A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain
(Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2012) menyatakan bahwa
keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada
tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya. Sedangkan menurut Wall, (1986) dalam Friedman (2010)
menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri
atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan
hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian
rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai keluarga.
2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang
senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan
garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.
3. Tipe Keluarga
Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-nenek, paman-bibi)
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dariperkawinan baru, satu/keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
3) Niddle Age/Aging Couple.
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-
anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau
salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu.
Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
11) Comunal Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
12) dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13) Group Marriage Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
14) Unmaried Parent and Child Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak
dikehendaki, anaknya diadopsi.
15) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
16) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur peran, struktur kekuatan
dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011) menggambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau mempengaruhi
atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak), referent power (ditiru),
expert power (keahlian), reward power (hadiah), coercive power (paksa) dan affective
power.
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam
budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosil tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat sekitar keluarga.
5. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun untuk
berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu
fungsi keluarga yang paling penting.Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah
fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan kepedulian
terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarg
yang ditunjuk untuk mendidik anak - anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul
peran sosial orang dewasa seperti peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status
sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status
kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini
tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu menyediakan
angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian,
tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan terhadap bahaya.
Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga yang paling relafan bagi
perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup
finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan
keputusan.
6. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010) :
a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga barudengan pergerakan
dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga
disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara
harmonis dengan jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga.
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan.
Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus kehidupan
keluarga. Tugas perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya anak pertama,
keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus
memepelajari peran barunya, sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan
fungsi dan tanggung jawab.
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saatini dapat terdiri dari tiga sampai
lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan
putri-saudara perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang baik
secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak kecil lainnya
untuk mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri,
membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas
juga harus aman untuk anak-anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh, biasanya
pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga
biasanya mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap
ini juga maksimal. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat
mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan mempertahankan
hubungan pernikahan yang memuaskan.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh
tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan
utamapada keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatankeluarga
untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yanglebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa mudah. Tugas perkembangan keluarga
yang pertama pada tahap ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
jawab seiring dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi.
Tugas perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk memfokuskan
kembali hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas perkembangan keluarga
yang ketiga adalah untuk anggota keluarga, terutama orang tua dan anak remaja,
untuk berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
f. f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching center
families)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari
rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga
telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung
pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di
rumah setelah mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia
luar, orang tua juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi
mandiri.
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau kematian salah satu
pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun
dan berakhir dengan persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian.
Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan kembali
energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan sebagai pendorong
anak mereka yang sedangberkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan
lingkungan yang sehat.
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat pensiunan salah
satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dan
berakhir dengan kematian pasangan yang lain. Tugas perkembangan keluarga
pada tahap terakhir ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
dan kembali kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi
roblematik.
7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998) dalam Dion
& Betan (2013) adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami
anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui
dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat
menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan
perawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas fisik, psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-
hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
8. Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai berikut :
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga,
terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki
masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif.
Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari
kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan
anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian,
anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan.
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan
rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.
Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak,
sehingga perawat mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan yang diberikan oleh
perawat.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga
klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta memodifikasi system
pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak dan kebutuhan keluarga.
Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai klien
mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta
dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah-masalah kesehatan
yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga
biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.
9. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam
memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan
utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan
kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif
seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluargadalam
mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
g. memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan
keluarga.
h. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
i. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
j. kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan
proses keperawatan.
k. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
l. keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah.
m. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain
adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit
keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) bu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul
cek- cok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan
rumah.
B. Konsep Hipertensi
1. Definisi
Menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah penyakit dengan
tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik diatas tekana
darah normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai ketika jantung
berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil
tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara terus-menerus lebih dari suatu periode
(Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol-arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat
darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010). Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu
keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari
80 mmHg (Muttaqin, 2009).
2. Anatomi Dan Fisiologi
a. Anatomi
Menurut Tarwoto (2009) Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, vaskuler (arteri,
vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem kardiovaskuler adalah menghantarkan
darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh
(jaringan) ke sirkulasi paru untuk dioksigenasi.
1) Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler , berotot dan berongga,
terletak di rongga toraks bagian mediastinum, diantara dua paru-paru. Bentuk
jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah disebut apeks, letaknya lebih ke
kiri dari garis medial, bagian tepinya pada ruang interkosta V kiri atau kira-kira
9 cm dari kiri linea medioclavikularis, sedangkan bagian atasnya disebut basis
terletak agak kekanan tepat nya pada kosta ke lll,1 cm dari tepi lateral sternum.
Ukuran jantung kira-kira panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm tebalnya 6 cm. beratnya
sekitar 200 sampai 425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram, pada perempuan
sekitar 225 gram.
2) Pembuluh darah
Lubang pusat pada pembuluh darah yang disebut lumen dikelilinggi oleh dinding
yang terdiri atas tiga lapisan :
a) Tunika intima adalah lapisan dalam yang berhubungan langsung dengan darah.
Terdiri atas lapisan dalam endotelium yang dikelilingi berbagai jaringan ikat.
b) Tunika media adalah lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan berbagai
serat elastik.
c) Tunika advensia adalah lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat.
Sistem jantung dan pembuluh darah terdiri atas tiga macam pembuluh darah yang
membentuk sistem jalur-jalur tertutup :
Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan tekanan darah orang dewasa menurut
Triyanto (2014), adapun klasikasi tersebut sebagai berikut:
Tabel 2.2 Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa.
4. Etiologi
a. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin penyebabnya. Hipertensi
esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermiten) pada individu pada akhir 30-
an dan 50-an dan secara bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi
mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna“ yang menyebabkan
kondisi pasien memburuk dengan cepat. Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah
gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat - obatan, faktor
keturunan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut Robbins (2007), beberapa
faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup pengaruh genetik
dan pengaruh lingkungan seperti :stress, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang
kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen
dalam hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu seperti
penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ,
tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut Wijaya & Putri
(2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti
tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya seperti
obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti
kontasepsi oral dan kartikosteroid.
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah utama hipertensi meliputi :
a. Data umum
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini.
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum terpenuhi
oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman
terhadapa pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi dan
menerima cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang
(Friedman, 2010).
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
13. Fokus Diagnosa keperawatan Keluarga
keperawatan adalah:
kesehatan).
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan masalah hipertensi adalah (NANDA NIC-NOC 2013) :
2) Intoleransi aktivitas
6) Ketidakefektifan koping
7) Defisiensi pengetahuan
8) Ansietas
9) Resiko cidera
1) Sifat masalah :
b) Ancaman kesehatan
c) Keadaan sejahtera 3
1 1
a) Mudah
b) Sebagian
c) Tidak dapat
0
2
a) Tinggi
b) Cukup
c) Rendah
4) Menonjolnya masalah:
segera ditangani
segera ditangani
2
1
Total Skore
Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai
keperawatan keluarga.
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan
merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak,
atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
Rencana asuhan keperawatan keluarga (NANDA NIC-NOC 2013) dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.4 Rencana Asuhan Keperawatan
Keluarga Berdasarkan NANDA NIC-NOC 2013
Definisi : ketidakadekuatan
Circulation Status
Kriteria Hasil :
Respirasi).
Dapat mentoleransi aktivitas,
Cardiac Care
jantung
kelelahan
aktivitas
2 Intoleransi aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan
energi psikologis atau
dilakukan NOC
Energy conservation
Activity tolerance
Kriteria Hasil :
mandiri
Tanda tanda vital normal
Energy psikomotor
Level kelemahan
Activity Therapy
dilakukan
kursi roda,krek
penguatan
3 Nyeri Akut
Pain Level
Pain Control
Comfort level
Pain Management
presipitasi
yang aktual atau potensial
nonfarmakologi untuk
bantuan)
manajemen nyeri
nyeri)
menemukan dukungan
- Tingkatkan istirahat
cairan isotonikNOC
Fluid balance
Hydration
Kriteria Hasil :
anaskara NIC
Fluid management
dyspneu/ortopneu
dan PCWP
kalori
- Monitor status nutrisi
memburuk
5 Resiko ketidakefektifan
kesehatan NOC
Circulation status
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan status
sirkulasi yang ditandai dengan :
Mendemonstrasikan kemampuan
perifer)
panas/dingin/tajam/tumpul
Menunjukkan perhatian,
Memproses informasi
benar
involunter
6 Ketidakefektifan koping
Decison making
Role inhasmet
Sosial support
Kriteria Hasil :
yang efektif
tentang kopingNIC
Decison making
penanganan
keadaan
Role inhancement
kehidupan
Coping inhancement
- Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran
7 Defisiensi pengetahuan
tertentu NOC
Kriteria Hasil :
pengobatan
lainnyaNIC
8 Ansietas
Anxiety self-control
Anxiety level
Coping
merupakan isyarat
kewaspadaan yang
memperingatkan individu
bertindak menghadapi
cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
mengontrol cemas
aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan - Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
mengurangi takut
kecemasan
ketakutan,, persepsi
9 Risiko cidera
Definisi : Beresiko
Risk kontrol
Kriteria Hasil :
injury/cedera
personal
dijangkau pasien
- Membatasi pengunjung
penyebab penyakit.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Umum
a. Nama kk : Tn.M
b. Pekerjaan KK : Petani
c. Pendidikan KK : SD
d. Agama : Islam
e. Alamat: Ds.Nekudu
Tn.M L 33 th SD √ √ √ √ √
Ny.U P 29 th SMP √ √ √ √ √
An.M L 12 th SD √ √ √ √ √
An.M P 10 th √ √ √ √ √
Ny.A P 54 th SD √ √ √ √ √
Riwayat keluhan :
kembali naik.
R: Ny.A mengatakan keluhan dirasakan pada daerah kepala dan leher S: Skala nyeri 6 (sedang)
i. Genogram
G.I
G.II K
G.III
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
j. Tipe keluarga
k. Suku bangsa
Semua anggota keluarga Tn.M bersuku tolaki.
l. Agama
Tn. M bekerja sebagai petani, Ny.U sebagai ibu rumah tangga dan Ny.A
2.000.000.
Keluarga Tn.M hanya sekali setahun untuk pergi rekreasi, dan keluarga mendapatkan sarana hiburan dari menonton TV.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah anak sekolah (families with shoolchildren)
Mendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat.
Keluarga mengatakan tidak anggota keluarga inti yang menderita penyakit keturunan atau mengidap penyakit tertentu.
keluarga sebelumnya baik dari pihak suami maupun istri belum pernah ada
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Jenis rumah yaitu semi permanen, status kepemilikin rumah adalah milik pribadi Tn.M dengan jumlah kamar 4, kamar mandi 1, dapur 1, atap seng
lantai ruang tamu dan tengah dari keramik. Rumah mempunyai ventilasi yang cukup dan sirlukasi udara yang bagus serta pencahayaan yang baik.
Sumber air keluarga yaitu sumur, dengan kondisi bersih dan tidak berbau. Jarak kamar mandi dengan sumur ± 10 meter.
b. Dena Rumah
R.TAMU K.4
DAP
K.2 UR
K.1 K.3
R.TAMU
c. Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW
Tidak ada karakteristik khusus tetangga atau komunitas, hubungan bertetangga dan komunitas berjalan rukun, tidak ada aturan khusus yang
mengikat individu dalam bermasyarakat selama tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat lainnya.
Mobilitas keluarga menggunakan sepeda motor. Ny.A jika ingin ke Puskesmas di antar oleh anak yaitu Tn.M. Keluarga tidak memiliki kebiasaan
berpindah tempat tinggal
Tidak ada perkumpulan yang diikuti keluarga, interaksi keluarga dengan masyarakat terjalin baik, interaksi antar warga banyak dilakukan pada saat
selesai sholat bersama di masjid dan sore hari di teras warung.
Puskesmas
4. Struktur Keluarga
Keluarga Tn.M selalu berkomunikasi dengan baik dan selalu berkomunikasi dengan keluarga yang lainnya, bahasa sehari-hari yang digunakan
adalah bahasa daerah tolaki dan bahasa indonesia. Komunikasi dilakukan dengan cara terbuka, jika ada masalah maka keluarga akan menyelesaikan
dengan musyawarah.
Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan dengan cara musyawarah seluruh anggota keluarga. Tn.M selaku kepala keluarga memiliki
kekuatan untuk mengendalikan dan mempengaruhi anggota keluarga untuk merubah prilaku.
c. Struktur peran
Peran formal : Tn.M berperan sebagai kepala keluarga dan Ny.U sebagai wakil kepala keluarga.
Peran informal: Tn.M memiliki tanggungjawab untuk mencari nafkah, Ny.U sebagai ibu rumah tangga dan Ny.A memiliki akdil yang cukup
berpengaruh dalam keluarga, dan Anak-anak Tn.M.
Di dalam keluarga Tn.M tidak ada nilai dan norma khusus yang mengikat
praktik yang harus dilakukan. Sistem nilai yang dianut dipengaruhi oleh
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hubungan Tn.M dengan istri, ibu beserta anaknya terjalin dengan baik,
menyemangati.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi dalam keluarga terjalin dengan akrab dan disiplin, saling mengenal dengan masyarakat lainnya.
c. Fungsi reproduksi
Tn.M memiliki 2 anak, keluarga mengendalikan jumlah anak dengan mengikuti program keluarga berencana (KB).
d. Fungsi ekonomi
dan papan. Ny.A juga turut serta membantuh ekonomi keluarga dengan
asin.
Hasil pengkajian :
dengan hipertensi
Keluarga mengatakan sementara tidak mempunyai masalah berat, hanya saja Ny.A mengalami keluhan sakit kepala.
Keluarga mengatakan stressor jangka panjang yaitu memikirkan masalah biaya untuk hidup dan tetap menyekolahkan anak-anaknya setingi
mungkin serta meningkatkan taraf hidup keluarganya.
lagi.
Keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk mengatasi keluhan Ny.A
c. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn.M tidak pernah melakukan perilaku kasar atau kejam terhadap anggota keluarganya dan tidak pernah melakukan ancaman dalam
menjelaskan masalah.
7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap terhadap petugas kesehatan agar memberikan pengobatan untuk kesembuhan kepada Ny.A
8. Pemeriksaan Fisik
TTV TD : 130/90
N : 76 x/m
RR : 20 x/m
S : 36,5 C TD: 110/80
N : 78x/m
RR : 20 x/m
S : 37 TD : -
N : 84x/m
RR : 22 x/m
S : 36,7 C TD : -
N : 94x/m
RR : 22 x/m
S : 36,5 C TD:180/110
N: 96x/m
RR: 18x/m
S : 37 C
Kepala Bentuk
simetris,
bersih,
rambut
simetris,
bersih,
rambut
simetris,
bersih,
rambut
simetris,
bersih,
rambut
simetris,
bersih,
rambut
warna hitam
dengan
sedikit uban
pembesaran
kelenjar
getah
pembesaran
kelenjar
getah
pembesaran
kelenjar
getah
bening Tidak ada
pembesaran
kelenjar
getah
pembesaran
kelenjar
getah
bening
lesi dan
pembengka-
kan pada
lesi dan
pembengka-
kan pada
lesi dan
pembengka-
kan pada
lesi dan
pembengka-
kan pada
lesi dan
pembengka-
kan pada
axila
Dada Dada
tampak
simetris,
tidak
terdengar
suara
nafas
tambahan,
tidak lesi
dan
pembengk
akan Dada
tampak
simetris,
tidak
terdengar
suara
nafas
tambahan,
tidak lesi
dan
pembengk
akan Dada
tampak
simetris,
tidak
terdengar
suara
nafas
tambahan,
tidak lesi
dan
pembengk
akan Dada
tampak
simetris,
tidak
terdengar
suara
nafas
tambahan,
tidak lesi
dan
pembengk
akan Dada
tampak
simetris,
tidak
terdengar
suara
nafas
tambahan,
tidak lesi
dan
pembengk
akan
berupa
benjolan,
tidak ada
retraksi
dinding
dada berupa
benjolan,
tidak ada
retraksi
dinding
dada berupa
benjolan,
tidak ada
retraksi
dinding
dada berupa
benjolan,
tidak ada
retraksi
dinding
dada berupa
benjolan,
tidak ada
retraksi
dinding
dada
Abdom-
en Tidak ada
asietes,
tidak ada
nyeri
tekan dan
nyeri lepas
disetiap
asietes,
tidak ada
nyeri
tekan dan
nyeri lepas
disetiap
asietes,
tidak ada
nyeri
tekan dan
nyeri lepas
disetiap
tidak ada
nyeri
tekan dan
nyeri lepas
disetiap
asietes,
tidak ada
nyeri
tekan dan
nyeri lepas
disetiap
kuardran
Ekstre-
mitas
atas Tidak
oedema,
pergerakan
baik Tidak
oedema,
pergerakan
baik Tidak
oedema,
pergerakan
baik Tidak
oedema,
pergerakan
baik Tidak
oedema,
pergerakan
baik
Ekstre-
mitas
bawah Tidak
oedem,
varises tidak
ada, turgor
oedem,
varises tidak
ada, turgor
oedem,
varises tidak
ada, turgor
oedem,
varises tidak
ada, turgor
oedem,
varises tidak
ada, turgor
kulit baik.
B. Data Fokus
leher.
timbul
2. Ny.A mengatakan pusing, nyeri
hipertensi.
asin.
1. Analisa Data
1 DS :
terasa sakit.
P: Ny.A mengatakan
kembali naik.
Q: Ny.A mengatakan
T: Ny.A mengatakan
berat.
DO:
3. Tanda-tanda vital.
TD:180/110
N: 96x/m
RR: 18x/m
S : 37 C Ketidakmampuan
keluarga
merawat anggota
mengetahui tentang
penyakit hipertensi
hipertensi
yang berlebih
DO :
1. TD : 180/110 mmHg
2. Ny.A dan keluarga kurang
dapat mengingat
keluarga
mengenal
masalah Defisiensi
pengetahuan
dirasakan dan
perlu tindakan
perawatan
2 Kemungkinan
fasilitas
kesehatan
dijangkau
/dimanfaatkan
3 Potensial masalah
untuk
dicegah
dicegah bila
keluarga
mengetahui cara
perawatan yang
benar
4 Menonjol masalah:
Masalah
dirasakan dan
:2 2x1/2 1 Masalah
dirasakan
bisa menjadi
tidak segera
ditanggani
masalah
1 Sifat masalah :
mengetahui
tentang penyakit
hipertensi
2 Kemungkinan
menambah
wawasan dan
pengetahuan
keluarga
mengenai
hipertensi
3 Potensial untuk
Dicegah :
penyakit yang
dapat
dikendalikan
apabila
keluarga
mengetahui
4 Menonjol masalah
Masalah tidak
dirasakan
keluarga
Total Skore 3
Data subjektif :
P: Ny.A mengatakan timbulnya keluhan karena tekanan darahnya yang kembali naik.
berat
R: Ny.A mengatakan keluhan dirasakan pada daerah kepala dan leher S: Skala nyeri 6 (sedang)
T: Ny.A mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba, sakit kepala yang dirasakan hilang timbul
2) Ny.A mengatakan pusing, nyeri pada leher dan terasa berat. Data objektif :
3) Tanda-tanda vital.
TD:180/110
N: 96x/m
RR: 18x/m
S : 37 C
Data subjektif :
4) Ny.A mengatakan masih sering mengosumsi yang bersantan, ikan asin. Data objektif :
1) TD : 180/110 mmHg
3) Ny.A dan keluarga tampak bingung dan tidak mengerti ketika ditanya
dengan ketidakmampuan
keluarga merawat
Kriteria hasil :
menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk
bantuan)
nyeri.
Manejemen nyeri
relaksasi)
(distraksi)
2 Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah. NOC :
proses penyakit.
Kriteria hasil :
pengobatan.
dijelaskan perawat.
penderita hipertensi.
6. Diskusikan dengan keluarga tentang lingkungan yang
menunjang kesehatan.
kesehatan.
keperawatan Hari
Tanggal
Jam
Implementasi
Paraf Hari
Tanggal
Jam Evaluasi
SOAP
Paraf
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
sakit. Senin
28/5/18
16.00 1. Mengkaji nyeri secara
komprehensif.
Hasil :
P: Ny.A mengatakan
kembali naik.
Q: Ny.A mengatakan
R: Ny.A mengatakan
T: Ny.A mengatakan
2. Mengobservasi tanda-tanda
vital.
Hasil :
TD:180/110
N: 96x/m
29/5/18
15.55 Subjektif :
diajarkan.
belakang.
Objektif :
- Klien mampu
mendemonstrasikan teknik
relaksasi, distraksi dan kompres
S : 37 C
3. Mengajarkan/demonstrasika
Hasil :
DS : Klien mengatakan
bersedia diajarkan
teknik relaksasi
relaksasi yang
diajarkan.
4. Mengajarkan/demonstrasika
(distraksi).
DS : Klien mengatakan
teknik distraksi.
DO : Tampak klien
menyimak teknik
distraksi yang
diajarkan.
5. Menganjurkan/demonstrasik
bagian belakang.
kooperatif.
belakang.
dan meringis.
- Tanda-tanda vital :
TD : 150/100.
N : 90 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,8 C
Planning :
- Observasi TTV
relaksasi.
distraksi.
belakang.
Hasil :
DS : Klien mengatakan
DO : Klien kooperatif.
Tampak menyimak
yang disampaikan.
7. Menganjurkan keluarga
mengurangi nyeri.
Hasil :
DS : Keluarga mengatakan
yang disampaikan
DO : Keluarga kooperatif.
diberikan.
Hasil :
DS : Klien mengatakan
bersedia mendengarkan
informasi.
keluarga menyimak
informasi yang
disampaikan.
Defisiensi
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah. Senin
28/5/18
hipertensi.
Hasil :
DS : Klien mengatakan
tinggi.
ditanya tentang
hipertensi.
2. Mendiskusikan dengan
dengan menggunakan
pengertian hipertensi,
DS : Keluarga mengatakan
bersedia mendengarkan
informasi.
DO : Keluarga kooperatif.
3. Mendiskusikan dengan
kelurga sakit.
DS : Keluarga mengatakan
memanfaatkan Selasa
29/5/18
16.05 Subjektif :
- Keluarga mengatakan
melaksanakan program
dijelaskan perawat.
- Keluarga menyebutkan
pengertian hipertensi,
Objektif :
komplikasi hipertensi
Planning :
tentang hipertensi.
Puskesmas untuk
mengobati Ny.A
DO : Keluarga kooperatif
4. Mendiskusikan dengan
(program pengobatan)
DS : Keluarga mengatakan
bersedia diajarkan
Ny.A.
DO : Keluarga kooperatif.
dihindari penderita
hipertensi.
untuk hipertensi.
DO : Klien mampu
mengulang informasi
yang disampaikan.
6. Mendiskusikan dengan
DS : Keluarga menyebutkan
menggunakan leaflet/lembar
pencegahan hipertensi.
mengulang informasi
yang disampaikan.
7. Mendiskusikan bersama
keluarga tentang
pemanfaatan fasilitas
kesehatan.
Hasil :
DS : Keluarga menyebutkan
kesembuhan anggota
keluarga sakit.
DO : Keluarga mampu
mengulang informasi
yang disampaikan.
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
sakit. Selasa
29/5/18
2. Mengobservasi tanda-tanda
vital.
Hasil :
TD : 150/100.
N : 90 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,8 C
3. Menganjurkan melakukan
30/5/18
16.25 Subjektif :
Ny.A mendemonstrasikan
teknik relaksasi.
4. Menganjurkan klien
melakukan teknik
manajemen nyeri
klien.
belakang.
kooperatif.
meningkatkan istrahat.
Hasil :
DS : Klien mengatakan
paham dengan
instruksi yang
disampaikan.
DO : Klien kooperatif.
Tampak menyimak
dengan baik instruksi
diajarkan.
belakang.
Objektif :
- Ny.A mampu
mendemonstrasikan teknik
belakang.
dan meringis.
- Tanda-tanda vital :
TD : 140/90.
N : 84 x/m
RR : 18 x/m
S : 37 C
Planning :
- Observasi TTV
relaksasi.
distraksi.
- Anjurkan memberi kompres
belakang.
istrahat.
Defisiensi
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga
29/5/18
hipertensi.
Hasil :
menyebutkan tentang
hipertensi dengan
bahasa sendiri.
mampu menyebutkan
tentang hipertensi
2. Mendiskusikan dengan
dengan menggunakan
leaflet/lembar balik
meliputi pengertian
penyakit, komplikasi,
hipertensi.
DS : Keluarga mengatakan
bersedia mendengarkan
informasi. Rabu
30/5/18
16.35 Subjektif :
- Keluarga mengatakan paham
- Keluarga menyebutkan
pengertian hipertensi,
Objektif :
Planning :
tentang hipertensi.
3. Mendiskusikan dengan
(program pengobatan)
DS : Keluarga mengatakan
melaksanakan program
pengobatan sesuai
perawat.
pencegahan hipertensi.
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
sakit. Rabu
30/5/18
vital.
Hasil :
TD : 140/90.
N : 84 x/m
RR : 18 x/m
S : 37 C
3. Menganjurkan melakukan
(teknik relaksasi).
Hasil :
Ny.A mendemonstrasikan
31/5/18
16.10 Subjektif :
menejemen nyeri.
nyeri.
Objektif :
- Klien mampu
mendemonstrasikan teknik
melakukan teknik
manajemen nyeri
Al-Quran.
belakang.
kooperatif.
meningkatkan istrahat.
Hasil :
DS : Klien mengatakan
paham dengan
instruksi yang
disampaikan.
DO : Klien kooperatif.
Tampak menyimak
belakang.
meringis.
- Tanda-tanda vital :
TD : 130/90.
N : 78 x/m
RR : 18 x/m
S : 36,6 C
A : Masalah teratasi
Planning :
keluarga.
Defisiensi
pengetahuan b.d
ketidakmampuan
keluarga
mengenal
masalah. Rabu
30/5/18
hipertensi.
Hasil :
menyebutkan tentang
hipertensi dengan
bahasa sendiri.
2. Mendiskusikan dengan
dengan menggunakan
leaflet/lembar balik
meliputi pengertian
penyakit, komplikasi,
hipertensi.
DS : Keluarga mengatakan
bersedia mendengarkan
informasi.
DO : Keluarga kooperatif.
3. Mendiskusikan dengan
31/5/18
16.20 Subjektif :
- Keluarga mengatakan
melaksanakan program
dijelaskan perawat.
- Keluarga menyebutkan
pengertian hipertensi,
bahasa sendiri.
komplikasi hipertensi
Objektif :
hipertensi.
komplikasi hipertensi
A : Masalah teratasi.
(program pengobatan)
DS : Keluarga mengatakan
melaksanakan program
pengobatan sesuai
perawat.
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Koes Irianto. 2014. Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta :
Kemenkes RI; 2014.
Dinkes Prov.Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Kendari:
Dinkes Sultra
Asinua
Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Lampung.
Majority
Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika
Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori
Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Masriadi . 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM
Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
Nurarif & Kusuma. 2013. Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis &
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.
Anonim. 2013. Penyakit Hipertensi Dan Cara Penanganannya. Diakses Mei 2018
Dari
https://health.detik.com/berita-detikhealth.ac/3503396/penanganahipertensi6789-
sebut-kasus-hipertensi-di-indonesia-terus-089/unfiles/sehat.html
Tarwoto et al. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Cetakan
Nuha Medika
Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Bustan, M.N. 2007. Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2. Jakarta: Rineka
Cipta