Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh terletak pada bagian teratas dalam rongga
abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi oleh iga-iga.
Hati terbagi dalam dua belahan utama (lobus), yaitu lobus kanan (lobus dextra hepatic)
yang besar dan lobus kiri. (lobus sinistra hepatic) yang kecil. Permukaan atas berbentuk
cembung dan terletak di bawah diafragma; permukaan bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan, fisura transverses. Permukaannya dilintasi oleh berbagai
pembuluh darah yang masuk keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan
dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal-hal yang
sama di permukaan atas hati.
Fungsi hati untuk memelihara kadar gula yang normal dengan kombinasi glikogenesis,
glikogenolisis, glikolisis, dan glukoneogenesis diatur oleh sejumlah hormon termasuk
insulin, glukagon, hormon pertumbuhan dan katekolamin tertentu. Pada keadaan puasa
hati menambah homeostasis glukosa dengan glikoneogensis dan hiperglukogenesis.
kadar glukosa darah normal melalui glukoneogenesis akhirnya berhubungan dengan
katabolisme protein otot, yang memberikan precursor asam aminon yang diperlukan,
terutama alanin. Dalam keadaan pascapandial hati mengarahkan alanin dan asam amino
rantai cabang ke jaringan perifer, tempat asam amino kemudian bergabung ke dalam
protein otot.
Kelainan homeostasis glukosa yang terjadi pada hati ada dua yaitu pertama faktor yang
menyebabkan hiperglikemia seperti penurunan ambilan glukosa hati, penurunan sintesis
glikogen hati, resistensi hati terhadap insulin, pintas glukosa portal-sistemik, kelainan
hormonal (serum) berupa peningkatan glukagon, penurunan kortisol, dan peningkatan
insulin (hemokromatosis);kedua faktor yang menyebabkan hipoglikemia seperti
penurunan glikoneogenesis, penurunan kandungan glikogen hati, resistensi hati terhadap
glukagon, masukan oral yang buruk, dan hiperinsulinemia sekunder terhadap pintas
portal-sistemik.

B. Rumusan Masalah
1. apa yang dimaksud dengan hati?
2. Jelaskan fungsi dari hati ?
3. Jelaskan macam-macam kelainan pada hati?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hati.
2. Untuk mengetahui fungsi dari hati.
3. Untuk mengetahui macam-macam kelainan pada hati.

D. Manfaat
1. Sehingga mempermudah mengetahui apa yang dimaksud dengan hati.
2. Sehingga mempermudah mengetahui fungsi dari hati.
3. Sehingga mempermudah mengetahui macam-macam kelainan pada hati.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hati
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia.Di dalam hati terjadi proses-
proses penting bagi kehidupan kita,yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan
protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan
racun/obat yang masuk dalam tubuh kita. Sehingga dapat kita bayangkan akibat yang
akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah
kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam
membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati terletak di perut kanan atas, dibawah diafragma kanan, di bagian bawah rongga
toraks, di lapisi kapsula glisson, yang kemudian bersatu dengan jaringan ikat daerah
portal. Hati normal perabaannya kenyal dan permukaannya halus mengkilat, berwarna
tangguli.
Hati normal biasanya tidak teraba dari luar. hati hanya teraba pada tepi bawah iga kanan,
terutama pada inspirasi. Hati terdiri atas lobus kanan (3/5 bagian), lobus kiri (3/10
bagian), lobus-lobus kuadratus dan lobus kaudatus (1/10 bagian). Pembagian yang lebih
kecil dengan aliran darah, limfe, dan bilier tersendiri, maka hati dapat dibagi menjadi 8
(atau 9 bial lobus kaudatus dihitung), segmen yang bermakna bagi penentuan tindakan
bedah.
Hati terbungkus oleh sebuah kapsul fibriolastik yang disbut kapsul Glisson dan secara
makroskopik di piasahkan juga menjadi lobus kiri dan kanan. Kapsul Glisson berisi
pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Kedua lobus hati tersusun oleh unit-unit
yang kecildi sebut lobules. Lobules terdiri atas sel-sel hati (hepatosit), yang menyatu
dalam satu lempeng. Hepatosit dianggapa sebagai unit fungsional hati. Sel-sel hati dapat
melakukan pembelahan sel dan mudah di produksi kembali saat dibutuhkan untuk
mengganti jaringan yang rusak.
Hati menerima suplai darahnya dari dua sumber yang berbeda. Sebagian besar darah
hati, sekitar 1000 ml per menit, adalah darah vena yang berasala dari lambung, usus
halus dan usus besar, pankreas dan limpa. Darah ini mengalir ke hati melalui vena porta.
Darah vena kurang mengandung oksigen tetapi kaya zat-zat gizi, termasuk glukosa,
yang dapat diubah hati menjadi glikogen dan disimpan dengan cepat. Darah tersebut
juga mungkin mengandung bakteri usus, racun, dan obat yang dicerna. Sumber darah
hati yang lain adalah arteri hepatica yan mengalirka darah sekitar 100 ml permenit.
Darah arteri ini memiliki sirkulasi darah yang tinggi. Setelah mengaliri hati, kedua
sumber darah tersebut mengalir dalam kapiler hati yang disebut sinusoid. Dari sinusoid,
darah mengalir kesebuah vena sentralis di setiap lobules dan semua lobules kesemua
vena hepatica. Vena hepatica mengosongkan isinya kedalam vena cava inferior.
B. Fungsi Hati
Secara fisiologis, fungsi utama hati adalah :

1. Fungsi Metabolik hati


a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah.
Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa
dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu
pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino
dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga
pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat
membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa
menjadi lemak.
b. Membantu metabolisme protein
Setelah pencernaan, asama amino memasuki semua sel dan diubah menjadi protein
untuk digunakan sel membentuk enzim dan komponen-komponen structural sel
misalnya, ribosom, kolagen, atau protein kontraktil otot. Walaupun berbagai organ
(termasuk ginjal dan mukosa usus) ikut berperan menyimpan asama amino ekstra
sebagai protein, jarinan utama yang menyimpan protein di tubuh adalah hati. Ketika
dibutuhkan asam amino maka terjadi penguraian protein simpanan adan pelepasan asam
amino bebas. Penurunan asama amino plasma sehingga dibawah kadar tertentu memicu
penguraian protein simpanan.
Semua sel, termasuksel hati, memiliki batas seberapa banyak protein yang dapat mereka
simpan sebagai protein, maka hati melakukan deaminasi asama amino dan
menggunakannya sebagai sumber energy atau mengubahnya menjadi glukosa, glikogen,
atau asama lemak. Zat-zat ini dapat disimpan dihati—glukosa sebagai glikogen dan
asam lemak sebagai trigliserida (lemak). Asam-asam lemak juga dapat disimpan disel
tubuh, terutama jaringan diaposa. Selama deaminasi asam amino, terjadi pelepasan
ammonia yang hampir seluruhnya diubah diubah di hati emnadi urea untuk kemudian
dieksresikan oleh ginjal.
c. Membantu metabolisme lemak
Hampir semua lemak yang dicerna diserap kedalam sirkulasi limfe sebagai kilomikron
yang merupakan gabungan dari trigliserida, fosfolipid, kolesterol, adan lipoprotein.
Kilomikron disalurkan oleh pembuluh limfe ke duktus torasikus untuk kemuadian
menyatu dengan sirkulasi sitemik. Trigliserida kemudian di ubah menjadi asam lemak
dan gliserol oleh enzim-enzim di dinding kapiler, terutama kapiler di hati dan jaringan
ediposa. Dari kapiler asam lemak dan gliserol dapat berdifusi sebagian masuk ke sel.
Setelah berada di dalam sel hati atau lain, asama lemak atau gliserol akan kembali
membentuk trigliserida. Trigliserida disimpan sampai di butukan selama pasca-absortif.
Pada saat ini, trigliserida mungkin dimetabolisasi menjadi gliserol dan asam lemak
bebas. Gliserol dan asam lemak dapat masuk di siklus kreb untuk menghasilkan ATP
yang merupakan sumber energy bagi sel.
Sebagian gliserol dan asam lemak tidak langsung masuk ke siklus krebs tetapi di
gunakan oleh hati untuk membentuk glukosa baru. Hal ini dapat menyebabkan
pembentukan keton apabila penguraian gliserida berlansung secara berlebihan. Otak
sendiri tidak dapat mengguanakan asam lemak bebas secara alngsung untuk
menghasilkan enregi. Dengan demikian penggunaan lemak menjadi glukosa oleh hati
penting untuk menunang energy yang di perlukan oleh otak saat kadar lukosa rendah.
d. Membantu metabolisme obat dan toksin
Obat dan toksin sering kali dimodifikasi oleh hati dan dibuat menjadi inaktif atau larut
air dengan mengonjukasikannya dengan senyawa kimia lain. Dengan proses ini, hati
member sinyal pada tubuh untuk meneksresi zat-zat ini. Tanpa fungsi hati yang baik,
banyak toksin dan akan terakumilasi di tubuh. Selain itu, banyak senyawa kimia yang
digunakan hati untuk mengonjukasikan obat dan toksin larut lemak, misalnya protein
plasma, disintesis oleh hati. Dengan demikian, pada hati yang kurang berfungsi baik
suplai senyawa-senyawa tersebut menjadi tidak akurat.

2. Mensekresikan cairan empedu


Empedu di bentuk oleh semua hepatosit dan terdiri atas air, garam, empedu, bilirubin,
kolesterol, asam lemak lesitin, dan elektrolit. Kecuali air, zata yang paling banyak
terdapat di empedu adalah garam empedu. Garam empedu disintesis di hati dari
kolesterol yang diperlukan ke hati dari usus halus atau disintesis secara langsung oleh
hati dalam proses matabolisme lemak. Semua sel hati ikut serta dalam emmbuat empedu
masing-masing sel di eksresika empedunya kedalam kanikulus bilaris kecil yang
mengelilingi semua sel hati. Kanikulus mengalirkan isinya secra progresif keduktus-
duktus yang lebih besar dan akhirnya menyatu dengan duktus menjadi duktus hepatikus
dan duktus bilaris komunis. Duktus ini mengalirkan empedu ke kantung empedu untuk
disimpan secara langsung ke dalam usus. Garam empedu berfungsi dalam pencernaan
lemak di usus halus.
Tanpa empedu, samapai 40% lemak di dalam makanan tidak diserap oleh usu halus dan
diserah melalui usus halus uga akan terpengaruh. Misalanya, tanpa empedu dalam waktu
kurang dari seminggu defiensi vitamin K akan terjadi dan tanapa jelas. Tanpa vitamin K
yang adekuat, koagulasi darah akan tergangu.
Fungsi hati lain adalah menangani komponen lain empedu, bilirubin. Bilirubin dibentuk
sebagai salah satu produk akhir penguraian hemoglobin dan harus di metabolisasi oleh
hati agara dapat dieksresi.

3. Sebagai tempat penyimpanan darah


Hati adalah organ penyimpan darah. Apabila volume darah berkurang, misalnya
sewaktu terjadi pendarahan, maka hati dapat membebaskan darah kesirkulasi. Demikian
juga, hati dapat meningkatkan simpanan darahnya apabila terjadi peninkatan volume
darah yang signifikan, atau apabila darah mengalir kembali ke sirkulasi perifer akibat
gagal jantung kanan. Jumlah simpanan darah pada suatu waktu amat beragam
bergantung pada susunan indeks kardiovaskular, tetapi biasanya mencapai hingga 400
sampai 500 ml.

4. Sebagai tempat penyimpanan vitamin dan mineral.


Hati mapu menyimpan vitamin B12, D, dan A. besi di simpan di hati sebagai feritin.
Vitamin dan besi dapat di lepaskan ketubuh dari hati apabila kadar zat-zat tersebut
dalam darah turun.
5. Fungsi imunologis
Kapiler dihati disebut sinusoid. Aliran darah di sinusoid adalah campuran darah vena
dari vena porta dan darah arteri dari arteri hepatica. Sinusoid dilapisi oleh sel-sel
makrofag fagosik yang disebut kupffer. Sel-sel ini menyingkirkan bakeri, sel mati, dan
benda asing lainnya yang berasal dari darah, terutama darah porta, yang mengalir dari
usus menuju hati.

C. Macam-macam Kelainan Pada Hati


Disfungsi hati disebabkan akibat kerusakan pada sel-sel parenkim hati yang bisa secara
lansung disebabkan oleh penyakit primer atau secara tidak lansung disebabkan oleh
obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik.
Penyebab. Proses perjalanan penyakit yang berkembang menjadi disfungsi hepatoseluler
dapat disebabkan oleh penyebab menular (infectious agent), seperti bakteria serta virus,
dan oleh keadaan anoksida, kelainan metabolik, toksin serta obat-obatan, defiensi
nutrisi, dan keadaan hipersensitifitas.

Beberapa kelainan pada hati yang sering ditenui antara lain :


1. Perlemakan
Metabolisme hati berpusat di hati. Hepatosit cenderung mudah mengalami
perlemakan. Perlemakan hati merupakan tanda nyata terdapat jajas nyata pada hati
atau akibat kelaianan sitemik yang mengakibatkan kelainan metabolisme lemak
atau mobilisasi berlebihan dari penyimpanan lemak.
2. Amiloidosis
Amiloidosis dapat menyebabkan pembesaran hati (sampai 9 kg). hati berwarna
pucat dan kenyal keras. Amiloid terdapat pada dinding pembuluh dara,
pasivaskular di jaringan ikat portal dan di ruang disse, yang dapat menyebabkan
atrofi.
3. Syok
Syok yang lama atau berat dapat menyebabkan kelainan hati bervariasi antara
perlemakan sentrolobular sampai nekrosis hipoksia.
4. Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu
Alkohol bersifat toksik terhadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti
acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat menyebabkan
penyakit pada hati.
5. Nekrosis
Salah satu manifestasi penyakit hati ialah nekrosis. Berbagai penyebab ialah
trauma (mekanik), toksin, mikroorganisme, gangguan vaskularisasi dll. Letak dan
luas lesi di pengaruhi oleh mikrosirkulasi. Fartor yang mempengaruhi ialah (1)
oksigenasi oleh darah, (2) fungsi enzim dari zon tertentu dan (3) fungsi filtrasi.
6. Gagal hati
Gagal hati adalah hasil akhir dari semua penyakit hati yang aparah dan anas. Gagal
hati dapat terjadi setelah infeksi HCV stadium rendah menahunb atau dapat terjadi
tiba-tiba setelah awitan HBV fulminan. Gagal hati juga dapat terjadi setelah
overdosis obat-obat tertentu , termasuk asitaminofen, baik yang diminum saat
mencoba bunuh diri atau tidak sngaja terminum dengan dosis tinggi oleh individu
yang memakai obat tersebut untuk penhilang nyari. Gagal hati adalah suatu
sindrom kompleks yang ditandai oleh gangguan pada banyak organ dan fungsi
tubuh. Dua keadaan yang terkait dengangagal hati adalah ensefalopati hepatica dan
sindrom hepatorenal.
7. Sirosis hati
Sirosis hati ialah penyakit hati difus, mengenai seluruh arinan hati di tandai oleh
fibrosis dan perubahan struktur normal menjadi nodulus abnormal. Fibrosis serin
bersifat progresif, namun terdapat pula bukti bahawa bila penyebab sirosis
dihentikan atau dihilangkan (alkoholisme, hemosiderosis), maka proses tidak
berlanjut, bahkana da regresi septa fibrosis tersebut. Nerosis sudah tidak terlihat
nyata lagi.
8. Ensefalopati Hepatika
Ensefalopati hepatica adalah suatu kompleks ganguan susunan saraf pusat yang di
umpai pada individu yang mengidap gagal hati. Kelainan ini di tandaia oleh
angguan memori dan perubahan kepribadian. Dapat tumor flapping. Gerakan-
gerakan menyentak lainnya dan ganguan keseimbangan juga dapat timbul.
Ensafalopati hepatica sebagian besar timbul akibat penimbuna toksin di dalam
darah, yang terjadi apabila hati gagal mengubah atau , mendektofikasi toksin-
toksin tersebut secara adekuat.
9. Penyakit hati karena infeksi (misalnya hepatitis virus) Yaitu ditularkan melalui
makanan & minuman yang terkontaminasi, suntikan, tato, tusukan jarum yang
terkontaminasi, kegiatan seksual, dll.
10. Hepatitis (radang hati)
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis
yang paling sering, terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E, namun ada juga
yang menyebutkan adanya hepatitis F dan G (merupakan virus baru). Pada
umumnya penderita hepatitis A & E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B & C
dapat menjadi kronis. Virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang
telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperparah keadaan penderita.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia.Di dalam hati terjadi proses-
proses penting bagi kehidupan kita,yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan
protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan
racun/obat yang masuk dalam tubuh kita. Sehingga dapat kita bayangkan akibat yang
akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah
kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam
membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Secara fisiologis, fungsi utama hati adalah : membantu dalam metabolisme karbohidrat,
membantu dalam metabolisme protein, membantu dalam metabolisme lemak, membantu
metabolisme obat dan toksin, mensekrikan cairan empedu, sebagai tempat penyimpanan
darah, sebagai tempat penyimpanan vitamin dan mineral, dan sebagai fungsi
imunologis.
Ada pun kelaianan yang terdapat pada hati yaitu : perlemakan, amiloidosis, penyakit
akibat racun, nekrosis, gagal hati, sirosis hati, esafalopati hepatica, penyakit karena
infeksi, dan hepatitis.

B. Saran
1. Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami apa yang
dimaksud dengan hati.
2. Diharapakan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami fungsi dari
organ hati.
3. Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami macam-
macam kelainan dari organ hati.
DAFTAR PUSTAKA

A. Price, Sylvia, & M. Wilson, Lorraine., 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. EGC: Jakarta.
J. Corwin, Elizabet., 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.
Nasar, I made, Himawan, Sutisna., & Marwoto, Wirasmi., 2010. Patologi 2. Sagung Seto :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai