Daftar diagnosis keperawatan pada tahap kelahiran anak pertama masalah dengan masalah
gizi buruk yang mungkin muncul berdasarkan NANDA tahun 2012-2014, yaitu sebagai berikut:
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan keluarga tidak
Batasan karakteristik: berat badan 20 % atau lebih dibawah berat badan ideal, diare.
b. Ketidakcukupan air susu ibu berhubungan dengan keluarga tidak mampu mengenal masalah
c. Diskontinuitas pemberian ASI berhubungan dengan keluarga tidak mampu mengenal masalah
Batasan karakteristik: bayi tidak mendapatkan nutrisi dari payudara ibu, perpisahan ibu dan anak.
d. Risiko pertumbuhan tidak proporsional berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
e. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan keluarga tidak mampu
Batasan karakteristik: lesu / tidak adekuat, ketidakmampuan melakukan aktivitas perawatan diri
Tabel2.1Menurut Baylon dan Maglaya (1978) dalam buku Wahit Iqbal Mubarak (2006),
prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses skoring sebagai berikut:
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah 1
- Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman kesehatan 2
- Krisis atau keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat 2
diubah
- Dengan mudah 2
- Hanya sebagian 1
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah dapat diubah 1
- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
- Masalah berat, harus segera 2
ditangani
- Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawtan dengan cara berikut ini:
b) Selanjutnya dibagi dengan angka dengan angka tertinggi yang di kalikan dengan bobot.
Skor
X Bobot
Angka tertinggi
c) Jumlahkan skor untuk setiap kriteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan seluruh bobot.
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokan kedalam tidak atau kurang sehat diberikan bobot
yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan tindakan yang segera dan biasanya
masalah disadari oleh keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling sedikit
atau rendah karena faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan dukungan bagi keluarga
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan
(intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor kemungkinan yaitu;
pengetahuan dan tindakan yang dapat dilakukan keluarga, sumber daya yang dimiliki keluarga,
sumber daya dari keperawatan misalnya dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan serta
waktu. Juga sumber daya masyarakat misalnya dalam bentuk fasilitas kesehatan, organisasi
Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat dikurangi atau dicegah. Faktor-
faktor yang mempengruhi dalam menentukan skor yaitu; kepemilikan masalah seperti beratnya
masalah atau prognosis masalah untuk dapat diubah, lamanya masalah berkaitan dengan jangka
waktu terjadinya masalah tersebut, serta adanya kelompok resiko tinggi yang dapat menambah
Menurut Friedman M. M (2006). Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah
mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai persepsi atau
bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini, jika keluarga menyadari masalah
dan merasa perlu untuk menangani segera, maka harus diberi skor yang tinggi.
secara terus-menerus mengalir masuk. Karena informasi ini (respon pada klien, perubahan situasi
dan lain-lain) dikumpulkan, perawat perlu cukup fleksibel dan dapat beradaptasi untuk mengkaji
ulang situasi dengan keluarga dengan membuat modifikasi-modifikasi tanpa rencana terhadap
perncanaan.
diantaranya:
b) Rencana yang baik harus realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan.
c) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan. Misalnya bila
instansi kesehatan pada daerah tersebut tidak memungkinkan pemberian pelayanan cuma – cuma
d) Rencana keperawatan harus dibuat dengan keluarga, hal ini sesuai prinsip bahwa perawat
Tabel 2.2Beberapa hal menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang dilakukan
menurut Wahit Iqbal Mubarak (2006) :
Hal yang difokuskan Cara
Tindakan keperawatan dengan 1. Memperluas informasi dan
menstimulasi kesadaran dan pengetahuan keluarga.
penerimaan terhadap masalah 2. Membantu keluarga untuk
atau kebutuhan keluarga. mengetahui dampak dari masalah
yang ada.
3. Menghubungkan kebutuhan dengan
sasaran yang diharapkan.
4. Menunjang sikap atau emosi yang
sehat dalam menghadapi masalah.
Tindakan perawat untuk 1. Mendiskusikan konsekuensi yang
menolong keluarga agar dapat timbul jika tidak segera dilakukan
menentukan keputusan yang tindakan.
tepat. 2. Memperkenalkan kepada keluarga
solusi alternatif kemungkinan yang
dapat diambil
3. Mendiskusikan dengan keluarga
manfaat dari masing – masing
alternative.
Tindakan perawat untuk 1. Mendemonstrasikan tindakan yang
meningkatkan kepercayaan diri diperlukan.
keluarga dalam memberikan 2. Memanfaatkan sarana dan fasilitas
perawatan kepada anggota yang ada di keluarga.
keluarga yang sakit. 3. Menghindarkan hal – hal yang dapat
mengganggu keberhasilan keluarga
dalam menunjuk klien atau mencari
pertolongan kepada tim kesehatan
yang ada.
Menurut Wahit Iqbal Mubarak (2006), kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan
untuk mengukur pencapaian tugas. Sedangkan standar menunjukkan tingkat penampilan yang
Berikut ini perencanaan asuhan keperawatan keluarga pada tahap kelahiran anak pertama
a) Bantuan Pemberian ASI: Mempersiapkan ibu baru untuk menyusui bayinya
b) Manajemen Nutrisi: Membantu atau menyediakan asupan makanan dan cairan diet seimbang
c) Terapi Nutrisi: Pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses metabolik anak.
a) Status gizi: Tingkat ketersediaaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b) Pembentukan Pola Menyusu: Bayi: Bayi melekat ke dan mengisap dari payudara ibu untuk
keberhasilan menyusui
dan menyusu dari payudara ibu untuk memperoleh nutrisi selama 6 bulan.
a) Promosi perlekatan: memfasilitasi perkembangan hunbungan orang tua dengan bayi.
b) Dukungan emosi: membuat rasa yakin, menunjukan penerimaan dan memberi dorongan selama
waktu proses.
c) Supresi laktasi: memfasilitasi penghentian produksi ASI dan meminimalkan kongesti payudara
setelah melahirkan.
a) Memeliharaan perkembangan ASI: keberlangsungan pemberian ASI untuk menyediakan nutrisi
bagi bayi.
c) Pengetahuan pemberian ASI: tingkat pemahaman yang ditunjukan tentang laktasi dan pemberian
d) Perlekatan orang tua dengan bayi: perilaku orang tua dan bayi yang memperlihatkan ketahanan
a) Manajemen nutrisi : membantu atau memberikan asupan diet makanan dan minuman yang
seimbang
b) Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau
meminimalkan malnutrisi
c) Penyuluhan nutrisi : anjuran tentang nutrisi dan praktik pemberian makan selama tahun kedua
a) Perkembangan anak : usia childbearing (0-30 bulan) : penanda perkembangan fisik, kognitif dan
a) Asuhan perkembangan : mengatur struktur lingkungan dan memberikan perawatan dalam
b) Peningkatan perkembangan : anak : memfasilitasi atau mengajarkan pengasuh / orang tua untuk
c) Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah malnutrisi
a) Perkembangananak : usia childbearing (0-30 bulan) penanda perkembangan fisik, kognitif, dan
b) Penuaan fisik: perubahan normal fisik yang biasanya terjadi siring penuaan usia
Menurut Friedman M. M (1998). Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti
klien (individu atau keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga
perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan, serta ketidakmampuan yang dihadapi
keluarga harus menjadikan perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapat memberikan
kekuatan dan membantu mengembangkan potensi - potensi yang ada, sehingga keluarga
Menurut Friedman M. M (1998). Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah
dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya. Evaluasi merupakan proses
berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbarui rencana asuhan
keperawatan.
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
- S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
- O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan.
- A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan
diagnosis.
- P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan
evaluasi .
evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah
evaluasi akhir.
Ketidaknyamanan
5. INTERVENSI
Tgl/jam Dx. Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional Paraf
Keperawatan
01 Gangguan pola Setelah dilakukan1. Pantau keadaan
November tidur b.d tindakan keperawatan umum pasien dan
2010, jam Kegelisahan dan selama 2 x 24 jam TTV
07.00 sering bangun diharapkan pasien
WIB saat malam. dapat istirahat tidur
malam optimal dengan2. Kaji Pola Tidur.
KH=
1. Melaporkan istirahat
3. Kaji fungsi
tidur malam yang
pernapasan: bunyi
optimal.
napas, kecepatan,
2. Tidak menunjukan
irama.
perilaku gelisah.
4. Kaji faktor yang
3. Wajah tidak pucat dan
menyebabkan
konjungtiva mata tidak
gangguan tidur
anemis karena kurang
(nyeri, takut, stress,
tidur. malam.
ansietas, imobilitas,
4. mempertahankan (atau
gangguan eliminasi
membentuk) pola tidur
seperti sering
yang memberikan
berkemih, gangguan
energi yang cukup
metabolisme,
untuk menjalani
gangguan
aktivitas sehari-hari.
transportasi,
lingkungan yang
asing, temperature,
aktivitas yang tidak
adekuat).
5. Catat tindakan
kemampuan untuk
mengurangi
kegelisahan.
6. Ciptakan suasana
nyaman, Kurangi
atau hilangkan
distraksi lingkungan
dan gangguan tidur.
7.Batasi pengunjung
selama periode
istirahat yang
optimal (mis; setelah
makan).
8. Minta klien untuk
membatasi asupan
cairan pada malam
hari dan berkemih
sebelum tidur.
9. Anjurkan atau
berikan perawatan
pada petang hari
(mis; hygiene
personal, linen dan
baju tidur yang
bersih).
10. Gunakan alat bantu
tidur (misal; air
hangat untuk
kompres rilaksasi
otot, bahan bacaan,
pijatan di punggung,
music yang lembut,
dll).
11. Ajarkan relaksasi
distraksi.