Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus


Metode penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini
menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan studi kasus.
Metode deskriptif adalah mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang
dilakukan secara sistematis dan menekan pada data faktual dari pada
penyimpulan. Fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu
untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan
suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk
menyusun perencanaan perbaikan program tersebut (Nasrudin, 2019).
Jenis studi kasus ini menggunakan pendekatan asuhan keperawatan
pada klien kurang pengetahuan diit rendah purin pada pasien lansia dengan
gout dengan memberikan pendidikan kesehatan.

3.2 Subyek Studi Kasus


Subyek penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi. Menurut Hidayat (2010) dalam buku Oktavia (2015), penggunaan
kriteria inklusi dan eksklusi digunakan untuk menentukan dapat tidaknya
dijadikan sampel sekaligus untuk membatasi hal yang akan diteliti.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria dalam studi kasus ini adalah:
1) 2 orang lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang dengan gout
2) Usia lansia 50 sampai 85 tahun
3) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed
consent
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam studi kasus ini adalah:
1) Lansia yang mengalami gangguan penglihatan dan buta aksara

1
2) Lansia yang berusia kurang dari 50 tahun
3) Lansia yang memiliki gangguan gerak

3.3 Fokus Studi


Fokus studi pada studi kasus ini adalah pemberian pendidikan kesehatan
tentang diit rendah purin pada lansia dengan gout yang mengalami kurang
pengetahuan.
3.4 Definisi Operasional
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang timbul karena
adanya kebutuhan akan kesehatan, dijalankan dengan pengetahuan
mengenai kesehatan dan yang menimbulkan aktivitas perorangan dan
masyarakat dengan tujuan menghasilkan kesehatan yang baik
(Herijulianti, 2008).
b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu pada
lansia mengenai diit rendah purin (Nursalam, 2008). Menurut
(Nursalam, 2008) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: 1). Baik:
hasil presentase 76%-100%, 2). Cukup: hasil presentase 56%-75%,
kurang: hasil presentase <56%.
3.5 Instrumen Studi Kasus
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
1. Kuesioner pengetahuan tentang penyakit gout pada lansia.
2. Kuesioner pengetahuan diit rendah purin pada lansia dengan gout.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Noor, 2017). Penelitian ini
2
menggunakan kuesioner dalam penggalian data dan tata cara melakukan
tindakan yang benar tentang upaya yang dilakukan responden untuk
menambah pengetahuan lansia dengan pemberian pendidikan kesehatan
diit rendah purin. Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu dengan
memberikan surat izin institusi untuk penelitian kepada panti wreda
terkait, mendata adakah responden dengan lansia usia 50 sampai 85 tahun.
Menanyakan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian,
penandatanganan informed consent, mengkaji adanya buta aksara pada
responden. Mendatangi responden yaitu lansia usia 50 sampai 85 tahun
kemudian menjelaskan maksud kedatangan. Setelah itu memberikan
kuesioner pengetahuan kepada lansia untuk diisi terlebih dahulu dengan
cara wawancara. Setelah selesai beritahukan kepada lansia untuk
menunggu hasil penilaian kuesioner tadi. Apabila kuesioner tadi nilai
kurang dari 56% untuk pengetahuan, maka lansia tersebut perlu diberikan
pendidikan kesehatan diit rendah purin. Untuk mengetahui perubahan
pengetahuan lansia diperlukan waktu selama 3 hari untuk mengetahui hasil
setelah diberikan pendidikan kesehatan.
3.7 Lokasi & Waktu Studi Kasus
Lokasi telah dilaksanakan studi kasus di Panti Wreda Semarang pada
tanggal 7 Oktober 2019 sampai 9 Oktober 2019 dengan 2 responden
lansia.
3.8 Analisis Data dan Penyajian Data
Data statistik perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan
dimengerti. Tujuannya adalah memberikan informasi dan memudahkan
interpretasi hasil analisis. Secara garis besar ada 3 cara yang dipakai untuk
penyajian data, yaitu tulisan, tabel, dan diagram (Noor, 2017). Penyajian
data studi kasus ini disajikan secara tulisan/narasi.
3.9 Etika Studi Kasus
a. Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang harus
ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien,
tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,
prosedur pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat,
kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain
(Swarjana, 2015). Merupakan lembar persetujuan studi kasus yang
diberikan kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan
tujuan studi kasus. Kedua responden remaja putri setuju untuk terlibat
dalam studi kasus dan telah menandatangani lembar persetujuan.
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika keperawatan Tanpa Nama (Anonimity) merupakan
masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan
(Swarjana, 2015). Untuk menjaga kerahasiaan pada lembar yang telah
diisi oleh responden, penulis tidak mencantumkan nama secara
lengkap, responden cukup mencantumkan nama inisial saja.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah etika keperawatan Kerahasiaan (Confidentiality)
merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Swarjana, 2015). Peneliti menjelaskan bahwa data yang
diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai