PENDAHULUAN
Angka kejadian dismenore sendiri di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50%
perempuan di setiap negara mengalami dismenore. Di Amerika angka presentasenya sekitar
60% dan di Swedia sekitar 72% ( Proverawati dan Misaroh dalam Fajaryati, 2010). Di
Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore
primer dan 9,36 % dismenore sekunder
Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi ialah
28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada
wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu
sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari. Lama
menstruasi biasanya antara 3-8 hari, pada setiap wanita biasanya lama mentruasi (Kathleen,
2005).
Perilaku kesehatan merupakan tema penting yang perlu ditelaah secara mendalam
karena berdasarkan kajian teoritis,salah satu upaya mengurangi gangguan pada saat menstruasi
yaitu membiasakan diri dengan perilaku sehat. Namun hal tersebut tidak terjadi begitu saja,
tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif
atau negatif suatu perilaku yang terkait deng an keadaan menstruasi.
Emotional Freedom Technique (EFT) adalah sebuah terapi psikologi praktis yang
dapat menangani banyak penyakit, baik itu penyakit fisik dan penyakit psikologis (masalah
pikiran dan perasaan).EFT tidak menggunakan jarum, melainkan dengan menyelaraskan
sistem energi tubuh pada titik-titik meridian di tubuh Anda, dengan cara mengetuk (tapping)
dengan ujung jari. Teknik ini sangat mudah dipelajari dan dapat diterapkan di mana saja,
untuk siapa saja.
Menganalisis pengaruh hypnoterapy eft terhadap penurunan nyeri disminore pada remaja
3. Menganalisis pengaruh hypnoterapy eft terhadap penurunan nyeri disminore pada remaja
TINJAUAN PUSTAKA
Pikiran sadar dan bawah sadar berkomunikasi satu dengan yang lain dengan
atau tanpa kita sadari. Pikiran sadar mengirimkan berita ke pikiran bawah sadar untuk
melakukan sesuatu, begitu pikiran sadar berpikir maka otot-otot yang sesuai segera
bergerak menjalankan perintah tersebut yang dikendalikan pikiran bawah sadar, hal
tersebut terjadi oleh karena hasil latihan sejak kecil. (IBH.,2002). Pikiran bawah
sadar tidak selalu sejalan dengan pikiran sadar. Kadang kadang pikiran bawah sadar
sudah memiliki program sendiri , emosi, kebiasaan, kepercayaan, yang sudah
tertanam sebelumnya. Ternyata pikiran bawah sadar mempengaruhi sikap dan
perilaku manusia dibandingkan pikiran sadar. (IBH.,2002)
Terdapat dua sistem saraf, yaitu sistem saraf otonom dan sistem saraf
pusat. Sistem saraf otonom mengatur sistem internal, yang biasanya merupakan
gerak yang di luar kendali pikiran sadar. Yang termasuk dalam kendali sistem
saraf otonom, antara lain adalah detak jantung, sistem pencernaan, dan aktivitas
kelenjar. Sistem saraf pusat mengatur respons motorik hingga impresi sensori
melalui otak dan saraf pada tulang belakang. (IBH, 2002). Sistem saraf otonom
terbagi menjadi dua bagian, yang cara kerjanya saling bertolak belakang.
1. Sistem saraf simpatik, yang bertanggung jawab terhadap mobilisasi energi tubuh
untuk kebutuhan yang bersifat darurat. misalnya, jantung berdetak lebih cepat dan
lebih kuat, tekanan darah meningkat, atau pernapasan menjadi lebih cepat. Saat
mengalami ketakutan secara fisik yang terjadi adalah: lutut dan tangan gemetar,
telapak tangan dan wajah berkeringat, jantung berdebar lebih kencang dan keras,
tarikan napas lebih cepat, dan perut terasa tidak enak atau mungkin mual. Semua
itu disebabkan karena sistem saraf simpatik sedang in-action sebagai respons dari
perasaan takut dan tegang.
2. Sistem saraf parasimpatik mengakibatkan detak jantung melambat, tekanan darah
turun, dan respons insting dari kondisi istirahat dan relaksasi. Respons
parasimpatik mengakibatkan seseorang menjadi lebih tenang dan nyaman. Semua
itu bertujuan untuk menghemat energi tubuh. Kedua sistem saraf, simpatik dan
parasimpatik, tidak bisa aktif bersamaan. (IBH, 2002).
Menurut teori ilmu EFT, penyebab segala macam emosi negatif adalah
terganggunya sistim energi tubuh. Dan emosi-emosi negatif yang tak terselesaikan,
menjadi penyebab utama pada hampir semua penyakit fisik kita. Sedangkan praktek-
praktek penyembuhan barat sekarang ini masih mengabaikan fakta bahwa emosi
negatif adalah penyebab dari 85% penyakit fisik. Dan itulah mengapa EFT sering
kali berhasil pada kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dengan terapi atau
pengobatan konvensional.
Gary Craig, sang penemu EFT tidak mengklaim bahwa EFT itu sempurna.
Tetapi pada banyak kasus, EFT bekerja sangat cepat dan dengan hasil spektakuler.
EFT sering kali berhasil menyembuhkan dimana teknik lainnya tidak sanggup.
Bisa dikatakan, EFT adalah versi emosional dari akupuntur. Bedanya, EFT
tidak mengandalkan tusukan jarum, melainkan hanya ketukan ringan dengan ujung
jari. Teknik penyembuhan timur akupuktur sendiri sudah berumur lebih dari 5000
tahun. Dr. John Diamond menulis tentang hubungan “sistim energi tubuh” dengan
gangguan psikologis. Dari konsep ini dilahirkan cabang baru dari ilmu psychology,
yaitu Energy Psychology.
Dr. Roger Callahan, seseorang yang juga sudah lama mempelajari sistim
energi tubuh menciptakan teknik terapi yang kontroversial yaitu Tought field
Therapy (TFT) atau juga dikenal dengan Callahan Technique.
Pada waktu itu di tahun 1980 Dr. Callahan sedang menangani seorang
bernama Mary yang mengalami sakit kepala berkepanjangan dan mimpi buruk
yang menakutkan karena fobia terhadap air yang sangat parah. Hingga suatu hari,
Dr. Callahan mencoba cara terakhir diluar batas ilmu psikoterapi. Dengan
pengetahuan “sistim energi tubuh” yang didapat, Ia mecoba mengetuk (tapping)
dengan ujung jarinya ke bagian bawah mata. Setelah pulang Mary melaporkan
phobianya hilang dan Ia berani mendekati kolam air dan memercikan air ke
mukanya tanpa rasa takut. Sakit kepalanya hilang demikian juga dengan mimpi
buruknya. Dari situlah Dr. Callahan mengembangkan Tought field Therapy (TFT).
Murid pertama yang belajar teknik TFT pada Dr. Callahan adalah Gary Craig.
Karena tekniknya dirasakan rumit, Gary Craig menyederhanakan TFT menjadi
teknik yang lebih mudah dipelajari tapi tetap efektif. Teknik yang dikembangkan
oleh Gary Craig inilah yang dinamakan Emotional Freedom Technique (EFT).
Gary Craig memperkenalkan teknik ini ke seluruh dunia. Dan pada puncaknya Ia
menawarkan untuk melakukan terapi kepada para veteran perang Vietnam di VA
(Veteran Administration) yang sudah puluhan tahun menderita Post traumatic
Stress Disorder (PTSD). Dalam 6 hari Gary berhasil membebaskan 20 orang
veteran dari penderitaan puluhan tahun karena perang Vietnam.
2.5.2 Klasifikasi
Nyeri haid yang disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kelainan secara
anatomi. Gejala dismenore sekunder ini dapat ditemukan pada wanita dengan
endometriosis, adenomiosis,obstruksi pada saluran genitaia, dan lain-lain. Sehingga
pada wanita dengan dismenore sekunder ini juga dapat ditemukan dengan komplikasi
lain seperti dyspareunia,dysuria, perdarahan uterus abnormal,infertilitas dan lain-lain
2.5.3 Patofisiologi
Menurut Hurlock (1999) pada masa remaja terdapat delapan kondisi yang
mempengaruhi konsep diri yang dimilikinya, yaitu :
a. Usia kematangan
Remaja yang matang lebih awal dan diperlakukan hampir seperti orang
dewasa akan mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan baik.Tetapi apabila remaja matang terlambat dan
diperlakukan seperti anak-anak akan merasa bernasib kurang baik sehingga kurang
bisa menyesuaikan diri.
b. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda bisa membuat remaja merasa rendah diri. Daya
tarik fisik yang dimiliki sangat mempengaruhi dalam pembuatan penilaian tentang ciri
kepribadian seorang remaja.
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku membantu remaja
mencapai konsep diri yang baik. Ketidak patutan seks membuat remaja sadar dari hal
ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
e. Hubungan keluarga
Seorang remaja yang memiliki hubungan yang dekat dengan salah satu
anggota keluarga akan mengidentifikasikan dirinya dengan orang tersebut dan juga
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
f. Teman-teman sebaya
g. Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong untuk kreatif dalam bermain dan
dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualistis dan identitas
yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja yang
sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan
kurang mempunyai perasaan identitas dan individualistis.
h. Cita-cita
Bila seorang remaja tidak memiliki cita-cita yang realistik, maka akan
mengalami kegagalan. hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi
reaksi bertahan dimana remaja tersebut akan menyalahkan orang lain atas
kegagalannya. Remaja yang realistis pada kemampuannya lebih banyak.mengalami
keberhasilan dari pada kegagalan.Hal ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan
kepuasan yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.Berdasarkan
penjelasan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa konsep diri pada remaja
dipengaruhi oleh usia, kematangan, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan
julukan, hubungan keluarga, teman sebaya, kreativitas, serta cita-cita.
BAB 3
KERANGKA KONSEP
1. Disminore primer
Faktor psikologis
Faktor endokrin
2. Disminore sekunder
Faktor konstitusi seperti anemia
Anomali uterus konginental
Endometriosis
Faktor – faktor
Nyeri
1. Usia
1. Ringan 2. Jenis kelamin
2. Sedang 3. Kebudayaan
3. Berat 4. Makna nyeri
5. Lokasi nyeri
6. Perhatian
7. Ansietas
8. Pengalaman
sebelumnya