Anda di halaman 1dari 2

Shock dan Cardiac Arrest

1. Tolong jelaskan pengkajian ABCD pada syok hipovolenik?


A= airway, bebaskan jalan nafas
B = breathing, beri nafas, tambah oksigen
C = circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D = disability

2. Apa reaksi obat pemberian adrenalin pada syok anafilatik? Apakah sesuai dengan semua
umur atau terbatas?
Obat ini berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah, menyempitkan
pembuluh darah, melebarkan bronkus dan meningkatkan aktivitas otot jantung.
Adrenalin bekerja sebagai penghambat pelepasan histamine dan mediator lain
yang poten. Mekanismenya adalah adrenalin meningkatkan siklik AMP dalam sel
mast dan basofil sehingga menghambat terjadinya degranulasi serta pelepasan
histamine dan mediator lainnya. Selain itu adrenalin mempunyai kemampuan
memperbaiki kontraktilitas otot jantung, tonus pembuluh darah perifer dan otot
polos bronkus.
Adrenalin selalu akan dapat menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri
dan memicu denyut dan kontraksi jantung sehingga menimbulkan tekanan darah
naik seketika dan berakhir dalam waktu pendek. Betabloker akan selalu juga
menghambat frekuensi dan konduksi jantung pada dosis terapi dan morfin juga
selalu akan mengurangi rasa sakit dan menghambat pernapasan dalam dosis lebih
besar.
Pemberian obat adrenalin

 Adrenalin Intramuskular
Pemberian secara intramuskuler merupakan pilihan pertama dari cara pemberian
adrenalin pada penatalaksanaan syok anafilaktik. Adrenalin memiliki onset yang
cepat setelah pemberian intramuskuler dan pada pasien dalam keadaan syok,
absorbsi intramuskuler lebihg cepat dan lebih baik dari pada pemberian subkutan.
Pasien dengan alergi berat dianjurkan untuk pemberian sendiri injeksi
intramuskuler adrenalin.
Volume injeksi adrenalin 1:1000 (1mg/ml) untuk injeksi intramuskuler pada syok
anafilaksis.

Umur Volume adrenalim 1:1000


Dibawah 1 tahun 0,05 ml
1 tahun 0,1 ml
2 tahun 0,2 ml
3-4 tahun 0,3 ml
5 tahun 0,4 ml
6-12 tahun 0,5 ml
Dewasa 0,5 – 1 ml
Dosis diatas dapat diulang tiap 10 menit, menurut tekanan darah dan nadi sampai
perbaikan terjadi (mungkin diulangi beberapa kali)

 Adrenalin Intravena
Pada saat pasien tampak sangat kesakitan dan benar-benar diragukan kemampuan
sirkulasi dan absorbsi injeksi intramuskuler, adrenalin mungkin diberikan dalam
injeksi intravena lambat dengan dosis 500mcg (5ml dari pengenceran injeksi
adrenalin 1:10000) diberikan dengan kecepatan 100 mcg/menit dan dihentikan
jika respon dapat dipertahankan. Pada anak-anak dapat diberi dosis 10mcg/kgBB
(0,1ml/kgBB dari pengenceran injeksi adrenalin 1:10000 dengan injeksi intravena
lambat selama beberapa menit.

1. Penyebab dari Cardiac Arrest, apakah orang yang terserang Cardiac Arrest bisa
meninggal kalau penanganannya lambat?
Penyebab utama dari cardiac arrest adalah aritmia, yang dicetuskan oleh
beberapa faktor, diantaranya penyakit jantung koroner, stress fisik (perdarahan yang
banyak, sengatan listrik, kekurangan oksigen akibat tersedak, tenggelam ataupun
serangan asma yang berat), kelainan bawaan, perubahan struktur jantung (akibat
penyakit katup atau otot jantung) dan obat-obatan. Penyebab lain cardiac arrest adalah
tamponade jantung dan tension pneumothorax. Cardiac arrest muncul secara tiba-tiba
dan tanpa peringatan atau gejala terlebih dahulu. Ini dipicu oleh malfungsi aliran listrik
jantung yang menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur (aritmia). Hal tersebut
menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah ke otak, paru-paru dan organ
lainnya. Selanjutnya orang tersebut akan kehilangan kesadaran dan nadi tidak teraba.
Kematian terjadi dalam beberapa menit jika korban tidak mendapat pertolongan
secepatnya.
2. Mengapa fungsi jantung secara tiba - tiba mendadak hilang, apakah ada organ dari
jantung yang terganggu atau ada masalah lain?
Karena adanya gangguan listrik didalam jantung

Anda mungkin juga menyukai