DISUSUN OLEH :
SENJA NITA
1914201031
T.A 2022
Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.M dengan Diare pada anak usia preschool
1. Kasus
Keluarga Tn. D (30 th) mempunyai istri Ny. H (25 th) anak Y (5 th). Hasil wawancara dengan
keluarga anaknya masih mengonsumsi susu formula dengan dot. Selama ini anaknya hanya sakit
batuk pilek biasa, dan cukup dibiarkan beberapa hari bisa sembuh sendiri. Tetapi 2 hari ini
anaknya sering buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer . Selama 2 hari ini pula anak
Y nafsu maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang lebih 2 sendok makan 3 kali
sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi setengah botol saja perhari. Tn. D
dan Ny. H belum memeriksakan keadaan anaknya karena ibu px menganggap sakit anaknya
hanya sakit biasa tidak perlu dibawa ke petugas kesehatan.
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga
2.Komposisi Keluarga:
1. Tn. D L KK 30 th SLTA - -
4. Tipe Keluarga
a. Jenis tepe keluarga :
Keluarga inti terdiri dari Tn D, Ny. H dan An. Y
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :
Bila terdapat satu anggota keluarga yang sakit,anggota yang lain harus memberikan
ekstra waktu lebih untuk merawatnya,sehingga bisa membuat anggota yang satu ini
mudah capek dan sakit juga.
An. Tn. D sudah di imunisasi lengkap, anaknya masih mengkonsumsi susu dengan dot. Selama
ini anaknya hanya sakit batuk pilek biasa, dan cukup ditunggu beberapa hari akan sembuh
sendiri. Tetapi 2 hari ini anaknya sering buang air besar, kurang lebih 4 kali sehari dan encer .
Selama 2 hari ini pula anak Y nafsu maknnya menurun,hanya mau makan sedikit saja, kurang
lebih 2 sendok makan 3 kali sehari, minum susunya dari yang biasanya 2 botol perhari jadi
setengah botol saja perhari. Ny. H mengatakan botol yang digunakan hanya dicuci saja tanpa
direbus terlebih dahulu.Ny.H juga sering memberikan jajanan luar pada An.Y karena An.Y lebih
suka jajanan luar dzri pada makanan buatan Ny.H. Tn. D dan Ny. H belum memeriksakan
keadaan anaknya karena ibu px menganggap sakit anaknya hanya sakit biasa dan anak kecil
wajar menderitanya.
1. Tn. D 30 th 69 Sehat - - -
2. Ny. H 25 th 55 Sehat - - -
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah:
b. Denah rumah
RR
KD KD
RT M
RK D
KM
Keterangan :
Keluarga Tn. D bertetangga dengan satu keluarga polisi dan lainya wiraswasta. Semua
tetangga beragama islam dari suku jawa asli, beberapa dari suku madura, yang taat beribadah,
kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga dilakukan tegur
sapa biasa, kunjung mengunjung dilakukan bila hari raya agama
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Tn. D dan Ny. H kebanyakan
tinggal dirumah selama An. Y sakit. Ny. H menjahit dirumah. Anaknya yang belum sekolah diasuh
oleh Ny. H dirumah.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat :
Keluarga Tn. D aktif mengikuti pengajian di masjid bagi bapak dan ibu sedangkan anak Y
hanya memiliki kegiatan bermain-main.
Tn. D, Ny. H, dan anaknya sehat- sehat saja. Selama ini yang aktif merawat An. Y adalah Ny.
H. Tn. D mengatakan tidak punya tabungan khusus hari tua atau untuk membiayai kesehatan. Jarak
rumah dengan fasilitas kesehatan terdekat adalah puskesmas 7 Km. Tn. D mengatakan penghasilanya
masih dapat untuk membayar biaya kesehatan An. Y. Namun keduanya masih belum berencana untuk
memeriksakan anaknya karena masih dianggap sakit biasa.
E. STRUKTUR KELUARGA
F. FUNGSI KELUARGA
1) Fungsi Afektif : Semua anggota keluarga Tn.D saling menyayangi satu sama lain. Tempat
tinggal saudara-saudara berada dalam satu kota.komunikasi yang terjalin antar keluarga
masih bagus,bila ada anggota keluarga ada yang sakit saling mengabari satu sama lain.
Keluarga yang lain umumnya bila dimintai bantuan akan berusaha membantu sebisanya.
2) Fungsi sosial : keluarga Tn.D menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Bila ada
waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol bersama tetangga sambil membawa
anaknya yang masih kecil.
3) Fungsi perawatan kesehatan : Ny.H mengatakan An.R masih suka minum susu di dot,setelah
dikaji ternyata cara mencuci dot tersebut hanya di cuci sekedarnya saja.Ny.H mengatakan
anaknya sebelumnya hanya pernah sakit batuk pilek biasa,diare hanya pernah sekali waktu
masih bayi dan tidak diperiksakan ke petugas kesehatan sudah sembuh sendiri.
4) Fungsi reproduksi : Tn. D mempunyai seorang anak dan mengatakan ingin punya anak lagi.
Ny. H berumur 25 tahun dan mengatakan belum berhenti haid tetapi pasangan ini mengikuti
program KB.
5) Fungsi Ekonomi : Tn. D mengatakan bahwa penghasilan dirinya sudah cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
H. PEMERIKSAAN FISIK
N : 82 N : 80 N : 100
TTV
TD : 120/90 TD : 120/90 RR : 21
RR : 20 RR : 20 S : 37,5
S : 36 S : 37
BB : 78 kg BB : 56 kg TB : 80 cm
BB, TB/PB
TB : 170 cm TB : 150 cm BB : 10 kg
(kondisi (kondisi
cukup) normal)
Konjungtiva Konjungtiva
Konjungtiva
Mata merah muda, merah muda,
merah muda,
sclera putih sklera putih
sklera putih
Tidak Tidak
Tidak
Hidung bersekret bersekret bersekret
I. HARAPAN KELUARGA
Tn. D dan Ny. H berharap sekali anaknya cepat sembuh dan tidak diare lagi
ANALISA DATA
1 Data Subyektif :
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (5th) di keluarga Tn.D (30 th) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemungkinan masalah
2.
untuk diubah: 1 Ibu An. Y mengatakan belum
x2
2 tahu tentang pertolongan
Sebagian
pertama pada diare. Ibu
menganggap itu masalah biasa.
4.
Menonjolnya masalah:
Tidak segera
diatasi
1 Ibu menganggap diare masalah
x1
2 biasa yang dialami anak-anak.
Total 3.5
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(2 tahun) di keluarga Tn.D(30 th) berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.
Kemungkinan masalah
2. Ny.H mengatakan tidak
untuk diubah: 1
x2 merebus botol susu An.Y tiap
2
Sebagian membuat susu karena
menganggap dicuci sudah bebas
dari kuman.
Potensial masalah untuk
3. dicegah:
Cukup
1
x1
2
Ny. H tidak membawa anaknya
ke puskesmas padahal diare
sudah 2 hari.
Total 3.1
1. Gangguan keseimbangan cairan pada An.Y (5th) di keluarga Tn.D (30 th) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn.D merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Resiko tinggi terulangnya diare pada An.Y(5 tahun) di keluarga Tn.D(30 th) berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan yang bisa menunjang kesehatan.
RENCANA KEPERAWATAN
1. Gangguan Selama 2 x 1.1 selama psikomotor An.Y mau minum 1.1.1 bujuk An.Y untuk
keseimbangan kunjungan 1x24 jam, dalam jumlah yang mau minum,beri reward
cairan pada kerumah, An.Y adekuat bila mau minum
An.Y (5th) di cairan pada mendapat
keluarga Tn.D An. Y masukan
(30 th) menjadi cairan yang 1.1.2 Berikan larutan
berhubungan stabil atau adekuat oralit (larutan gula
dengan seimbang garam) pada An. Y
ketidakmampu kembali
an keluarga
Tn.D merawat 1.1.3 Observasi jumlah
anggota cairan yang masuk dan
keluarga yang keluar
sakit.
psikomotor
mampu
-direndam air panas
membersihkan
selama 15 menit 1.2.2 amati cara
botol susu
- segera membuang keluarga mencuci dan
An.Y dengan
susu yang basi di merebus botol susu
benar
botol susu
P:
Lanjut ke TUK 2
TUK 2 S:
Keluarga pasien
mengatakan sudah merebus
1.2.1 Menganjurkan keluarga pasien
botol susu pasien.
untuk mencuci dan merebus botol
susu setelah dipakai.
O: Botol susu tampak bersih
Pertahankan TUK 1
Waktu : ± 30 Menit
PENDAHULUAN
Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang. Di Indonesia diare
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Menurut hasil penelitian Akhmad
Sofian pada tahun2009 menunjukkan 116 anak usia 1-3 tahun menderita diare cair akut sebesar 66,38%,
diare disertai lendir dan darah sebanyak 33,62% dimana penderita diare laki-laki 61.21% dan perempuan
38,79% Menurut WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun sedangkan di Indonesia
menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
Berdasarkan data-data di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa diare masih menjadi permasalahan dalam
masyarakat khususnya keluarga di Indonesia hingga terkadang diare dianggap sebagai hal yang sepele.
Padahal kalau tidak ditangani dengan cepat dan tepat diare akan mengancam nyawa bagi penderitanya.
Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan maupun makanan yang dikonsumsi serta gaya hidup
yang kurang bersih menjadi salah satu faktor penyebab diare. Keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat mempunyai peranan penting dalam menanggulangi penyakit diare ini. Apabila ada salah satu
anggota keluarga yang terkena diare maka dari keluargalah yang harus memberikan pertolongan pertama
terhadap penderita. Namun tidak semua keluarga paham dan mau melakukan perannya untuk
menanggulangi penyakit diare ini dengan berbagai alasan, salah satunya adalah kurangnya informasi
mengenai diare dan juga cara penanganan pada penyakit ini.
Oleh sebab itu, kami menyusun satuan acara penyuluhan ini guna memberikan informasi kepada
masyarakat, khususnya keluarga yang nantinya diharapkan dapat menambah pengetahuan keluarga
terhadap penanganan diare sehingga keluarga mampu mengaplikasikan informasi yang didapat untuk
mencegah terjadinya penyakit diare di keluarga.
1. Tujuan Penyuluhan
Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang
Diare dan penatalaksanaannya di rumah.
Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian diare
2. Peserta dapat menjelaskan penyebab diare
3. Peserta dapat menjelaskan jenis diare
4. Peserta dapat menjelaskan Komplikasi diare
5. Peserta dapat menjelaskan pengobatan diare di rumah
2. Materi Penyuluhan
Terlampir
3. Metode
Ceramah
Tanya jawab
4. Media
Leaflet
5. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan Mengucap salam 5 menit
Perkenalan
Pendekatan dengan pesarta
Menggali pengetahuan ibu tentang Diare dan
penatalaksanannya
6. Evaluasi
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 23 Agustus 2022
Waktu : ± 30 Menit
Tempat : Halaman Rumah Tn.D
Jumlah Peserta : 2 org
Diare biasanya ditandai dengan seringnya si kecil buang air dengan tinja yang encer atau berair. Selain
membuat si kecil tidak nyaman, diare dapat menyebabkan dehidrasi, dan ruam bila si kecil yang masih
pakai popok. Bila si buah hati mengalami diare, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah
mengetahui penyebab diare, karena gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab
diare bisa diketahui dari gejala-gejala yang muncul, dengan mengetahui penyebab diare, bunda dapat
menentukan pertolongan yang tepat bagi si kecil.
Diare atau mencret adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 kali atau lebih dalam satu
hari dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau sedikit berampas, kadang juga bisa disertai
darah atau lendir tergantung pada penyebabnya. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak
dinyatakan menderita diare bila buang air besarnya
“lebih encer” dan “lebih sering” dari biasanya. Gejala ikutan lainnya adalah demam dan muntah.
Kadangkala gejala muntah dan demam mendahului gejala mencretnya.
2. Jenis Diare
Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut
terjadi sampai dengan 7 hari, sedangkan diare kronis terjadi lebih dari 2 minggu.
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi rotavirus (sekitar 90%). Sebagian kecil diare dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur. Diare dapat dipicu pemakaiaan antibiotik ( antibiotic
induced diarhea). Sebagian kecil lagi disebabkan oleh keracunan makanan, alergi, dll.
4. Bahaya Diara
S aat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki kandungan air yang sangat tinggi
(sangat encer). Selain itu, frekuensi buang air besar pun meningkat secara drastis. Dalam sehari penderita
bisa kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita juga dapat kehilangan zat mineral (elektrolit) yang
terlarut dalam cairan tubuh. Padahal bersama cairan tubuh, elektrolit berperan dalam menjaga agar fungsi
tubuh senantiasa normal.
Karena kehilangan cukup banyak cairan tubuh, penderita bisa mengalami dehidrasi. Dehidrasi
berkelanjutan yang terjadi pada anak-anak atau balita dapat mengakibatkan kematian. Namun pada orang
dewasa, kematian akibat dehidrasi jarang ditemukan.
Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya cairan tubuh. Pada tahap
awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut kering dan rasa haus yang berlebihan. Adapun tanda-
tanda dehidrasi selanjutnya tergantung pada tingkat dehidrasi yang dialami penderita.
5. Komplikasi Diare
Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Terdapat 3 keadaan akibat dehidrasi, yaitu:
1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya anak tetap aktif,
keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak
cekung, buang air kecil (BAK) sering.
2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak
gelisah atau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat, kelopak mata cekung,
BAK mulai berkurang.
3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak
sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2
detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut.
Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa digunakan yaitu aktivitas, rasa
haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit. Lihat kelopak mata anak, apakah cekung
atau tidak. Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi
ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam. Uji cubit paling gampang dilakukan pada
kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik.
Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri, virus. Anak-anak tidak boleh dihentikan
diarenya, karena menghambat pergerakan usus. Seolah-olah diarenya berhenti tapi di dalam masih
berlangsung. Efek sampingnya usus lecet. Jadi, yang bisa Bunda lakukan antara lain:
• Rehidrasi. Berikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan rehidrasi oral khusus anak (oralit
anak) yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Anak yang diare jangan
hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit (natrium, kalium)
dan kalori. Jangan menggunakan oralit dewasa, karena osmolaritasnya lebih tinggi. Pada tahun
2004 WHO bersama UNICEF mengumumkan kesepakatan mengubah penggunaan cairan
rehidrasi oral yang lama menjadi cairan rehidrasi oral yang memiliki osmolaritas rendah
(hipoosmolar). Oralit dewasa bisa digunakan asalkan dincerkan 2x, misal yang harusnya 1 sachet
untuk 200 ml, maka dibuat 1 sachet untuk 400 ml. Atau Bunda bisa membuat larutannya sendiri.
Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) :
Larutan Garam-Gula Larutan Garam-Tajin
Bahan terdiri dari 1 sendok teh Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok
gula pasir, seperempat sendok teh makan munjung (100 gram) tepung
garam dapur dan 1 gelas (200 ml) beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram)
air matang. Setelah diaduk rata garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah
pada sebuah gelas diperoleh dimasak hingga mendidih akan
larutan garam-gula diperoleh larutan
7. Pencegahan Diare
• Mencuci tangan. Anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada bayi sering
dilap tangannya. Bunda pun juga harus sering mencuci tangan, terutama saat memberi makan
pada anak dan setelah memegang sesuatu yang kotor seperti setelah membersihkan kotoran bayi
atau anak.
• Tutup makanan dengan tudung saji.
• Jaga kebersihan makanan dan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena ASI
mengandung immunoglobulin. Untuk bayi yang "terpaksa" menggunakan susu formula, maka
dotnya harus dicuci bersih dan disterilkan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fik-unik.ac.id/penelitian/download_file/a7c784fa207284a44fd1cb410d41f8e2.pdf