Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini, penulis akan menganalisa Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Fisiologis Pada Ny. S Usia 32 Tahun P2A0 7 Hari Post Partum Fase Letting Go di PKM Godong II
Kabupaten Grobogan dengan teori yang ada. Banyak hal yang ditemukan dalam melakukan
asuhan kebidanan nifas mulai dari pengkajian ( data subyektif dan data obyektif ), analisa, dan
penatalaksanaan. Adapun hal-hal yang penulis temukan dalam melakukan asuhan kebidanan
adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada pengkajian data subyektif, penulis melakukan anamnesa dengan menanyakan
langsung kepada Ny.S, dengan melakukan kunjungan nifas . Data subyektif meliputi identitas
pasien dan suami, riwayat obstetri, riwayat penyakit dalam keluarga, riwayat penyakit yang
diderita pasien, riwayat ANC, Persalinan, dan nifas, KB yang lalu, pola pemenuhan sehari-hari,
dan riwayat psikososial-spiritual. Dalam melakukan pengkajian data subyektif tidak serta-merta
semuanya ditanyakan, namun yang ditanyakan meliputi hal-hal penting saja, seperti identitas
pasien dan suaminya (nama, umur, pendidikan terakhir, alamat,pekerjaan), keluhan yang
dirasakan sekarang, riwayat persalinan yang lalu, menstruasi pertama. Hal ini dilakukan untuk
mengefektifkan waktu, mengingat pasien sedang dalam menyusui anaknya. Dalam melakukan
pengkajian data subyektif ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.
Pada pengumpulan data obyektif, penulis memperoleh data dengan melakukan
pemeriksaan fisik dengan teknik Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Dalam melakukan
pemeriksaan tidak semua penulis kaji, hal ini dikarenakan keterbatasan alat,

2. Analisa
Pada tahap analisa, sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada, dan disesuaikan
dengan masalah dan kebutuhan. Pada tahap ini, penulis tidak mendapatkan kesulitan karena
diagnosis sudah dapat ditegakan dari anamnesa. Jadi analisa yang dapat diambil dari asuhan
kebidanan nifas normal ini adalah : Ny.S usia 32 Tahun P2A0 7 hari post partum fase letting go.
Dengan kebutuhan mendapat informasi mengenai istirahat yang cukup dan tanda bahaya
dalam masa nifas .

32
3. Antisipasi masalah potensial
Antisipasi masalah potensial merupakan tindak lanjut dari analisa. Dalam kasus ini,
tidak diperlukan antisipasi masalah , dan diagnosa potensial. Dikarenakan pada kasus ini ,
masih tergolong dengan nifas fisiologis.

4. Rencana tindakan
Rencana tindakan pada laporan kali ini sudah dilakukan. Rencana tersebut disimpulkan dari
hasil pemeriksaan, masalah, dan keluhan pasien. Tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik pada tahap ini.

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada Ny.S sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada, tindakan yang
dilakukan meliputi penatalaksanaan promotif dan preventif, selain itu dilakukan asuhan
kebidanan secara komprehensif dengan pendekatan Biopsikososiospiritual yaitu dengan
memberikan asuhan sayang ibu yang sudah sesuai dengan standar profesi kebidanan dan
wewenangnya, memberikan dukungan moril dan spiritual kepada pasien. Penatalaksanaan
yang diberikan kepada Ny.S meliputi :
a. Memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan, bahwa kondisi ibu dalam keadaaan
normal, sejauh ini nifas ibu baik karena tidak dijumpai tanda-tanda atau kondisi yang
abnormal
Hasil : ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan yang disampaikan oleh petugas
kesehatan

b. Memberikan informasi mengenai tanda bahaya selama masa nifas, diantaranya :


1) Apabila ibu mengalami pendarahan lewat jalan lahir, ibu merasa lemas, gemetar dan
keluar keringat dingin
2) Keluar cairan berbau dari jalan lahir
3) Ibu mengalami demam
4) Ibu merasakan pusing,pandangan kabur, dan bengkak pada tangan dan kaki disertai
kejang
5) Ibu merasakan sedih yang berlebihan
Apabila ibu mengalami salah satu dari tanda gejala diatas dianjurkan untuk ke tenaga
kesehatan terdekat agar segera tertangani.

33
Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali tanda bahaya masa nifas dan bersedia ke
tenaga kesehatan terdekat apabila ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya tersebut.

c. Memotivasi ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi selama masa nifasnya, dengan
makan makanan dengan menu seimbang yang mengandung karbohidrat, protein hewani,
protein nabati, sayur, dan buah-buahan, tidak ada pantangan makanan selama masa
nifas. Ibu nifas membutuhkan tambahan 500 kalori setiap hari dan kebutuhan cairan 3
liter setiap harinya. Dengan kebutuhan nutrisi yang tercukupi akan membantu
memulihkan kondisi fisik, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, dapat
mencegah konstipasi, dan berperan penting dalam produksi ASI. Berdasarkan jurnal
penelitihan yang dilakukan oleh Rini Hayu L, dkk dengan Judul Penelitihan “Hubungan
Antara Status Nutrisi pada Ibu Nifas dengan Penyembuhan Luka Perineum di Wilayah
Kerja Puskesmas Cukir Kabupaten Jombang” mengatakan bahwa mengkonsumsi
makanan yang bergizi dapat membantu menyembukan luka perineum dan apabila
konsumsi makananya bergizi maka ASI yang diproduksi lebih berkualitas.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya selama masa
nifas sesuai anjuran dari petugas kesehatan.

d. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dengan istirahat cukup akan mencegah kelelahan
yang berlebihan. Ibu dapat beristirahat atau tidur siang selagi bayi tidur. Bila istirahat ibu
kurang akan mempengaruhi berkurangnya produksi ASI, dapat memperlambat proses
involusi uteri sehingga memperbanyak perdarahan, ibu tidak mampu merawat bayinya
sendiri
Hasil : ibu bersedia untuk memenuhi kebutuhan istirahatnya sesuai anjuran dari bidan
e. Memberikan informasi pada ibu untuk menjaga kebersihan diri dan mengganti pakaian
dalam bila terasa lembab setelah BAB atau BAK serta menganjurkan untuk mengganti
pembalut apabila sudah penuh dan kotor
Hasil : Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan diri dan akan selalu mengganti
pembalutnya apabila sudah penuh dan kotor.

f. Memberikan informasi kepada ibu mengenai Perawatan Tali Pusar :


1) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi.
2) Jangan memberikan apapun pada tali pusar.

34
3) Rawat tali pusar terbuka dan kering.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia merawat tali pusat sesuai dengan anjuran dari
petugas kesehatan.

g. Memberikan informasi ke ibu mengenai cara menyusui yang benar, yaitu dengan :
1) Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari.
2) Bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan, lalu susui
3) Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi yang lain
4) Bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih terasa penuh/kencang, perlu
dikosongkan dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar payudara tetap
memproduksi ASI yang cukup.
Hasil : ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali bagaimana cara menyusui bayi
yang benar dan bersedia untuk melakukanya sesuai dengan anjuran dari petugas
kesehatan

6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan di akhir asuhan. Evaluasi merupakan reaksi dan respon pasien
terhadap setiap asuhan yang telah diberikan oleh bidan. Pendokumentasian evaluasi dijadikan
satu dengan penatalaksanaan, yaitu hasil penatalaksanaan. Pada tahap evaluasi tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pembuatan laporan ilmiah Asuhan Kebidanan Nifas
Normal pada Ny.S usia 32 tahun P2A0 7 hari Post Partum Fase Letting Go adalah, dalam
melakukan pengkajian ( data subyektif dan data obyektif ) sudah sesuai dengan teori, karena
pengkajian yang dilakukan hanya beberapa saja. Sedangkan untuk analisa, diagnosa aktual,
masalah, dan kebutuhan, serta penatalaksanaan hampir sesuai dengan teori meskipun
beberapa hal masih terdapat kesenjangan karena keterbatasan waktu.

B. Saran
1. Bagi Bidan
Petugas kesehatan hendaknya selalu meningkatkan kualitas dalam pelayanan pada ibu
nifas secara tepat dan baik. Selalu menjamin kebersihan alat, ruangan, dan
melaksanakan cuci tangan baik sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan.
2. Bagi Pasien
Pasien hendaknya melakukan apa yang dianjurkan oleh bidan, memenuhi kebutuhan
nutrisinya, dan istirahatnya, menjaga personal higienenya, dan segera ke pelayanan
kesehatan apabila mengalami salah satu dari beberapa tanda bahaya dalam masa nifas.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya memperluas wawasan pengetahuan dengan banyak membaca
penelitihan-penelitihan terbaru sehingga ada dasarnya dalam melakukan
penatalaksanaan kepada pasien. Meningkatkan skill dengan cara ikut partisipasi aktif
dalam melayani pasien.

36
DAFTAR PUSTAKA

Rini Hayu L, dkk dengan Judul Penelitihan “Hubungan Antara Status Nutrisi pada Ibu Nifas
dengan Penyembuhan Luka Perineum di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir Kabupaten
Jombang”. Diakses melalui :
(http://stikespemkabjombang.ac.id/ejurnal/index.php/April-2013/article/view/20/21).Pada
tanggal 31 Juni 2017

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 Diakses Melalui


(http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-Indonesia-2015.pdf) diakses pada tanggal 17 Juni 2017.

Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2015, Diakses Melalui


(Http://Www.Dinkesjatengprov.Go.Id/V2015/Dokumen/Profil2014/Profil_2014.Pdf) diaskes
pada tanggal 17 Juni 2017.

Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan tahun 2014 diakses melalui


(http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2014/3315_Jateng
_Kab_Grobogan_2014.pdf) diakses pada tanggal 17 Juni 2017.

Bahiyatun.2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC

Marmi. 2012. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: pustaka pelajar

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Andi : Yogyakarta

37

Anda mungkin juga menyukai