Anda di halaman 1dari 105

Farmakologi dan Farmakokinetika

Gangguan Sistem Kardiovaskuler


Mahirsyah Wellyan TWH, SSi., Apt., MSc.
Pokok Materi
• Hipertensi
• Gagal Jantung
• Penyakit Jantung Koroner
Hipertensi
Penatalaksanaan Hipertensi

•Modifikasi gaya hidup


•Sama dengan untuk pencegahan
•Terapi farmakologis
•Terapi permulaan
•Terapi kombinasi
•Tindak lanjut dan monitoring
Terapi Antihipertensi

•Primer: •Alternatif:
•Diuretika •Alpha1-blockers
•ACE Inhibitors •Alpha2-blockers
•Vasodilator kerja langsung
•ARBs
•Antagonis adrenergik
•Beta-blockers
perifer
•Calcium channel blockers
Diuretika
Efek Terapetik (secara umum)
• Tempat kerja di nefron pada ginjal, area yang
lebih spesifik tergantung obatnya.
• Meningkatkan pembentukan dan pengeluaran
urin sehingga menurunkan tekanan darah.
Diuretika Loop
Mekanisme kerja:
• Menghambat
penyerapan kembali
ion Na+ and Cl- pada
loop Henle dan juga
H2O (air ikut Na+)
• Dilatasi/melebarkan
pembuluh darah
Diuretika Loop
Efek terapetik:
• Diuresis kuat, menyebabkan kehilangan cairan
• Mengurangi edema (penumpukan cairan)

Efek Samping:
• Hipokalemia
• Alkalosis metabolik
• Dehidrasi (hipovolemia), mengarah pada hipotensi
• Kehilangan fungsi pendengaran (ototoksik) yang
tergantung besar/kecilnya dosis
Diuretika Loop

Contoh:
• Furosemid

Pemantauan Terapi:
• Monitor tekanan darah
• Monitor konsentrasi ion K+
• Nilai keadaan:
• Dehidrasi
• Hipotensi
• Hilang pendengaran
Diuretika Tiazida
Mekanisme kerja:
– Menghambat penyerapan
kembali ion Na+ and Cl- di
tubulus distal.
– Karena di tubulus distal
hanya menyerap kembali
5 % ion Na+ , maka efek
diuretik golongan tiazida
kurang dibanding
diutetika loop.
Diuretika Tiazida
• Contoh: HCT (hidroklorotiazida)
• Efek terapetik:
– Pengeluaran Na+, Cl-, K+ dan H2O
– Mengurangi edema
• Efek samping:
– Hipokalemia
– Sakit kepala, pusing
Diuretika Tiazida
Aspek Penting:
• Monitor tekanan darah dan K+
• Monitor elektrolit
• Asupan makanan cukup K+
• Monitor asam urat
• Melintasi plasenta dan terdapat di ASI
Diuretika Hemat Kalium
Mekanisme kerja:
• Antagonis kerja aldosteron (aldosterone
receptor antagonist) di tubulus distal. Hal ini
menyebabkan pengeluaran ion Na+(dan air).
Efek terapetik:
• Diuresis
• Menurunkan pengeluaran ion K+
Diuretika Hemat Kalium
Efek samping:
• Tidak seimbangnya elektrolit, terutama K+
• Sakit kepala, pusing

Contoh: Spironolakton

Aspek Penting:
– Monitor tekanan darah dan kadar K+
– Kontraindikasi: Hamil, menyusui
Calcium Channel Blockers
(Penghambat Saluran Kalsium)
Mekanisme kerja:
• Menghambat perpindahan ion kalsium
menuju sel otot jantung dan otot halus.
• Menurunkan kontraktilitas jantung (inotropik
negatif)
Calcium Channel Blockers
(Penghambat Saluran Kalsium)
Efek Terapetik:
• Menurunkan tekanan darah, serta denyut jantung
• Menurunkan kebutuhan O2 otot jantung
• Menurunkan ketegangan arteri jantung
Efek samping:
• Bradycardia
• Edema perifer
Calcium Channel Blockers
(Penghambat Saluran Kalsium)
Contoh:
• Verapamil, diltiazem,
dan amlodipin

Pemantauan Terapi:
• Monitor tekanan
darah dan efek
samping
Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitors (ACE-I)
• Mekanisme: menghambat pembentukan Angiotensin
II.
• Tidak terbentuknya Angiotensin II akan
menyebabkan penurunan vasokonstriksi.
• Penurunan produksi aldosteron mengakibatkan
penurunan penyerapan kembali Na dan H2O,
sehingga menurunkan tekanan darah.
Angiotensin Converting Enzyme
Inhibitors (ACE-I)
• Efek samping
– Paling sering: batuk tidak berdahak
– Pusing, meningkatkan kadar kalium
• Contoh: kaptopril, lisinopril, enalapril
Angiotensin II Receptor Blockers
(ARB’s)
• Mekanisme kerja: menghambat ikatan antara
Angiotensin II dengan reseptornya.
• Efek terapetik
– Menurunkan tekanan darah
– Digunakan sebagai terapi lini kedua untuk pasien yg
tidak tahan ACE inhibitor
• Efek samping
– Yang paling sering: sakit kepala
• Contoh: valsartan dan losartan
Angiotensin II Receptor Blockers
(ARB’s)
Aspek Penting:
• Monitor tekanan darah harian, efek samping
• Monitor kadar kalium
• Kontraindikasi bagi wanita hamil
Direct Renin Inhibitor (DRI)
Penghambat Renin
• Mekanisme kerja: berikatan dengan sisi aktif
molekul renin dan menghambat ikatan antara
renin dengan angiotensinogen. Hal ini akan
menyebabkan tidak terbentuknya angiotensin I
dan angiotensin II.
• Contoh: aliskiren (Rasilez®)
• Efek samping: diare, nyeri abdomen, dispepsia,
hipotensi, sakit kepala, batuk, hiperkalemia.
• Kontraindikasi: hamil dan menyusui
Beta Blockers
Mekanisme kerja:
• Kardioselektif: mengikat dan menghambat
reseptor β1 pada jantung
• Nonselektif: mengikat dan menghambat
reseptor β1 dan β2 (di jantung dan paru-paru)
• Menurunkan kontraktilitas jantung (inotropik
negatif), sehingga menurunkan kebutuhan O2
sel-sel jantung.
Beta Blockers
Efek Terapi
– Menurunkan denyut jantung dan kebutuhan
oksigen otot jantung
– Mengurangi angina
– Menurunkan pengeluaran renin

Efek samping:
– Disritmia (bradikardi), gagal jantung
– Bronkospasme / bronkokonstriksi
– Kelelahan, depresi, impotensi
Beta Blockers
Contoh:
– Propranolol, metoprolol, atenolol, bisoprolol
Aspek Penting:
– Monitor tekanan darah, denyut jantung, dan
efek samping
– Kontraindikasi bagi pasien gangguan ritme
jantung (bradikardia)
– Gunakan secara hati-hati pada pasien CHF dan
asma.
Antagonis Adrenergik α1
(α1 Blocker)
Mekanisme kerja: menghambat secara selektif
reseptor adrenergik α1. Hal ini menyebabkan
penurunan resistensi vaskuler sehingga tekanan
darah akan turun.
Contoh: doxazosin, terazosin
Aspek Penting:
• Monitor tekanan darah
• Nilai kondisi pasien: Lemah, pusing, sakit kepala,
keluhan saluran cerna
• Pasien lanjut usia harus dimonitor ketat
Agonis α2
• Contoh: klonidin, metildopa
• Efek samping: mulut kering, mengantuk
• Monitor tekanan darah berkala
Pemantauan Terapi Antihipertensi
Kelas Obat Parameter

Diuretika Tekanan darah


Kreatinin serum
Kadar elektrolit (K+, Mg2+, Na+)
Asam urat (untuk gol. tiazida)

β-Blocker Tekanan darah


Denyut jantung

Antagonis Aldosteron Tekanan darah


ACE inhibitor Kreatinin serum
Angiotensin II receptor blocker Kadar ion kalium (K+)
inhibitor renin langsung

Calcium channel blocker Tekanan darah


(penghambat saluran kalsium) Denyut jantung
33
Kontraindikasi dan Efek Samping
Kelas Obat Kontraindikasi Efek Samping
Diuretika Pirai/gout Hiperurisemia,
hipokalemia,
hiponatremia,
hiperlipidemia
ACE Inhibitor Kehamilan, Batuk, angioedema,
hiperkalemia hiperkalemia, rash
ARB Kehamilan, Hiperkalemia,
hiperkalemia angioedema
Alfa blocker Hipotensi ortostatik, Sakit kepala, pusing,
gagal jantung, letih, hipotensi
postural,
Kontraindikasi dan Efek Samping
Kelas Obat Kontraindikasi Efek Samping

Beta blocker Asma, heart block Bronkospasme, gagal


jantung, bradikardi,
letih, insomnia,
hiperglikemia
Antagonis kalsium Heart block Sakit kepala, edema
perifer, konstipasi
Agonis sentral Depresi, penyakit liver Rebound hipertensi
(metildopa, klonidin) (metildopa), diabetes bila dihentikan, mulut
kering, bradikardi,
retensi natrium dan
kalium
Gagal Jantung
Heart Failure (HF)
Gagal Jantung
• HF adalah sindroma klinik kompleks, berasal
dari kerusakan struktural atau fungsional
jantung, hal ini menyebabkan penurunan
fungsi ventrikel jantung dalam mengisi dan
mengeluarkan darah.
• Manifestasinya:
– Sukar bernafas dan kelelahan
• Batasi kerja fisik
– Retensi cairan
• Pulmonary congestion dan edema perifer
Apa itu CHF ?
♥ Jantung tidak memompa darah dg efisien

♥ Jantung tidak mampu memompa darah


seperti biasanya per detaknya.

♥ Organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen


dari darah
Mekanisme Kerja Jantung
Pembagian CHF

Kelas I (asymptomatis)

Kelas II (ringan)

Kelas III (sedang)

Kelas IV (berat)
Klasifikasi CHF Menurut
New York Heart Association (NYHA)
Kelas I Kelas II

Tanpa gejala dg Ada sedikit


aktivitas biasa keterbatasan aktivitas
fisik, ditandai dg
kelelahan, nafas
tersengal-sengal, nyeri
dada, detak jantung
tidak teratur.
Klasifikasi CHF Menurut
New York Heart Association (NYHA)
Kelas III Kelas IV
Keterbatasan aktivitas fisik yg
nyata.
Selalu tidak nyaman bila
mengerjakan aktifitas fisik
apapun
Reda dg istirahat, namun sedikit
saja mengerjakan aktivitas fisik
dapat berakibat kelelahan, nafas Semua gejala Kelas III,
tersengal-sengal, nyeri dada, bahkan pada saat istirahat.
detak jantung tidak teratur.
Faktor Penyebab CHF

Ischemic Heart Disease: paling


sering

Myocardial Infarct: jaringan yg


rusak

Hipertensi: jantung bekerja


“terlalu berat”
Faktor Penyebab CHF
Kardiomiopati: kelainan otot jantung
dilated – bilik membesar
(ventricle/atria)
hypertrophic – dinding ventrikel
menebal
Katup jantung yg abnormal:
pemompaan yg kurang efisien
Cardiac Arrhythmia
Gejala CHF

Nafas tersengal-sengal
Darah terkumpul di vena pulmonar
Terdapat cairan di paru-paru
Terjadi selama melakukan aktivitas,
istirahat, atau bahkan tidur.
edema (penumpukan cairan di
jaringan)
Gejala CHF

lelah
Menurunnya pasokan oksigen
Nafsu makan berkurang
Menurunnya pasokan oksigen ke saluran
pencernaan
Mudah bingung
Naiknya detak jantung
Terapi CHF
Obat Non obat
Kronik Mengurangi beban jantung
ACE inhibitors
Beta-blockers Istirahat
ATII antagonists
aldosterone antagonists
digoxin Turunkan berat badan
diuretics
Akut Diet rendah Na+
diuretics
PDE inhibitors
vasodilators

ATII = angiotensin II
PDE =phosphodiesterase
Tujuan Terapi
• Memperbaiki gejala penyakit dan kualitas
hidup
• Memperlambat kerusakan jantung dan perifer
• Menurunkan mortalitas
Glikosida jantung
Berasal dari tanaman
Strophanus - Ouabain
Digitalis lanata - Digoxin,
Digitoxin
Meningkatkan
kekuatan kontraksi
otot jantung
Efek samping toksik Digitalis lanata

Indeks terapi sempit


Mekanisme Kerja

inhibitor pompa
Na+/K+ ATPase
meningkatkan
penglepasan Ca2+
selama aksi potensi
jantung
Efek keseluruhan pada jantung

Meningkatkan cardiac output

Meningkatkan efisiensi
pemompaan jantung

Menurunkan heart rate

Menurunkan ukuran jantung Foxglove


Farmakokinetika

Waktu paruh panjang (24-36 jam):


dosis sekali sehari

Bioavailabilitas tinggi per oral

Volume distribusi yg luas

Digoksin diekskresikan melalui ginjal


Efek Samping
Indeks terapi sangat sempit

Efek utamanya sebagian besar


disebabkan oleh inhibisi Na+/K+
ATPase di jaringan luar jantung

SSP: konfusio, depresi, vertigo

Saluran cerna: anorexia, mual, kejang


usus, diare

Jantung: bradikardia, aritmia


Kadar Elektrolit Mempengaruhi Toksisitas
Ca2+

 hiperkalsemia: toksisitas meningkat

K+

 digitalis berebut dg ion K+ pada tempat ikatan


K+ di Na+/K+ ATPase

 Kontraindikasi bila digunakan dg diuretika


boros kalium atau pasien dg
hipo/hiperkalemia

 hipokalemia: toksisitas meningkat

 hiperkalemia: toksisitas berkurang


Antagonis Reseptor β-adrenergik
“β-blockers”

Terapi standar CHF

Harga murah!

Mengurangi kematian Propranolol


mendadak yang bisa
diakibatkan obat lain

Propranolol

Bisoprolol
Carvedilol
Carvedilol
Mekanisme Kerja

Mengantagonis reseptor adrenergik


β pada miosit jantung
Mencegah perkembangan aritmia
Mengurangi cardiac remodelling
(perubahan bentuk jantung)
Mencegah penglepasan renin
Manfaat Terapeutik
Digunakan per oral

Biasanya diberikan bersama obat lainnya:

ACE inhibitors

Digoxin

Efektif pada pasien dg CHF kelas II hingga


Kelas III

Mencegah remodelling dan kerusakan


jantung
Efek Samping

mual

bradikardia

hipotensi

Bronkospasme (hati2 pada pasien


asma)
Simpatomimetika Kerja Langsung

Menyebabkan
peningkatan segera
inotropi jantung

Dopamine
tujuan: meningkatkan
cardiac output

Hanya digunakan pada


kasus CHF yg
mengancam jiwa pasien Dobutamine
Manfaat Terapeutik
Digunakan IV, waktu paruh sangat pendek
Dopamin
Digunakan pada syok kardiogenik, traumatik,
atau hipovolemik

Dobutamin
Digunakan pada pasien dengan cardiac output
rendah dan meningkatkan tekanan diastolik
ventrikel kiri
Tidak untuk digunakan pada pasien dg
hipotensi
Efek Samping

tremor

Sakit kepala

Perdarahan otak

Aritmia jantung

Hati2 bila pasien juga menggunakan β-blocker

Dapat terjadi toleransi dobutamin


ACE inhibitors/AT1 receptor
antagonists

Tujuan: mengurangi afterload/preload,


mengurangi beban kerja jantung

Mneghasilkan inotropi jantung positif

Digunakan pada kasus CHF kronik


ACE inhibitors/AT1 receptor
antagonists
Aktif digunakan secara oral

ACE inhibitors

Captopril

Enalopril

AT1 (angiotensin 1) antagonists

Losartan

Valsartan
Mekanisme Kerja
ACE inhibitors
Menghambat angiotensin converting enzyme
(ACE)
Menghambat pengubahan ATI menjadi ATII

AT1 receptor antagonists


Secara selektif
menghambat aktivasi
reseptor ATI

Mengurangi cardiac
remodeling
Manfaat Terapeutik

Obat pilihan pada CHF


Meningkatkan survival pasien CHF
ACE inhibitors
Memperlambat perkembangan disfungsi
ventrikel kiri pada CHF
AT1 receptor antagonists
Lebih efektif daripada ACE inhibitor
Efek Samping

ACE inhibitors
batuk

hipotensi

hiperkalemia

ACE inhibitor dan ATI receptor


antagonists bersifat teratogenik
Vasodilator

Donor NO (donor nitrogen oksida)


Nitrogliserin
Iskemia akut/gagal jantung akut
Aktif secara oral
Bisa juga diberikan i.v. Utk vasodilasi perifer
Isosorbide dinitrate/hydralazine
Dapat diberikan pada pasien dlm jangka panjang
untuk symptom relief (perbaikan gejala)
Diuretik

Berguna untuk mengurangi volume


cairan ekstraseluler
Digunakan secara primer untuk
pasien dg CHF akut yg memiliki
volume overload
Contoh: HCT dan Furosemid
Antagonis Aldosteron

Naiknya kadar Angiotensin II


meningkatkan produksi aldosteron pada
adrenal cortex
Aldosteron menyebabkan:
Penahanan (retensi) Na+
Kehilangan Mg2+ dan K+
myocardial/vascular fibrosis
Manfaat Terapeutik

Tujuan: menghambat efek negatif


aldosterone pada CHF
Contoh antagonis reseptor aldosteron
spironolacton
Hanya digunakan pada pasien dg kadar
K+ normal dan fungsi ginjal normal
Sering digunakan bersama diuretik
boros kalium (misal: HCT, furosemid)
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyebab PJK
• Penyakit Jantung Koroner pada mulanya
disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung
(pembuluh koroner), dan hal ini lama
kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti
penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran,
pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan
mempersempit atau menyumbat pembuluh
darah tersebut.
Penyebab PJK
• Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di
daerah tersebut mengalami kekurangan aliran
darah dan dapat menimbulkan berbagai
akibat yang cukup serius, dari Angina
Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung,
yang dalam masyarakat di kenal dengan
serangan jantung yang dapat menyebabkan
kematian mendadak.
Sindrom Koroner Akut (SKA) dan PJK
• Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu
manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner
(PJK) yang utama dan paling sering
mengakibatkan kematian.
• SKA, merupakan PJK yang progresif dan pada
perjalanan penyakitnya, sering terjadi
perubahan secara tiba-tiba dari keadaan stabil
menjadi keadaan tidak stabil atau akut.
Sindrom Koroner Akut (SKA) dan PJK
• Mekanisme terjadinya SKA adalah disebabkan
oleh karena proses pengurangan pasokan
oksigen akut atau subakut dari miokard, yang
dipicu oleh adanya robekan plak aterosklerotik
dan berkaitan dengan adanya proses
inflamasi, trombosis, vasokonstriksi dan
mikroembolisasi.
Sindrom Koroner Akut (SKA) dan PJK
• Manifestasi klinis SKA dapat berupa angina
pektoris tidak stabil/APTS, Non-ST elevation
myocardial infarction / NSTEMI, atau ST elevation
myocardial infarction / STEMI. SKA merupakan
suatu keadaan gawat darurat jantung dengan
manifestasi klinis berupa keluhan perasaan tidak
enak atau nyeri di dada atau gejala-gejala lain
sebagai akibat iskemia miokard. Pasien APTS dan
NSTEMI harus istirahat di ICCU dengan
pemantauan EKG kontinu untuk mendeteksi
iskemia dan aritmia.
Terapi Farmakologi PJK
• Analgetik narkotika (morfin)
• Golongan nitrat
• Aspirin
• Trombolitik
• Beta blocker
Morpheus
adalah dewa tidur dan
mimpi dlm mitologi
Yunani kuno.

Friedrich Wilhelm Adam


Sertürner, seorang
Apoteker dari Jerman
, mengisolasi
senyawa morfin dari
opium pada tahun
1805.
Manfaat morfin sebagai analgesik:

 Nyeri pada infark miokardia


 Nyeri operasi
 Nyeri akibat trauma, terbakar
 Nyeri kronis yg hebat, misal: kanker
 Nyeri akibat batu ginjal
MORPHINE HYDROCHLORIDE
Rute pemberian
 S.c dan i.m.
(efek dicapai setelah 10-15
menit)
 i.v
(efek dicapai <5 menit)
 oral
(efek dicapai setelah 15-30
menit)
 i.v. pada kondisi darurat
 Injeksi Epidural atau intrathecal
Durasi aksi analgesik – 4-6 jam
Efek samping Morfin
 Depresi pernafasan
 Muntah
 Bradycardia
 Konstipasi
 Retensi urin
 Menurunnya tekanan darah
KONTRAINDIKASI MORFIN
 Depresi pernafasan akut
 Gagal ginjal (karena akumulasi metabolit morphine-3-glucuronide
dan morphine-6-glucuronide)
 Meningkatnya tekanan intrakranial
 Obstruksi saluran pencernaan

Hati-hati pada:
 Nyeri akibat inflamasi kronik
 Anak berumur < 2 tahun
Obat Golongan Nitrat
• Contoh: Nitrit & Nitrat
– Isosorbid dinitrat
– Isosorbid mononitrat
– Nitrogliserin
• Mekanisme kerja: Relaksasi langsung otot halus arteri
dan vena (mengatasi angina)
Obat Golongan Nitrat
• Isosorbid dinitrat (ISDN)
– Indikasi: mencegah dan menangani angina pektoris, CHF
(congestive heart failure).
– Contoh merek dagang: Farsorbid (tablet sublingual 5 dan
10 mg), Cedocard (injeksi 10mg/ml)
– Kontraindikasi: pasien dg hipersensitifitas dengan ISDN.
– Efek samping: hipotensi postural, sakit kepala.
– Absorpsi: 100% terserap di saluran cerna
– Mulai bekerja: tablet sublingual 2-10 menit, tablet oral
biasa 45-60 menit
– Durasi kerja: tablet sublingual 1-2 jam, tablet oral biasa 4-6
jam
Obat Golongan Nitrat
• Isosorbid dinitrat (ISDN) (lanjutan)
– Metabolisme: di hati ISDN diubah menjadi
senyawa isosorbid 5-mononitrat (aktif) dan 2-
mononitrat (aktif).
– Ekskresi: urin dan feses
– Mekanisme kerja:
• Zat vasodilator, donor NO
• Relaksasi otot polos via dilasi arteri dan vena
• Mengurangi kebutuhan oksigen jantung, sehingga
mengurangi nyeri.
Obat Golongan Nitrat
• Nitrogliserin/gliseril trinitrat
– Contoh merek dagang: Nitrokaf retard (tablet 2,5 mg),
Nitrokaf retard forte (tablet 5 mg)
– Cara pemberian: tablet sublingual dan lepas lambat jangan
digerus, letakkan tablet di bawah lidah hingga melarut
sempurna.
– Indikasi: penanganan angina pektoris, CHF
– Mulai bekerja: tablet sublingual 1-3 menit, tablet lepas
lambat 20-45 menit
– Durasi/lama kerja: sublingual tablet 30-60 menit, tablet
lepas lambat 4-8 jam.
– Metabolisme: mengalami efek lintas pertama/first pass
effect
Obat Golongan Nitrat
• Nitrogliserin/gliseril trinitrat (lanjutan)
– Ekskresi: urin (sebagai senyawa metabolit tak
aktif)
– Mekanisme kerja:
• Relaksasi otot polos yg menghasilkan efek vasodilator
pada arteri dan vena perifer, namun efek ini lebih
terasa di vena.
• Menurunkan kebutuhan oksigen jantung
• Dilatasi arteri koroner dan meningkatkan aliran darah
menuju daerah iskemik. Hal ini bisa mengurangi nyeri.
Mekanisme Antiangina
Asam asetilsalisilat (Aspirin)
 Menghambat enzim COX secara ireversibel
 Dosis antipiretik dan analgesik: 0,25 and 0,5 g tiap kali
pemberian
 Dosis antiinflamasi: 3-4 g per hari (utk arthritis, myocarditis,
pleuritis, bronchitis, dll.
 Dosis anti platelet – sebagai profilaksis pembentukan trombus
(pada kasus IHD (ischemic heart disease), thrombophlebitis,
dll.) – dosis harian – 80-100 mg
Asam asetilsalisilat
(Aspirin)
Farmakokinetika: Aspirin
Absorpsi: lambung dan usus halus
Distribusi: merata, menuju banyak organ/jaringan
Metabolisme: hati
• ASA kontra indikasi pada anak yg menderita demam akibat virus –
dapat menyebabkan Reye’s Syndrome (kondisi pembengkakan hati
dan otak). Terjadi akibat penumpukan metabolit salisilat di hepatosit
yg menghambat oksidasi asam lemak. Oksidasi asam lemak
diperlukan untuk menghasilkan energi (ATP). Tanpa ATP, hati tidak
mampu mengkonversi amonia menjadi BUN. Hal ini merusak hati,
dan juga merusak otak karena amonia akan menuju otak
menyebabkan ensepalopati.
• Ada kemungkinan overdosis fatal

Ibuprofen dan NSAID lainnya memiliki profil farmakokinetika yg hampir sama dg


ASA
Trombolitik (fibrinolitik)
Obat Trombolitik
Obat yg mengurangi pembentukan trombi platelet di arteri
Mekanisme:
• Penguraian cepat trombi dg mengkatalisis pembentukan plasmin dari
plasminogen
• Plasmin akan menguraikan fibrin shg darah tidak membeku
Penggunaan:
• Terapi emergensi trombosis arteri jantung pada kasus infark miokardia
• Digunakan intra vena
Toksisitas:
• Pendarahan (intrakranial, sal cerna)
• Reaksi alergi (pada streptokinase)
Fibrinolitik (trombolitik)
• Fibrinolitik
– Streptokinase
– Urokinase
• TPA (tissue plasminogen activators),
mekanisme kerja: mengikat fibrin dan
mengubah plasminogen menjadi plasmin yg
memiliki sifat fibrinolitik. Contoh:
– Alteplase
– Reteplase
Streptokinase
Protein yg disekresi beberapa spesies Streptococcus
Membentuk senyawa kompleks dg plasminogen, dan
mengkatalisisnya, shg terbentuk plasmin (enzim pengurai fibrin,
menyebabkan fibrinolisis)
Penggunaan lama: reaksi imunitas/alergi
Urokinase:
Dari kultur sel ginjal manusia
Tidak ada efek samping reaksi imunitas
Secara langsung mengubah plasminogen menjadi plasmin
tPA (tissue Plasminogen Activator)
Dihasilkan oleh teknik rekombinan, contoh: alteplase (Actilyse®),
reteplase, tenecteplase.
Tidak ada reaksi imunitas, namun mahal
Mengubah plasminogen menjadi plasmin
• Absorpsi
– Secara cepat menghilang dari sirkulasi setelah
pemberian i.v (intra vena)
• Ekskresi
– Waktu paruh eliminasi 23 menit
• Dosis: infark miokardia akut (1,5 juta unit dosis
tunggal diinfuskan selama 1 jam),
tromboemboli paru (loading dose: 250 ribu
unit diinfuskan selama 30 menit, dosis
pemeliharaan: 100 ribu unit per jam selama
24-72 jam)
• Efek samping: demam, pendarahan
• Kontraindikasi: stroke, peptic ulcer, kehamilan,
kelainan pembekuan darah.
• Absorpsi
– Menghilang cepat dari sirkulasi setelah pemberian
i.v
• Metabolisme : hati
• Eksresi: waktu paruh eliminasi 20 menit
Streptokinase
• Perhatian
– Streptokinase sebaiknya digunakan segera setelah
direkonstitusi, bila belum akan digunakan hendaknya
disimpan pada suhu 2-8 °C, buang setelah 8 jam
– Jangan menambahkan obat lainnya ke dalam wadah berisi
Streptokinase, atau memberikan obat lain bersamaan
dalam i.v. line
• Temperatur penyimpanan: 15-30 °C
Streptokinase
• Monitoring parameter: PT (prothrombin time), aPTT
(activated partial thromboplastin time), kadar
plasminogen dan fibrinogen
• Efek samping: pendarahan, aritmia, hipotensi,
bronkospasme, reaksi sentitifitas (alergi, demam).
• Bila terjadi overdosis: segera hentikan pemberian
obat, bila perlu dapat diberikan tranfusi PRC untuk
mengganti kehilangan volume darah dan
menetralkan pendarahan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai