1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi
lahir tanpa lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3
bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah
usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara
minggu keempat sampai keenam usia kehamilan
PATOFISIOLOGI
Atresia ani terjadi akibat kegagalan penurunan septum anorektal pada kehiDu
pan embrional. Anus dan rektum berkembang dari embrionik bagian belakang
.Ujung ekor dari bagian belakang berkembang menjadi kloaka yang merupak
an bakal genitourinaria danstruktur anorektal. Terjadi stenosis anal karena ad
anya penyempitan pada kanal anorektal.Terjadi atresia ani karena tidak ada k
elengkapan migrasi dan perkembangan struktur kolonantara 7 dan 10 minggg
u dalam perkembangan fetal. Kegagalan migrasi dapat juga karena kegagala
n dalam agenesis sakral dan abnormalitas pada uretra dan vagina. Tidak ad
a pembukaan usus besar yang keluar melalui anus menyebabkan fekal tidak
dapat dikeluarkan sehingga intestinal mengalami obstruksi
PATWAYS
MANIFESTASI KLINIS
Bayi muntah-muntah pada 24-48 jam setelah lahir an tidak terdapat
defekasi mekonium. Gejala ini terdapat pada penyumbatan yang
lebih tinggi. Pada golongan 3 hampir selalu disertai fistula. Pada bayi
wanita sering ditemukan fistula rektovaginal (dengan gejala bila bayi
buang air besar feses keluar dari (vagina) dan jarang rektoperineal,
tidak pernah rektourinarius. Sedang pada bayi laki-laki dapat terjadi
fistula rektourinarius dan berakhir di kandung kemih atau uretra dan
jarang rektoperineal.
MANIFESTASI KLINIS
Intervensi
1. Jelaskan pada keluarga kondisi penyakit membutuhkan / dapat terjadi kon
disi bedah
2. Informasikan tentang persiapan operasi dan orientasikan anak dan orang
tua dalam lingkungan yang baru
3. Jelaskan dan diskusikan pada keluarga tentang prosedur operasi dan wakt
u operasi.
4. Jelaskan prosedur operasi jika ada indikasi pemasangan NGT , balutan, d
rainage
5. Ciptakan lingkungan yang familier
6. Jelaskan pada keluarga gambaran pada anak setelah tindakan operasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN & INTERVENSI
Intervensi
1. Kolaborasikan untuk tindakan kolostomi
2. Observasi status kebutuhan eliminasi BAB klien
DIAGNOSA KEPERAWATAN & INTERVENSI
Intervensi
1. Berikan makanan mulai dari makanan cair secara perlahan
2. Auskultasi bising usus
3. Lakukan pengkajian / identifikasi nutrisi secara bersama
4. Batasi makanan yang dapat menimbulkan bau menyengat
5. Beri makanan parenteral bila diindikasikan
6. Monitor status intake-output klien
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi klien
DIAGNOSA KEPERAWATAN & INTERVENSI
Intervensi
1. Berikan tindakan kenyamanan : massage, posisi yang nyaman , bermain/ mainan
2. Berikan dan ajarkan teknik distraksi pada keluarga : cerita, bercanda dan ajak
bermain
3. Bantu melakukan rentang gerak dan dorong ambulasi dini, hindari posisi duduk lama
4. Monitor adanya kekuatan otot abdomen dan nyeri tekan
5. Kolaborasi pemberian obat penurun / penghilang nyeri sesuai dengan indikasi (analg
etik)