Anda di halaman 1dari 19

ACARA I

ALAT UKUR

ABSTRAK

Pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian yaitu adanya nilai
skala terkecil,kesalahan kalibrasi,kesalahan titik nol,kesalahan pegas,adanya gesekan,kesalahan
paralaks,fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta eterampilan
pengamat.Kita dapat mengukur dengan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup,jangka sorong
adalah alat ukur panjang dengan ketelitian cukup tinggi,yang terdiri atas rahang tetap dan rahang sorong
yang dapat digeser-geser,sedangkan micrometer sekrup adalah skala tetap yang ada pada laras terdiri dari
dua baris,atas dan bawah(dalam mm).Skala atas dan bawah mempunyai selang garis skala 1 mm.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. TUJUAN PRAKTIKUM :
 Mempelajari alat ukur waktu(stopwatch) dan alat ukur panjang (jangka
sorong,micrometer sekrup,mistar) dengan ketelitian tinggi.
 Mempelajari ketelitian alat ukur waktu (stopwatch) dan alat ukur panjang(jangka
sorong,micrometer sekrup,mistar) dengan ketelitian tinggi.
2. WAKTU PRAKTIKUM :

Senin,12 Mei 2014/16.00 -18.00 WITA

3. TEMPAT PRAKTIKUM:
Laboratorium FISIKA,Lantai II ,Fakultas MIPA,UNIVSITAS MATARAM

B. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT :
 Stopwatch
 Jangka sorong
 Mistar
 Micrometer sekrup
2. BAHAN :
 Silinder
 Kaca
 Kertas
 Gotri
 Kawat
 Kelereng
 Gelas/tabung
 Balok kayu

C. LANDASAN TEORI

Fisika didasarkan atas pengukuran.Kita berkenalan dengan fisika untuk mempelajari bagaimana
caranya kita mengukur besaran-besaran yang terlibat dalam fisika.Untuk mendeskripsikan sebuah besaran
fisika ,kita mendefinisikan suatu satuan.Kemudian kita mendefinisikan suatu standar,yaitu suatu acuan yang
berfungsi sebagai patikan pembanding bagi semua contoh lain dari besaran yang bersangkutan.Kita bebas
mendefisikan suatu satuan dan standarnya dalam sembarang yang kita kehendaki.Hal yang terpenting adalah
mengerjakannya dengan cara sedemikian rupa sehingga para ilmuan seluruh dunia akan mengakui bahwa
definisi-definisi kita masuk akal dan praktis(Halliday,dkk,2004:32).

Ketika kita melakukan pengukuran dengan jangka sorong ataupun micrometer sekrup,kita tidak
langsung mendapatkan nilai∆ x (hasil pengukuran),namun selalu terdapat nilai
ketidakpastian.Ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran,dan ketidakpastian
juga disebut kesalahan karena menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dengan nilai yang
sebenarnya.Untuk mencari nilai ketidakpastian (∆ x ) pada pengukuran tunggal dan pengukuran berulang
tentu berbeda.Pada pengukuran tunggal,nilai ketidakpastian adalah setengah dari NST (Nilai Standar
Terkecil) sedangkan pada pengukuran berulang,pengukuran dinyatakan dengan rentang kesalahannya dan
dapat dinyatakan dengan rumus:

( Xmax− Xmin )
∆x = (Umar,2007:9).
2

Setiap pengukuran selalu memiliki ketidakpastian.Jika kita mengukur kedalaman sebuah


buku dengan mistar biasa, hasil pengukuran kita hanya dapat diandalkan kebenarannya sampai pada
millimeter terdekat dan hasil pengukuran kita adalah 3,00 milimeter, 2,85 milimeter, atau 3,11
milimeter.Tetapi jika menggunakan micrometer sekrup, atau alat yang dapat mengukur sampai ketelitian
0.01 milimeter.Pengukuran dengan micrometer sekrup memiliki ketidakpastian lebih kecil, ini
menghasilkan pengukuran yang lebih akurat (Young,2002:7).

D.PROSEDUR PERCOBAAN

1. Stopwatch

 Ukur waktu untuk denyut nadi anda sebanyak 30 denyutan


 Ulangi percobaan tersebut sampai 5 kali
 Catat hasilnya pada tabel pengamatan
2. Jangka sorong

a. Mengukur panjang atau tebal benda

 Ambillah sebuah balok dan ukur panjang, lebar, dan tingginya dengan mistar/penggaris.
 Ukur juga panjang,lebar dan tinggi balok tersebut dengan jangka sorong.
 Lakukan langah 1 dan 2 untuk beberapa kali pengamatan.
 Catat hasilnya dalam tabel pengamatan 2.

b. Mengukur diameter dalam dan luar tabung

 Ambil sebuah gelas atau tabung,ukurlah diameter bagian dalamnya dengan jangka sorong.
 Bandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar.
 Lakukan langkah tersebut untuk 5 kali pengamatan.
 Lakukan langkah a dan b untuk pengukuran diameter bagian luar.
 Catat hasilnya pada tabel pengamatan 3.

c. Mengukur kedalaman air dalam gelas

 Isi gelas atau tabung kaca dengan air .


 Ukurlah ketinggian air dengan menggunakan jangka sorong.
 Ukurlah pula kedalaman air tersebut dengan menggunakan mistar.
 Lakukan percobaan tersebut untuk beberapa kali pengamatan .
 Catat hasilnya dalam tabel pengamatan 4.

E. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil Pengukuran Denyut Nadi

Pengukuran Waktu 30 Denyutan Waktu 1 Denyutan


ke- (detik) (detik)
1. 19 0,6333
2. 20 0,666
3. 18 0,6
4. 18 0,6
5. 20 0,666

Tabel 2. Pengukuran sisi Balok

Pengukuran Dengan Pengukuran Dengan


Pengukuran
Jangka Sorong (mm) Mistar (mm)
Ke-
1. 19,7 20
2. 19,7 19
3. 20,85 19
4. 19,8 19,5
5. 19,75 20
Tabel 3.Pengukuran Diameter Dalam Dan Luar Tabung

Pengukuran Dengan Jangka Sorong Pengukuran Dengan Mistar (mm)


Pengukuran (mm)
ke-
ᴓ dalam ᴓ luar ᴓ dalam ᴓ luar
1. 103 117,2 113 120
2. 111,3 123,4 114 121
3. 112,5 122,6 114 121
4. 117,15 115,5 115 119
5. 106,35 110,45 114 120

Tabel 4. Pengukuran Kedalaman Air

Pengukuran Pengukuran Dengan Jangka Pengukuran Dengan


ke- sorong (mm) Mistar (mm)
1. 56,50 570
2. 53,90 540
3. 54,00 550
4. 54,10 550
5. 54,55 560

Tabel 5. Pengukuran Dengan Mikrometer Sekrup

Pengukuran Dengan Mikrometer Sekrup (mm)


Pengukuran
ke-
Kaca Kertas Gotri Kawat Silinder
1. 1,47 0,08 16,74 1,49 12,72
2. 1,48 0,08 17,02 1,48 12,73
3. 1,48 0,08 16,75 1,43 12,71
4. 1,47 0,09 17,06 1,44 12,72
5. 1,47 0,08 17,12 1,43 12,71

F. ANALISIS DATA

Tabel 1. Pengukuran Denyut Nadi

a. Hitunglah nilai rata-rata setiap hasil pengukuran

 Untuk 30 denyutan (detik)

19+20+18+18+20
x́ =
5
= 19 detik

 Untuk 1 denyutan (detik)

0,6333+0,666+0,6+ 0,6+0,666
x́ =
5

= 0,63306 detik
b.Nilai standar deviasi hasil pengamatan

 Untuk waktu 30 denyutan (detik)

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 19 0 0
2. 20 1 1
3. 18 -1 1
4. 18 -1 1
5. 20 1 1
Σ 4

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 42
=

5−1
= √1
= 1 detik

 Untuk waktu 1 denyutan (detik)

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 0,6333 -0,04 0,0016


2. 0,666 0,06 0,0036
3. 0,6 -0,04 0,0016
4. 0,6 -0,04 0,0016
5. 0,666 0,06 0,0036
Σ 0,012

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,122
=
√ 5−1
= √ 0,003
= 0,05 detik

c. Porsentase atau Nilai tingkat kesalahan pengukuran

 Untuk waktu 30 denyutan ( detik)

∆x
% error = x 100 %

1
= x 100 %
9

=5%

 Untuk waktu 1 denyutan (detik )

∆x
% error = x 100 %

0,60
= x 100 %
19,9
= 80 %

d. Sajian Hasil Percobaan

 Untuk waktu 30 denyutan (detik)

X = x́ +∆ x
= 19 + 1
= 20

X = x́−∆ x
= 19 - 1
= 18

 Untuk Waktu 1 Denyutan (detik)

X = x́ +∆ x
= 19,96 + 0,05
= 0,68

X = x́−∆ x
= 19,96 – 0,05
= 0,58

Tabel 2. Pengukuran Sisi Balok

a. Hitunglah nilai rata-rata setiap hasil pengukuran

 Pengukuran dengan jangka sorong

19,7+19,7+20,85+19,8+19,75
x́ =
5
= 19,96 mm

 Pengukuran dengan mistar

20+19+19+19,5+20
x́ =
5

= 19,5 mm
b.Nilai standar deviasi hasil pengamatan

 Pengukuran dengan jangka sorong

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 19,7 0,3 0,09


2. 19,7 0,3 0,09
3. 20,85 0,9 0,85
4. 19,8 -0,16 0,025
5. 19,75 -0,21 0,44
Σ 1,45

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 1,45 2
=
√ 5−1
= √ 0,37
= 0,60 mm

 Pengukuran dengan mistar

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 200 5 25
2. 190 -5 25
3. 190 -5 25
4. 195 0 0
5. 200 5 25
Σ 200

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 2002
=

= √ 50
5−1

= 7,07 mm

c. Porsentase atau Nilai tingkat kesalahan pengukuran

 Pengukuran dengan jangka sorong

∆x
% error = x 100 %

0,60
= x 100 %
19,96

=3%

 Untuk waktu 1 denyutan (detik )


∆x
% error = x 100 %

7,07
= x 100 %
195
=3%

d. Sajian Hasil Percobaan

 Pengukuran dengan jangka sorong (mm)

X = x́ +∆ x
= 19,96 + 0,60
= 20,56

X = x́−∆ x
= 19,96 – 0,60
= 19,36

 Pengukuran dengan mistar


X = x́ +∆ x
= 19,5 +7,07
= 26,57

X = x́−∆ x
= 19,5 - 7,07
= 12,43

Tabel 3. Pengukuran Diameter Dalam dan Luar Tabung

 Pengukuran dengan jangka sorong

 Didalam Tabung

103+111,3+ 112,5+117,15+ 106,35


x́ =
5
= 110,06 mm

 Diluar Tabung

117,2+123,4+122,6+115,5 +11−, 45
x́ =
5

= 117,83 mm

 Pengukuran dengan mistar

 Didalam Tabung

113+114 +114+115+114
x́ =
5
= 114 mm

 Diluar Tabung
120+121+ 121+119 +120
x́ =
5

= 120,2 mm

b.Nilai standar deviasi hasil pengamatan

 Pengukuran dengan jangka sorong

 Untuk didalam

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 103 -7,0 49,84


2. 111,3 1,24 1,53
3. 112,5 2,44 5,95
4. 117,15 7,09 50,27
5. 106,35 -3,71 13,8
Σ 121,39

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 121,39❑
=
√ 5−1
= √ 30,34
= 5,50 mm

 Untuk diluar

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 117,2 -0,63 0,4


2. 123,4 5,6 31,36
3. 122,6 4,8 23,04
4. 115,5 -2,33 5,42
5. 110,45 -7,4 54,8
Σ 115,02

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 115,02
=
√ 5−1
= √ 28,8
= 5,4 mm

 Pengukuran dengan mistar


 Untuk didalam

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 113 -1 1
2. 114 0 0
3. 114 0 0
4. 115 1 1
5. 114 0 0
Σ 2

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑2
=

= √ 0,5
5−1

= 0,70 mm

 Untuk diluar

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 120 -0,2 0,04


2. 121 0,8 0,64
3. 121 0,8 0,64
4. 119 -1,2 1,44
5. 120 -0,2 0,04
Σ 2,8

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 2,8
=
√5−1
= √ 0,7
= 0,83 mm

c. Porsentase atau Nilai tingkat kesalahan pengukuran

 Pengukuran dengan jangka sorong

 Didalam

∆x
% error = x 100 %

5,50
= x 100 %
110,06
=4%

 Diluar
∆x
% error = x 100 %

5,4
= x 100 %
117,83

=4%

 Pengukuran dengan mistar

 Didalam

∆x
% error = x 100 %

0,70
= x 100 %
114
= 0,6 %

 Diluar

∆x
% error = x 100 %

0,83
= x 100 %
120,2

= 0,6 %

d. Sajian Hasil Percobaan

 Pengukuran dengan jangka sorong (mm)

 Untuk didalam

X = x́ +∆ x
= 110,06 + 5,50
= 115,56

X = x́−∆ x
= 110,06 - 5,50
= 104,56

 Untuk diluar

X = x́ +∆ x
= 117,83 + 5,4
= 123,23

X = x́−∆ x
= 117,83 - 5,4
= 112,43

 Pengukuran dengan mistar

 Untuk didalam
X = x́ +∆ x
= 114 + 0,70
= 114,7

X = x́−∆ x
= 114 - 0,70
= 113,3

 Untuk diluar

X = x́ +∆ x
= 120,2 + 0,83
= 121,03

X = x́−∆ x
= 120,2 - 0,83
= 119,37

Tabel 4. Pengukuran Kedalaman Air

a. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran

 Pengukuran dengan jangka sorong

56,50+53,90+54,00+54,10+54,55
x́ =
5
= 54,6 mm

 Pengukuran dengan mistar

570+540+550+550+560
x́ =
5

= 554 mm

b.Nilai standar deviasi hasil pengamatan

 Pengukuran dengan jangka sorong

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 56,50 1,9 3,61


2. 53,90 -0,7 0,49
3. 54,00 -0,6 0,36
4. 54,10 -0,5 0,25
5. 54,55 -0,1 0,01
Σ 4,72

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 4,72
=
√ 5−1
= √ 1,18
= 1,09 mm

 Pengukuran dengan mistar

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 570 16 256
2. 540 -14 196
3. 550 -4 16
4. 550 -4 16
5. 560 6 36
Σ 520

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 520
=
√5−1
= √ 130
= 11,40 mm

c. Porsentase atau Nilai tingkat kesalahan pengukuran

 Pengukuran dengan jangka sorong

∆x
% error = x 100 %

1,09
= x 100 %
54,6

=2%

 Pengukuran dengan mistar

∆x
% error = x 100 %

11,40
= x 100 %
55,4
= 20 %

d. Sajian Hasil Percobaan

 Pengukuran dengan jangka sorong (mm)

X = x́ +∆ x
= 54,6 + 1,09
= 55,69

X = x́−∆ x
= 54,6 - 1,09
= 53,51

 Pengukuran dengan mistar


X = x́ +∆ x
= 554 + 11,40
= 565,4

X = x́−∆ x
= 554 - 11,40
= 542,6

Tabel 5. Pengukuran Mikrometer Sekrup

a. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran

 Kaca

1,47+1,48+1,48+1,47+1,47
x́ =
5
= 1,48 mm

 Kertas

0,08+0,08+0,08+ 0,09+0,08
x́ =
5

= 0,9 mm

 Gotri

16,74+17,02+16,75+17,06+17,12
x́ =
5

= 16,93 mm

 Kawat

1,44+1,48+1,43+1,44 +1,43
x́ =
5

= 1,44 mm

 Silinder

12,72+12,73+ 12,71+12,72+12,71
x́ =
5
= 12,71 mm

b.Nilai standar deviasi hasil pengamatan

 Kaca

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 1,47 -0,01 0,0001


2. 1,48 0 0
3. 1,48 0 0
4. 1,47 0,0001 0,0001
5. 1,47 0,0001 0,0001
Σ 0,0003

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,0003
=

= √ 0,00008
5−1

= 0,009 mm

 Kertas

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 0,08 -0,82 0,22


2. 0,08 -0,82 0,22
3. 0,08 -0,82 0,22
4. 0,09 -0,81 0,65
5. 0,08 -0,82 0,22
Σ 1,53

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 1,53
=
√5−1
= √ 0,4
= 0,63 mm

 Gotri

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 16,74 -0,19 0,04


2. 17,02 0,09 0,008
3. 16,75 -0,18 0,03
4. 17,06 0,13 0,01
5. 17,12 0,19 0,03
Σ 0,118

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,118
=

= 0,54 mm
5−1

 Kawat
No. χ (mm) χ- x́ (mm)
(χ- x́ )2 (mm)

1. 1,44 0 0
2. 1,48 0,04 0,0016
3. 1,43 -0,01 0,0001
4. 1,44 0 0
5. 1,43 -0,01 0,001
Σ 0,0034

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,0034
=

= 0,03 mm
5−1

 silinder

No. χ (mm) χ- x́ (mm)


(χ- x́ )2 (mm)

1. 12,72 0,01 0,0001


2. 12,73 0,02 0,004
3. 12,71 0 0
4. 12,72 0,01 0,0001
5. 12,71 0 0
Σ 0,0006

∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,0006
=

= 0,012 mm
5−1

c. Porsentase atau Nilai tingkat kesalahan pengukuran

 Kaca

∆x
% error = x 100 %

0,007
= x 100 %
1,48

= 0,5 %

 Kertas

∆x
% error = x 100 %

0 , 63
= x 100 %
0,9
= 70 %
 Gotri

∆x
% error = x 100 %

0,54
= x 100 %
16,93

=3%

 Kawat

∆x
% error = x 100 %

0 , 03
= x 100 %
1,44
= 20 %
 Silinder

∆x
% error = x 100 %

0,012
= x 100 %
12,71

= 0,094 %

d. Sajian Hasil Percobaan

 Kaca

X = x́ +∆ x
= 1,48 + 0,007
= 1,487

X = x́−∆ x
= 1,48 – 0,007
= 1,473

 Kertas

X = x́ +∆ x
= 0,9 + 0,63
= 1,53

X = x́−∆ x
= 0,9 - 0,63
= 0,27

 Gotri

X = x́ +∆ x
= 16,93 + 0,54
= 17,47
X = x́−∆ x
= 16,93 – 0,54
= 16,39

 Kawat

X = x́ +∆ x
= 1,44 + 0,03
= 1,47

X = x́−∆ x
= 1,44 - 0,03
= 1,41

 Silinder

X = x́ +∆ x
= 12,71 + 0,012
= 17,72

X = x́−∆ x
= 12,71 - 0,013
= 12,5

G. PEMBAHASAN

Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan sesuatu yang kita ukur menggunakan alat
ukur dengan suatu satuan. Pengukuran suatu besaran relative terhadap suatu standar atau satuan tertentu.
Dalam melakukan pengukuran dibutuhkan alat ukur, yaitu perangkat untuk menentukan nilai atau besaran
dari suatu kuantitas atau variable fisis.
Dalam praktikum ini menggunakan empat macam alat ukur, yaitu jangka sorong, micrometer
sekrup, stopwatch dan mistar. Pengertian dari jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur
diameter serta kedalaman suatu benda dan memiliki skala terkecil 0,1mm atau 0,01 cm sehingga
ketelitiannya adalah 0,005 cm (1/2 x 0,01 cm) , sedangkan micrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter benda-benda bulat, serta memiliki skala terkecil 0,01mm atau 0,0001cm sehingga ketelitiannya
0,0005cm.
Bentuk pengukuran pada praktikum ini adalah pengukuran berulang dengan melakukan percobaan
ulang sebanyak lima kali dan dengan pengamat yang berbeda-beda. Hal ini yang diukur adalah diameter
dalam dan luar tabung serta pengukuran kedalaman air menggunakan jangka sorong, kemudian ketebalan
kaca,kertas,gotri,kawat, dan silinder menggunakan micrometer sekrup. Serta pengukuran denyut nadi
dengan stopwatch.
Pada percobaan menggunakan jangka sorong, saat pengukuran sisi balok lima kali berturut-turut
diperoleh data 19,7 , 19,7 , 20,85 , 19,8 ,19,75 dalam mm. sehingga didapat pengukuran rata-rata 19,96
nilai ∆ x=0,60, nilai %erorrnya 3%. Sedangkan pengukuran dengan mistar diperoleh hasil 20,19,19, 19,5
, 20 dalam mm, sehingga didapat pengukuran rata-rata 19,5 nilai ∆ x = 7,07 nilai %erorrnya 3%. Pada
percobaan menggunakan stopwatch, hasil pengukuran denyut nadi untuk 30 denyutan/detik didapat data
19,20,18,18,20. Sehingga didapat nilai rata-rata19 detik nilai ∆ x = 1 nilai %erorrnya 5% pada waktu 1
denyutan/ detik diperoleh data 0,06333, 0,666, 0,6 , 0,6 , 0,6 0,666 sehingga didapat nilai rata-rata
0,63306 nilai ∆ x = 0,05 , %erorrnya 80%. Pada percobaan pengukuran diameter dalam dan luar tabung
didapat data; untuk pengukuran dalam tabung 103, 111,3 , 112,5 , 117,15 , 106,35 diperoleh nilai rata-rata
110,06 nilai ∆ x = 5,50 nilai %erorrnya 4% untuk pengukuran luar tabungnya 117,2 , 123,4 , 122,6 ,
115,5 , 110,45 diperoleh hasil rata-rata 117,83 nilai ∆ x = 5,4 mm %erorrnya 4% sedangkanpengukuran
dengan mistar didapat data untuk dalam tabung 113,114,114,115,114 diperoleh nilai rata-rata 114 mm nilai
∆ x = 0.70 mm %erorrnya 0,6% dan untuk diluar tabung 120,121,121,119,120 diperoleh nilai rata-rata
120,2 nilai ∆ x = 0,83 mm %erorrnya 0,6 %. Percobaan pengukuran kedalaman air dengan jangka sorong
diperoleh data 56,50 , 53,90 , 54,00 , 54,10 , 54,55 didapat hasil rata-rata 54,6 mm nilai ∆ x = 1,09mm
%erorrnya 2% dengan mistar piperoleh data 570, 540 , 550 , 550 , 560 hasil rata-ratanya 554mm nilai ∆ x =
11,40mm %erorrnya 20 % kemudian percobaan menggunakan Mikrometer sekrup diperoleh data dari bahan
percobaan kaca 1,47 , 1,48 , 1,48 , 1,47 , 1,47 hasil rat-ratanya 1,48mm nilai ∆ x = 0,007 mm %erorrnya
0,5% dari bahan kertas 0,08 , 0,08 , 0,08 , 0,09 , 0,08 hasil rata-ratanya 0,9 mm nilai ∆ x = 0,63mm
%erorrnya 70% percobaan dari bahan gotri 16,74 , 17,02 , 16,75 , 17,06 , 17,12 didapat hasil rata-rata
16,93mm nilai ∆ x = 0,54mm dan %erornya 3% dari bahan kawat 1,44 , 1,48 , 1,43 , 1,44 , 1,43 hasil
rata-ratanya 1,44mm nilai ∆ x = 0,03mm dan %erorrnya 20% kemudian percobaan pada bahan silinder
didapat data 12,72 , 12,73 , 12,71 , 12,72 , 12,71 dengan hasil rata-ratanya 12,71mm nilai ∆ x = 0,012mm
dan %erornya 0,094 %. Dengan adanya percobaan tersebut kita dapat mengetahui ketelitian dari suatu alat
ukur.

H. PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pengamatan dan analisa data dapat disimpulkan :
1. Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan suatu yang kita ukur menggunakan alat
ukur dengan suatu satuan.
2. Untuk memperoleh ketidakpastian pada pengukuran berulang dapat dihitung dari data maksimum
x maks−x min
dikurangi data pengukuran minimum kemudian dibagi dengan dua (∆ x= ), atau dengan
2
∆x
rumus % error = ×100 %

3. Pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Beberapa ketidakpastian yaitu adanya nilai skala
terkecil, kesalahan kalibrasi,kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan
paralaks, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta
keterampilan pengamat.

SARAN
Co.asst diharapkan dapat lebih aktif lagi serta tetap sabar membimbing praktikan (^_^)

DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David, dkk.2004. Dasar-Dasar Fisika. Jakarta: Erlangga.

Umar, Efrizon.2007. Fisika dan Kecakapan Hidup. Jakarta : Ganeca Exact.

Young, Hugh D. dan Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid Satu. Jakarta :
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai