Anda di halaman 1dari 1

Otobiografi Marcelinus Davi Ayustiyantono

Usia : 20 tahun

“Aku adalah seorang laki-laki remaja menginjak masa dewasa yang dilahirkan di Bantul, 20
Agustus 2000. Aku adalah anak pertama dari hasil pernikahan seorang ayah bernama Maryanto dan
seorang ibu bernama Yustina Sarini. Aku berasal dari keluarga Katholik yang kental dengan budaya Jawa.
Aku memiliki satu adik laki-laki bernama Ferdinandus Penta Kustianto dan satu adik perempuan
bernama Maria Linda Swastantri. Aku adalah anak pertama di keluargaku. Aku tinggal di dusun Kanutan,
desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Keluargaku memiliki kehidupan
ekonomi menengah, semua kebutuhan sebatas tercukupi.

Sejak kecil aku sudah suka bergaul dan menjalin relasi dengan banyak orang. Hanya saja
perasaan minder sering menyelimuti aku ketika hendak memulai percakapan. Sejak dulu aku lebih suka
mengamati orang, baru setelah aku paham akan minat dari seseorang untuk berkomunikasi aku akan
aktif untuk berkomunikasi. Ketika aku kecil, kakak perempuanku (anak dari budheku yang kini sudah
lusus S1 Psikologi Sanata Dharma) lebih sering menjadi teman bermainku. Sehingga kemampuanku
untuk vocal atau berbicara lebih baik ketimbang saudaraku yang lain.

Pergaulanku waktu masih usia anak-anak masih sangat terjaga. Maksudnya, aku belum
mengenal yang dinamakan kenakalan yang tidak bisa ditoleransi. Kenakalanku paling cuman nyuri buah
milik tetangga, nyuri ikan di kolam desa, main bola sampai larut malam, dan nyuri ayam tetangga, tidak
seperti anak-anak jaman sekarang yang sudah mengenal seksualitas, tawuran, dan sebagainya. Dulu aku
dan teman-temanku juga sering ke sawah sekedar untuk main layang-layang dan mencari ikan. Sungguh
masa-masa indah waktu itu.

Setelah beranjak remaja, pergaulanku menjadi lebih random. Aku bertemu dengan rupa-rupa
manusia yang berbeda. Latarbelakang dari temanku juga berbeda-beda, baik dari segi sosial, budaya,
dan agama. Dengan itu aku menjadi lebih membuka mata akan

Anda mungkin juga menyukai