Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN OLAHRAGA

NAMA KELOMPOK 4 :

1. ULPIA SUYADI
2. .MARICE ATDJAS
3. EVANDRO SANGADJY
4. ALDY SAHRIN
5. MUJAKIR SOUWAKIL
6. AJI PRATAMA NAMKATU
7. DAVID RAHAE

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik,
dan Hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah dan
Perkembangan Olahraga” ini.

Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah, tidak lain adalah untuk memenuhi tugas
Asas dan Filsafat penjas yang telah ditugaskan kepada saya oleh yang terhormat bpk dan ibu ,
sehingga saya dan para pembaca sekalian dapat mengetahui sejarah dan perkembangan olahraga
dari masa ke masa.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada bpak dan ibu yang telah membimbing. Serta
kepada orangtua yang telah memberi dukungan baik secara moril dan materiil, dan pihak –pihak
lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, sudilah kiranya
para pembaca memberikan kritik dan saran sehingga isi makalah ini dapat menjadi lebih baik.
Saya mohon maaf yang sebesar – besarnya apabila ada kesalahan penulisan atau kata – kata yang
kurang berkenan dalam karya tulis ilmiah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat serta wawasan bagi siapa saja yang memerlukannya di masa yang akan
datang.

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perkembangan olahraga dan pendidikan jasmani di Indonesia dapat dikatakan sudah


berkembang sebagaimana mestinya. Perkembangan jaman yang semakain maju menuntut
bangsa Indonesia untuk melakukan suatu perubahan termasuk perubahan pada dunia
olahraga dan pendidikan jasmani. Perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan yang
ditujukan untuk menyempurnakan apa yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan kondisi
pada masa tersebut. Perubahan yang disini juga menyangkut perbuhan pada badan yang
mengurusi perihal olahraga dan pendidikan jasmani.

Bangsa Indonesia telah banyak melakukan suatu perubahan di bidang olahraga dan
pendidikan jasmaninya. Hal ini dapat kita lihat pada sejarah olahraga dan oendidikan
jasmani mulai dari ketika Indonesia merdeka sampai saat sekarang ini. Mulai dari sistem,
pemerintahan, dan badan-badan yang menangani bidang olahraga dan pendidikan jasmani.
Perubahan tersebut sudah tidak mengacu lagi pada hal yang dilakukan oleh penjajah bangsa
Indonesia, tetapi telah merupakan perubahan yang berasal dari pemikiran r akyat Indonesia
sendiri

BAB II

Pembahasan

2.1 Definisi Olahraga

Sebelum membahas lebih jauh mengenai perkembangan olahraga dari masa ke masa kita
harus mengetahui terlebih dahulu apa itu olahraga. Olahraga berdasarkan dari kata Bahasa
Inggris sport yang diserap dari Bahasa Latin disportare atau deportare dan Bahasa Itali deporte,
artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur untuk bergembira. Istilah olahraga pada
dasarnya berasal dari dua kata berbahasa Indonesia yaitu kata olah yang artinya penempaan dan
kata raga yang artinya anggota badan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
olahraga merupakan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga secara
umum adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang tersebut itulah olahraga. Untuk
mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai olahraga, berikut pengertian olahraga menurut para ahli
:

a. Suryanto Rumono, S.Si, mengemukakan bahwa olahraga merupakan setiap kegiatan yang
dilakukan untuk melatih tubuh manusia sehingga tubuh terasa lebih sehat dan kuat, baik secara
jasmaniah maupun secara rohaniah.
b. Jessica Dolland, mendefinisikan olahraga sebagai media pereda stress yang terbaik yang
pernah ada. Olahraga dapat mengalihkan pikiran manusia dari rasa khawatir dengan jalan
meredakan berbagai ketegangan otot yang ada pada tubuh.

c. Hans Tandra, mengemukakan pendapatnya mengenai olahraga adalah merupakan setiap


gerakan tubuh yang teratur dan berirama yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kebugaran tubuh pelakunya.

d. Cholik Mutoir, memberikan pendapatnya tentang olahraga yaitu bahwa olahraga adalah
proses sistematik yang terdiri atas setiap kegiatan dan usaha yang dapat membantu
perkembangan atau pun membina potensi – potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai
perorangan, atau pun anggota masyarakat. Olah raga dapat berupa permainan, pertandingan, serta
prestasi puncak di dalam pembentukan manusia yang memiliki ideologi yang seutuhnya dan
berkualitas yang didasarkan pada dasar negara dan Pancasila.

e. Seno Gumira Ajidarma, mendefinisikan olahraga merupakan sarana atau pun ajang kompetisi
untuk menjadi nomor satu.

f. Menurut Kathryn Marsden, olahraga merupakan salah satu sarana pengusir stress terbaik yang
pernah ditemukan oleh manusia

2.2 Sejarah Perkembangan Olahraga

a. Perkembangan Olahraga Dunia :

1.) Zaman Prasejarah

Banyak penemuan modern di Perancis, Afrika dan Australia pada lukisan gua dari zaman
prasejarah yang memberikan bukti kebiasaan upacara ritual. Beberapa dari bukti ini berasal dari
30.000 tahun yang lampau, berdasarkan perhitungan penanggalan karbon. Lukisan atau gambar-
gambar jaman batu ditemukan di padang pasir Libya menampilkan beberapa aktivitas, renang
dan memanah. Seni lukis itu sendiri adalah merupakan bukti pada ketertarikan pada keahlian
yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan untuk bertahan hidup, dan adalah bukti bahwa
ada waktu luang untuk dinikmati. Ini juga membuktikan aktivitas non-fungsi lain seperti ritual
dan sebagainya.

Jadi, meskipun sedikit bukti yang secara langsung mengenai olahraga dari sumber-
sumber ini, cukup beralasan untuk menyimpulkan bahwa ada beberapa aktivitas pada waktu itu
yang berkenaan dengan olahraga. Kapten Cook, saat ia pertama kali datang ke Kepulauan
Hawaii, pada tahun 1778, melaporkan bahwa penduduk asli berselancar. Masyarakat Indian
Amerika asli bergabung dalam permainan-permainan dan olahraga sebelum kedatangan orang-
orang Eropa, seperti lacrosse, beberapa jenis permainan bola, lari, dan aktivitas atletik lainnya.
Suku Maya dan Aztec yang berbudaya memainkan permainan bola dengan serius. Lapangan
yang digunakan dahulu masih digunakan sampai sekarang. Cukup beralasan untuk
menyimpulkan dari sini dan sumber-sumber bersejarah lainnya bahwa olahraga memiliki akar
yang bersumber dari kemanusiaan itu sendiri

2.) Zaman Cina Kuno

Terdapat artefak dan bangunan-bangunan yang menunjukkan bahwa orang Cina berhubungan
dengan kegiatan yang kita definisikan sebagai olahraga di awal tahun 4000 SM. Awal dan perkembangan
dari kegiatan olahraga di Cina sepertinya berhubungan dekat dengan produksi, kerja, perang, dan hiburan
pada waktu itu. Senam sepertinya merupakan olahraga yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya
sekarang juga, seperti keahlian orang Cina dalam akrobat yang terkenal secara internasional. Cina
memiliki Museum Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek tentang olahraga di Cina dan
sejarahnya

3.) Zaman Mesir Kuno

Monumen untuk Faraoh menunjukkan bahwa beberapa cabang olahraga diperhatikan


perkembangannya dan dipertandingkan secara berkala beberapa ribu tahun yang lampau,
termasuk renang dan memancing. Ini tidaklah mengejutkan mengingat pentingnya Sungai Nil
bagi kehidupan orang Mesir. Olahraga yang lain termasuk lempar lembing, loncat tinggi, dan
gulat

4.) Zaman Yunani Kuno

Banyaknya cabang olahraga sudah ada sejak jaman Kerajaan Yunani Kuno. Gulat, Lari, Tinju,
lempar lembing dan lempar cakram, dan balap kereta kuda adalah olahraga yang umum. Ini
menunjukkan bahwa kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan olahraga
mereka. Pertandingan Olimpiade diadakan setiap empat tahun sekali di Yunani. Pertandingan
tidaklah diadakan hanya sebagai acaara olahraga saja, tetapi juga sebagai perayaan untuk
kemegahan individu, kebudayaan, dan macam-macam kesenian dan juga tempat untuk
menunjukkan inovasi di bidang arsitektur dan patung. Pada dasarnya, acara ini adalah waktu
untuk bersyukur dan menyembah para Dewa-Dewa kepercayaan Yunani. Nama acara ini diambil
dari Gunung Olympus, tempat suci yang dianggap tempat hidupnya para dewa. Gencatan senjata
dinyatakan selama Pertandingan Olimpiade, seperti aksi militer dan eksekusi untuk publik
ditangguhkan. Ini dilakukan agar orang-orang dapat merayakan dengan damai dan berkompetisi
dalam suasana yang berbudaya dan saling menghargai. Olahraga pada zaman Yunani kuno
terbagi lagi menjadi :

a) Zaman Olimpiade Kuno (776 SM – 394 SM) Untuk pertama kalinya pesta olahraga
olimpiade dilangsungkan dalam tahun 776 SM sebagai penghormatan kepada dewa
Yunani, Zeus, di kota Olympia di tepi sungai Alphecis Yunani. Olimpiade Kuno ini
dilakukan setiap 4 tahun sekali. Peserta dalam olimpiade kuno hanya untuk laki-laki,
perempuan tidak diperkenankan. Pada tahun 394 SM Emperior dari Roma Theodosius
Akbar yang berkuasa waktu itu menghentikan dan melarang pertandingan-pertandingan
olimpiade Kuno tersebut

b) Zaman Olimpiade Modern (1894 M) Pada bulan Juni 1894 seorang sarjana Perancis ahli
sejarah dan Pendidikan bernama Baron Piere de Coubertin yang dilahirkan di Paris
tanggal 1 Januari 1863 mengundang dan mengumpulkan wakil-wakil dari beberapa
Negara untuk membentuk Olimpiade Modern. Maka pada tanggal 23 Juni 1894
keputusan 15 negara untuk mengadakan olimpiade gaya baru dengan agenda
pertandingan olahraga tiap 4 tahun sekali. Maka dengan ini pada tahun 1896 di Athena
(Yunani) Olimpiade Modern I di adakan kembali
b. Perkembangan Olahraga di Indonesia :

1.) Zaman Prasejarah (di Indonesia)

Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya berasal dari Hindia Belakang, kemudian
terjadilah percampuran dengan penduduk asli, kira kira pada tahun 2000 SM. Kehidupan
sehari-hari dengan bertani, beternak , berburu.Dengan membentuk kelompok-kelompok
untuk upaya mempertahankan diri, dari alam dan lingkunganya. Pembinaan fisik yang
berkembang, terutama dititikberatkan pada pembinaan fisik terhadap tantangan alam.
Pendidikan jasmani pada masa primitif adalah untuk meciptakan kekuatan dan
pengembangan kesadaran kelompok yang dilakukan oleh keluarga. Pada masa ini telah
berkembang olahraga seperti renang, dayung, lari, gulat, memainkan senjata, beladiri, dan
tari-tarian perang. Ada juga yang mengarah pada bentuk rekreasi, misalnya tari-tarian
nyanyi, drama, dan permainan-permainan

2.) Zaman Kerajaan

Pada saat Indonesia masih di pimpin para raja-raja, olahraga sudah ada. Namun tujuan
dari olahraga pada masa itu yaitu untuk ketangkasan saja, seperti olahraga beladiri
sampai memanah untuk berburu. Mereka melakukan olahraga sangat sederhana dengan
peralatan dan sarana yang alakadarnya, bahkan ada yang menceritakan bahwa setiap anak
laki-laki wajib mahir olahraga bela diri dan memanah tersebut, karena merupakan simbol
dari keperkasaan pada setiap pria. Jadi kehidupan dulu tidak mengenal yang namanya
olahraga prestasi, olahraga pendidikan, olahraga rekreasi bahkan olahraga rehabilitasi

3.) Zaman Penjajahan Belanda Belanda pertama kali mendarat di Banten pada tahun
1596, dan berhasil menguasai sebagian besar wilayah Indonesia antara tahun 1816
sampai 1942. Pada tahun 1879 ditetapkan undang-undang agrarian, dan berlaku politik
pintu terbuka. Ketika orang-orang belanda mulai memasuki wilayah Indonesia olahraga
sedikit berkembang, para bule yang awalnya hanya datang untuk berdagang sedikit
besarnya telah mempengarui bangsa pribumi begitu juga soal olahraga. Karena pada saat
itu bangsa – bangsa Eropa sudah tau banyak tentang olahraga secara mereka banyak
mempunyai ilmuan-ilmuan yang hebat. Lama kelamaan Belanda mulai berkuasa dan
memerintah Indonesia, mereka banyak membawa budaya baru untuk masyarakat
pribumi. Akibat kekuasaan Belanda banyak budaya lokal yang tersingkirkan, namun
sebagian orang ada yang tetap mempertahankan budaya lokal tersebut. Setelah Belanda
memerintah Indonesia mereka banyak membawa tentara sebagai bentuk pertahanan dan
memperluas kekuasan. Seiring kedatangan para tentara tersebut olahraga mulai masuk
kedalam lingkungan militer dan berkembang pesat. Dalam buku yang berjudul Sejarah
dan Filsafat Olahraga yang ditulis oleh dosen FPOK-UPI (2010) di jelaskan : “ Pada
permulaan abad ke 19, masuk dan berkembang olahraga sistem jerman yang diciptakan
oleh John Friedrich Guts Muths (1759-1835) di negara Belanda”. Dengan penjelasan di
atas secara otomatis olahraga sistem Jerman mulai masuk juga ke Indonesia karena pada
saat itu posisi belanda sedang memerintah. Sistem Jerman yang dibawa oleh orang
Belanda mulai berkembang di Indonesia bahkan tidak hanya di lingkungan militer saja
akan tetapi berkembang juga dalam lingkungan sekolah dan masyarakat selain itu,
diajarkan pula bentuk latihan jasmani, yaitu atletik, senam, kasti, bola baker, sepakbola,
dan bola tangan. Sering dipertandingkan nomer-nomer lari, jalan, lempar, lompat, panca
lomba dan dasa lomba. Tahun-tahun penting berdirinya organisasi olahraga pada masa
penjajahan, yaitu :

a) Tahun 1930 : PSSI terbentuk di Yogyakarta, dengan ketua Ir.Suratin

b) Tahun 1936 : PELTI berdiri di Semarang, ketua Dr. Boentaran.


c) Tahun 1938 : ISI (Ikatan Sport Indonesia) berdiri di Jakarta ketua Soetardjo H.
Adikusumo

d) Tahun 1940 : PBKSI berdiri di Jakarta, ketua Mr. Roesli

e) Tahun 1938 dan 1942 : Dilaksanakan kongres Dan Pekan Olahraga di Solo dan Jakarta
Sejak saat itu belanda mulai membawa perubahan banyak dalam sistem olahraga
Indonesia

4.) Zaman Penjajahan Jepang

Setelah pemerintahan belanda berpindah ke tangan Jepang, olahraga di Indonesia mulai


berubah. Orang-orang Jepang mulai memperkenalkan olahraga-olahraga yang ada di negara
Jepang, seperti Judo, Sumo, Kendo, dan Karate. Dengan cepat olahraga yang dibawa Jepang
mulai berkembang diberbagai kalangan yang ada di Indonesia. Tujuan Pendidikan Jasmani pada
masa ini adalah untuk membentuk manusia yang setia pada Jepang dan memiliki kemampuan
perang. Latihan-latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan keberanian dan kedisiplinan. Jepang
juga memberikan pelatihan khusus olahraga pada guru-guru sekolah supaya olahraga yang
dibawa Jepang bisa diterapkan pada siswa-siswi.

Materi yang diberikan jepang untuk sekolah diantaranya, senam pagi, baris berbaris, lari,
dan cara bertempur. Pada saat itu olahraga di indonesia sudah mulai menuju, olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi. Dengan sistem olahraga yang diberikan jepang terhadap pribumi
sangat memberikan manfaat yang berharga untuk bangsa Indonesia. Karena olahraga dijadikan
modal yang besar untuk mempertahankan diri dan melepaskan ikatan penjajahan. Pada saat itu
pemuda Indonesia sangat bersemangat melakukan kegiatan olahraga, meskipun dalam tekanan
penjajahan bahkan mereka banyak yang menguasai berbagai olahraga bela diri sehingga fisik
mereka menjadi lebih baik. Ketika kota Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh sekutu, Jepang pun
menjadi negara tidak berdaya dan akhirnya menyerah kepada sekutu. Dengan keadaan itu rakyat
Indonesia memanfaatkanya untuk terlepas dari penjajahan, dengan bermodalkan kemampuan
olahraga dan peralatan seadanya, mereka berhasil mengusir Jepang dari tanah air Indonesia.
Secara otomatis pada saat itu rakyat Indonesia sangat kuat terutama mengenai fisik

5.) Zaman Pasca Kemerdekaan dan Orde Lama

Setelah bangsa Indonesia mencapai kemerdekan lembaran-lembaran barupun mulai


dibuka, segera bergegas meninggalkan memori yang pahit, begitu pula dengan olahraga. Melalui
olahraga pemerintah saat itu mulai bergerak cepat menyelenggarakan latihan-latihan dan
rehabilitasi fisik serta mental pasca penjajahan. Pada saat ini Indonesia sudah mulai mengenal
olahraga rehabilitasi menjadikan kemajuan yang sangat besar dalam dunia olahraga. Sebelum
kemerdekan bangsa Indonesia tidak bisa leluasa dalam melakukan kegiatan olahraga karena
mereka dalam genggaman para penjajah. Setelah pemerintah Indonesia mempunyai kekuasaan
sendiri ditanah air tercinta, mereka segera mengatur keorganisasian olahraga yaitu dengan
berdirinya Inpeksi Pendidikan Jasmani (ISI) dibawah naungan Kementrian Pendidikan
Pengajaran dimana lembaga ini bertugas merencanakan dan melaksanakan kepengurusan dalam
bidang olahraga.

Proklamasi Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan pintu
gerbang terbukanya bangsa Indonesia dari penjajah. Peristiwa monumental tersebut merupakan
babak baru dalam sejarah perkembangan negara Indonesia tercinta ini, termasuk babak baru
dalam perkembangan olahraga Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Pendidikan dan Pengajaran, mempropagandakan penyelenggaraan latihanlatihan dan rehabilitasi
fisik dan mental yang telah rusak selama penjajahan kolonial Belanda dan Jepang.
Penyelenggaraan olahraga di sekolah-sekolah mulai digalakan. Di setiap provinsi diusahakan
pembentukan inspeksi-inspeksi pendidikan jasmani, antara lain : Sumatera Utara, Sumatera
Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Solo, dan Jawa Timur. Beberapa peristiwa yang
menandai perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan antara lain sebagai berikut

a) Tanggal 19 Agustus 1945, tanggal terbentuknya kabinet yang pertama, dalam


Kementerian Pendidikan dan Pengajaran di adakan suatu lembaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan urusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu
inspeksi pendidikan jasmani adalah organisasi di bawah jawatan Pengajaran. Olahraga di
masyarakat diurus oleh lembaga dibawah jawatan Pendidikan Masyarakat. Kementerian
Pendidikan dan Pengajaran dalam pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan
pengembangan fisik antara lain melakukan :

(a) penyelenggaraan latihan-latihan di kalangan pemuda Indonesia untuk mencapai dan


memperoleh kondisi badan yang prima juga persiapan memasuki angkatan perang yang
pada waktu itu sangat diperlukan;

(b) mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental bangsa Indonesia agar dapat berperan
serta dalam forum Internasional.

b) Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu


(Inggris) masuk ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang
bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata
sebagai ketua umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri
bersama-sama Djawa Iku Kai (pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga
republik Indonesia (PORI). Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena
gangguan tentara Belanda, PORI hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Soemono
sekertaris PORI di jalan Purwosari. Pada bulan Januari 1947 diadakan Kongres darurat
PORI dan terpilih sebagai ketua, Mr. Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua
Soemali Prawirosoedirjo, sebagai sekertaris Soemono

c) Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan
Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekertarsi menteri Drs. Karnadi, PORI dapat
mengembangkan organisasinya antara lain : (a) pembangunan kembali cabang-cabang
olahraga yang tersebar dan bercerai berai. (b) Membentuk organisasi induk cabang
olahraga yang belum tersusun, (c) Menerbitkan majalah “Pendidikan Djasmani” dengan
simbol obor menyala dan lima gelang, (d) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke
satu. Pada malam peresmian PORI bulan Januari 1947, Presiden Soekarno sekaligus
melantik KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, wakil ketua adalah drg. Koesmargono dan Soemali
Prawirodirjo. KORI mempunyai tugas menangani masalah keolahragaan yang ada
kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI dibentuk karena Indonesia ingin ikut Olympic
Games 1948 (namun karena persiapan para atlet itu tidak memadai, pengiriman ke
London tidak jadi). PORI kemudian membentuk badan-badan (sekarang disebut induk
cabang olahraga). Yang ada pada waktu itu adalah cabang olahraga sepak bola, basket,
atletik, bola keranjang, panahan, tenis, bulutangkis, pencak silat, dan gerak jalan.
Keuangan PORI dan KORI diperoleh dari subsidi pemerintah yang disalurkan melalui
Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi militer Belanda 21 Juni 1947 – 17
Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal 2 – 3 Mei 1948, PORI
mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Walikota Solo (Syamsurizal), PON I
dapat diselenggarakan pada 9 – 14 September 1948 dengan lancar, meskipun suasana
politk meruncing kembali.

d) Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo adalah pekan olahraga yang sangat
berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi bangsa
Indonesia yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON perjuangan, PON
penyebar semangat dan sekaligus PON persatuan. 17 Setelah keamanan negara pulih
kembali pada akhir tahun 1949 dan ketenangan bangsa Indonesia tercapai, maka gerakan
olahraga yang telah terhenti itu digerakan kembali dan dikembangkan. Bekal konsep-
konsep yang telah dirintis dan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dijadikan titik
tolak untuk mengembangkan olahraga dan menetapkan sistem pembinaan keolahragaan
di Indonesia, yaitu sebagai berikut : (a) Keolahragaan di lingkungan sekolah dibina
langsung oleh pemerintah; (b) Keolahragaan di lingkungan masyarakat dibina oleh
masyarakat sendiri, dengan bimbingan dan pengawasan oleh pemerintah; (c)
Keolahragaan di lingkungan sekolah pelaksanaan, pengaturan, pengurusan dan
pembinaan langsung dipegang oleh pemerintah, yaitu di tugaskan kepada Kementerian
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Inspeksi
Pusat Pendidikan Jasmani. Keolahragaan di lingkungan sekolah ini masih tetap diberi
nama Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan unsur dan alat pendidikan
untuk menyiapkan dan membentuk manusia yang harmonis antara pertumbuhan jasmani
dan perkembangan rohaninya. Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu dan
prestasi olahraga bangsa Indonesia, pendidikan jasmani hanya merupakan dasar dan
pencarian bibit yang akan dikembangkan lebih lanjut dalam lingkungan masyarakat nanti
Tujuan Pendidikan Jasmani ini dikuatkan dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1950, tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan
Pengajaran di SekolahSekolah. Undang-Undang tersebut berbunyi sebagai berikut :
“Pendidikan Jasmani yang menuju kepada keselarasan antar tumbuhnya badan dan
perkembangan jiwa merupakan suatu upaya untuk membuat bangsa Indonesia menjadi
bangsa yang sehat dan kuat lahir bathin, diberikan di segala jenis sekolah” Untuk
melaksanakan tujuan olahraga di lingkungan sekolah ini pemerintah telah menetapkan
bahwa pendidikan jasmani tetap merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah-sekolah
mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Cabang-cabang olahraga yang
diberikan di sekolah itu terdiri atas : senam, atletik, permainan, dan renang dengan
disesuaikan dengan keadaan fasilitas yang tersedia Sebagai pendorong bagi pelajaran
untuk giat melaksanakan pendidikan jasmani dan olahraga, serta sebagai alat pengontrol
bagi guru dan pemerintah tentang hasil pelajarannya, maka pemerintah menentukan
adanya dua jenis kegiatan, yaitu :

(a) Ujian Ketangkasan Olahraga bagi Pelajar ;

(b) Perlombaan Olahraga antar sekolah. Oleh karena tumbuhnya sekolahsekolah tidak
seimbang dengan tersedianyatenaga-tenaga guru, khususnya guru-guru 18 pendidikan
jasmani maka pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk membuka sekolah-
sekolah dan kursus-kursus yang menyiapkan tenaga-tenaga guru pendidikan jasmani baik
untuk sekolah rakyat, sekola lanjutan maupun perguruan tinggi. Sampai dengan tahun
1957 seluruh Indonesia telah memiliki :

(1) enam buah SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang menyiap guru-guru
pendidikan jasmani untuk sekolah rakyat;

(2) tujuh buah kursus B1 Pendidikan Djasmani, yang menyiapkan guru-guru untuk
sekolah lanjutan pertama

(3) sebuah kursus B2 Pendidikan Djasmani, yang menyiapkan guru-guru Pendidikan


Djasmani untuk sekolah lanjutan atas;

(4) dua buah Fakultas Pendidikan Djasmani, sampai tingkat Sarjana Muda dan sarjana
yang menyiapkan ahli-ahli dan guru-guru pendidikan jasmani di sekolah-sekolah, dengan
mengadakan kursus-kursus singkat. Untuk mendorong semangat belajar para pelajar
dalam bidang keolahragaan dan untuk usaha meningkatkan mutu prestasi olahraga di
kalangan pelajar, telah diadakan puncak-puncak kegiatan olahraga di kalangan sekolah
lanjutan dalam bentuk Pancalomba. Pancalomba yang pertama di adakan di Semarang
(1952) dan Pancalomba yang kedua diadakan di Surabaya pada tahun 1954. Disamping
upaya peningkatan kondisi fisik dan mental bangsa Indonesia, juga ditingkatkan mutu
prestasi olahraga, terutama di forum Internasional. Indonesia kemudian dapat mengikuti
Olimpiade XVI di Melbourne tahun 1956 dan Olimpiade XVII di Itali. Usaha-usaha di
bidang olahraga di Indonesia tidaklah mengecewakan bahkan dunia Internasional
mengakui akan kemajuan dan perkembangan olahraga di Indonesia, sehingga negara-
negara Asia menaruh kepercayaan terhadap Indonesia untuk menyelenggarakan
perhelatan akbar Asian Games ke IV pada tahun 1962. Pada tahun 1962 dengan
Keputusan Presiden Nomor 131 Tahun 1962 dibentuk Departemen Olahraga yang diberi
tugas pokok untuk mengatur, mengkoordinasikan, mengawasi, membimbing dan dimana
perlu menyelenggarakan :

e) Semua kegiatan dan usaha olahraga, termasuk pendidikan jasmani di sekolah-sekolah


rendah maupun perguruan tinggi di seluruh tanah air

f) Pendidikan tenaga-tenaga ahli olahraga, seperti guru olahraga, pelatih, dan


tenagatenaga ahli olahraga lainnya yang diperlukan oleh Departemen Olahraga

g) Pembangunan, penggunaan dan pemeliharaan lapangan-lapangan dan


bangunanbangunan olahraga di seluruh tanah air 19

h) Pembangunan industri nasional alat-alat olahraga dan atau mengimpor alat-alat


olahraga serta pengedaran dan penggunaannya di dalam masyarakat

i) Pengiriman olahragawan dan tim olahraga serta ahli-ahli olahraga Indonesia atau tim
olahraga serta ahli olahraga dari luar negeri ke Indonesia

j) Pendidikan atau riset di bidang olahraga dan penyelenggaraan usaha-usaha di bidang


sport medicine

k) Persiapan-persiapan dan penyelenggaraan Asian Games IV di Jakarta

l) Kegiatan usaha-usaha lain di bidang olahraga baik yang bersifat nasional maupun
internasional

Dengan dibentuknya Departemen Olahraga, maka Jawatan Pendidikan Jasmani yang ada
pada waktu itu sebagai aparat pemerintah dilebur dan dimasukan dalam Departemen
Olahraga.

Tahun 1961-1963 merupakan masa id mana olahraga Indonesia dapat menunjukan


kemampuannya di lingkungan olahraga Internasional. Setelah Indonesia diberi
kepercayaan untuk menyelenggarakan Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta maka
terbitlah Kepres No. 79 Tahun 1961 tanggal 28 Februari 1961 sebagai bentuk tanggung
jawab terhadap venue Asian Games

6.) Masa Orde Baru

Zaman Orde Baru merupakan babak baru dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia.
Demikian juga terhadap perkembangan olahraga Indonesia. Beberapa peristiwa keolahragaan
yang menandai zaman Orde baru ini antara lain diilustrasikan sebagai berikut

a) Departemen olahraga dibubarkan pada Tahun 1966 dan setelah itu olahraga
diusahakan dikembalikan kepada proporsi dan fungsi yang sebenarnya yaitu merupakan
kewajiban kegiatan manusia yang mutlak diperlukan dalam kehidupannya sesuai dengan
kodrat Illahi serta merupakan salah satu sarana untuk mencapai cita-cita hidup yang
sesuai dengan falsafah yang dianutnya. Tujuan olahraga pada fase ini adalah untuk
mengambil bagian dalam pembangunan dan modernisasi bangsa dan negara dengan
segala aspek-aspeknya, memelihara persatuan dan untuk mencapai cita-cita membentuk
manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan seperti tercantum dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Sistem pembinaan olahraga di Indonesia diatur sebagai
berikut :

I. Pemerintah tetap sebagai penanggung jawab terhadap olahraga / gerakan


olahraga Indonesia dengan memberikan keleluasaan terhadap rakyat untuk
ikut turut serta dalam pembinaan olahraga / gerakan olahraga.
II. Dengan ketentuan ini maka terdapat Badan Pembina Olahraga / gerakan
olahraga yang berstatus swasta
III. Adanya kesatuan falsafah dan pengertian yang sama tentang olahraga,
secara adanya kesatuan pimpinan dan kesatuan usah

c) Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (TAPM No. II/ MPR/1983, Bab IV) mengenai
pendidikan disebutkan “Pendidikan Jasmani dan Olahraga mungkin perlu ditingkatkan
dan dimasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohami bagi setiap
anggota masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan usaha-usaha pembinaan dan
peningkatan prestasi dalam berbagai cabang olahraga. Sesuai dengan kedudukan, tugas
pokok dan tata kerja Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) maka pada Tahun
1984 telah dihasilkan beberapa langkah dalam membenahi kembali keolahragaan di
Indonesia, antara lain :

I. Keputusan Presiden No. 17/1974 mengenai Jam Krida Olahraga Pegawai Negeri
Sipil, anggota karyawan Badan Usaha dan Badan milik Negara, karyawan
perusahaan dan Bank milik Daerah, pelajar dan mahasiswa diselenggarakan hari
jumat selama 30 menit.
II. Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 9 September 1984
maka diselenggarakan kegiatan olahraga di seluruh tanah air sebagai acara
memperingati Hari Olahraga Nasional.

III. Pemerintah memperbarui Kepres No. 57 Tahun 1967 dengan kepres No. 43
Tahun 1984 mengenai kedudukan dan tugas Komite Olahraga Nasional (KONI).
d. Olahraga profesional juga ditata kembali. Peraturan Pemerintah No.63 Tahun
1971 diperbaharui dengan Kepres No. 18/1984

7.) Masa Reformasi – Sekarang

Pada masa Reformasi tahun 2000, Kantor Menpora dibubarkan dan sebagai gantinya, instansi
yang langsung menangani olahraga saat ini dilaksanakan oleh lembaga setingkat direktorat
jendral yaitu Direktorat Jenderal Olahraga
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dengan perubahan yang dilakukan bangsa Indonesia pada olahraga dan pendidikan
jasmani inilah yang akhirnya menjadikan Indonesia dapat mengikuti perhelatan olahraga
internasional seperti Olimpiade dan Asian Games. Disamping itu, Indonesia juga telah mulai
intensif dalam mengembangkan kemampuan para atlitnya. Indonesia pun akhirnya oleh negara
lain dipandang sebagai negara yang olaharaganya meningkat dengan pesat dan implikasinya,
Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Asian Games IV. Selain dapat menggelar event
internasional, Indonesia juga telah mulai merintis event olahraga tingkat nasional seperti PON
(Pekan Olahraga Nasional yang mana ditujukan untuk mencari para atlit berprestasi yang akan
diikutsertakan pada event internasional.

Perkembangan olahraga di Indonesia dalam perspektif sejarah akan memberikan


pelajaran penting bagaimana sejerah perkembangan olahraga Indonesia, sejak zaman raja-raja
sebelum penjajahan sampai sekarang akan dapat memberikan pemahaman tentang ragam
fenomena keolahragaan dalam konteks kekinian dan perkembangan olahraga untuk konteks masa
depan

Anda mungkin juga menyukai