Metode penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan studi kasus. Metode deskriptif adalah mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang dilakukan secara sistematis dan menekan pada data faktual dari pada penyimpulan. Fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut (Nasrudin, 2019). Jenis studi kasus ini menggunakan pendekatan asuhan keperawatan pada klien kurang pengetahuan diit rendah purin pada pasien lansia dengan gout dengan memberikan pendidikan kesehatan.
3.2 Subyek Studi Kasus
Subyek penelitian ini menggunakan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Menurut Hidayat (2010) dalam buku Oktavia (2015), penggunaan kriteria inklusi dan eksklusi digunakan untuk menentukan dapat tidaknya dijadikan sampel sekaligus untuk membatasi hal yang akan diteliti. a. Kriteria Inklusi Kriteria dalam studi kasus ini adalah: 1) 2 orang lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang dengan gout 2) Usia lansia 50 sampai 85 tahun 3) Bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi dalam studi kasus ini adalah: 1) Lansia yang mengalami gangguan penglihatan dan buta aksara
1 2) Lansia yang berusia kurang dari 50 tahun 3) Lansia yang memiliki gangguan gerak
3.3 Fokus Studi
Fokus studi pada studi kasus ini adalah pemberian pendidikan kesehatan tentang diit rendah purin pada lansia dengan gout yang mengalami kurang pengetahuan. 3.4 Definisi Operasional a. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar yang timbul karena adanya kebutuhan akan kesehatan, dijalankan dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan yang menimbulkan aktivitas perorangan dan masyarakat dengan tujuan menghasilkan kesehatan yang baik (Herijulianti, 2008). b. Pengetahuan Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu pada lansia mengenai diit rendah purin (Nursalam, 2008). Menurut (Nursalam, 2008) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: 1). Baik: hasil presentase 76%-100%, 2). Cukup: hasil presentase 56%-75%, kurang: hasil presentase <56%. 3.5 Instrumen Studi Kasus Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1. Kuesioner pengetahuan tentang penyakit gout pada lansia. 2. Kuesioner pengetahuan diit rendah purin pada lansia dengan gout. 3.6 Metode Pengumpulan Data Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Noor, 2017). Penelitian ini 2 menggunakan kuesioner dalam penggalian data dan tata cara melakukan tindakan yang benar tentang upaya yang dilakukan responden untuk menambah pengetahuan lansia dengan pemberian pendidikan kesehatan diit rendah purin. Prosedur penelitian yang dilakukan yaitu dengan memberikan surat izin institusi untuk penelitian kepada panti wreda terkait, mendata adakah responden dengan lansia usia 50 sampai 85 tahun. Menanyakan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian, penandatanganan informed consent, mengkaji adanya buta aksara pada responden. Mendatangi responden yaitu lansia usia 50 sampai 85 tahun kemudian menjelaskan maksud kedatangan. Setelah itu memberikan kuesioner pengetahuan kepada lansia untuk diisi terlebih dahulu dengan cara wawancara. Setelah selesai beritahukan kepada lansia untuk menunggu hasil penilaian kuesioner tadi. Apabila kuesioner tadi nilai kurang dari 56% untuk pengetahuan, maka lansia tersebut perlu diberikan pendidikan kesehatan diit rendah purin. Untuk mengetahui perubahan pengetahuan lansia diperlukan waktu selama 3 hari untuk mengetahui hasil setelah diberikan pendidikan kesehatan. 3.7 Lokasi & Waktu Studi Kasus Lokasi telah dilaksanakan studi kasus di Panti Wreda Semarang pada tanggal 7 Oktober 2019 sampai 9 Oktober 2019 dengan 2 responden lansia. 3.8 Analisis Data dan Penyajian Data Data statistik perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dimengerti. Tujuannya adalah memberikan informasi dan memudahkan interpretasi hasil analisis. Secara garis besar ada 3 cara yang dipakai untuk penyajian data, yaitu tulisan, tabel, dan diagram (Noor, 2017). Penyajian data studi kasus ini disajikan secara tulisan/narasi. 3.9 Etika Studi Kasus a. Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain (Swarjana, 2015). Merupakan lembar persetujuan studi kasus yang diberikan kepada responden, agar responden mengetahui maksud dan tujuan studi kasus. Kedua responden remaja putri setuju untuk terlibat dalam studi kasus dan telah menandatangani lembar persetujuan. b. Anonimity (Tanpa Nama) Masalah etika keperawatan Tanpa Nama (Anonimity) merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Swarjana, 2015). Untuk menjaga kerahasiaan pada lembar yang telah diisi oleh responden, penulis tidak mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup mencantumkan nama inisial saja. c. Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah etika keperawatan Kerahasiaan (Confidentiality) merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikampulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Swarjana, 2015). Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan dijaga kerahasiaanya oleh peneliti.