ALAT UKUR
ABSTRAK
Pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian yaitu adanya nilai
skala terkecil,kesalahan kalibrasi,kesalahan titik nol,kesalahan pegas,adanya gesekan,kesalahan
paralaks,fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta eterampilan
pengamat.Kita dapat mengukur dengan alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup,jangka sorong
adalah alat ukur panjang dengan ketelitian cukup tinggi,yang terdiri atas rahang tetap dan rahang sorong
yang dapat digeser-geser,sedangkan micrometer sekrup adalah skala tetap yang ada pada laras terdiri dari
dua baris,atas dan bawah(dalam mm).Skala atas dan bawah mempunyai selang garis skala 1 mm.
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. TUJUAN PRAKTIKUM :
Mempelajari alat ukur waktu(stopwatch) dan alat ukur panjang (jangka
sorong,micrometer sekrup,mistar) dengan ketelitian tinggi.
Mempelajari ketelitian alat ukur waktu (stopwatch) dan alat ukur panjang(jangka
sorong,micrometer sekrup,mistar) dengan ketelitian tinggi.
2. WAKTU PRAKTIKUM :
3. TEMPAT PRAKTIKUM:
Laboratorium FISIKA,Lantai II ,Fakultas MIPA,UNIVSITAS MATARAM
1. ALAT :
Stopwatch
Jangka sorong
Mistar
Micrometer sekrup
2. BAHAN :
Silinder
Kaca
Kertas
Gotri
Kawat
Kelereng
Gelas/tabung
Balok kayu
C. LANDASAN TEORI
Fisika didasarkan atas pengukuran.Kita berkenalan dengan fisika untuk mempelajari bagaimana
caranya kita mengukur besaran-besaran yang terlibat dalam fisika.Untuk mendeskripsikan sebuah besaran
fisika ,kita mendefinisikan suatu satuan.Kemudian kita mendefinisikan suatu standar,yaitu suatu acuan yang
berfungsi sebagai patikan pembanding bagi semua contoh lain dari besaran yang bersangkutan.Kita bebas
mendefisikan suatu satuan dan standarnya dalam sembarang yang kita kehendaki.Hal yang terpenting adalah
mengerjakannya dengan cara sedemikian rupa sehingga para ilmuan seluruh dunia akan mengakui bahwa
definisi-definisi kita masuk akal dan praktis(Halliday,dkk,2004:32).
Ketika kita melakukan pengukuran dengan jangka sorong ataupun micrometer sekrup,kita tidak
langsung mendapatkan nilai∆ x (hasil pengukuran),namun selalu terdapat nilai
ketidakpastian.Ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran,dan ketidakpastian
juga disebut kesalahan karena menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dengan nilai yang
sebenarnya.Untuk mencari nilai ketidakpastian (∆ x ) pada pengukuran tunggal dan pengukuran berulang
tentu berbeda.Pada pengukuran tunggal,nilai ketidakpastian adalah setengah dari NST (Nilai Standar
Terkecil) sedangkan pada pengukuran berulang,pengukuran dinyatakan dengan rentang kesalahannya dan
dapat dinyatakan dengan rumus:
( Xmax− Xmin )
∆x = (Umar,2007:9).
2
D.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Stopwatch
Ambillah sebuah balok dan ukur panjang, lebar, dan tingginya dengan mistar/penggaris.
Ukur juga panjang,lebar dan tinggi balok tersebut dengan jangka sorong.
Lakukan langah 1 dan 2 untuk beberapa kali pengamatan.
Catat hasilnya dalam tabel pengamatan 2.
Ambil sebuah gelas atau tabung,ukurlah diameter bagian dalamnya dengan jangka sorong.
Bandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran menggunakan mistar.
Lakukan langkah tersebut untuk 5 kali pengamatan.
Lakukan langkah a dan b untuk pengukuran diameter bagian luar.
Catat hasilnya pada tabel pengamatan 3.
E. HASIL PENGAMATAN
F. ANALISIS DATA
19+20+18+18+20
x́ =
5
= 19 detik
0,6333+0,666+0,6+ 0,6+0,666
x́ =
5
= 0,63306 detik
b.Nilai standar deviasi hasil pengamatan
1. 19 0 0
2. 20 1 1
3. 18 -1 1
4. 18 -1 1
5. 20 1 1
Σ 4
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 42
=
√
5−1
= √1
= 1 detik
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,122
=
√ 5−1
= √ 0,003
= 0,05 detik
∆x
% error = x 100 %
x́
1
= x 100 %
9
=5%
∆x
% error = x 100 %
x́
0,60
= x 100 %
19,9
= 80 %
X = x́ +∆ x
= 19 + 1
= 20
X = x́−∆ x
= 19 - 1
= 18
X = x́ +∆ x
= 19,96 + 0,05
= 0,68
X = x́−∆ x
= 19,96 – 0,05
= 0,58
19,7+19,7+20,85+19,8+19,75
x́ =
5
= 19,96 mm
20+19+19+19,5+20
x́ =
5
= 19,5 mm
b.Nilai standar deviasi hasil pengamatan
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 1,45 2
=
√ 5−1
= √ 0,37
= 0,60 mm
1. 200 5 25
2. 190 -5 25
3. 190 -5 25
4. 195 0 0
5. 200 5 25
Σ 200
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 2002
=
√
= √ 50
5−1
= 7,07 mm
∆x
% error = x 100 %
x́
0,60
= x 100 %
19,96
=3%
X = x́ +∆ x
= 19,96 + 0,60
= 20,56
X = x́−∆ x
= 19,96 – 0,60
= 19,36
X = x́−∆ x
= 19,5 - 7,07
= 12,43
Didalam Tabung
Diluar Tabung
117,2+123,4+122,6+115,5 +11−, 45
x́ =
5
= 117,83 mm
Didalam Tabung
113+114 +114+115+114
x́ =
5
= 114 mm
Diluar Tabung
120+121+ 121+119 +120
x́ =
5
= 120,2 mm
Untuk didalam
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 121,39❑
=
√ 5−1
= √ 30,34
= 5,50 mm
Untuk diluar
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 115,02
=
√ 5−1
= √ 28,8
= 5,4 mm
1. 113 -1 1
2. 114 0 0
3. 114 0 0
4. 115 1 1
5. 114 0 0
Σ 2
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑2
=
√
= √ 0,5
5−1
= 0,70 mm
Untuk diluar
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 2,8
=
√5−1
= √ 0,7
= 0,83 mm
Didalam
∆x
% error = x 100 %
x́
5,50
= x 100 %
110,06
=4%
Diluar
∆x
% error = x 100 %
x́
5,4
= x 100 %
117,83
=4%
Didalam
∆x
% error = x 100 %
x́
0,70
= x 100 %
114
= 0,6 %
Diluar
∆x
% error = x 100 %
x́
0,83
= x 100 %
120,2
= 0,6 %
Untuk didalam
X = x́ +∆ x
= 110,06 + 5,50
= 115,56
X = x́−∆ x
= 110,06 - 5,50
= 104,56
Untuk diluar
X = x́ +∆ x
= 117,83 + 5,4
= 123,23
X = x́−∆ x
= 117,83 - 5,4
= 112,43
Untuk didalam
X = x́ +∆ x
= 114 + 0,70
= 114,7
X = x́−∆ x
= 114 - 0,70
= 113,3
Untuk diluar
X = x́ +∆ x
= 120,2 + 0,83
= 121,03
X = x́−∆ x
= 120,2 - 0,83
= 119,37
56,50+53,90+54,00+54,10+54,55
x́ =
5
= 54,6 mm
570+540+550+550+560
x́ =
5
= 554 mm
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 4,72
=
√ 5−1
= √ 1,18
= 1,09 mm
1. 570 16 256
2. 540 -14 196
3. 550 -4 16
4. 550 -4 16
5. 560 6 36
Σ 520
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 520
=
√5−1
= √ 130
= 11,40 mm
∆x
% error = x 100 %
x́
1,09
= x 100 %
54,6
=2%
∆x
% error = x 100 %
x́
11,40
= x 100 %
55,4
= 20 %
X = x́ +∆ x
= 54,6 + 1,09
= 55,69
X = x́−∆ x
= 54,6 - 1,09
= 53,51
X = x́−∆ x
= 554 - 11,40
= 542,6
Kaca
1,47+1,48+1,48+1,47+1,47
x́ =
5
= 1,48 mm
Kertas
0,08+0,08+0,08+ 0,09+0,08
x́ =
5
= 0,9 mm
Gotri
16,74+17,02+16,75+17,06+17,12
x́ =
5
= 16,93 mm
Kawat
1,44+1,48+1,43+1,44 +1,43
x́ =
5
= 1,44 mm
Silinder
12,72+12,73+ 12,71+12,72+12,71
x́ =
5
= 12,71 mm
Kaca
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,0003
=
√
= √ 0,00008
5−1
= 0,009 mm
Kertas
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 1,53
=
√5−1
= √ 0,4
= 0,63 mm
Gotri
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,118
=
√
= 0,54 mm
5−1
Kawat
No. χ (mm) χ- x́ (mm)
(χ- x́ )2 (mm)
1. 1,44 0 0
2. 1,48 0,04 0,0016
3. 1,43 -0,01 0,0001
4. 1,44 0 0
5. 1,43 -0,01 0,001
Σ 0,0034
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,0034
=
√
= 0,03 mm
5−1
silinder
∆X = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿
∑ 0,0006
=
√
= 0,012 mm
5−1
Kaca
∆x
% error = x 100 %
x́
0,007
= x 100 %
1,48
= 0,5 %
Kertas
∆x
% error = x 100 %
x́
0 , 63
= x 100 %
0,9
= 70 %
Gotri
∆x
% error = x 100 %
x́
0,54
= x 100 %
16,93
=3%
Kawat
∆x
% error = x 100 %
x́
0 , 03
= x 100 %
1,44
= 20 %
Silinder
∆x
% error = x 100 %
x́
0,012
= x 100 %
12,71
= 0,094 %
Kaca
X = x́ +∆ x
= 1,48 + 0,007
= 1,487
X = x́−∆ x
= 1,48 – 0,007
= 1,473
Kertas
X = x́ +∆ x
= 0,9 + 0,63
= 1,53
X = x́−∆ x
= 0,9 - 0,63
= 0,27
Gotri
X = x́ +∆ x
= 16,93 + 0,54
= 17,47
X = x́−∆ x
= 16,93 – 0,54
= 16,39
Kawat
X = x́ +∆ x
= 1,44 + 0,03
= 1,47
X = x́−∆ x
= 1,44 - 0,03
= 1,41
Silinder
X = x́ +∆ x
= 12,71 + 0,012
= 17,72
X = x́−∆ x
= 12,71 - 0,013
= 12,5
G. PEMBAHASAN
Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan sesuatu yang kita ukur menggunakan alat
ukur dengan suatu satuan. Pengukuran suatu besaran relative terhadap suatu standar atau satuan tertentu.
Dalam melakukan pengukuran dibutuhkan alat ukur, yaitu perangkat untuk menentukan nilai atau besaran
dari suatu kuantitas atau variable fisis.
Dalam praktikum ini menggunakan empat macam alat ukur, yaitu jangka sorong, micrometer
sekrup, stopwatch dan mistar. Pengertian dari jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur
diameter serta kedalaman suatu benda dan memiliki skala terkecil 0,1mm atau 0,01 cm sehingga
ketelitiannya adalah 0,005 cm (1/2 x 0,01 cm) , sedangkan micrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter benda-benda bulat, serta memiliki skala terkecil 0,01mm atau 0,0001cm sehingga ketelitiannya
0,0005cm.
Bentuk pengukuran pada praktikum ini adalah pengukuran berulang dengan melakukan percobaan
ulang sebanyak lima kali dan dengan pengamat yang berbeda-beda. Hal ini yang diukur adalah diameter
dalam dan luar tabung serta pengukuran kedalaman air menggunakan jangka sorong, kemudian ketebalan
kaca,kertas,gotri,kawat, dan silinder menggunakan micrometer sekrup. Serta pengukuran denyut nadi
dengan stopwatch.
Pada percobaan menggunakan jangka sorong, saat pengukuran sisi balok lima kali berturut-turut
diperoleh data 19,7 , 19,7 , 20,85 , 19,8 ,19,75 dalam mm. sehingga didapat pengukuran rata-rata 19,96
nilai ∆ x=0,60, nilai %erorrnya 3%. Sedangkan pengukuran dengan mistar diperoleh hasil 20,19,19, 19,5
, 20 dalam mm, sehingga didapat pengukuran rata-rata 19,5 nilai ∆ x = 7,07 nilai %erorrnya 3%. Pada
percobaan menggunakan stopwatch, hasil pengukuran denyut nadi untuk 30 denyutan/detik didapat data
19,20,18,18,20. Sehingga didapat nilai rata-rata19 detik nilai ∆ x = 1 nilai %erorrnya 5% pada waktu 1
denyutan/ detik diperoleh data 0,06333, 0,666, 0,6 , 0,6 , 0,6 0,666 sehingga didapat nilai rata-rata
0,63306 nilai ∆ x = 0,05 , %erorrnya 80%. Pada percobaan pengukuran diameter dalam dan luar tabung
didapat data; untuk pengukuran dalam tabung 103, 111,3 , 112,5 , 117,15 , 106,35 diperoleh nilai rata-rata
110,06 nilai ∆ x = 5,50 nilai %erorrnya 4% untuk pengukuran luar tabungnya 117,2 , 123,4 , 122,6 ,
115,5 , 110,45 diperoleh hasil rata-rata 117,83 nilai ∆ x = 5,4 mm %erorrnya 4% sedangkanpengukuran
dengan mistar didapat data untuk dalam tabung 113,114,114,115,114 diperoleh nilai rata-rata 114 mm nilai
∆ x = 0.70 mm %erorrnya 0,6% dan untuk diluar tabung 120,121,121,119,120 diperoleh nilai rata-rata
120,2 nilai ∆ x = 0,83 mm %erorrnya 0,6 %. Percobaan pengukuran kedalaman air dengan jangka sorong
diperoleh data 56,50 , 53,90 , 54,00 , 54,10 , 54,55 didapat hasil rata-rata 54,6 mm nilai ∆ x = 1,09mm
%erorrnya 2% dengan mistar piperoleh data 570, 540 , 550 , 550 , 560 hasil rata-ratanya 554mm nilai ∆ x =
11,40mm %erorrnya 20 % kemudian percobaan menggunakan Mikrometer sekrup diperoleh data dari bahan
percobaan kaca 1,47 , 1,48 , 1,48 , 1,47 , 1,47 hasil rat-ratanya 1,48mm nilai ∆ x = 0,007 mm %erorrnya
0,5% dari bahan kertas 0,08 , 0,08 , 0,08 , 0,09 , 0,08 hasil rata-ratanya 0,9 mm nilai ∆ x = 0,63mm
%erorrnya 70% percobaan dari bahan gotri 16,74 , 17,02 , 16,75 , 17,06 , 17,12 didapat hasil rata-rata
16,93mm nilai ∆ x = 0,54mm dan %erornya 3% dari bahan kawat 1,44 , 1,48 , 1,43 , 1,44 , 1,43 hasil
rata-ratanya 1,44mm nilai ∆ x = 0,03mm dan %erorrnya 20% kemudian percobaan pada bahan silinder
didapat data 12,72 , 12,73 , 12,71 , 12,72 , 12,71 dengan hasil rata-ratanya 12,71mm nilai ∆ x = 0,012mm
dan %erornya 0,094 %. Dengan adanya percobaan tersebut kita dapat mengetahui ketelitian dari suatu alat
ukur.
H. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pengamatan dan analisa data dapat disimpulkan :
1. Pengukuran merupakan suatu kegiatan membandingkan suatu yang kita ukur menggunakan alat
ukur dengan suatu satuan.
2. Untuk memperoleh ketidakpastian pada pengukuran berulang dapat dihitung dari data maksimum
x maks−x min
dikurangi data pengukuran minimum kemudian dibagi dengan dua (∆ x= ), atau dengan
2
∆x
rumus % error = ×100 %
x́
3. Pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Beberapa ketidakpastian yaitu adanya nilai skala
terkecil, kesalahan kalibrasi,kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan
paralaks, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta
keterampilan pengamat.
SARAN
Co.asst diharapkan dapat lebih aktif lagi serta tetap sabar membimbing praktikan (^_^)
DAFTAR PUSTAKA
Young, Hugh D. dan Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid Satu. Jakarta :
Erlangga