Anda di halaman 1dari 17

PEMBIMBING : DR. BAMBANG SUPRIADI, SP.

O LE H
K AH ER NALIANI B
F AB 11 8 0 3 4

ATEROSKLEROSIS
SMF NEUROLOGI RSUD dr. Doris Sylvanus
2019
DEFINISI
Aterosklerosis  Vaskuler arteriosclerotic, Berasal dari bahasa Yunani : Athero
(yang berarti bubur atau pasta) & Sklerosis (indurasi dan pengerasan).
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil
yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag,
leukosit, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya
yang terbentuk di dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya
ke tunika media
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah
akibat timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan
menghambat aliran darah.
EPIDEMIOLOGI
•Prevalensi aterosklerosis pada arteri meningkat sesuai dengan pertambahan usia, maka tidak
mengherankan jika stroke pada dewasa muda yang disebabkan oleh arterosklerosis lebih banyak terjadi
pada usia > 30 tahun.
•Arterosklerosis diperkirakan menjadi penyebab stroke 7%-27% pada pasien berusia kurang dari 50 tahun.
•Di Amerika Serikat, aterosklerosis merupakan penyebab kematian yang utama meskipun prevalensi
arterosklerosis sudah mengalami penurunan 33% kerana perubahan pola makan, tingkat kesadaran dan
kemajuan teknologi kedokteran dan pengobatan.
•Peningkatan kejadian arterosklerosis di Asia Tenggara didominasi oleh hiperlipidemia sebagai faktor
risiko utama aterosklerosis.
•Di Indonesia dalam satu tahun tedapat 500.000 kasus baru dan 125.000 meniggal dunia akibat
arterosklerosis. Prevalensi hiperlipidemia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008
tercatat sebesar 35,1%. Kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 35,9%. Semakin tinggi prevalensi
hiperlipidemia, maka akan semakin meningkat insiden arterosklerosis yang berdampak terhadap
kematian.
FAKTOR RESIKO ATEROSKLEROSIS
TIDAK DAPAT DIMODIFIKASI DAPAT DIMODIFIKASI

Usia (>40 th)  Mayor


 Hiperlipidemia (LDL,VDL)
Jenis kelamin (laki>)  Hipertensi
Riwayat keluarga  Merokok
 Gangguan toleransi glukosa
Ras (amerika-afrika)  Diet tinggi lemak jenuh,kolesterol,
 Kalori
 Minor
 Kurang aktivitas
 Stres psikologik
 Alkohol
American Heart Association Classified ATH Into Six Types Or Stages
Type I – Fatty dots - Foam cells
Type II – Fatty streak
Type III – Intermediate stage
(Extracellular lipid pool)
Type IV – Atheroma – Core of
lipid
Type V – Fibroatheroma –
Fibrotic layer
Type VI – Complicated lesion.
Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis
Tahap 1 : Disfungsi Endotel
Perubahan paling awal yang berlangsung di endothelium
Meliputi peningkatan permeabilitas endotel terhadap
lipopreotein dan unsur plasma yang diperantarai NO,
prostasiklin, PDGF, angiotensin II, dan endotelin.
Meningkatnya molekeul adhesi leukosit seperti L-selectin,
integrin, dan sel platelet endotelial, disertai migrasi leukosit ke
dalam dinding arteri yang diperantarai oleh oxidized low density
lipoprotein (ox LDL-C), monocyle chemotactic protein I
(MCPI), interleukin-8 (IL-8), platelet derived factor (PDGF)
dan macrofage colony stimulating factor (MCSF).
…Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis
Tahap 2; Pembentukan fatty streak
Fatty streak diawali dengan adanya monosit yang berisi
penuh lipid dan makrofag (foam cells) bersama dengan sel
limposit T, selanjutnya mereka bergabung dengan sejumlah
sel otot polos. Proses ini meliputi migrasi sel otot polos
yang dirangsang oleh platelet derived growth factor
(PDGF), fibroblast growth factor 2 (FGF2) dan
transforming growth factor β (TGF β) aktivasi dari sel
limfosit T diperantarai oleh tumor necrosis factor α (TNF
α), interleukin 2 (IL2) dan granulocyte macrofag
stimulating factor.
…Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis

Tahap 3 : Pembentukan Aterosklerosis Lanjut


Fatty streak yang berkembang menjadi lesi lebih lanjut,
cenderung akan membentuk fibrous cap yang membatasi lesi
dengan lumen arteri. Fibrous cap menutupi campuran
leukosit, lipid dan debris, yang membentuk necrotic core.
…Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis

Tahap 4; Fibrous plagues yang tidak stabil


Fibrous plak terbentuk karena hilangnya kolagen pendukung
cap dari plak sehingga rentan terhadap shear stress. Infiltrasi
sel busa pada cap fibrous → jaringan rentan atau secara aktif
terjadi perusakan matrik protein jaringan ikat oleh
mekanisme lisis.
Robekan/ulserasi pada fibrous cap → trombosis. Penipisan
fibrous cap akibat dari berlangsungnya influks & aktivasi
makrofag yang melepas enzim metalloproteinase dan enzim
proteolitik lainnya.
Enzim tersebut → degenerasi matrik yang dapat
mengakibatkan perdarahan dari vasa vasorum / dari lumen
arteri → pembentukan trombus & penyumbatan arteri, yang
selanjutnya akan terakumulasi dan menyebabkan oklusi arteri.
Cerebral
Ischemic stroke
Transient ischemic attack

Cardiac
Myocardial infarction
Angina pectoris (stable, unstable)

Peripheral Arterial Disease


Critical limb ischemia,
claudication
GEJALA
•Gejala awal bisa berupa nyeri /kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi
kebutuhan oksigen.
•Timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga
berlangsung secara perlahan. Jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya ada bekuan
menyumbat) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
Gejala aterosklerosis tergantung di mana arteri yang terganggu
◦ Aterosklerosis di arteri jantung: memiliki gejala yang mirip dengan orang-orang dari
serangan jantung, seperti nyeri dada (angina).
◦ Aterosklerosis pada arteri yang menuju ke otak: memiliki gejala seperti rasa kelemahan
tiba-tiba pada lengan atau kaki, kesulitan berbicara atau bicara pelo, atau lumpuh pada
otot wajah.
◦ Aterosklerosis pada arteri di lengan dan kaki: menghasilkan aliran darah menurun
disebut penyakit oklusi arteri perifer (PAD), gejala seperti nyeri kaki saat berjalan.
◦ Kadang-kadang dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.
GEJALA
•Denyut yang lemah di bawah area arteri yang menyempit
•Penurunan TD pada ekstremitas
•Suara bruit dapat terdengar dengan stetoskop
•Luka sulit sembuh pada daerah yang aliran darahnya terbatas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes darah  mendeteksi kadar peningkatan kolesterol dan gula darah yang meningkatkan risiko aterosklerosis
.
Doppler ultrasound  untuk mengukur tekanan darah di berbagai titik sepanjang lengan atau kaki .
Pengukuran ini dapat membantu mengukur tingkat penyumbatan, serta kecepatan aliran darah dalam arteri
Ankle - brachial index  Mendeteksi jika ada aterosklerosis pada arteri di tangan dan kaki. Dengan
membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dengan tekanan darah pada lengan. Perbedaan abnormal
dapat mengindikasikan penyakit pembuluh darah perifer, yang biasanya disebabkan oleh aterosklerosis.
Angiogram  Untuk aliran darah pandangan yang lebih baik melalui jantung, otak, lengan atau kaki,
disuntikkan cairan khusus ke dalam arteri sebelum X-ray. Pewarna menguraikan tempat sempit dan
penyumbatan pada gambar X - ray.
Tes pencitraan  Computerized tomography (CT) scan atau magnetic resonance angiogram (MRA) untuk
mempelajari arteri. Tes ini sering dapat menunjukkan pengerasan dan penyempitan arteri besar, serta aneurisma
dan deposit kalsium di dinding arteri.
KOMPLIKASI
Penyakit arteri koroner
◦ Sumbatan terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke jantung sehingga dapat mengembangkan penyakit arteri koroner, yang
dapat menyebabkan nyeri dada ( angina ) atau serangan jantung
Karotis penyakit arteri
◦ Sumbatan terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke otak sehingga dapat mengembangkan penyakit arteri karotis pada otak,
yang dapat menyebabkan TIA atau stroke
Penyakit arteri perifer
◦ Aterosklerosis mempersempit arteri di lengan atau kaki, sehingga terjadi ganggua sirkulasi di lengan dan kaki disebut penyakit
arteri perifer.
◦ Kurang sensitif terhadap panas dan dingin, meningkatkan risiko luka bakar atau radang dan dapat menyebabkan kematian
jaringan (gangren)
Aneurisma
◦ Aterosklerosis juga dapat menyebabkan aneurisma
◦ Aneurisma adalah tonjolan pada dinding arteri.
◦ Nyeri dan berdenyut di daerah aneurisma merupakan gejala umum.
◦ Jika aneurisma ruptur dapat terjadi perdarahan internal yang dapat mengancam jiwa.
PENATALAKSANAAN
NON MEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA
Menurunkan kadar kolesterol darah
Menurunkan tekanan darah ◦ Statin (untuk mengobati kolesterol berlebih)
◦ Antiplatelet (ex: aspirin)
Berhenti merokok
◦ Antikoagulan (ex: heparin / warfarin)
Menjaga berat badan
◦ Obat antihipertensi (ex: Beta blocker, ACE inhibitor, CCB)
Berolah raga secara teratur.
Tidak mengkonsumsi alkohol
Mencegah stress Tindakan Medis
Makan makanan yang rendah kolesterol: sayur,
tempe, tahu, ikan, dll  Angioplasti balon  meratakan plak dan
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan
◦ Mengelola penyakit-penyakit seperti hipertensi atau
DM dengan baik dan benar
lemak
 Enarterektomi  suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
2. Kusmana, Hanafi. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FKUI
3. http://www. search.ebscohost.com/journal/arteriosclerosis.htm Lipkin, Davi
4. Lipkin, David. 2003. Finding the Age Patient’s Heart. 326:1045-1046. (http://www.BMJ.com)
5. Taggarat, David P. 2007. Coronary Revascularition. 334:593-594. (http://www.BMJ.com)
6. Kalim H. 2001. Penyakit Kardiovaskuler dari Pediatrik sampai Geriatrik. Jakarta: Balai Penerbit
RS Jantung Harapan kita

Anda mungkin juga menyukai