Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA VERTIGO PADA TN. Y

DI RUANGAN FLAMBOYAN RSUD SAWERIGADING

OLEH ;

APRIYANTI

01.2016.003

PROCEPTOR INSTITUSI PROCEPTOR LAHAN

_________________________ _________________________

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA

PALOPO

2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo merupakan perasaan sensasi rasa gerak dari tubuh atau memutar tanpa
adanya gerakan berputar secara nyata. Perasaan tersebut dapat berupa tubuh yang
berputar atau lingkungan yang terasa berputar. Vertigo dapat berlangsung sesaat atau
berlanjut sampai beberapa jam.
Vertigo pada umumnya tidak menyebabkan kerusakan di dalam otak. Namun
vertigo dapat mengakibatkan ketegangan pada selaput otak maupun pembuluh darah
besar. Akibatnya di dalam kepala dapat mencetuskan rasa sakit yang hebat. Apabila
seseorang memiliki riwayat vertigo dan tidak berada pada posisi yang aman, maka saat
gejala vertigo muncul dapat mengakibatkan terjadinya cedera.
Vertigo di Indonesia menempati urutan ke 5 kasus terbanyak yang di rawat di
bangsal saraf berdasarkan data kasus di RSUP Dr Kariadi. Vertigo terjadi pada semua
umur. Menurut Kesser dan Gleason, sebesar 25% vertigo dialami usia lebih dari 25 tahun,
40% pada usia lebih dari 40 tahun, dan 30% terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.
Vertigo terdiri dari atas vertigo sentral dan vertigo perifer. Menurut Hain, dari 74
penderita yang mengalami vertigo sentral atau kelainan neorologik di dapat bahwa 35%
kasus vertigo sental disebabkan oleh penderita stroke atau Transchient Ischemic Attack
(TIA), 22% disebebkan oleg gangguan saraf lainnya, 16% menderita migren
vertebrobasiler, 8% disebabkan oleh nystagmus, 7% disebabkan oleh ataksia sensorik,
4% disebabkan oleh adanya disfungsi ganglia basal, 5% disebabkan oleh ataksia
sekunder, dan 3% disebabkan oleh epilepsy
Jumlah leukosit normal adalah diantara 4.000/mm sampai 10.000/mm. dan
apabila lebih dari 10.000/mm maka dapat dikatakan sebagai leukositosis. Untuk
mengetahui jumlah leukosit dalam darah, maka diperlukan pemeriksaan penujang berupa
darah rutin.
Penyebab lainnya menurut Muhammad Maqbool yaitu terjadinya infeksi.
Indikator seseorang terjadinya infeksi diantaranya yaitu jumlah leukosit yang menigkat.
Hal ini didukung oleh Ozbay et al yang menyatakan terdapat hubungan antara
peningkatan jumlah neutrotfil pada pasien vertigo perifer. Namun celikbelik berpendapat
bahwa jumlah leukosit tidak berpengaruh pada BPPV.

B. Rumusan Masalah
1. Definisi Vertigo
2. Etiologi Vertigo
3. Manifestasi Klinis Vertigo
4. Pemeriksaan Diagnostik Vertigo
5. Asuhan Keperawatan Vertigo

C. Tujuan
1. Apa definisi dari Vertigo?
2. Bagaimana etiologi dari Vertigo?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari Vertigo?
4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Vertigo?
5. Bagaimana asuhan keperawatan Vertigo?
LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO PADA TN.Y

A. Definisi Penyakit
adalah ilusi gerakan, yaitu pasien merasa bahwa ia sedang berputar dialamraya (vertigo
subyektif) atau bahwa sekelilingnya berputar disekitar dirinya ( vertigo objektif). Perkataan
vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah :
sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala
lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo
mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau
sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, Vertigo
dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan
orientasi di ruangan.
Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan
keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya
sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk
memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut
diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat
lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami
biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik
menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya
nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban
Tobing, 2003). dingin,mual, muntah) dan pusing.
Vertigo adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita sekitarnya
atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau bergerak naik
turun dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan muntah-muntah, bekringat, dan
kolaps. Tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran. Sering kali disertai gejala-gejala penyakit
telinga lainnya. (Manjoer, Arif, dkk. 2002)
Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak yang
serius, misalnya skelerosis multiple, infark, dan tumor. (Muttaqin, Arif. 2008)
B. Etiologi
Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :
1. Lesi vestibular :
a. Fisiologik
b. Labirinitis
c. Meniere
d. Obat ; misalnya quinine, salisilat
e. Otitis media
f. “Motion sickness”
g. “Benign post-traumatic positional vertigo”

2. Lesi saraf vestibularis


a. Neuroma akustik
b. Obat ; misalnya streptomycin
c. Neuronitis
d. Vestibular

3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal


a. Infark atau perdarahan pons
b. Insufisiensi vertebro-basilar
c. Migraine arteri basilaris
d. Sklerosi diseminata
e. Tumor
f. Siringobulbia
g. Epilepsy lobus temporal
Menurut (http://www.kalbefarma.com)
1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing
b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta,
otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi,
hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural
d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor
e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior
inferior, tumor, sklerosis multipleks

2. Penyakit SSP :
a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi
kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta,
sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung
b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues
c. Trauma kepala/ labirin
d. Tumor
e. Migren
f. Epilepsi
3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal,
keadaan menstruasi-hamil-menopause
4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia
5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik
6. Intoksikasi
C. Manifestasi Klinis
Secara umum vertigo memiliki gejala perasaan berputar yang kadang-kadang
disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah,
mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.macam-macm vertigo :
1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian
menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia.
Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung
sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi
vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum)
yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior,
migren basiler
2. Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung :
a. Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB).
Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur
atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung
beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah
trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya
baik gejala akan menghilang spontan
b. Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit
meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli),
vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan
munculnya penyakit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran
dan kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem
yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki

D. Deskripsi Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan
ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan
vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke
pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik,
jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI,
susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor
vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling
besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan
kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala
dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer
atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang
aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya
muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot
menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
E. Tahapan / Grade / Tingkatan Penyakit
1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau
hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat
muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan.
Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :
a. Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris,
Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/
odontogen
b. Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris,
Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin
picu (trigger labyrinth)
c. Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional
paroksismal benigna

2. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran
No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi :
a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis
kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin
b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca
komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler,
intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin
c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis
3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang,
dibedakan menjadi :
a. Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta,
perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria
vestibulokoklearis
b. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis
anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks,
hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior

F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fisik :
a. Pemeriksaan mata
b. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c. Pemeriksaan neurologic
d. Pemeriksaan otologik
e. Pemeriksaan fisik umum

2. Pemeriksaan khusus :
a. ENG
b. Psikiatrik

3. Pemeriksaan tambahan :
a. Laboratorium
b. Radiologik dan Imaging
c. EEG, EMG, dan EKG

G. Penatalaksanaan Medis
Langkah-langkah untuk meningkatkan atau mencegah gejala vertigo :
1. Tarik nafas dalam-dalam dan pejamkan mata
2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi
3. Dibuka mata pelan-pelan, meningkatkan badan atau kepala kekiri dan kekanan
4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur
5. Hindari
6. Posisi membungkuk bila mengangkat barang
7. Gerakan kepala secara berhati-hati

H. Terapi Farmakologis
1. Istirahat
Terapi vertigo pertama adalah istirahat selama dan setelah serangan. Pastikan anda
beristirahat sebanyak mungkin, karena istirahat dan relaksasi dapat meminimalkan
efek vertigo
2. Terapi obat-obatan sesuai anjuran dokter
3. Latihan fisik
Untuk terapi vertigo yang selanjutnya melakukan latihan fisik. Lakukan latihan fisik
seperti yoga biasa yang diimbangi dengan mengonsumsi makanan rendah garam,
kalori dan semua jenis gorengan

I. Analisa Data

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Manifestasi dari vertigo Gangguan rasa
Klien mengeluh pusing dan nyeri kepala akibat kurang darah nyaman : Nyeri
kepala
DO : Penurunan suplai O2 dan
a. Klien tampak lemah nutrisi ke otak
b. Nyeri yang dirasakan klien seperti
berputar dengan skala 3 (nyeri Proses metabolisme di otak
sedang) terganggu
c. TD : 130/80 mmHg
Merangsang reseptor nyeri
disusunan saraf pusat
Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman nyeri


2 DS : Manifestasi dari vertigo Perubahan pola
a. Klien mengeluh pusing dan lemas akibat kurang darah aktivitas
b. Klien mengeluh seperti berputar-
putar ketika berjalan atau pada saat Menurunnya aliran darah ke
bangun tidur cerebrum dan cerebellum

DO : Penurunan suplai O2 dan


a. Klien tampak dibantu keluarga saat nutrisi ke neuron di otak
melakukan aktivitas
b. Klien tampak hati-hati saat Merangsang pusat reseptor
melakukan aktivitas keseimbangan dan koordinasi
c. TD : 130/80 mmHg gerak di cerebellum
N : 64x/mnt
S : 36,1 c Sensasi pusing berkunang-
P : 20 x/mnt kunang

Ketidakseimbangan dalam
pergerakan

Ketidakmampuan beraktifitas
secara mandiri

3 DS : Nyeri kepala Perubahan pola


a. Klien mengatakan penglihatan istirahat tidur
seperti berputar-putar Merangsang saraf otonom
b. Klien mengatakan susah untuk tidur
Mengaktifkan norefinefrin
DO :
Mata klien tampak cekung RAS menurun

Klien terjaga

Perubahan pola istirahat tidur

J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan penurunan suplai darah ke otak
2. Perubahan pola aktivitas sehubungan dengan ketidakseimbangan pergerakan akibat
vertigo
3. Perubahan pola istirahat tidur berhubungan dengan RAS menurun

K. Rencana Asuhan keperawatan

DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

1 Gangguan rasa nyaman : Rasa nyaman a. Kaji tingkat a. Mengetahui


Nyeri sehubungan terpenuhi dengan nyeri klien sejauh mana
dengan penurunan suplai kriteria : b. Anjurkan untuk nyeri
darah ke otak ditandai istirahat mengganggu
Jangka Pendek :
dengan : adequat aktivitas klien
2x24 jam nyeri
c. Ajarkan teknik b. Memberi
DS : berkurang dari skala 3
relaksasi : perasaan
ke 2
Klien mengeluh pusing nafas dalam nyaman pada
dan nyeri kepala d. Kolaborasi klien
Jangka Panjang
pemberian c. Menenangkan
DO :
5x24 jam Nyeri obat, pasien, salah
a. Klien tampak lemah hilang, klien segar, penurunan satu teknik
b. Nyeri yang dirasakan klien tampak pusing dan mengurangi
klien seperti berputar bersemangat analgetik rasa nyeri
dengan skala 3 (nyeri d. Obat analgetik
sedang) dapat
c. TD : 130/80 mmHg mengurangi
nyeri yang
diharapkan
mempercepat
penyembuhan
klien.
2 Perubahan pola aktivitas Pola aktifitas klien a. Kaji kebutuhan a. Mengidentifika
sehubungan dengan kembali ke semula dan aktivitas si sejauh mana
ketidakseimbangan dengan kriteria : klien klien bisa
pergerakan akibat vertigo b. Anjurkan melakukan
Jangka Pendek :
ditandai dengan : keluarga aktivitas secara
2x24 jam pusing membantu mandiri
DS :
berkurang, klien tidak aktivitas klien b. Mengurangi
Klien mengeluh pusing lemas c. Anjurkan klien resiko cidera
dan nyeri kepala untuk tidak c. Mengurangi
langsung turun rasa pusing
DO :
Jangka Panjang : dari tempat yang
a. Klien tampak lemah tidur melainkan mengakibatkan
1 minggu pusing
b. Nyeri yang dirasakan secara perlahan ketidakseimban
hilang
klien seperti berputar yaitu duduk gan dalam
dengan skala 3 (nyeri dulu baru pergerakan
sedang) berdiri
c. TD : 130/80 mmHg
N : 64x/mnt
S :36,1 c
P : 20x/mnt

3 Perubahan pola istirahat Tujuan : a. Kaji pola tidur a. Untuk


tidur berhubungan klien membantu
dengan RAS menurun Kebutuhan istirahat b. Ajarkan klien klien mengatasi
tidur terpenuhi posisi tidur masalah
DS :
yang nyaman tidurnya
Kriteria Hasil :
c. Klien mengatakan c. Anjurkan klien b. Untuk
penglihatan seperti Klien menunjukkan untuk membantu
berputar-putar pola tidur dalam batas meningkatkan klien
d. Klien mengatakan normal pola tidur mengambil
susah untuk tidur posisi relaksasi
c. Untuk
DO :
mendapatkan
Mata klien tampak kualitas tidur
cekung yang baik

Anda mungkin juga menyukai