Anda di halaman 1dari 15

Konsep Dasar Keperawatan

Pada dasarnya proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan

masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga,

kelompok dan komunitas. Pada keperawatan keluarga perawat dapat

mengkonseptualisasikan keluarga sebagai konteks dimana fokus dan proses

perawatannya berorientasi pada anggota keluarga secara individu.

Dalam praktiknya kebanyakan perawat keluarga bekerja pada keduanya yaitu

pada keluarga dan pada individu dalam keluarga. Ini berarti bahwa perawat

keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua tingkatan yaitu tingkat

individu dan keluarga. Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-

keluarga yang rawan kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan atau beresiko timbulnya masalah kesehatan. Sasaran keluarga yang

dimaksud adalah individu sebagai anggota keluarga dan keluarga itu sendiri.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, beberapa poin yang perlu

dilakukan oleh perawat, yaitu;

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Untuk

mendapatkan data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga,

perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan setiap

hari), lugas dan sederhana.

Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian

Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu :


a. Data umum

1) Nama kepala keluarga

2) Usia

3) Pendidikan

4) Pekerjaan

5) Alamat

6) Daftar anggota keluarga

Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga

N Status
Nama L/K Usia Hubungan Pendidikan Pekerjaan
o kesehatan

b. Genogram

Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor

bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit

Hipertensi.

c. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi dapat dilihat dari, yaitu;

1) Pendapatan keluarga

2) Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga.


Pada pengkajian status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan

seseorang. Dampak dari ketidak-mampuan keluarga membuat seseorang

enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

d. Riwayat kesehatan keluarga

1) Riwayat masing-masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai

penyakit keturunan).

2) Perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

3) Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga

4) Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

e. Karakteristik lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Tetangga dan komunitas

3) Geografis keluarga

4) Sistem pendukung keluarga

f. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga dan bagaimana anggota keluarga mengembangkan

sikap saling mengerti. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap


anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari

penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentral bagi pembentukan dan

kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berhubungan dengan persepsi

keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila

kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan

keluarga dalam mengenal tanda-tanda gangguann kesehatan selanjutnya.

2) Fungsi keperawatan

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan

yang meliputi pengertian, faktor penyebab tanda dan gejala serta yang

mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga

dapat mengenal masalah, tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan

sesuai dengan tindakan keperawatan, karena Hipertensi memerlukan

perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makanan dan gaya

hidup. Jadi disini keluarga perlu tau bagaimana cara pengaturan

makanan yang benar serta gaya hidup yang baik untuk penderita

Hipertensi.

b) Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah

bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga

menderita Hipertensi.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat

keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga

mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga

yang sakit Hipertensi.

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga

mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan

kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat

mecegah kekambuhan dari pasien Hipertensi.

e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung kesehatan seseorang.

g. Fungsi sosialisasi

Pada kasus penderita Hipertensi yang sudah mengalami komplikasi stroke,

dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun

didalam komunitas sekitar keluarga.

h. Fungsi reproduksi

Pada penderita Hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk mengetahui

adanya tanda-tanda Hipertensi saat hamil).

i. Fungsi ekonomi

Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit.

Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan untuk mencari

pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainya (Friedman, 2013).

j. Stres dan koping keluarga


1) Stresor yang dimiliki

2) Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor

3) Strategi koping yang digunakan

4) Strategi adaptasi disfungsional

k. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik umum

2) Pemeriksaan fisik khusus

l. Harapan keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas

kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga

atau masyarakat yang diperoleh dari suatu proses pengumpulan data dan analisis

cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan

dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya (Shoemaker dalam

Murwani, A, & Setyowati, S, 2011).

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran

individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah

(problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign). Sedangkan etiologi mengacu

pada 5 tugas keluarga yaitu :


a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

1) Persepsi terhadap keparahan penyakit

2) Pengertian

3) Tanda dan gejala

4) Faktor penyebab

5) Persepsi keluarga terhadap masalah

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

1) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

2) Masalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap masalah yang

dialami

3) Sikap negatif terhadap masalah kesehatan

4) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

5) Informasi yang salah

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit

2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

3) Sumber – sumber yang ada dalam keluarga

4) Sikap keluarga terhadap yang sakit

d. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan

1) Keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan

2) Pentingnya higyene sanitasi

3) Upaya pencegahan penyakit

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga


1) Keberadaan fasilitas kesehatan

2) Keuntungan yang didapat

3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

4) Pengalaman keluarga yang kurang baik

5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga

Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,

selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama

keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki

keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga sebagai berikut :

Tabel 5 Prioritas Masalah

KRITERIA BOBOT SKOR

Aktual = 3
Sifat masalah 1 Resiko = 2
Potensial = 1

Mudah = 2
Kemungkinan masalah untuk
2 Sebagian = 1
dipecahkan
Tidak dapat = 0

Tinggi = 3
Potensi masalah untuk dicegah 1 Cukup = 2
Rendah = 1

Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Menonjolnya masalah 1
Tidak dirasakan adanya masalah
=0

Skoring :

a. Tentukan skor untuk tiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan nilai bobot
SKOR
x NILAI BOBOT
ANGKA TERTINGGI

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh

bobot

Menurut (Komang, 2010) adapun diagnosa dalam keperawatan keluarga

meliputi :

a. Gangguan rasa nyaman, nyeri pada anggota keluarga dengan hipertensi

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang mengalami hipertensi.

b. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah Hipertensi

c. Resiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil

keputusan

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan

sumplai dan kebutuhan oksigen pada keluarga.

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Effendy dalam Harmoko (2012), mendefinisikan: rencana keperawatan

keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk

dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah

didefinisikan.

Sedangkan Friedman (2013) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat

pertama meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur,


langsung dan spesiflk. Sedangkan tingkat kedua adalah tujuan jangka panjang

yang merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang

yang diharapkan oleh perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.

Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan

sumber daya yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya,

pengetahuan, dan sikap dari keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga respon yaitu

respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk

mangatasi masalahnya. Tujuan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan

jangka panjang (Effendy dalam Harmoko, 2012).

Tujuan jangka pendek pada penderita Hipertensi antara lain : setelah diberikan

informasi kepada keluarga mengenai Hipertensi keluarga mampu mengambil

keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk anggota keluarga yang

menderita Hipertensi dengan respon verbal keluarga mampu menyebutkan

pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta perawatan Hipertensi. Respon

afektif, keluarga mampu menentukan cara penanganan atau perawatan bagi

anggotanya yang menderita Hipertensi secara tepat. Sedangkan respon

psikomotor, keluarga mampu memberikan perawatan secara tepat dan

memodifikasi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita Hipertensi.

Standar evaluasi yang digunakan adalah pengertian, tanda dan gejala, penyebab,

perawatan, komplikasi dan pengobatan Hipertensi (Effendy dalam Harmoko,

2012).
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam perawatan Hipertensi adalah

masalah dalam keluarga dapat teratasi atau dikurangi setelah dilakukan tindakan

keperawatan. Tahap intervensi diawali dengan menyelesaikan perencanaan

perawatan.

Berikut adalah rencana asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi:

Tabel 6 Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria Standar Rencana


Keperawatan Evaluasi Evaluasi Intervensi
Gangguan Tujuan umum : Respon 1. Keluarga 1. Memberikan
rasa nyaman Setelah verbal dapat pendidikan
nyeri dilakukan menjelaska kesehatan
hipertensi kunjungan ke n mengenai
berhubungan rumah selama 4 pengertian, penyakit
dengan hari diharapkan penyebab, hipertensi :
ketidakmamp nyeri berkurang tanda dan pengertian,
uan keluarga gejala penyebab,
merawat Tujuan khusus: Hipertensi tanda dan
anggota Setelahdilakuka 2. Keluarga gejala.
keluarga n tindakan mampu 2. Membantu
yang keperawatan mengambil keluarga
mengalami selama 6x60 keputusan dalam
nyeri menit keluarga jika ada memutuskan
hipertensi mampu: anggota keputusan
keluarga yang tepat.
1. Mengenal dengan 3. Memberikan
masalah Hipertensi pendidikan
kesehatan 3. Keluarga kesehatan
2. Mengambil mampu dalam
keputusan merawat merawat
3. Merawat anggota anggota
anggota keluarga keluarga
keluarga dengan dengan
yang sakit Hipertensi Hipertensi
4. Memodifikas 4. Keluarga 4. Membantu
i lingkungan mampu keluarga
5. Memanfaatk mengubah mengenal dan
an fasilitas faktor mengubah
pelayanan lingkungan faktor
kesehatan yang lingkungan
menyebabk yang
an menyebabkan
Hipertensi Hipertensi
5. Keluarga 5. Membantu
mampu keluarga
memanfaaa dalam mencari
stkan fasilitas
fasilitas kesehatan
kesehatan yang tersedia.
yang ada.
Kurangnya Tujuan umum : Respon 1. Keluar 1. Memberik
pengetahuan Setelah verbal ga dapat an pendidikan
berhubungan dilakukan menjelaskan kesehatan
dengan kunjungan ke pengertian mengenai
ketidakmamp rumah selama 4 hipertensi pengertian
uan keluarga hari diharapkan 2. Keluar hipertensi
mengenal keluarga mampu ga dapat 2. Memberik
masalah mengambil menyebutkan an pendidikan
Hipertensi keputusan klasifikasi kesehatan
hipertensi mengenai
Tujuan khusus: 3. Keluar klasifikasi
Setelahdilakuka ga mampu hipertensi
n tindakan menjelaskan 3. Memberik
keperawatan tanda dan an pendidikan
selama 6x60 gejala kesehatan
menit keluarga hipertensi mengenai tanda
mampu: 4. Keluar dan gejala
ga dapat hipertensi
1. Mengenal mengerti 4. Memberik
masalah penyebab an pendidikan
kesehatan hipertensi kesehatan
2. Mengambil 5. Keluar mengenai
keputusan ga penyebab
3. Merawat menyebutkan hipertensi
anggota komplikasi 5. Memberik
keluarga dari an pendidikan
yang sakit hipertensi kesehatan
4. Memodifikas mengenai
i lingkungan komplikasi
5. Memanfaatk hipertensi
an fasilitas
pelayanan
kesehatan
Resiko jatuh Tujuan umum : Respon 1. Keluar 1. Memberik
berhubungan Setelah verbal ga dapat an pendidikan
dengan dilakukan menjelas kan kesehatan
ketidakmamp kunjungan ke bagaimana mengenai
uan keluarga rumah selama 4 cara bagaimana cara
mengambil hari diharapkan mengambil keluarga
keputusan keluarga dapat keputusan mengambil
mengambil jika salah keputusan
keputusan satu keluarga 2. Memberik
ada yang an pendidikan
Tujuan khusus: mengalami kesehatan
Setelahdilakuka perubahan kepada keluarga
n tindakan status
keperawatan kesehatan
selama 4x60 2. Keluar
menit keluarga ga dapat
mampu mengambil
1. Mengena keputusan
l masalah
kesehatan
2. Mengam
bil keputus
3. Merawat
anggota
keluarga yang
sakit
4. Memodif
ikasi
lingkungan
5. Memanf
aatkan fasilitas
pelayanan
kesehatan

4. Intervensi Keperawatan

Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau

keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas

dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga (Friedman, 2013).

Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan keluarga dengan

Hipertensi menurut Effendy dalam Harmoko (2012) adalah sumber daya dan dana
keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan

penerimaan keluarga serta sarana dan prasarana yang ada dalam keluarga.

Sumberdaya dan dana keluarga yang memadai diharapkan dapat menunjang

proses penyembuhan dan penatalaksanaan penyakit Hipertensi menjadi lebih baik.

Sedangkan tingkat pendidikan keluarga juga mempengaruhi keluarga dalam

mengenal masalah Hipertensi dan dalam mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang terkena Hipertensi.

Adat istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam keluarga akan

mempengaruhi pengambilan keputusan keluarga tentang pola pengobatan dan

penatalaksanaan penderita Hipertensi, seperti pada suku pedalaman lebih

cenderung menggunakan dukun daripada pelayanan kesehatan.

Demikin juga respon dan penerimaan terhadap anggota keluarga yang sakit

Hipertensi akan mempengaruhi keluarga dalam merawat anggota yang sakit

Hipertensi.

Sarana dan prasarana baik dalam keluarga atau masyarakat merupakan faktor

yang penting dalam perawatan dan pengobatan Hipertensi. Sarana dalam keluarga

dapat berupa kemampuan keluarga menyediakan makanan yang sesuai dan

menjaga diit atau kemampuan keluarga, mengatur pola makan rendah garam,

menciptakan suasana yang tenang dan tidak memancing kemarahan. Sarana dari

lingkungan adalah, terjangkaunya sumber-sumber makanan sehat, tempat latihan,

juga fasilitas kesehatan (Effendy dalam Harmoko, 2012).

5. Evaluasi
Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah evaluasi. Evaluasi

didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan

yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya. Evaluasi merupakan

proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbaharui

rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2013).

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi

dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.

Evaluasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif (Suprajitno, 2006) yaitu dengan SOAP, dengan pengertian "S"

adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh

keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan, "O" adalah keadaan

obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan penagamatan. "A"

adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon keluarga secara

subjektif dan objektif, "P" adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat

melakukan tindakan.

Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Bila

tujuan tersebut belum tercapai, maka dibuat rencana tindak lanjut yang masih

searah dengan tujuan

Anda mungkin juga menyukai