambah dengan tekanan dari internet dan meningkatnya kompetisi dari TV kabel
membuat perusahaan televisi pemegang hak siar menuntut konsesi dari IOC untuk
meningkatkan jumlah pemirsa.[89] IOC menanggapinya dengan membuat sejumlah perubahan
pada acara pertandingan Olimpiade. Pada Olimpiade Musim Panas, kompetisi cabang-cabang
olahraga populer seperti senam, renang dan loncat indah ditayangkan pada jam-jam primetime,
yaitu pukul 6 hingga 9 malam dan gala Champions ditambahkan untuk menarik minat pemirsa
televisi.[90][90] Hasilnya beragam: jumlah pemirsa pada Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turin
secara signifikan lebih rendah dibanding dengan jumlah pemirsa dalam Olimpiade Musim Dingin
2002 di Salt Lake City, sementara terjadi peningkatan tajam jumlah pemirsa pada Olimpiade
Beijing 2008.[88][91]

Biaya[sunting | sunting sumber]


Biaya Olimpiade (Musim Panas dan Musim Dingin) telah diteliti oleh sarjana Oxford, Bent
Flyvbjerg dan Allison Stewart.[92] Mereka menemukan bahwa selama 50 tahun terakhir,
penyelenggaraan Olimpiade dengan biaya paling mahal adalah Olimpiade Sochi 2014,
yaitu US$ 51 miliar,[93][94] diikuti oleh Olimpiade Beijing 2008 ($44 miliar),[95] dan Olimpiade London
2012 ($14,8 miliar).[92] Biaya di sini hanya mencakup biaya yang berhubungan dengan olahraga,
tidak termasuk biaya umum lainnya seperti konstruksi jalan, rel, infrastruktur bandara, atau biaya
pribadi lainnya seperti akomodasi dan investasi bisnis yang terjadi dalam persiapan Olimpiade
yang besarnya bervariasi, tergantung kondisi ekonomi kota tuan rumah dan sulit untuk
membandingkannya secara konsisten.[92]
Flyvbjerg dan Stewart lebih lanjut menemukan bahwa cost overrun (pembengkakan biaya)
merupakan masalah yang terus-menerus terjadi dalam penyelenggaraan Olimpiade:

 Pembengkakan biaya dalam penyelenggaraan Olimpiade


mencapai angka 100 %. Tidak ada mega proyek yang bisa
diprediksi pembengkakan biayanya. Biasanya, mega proyek
seperti konstruksi, infrastruktur, bendungan dan ICT biayanya
dianggarkan secara bertahap dari waktu ke waktu, namun hal
seperti ini tidak berlaku dalam penyelenggaraan Olimpiade.[92]
 Dengan rata-rata pembengkakan biaya riil 179 % dan 324 %
secara nominal, pembengkakan biaya dalam Olimpiade secara
historis merupakan yang terbesar dibanding mega proyek
lainnya di dunia.[92]
 Pembengkakan biaya terbesar dalam sejarah Olimpiade terjadi
dalam penyelenggaraan Olimpiade Montreal 1976 (796%),
Barcelona 1992 (417%) dan Lake Placid 1980 (321%).[92]
 Data menunjukkan bahwa kota dan negara yang memutuskan
untuk menjadi tuan rumah Olimpiade harus siap menghadapi
risiko finansial terburuk mereka. Sebagai contoh,
pembengkakan biaya dalam Olimpiade 2004 menyebabkan
Athena mengalami kebangkrutan dan harus berutang, secara
substansial turut memperburuk kondisi keuangan negara dan
menjadi salah satu penyebab krisis ekonomi Yunani 2008-2012.
Sementara itu, Montreal membutuhkan waktu 30 tahun untuk
melunasi utang akibat pembengkakan biaya yang terjadi dalam
penyelenggaraan Olimpiade 1976.[92]
Pada akhirnya, Flyvbjerg dan Stewart menyimpulkan bahwa selama satu dekade terakhir,
pembengkakan biaya dalam Olimpiade sudah mengalami penurunan. Untuk periode 2000-2010
rata-rata pembengkakan biaya adalah 47 %, padahal sebelum itu rata-ratanya mencapai 258 %.
Namun, Olimpiade London 2012 telah mengembalikan tren ini dengan pembengkakan biaya
yang dikeluarkannya yang menembus angka 101 persen; mengembalikannya ke angka tiga digit.
Ke depannya, merupakan tantangan bagi para perencana dan pengelola Olimpiade untuk
menurunkan kembali pembengkakan biaya tersebut.[92]

Simbol, motto dan maskot[sunting | sunting sumber]


Informasi lebih lanjut: Maskot Olimpiade dan Api Olimpiade

Bendera Olimpiade.

Gerakan Olimpiade menggunakan simbol untuk mewakili cita-cita yang terkandung


dalam Piagam Olimpiade. Simbol Olimpiade- yang lebih dikenal dengan nama cincin Olimpiade-
terdiri dari lima buah cincin yang saling berkait dan merupakan kesatuan dari lima benua yang
ada di bumi (Amerika, Afrika, Asia, Australasia dan Eropa). Versi berwarna dari simbol itu berupa
cincin-cincin yang berwarna biru, kuning, hitam, hijau dan merah dengan latar berwarna putih
yang membentuk bendera Olimpiade. Warna-warna ini dipilih karena setiap negara setidaknya
memiliki satu dari warna-warna tersebut dalam bendera nasionalnya. Bendera ini diadopsi pada
tahun 1914 tetapi baru dikibarkan pertama kali dalam Olimpiade Antwerpen 1920 di Belgia.
Setelah itu, bendera ini selalu berkibar dalam perayaan Olimpiade setiap tahunnya.[96]

Obor Olimpiade dalam Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010.

Moto Olimpiade adalah "Citius, Altius, Fortius", yang merupakan ungkapan dalam bahasa
Latin yang berarti "Faster, Higher, Stronger" (bahasa Inggris) atau "Lebih cepat, Lebih tinggi,
Lebih kuat" (bahasa Indonesia). Kutipan Coubertin selanjutnya dinyatakan dalam kredo
Olimpiade, yang berbunyi:

Wenlock dan Mandeville, maskot Olimpiade London 2012.


"Hal terpenting dalam Olimpiade bukanlah untuk menang, tetapi untuk berpartisipasi.
Seperti juga hal yang paling penting dalam hidup bukanlah kemenangan, tetapi perjuangan.
Hal terpenting bukannya karena telah berhasil mengalahkan, namun karena telah berjuang
dengan baik."[96] ”
Sebulan sebelum perayaan Olimpiade dimulai, api Olimpiade menyala di Olympia, Yunani dalam
sebuah upacara ritual yang mencerminkan budaya Yunani kuno. Seorang pendeta wanita yang
bertindak sebagai imam membakar obor dengan menempatkannya di dalam cermin parabola
yang memfokuskan sinar matahari, ia kemudian menyalakan obor pembawa estafet pertama,
yang akan memulai estafet obor Olimpiade ke berbagai kota di dunia dan berakhir di stadion di
kota tuan rumah penyelenggara Olimpiade.[97] Meskipun api telah menjadi simbol Olimpiade
sejak tahun 1928, estafet obor baru diperkenalkan dalam Olimpiade Berlin 1936 sebagai bagian
dari upaya pemerintah Jerman saat itu untuk mempromosikan ideologi Sosialis Nasionalis-nya.[96]
Maskot Olimpiade biasanya berupa binatang atau sosok manusia yang mewakili warisan budaya
negara tuan rumah dan mulai diperkenalkan pada tahun 1968. Pemilihan maskot ini berperan
penting dalam mempromosikan identitas Olimpiade pada penyelenggaraan Olimpiade Moskwa
1980 di Rusia saat beruang Misha, maskot Olimpiade saat itu, mencapai ketenaran
internasional.[98] Maskot dari Olimpiade Beijing 2008 adalah Fuwa, lima makhluk yang mewakili
lima fengshui; unsur penting dalam kebudayaan Tiongkok.[99] Sedangkan maskot
untuk Olimpiade London 2012 bernama Wenlock dan Mandeville; dua karakter animasi yang
menggambarkan dua tetes baja dari industri baja di Bolton.[100]

Perayaan[sunting | sunting sumber]

Pertunjukan artistik dalam sesi upacara pembukaan Olimpiade Sydney 2000.

Pembukaan[sunting | sunting sumber]


Sebagaimana yang diamanatkan oleh Piagam Olimpiade, berbagai elemen pertunjukan
dilakukan dalam upacara pembukaan Olimpiade.[101][102] Tata cara penyelenggaraan upacara
pembukaan Olimpiade ditetapkan dalam Olimpiade Antwerpen 1920 di Belgia.[103] Upacara
pembukaan biasanya dimulai dengan pengibaran bendera dan pengumandangan lagu
kebangsaan negara tuan rumah.[101][102] Negara tuan rumah kemudian menampilkan pertunjukan
tari, musik, nyanyian dan teater yang memperlihatkan identitas lokal mereka.[103] Pertunjukan
artistik ini telah menjadi ajang prestise sendiri bagi negara-negara tuan rumah Olimpiade untuk
menyajikan pembukaan yang lebih meriah dan lebih memorable dari negara tuan rumah
sebelumnya. Upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2008 dilaporkan menelan biaya sebesar
$100 juta, sebagian besar terpakai untuk sesi pertunjukan artistik.[104]
Setelah sesi pertunjukan artistik, para atlet berparade ke dalam stadion yang dikelompokkan
menurut negaranya masing-masing. Yunani secara tradisional ditetapkan sebagai negara
pertama yang berparade untuk menghormati asal usul Olimpiade. Selanjutnya, masing-masing
negara berparade sesuai dengan urutan abjad dan negara tuan rumah menjadi negara terakhir
yang berparade. Pada Olimpiade Athena 2004, bendera Yunani diparadekan pertama kali
memasuki stadion, sementara kontingen Yunani berparade paling terakhir. Kemudian, obor
Olimpiade dibawa masuk ke dalam stadion dan diteruskan sampai mencapai tempat penyalaan
obor -biasanya dibawa oleh atlet Olimpiade terkenal dari negara tuan rumah- untuk selanjutnya
dinyalakan, yang menandai berakhirnya sesi upacara pembukaan Olimpiade.[101][102]
Parade atlet dalam upacara penutupan Olimpiade Moskwa 1980.

Penutupan[sunting | sunting sumber]


Upacara penutupan Olimpiade berlangsung setelah semua pertandingan olahraga selesai.
Pembawa bendera dari masing-masing negara memasuki stadion, diikuti oleh keseluruhan
kontingen secara bersama-sama tanpa adanya pengelompokkan berdasarkan negara. Tiga
bendera nasional dikibarkan bersamaan dengan pengumandangan lagu kebangsaan negara
tuan rumah: bendera Yunani; untuk menghormati tempat kelahiran Olimpiade, bendera negara
tuan rumah saat ini, dan bendera negara tuan rumah penyelenggara Olimpiade
berikutnya.[105] Ketua panitia penyelenggara dan Presiden IOC petahana berpidato untuk
menyatakan Olimpiade secara resmi ditutup kemudian diikuti dengan pemadaman obor
Olimpiade.[106] Dalam sesi upacara penutupan Olimpiade Antwerpen 1920, wali kota tuan rumah
menyerahkan bendera Olimpiade kepada presiden IOC kemudian diteruskan kepada wali kota
tuan rumah Olimpiade berikutnya.[107] Setelah upacara penutupan, negara tuan rumah secara
singkat memperkenalkan dirinya dengan menampilkan seni tari dan teater yang mewakili budaya
mereka.[105]

Upacara penyerahan medali dalam Olimpiade Beijing 2008.

Penyerahan medali[sunting | sunting sumber]


Upacara penyerahan medali diadakan setelah hasil dari masing-masing pertandingan
diputuskan. Peringkat pertama, kedua dan ketiga dari masing-masing cabang olahraga berdiri di
atas podium bertingkat tiga untuk selanjutnya dikalungkan medali.[108] Setelah medali dikalungkan
oleh salah seorang pejabat IOC, bendera nasional dari ketiga negara pemenang dikibarkan
diiringi dengan pengumandangan lagu kebangsaan negara peraih medali emas.[109] Kesukarelaan
warga negara tuan rumah juga diperlukan dalam prosesi penyerahan medali untuk membantu
para pejabat yang mengalungkan medali dan mengibarkan bendera negara
pemenang.[110] Dalam setiap perayaan Olimpiade, upacara penyerahan medali biasanya
diadakan setelah hasil pertandingan diputuskan. Untuk cabang olahraga maraton putra,
pertandingan biasanya diadakan pada pagi hari terakhir pelaksanaan Olimpiade dan penyerahan
medalinya diadakan pada malam upacara penutupan.[105]

Cabang olahraga[sunting | sunting sumber]


Informasi lebih lanjut: Daftar cabang olahraga Olimpiade Musim Panas 2008
Tarik tambang dalam Olimpiade St. Louis 1904. Cabang olahraga ini dieliminasi dari program Olimpiade
tetapi tetap diakui oleh IOC.

Olimpiade terdiri dari 35 cabang olahraga, 30 disiplin dan hampir 400 pertandingan. Sebagai
contoh, gulat adalah olahraga Olimpiade Musim Panas yang terdiri dari dua disiplin: Greco-
Roman dan Freestyle. Masing-masing disiplin diperlombakan ke dalam empat belas
pertandingan untuk pria dan empat pertandingan untuk wanita, masing-masing mewakili kelas
berat yang berbeda.[111] Olimpiade Musim Panas mempertandingkan 26 cabang olahraga,
sedangkan Olimpiade Musim Dingin hanya menawarkan 15 cabang olahraga untuk
diperlombakan.[112] Atletik, renang, anggar dan senam artistik adalah cabang-cabang olahraga
yang tidak pernah absen diperlombakan dalam Olimpiade Musim Panas. Sedangkan ski lintas
alam, seluncur indah, hoki dan seluncur es merupakan cabang-cabang olahraga yang rutin
diperlombakan dalam Olimpiade Musim Dingin. Bulu tangkis, bola basket dan bola voli pada
awalnya dipertandingkan sebagai cabang olahraga demonstrasi, kemudian dipromosikan
sebagai cabang olahraga Olimpiade tetap. Beberapa cabang olahraga seperti tarik
tambang, polo dan golf pernah dipertandingkan dalam Olimpiade sebelumnya, namun tidak
dilanjutkan pada Olimpiade baru-baru ini.[113]
Olahraga Olimpiade diatur oleh Federasi Olahraga Internasional (IF) yang dikelola oleh IOC.
Saat ini terdapat 35 IF dalam Gerakan Olimpiade, mewakili masing-masing cabang olahraga
yang dipertandingkan dalam Olimpiade.[112] Ada cabang olahraga yang diakui oleh IOC tapi tidak
termasuk dalam program Olimpiade seperti rugbi dan boling. Olahraga ini tidak di klasifikasikan
sebagai olahraga Olimpiade, namun dapat di promosikan ke status ini.[114][115] Beberapa cabang
olahraga yang sama sekali belum pernah dipromosikan sebagai olahraga Olimpiade antara
lain catur dan selancar.[116]
Kongres IOC ke-112 pada tahun 2002 membatasi cabang olahraga dalam Olimpiade maksimal
28 cabang olahraga, 301 pertandingan dan 10.500 atlet.[117] Tiga tahun kemudian, dalam kongres
IOC ke-117, revisi dilakukan, yang mengakibatkan tersingkirnya sofbol dan bisbol dari daftar
cabang olahraga dalam Olimpiade London 2012. Karena tidak ada kesepakatan untuk
mempromosikan dua olahraga tersebut, Olimpiade London berlangsung dengan hanya
mempertandingkan 26 cabang olahraga.[117] Pada pelaksanaan Olimpiade Rio de Janeiro
2016 nanti, Olimpiade akan kembali ke sistem maksimum 28 cabang olahraga dengan
menambahkan rugbi dan golf ke dalam daftar.[118]

Kontroversi[sunting | sunting sumber]


Pemboikotan[sunting | sunting sumber]
Informasi lebih lanjut: Pemboikotan Olimpiade Musim Panas tahun 1980 dan Sorotan dan
kontroversi atas Olimpiade 2008
Peta negara-negara yang memboikot Olimpiade Musim Panas 1976 (kuning), 1980 (biru)
dan 1984 (merah).

Prancis, Britania Raya dan Swiss adalah negara-negara yang tidak pernah absen mengirimkan
delegasinya pada ajang Olimpiade sejak 1896. Sebagian besar negara melewatkan Olimpiade
karena kurangnya atlet yang berkualitas, namun beberapa negara memilih untuk memboikot
perayaan Olimpiade karena alasan tertentu. Pada Olimpiade London 1908, Irlandia memboikot
negaranya sendiri, Britania Raya, setelah Britania Raya menolak memberikan kemerdekaan
pada Irlandia.[119] Irlandia juga memboikot Olimpiade Berlin 1936 karena IOC membatasi tim yang
boleh berpartisipasi hanya dari Negara Bebas Irlandia, bukannya dari Kepulauan Irlandia.[120] Ada
tiga peristiwa pemboikotan dalam Olimpiade Melbourne 1956; Belanda dan Spanyol menolak
berpartisipasi karena keterlibatan Uni Soviet dalam Revolusi Hongaria, Kamboja, Mesir, Irak dan
Lebanon memboikot Olimpiade Melbourne karena Krisis Suez, sedangkan Tiongkok (Republik
Rakyat Tiongkok) juga ikut-ikutan memboikot karena keikutsertaan Taiwan (Republik Tiongkok)
dalam Olimpiade.[119] Pada Olimpiade Tokyo 1964, Indonesia dan Korea Utara mencabut diri dari
Olimpiade, setelah beberapa atlet mereka didiskualifikasi karena mengikuti Pesta Olahraga
Negara-Negara Berkembang (GANEFO) di Jakarta. Pada waktu itu, GANEFO dianggap sebagai
pertandingan saingan Olimpiade.[119]
Pada Olimpiade München 1972 dan Olimpiade Montreal 1976, sebagian besar negara Afrika
mengancam untuk memboikot Olimpiade sebelum IOC melarang Afrika Selatan dan Rhodesia
untuk berpartisipasi karena rezim Apartheid mereka. Selandia Baru juga salah satu alasan
pemboikotan Afrika, sebab tim nasional rugbi mereka yang telah bertandang ke Afrika Selatan
untuk bertanding juga diperbolehkan ikut Olimpiade. IOC mengakui kasus yang pertama, namun
menolak melarang Selandia Baru dengan alasan bahwa rugbi bukanlah bagian dari olahraga
Olimpiade.[121] Memenuhi ancaman mereka, dua puluh negara Afrika beserta Guyana dan Irak
mengundurkan diri dari Olimpiade Montreal 1976 setelah beberapa atlet mereka berlaga dalam
pertandingan.[121][122] Taiwan juga memutuskan untuk memboikot Olimpiade Montreal karena RRT
mengintimidasi panitia untuk melarang Taiwan berkompetisi menggunakan nama, bendera dan
lagu kebangsaan Republik Tiongkok.[123] Taiwan tidak berpartisipasi lagi sampai Olimpiade Los
Angeles 1984, di mana saat itu mereka berlaga di bawah nama Tiongkok Taipei serta
menggunakan bendera dan lagu kebangsaan yang baru.[124]
Pada tahun 1980 dan 1984, negara-negara penentang Perang Dingin memboikot Olimpiade di
Moskwa dan Los Angeles. Enam puluh lima negara menolak untuk berpartisipasi
dalam Olimpiade Moskwa 1980 karena invasi Soviet ke Afghanistan. Pemboikotan ini
mengurangi jumlah negara yang berpartisipasi menjadi 81 negara, jumlah terendah sejak tahun
1956. Amerika Serikat juga mengancam akan memboikot Olimpiade di Moskwa jika pasukan
Soviet tidak segera mundur dari Afghanistan, dan boikot tersebut akhirnya terjadi pada tanggal
21 Maret 1980[125] Empat tahun kemudian, Uni Soviet dan negara-negara Blok
Timur (kecuali Rumania) juga memboikot balik Olimpiade Los Angeles 1984, dengan alasan
bahwa mereka tidak bisa menjamin keselamatan atlet mereka. Tanggal 8 Mei 1984, Uni Soviet
mengeluarkan pernyataan pemboikotan yang berisi bahwa pemboikotan disebabkan oleh
sentimen "anti-Soviet" yang muncul di AS pada saat itu.[126] Negara-negara Blok Timur yang
memboikot Olimpiade Los Angeles kemudian menggelar pertandingan mereka sendiri yang
bernama Pertandingan Persahabatan pada bulan Juli dan Agustus 1984.[127][128]
Beberapa ancaman pemboikotan juga terjadi dalam Olimpiade Beijing 2008 sebagai protes
terhadap catatan Hak Asasi Manusia Tiongkok mengenai kekerasan yang dilakukan oleh
pemerintah RRT terhadap etnis Tibet, meskipun pada akhirnya tidak satupun negara yang
melakukan pemboikotan dalam Olimpiade Beijing 2008.[129][130] Pada bulan Agustus 2008,
pemerintah Georgia menyatakan boikot terhadap Olimpiade Musim Dingin Sochi
2014 di Rusia sebagai bentuk protes atas keterlibatan Rusia dalam Perang Ossetia Selatan
tahun 2008.[131][132]
Pada bulan Februari 2011, Iran mengancam akan memboikot Olimpiade London 2012 karena
tampilan logo London 2012 yang tampak mengeja kata "Zion".[133] Iran mengirimkan keluhannya
kepada Komite Olimpiade Internasional, sambil menyatakan logo ini "rasis" dan meminta logo
tersebut ditarik dan desainernya "dikecam". IOC "diam-diam" menolak permintaan tersebut, dan
Iran pada akhirnya mengumumkan bahwa mereka tidak jadi memboikot ajang tersebut.[134]
Politik[sunting | sunting sumber]

Ibolya Csak, atlet Yahudi Hongaria yang meraih medali emas dalam Olimpiade Berlin 1936.

Tommie Smith dan John Carlos memberikan "salam kulit hitam" di podium pada Olimpiade Mexico City
1968.

Sejak awal, Olimpiade telah digunakan sebagai ajang untuk mempromosikan ideologi
politik. Nazi memanfaatkan Olimpiade Berlin 1936 sebagai propaganda untuk menunjukkan pada
dunia bahwa Partai Sosialis Nasionalis itu baik hati dan cinta damai, meskipun pada
kenyataannya mereka memanfaatkan Olimpiade untuk menunjukkan superioritas bangsa
Arya.[135] Jerman dengan superioritas bangsa Arya-nya memang menjadi negara yang paling
sukses dalam Olimpiade Berlin 1936, namun patut dicatat, kemenangan paling gemilang pada
saat itu justru diraih oleh seorang atlet keturunan Afrika-Amerika bernama Jesse Owens, yang
meraih 4 medali emas dan Ibolya Csák; seorang atlet Yahudi asal Hongaria.[136] Uni Soviet tidak
berpartisipasi sampai Olimpiade Helsinki 1952. Sebaliknya, sejak tahun tahun 1928, Soviet
menyelenggarakan ajang olahraga internasional sendiri bernama Spartakiad. Selama masa-
masa perang tahun 1920-an dan 1930-an, organisasi komunis dan sosialis di beberapa negara,
termasuk Amerika Serikat, berusaha menentang apa yang mereka sebut sebagai "Olimpiade
Borjuis" dengan menyelenggarakan ajang tandingan bernama Olimpiade
Pekerja.[137][138] Dalam Olimpiade Melbourne 1956, Uni Soviet berjaya dan muncul sebagai negara
adidaya baru dalam dunia olahraga. Uni Soviet memanfaatkan publisitas yang muncul karena
memenangkan Olimpiade dengan menyebarkan ideologi politiknya.[139] Beberapa atlet secara
individu juga telah memanfaatkan Olimpiade untuk mempromosikan agenda politik mereka.
Dalam Olimpiade Mexico City 1968, dua orang atlet atletik Amerika Serikat, Tommie Smith dan
John Carlos, yang memenangkan tempat pertama dan ketiga dalam lari 200 meter, mengangkat
tangan dan memberikan hormat yang diartikan sebagai salam orang kulit hitam (black power
salute) di atas podium kemenangan. Runner-up saat itu, Peter Norman dari Australia
mengenakan lencana bertuliskan "Proyek Olimpiade untuk Hak Asasi Manusia" untuk
menunjukkan dukungannya pada Smith dan Carlos. Atas hal ini, Presiden IOC saat itu, Avery
Brundage mengeluarkan dan mencabut gelar juara mereka karena salam rasis dan berbau
politik tidak diperbolehkan dalam Olimpiade. Namun insiden ini mempunyai pengaruh kuat ke
media.[140]
Baru-baru ini, dikabarkan bahwa pemerintah Iran mengambil langkah untuk menghindari segala
macam bentuk pertandingan dengan atlet asal Israel. Seorang atlet judo asal Iran, Arash
Miresmaeli, menolak untuk bertanding dengan atlet Israel dalam Olimpiade Athena 2004.
Walaupun kemudian ia di diskualifikasi karena kelebihan berat badan, Miresmaeli malah
dianugerahi hadiah uang sebesar $125.000 oleh pemerintah Iran, jumlah yang dibayarkan
kepada semua atlet peraih medali emas di Iran. Miresmaeli dibebaskan dari tuduhan sengaja
menghindari pertandingan oleh panitia namun tetap saja penerimaan hadiah uang tersebut
menimbulkan kecurigaan.[141]
Penggunaan obat-obatan PED[sunting | sunting sumber]
Pada awal abad ke-20, para atlet Olimpiade mulai menggunakan Obat-obatan Peningkat
Kinerja (Performance Enhancing Drugs/PED) untuk meningkatkan kemampuan atletik mereka.
Sebagai contoh, pemenang maraton dalam Olimpiade St. Louis 1904; Thomas Hicks diberikan
strychnine dan brendi oleh pelatihnya.[142] Kematian yang disebabkan oleh penggunaan obat-
obatan terjadi dalam Olimpiade Roma 1960. Saat pertandingan balap sepeda, atlet
sepeda Denmark; Knud Enemark Jensen jatuh dari sepedanya dan meninggal. Otopsi
menemukan bahwa saat bertanding ia berada di bawah pengaruh amfetamin.[143] Atas peristiwa
ini, IOC melarang penggunaan PED dalam Olimpiade.[144]
Atlet Olimpiade pertama yang dites positif menggunakan PED adalah Hans-Gunnar Liljenwall,
seorang pelari Swedia dalam Olimpiade Mexico City 1968. Dia kehilangan medali perunggunya
setelah terbukti positif menggunakan alkohol selama pertandingan.[145] Penggunaan PED dalam
Olimpiade yang paling dipublikasikan adalah Ben Johnson, seorang pelari cepat Kanada yang
memenangkan lari 100 meter dalam Olimpiade Seoul 1988, namun Johnson dinyatakan positif
menggunakan stanozolol. Medali emasnya kemudian dicabut dan diberikan kepada runner-
up; Carl Lewis.[146]
Pada tahun 1999, IOC mengambil inisiatif untuk berjuang dengan lebih terorganisir melawan
penggunaan PED dengan membentuk World Anti-Doping Agency (WADA). Ada peningkatan
tajam jumlah atlet yang positif menggunakan PED dalam tes yang dilakukan pada Olimpiade
Sydney 2000 dan Olimpiade Musim Dingin Salt Lake City 2002. Beberapa peraih medali dalam
cabang angkat besi dan ski lintas alam didiskualifikasi karena menggunakan PED.
Dalam Olimpiade Musim Dingin Turin 2006, hanya satu atlet yang terbukti positif menggunakan
PED. IOC membentuk rejimen pengujian obat-obatan (sekarang dikenal dengan Standar
Olimpiade) yang menetapkan kadar obat-obatan yang diizinkan bagi para
atlet.[147] Dalam Olimpiade Beijing 2008, sekitar 3.667 atlet diuji oleh IOC di bawah naungan
WADA. Pengujian ini meliputi tes urin dan tes darah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa hanya
tiga atlet yang terbukti menggunakan PED.[143][148]
Larangan Rusia dari Olimpiade Musim Dingin 2018[sunting | sunting sumber]
Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengumumkan bahwa Rusia dilarang
mengikuti Olimpiade Musim Dingin 2018, yang akan diselenggarakan di Pyeongchang, Korea
Selatan, karena masalah doping pada tanggal Selasa, 6 Desember 2017
IOC telah membekukan Komite Olimpiade Rusia, namun para atlet Rusia masih akan
diperbolehkan untuk berkompetisi di Olimpiade Musim Dingin 2018 asal mereka
menggunakan seragam "Atlet Olimpiade dari Rusia" (bahasa Inggris: The Olympic Athletes from
Russia) di bawah Bendera Olimpiade, dan Lagu Olimpiade akan dimainkan dalam upacara.
Diskriminasi gender[sunting | sunting sumber]
Charlotte Cooper dari Britania Raya, atlet wanita pertama yang meraih medali dalam Olimpiade Paris
1900.

Atlet wanita pertama kalinya diijinkan untuk ikut serta dalam Olimpiade Paris 1900, namun
dalam Olimpiade Barcelona 1992, sekitar tiga puluh lima negara masih mengirimkan semua
kontingen pria ke Olimpiade.[149] Jumlah ini turun pesat selama tahun-tahun berikutnya. Pada
tahun 1996, Lita Fariman adalah atlet wanita pertama yang mewakili Iran dalam Olimpiade lewat
cabang olahraga menembak.[150] Dalam Olimpiade Sidney 2000, Bahrain mengirimkan dua atlet
wanita untuk pertama kalinya ke ajang Olimpiade: Fatema Hameed Gerashi dan Mariam
Mohamed Hadi Al Hilli.[151] Tahun 2004, Robina Muqim Yaar dan Friba Razayee mencatatkan diri
sebagai atlet wanita pertama yang berlaga mewakili Afganistan dalam ajang
Olimpiade.[152] Empat tahun berikutnya, Uni Emirat Arab juga mengirim atlet wanita ke Olimpiade
Beijing untuk pertama kalinya: Maitha Al Maktoum (taekwondo) dan Latifa Al Maktoum
(berkuda).[153]
Hingga tahun 2010, tercatat tiga negara yang sama sekali belum pernah mengirimkan atlet
wanita ke ajang Olimpiade. Negara-negara tersebut adalah: Brunei, Arab Saudi dan Qatar.
Brunei cuma pernah berpartisipasi dalam tiga perayaan Olimpiade, itupun dengan jumlah atlet
yang sangat sedikit. Arab Saudi dan Qatar telah berpartisipasi dalam banyak ajang dan tetap
konsisten mengirim kontingen pria ke Olimpiade. Tahun 2010, Komite Olimpiade
Internasional menyatakan akan "menekan" negara-negara tersebut untuk memperbolehkan dan
memfasilitasi keikutsertaan atlet-atlet wanita dalam Olimpiade London 2012. Anita DeFrantz,
ketua Komisi Perempuan IOC menyarankan agar negara-negara yang mencegah keikutsertaan
atlet-atlet wanita supaya dilarang untuk mengikuti Olimpiade. Tak lama kemudian, Komite
Olimpiade Qatar mengumumkan bahwa mereka akan mengirim empat atlet wanita dari
cabang menembak dan anggar pada Olimpiade London 2012. Di Arab Saudi, hukum nasional di
negara tersebut secara eksplisit memang melarang wanita untuk berlaga dalam Olimpiade.[154][155]
Pada bulan Juni 2012, secara mengejutkan Kedutaan Arab Saudi di London mengumumkan
akan mengirimkan atlet wanita untuk berkompetisi dalam ajang Olimpiade 2012 untuk pertama
kalinya. Brunei juga mengumumkan kalau mereka akan mengirimkan atlet wanitanya ke ajang
Olimpiade yang mulai berlangsung pada tanggal 27 Juli 2012 di London, Inggris.[156] Pada
akhirnya, Arab Saudi mengirim dua atlet wanita ke London (Wodjan Ali Seraj Abdulrahim
Shahrkhani; judo dan Sarah Attar; lari 800-meter); Qatar 4 atlet dan Brunei satu (Maziah
Mahusin; rintangan 400m).[157] Dengan demikian, Olimpiade London 2012 menjadi Olimpiade
pertama di mana kesemua negara peserta mengikutsertakan atlet perempuan dalam
kontingennya.[158]
Cabang olahraga pada Olimpiade yang menampilkan pria dan wanita berlaga secara bersamaan
adalah berkuda. Tidak ada istilah "olahraga wanita" atau "olahraga pria" dalam Olimpiade.
Meskipun demikian, pada tahun 2008 cabang olahraga yang diperlombakan untuk atlet pria
masih lebih banyak dibanding atlet wanita. Dengan penambahan cabang tinju wanita dalam
Olimpiade London 2012, diharapkan para atlet wanita akan dapat bersaing di semua cabang
olahraga yang sama dengan para atlet pria.[159]
Kekerasan[sunting | sunting sumber]

Monumen peringatan Peristiwa München.

Tiga ajang Olimpiade tidak dirayakan karena peperangan: tahun 1916, Olimpiade dibatalkan
karena Perang Dunia I, sedangkan Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin tahun 1940 dan
1944 tidak dirayakan karena Perang Dunia II. Perang Ossetia
Selatan antara Rusia dan Georgia meletus pada hari pertama pembukaan Olimpiade Beijing
2008. Presiden Amerika Serikat, George W. Bush dan Perdana Menteri Rusia, Vladimir
Putin sama-sama menghadiri pembukaan Olimpiade saat itu dan saling mengobrol tentang
konflik tersebut pada acara jamuan makan malam yang diadakan oleh Presiden RRT, Hu
Jintao.[160] Saat Nino Salukvadze dari Georgia memenangkan medali perunggu dari
cabang menembak, dia berdiri di podium kemenangan berdampingan dengan Natalia Paderina,
atlet menembak dari Rusia yang meraih medali perak. Dari apa yang dipublikasikan oleh media,
dikabarkan kalau Salukvadze dan Paderina saling memeluk di podium setelah upacara
penyerahan medali berakhir.[161]
Terorisme juga pernah menghantui penyelenggaraan Olimpiade. Dalam Olimpiade München
1972 di Jerman, sekelompok teroris dari Palestinian Black September berhasil memasuki kamp
atlet Israel lalu menyandera dan membunuh 11 atlet Israel beserta seorang polisi Jerman.
Tragedi tersebut dikenal sebagai Peristiwa München. Atas peristiwa ini, penyelenggaraan
Olimpiade saat itu dijeda untuk memberi penghormatan pada para korban dan kemudian
dilanjutkan kembali.[162] Dalam Olimpiade Atlanta 1996 di Amerika Serikat, sebuah bom
diledakkan di Centennial Olympic Park, menewaskan 2 orang dan melukai 111 lainnya.
Pengeboman tersebut di gembongi oleh Eric Robert Rudolph, seorang teroris domestik Amerika
yang kemudian dijatuhi hukuman seumur hidup atas perbuatannya.[163] Tingkat pengamanan
dalam perayaan Olimpiade juga semakin diperketat setelah terjadinya serangan 11 September
2001.[164]

Pemenang dan medali[sunting | sunting sumber]


Informasi lebih lanjut: Daftar perolehan medali Olimpiade sepanjang masa
Atlet atau tim yang berhasil menempati posisi pertama, kedua dan ketiga dalam Olimpiade
masing-masing dianugerahi sebuah medali. Pemenang pertama dianugerahi medali emas, yang
betul-betul terbuat dari emas murni sampai Olimpiade Stockholm 1912, setelah itu terbuat dari
perak berlapis emas sampai sekarang. Setiap medali emas harus mengandung setidaknya enam
gram emas murni.[165] Runner-up atau juara kedua dianugerahi medali perak dan juara ketiga
mendapatkan medali perunggu. Dalam cabang olahraga yang memakai sistem
gugur (terutama tinju), tempat ketiga biasanya tidak ditentukan dan kedua semifinalis akan
mendapatkan medali perunggu. Dalam Olimpiade Athena 1896, hanya medali perak dan
perunggu yang diberikan. Format tiga medali ini baru diperkenalkan dalam Olimpiade St. Louis
1904.[166] Sejak Olimpiade London 1948, urutan keempat, kelima, dan keenam diberi sertifikat,
yang selanjutnya dikenal sebagai diploma kemenangan. Kemudian, dalam Olimpiade Los
Angeles 1984, urutan ketujuh dan kedelapan juga diberi diploma kemenangan. Dalam Olimpiade
Athena 2004, penerima medali emas, perak dan perunggu juga dikalungkan bunga zaitun.[167]
Berikut ini merupakan atlet-atlet peraih medali terbanyak berdasarkan perolehan medali emas
sepanjang sejarah penyelenggaraan Olimpiade:

Cabang
Atlet Periode Total
olahraga

Michael Phelps Renang 2004–2016 23 3 2 28

Larisa Latynina Senam artistik 1956–1964 9 5 4 18

Paavo Nurmi Atletik 1920–1928 9 3 – 12

Mark Spitz Renang 1968–1972 9 1 1 11

Carl Lewis Atletik 1984–1996 9 1 – 10

Marit Bjørgen Ski lintas alam 2002–2018 8 4 3 15

Ole Einar Biathlon 1998–2014 8 4 1 13


Bjørndalen

Bjørn Dæhlie Ski lintas alam 1992–1998 8 4 – 12

Birgit Fischer Dayung 1980–2004 8 4 – 12

Sawao Kato Senam artistik 1968–1976 8 3 1 12

Jenny Thompson Renang 1992–2004 8 3 1 12

Sumber: Situs resmi Olimpiade[168]


Mengenai perolehan medali, IOC memang tidak mengakui
urutan global berdasarkan negara, tabulasi medali ditampilkan
sekadar untuk informasi saja. Lebih lanjut, hasil-hasil yang
ditampilkan merupakan hasil resmi dan diambil dari "Laporan
Resmi" - sebuah dokumen yang diterbitkan untuk setiap
Olimpiade oleh Komite Organisasi. Namun untuk Olimpiade-
Olimpiade mula-mula hingga Olimpiade Antwerpen 1920,
terdapat kesulitan dalam menghitung jumlah medali per negara,
karena banyak tim yang mengikutsertakan atlet dari negara-
negara lainnya. Tabulasi medali berdasarkan negara ini
bersumber dari jumlah medali emas yang diperoleh, dengan
medali emas mendapat prioritas lebih tinggi dari perak dan
perunggu. Kemenangan beregu dianggap sebagai satu medali
saja.[169] Dengan mengacu kepada data yang dirilis oleh Komite
Olimpiade Internasional, berikut ini adalah sepuluh negara
dengan perolehan medali emas terbanyak sepanjang sejarah
penyelenggaraan Olimpiade (hingga tahun 2014), baik Musim
Panas maupun Musim Dingin:

Jumlah
Peringkat Negara Olimpiade Total Sumber
yang diikuti

[170]
1 Amerika Serikat 50 1127 907 793 2827

[171]
2 Uni Soviet 18 473 376 355 1204

[172]
3 Jerman 28 283 282 290 855

[173]
4 Britania Raya 51 274 299 310 883

[174]
5 Prancis 51 248 276 316 840

[175]
6 Italia 50 246 214 241 701

[176]
7 RRT 21 237 195 176 608

[177]
8 Swedia 50 202 216 234 652

[178]
9 Rusia 12 195 163 188 546

[179]
10 Jerman Timur 11 192 165 162 519

...

[2]
61 Indonesia 15 7 13 12 32

Bekas negara
Kota dan negara tuan
rumah[sunting | sunting sumber]

Peta lokasi Olimpiade Musim Panas. Negara-negara yang


telah menjadi tuan rumah Olimpiade sebanyak satu kali
ditandai dengan warna hijau, lebih dari sekali ditandai dengan
warna biru.

Peta lokasi Olimpiade Musim Dingin. Negara-negara yang


telah menjadi tuan rumah Olimpiade sebanyak satu kali
ditandai dengan warna hijau, lebih dari sekali ditandai dengan
warna biru.

Kota tuan rumah untuk Olimpiade biasanya dipilih tujuh


tahun menjelang perayaan Olimpiade.[180] Proses seleksi
dilakukan dalam dua tahap yang memakan waktu dua
tahun. Calon kota tuan rumah mengajukan proposal ke
NOC di negaranya. Jika terdapat lebih dari satu kota dari
negara yang sama mengajukan proposal ke NOC nya,
maka NOC di negara tersebut biasanya menggunakan
seleksi internal, karena hanya satu kota per NOC yang
dapat diajukan ke IOC sebagai nominasi kota tuan rumah.
Setelah batas waktu pengajuan proposal kepada NOC
tercapai, tahap pertama (aplikasi) dimulai dengan kota-kota
pemohon diminta untuk mengisi kuesioner tentang kriteria
utama yang terkait dengan penyelenggaraan
Olimpiade.[181] Dalam tahap ini, kota pemohon harus
memberikan jaminan bahwa mereka akan mematuhi
Piagam Olimpiade dan peraturan lainnya yang ditetapkan
oleh IOC.[180] Kuesioner yang telah diisi oleh kota pemohon
di evaluasi oleh kelompok khusus yang ditugaskan oleh
IOC. Dari hasil evaluasi ini, Dewan Eksekutif IOC memilih
kota kandidat yang akan dilanjutkan ke tahap
pencalonan.[181]
Setelah kota-kota kandidat tuan rumah Olimpiade terpilih,
mereka akan di analisis oleh Komisi Evaluasi. Komisi ini
akan mengunjungi kota-kota kandidat, mewawancarai
pejabat setempat dan memeriksa tempat-tempat yang
prospektif. Selama proses wawancara, kota kandidat juga
harus menjamin bahwa mereka sanggup untuk mendanai
Olimpiade. Berikutnya, Komisi Evaluasi melaporkan hasil
analisisnya pada IOC sebulan sebelum keputusan akhir
diputuskan.[180] Setelah tugas Komisi Evaluasi selesai, daftar
calon dipresentasikan dalam sidang umum IOC. Sidang
umum ini diselenggarakan di suatu negara yang tidak
memiliki kota kandidat dalam pencalonan. Para anggota
IOC memberikan masing-masing satu suara untuk memilih
kota tuan rumah Olimpiade. Setelah terpilih, kota tuan
rumah beserta NOC nya akan menandatangani kontrak
dengan IOC dan secara resmi dinobatkan sebagai kota tuan
rumah penyelenggara Olimpiade.[180]
Hingga tahun 2016, Olimpiade telah diselenggarakan oleh
44 kota di 23 negara, namun sebagian besarnya adalah
kota-kota di Eropa dan Amerika Utara. Kota-kota di luar itu
yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade terhitung hanya
delapan kota. Sejak Olimpiade Seoul 1988 di Korea
Selatan, Olimpiade telah diselenggarakan
di Asia dan Oseania sebanyak empat kali, meningkat tajam
dibandingkan dengan 92 tahun sebelumnya (cuma dua
kota). Rio de Janeiro menjadi kota pertama di Amerika
Selatan yang menjadi kota penyelenggara Olimpiade
(2016). Sedangkan kota-kota di Afrika tidak ada yang
berhasil lolos ke tahap pencalonan.[181]
Amerika Serikat telah menyelenggarakan empat Olimpiade
Musim Panas dan empat Olimpiade Musim Dingin, paling
banyak dibanding negara lain. Britania Raya telah menjadi
tuan rumah dua Olimpiade Musim Panas, dan menjadi tuan
rumah yang ketiga kalinya pada Olimpiade London
2012. Jerman, Australia, Prancis dan Yunani adalah
negara-negara yang telah menjadi tuan rumah Olimpiade
Musim Panas sebanyak dua kali. Di antara kota-kota tuan
rumah, hanya Los Angeles, Paris, Athena dan London yang
pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas lebih
dari sekali (masing-masing dua kali). Dengan
diselenggarakannya Olimpiade Musim Panas 2012 di
London, kota ini memegang rekor baru sebagai satu-
satunya kota yang telah menyelenggarakan Olimpiade
Musim Panas sebanyak tiga kali.
Mengenai Olimpiade Musim Dingin, Prancis telah menjadi
tuan rumah untuk tiga Olimpiade,
sementara Swiss, Austria, Norwegia, Jepang dan Italia telah
menyelenggarakan dua kali Olimpiade. Olimpiade Musim
Dingin terakhir diadakan di Vancouver, Kanada, menjadi
Olimpiade Musim Dingin kedua dan ketiga secara
keseluruhan yang diselenggarakan di Kanada. Olimpiade
Musim Dingin berikutnya akan diselenggarakan untuk
pertama kalinya di Rusia pada tahun 2014.
Olimpiade Musim Panas Olimpiade Musim Dingin
Tahu Tahu Perayaa
Logo Perayaan Tuan rumah Logo Tuan rumah
n n n
Kota Negara Kota Negara

1896 Ke-I Athena


Yunani

1900 Ke-II Paris


Prancis

1904 Ke-III St. Louis Amerika


Serikat
Olimpiad
e
1906 Interkala Athena
(Tidak Yunani
resmi)

1908 Ke-IV London Britania


Raya

1912 Ke-V Stockholm


Swedia

Olimpiade ke-VI dibatalkan karena Perang Dunia I

- 1916 Ke-VI Berlin


Kekaisara
n Jerman

1920 Ke-VII Antwerpen


Belgia
Awal penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin

1924 Ke-VIII Paris 1924 Ke-I Chamonix


Prancis Prancis

Amsterda
1928 Ke-IX 1928 Ke-II St. Moritz
m
Belanda Swiss

Los
1932 Ke-X Amerika 1932 Ke-III Lake Placid Amerika
Angeles
Serikat Serikat

Garmisch-
1936 Ke-XI Berlin Jerman 1936 Ke-IV Partenkirche Jerman
Nazi n Nazi
Olimpiade Musim Panas dan Musim Dingin tahun 1940 dan 1944 dibatalkan karena Perang Dunia II

- 1940 Ke-XII Tokyo - 1940 Sapporo


Jepang Jepang
Cortina
- 1944 Ke-XIII London Britania - 1944
d'Ampezzo
Raya Italia

1948 Ke-XIV London Britania 1948 Ke-V St. Moritz


Raya Swiss

1952 Ke-XV Helsinki 1952 Ke-VI Oslo


Finlandia Norwegia

Cortina
1956 Ke-XVI Melbourne 1956 Ke-VII
Australia d'Ampezzo
Italia

Squaw
1960 Ke-XVII Roma 1960 Ke-VIII Amerika
Valley
Italia Serikat

1964 Ke-XVIII Tokyo 1964 Ke-IX Innsbruck


Jepang Austria

Mexico
1968 Ke-XIX 1968 Ke-X Grenoble
City Mexico Prancis

1972 Ke-XX München Jerman 1972 Ke-XI Sapporo


Barat Jepang

35px 1976 Ke-XXI Montreal 1976 Ke-XII Innsbruck


Kanada Austria

1980 Ke-XXII Moskow - 1980 Ke-XIII Lake Placid Amerika


Uni Soviet
Serikat

Los
1984 Ke-XXIII Amerika 1984 Ke-XIV Sarajevo Yugoslavi
Angeles
Serikat a

1988 Ke-XXIV Seoul 1988 Ke-XV Calgary


Korea Kanada
Selatan

1992 Ke-XXV Barcelona 1992 Ke-XVI Albertville


Spanyol Prancis
Olimpiade Musim Dingin ke-XVII dan seterusnya diselenggarakan dua tahun berselang dari Olimpiade Musim Panas

35px 1996 Ke-XXVI Atlanta Amerika 1994 Ke-XVII Lillehammer


Serikat Norwegia

Ke-
35px 2000 Sydney 1998 Ke-XVIII Nagano
XXVII Australia Jepang
Ke- Salt Lake
35px 2004 Athena 2002 Ke-XIX Amerika
XXVIII City
Yunani Serikat

35px 2008 Ke-XXIX Beijing 35px 2006 Ke-XX Turin


RRT Italia

35px 2012 Ke-XXX London Britania 35px 2010 Ke-XXI Vancouver


Kanada
Raya

Rio de
2016 Ke-XXXI 2014 Ke-XXII Sochi
Janeiro
Brasil Rusia

Ke-
2020 Tokyo 2018 Ke-XXIII Pyeongchang
XXXII Korea
Jepang
Selatan

Ke-
2024 Paris 2022 Ke-XXIV Beijing
XXXIII
Prancis RRT

Milan
Ke- Los
2028 Amerika 2026 Ke-XXV Cortina
XXXIV Angeles
Serikat d'Ampezzo Italia

Sumber: Encyclopædia Britannica.[182]

Partisipasi Indonesia[sunting | sunting


sumber]
Artikel utama: Indonesia pada Olimpiade

Kontingen Olimpiade Indonesia dalam Olimpiade Melbourne 1956.

Indonesia pertama kali berpartisipasi dalam Olimpiade


Helsinki 1952 di Finlandia. Setelah itu Indonesia sempat
dua kali tidak ikut Olimpiade yaitu pada Olimpiade Tokyo
1964 dan Olimpiade Moskwa 1980 karena boikot
sehubungan dengan perang Soviet-Afganistan. Sejak awal
keikutsertaannya, tercatat Indonesia sudah mengumpulkan
total 27 medali, dengan rincian: 6 medali emas, 10 medali
perak dan 11 medali perunggu.[2] Berikut pencapaian
Indonesia selama mengikuti Olimpiade:
Mia Audina (kiri) dan Susi Susanti (kanan), saat meraih medali
perak dan perunggu dalam Olimpiade Musim Panas 1996.

 Olimpiade Seoul 1988: Atlet Indonesia meraih medali


untuk pertama kalinya, yaitu ketika Nurfitriyana
Saiman, Kusuma Wardhani, dan Lilies
Handayani meraih medali perak dalam cabang panahan
beregu putri.[2]
 Olimpiade Barcelona 1992: Medali emas pertama
Indonesia diraih oleh Susi Susanti (bulu tangkis tunggal
putri) dan Alan Budikusuma (bulu tangkis tunggal
putra). Sedangkan medali perak diraih oleh Ardi B.
Wiranata (bulu tangkis tunggal putra) dan Eddy
Hartono-Rudy Gunawan (bulu tangkis ganda putra),
disusul oleh Hermawan Susanto (bulu tangkis tunggal
putra) yang meraih medali perunggu.[2]
 Olimpiade Atlanta 1996: Indonesia meraih 1 emas, 1
perak dan 2 perunggu. Semua medali untuk kontingen
Indonesia dipersembahkan oleh tim bulu tangkis,
dengan rincian medali emas diraih oleh: Rexy Mainaky-
Ricky Subagja (ganda putra), medali perak: Mia
Audina (tunggal puteri); medali perunggu: Susi Susanti
(tunggal putri) dan Denny Kantono-Antonius B.
Ariantho (ganda putra).[2]
 Olimpiade Sydney 2000: Indonesia meraih 1 emas, 3
perak dan 2 perunggu. Emas diraih oleh: Tony
Gunawan-Chandra Wijaya (bulu tangkis ganda putra),
medali perak diraih oleh: Hendrawan (bulu tangkis
tunggal putra), Tri Kusharjanto-Minarti Timur (bulu
tangkis ganda campuran) dan Raema Lisa
Rumbewas (angkat berat putri 48 kg). Sedangkan
medali perunggu diraih oleh: Sri Indriyani (angkat berat
putri 48 kg) dan Winarni (angkat berat putri 53 kg).[2]
 Olimpiade Athena 2004: Indonesia meraih 1 emas dan
2 perunggu. Emas: Taufik Hidayat (bulu tangkis tunggal
putra), perunggu: Soni Dwi Kuncoro (bulu tangkis
tunggal putra) dan Flandy Limpele-Eng Hian (bulu
tangkis ganda putra).[2]
 Olimpiade Beijing 2008: Indonesia mendapatkan emas
pertama melalui cabang bulu tangkis lewat pasangan
ganda putra Markis Kido-Hendra Setiawan. Sedangkan
medali perak diraih oleh Nova Widianto-Lilyana
Natsir (bulu tangkis ganda campuran), sementara itu
medali perunggu diraih oleh Maria Kristin Yulianti (bulu
tangkis tunggal putri), Eko Yuli Irawan (angkat besi
288 kg) dan Triyatno (angkat besi 298 kg).[2]
Pada Olimpiade London 2012, Indonesia mengirimkan 22
atlet, dengan rincian sembilan atlet berasal dari cabang bulu
tangkis, kemudian diikuti oleh cabang angkat besi sebanyak
enam atlet. Sementara cabang atletik meloloskan dua atlet.
Sedangkan anggar, panahan, renang, judo dan menembak
masing-masing meloloskan satu atlet.[183] Jumlah atlet kali ini
lebih sedikit dibanding kontingen yang dikirim pada
Olimpiade Beijing 2008. Di mana pada saat itu, Indonesia
mengirimkan 24 orang atlet.[184][185] Dalam ajang ini,
Indonesia berhasil meraih satu medali perak dan satu
medali perunggu, di mana keduanya dipersembahkan oleh
atlet dari cabang angkat besi (Triyatno; perak dan Eko Yuli
Irawan; perunggu).
Pada Olimpiade Rio 2016, Indonesia mengirimkan 28 atlet
yang terdiri dari cabang bulu tangkis, atletik, panahan,
dayung, angkat besi, balap sepeda dan renang.[186]
Olimpiade Rio 2016: Indonesia mendapatkan emas pertama
melalui cabang bulu tangkis lewat pasangan ganda
campuran Tantowi Ahmad-Liliyana Natsir. Sedangkan
medali perak diraih oleh Eko Yuli Irawan (angkat besi
318 kg) dan Sri Wahyuni Agustiani (angkat besi 200 kg).[187]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]


 Ajang olahraga

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ "French and English are the official languages for the
Olympic Games." Diakses pada 7 Juli 2012
2. ^ a b c d e f g h i "Indonesia on Olympics". olympic.org.
Diakses tanggal 7 August 2012.
3. ^ Swaddling, Judith (2000). The Ancient Olympic
Games (edisi ke-2). Austin: University of Texas Press.
hlm. 54. ISBN 0-292-70373-2. OCLC 10759486. Diakses
tanggal 6 June 2009.
4. ^ Young (2004), hal. 12
5. ^ Pausanias, "Elis 1", VII, hal. 7, 9, 10; Pindar, "Olympian
10", hal. 24–77
6. ^ Richardson (1997), hal. 227
7. ^ Young (2004), hal. 12–13
8. ^ Golden (2009), hal. 24
9. ^ Pausanias, "Elis 1", VII, hal. 9; Pindar, "Olympian 10",
hal. 24–77
10. ^ "Olympic Games" (registration required). Encyclopædia
Britannica. Diakses tanggal 29 April 2009.
11. ^ Spivey (2004), hal. 229–230
12. ^ Burkert (1983), hal. 95
13. ^ Swadling (1999), hal. 90–93
14. ^ Olympic Museum, "The Olympic Games in Antiquity",
hal. 2
15. ^ However, Theodosius' decree contains no specific
reference to Olympia (Crowther (2007), hal. 54).
16. ^ Crowther (2007), hal. 54
17. ^ a b "Histoire et évolution des Jeux
olympiques". Potentiel (dalam bahasa French). 2005.
Diakses tanggal 31 January 2009.
18. ^ Young (2004), hal. 144
19. ^ a b c d e f g h i j k l Young (1996)
20. ^ Matthews, George R. (2005). America's first Olympics:
the St. Louis games of 1904. University of Missouri
Press. ISBN 978-0-8262-1588-8.
21. ^ Ingomar Weiler (2004). The predecessors of the
Olympic movement, and Pierre de Coubertin European
Review, Vol. 12, No. 3, Cambridge University Press
22. ^ Craig Reedie, Jim Parry, Vassil Girginov (2005). The
Olympic Games Explained: A Student Guide to the
Evolution of the Modern Olympic Games.
Routledge. ISBN 978-0-415-34604-7. Diakses tanggal 3
July 2012.
23. ^ "Much Wenlock & the Olympian Connection". Wenlock
Olympian Society. Diarsipkan dari versi aslitanggal 23
January 2009. Diakses tanggal 31 January2009.
24. ^ a b "Rugby School motivated founder of
Games". Reuters. SI.com. 8 July 2004. Diakses tanggal 4
February2009.
25. ^ Coubertin, Philemon, Politis & Anninos (1897), Part 2,
hal. 8
26. ^ "Athens 1896". The International Olympic Committee.
Diakses tanggal 8 February 2010.
27. ^ Memoire sure le conflit entre la Grece et la Roumanie
concernant l'affaire Zappa – Athens 1893, by F. Martens
28. ^ L'affaire Zappa – Paris 1894, by G. Streit
29. ^ BBCIndonesia - Dari masa ke masa: Kekuatan
Olimpiade Diakses 5 Juli 2012
30. ^ "St. Louis 1904 — Overview". ESPN. Diakses
tanggal 31 January 2009.
31. ^ "1906 Olympics mark 10th anniversary of the Olympic
revival". Canadian Broadcasting Centre. 28 May 2008.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 June 2008. Diakses
tanggal 31 January 2009.
32. ^ a b c "Chamonix 1924". International Olympic
Committee. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 August
2008. Diakses tanggal 31 January 2009.
33. ^ "Winter Olympics History". Utah Athletic Foundation.
Diakses tanggal 31 January 2009.
34. ^ "History of the Paralympics". BBC Sport. 4 September
2008. Diakses tanggal 2 February 2009.
35. ^ "History of the Paralympic Games". Government of
Canada. Diakses tanggal 7 April 2010.
36. ^ IPC-IOC Co-operation "IPC-IOC Cooperation" Periksa
nilai |url= (bantuan). International Paralympic
Committee. Diakses tanggal 3 May 2010.
37. ^ Gibson, Owen (4 May 2010). "Sainsbury's announces
sponsorship of 2012 Paralympics". The Guardian.
London.
38. ^ "Rogge wants Youth Olympic Games". BBC Sport. 19
March 2007. Diakses tanggal 2 February 2009.
39. ^ Rice, John (5 July 2007). "IOC approves Youth
Olympics; first set for 2010". USA Today. Associated
Press. Diakses tanggal 2 February 2009.
40. ^ "Innsbruck is the host city for the first Winter Youth
Olympic Games". The Vancouver Organizing Committee
for the 2010 Olympic and Paralympic Winter Games. 12
December 2008. Diarsipkan dari versi aslitanggal 10
June 2009. Diakses tanggal 30 March 2009.
41. ^ "IOC to Introduce Youth Olympic Games in 2010".
CRIenglish.com. 25 April 2007. Diakses tanggal 29
January 2009.
42. ^ "IOC session: A "go" for Youth Olympic Games".
International Olympic Committee. 5 July 2007. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 21 August 2008. Diakses tanggal 2
February 2009.
43. ^ Wade, Stephen (25 April 2007). "No kidding: Teens to
get Youth Olympic Games". USA Today. Diakses
tanggal 27 August 2008.
44. ^ Michaelis, Vicky (5 July 2007). "IOC votes to start
Youth Olympics in 2010". USA Today. Diakses tanggal 2
February 2009.
45. ^ a b c "IOC Factsheet" (PDF). International Olympic
Committee. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29
April 2011. Diakses tanggal 2 February 2009.
46. ^ "Turin 2006". International Olympic Committee.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 August 2008.
Diakses tanggal 26 August 2008.
47. ^ "Beijing to build convenient Olympic village". The
Beijing Organizing Committee for the Games of the XXIX
Olympiad. Diakses tanggal 4 May 2009.
48. ^ "Olympic Charter". International Olympic Committee.
hlm. 61. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 April
2009. Diakses tanggal 29 April 2009.
49. ^ Freedom for Catalonia?: Catalan Nationalism, Spanish
Identity and the Barcelona Olympic Games (Cambridge
Cultural Social Sciences) (9780521586153): John
Hargreaves: Books. Amazon.com. Retrieved on 2009-10-
24.
50. ^ Gibraltar Olympic Committee Diakses 5 Juli 2012
51. ^ Article: Miss Tahiti 2003 stripped of her title. |
AccessMyLibrary - Promoting library advocacy.
AccessMyLibrary (2005-06-03). Retrieved on 2009-10-
24.
52. ^ SportingPulse Homepage for Niue Island Sports
Association and National Olympic Committee.
Sportingpulse.com. Retrieved on 2009-10-24.
53. ^ Olympic Committee of Kosovo - Wikipedia, the free
encyclopedia. En.wikipedia.org (2009-08-29). Retrieved
on 2009-10-24.
54. ^ somaliland olympic Diakses 5 Juli 2012
55. ^ About the NOC Diakses 5 Juli 2012
56. ^ Kurdistan Olympic Committee becomes an
issuekurdishglobe. Diakses 5 Juli 2012
57. ^ Inscrits Defenitiu conference 2008 Diakses 5 Juli 2012
58. ^ Turkish Cypriots to Stage Human Rights Protest in
Brussels Embargoed.org. Diakses 4 Juli 2012
59. ^ The ABC Republic: Abkhazia Attempts to Invent Itself -
SPIEGEL ONLINE - News - International. Spiegel.de.
Retrieved on 2009-10-24.
60. ^ The Faroese Confederation of Sports and Olympic
Committee isf.fo. Diakses 12 Juni 2012
61. ^ CANOC Members Diakses 12 Juni 2012
62. ^ "The Olympic Movement". International Olympic
Committee. Diakses tanggal 2 May 2009.
63. ^ "Roles and responsibilities during the Olympic
Games" (PDF). International Olympic Committee.
February 2008. hlm. 1–2. Diarsipkan dari versi
asli(PDF) tanggal 29 April 2011. Diakses tanggal 2
May 2009.
64. ^ "For the Good of the Athletes". The Beijing Organizing
Committee for the Games of the XXIX Olympiad. 31
October 2007. Diakses tanggal 4 February 2009.
65. ^ Olympic Charter (2007), Rule 24, hal. 53.
66. ^ Maraniss (2008), hal. 52–60
67. ^ Maraniss (2008), hal. 60–69
68. ^ "Samaranch Defends Nominating Son for IOC Post".
CBC Sports. 18 May 2001. Diarsipkan dari versi
aslitanggal 5 December 2008. Diakses tanggal 4
February2009.
69. ^ Riding, Alan (30 June 1992). "Olympics:Barcelona
Profile; Samaranch, Under the Gun Shoots Back". New
York Times. Diakses tanggal 30 January 2009.
70. ^ Abrahamson, Alan (6 December 2003). "Judge Drops
Olympic Bid Case". Los Angeles Times. Diakses
tanggal 21 March 2009.
71. ^ Rowlatt, Justin (29 July 2004). "Buying the Games".
BBC. Diakses tanggal 16 April 2009.
72. ^ Zinser, Lynn (7 July 2005). "London Wins 2012
Olympics New York Lags". The New York Times.
Diakses tanggal 4 February 2009.
73. ^ "Paris Mayor Slams London Tactics". Sportinglife.com.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 May 2012. Diakses
tanggal 4 February 2009.
74. ^ Berkes, Howard (7 February 2006). "How Turin got the
Games". National Public Radio. Diakses tanggal 4
February 2009.
75. ^ a b c d e f Cooper-Chen (2005), hal. 231
76. ^ a b c d e "Issues of the Olympic Games". Olympic Primer.
LA84 Foundation of Los Angeles. Diakses tanggal 30
March 2009.
77. ^ a b c Buchanon & Mallon (2006), hal. ci
78. ^ a b Findling & Pelle (2000), hal. 209
79. ^ Slack (2004), hal. 194
80. ^ "Berlin 1936". International Olympic Committee.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 August 2008.
Diakses tanggal 31 March 2009.
81. ^ "Cortina d'Ampezzo". International Olympic Committee.
Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 August 2008.
Diakses tanggal 31 March 2009.
82. ^ a b c Slack (2004), hal. 192
83. ^ Gershon (2000), hal. 17
84. ^ Whannel, G. (1984) The television spectacular In A.
Tomlinson & G. Whannel (Eds.), Five-ring circus (hal.
30–43). London: Pluto Press
85. ^ Tomlinson (2005), hal. 14
86. ^ "World Series TV ratings slump". CBS News.
Associated Press. 27 October 2000. Diakses tanggal 4
May 2009.
87. ^ Walters, Walters (2 October 2000). "All fall
down". Sports Illustrated. Time Inc. Diarsipkan dari versi
aslitanggal 29 April 2011. Diakses tanggal 2 April 2009.
88. ^ a b Carter, Bill; Sandomir, Richard (17 August 2008). "A
Surprise Winner at the Olympic Games in Beijing:
NBC". The New York Times. NYTimes.com. Diakses
tanggal 2 April 2009.
89. ^ Slack (2004), hal. 16–18
90. ^ a b Slack (2004), hal. 17
91. ^ Woods (2007), hal. 146
92. ^ a b c d e f g h Flyvbjerg, Bent and Allison Stewart, 2012,
"Olympic Proportions: Cost and Cost Overrun at the
Olympics 1960–2012," Working Paper, Saïd Business
School, University of Oxford.
93. ^ [Most expensive Olympics in history: Sochi 2014
Games to cost over $50 billion "Most expensive Olympics
in history: Sochi 2014 Games to cost over $50
billion"]Periksa nilai |url= (bantuan). Russia Today.
Diakses tanggal 5 December 2013.
94. ^ "Sochi 2014: the costliest Olympics yet but where has
all the money gone?". The Guardian. Diakses tanggal 5
December 2013.
95. ^ "The cost of the Beijing Olympics". The Guardian.
London. July 28, 2008. Diakses tanggal June 5, 2009.
96. ^ a b c "The Olympic Symbols". International Olympic
Committee. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26
April 2009. Diakses tanggal 4 February 2009.
97. ^ "The Olympic flame and the torch relay". Olympic
Museum. International Olympic Committee. 2007. hlm. 6.
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 April 2009.
Diakses tanggal 4 February 2009.
98. ^ "London's Olympic 2012 mascots are revealed:
Wenlock and Mandeville unveiled as the 'faces' of the
Games". Daily Mail. 23 May 2010. Diakses tanggal 2011-
25-07.
99. ^ "The Official Mascots of the Beijing 2008 Olympic
Games". The Beijing Organizing Committee for the
Games of the XXIX Olympiad. Diakses tanggal 28
August2008.
100. ^ Farquhar, Gordon (19 May 2010). "London 2012
unveils Games mascots Wenlock & Mandeville". BBC
News. Diakses tanggal 19 May 2010.
101. ^ a b c "Fact sheet: Opening Ceremony of the Summer
Olympic Games" (PDF). International Olympic Committee.
2008. Diarsipkan dari versi asli (PDF)tanggal 29 April
2011. Diakses tanggal 14 August 2008.
102. ^ a b c "Fact sheet: Opening Ceremony of the Winter
Olympic Games". International Olympic Committee.
2008. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 April
2009. Diakses tanggal 14 August 2008.
103. ^ a b "The development of the Games – Between festival
and tradition". The Modern Olympic Games (PDF).
International Olympic Committee. hlm. 5. Diarsipkan
dari versi asli (PDF) tanggal 26 April 2009. Diakses
tanggal 29 August 2008.
104. ^ "Beijing Dazzles: Chinese History, on Parade as
Olympics Begin". Canadian Broadcasting Centre. 8
August 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August
2008. Diakses tanggal 9 September 2008.
105. ^ a b c "Olympic Closing Ceremony Protocol". New Dehli
Television. 30 August 2008. Diakses tanggal 10
September 2008.
106. ^ "Closing Ceremony". International Olympic
Committee. 31 January 2002. Diarsipkan dari versi
asli(PDF) tanggal 26 April 2009. Diakses tanggal 27
August2008.
107. ^ "The Olympic Flags and Emblem". The Vancouver
Organizing Committee for the 2010 Olympic and
Paralympic Winter Games. Diarsipkan dari versi
aslitanggal 26 April 2009. Diakses tanggal 10
February 2009.
108. ^ "Olympic Games – the Medal Ceremonies" (registration
required). Encyclopædia Britannica. Diakses tanggal 29
August 2008.
109. ^ "Symbols and Traditions". USA Today. 12 July 1999.
Diakses tanggal 29 August 2008.
110. ^ "Medal Ceremony Hostess Outfits Revealed". China
Daily. 18 July 2008. Diakses tanggal 29 August 2008.
111. ^ "Wrestling". The Beijing Organizing Committee for the
Games of the XXIX Olympiad. Diakses tanggal 25
March2009.
112. ^ a b "Sports". International Olympic Committee.
Diakses tanggal 8 February 2009.
113. ^ "Olympic Sports of the Past". International Olympic
Committee. Diakses tanggal 10 February 2009.
114. ^ "International Sports Federations". International
Olympic Committee. Diakses tanggal 8 February 2009.
115. ^ Olympic Charter (2007), hal. 87
116. ^ "Recognised Sports". International Olympic
Committee. Diakses tanggal 31 March 2009.
117. ^ a b "Factsheet: The sports on the Olympic
programme". International Olympic Committee. 2008.
Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 April 2009.
Diakses tanggal 3 July 2012.
118. ^ "Golf, rugby added for 2016 and 2020". ESPN.com.
Associated Press. 09–10–09. Diakses tanggal 09–10–09.
119. ^ a b c "Melbourne/Stockholm 1956". International
Olympic Committee. Diakses tanggal 25 July 2011.
120. ^ Krüger, Arnd (2003). The Nazi Olympics: sport,
politics and appeasement in the 1930s. University of
Illinois Press. hlm. 230. ISBN 0-252-02815-5. Diakses
tanggal 3 July 2012.
121. ^ a b "African nations boycott costly Montreal Games".
CBC Sports. 30 July 2008. Diarsipkan dari versi
aslitanggal 3 June 2008. Diakses tanggal 6
February 2009.
122. ^ Africa and the XXIst Olympiad Diakses 5 Februari
2012
123. ^ "Game playing in Montreal" (PDF). Olympic Review.
International Olympic Committee (107–108): 461–462.
1976. Diakses tanggal 7 February 2009.
124. ^ "China-Olympic History". Chinaorbit.com. Diakses
tanggal 27 August 2008.
125. ^ "Moscow 1980". International Olympic Committee.
Diakses tanggal 25 July 2011.
126. ^ Burns, John F. (9 May 1984). "Protests are Issue:
Russians Charge 'Gross Flouting' of the Ideals of the
Competition". New York Times. New York Times
Company.
127. ^ "Moscow 1980:Cold War, Cold Shoulder". Deutsche
Welle. DW-World.DE. 31 July 2008. Diakses tanggal 27
April 2009.
128. ^ "Los Angeles 1984". International Olympic
Committee. Diakses tanggal 25 July 2011.
129. ^ Australia: Calls to Boycott Beijing Olympics "Australia:
Calls to Boycott Beijing Olympics" Periksa
nilai |url=(bantuan). Inter Press Service. Diakses
tanggal 10 September 2008.
130. ^ "Diplomats Visit Tibet as EU Split on Olympic
Opening Boycott". The Economic Times. 29 March 2008.
Diakses tanggal 7 February 2008.
131. ^ Putin Faces Green Olympic Challenge: The Sochi
2014 Winter Games are threatened by a looming
international boycott, environmental concerns, and public
protests against local development, Christian Science
Monitor, Retrieved 18 August 2008.
132. ^ Bernas, Frederick (5 December 2009). "Olympic
challenge for Sochi Games". London: The Guardian.
Diakses tanggal 31 May 2011.
133. ^ "2012 London logo draws ire of
Iran". ESPN. Associated Press. 28 February 2011.
Diakses tanggal 5 March 2011.
134. ^ "London Olympics: Iran to compete despite logo
complaint", BBC, 12 March 2011
135. ^ Findling & Pelle (2004) hal. 107
136. ^ Findling & Pelle (2004) hal. 111–112
137. ^ "Spartakiads". Sovetskaya Entsiklopediya. Vol. 24
(part 1). Moscow. 1976. hlm. 286.
138. ^ Roche (2000), hal. 106
139. ^ "The USSR and Olympism" (PDF). Olympic
Review. Komite Olimpiade Internasional (84): 530–557.
1974. Diakses tanggal 4 May 2009.
140. ^ "1968: Black athletes make silent protest". BBC. 17
October 1968. Diakses tanggal 7 February 2009.
141. ^ "Iranian Judoka rewarded after snubbing Israeli".
NBC Sports. Associated Press. 8 September 2004.
Diakses tanggal 7 February 2009.
142. ^ "Tom Hicks". Sports-reference.com. Diakses
tanggal 30 January 2009.
143. ^ a b "A Brief History of Anti-Doping". World Anti-Doping
Agency. Diakses tanggal 10 September 2008.
144. ^ Begley, Sharon (7 January 2008). "The Drug
Charade". Newsweek. Diakses tanggal 27 August 2008.
145. ^ Porterfield (2008), hal. 15
146. ^ Magnay, Jacquelin (18 April 2003). "Carl Lewis's
positive test covered up". The Sydney Morning Herald.
Diakses tanggal 28 August 2008.
147. ^ Coile, Zachary (27 April 2005). "Bill Seeks to
Toughen Drug Testing in Pro Sports". The San Francisco
Chronicle. Diakses tanggal 3 September 2008.
148. ^ "Doping: 3667 athletes tested, IOC seeks action
against Halkia's coach". Express India Newspapers. 19
August 2008. Diakses tanggal 28 August 2008.
149. ^ "Bar countries that ban women athletes", Ali Al-
Ahmed, New York Times, 19 May 2008
150. ^ Henderson, John. "Iranian Olympic skier Kalhor a
pioneer", Denver Post, 27 February 2010
151. ^ "Arab women make breakthrough at Games", CNN,
23 September 2000
152. ^ "Afghan women's Olympic dream", BBC, 22 June
2004
153. ^ Wallechinsky, David (29 July 2008). "Should Saudi
Arabia be Banned from the Olympics?". Huffington Post.
154. ^ "Qatar decision to send female athletes to London
2012 increases pressure on Saudi Arabia", Inside the
Games, 1 July 2010
155. ^ "Inside Lines: Protests at 2012 if Saudis say 'no girls
allowed'", The Independent, 4 July 2010
156. ^ "Saudi Arabia to let women compete in Olympics for
first time". CNN. Diakses tanggal 25 June 2012.
157. ^ "London 2012 Olympics: Saudi Arabian women to
compete", BBC, 12 July 2012
158. ^ "Saudis to send 2 women to London, make history".
SI.com. Diakses tanggal 13 July 2012.
159. ^ "Women's boxing gains Olympic spot", British
Broadcasting Corporation, 13 August 2009
160. ^ "Bush turns attention from politics to Olympics".
MSNBC. Associated Press. 7 August 2008. Diakses
tanggal 2009=01=30.
161. ^ "Olympic Shooters Hug as their Countries do Battle".
CNN. 10 August 2008. Diakses tanggal 10 August 2008.
162. ^ "Olympic archive". Canadian Broadcasting
Corporation. Diakses tanggal 29 August 2008.
163. ^ "Olympic Park Bombing". CNN. Diakses tanggal 29
August 2008.
164. ^ "IOC on bin Laden killing: no bearing on Olympic
security". Gazettenet.com. Associated Press. 3 May
2011. Diakses tanggal 25 July 2011.
165. ^ "Medals of Beijing Olympic Games Unveiled". The
International Olympic Committee. Diakses tanggal 3
September 2008.
166. ^ "St Louis 1904". Olympic Games. Diakses tanggal 3
July 2012.
167. ^ "The Modern Olympic Games" (PDF). The Olympic
Museum. Diakses tanggal 29 August 2008.
168. ^ "RECORDS AND MEDALS GAMES OF THE
OLYMPIAD" (PDF). olympic.org. Diakses tanggal 9
May2012.
169. ^ Munro, James (25 August 2008). "Britain may aim for
third in 2012". BBC Sport. Diakses tanggal 25
August2008.
170. ^ "United States of America". olympic.org. Diakses
tanggal 17 August 2012.
171. ^ "Sovyet Union on Olympics". olympic.org. Diakses
tanggal 17 August 2012.
172. ^ "Germany". olympic.org. Diakses tanggal 17
August2012.
173. ^ "Great Britain". olympic.org. Diakses tanggal 17
August 2012.
174. ^ "France on Olympics". olympic.org. Diakses
tanggal 17 August 2012.
175. ^ "Italy". olympic.org. Diakses tanggal 17 August 2012.
176. ^ "China on Olympics". olympic.org. Diakses tanggal 17
August 2012.
177. ^ "Swedia on Olympics". olympic.org. Diakses
tanggal 17 August 2012.
178. ^ "Russia on Olympics". olympic.org. Diakses
tanggal 17 August 2012.
179. ^ "East Germany on Olympics". olympic.org. Diakses
tanggal 17 May 2012.
180. ^ a b c d "Olympic Charter" (PDF). International Olympic
Committee. hlm. 72–75. Diakses tanggal 2 April 2009.
181. ^ a b c "Choice of the host city". International Olympic
Committee. Diakses tanggal 2 April 2009.
182. ^ "Olympic Games" (registration required). Encyclopædia
Britannica. Diakses tanggal 2 April 2009.
183. ^ Daftar Atlet Indonesia di Olimpiade London
2012Kompasiana. Diakses 28 Juli 2012
184. ^ 21 Atlet Indonesia Berangkat ke Olimpiade
LondonKompas.com. Diakses 5 Juli 2012
185. ^ Indonesia kirim 21 atlet ke Olimpiade London BBC
Indonesia. Diakses 5 Juli 2012
186. ^ Tempo.Co. "Kontingen Olimpiade Indonesia Bertolak
ke Brasil Hari Ini | olahraga_lain | tempo.co". Diakses
tanggal 2016-08-09.
187. ^ Bola.com. "Klasemen Akhir Olimpiade: AS Juara,
Indonesia Peringkat 46". bola.com. Diakses
tanggal 2017-04-23.

Bibliografi[sunting | sunting sumber]


 Buchanan, Ian (2001). Historical dictionary of the Olympic
movement. Lanham: Scarecrow Presz. ISBN 978-0-8108-
4054-6.
 Burkert, Walter (1983). "Pelops at Olympia". Homo Necans.
University of California Press. ISBN 0-520-05875-5.
 Kamper, Erich (1992). The Golden Book of the Olympic
Games. Milan: Vallardi & Associati. ISBN 978-88-85202-35-1.
 Preuss, Holger (2005). The Economics of Staging the
Olympics: A Comparison of the Games 1972–2008. Edward
Elgar Publishing. ISBN 978-1-84376-893-7.
 Simson, Vyv (1992). Dishonored Games: Corruption, Money,
and Greed at the Olympics. New York: S.hal.I.
Books. ISBN 978-1-56171-199-4.
 Wallechinsky, David (2004). The Complete Book of the
Summer Olympics, Athens 2004 Edition. SportClassic
Books. ISBN 978-1-894963-32-9.
 Wallechinsky, David (2005). The Complete Book of the Winter
Olympics, Turin 2006 Edition. SportClassic Books. ISBN 978-
1-894963-45-9.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]


Wikiquote memiliki
koleksi kutipan yang
berkaitan dengan:

Olimpiade

Wikimedia Commons
memiliki media
mengenai Olympic Games.

 Situs resmi Gerakan Olimpiade


 Situs resmi Komite Olimpiade Indonesia
 Olimpiade di New York Times
 Dicolympic – Kamus Olimpiade
 Buku-buku referensi tentang Olimpiade

Ciutkan

Olimpiade
 Pemilihan tuan rumah

 Upacara

 Piagam

 Kolonialisme

 Diploma

 Negara peserta

o Musim Panas

o Musim Dingin

 Kota tuan rumah

 KOI

o KON

o Kode negara

 Medali

 Tabel medali

 Pemenang medali

 Skandal

 Medali khusus

 Olahraga

 Simbol

 Estafet obor

 Gelanggang olahraga

 Wanita

896 Athena

900 Paris

904 St. Louis

908 London

912 Stockholm
916 (n/h)

920 Antwerpen

924 Paris

928 Amsterdam

932 Los Angeles

936 Berlin

940 (n/h)
944 (n/h)

948 London
952 Helsinki
956 Melbourne

960 Roma

964 Tokyo

968 Mexico City

972 Munich

976 Montreal

980 Moskow

984 Los Angeles

988 Seoul

992 Barcelona

996 Atlanta

000 Sydney

004 Athena

008 Beijing

012 London

016 Rio de Janeiro

020 Tokyo

024 Paris

028 Los Angeles

032

924 Chamonix

928 St. Moritz

932 Lake Placid

936 Garmisch-Partenkirchen

940 (n/h)

944 (n/h)
948 St. Moritz

952 Oslo

956 Cortina

960 Squaw Valley

964 Innsbruck

968 Grenoble

972 Sapporo
976 Innsbruck
980 Lake Placid

984 Sarajevo
988 Calgary

992 Albertville

994 Lillehammer

998 Nagano

002 Salt Lake City

006 Turin

010 Vancouver

014 Sochi

018 Pyeongchang

022 Beijing

026 Milan-Cortina

 Olimpiade Kuno

 Olimpiade Interkala

o 1906

 Paralimpiade

 Olimpiade Remaja
Kategori:
 Olimpiade
 Ajang olahraga
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu

Lainnya

Pencarian
Cari Lanjut

 Halaman Utama
 Perubahan terbaru
 Peristiwa terkini
 Halaman baru
 Halaman sembarang
Komunitas
 Warung Kopi
 Portal komunitas
 Bantuan
Wikipedia
 Tentang Wikipedia
 Pancapilar
 Kebijakan
 Menyumbang
 Hubungi kami
 Bak pasir
Bagikan
 Facebook
 Twitter
Dalam proyek lain
 Wikimedia Commons
Cetak/ekspor
 Buat buku
 Unduh versi PDF
 Versi cetak
Perkakas
 Pranala balik
 Perubahan terkait
 Halaman istimewa
 Pranala permanen
 Informasi halaman
 Item di Wikidata
 Kutip halaman ini
 Pranala menurut ID
Bahasa lain
 অসমীয়া
 Bosanski
 Català
 Deutsch
 English
 Jawa
 Bahasa Melayu
 Sunda
 中文
154 lagi
Sunting interwiki
 Halaman ini terakhir diubah pada 9 Januari 2020, pukul 07.29.
 Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative
Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan
Penggunaan untuk lebih jelasnya.
 Kebijakan privasi

 Tentang Wikipedia

 Penyangkalan

 Pengembang
 Statistics

 Pernyataan kuki

 Tampilan seluler

Anda mungkin juga menyukai