Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA PRESCHOOL

DOSEN PENGUJI : MARDIAH, S.Kep.,NS.,M.Kep.

DISUSUN OLEH :

SENJA NITA

1914201031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA

T.A 2022
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.M dengan Diare pada anak usia preschool

1. Kasus
Keluarga Tn. D (30 th) mempunyai istri Ny. H (25 th) anak Y (5 th). Hasil wawancara dengan
keluarga anaknya masih mengonsumsi susu formula dengan dot. Selama ini anaknya hanya sakit
batuk pilek biasa, dan cukup dibiarkan beberapa hari bisa sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini
anaknya sering buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer . Selama 2 hari ini pula anak
Y nafsu maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok makan 3 kali
sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol saja perhari. Tn. D
dan Ny. H belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu px menganggap sakit anaknya
hanya sakit biasa tidak perlu dibawa ke petugas kesehatan.
PENGKAJIAN

A. IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. D Pendidikan : SLTA

Umur : 30 tahun Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam Alamat : Surabaya

Suku : Jawa Nomor Telepon : 081230xxx

2.Komposisi Keluarga:

No. Nama L/P Hub. Kel. Umur Pend. Imunisasi KB

1. Tn. D L KK 30 th SLTA - -

2. Ny. H P Istri 25 th SD - Suntik

3. An. Y L Anak 5 th - Lengkap -


3.Genogram

4. Tipe Keluarga
a. Jenis tepe keluarga :
Keluarga inti terdiri dari Tn D, Ny. H dan An. Y
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :
Bila terdapat satu anggota keluarga yang sakit,anggota yang lain harus memberikan
ekstra waktu lebih untuk merawatnya,sehingga bisa membuat anggota yang satu ini
mudah capek dan sakit juga.

5. Suku bangsa (etnis).


a. Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota Keluarga :
Keluarga ini berbudaya suku Jawa yang mempunyai anggapan makan tidak makan asal
ngumpul.
b. Tempat Tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat
homogen ).
Sebagian besar adalah etnis jawa. Ada beberapa etnis madura, masyarakat di area tempat
tinggal Tn. D bersifat homogen.
c. Kegiatan-kegiatan Keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan ( Apakah kegiatan-
kegiatan ini berada dalam kelompok kultur/budaya keluarga ).
Kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis diantaranya adalah
selamatan dan tingkepan.
d. Kebiasaan-kebiasan diet dan berbusana ( tradisional atau moderen ).
Keluarga Tn. D menggunakan busana modern yaitu baju, celana/rok. Kebiasaan diet
mencukupi menu 4 sehat.
e. Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau “modern”.
Pengambilan keputusan adalah kepala keluarga, tetapi sebelumnya didasarkan pada
musyawarah keluarga.
f. Bahasa (bahasa-bahasa) yang digunakan dirumah.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa jawa.
g. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. (Apakah keluarga
mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam prakti-praktik pelayanan kesehatan
tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan).
Jika saat salah satu anggota keluarga sakit dibawa berobat ke puskesmas. saat ini An. Y
sakit diare namun orang tua px belum berencana membawa ke puskesmas karena ibu px
masih menganggap sakit anaknya hanya sakit biasa. Tn. D dan Ny. H belum tahu tentang
penanganan pertama pada diare.

6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :


a. Apakah anggota keluarga berada dalam praktik keyakinan beragamaan mereka.
Seisi keluarga menganut agama islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada
status sosial.
b. Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisisi keagamaan.

Setiap malam jumat Ny. H dan Tn D mengikuti pengajian di masjid.

c. Agama yang dianut oleh keluarga

Seluruh keluarga menganut agam islam.

d. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan


keluarga terutama dalam hal kesehatan.

Ny. H selalu berdoa untuk kesembuhanya anaknya.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


Penghasilan keluarga per bulan Rp. 800.000,- yang diperoleh dari hasil kerja Tn D, Ny H
mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya makan, minum, berobat. Barang –
barang yang dimiliki TV berwarna 20 “, meja, kursi, 2 buah tempat tidur, almari 1, 1 buah motor.

8. Aktifivitas Rekreasi Keluarga


 Saat waktu luang Tn. D main ke tempat tetangga dengan membawa anaknya

 Sesekali setahun keluarga mengunjungi sanak family di Banyuwangi.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan saat ini:
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia pra sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Keluarga belum mampu melakukan pembagian waktu untuk individu,pasangan dan anak. Tn.D
bekerja di pabrik yang jaraknya cukup jauh sehingga waktu untuk berkumpul dengan istri dan
anak masih kurang, saat hari libur Tn.D baru bisa menggunakan waktunya untuk main ke tempat
tetangga dengan membawa anaknya.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini:

An. Tn. D sudah di imunisasi lengkap, anaknya masih mengkonsumsi susu dengan dot. Selama
ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup ditunggu beberapa hari akan sembuh
sendiri. Tetapi 2 hari ini anaknya sering buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer .
Selama 2 hari ini pula anak Y nafsu maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang
lebih 2 sendok makan 3 kali sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi
setengah botol saja perhari. Ny. H mengatakan botol yang digunakan hanya dicuci saja tanpa
direbus terlebih dahulu.Ny.H juga sering memberikan jajanan luar pada An.Y karena An.Y lebih
suka jajanan luar dzri pada makanan buatan Ny.H. Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan
keadaan anaknya karena ibu px menganggap sakit anaknya hanya sakit biasa dan anak kecil
wajar menderitanya.

2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:


No. Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
(kg) Kesehatan (BCG/Polio/DPT kesehatan telah dilakukan
/HB/Campak)

1. Tn. D 30 th 69 Sehat - - -

2. Ny. H 25 th 55 Sehat - - -

3. An. Y 5 th 10 Sakit Lengkap Diare -

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


Puskesmas letaknya cukup jauh dari rumah kurang lebih 10 km.

4. Riwayat keluarga sebelumnya:


 Tn. D mempunyai saudara 3 orang, Tn. D anak pertama, ke-2 saudaranya masih hidup. Tn. D
tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
 Ny. H mempunyai saudara 1. Ayah Ny. H meninggal pada usia 87 tahun.

D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah:

a. Gambaran tipe tempat tinggal


Luas rumah 55 m 2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m. terdiri dari 2 kamar tidur,
1KM+WC. Dapur. Ruang keluarga dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela rumah
terdapat di ruang tamu dengan posisi menghadap ke barat, satu buah ruang keluarga menghadap
ke timur. Satu buah mushalla dan kamar tidur masing-masing satu buah. Secara umum sistem
ventilasi di ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur sangat cukup. Barang-barang diletakkan di
ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan dapue. WC permanent di buat saluran pembuangan /
septic tank. Sumber air minum dari PDAM yang dibeli secara eceran (tidak berupa pipa
permanen). Sumber air bersih untuk mencuci baju dijadikan 1, seminggu 2x. Kebiasaan memasak
menggunakan kompor. Peralatan makan dan minum digunakan secara bersama-sama dan
bergantian. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa
melepas alas kaki sehingga kesannya banyak debu dan tanah.

b. Denah rumah

RR

KD KD

RT M

RK D
KM

Keterangan :

RT : Ruang Tamu KD : Kamar Tidur

RK : Ruang Keluarga D : Dapur

M : Mushola KM : Kamar Mandi

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Tn. D bertetangga dengan satu keluarga polisi dan lainya wiraswasta. Semua
tetangga beragama islam dari suku jawa asli, beberapa dari suku madura, yang taat beribadah,
kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga dilakukan tegur
sapa biasa, kunjung mengunjung dilakukan bila hari raya agama

3. Mobilitas Geografis Keluarga :

Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Tn. D dan Ny. H kebanyakan
tinggal dirumah selama An. Y sakit. Ny. H menjahit dirumah. Anaknya yang belum sekolah diasuh
oleh Ny. H dirumah.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :

Keluarga Tn. D aktif mengikuti pengajian di masjid bagi bapak dan ibu sedangkan anak Y
hanya memiliki kegiatan bermain-main.

5. Sistem Pendukung Keluarga :

Tn. D, Ny. H, dan anaknya sehat- sehat saja. Selama ini yang aktif merawat An. Y adalah Ny.
H. Tn. D mengatakan tidak punya tabungan khusus hari tua atau untuk membiayai kesehatan. Jarak
rumah dengan fasilitas kesehatan terdekat adalah puskesmas 7 Km. Tn. D mengatakan penghasilanya
masih dapat untuk membayar biaya kesehatan An. Y. Namun keduanya masih belum berencana untuk
memeriksakan anaknya karena masih dianggap sakit biasa.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga


Tn. D dan Ny. H menyatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka. Menurut
Tn. D, semua masalah yang dihadapi dibicarakan satu keluarga, dengan menghormati hak-hak
masing-masing anggota keluarga.

2. Struktur Peran Keluarga


Tn. D mempunyai peran khusus untuk menjaga keluarga. Tn. D dan Ny.H mampu
merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk An.Y masih balita,sehingga
untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari ataupun sedang sakit dirawat oleh Ny.H dan dibantu oleh
Tn.D bila sudah pulang bekerja.

a. Struktur Peran (Formal dan Informal)


Tn. D hanya sebagai kepala keluarga bekerja di pabrik dari pagi sampai sore. Apabila
di rumah menjadi anggota takmir masjid sedangkan Ny. H menjalankan perannya sebagai istri dan
ibu yaitu merawat keluarga di rumah.

b. Nilai dan Norma Keluarga :


Keluarga Tn.D menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran islam dan mengharapkan
anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan agama. Dalam keluarga memandang
sakit sebagai ujian tuhan.

F. FUNGSI KELUARGA

1) Fungsi Afektif : Semua anggota keluarga Tn.D saling menyayangi satu sama lain. Tempat
tinggal saudara-saudara berada dalam satu kota.komunikasi yang terjalin antar keluarga
masih bagus,bila ada anggota keluarga ada yang sakit saling mengabari satu sama lain.
Keluarga yang lain umumnya bila dimintai bantuan akan berusaha membantu sebisanya.
2) Fungsi sosial : keluarga Tn.D menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Bila ada
waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol bersama tetangga sambil membawa
anaknya yang masih kecil.
3) Fungsi perawatan kesehatan : Ny.H mengatakan An.R masih suka minum susu di dot,setelah
dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci sekedarnya saja.Ny.H mengatakan
anaknya sebelumnya hanya pernah sakit batuk pilek biasa,diare hanya pernah sekali waktu
masih bayi dan tidak diperiksakan ke petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
4) Fungsi reproduksi : Tn. D mempunyai seorang anak dan mengatakan ingin punya anak lagi.
Ny. H berumur 25 tahun dan mengatakan belum berhenti haid tetapi pasangan ini mengikuti
program KB.
5) Fungsi Ekonomi : Tn. D mengatakan bahwa penghasilan dirinya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.

G. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stresor jangka pendek dan panjang :


Menurut Tn. D, sejak 2 hari terakhir ini sering memikirkan keadaan anaknya yang diare Tetapi
Tn.D dan Ny.H mengatakan tidak terlalu cemas karena masih menganggap sakit yang diderta
anaknya masih biasa.Tn.D mengatakan ingin dapat membangun rumah yang lebih bagus lagi agar
lebih nyaman lagi.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :


Jika ada masalah keluarga biasanya didiskusikan bersama. Bila perlu nasihat Tn.D meminta
nasihat Ny.H
3. Strategi koping yang digunakan :
Tn. D bersama istri selalu berduskusi untuk memecahkan problem keluarga kadang-kadang
melibatkan mertuanya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Tn.D

H. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Tn. D Ny. H An. Y


fisik

Kepala Rambut Rambut: Rambut :


bersih,hitam hitam, bersih hitam bersih

N : 82 N : 80 N : 100
TTV
TD : 120/90 TD : 120/90 RR : 21

RR : 20 RR : 20 S : 37,5

S : 36 S : 37

BB : 78 kg BB : 56 kg TB : 80 cm
BB, TB/PB
TB : 170 cm TB : 150 cm BB : 10 kg

(kondisi (kondisi
cukup) normal)

Konjungtiva Konjungtiva
Konjungtiva
Mata merah muda, merah muda,
merah muda,
sclera putih sklera putih
sklera putih

Tidak Tidak
Tidak
Hidung bersekret bersekret bersekret

Mukosa Mukosa Mukosa agak


lembab, tidak lembab, tidak kering, tidak
Mulut
kesulitan kesulitan kesulitan
menelan menelan menelan

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Leher benjolan, benjolan, benjolan,


tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar limfe kelenjar limfe kelenjar limfe

Dada Bunyi Bunyi Bunyi jantung


jantung dan jantung dan dan paru
paru normal paru normal normal

Simetris, BU Simetris, BU Simetris, BU


Abdomen 12x/mnt 12x/mnt 18x/mnt

DBN (dalam DBN (dalam DBN (dalam


batas normal) batas normal) batas normal)
Tangan

DBN (dalam DBN(dalam DBN(dalam


batas normal) batas normal) batas normal)
Kaki

I. HARAPAN KELUARGA
Tn. D dan Ny. H berharap sekali anaknya cepat sembuh dan tidak diare lagi
ANALISA DATA

No Data Diagnosa Keperawatan

1 Data Subyektif :

- Ny. H mengatakan An. Y BAB encer Gangguan keseimbangan


mulai 2 hari yang lalu. cairan pada An.Y (2th) di
- Ny. H mengatakan tidak pernah keluarga Tn.D (30 th)
merebus botol susu anaknya,hanya berhubungan dengan
dicuci saja. ketidakmampuan keluarga
- Ny. H mengatakan suka memberikan Tn.D merawat anggota
jajanan di luar kepada anaknya karena keluarga yang sakit.
anaknya lebih suka memakan jajanan di
luar dari pada masakan di rumah.
- Ny.H mengatakan tidak tahu
penanganan khusus pada anak yang
menderita diare.
- Ny. H mengatakan tidak pernah
mendapatkan penyuluhan tentang diare
dan cara penanganan dini diare.
-
Data Obyektif :

- An.Y mukosa bibir kering


- Mata An.Y cowong
- An. Y BAB encer kurang lebih 4 kali
sehari.
- Turgor kulit An.Y menurun
2. Data Subyektif :
Resiko tinggi terulangnya
- Ny. H mengatakan tidak pernah diare pada An.Y(2 tahun) di
merebus botol susu anaknya,hanya keluarga Tn.D(30 th)
dicuci saja. berhubungan dengan ketidak
- Ny. H mengatakan suka memberikan mampuan keluarga
jajanan di luar kepada anaknya karena memelihara lingkungan yang
anaknya lebih suka memakan jajanan di bisa menunjang kesehatan.
luar dari pada masakan di rumah.
- Ny. H mengatakan belum ada rencana
untuk membawa anaknya ke
puskesmas.
Data Obyektif :

- Tempat botol susu An.Y terlihat


kusam dan bau
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SCORING

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul antara lain:

1. Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (5th) di keluarga Tn.D (30 th) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota keluarga yang sakit.

No. KRITTERIA SCORE PEMBENARAN

1. Sifat masalah: 3 An.Y sudah diare selama 2 hari


x1
3 dan belum menunjukkan
 Aktual
perbaikan.

Kemungkinan masalah
2.
untuk diubah: 1 Ibu An. Y mengatakan belum
x2
2 tahu tentang pertolongan
 Sebagian
pertama pada diare. Ibu
menganggap itu masalah biasa.

Potensial masalah untuk


3. dicegah:
Diare sudah terjadi sejak 2 hari
 Cukup
2 yang lalu. Ibu masih belum
x1
2 berencana membawa anaknya
ke puskesmas.

4.
Menonjolnya masalah:

 Tidak segera
diatasi
1 Ibu menganggap diare masalah
x1
2 biasa yang dialami anak-anak.

Total 3.5

2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(2 tahun) di keluarga Tn.D(30 th) berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.

No. KRITTERIA SCORE PEMBENARAN

1. Sifat masalah: 2 Ny.H mengatakan tidak


x1
3 merebus atau merendam botol
 Resiko
susu An.Y hanya dicuci biasa
saja.

Kemungkinan masalah
2. Ny.H mengatakan tidak
untuk diubah: 1
x2 merebus botol susu An.Y tiap
2
 Sebagian membuat susu karena
menganggap dicuci sudah bebas
dari kuman.
Potensial masalah untuk
3. dicegah:

 Cukup

Ny.H mau sebelumnya tidak


2
x1 tahu kalau harus direbus atau
2
direndam dulu botol
Menonjolnya masalah:
susunya,setelah tau beliau mau
 Tidak segera mencoba.
diatasi
4.

1
x1
2
Ny. H tidak membawa anaknya
ke puskesmas padahal diare
sudah 2 hari.

Total 3.1

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (5th) di keluarga Tn.D (30 th) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota keluarga yang sakit.

2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(5 tahun) di keluarga Tn.D(30 th) berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.

RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa TUJUAN EVALUASI RENCANA


keperawatan TINDAKAN

Umum Khusus Kriteria Standart

1. Gangguan Selama 2 x 1.1 selama psikomotor An.Y mau minum 1.1.1 bujuk An.Y untuk
keseimbangan kunjungan 1x24 jam, dalam jumlah yang mau minum,beri reward
cairan pada kerumah, An.Y adekuat bila mau minum
An.Y (5th) di cairan pada mendapat
keluarga Tn.D An. Y masukan
(30 th) menjadi cairan yang 1.1.2 Berikan larutan
berhubungan stabil atau adekuat oralit (larutan gula
dengan seimbang garam) pada An. Y
ketidakmampu kembali
an keluarga
Tn.D merawat 1.1.3 Observasi jumlah
anggota cairan yang masuk dan
keluarga yang keluar
sakit.

psikomotor

Menyebutkan dan 1.2.1 Anjurkan keluarga

1.2 selama mendemontrasikan pasien utntuk mencuci

1x60 menit cara merawat botol dan merebus botol susu

keluarga susu: setelah dipakai.

mampu
-direndam air panas
membersihkan
selama 15 menit 1.2.2 amati cara
botol susu
- segera membuang keluarga mencuci dan
An.Y dengan
susu yang basi di merebus botol susu
benar
botol susu

-Menutup botol 1.2.3 segera tutup botol


susu yang ada susu baik yang ada
isinya maupun isinya ataupun tidak
kosong.
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI

No. Diagnose Implementasi Evaluasi


keperawatan

1 Gangguan 03-03-2011 11.00 WIB S:


keseimbangan
TUK 1  Keluarga mengatakan
cairan pada An.Y
konsistensi BAB pada An.
(5th) di keluarga 1.1.1 Membujuk An.Y untuk mau Y menjadi semi padat dan
Tn.D (30 th) minum,memberi reward karena mau frekuensi BAB berkurang
berhubungan minum dan makan menjadi 2 kali
dengan
ketidakmampuan O:
keluarga Tn.D 1.1.2 memerikan larutan oralit
 Keadaan umum pada An.
merawat anggota (larutan gula garam) pada An. Y
Y tampak membaik
keluarga yang
 Ny. H kooperatif
sakit.
1.1.3 mengobservasi jumlah cairan A:
yang masuk dan keluar serta Konsitensi BAB pada An.
konsistensinya Y menjadi semi padat dan
frekuensi BAB berkurang
menjadi 2 kali

P:

Lanjut ke TUK 2

TUK 2 S:

 Keluarga pasien
mengatakan sudah merebus
1.2.1 Menganjurkan keluarga pasien
botol susu pasien.
untuk mencuci dan merebus botol
susu setelah dipakai.
O: Botol susu tampak bersih

1.2.2 mengamati cara keluarga A: masalah teratasi sebagian

mencuci dan merebus botol susu P:

 Pertahankan TUK 1

1.2.3 segera menutup botol susu baik dan 2

yang ada isinya ataupun tidak.


PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI DIARE

Topik : Diare dan Penatalaksanaannya

Sasaran : Ibu dan Anak

Hari/Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2022

Waktu : ± 30 Menit

Tempat : Halaman Rumah Tn.D

PENDAHULUAN
Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang. Di Indonesia diare
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Menurut hasil penelitian Akhmad
Sofian pada tahun2009 menunjukkan 116 anak usia 1-3 tahun menderita diare cair akut sebesar 66,38%,
diare disertai lendir dan darah sebanyak 33,62% dimana penderita diare laki-laki 61.21% dan perempuan
38,79% Menurut WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun sedangkan di Indonesia
menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
Berdasarkan data-data di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa diare masih menjadi permasalahan dalam
masyarakat khususnya keluarga di Indonesia hingga terkadang diare dianggap sebagai hal yang sepele.
Padahal kalau tidak ditangani dengan cepat dan tepat diare akan mengancam nyawa bagi penderitanya.

Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan maupun makanan yang dikonsumsi serta gaya hidup
yang kurang bersih menjadi salah satu faktor penyebab diare. Keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat mempunyai peranan penting dalam menanggulangi penyakit diare ini. Apabila ada salah satu
anggota keluarga yang terkena diare maka dari keluargalah yang harus memberikan pertolongan pertama
terhadap penderita. Namun tidak semua keluarga paham dan mau melakukan perannya untuk
menanggulangi penyakit diare ini dengan berbagai alasan, salah satunya adalah kurangnya informasi
mengenai diare dan juga cara penanganan pada penyakit ini.

Oleh sebab itu, kami menyusun satuan acara penyuluhan ini guna memberikan informasi kepada
masyarakat, khususnya keluarga yang nantinya diharapkan dapat menambah pengetahuan keluarga
terhadap penanganan diare sehingga keluarga mampu mengaplikasikan informasi yang didapat untuk
mencegah terjadinya penyakit diare di keluarga.

1. Tujuan Penyuluhan
 Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang
Diare dan penatalaksanaannya di rumah.

 Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian diare
2. Peserta dapat menjelaskan penyebab diare
3. Peserta dapat menjelaskan jenis diare
4. Peserta dapat menjelaskan Komplikasi diare
5. Peserta dapat menjelaskan pengobatan diare di rumah
2. Materi Penyuluhan

 Terlampir

3. Metode

 Ceramah

 Tanya jawab

4. Media

 Leaflet

5. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan Mengucap salam 5 menit
Perkenalan
Pendekatan dengan pesarta
Menggali pengetahuan ibu tentang Diare dan
penatalaksanannya

2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian diare,, 20 menit


penyebab diare, jenis diare, komplikasi diare,
penatalaksanaan diare di rumah Memberi
kesempatan peserta untuk bertanya.
3. Penutup Mengadakan Tanya jawab untuk mengetahui 5 menit
seberapa jauh peserta paham tentang materi
yang disampaikan
Membagikan lieaflet
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Ucapan terima kasih dan salam penutup

6. Evaluasi

 Pelaksanaan
 Hari/Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2022
 Waktu : ± 30 Menit
 Tempat : Halaman Rumah Tn.D
 Jumlah Peserta : 2 org

1. Respon terhadap penyuluhan : baik

MATERI DIARE DAN PENATALAKSANAANNYA


1. Pengertian

Diare biasanya ditandai dengan seringnya si kecil buang air dengan tinja yang encer atau berair. Selain
membuat si kecil tidak nyaman, diare dapat menyebabkan dehidrasi, dan ruam bila si kecil yang masih
pakai popok. Bila si buah hati mengalami diare, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah
mengetahui penyebab diare, karena gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab
diare bisa diketahui dari gejala-gejala yang muncul, dengan mengetahui penyebab diare, bunda dapat
menentukan pertolongan yang tepat bagi si kecil.

Diare atau mencret adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu
hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga bisa disertai
darah atau lendir tergantung pada penyebabnya. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak
dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya
“lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah.
Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.

2. Jenis Diare

Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut
terjadi sampai dengan 7 hari, sedangkan diare kronis terjadi lebih dari 2 minggu.

Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis.

3. Penyebab Diare Pada Anak

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi rotavirus (sekitar 90%). Sebagian kecil diare dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur. Diare dapat dipicu pemakaiaan antibiotik ( antibiotic
induced diarhea). Sebagian kecil lagi disebabkan oleh keracunan makanan, alergi, dll.

4. Bahaya Diara

S aat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki kandungan air yang sangat tinggi
(sangat encer). Selain itu, frekuensi buang air besar pun meningkat secara drastis. Dalam sehari penderita
bisa kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita juga dapat kehilangan zat mineral (elektrolit) yang
terlarut dalam cairan tubuh. Padahal bersama cairan tubuh, elektrolit berperan dalam menjaga agar fungsi
tubuh senantiasa normal.

Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi
berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat mengakibatkan kematian. Namun pada orang
dewasa, kematian akibat dehidrasi jarang ditemukan.

Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya cairan tubuh. Pada tahap
awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut kering dan rasa haus yang berlebihan. Adapun tanda-
tanda dehidrasi selanjutnya tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami penderita.

5. Komplikasi Diare

Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan akibat dehidrasi, yaitu:
1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya anak tetap aktif,
keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak
cekung, buang air kecil (BAK) sering.
2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak
gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat, kelopak mata cekung,
BAK mulai berkurang.
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak
sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2
detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.

Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa digunakan yaitu aktivitas, rasa
haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit. Lihat kelopak mata anak, apakah cekung
atau tidak. Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi
ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam. Uji cubit paling gampang dilakukan pada
kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik.

6. Tatalaksana Diare di Rumah

Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri, virus. Anak-anak tidak boleh dihentikan
diarenya, karena menghambat pergerakan usus. Seolah-olah diarenya berhenti tapi di dalam masih
berlangsung. Efek sampingnya usus lecet. Jadi, yang bisa Bunda lakukan antara lain:

• Rehidrasi. Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral khusus anak (oralit
anak) yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Anak yang diare jangan
hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit (natrium, kalium)
dan kalori. Jangan menggunakan oralit dewasa, karena osmolaritasnya lebih tinggi. Pada tahun
2004 WHO bersama UNICEF mengumumkan kesepakatan mengubah penggunaan cairan
rehidrasi oral yang lama menjadi cairan rehidrasi oral yang memiliki osmolaritas rendah
(hipoosmolar). Oralit dewasa bisa digunakan asalkan dincerkan 2x, misal yang harusnya 1 sachet
untuk 200 ml, maka dibuat 1 sachet untuk 400 ml. Atau Bunda bisa membuat larutannya sendiri.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) :
Larutan Garam-Gula Larutan Garam-Tajin

Bahan terdiri dari 1 sendok teh Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok
gula pasir, seperempat sendok teh makan munjung (100 gram) tepung
garam dapur dan 1 gelas (200 ml) beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram)
air matang. Setelah diaduk rata garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah
pada sebuah gelas diperoleh dimasak hingga mendidih akan
larutan garam-gula diperoleh larutan

yang siap digunakan. garam-tajin yang siap digunakan.

7. Pencegahan Diare

• Mencuci tangan. Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada bayi sering
dilap tangannya. Bunda pun juga harus sering mencuci tangan, terutama saat memberi makan
pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor seperti setelah membersihkan kotoran bayi
atau anak.
• Tutup makanan dengan tudung saji.

• Masak air minum dan makanan hingga matang.

• Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena ASI
mengandung immunoglobulin. Untuk bayi yang "terpaksa" menggunakan susu formula, maka
dotnya harus dicuci bersih dan disterilkan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.fik-unik.ac.id/penelitian/download_file/a7c784fa207284a44fd1cb410d41f8e2.pdf

Anda mungkin juga menyukai