Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS


TRIMESTER II
DI PMB THOIFFAH ASTUTI, S.Tr, Keb
Dosen Pengampu : Agustin Setianingsih, S.SiT., M.Kes

Disusun oleh :

ALIYATUL IZZAH
P1337424820034

PRODI PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan kehamilan fisiologis Trimester II di PMB


Thoiffah Astuti, telah disahkan oleh pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Kehamilan Fisiologis


yang telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing klinik dan
pembimbing institusi Prodi Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang Tahun 2020.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Thoiffah Astuti, S.Tr, Keb Aliyatul Izzah


NIM. P1337424820034

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Agustin Setianingsih, S.SiT.,M.Kes


NIP. 19790820 200212 2 003
LAPORAN PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2014). Kehamilan
didefenisikan mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT). Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester,
dimana trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu,
trimester kedua dari 13-28 minggu dan trimester ketiga dari 29-42 minggu
(Rukiah, 2013).
Proses Terjadinya Kehamilan : Untuk terjadi suatu kehamilan harus
ada spermatozoa, ovum, pembuahanovum (konsepsi), dan nidasi
(implantasi) hasil konsepsi. Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh
mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba
abdominalis, dan disalurkan terus kearah medial. Kemudian jutaan
spermatozoa ditumpahkan diforniks vagina dan disekitar porsio pada
waktu koitus.Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum
uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus spermatozoa dapat sampai ke
bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah
siap untuk dibuahi, dan hanya satuspermatozoa yang mempunyai
kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan
peningkatan konsentrasi DNA dinukleus, dan kaputnya lebih mudah
menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase(Sarwono, 2010).
2. Gejala dan Tanda Kehamilan
a. Tanda dan Gejala Perkiraan Kehamilan
Tanda perkiraan kehamilan atau dugaan hamil berdasarkan pada
data subjektif yang dirasakan oleh klien tetapi tidak dapat dideteksi
tanpa didukung dengan adanya data objektif. Tanda dan gejala
kehamilan diantaranya sebagai berikut menurut Wiknjosastro (2010):
1) Amenorea ( tidak dapat haid )
Gejala awal yang biasa terjadi antara lain tidak mendapat haid.
Hal ini merupakan gejala awal yang penting agar dapat
menentukan tuanya dan tafsiran persalinan dengan cara mengingat
hari pertama haid terakhir.
2) Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
Wanita hamil biasanya akan mengeluh merasa mual atau enek
dan terkadang diikuti dengan adanya muntah. Gejala ini terjadi
karena adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron
yang mempengaruhi peningkatan asam lambung, sehingga
menimbulkan mual muntah.
3) Mengidam
Tidak seluruh wanita mengalami gejala ini, namun pada
umumnya wanita hamil sering menginginkan makanan atau
minuman terentu, hal ini disebut dengan ngidam.
4) Payudara / mamae terasa membesar dan tegang
Payudara membasar, tegang dan sedikit nyeri yang disebabkan
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus alveoli payudaya. Kelenjar montgomery terlihat lebih
membesar.
5) Anoreksia ( tidak adanya nafsu makan )
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan hilang
dengan tuanya kehamilan.
6) Sinkope ( pingsan )
Gejala ini sering dijumpai apabila
wanita tersebut berada di tempat-tempat yang ramai, dianjurkan
untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang ramai. Hal ini terjadi
karena gangguan sirkulasi ke daerah (sentral) menyebabkan
iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan sinkope atau
pingsan, keadaan ini akan menghilang setelah umur kehamilan 16
minggu.
7) Sering berkemih
Ketika hamil kadung kemih akan tertekan oleh pembesaran
rahim, hal ini yang menyebabkan seringnya buang air kecil. Gejala
ini akan hilang pada trimester kedua dan pada akhir kehamilan
akan timbul kembali, karena kandung kemih ditekan oleh kepala
janin yang sudah mulai turun ke rongga panggul.
8) Obstipasi ( susah buang air besar )
Gejala ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan
oleh terhambatnya peristaltic usus yang terjadi karena peningkatan
progesterone.
9) Pigmentasi pada kulit terdapat pada:
a) Muka ( pipi, hidung dan dahi ) serta leher
b) Dinding perut akan timbul striae nigra, linea alba yang makin
menghitam.
10) Epulis
Merupakan hipertropi papilla ginggivae dan sering terjadi pada
trimester pertama kehamilan.
11) Varises
Terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron dan sering
didapat pada daerah genetalia eksterna, betis, dan kaki.
b. Tanda – Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda-tanda kemungkinan hamil berdasarkan pada data objektif
yang dapat didokumentasikanoleh pemeriksa. Tanda ini lebih nyata
dari tanda dan gejala perkiraan kehamilan, namun meskipun demikian
tanda ini tetap bukan merupakan temuan diagnostik yang pasti. Tanda-
tandanya antara lain:
1) Perut membesar sesuai dengan tuanya kehamilan. Perubahan
terjadi dalam bentuk besar dan konsistensi perut juga mengalami
perubahan.
2) Tanda hegar ( segmen bawah rahim melunak ), terjadi pada daerah
istmus uteri, bagian ini menjadi sangat lunak sehingga bila
dilakukan pemeriksaan dalam pada fornix posterior seperti saling
bersentuhan.
3) Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan pada vagina yang
terjadi karena pelebaran pembuluh darah.
4) Tanda Piskacek ( uterus besar dan lunak ), merupakan pembesaran
fundus uteri yang tidak rata karena daerah implantasi janin akan
tumbuh lebih cepat.
5) Kontraksi Braxton-hicks, keadaan dimana corpus uteri menjadi
lebih keras.
6) Teraba ballotemen.
7) Pemeriksaan tes kehamilan positif.
c. Tanda Pasti Hamil
1) Adanya gerakan janin dalam rahim.
2) Terdengar bunyi jantung janin.
3) Rangka janin terlihat melalui sinar rongent ketika dilakukan
pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG)
3. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan
terbagi dalam tiga trimester (Rukiah, 2013), yaitu :
a. Trimester I antara 0 – 12 minggu
b. Trimester II antara 12 – 28 minggu
c. Trimester III antara 28 – 40 minggu

B. Kehamilan Trimester II
1. Perubahan Fisiologis Kehamilan
Menurut Rukiah (2013), perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi
pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
a. Perubahan uterus
Uterus akan membesar dibawah pengaruh estrogen dan progesteron
yang kadarnya meningkat. Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat
uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan
panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Ketika usia kehamilan sudah
aterm dan pertumbuhan janin normal, maka pada kehamilan 28
minggu tinggi fundus uteri (TFU) 25 cm, pada 32 minggu 27 cm, pada
36 minggu 30 cm, pada kehamilan 40 minggu TFU turun kembali dan
terletak 3 jari dibawah Prosessus Xyfoideus (PX).
b. Serviks uteri
Serviks mengalami perubahan yang ditentukan sebulan setelah
konsepsi perubahan itu meliputi perubahan kekenyalan yaitu serviks
menjadi lunak (tanda goodel), pembuluh darah meningkat, lendir
menutupi ostium uteri serviks sehingga menjadi lebih mengkilap.
c. Segmen bawah uterus
Segmen bawah uterus berkembang dari bagian atas kanalis servikalis
setinggi ostium interna bersama-sama istmus uteri. Segmen bawah
lebih tipis dari pada segmen atas dan menjadi lunak serta berdilatasi
selama minggu-minggu terakhir kehamilan sehingga memungkinkan
segmen tersebut menampung janin. Serviks bagian bawah baru
menipis dan menegang setelah persalinan terjadi.
d. Kontraksi braxton-hikcs
Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri di
sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi
darah dalam plasenta.
e. Vagina dan vulva
Vagina dan serviks akibat hormon estrogen mengalami perubahan
pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah, agak kebiruan (livide) disebut tanda Chadwick.
Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah.
f. Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatemammotropin, esterogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak
sehingga mammae menjadi lebih besar, mammae akan membesar,
lebih tegang dan aerola mammae tampak lebih hitam karena
hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrums.
g. Sistem endokrin
Perubahan endokrin, sekresi kelenjar hipofisis umumnya menurun dan
penurunan ini selanjutnya akan meningkatkan sekresi kelenjar
endokrin (khususnya kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal). Kadar
hormon hipofise, prolaktin meningkat secara berangsur-angsur
menjelang akhir kehamilan, namun fungsi prolaktin dalam memicu
laktasi disurpresi sampai plasenta dilahirkan dan kadar esterogen
menurun.
h. Sistem kekebalan
Kehamilan dianggap berkaitan dengan penekanan berbagai macam
fungsi imunologi secara hormonal dan seluler untuk menyesuaikan
diri dengan graft janin. Titer antibodi humoral melawan beberapa
virus misalnya herves simpleks, campak, dan influenza A menurun
selama kehamilan.
i. Sistem respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah mingu ke-30, wanita hamil
bernafas lebih dalam, dengan meningkatnya volume tidal dan
kecepatan ventilasi sehingga memungkinkan pencampuran gas dan
konsumsi oksigen meningkat
j. Traktus urinarus
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP (Pintu Atas
Panggul), keluhan sering kencing timbul karena kandung kencing
mulai tertekan. Pada ginjal seorang wanita hamil bertambah besar,
misalnya menemukan bahwa ginjal 1,5 cm lebih panjang selama masa
nifas awal dari pada yang diukur 6 bulan kemudian. Kecepatan fitrasi
glomerulus dan aliran plasma ginjal bertambah pada awal kehamilan,
pada awal trimester kedua sebanyak 50 persen, mekanisme tepat untuk
meningkatnya hal-hal ini pada kehamilan belum diketahui.
k. Traktus digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, akibat retensi cairan intraseluler yang
disebabkan oleh progesteron. Sfingter esopagus bawah relaksasi,
sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa
terbakar di dada. Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih
lama berada di lambung. Otot-otot usus relaksi disertai dengan
penurunan motilitas. Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih
banyak, sehingga menyebabkan konstipasi yang merupakan salah satu
keluhan utama wanita hamil.
l. Siste muskuleskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dari peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara
menyolok, peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul
miring ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat
badan pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang
(realignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser ke
depan.
2. Perkembangan Janin Kehamilan Trimester II
Selama trimester II janin dalam rahim mengalami perkembangan
sebagai berikut (Megasari,Miratu,dkk. 2014) :
a. Minggu ke-16
Panjang badan kira – kira 16 cm, berat 100 gram, sirkulasi fetal
telah berfungsi secara penuh, traktus renalis mulai berfungsi, terdapat
reflex menghisap dan menelan, genitalia eksterna telah tampak dan
dapat ditetapkan jenis kelaminnya.
b. Minggu ke-20
Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan,
gambaran wajah telah nyata dengan telinga yang terletak pada
tempatnya yang normal, kelopak mata, alis mata dan kuku telah
tumbuh sempurna, skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar – X,
kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh
fetus, gerakan janin dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan
minggu ke – 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17
ml urin dikeluarkan setiap 24 jam.
c. Minggu ke -24
Kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak subkutan,
lanugo menjadi lebih gelap dan verniks kaseosa meningkat. Dari
minggu ke – 24 dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam merespon
rangsangan (stimulus)
d. Minggu ke- 28
Perkembangan Janin : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah
berkembang dengan baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak
deposit lemak subkutan yang menyebabkan kerutan kulit berkurang,
testis mengalami penurunan dari abdomen ke skrotum
3. Perubahan Psikologi Ibu Hamil Trimester II
a. Ibu merasa sakit (karena HCL terlalu tinggi)
b. Rasa tidak nyaman karena kehamilan berkurang.
c. Ibu menerima kehamilannya
d. Mulai menggunakan energi dan pikiran lebih konstruktif.
e. Dapat merasakan gerakan janin
f. Libido meningkat (Kusmiati, Yuni.2009)
4. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester II
a. Kebutuhan fisik
1) Oksigen
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan tubuhnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Asupan oksigen bisa terganggu disebabkan oleh berbagai faktor
yang salah satunya adalah aktifitas ibu hamil yang berlebihan, karena
kegiatan yang berlebihan dapat membuat daya serap oksigen lemah.
Penyebab lain adalah asupan gizi ibu hamil yang kurang bagus,
sehingga ibu kekurangan energi untuk mengantarkan darah dan
oksigen ke rahim.Pada dasarnya kebutuhan oksigen manusia sama
yaitu udara bersih, tidak kotor, tidak bau dan tidak berpolusi.
2) Nutrisi Ibu hamil
Janin di dalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan
hanya ibu yang dapat memberikannya. Oleh sebab itu makanan ibu
hamil harus cukup untuk berdua yaitu untuk ibu sendiri dan anaknya
dalam kandungan.Makanan yang cukup mengandung zat gizi selama
hamil penting artinya. Asupan konsumsi zat energi, protein, lemak
dan karbohidrat yang kurang dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin didalam kandungan dan dapat mempengaruhi berat badan lahir
bayi. Hal ini disebabkan oleh sosial ekonomi yang rendah, tingkat
pendidikan yang rendah serta kurangnya pengetahuan ibu hamil
tentang asupan konsumsi makanan yang mengandung zat gizi
makronutrien yang penting selama kehamilan dalam penelitihan
yang dilakukan oleh Mila Syari, dkk. Peran Asupan Zat Gizi
Makronutrien Ibu Hamil terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Kota
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3).
Kekurangan nutrisi pada zat gizi protein dan energi pada ibu
hamil dapat mengurangi inti dari DNA dan RNA dan dapat
menganggu profil asam lemak sehingga transfer zat gizi ibu kejanin
menjadi terganggu. Ukuran otak juga berkurang pada mekanisme ini
sebagai akibat dari perubahan struktur protein, konsentrasi faktor
pertumbuhan dan produksi neurotransmiter. Malnutrisi pada protein
dan energi terjadi pada minggu ke 24–44 pasca konsepsi dapat
terjadi di dalam uterus maupun di luar uterus hal ini dapat
mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat. Pertumbuhan janin
terhambat ini juga berakibat pada buruknya pertumbuhan kepala
pada masa prenatal yang dapat berhubungan dengan buruknya
keluaran perkembangan saraf. Pertumbuhan janin sangat tergantung
pada hasil metabolisme tubuh yang ditransfer melalui plasenta untuk
memenuhi kebutuhan ibu selama hamil dan nutrisi janin untuk
tumbuh dan berkembang sehingga bayi yang dilahirkan dapat
memiliki berat badan lahir normal. (Mila Syari, dkk. Peran Asupan
Zat Gizi Makronutrien Ibu Hamil terhadap Berat Badan Lahir Bayi
di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3))
Ibu hamil yang cukup makannya akan mendapat kenaikan
berat badan yang cukup baik. Kenaikan berat badan rata-rata selama
hamil adalah 9–13,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama
dalam kehamilan 20 minggu terakhir.Kenaikan berat badan dalam
kehamilan disebabkan oleh hasil konsepsi yaitu : fetus, plasenta,
liquor amnii, uterus, mammae, darah, lemak, protein serta retensi air.
Pada trimester II kalori dibutuhkan untuk penambahan darah,
pertumbuhan uterus, pertumbuhan jaringan mammae dan
penimbunan lemak. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis
besar adalah sebagai berikut :
a) Asam folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang
dapat diisolasi dari daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit,
hati, ginjal, dan jamur. Asam folat disebut juga dengan
folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau
vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari
pada wanita normal dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil
sedangkan hamil kembar lebih besar lagi.Kekurangan asam folat
menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis, solusio
plasenta, dan kelainan kongenital pada janin.
Pemberian asam folat diberikan pada masa perikontrasepsi,
satu bulan sebelum konsepsi dan 1 bulan post konsepsi, karena
neural tube manusia menutup pada minggu ketiga post konsepsi.
Minimal pemberian suplemen asam folat yang dimulai 2 bulan
sebelum konsepsi dan belanjut hingga 3 bulan pertama
kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah
500 mikrogram, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko
adalah 4 mg/hari.
b) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi
protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang energi dan juga
protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan kejadian BBLR
dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285
kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada
tubuh ibu.
c) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan
protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan
dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d) Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara
rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah
merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung
FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90 tablet perhari.
e) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium
ibu hamil adalah sebesar 500 mg perhari.
f) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko
penyakit menular seksual dan di negara dengan musim dingin
yang panjang.
g) Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.
h) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium,
dan minyak ikan selama hamil.
3) Personal Hygiene dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa hamil. Baju
hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Jika telah sering hamil,
maka pemakaian setagen untuk menunjang otot-otot perut baik
dinasehatkan pada ibu hamil. Sepatu atau alas kaki yang tinggi
sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil
berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh. Mammae yang
bertambah besar juga membutuhkan kutang atau BH yang lebih
besar dan cukup menunjang.Tak bisa disangkal, hampir semua
bagian tubuh memang bertambah besar dan berat di saat hamil.
a) Bra
Selama hamil, payudara perlu tersangga dengan baik. pilih
bra yang biasa dipakai untuk berolahraga, bra biasa tapi tanpa
kawat penyangga (kawat penyangga dapat mencederai jaringan
payudara yang lembut), atau bra khusus untuk
kehamilan.Sebenarnya, tidak harus mengenakan bra khusus untuk
kehamilan, namun pemakaian bra jenis ini dapat menyangga
payudara dengan baik, sehingga terasa nyaman saat bergerak..
Pilih yang bahan dasarnya katun, agar kulit bisa “bernapas”
dengan nyaman. Sekalipun begitu, bahan elastis yang
menyertainya akan membuat bra lebih lentur ketika ukurannya
berubah. Untuk payudara besar, bra yang memiliki tali bahu
lebar, sehingga dapat menahan beban payudara. Pastikan
penyangga bra di bagian bawah cup nyaman dipakai. Jika terlalu
ketat dapat memicu sakit di ulu hati. Selain itu, bra yang terlalu
ketat akan menahan aliran darah seputar payudara, dan
meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran air susu
(mastitis). Memakai bra yang pas akan menghindari berbagai
gangguan tersebut.
b) Celana Dalam
Awalnya mungkin masih bisa memakai celana dalam yang
biasa di pakai. Akibat perut yang mulai membesar, terkadang akan
lebih terasa nyaman bila bagian pinggangnya ditarik ke bawah
hingga di bawah garis perut (bikini line). Namun, umumnya
celana dalam harus diganti dengan yang lebih besar setelah
kehamilan memasuki usia 16 minggu.
(1) Pilih celana dalam berbahan dasar katun, karena memberi
“ventilasi” yang baik sehingga menghambat pertumbuhan
jamur. Ingat, selama hamil suhu tubuh akan meningkat dan
cairan vagina juga kadang-kadang keluar, sehingga membuat
ibu hamil rentan terhadap infeksi bakteri
(2) Perhatikan ukuran dan karet celana, jangan sampai
menekan perut, pinggang atau lingkar paha
(3) Celana dalam yang pas, menutupi sekaligus menyangga
perut dan bokong, serta tidak terlalu ketat menekan bagian
selangkangan, akan sangat membantu ibu hamil yang
mengalami varises (pembesaran pembuluh darah balik vena.
4) Eliminasi
Masalah eliminasi terkadang mengalami kesulitan tetapi banyak
pula yang cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan
hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah. Situasi basah ini
menyebabkan jamur (Tricomonas) kambuh sehingga wanita sering
mengeluh keputihan dan gatal.
5) Seksualitas
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang
sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu.
Pada waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus
menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa
kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan,
jika kepala sudah masuk kedalam rongga panggul, koitus sebaiknya
dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan
perdarahan.Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual
saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun karena
tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap bentuk
kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara
di saat yang sama, gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan
kelainan seksual. Memang ada masanya ketika ibu hamil mengalami
peningkatan gairah seksual.
Trimester kedua: Minat meningkat (kembali) memasuki
trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat
menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil
dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di trimester
pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan
seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak
enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman.
Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya
pengaliran darah ke organ-organ seksual dan payudara.
6) Mobilisasi dan body mekanik
Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak
bebas mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas guna mempertahankan kesehatan.
7) Gunakan body mekanik yang baik:
1) Hindari mengangkat beban yang berat
2) Gunakan kasur yang keras untuk tidur
3) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
4) Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan
sirkulasi darah menjadi terhambat
5) Boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari selama tidak
memberikan gangguan.
6) Aktivitas dibatasi bila didapatkan penyulit : partus prematurus
imminens, ketuban pecah, menderita kelainan jantung.
8) Exercise/ senam Hamil
Senam hamil merupakan kebutuhan aktifitas fisik, pada kegiatan
ini terjadi peningkatan metabolisme yang pada dasarnya dengan
peningkatan metabolisme diperlukan peningkatan penyediaan
oksigen sehingga senam hamil akan meningkatkan kebutuhan
oksigen. Penanggulangan aspek fisik dari persalinan dan
pemeliharaan kehamilan yang bertujuan melindungi ibu dan anak
adalah dengan jalan memberikan bimbingan pada ibu hamil dalam
persiapan persalinan yang fisiologis melalui penerangan, berdiskusi,
dan memberikan latihan fisik kepada wanita hamil. “Senam adalah
terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik
fisik maupun mental pada persalinan yang aman, spontan dan lancar
sesuai waktu yang diharapkan”.
Pada prinsipnya senam hamil adalah exercise therapy atau terapi
latihan yang merupakan bagian dari ilmu fisioterapi yang
dilaksanakan dibagian obstetric pada ibu hamil oleh seorang
fisioterapis.Senam yang dilakukan oleh ibu hamil pada setiap
semester. Senam hamil penting bagi seorng ibu yang sedang
mempersiapkan diri untuk persalinan terutama untuk ibu dengan usia
kandungan lebih dari 20 minggu.
a) Tujuan
(1)  Menguasai tehnik pernafasan
(2) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut
(3) Melatih sikap tubuh selama hamil
(4) Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan
relaksasi
(5) Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit  sehingga ibu dan bayi
sehat setelah persalinan
b) Manfaat
(1) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot
dinding perut dan dasar panggul yang penting dalam proses
persalinan
(2) Melatih sikap tubuh guna menghindari /memperingan
keluhan-keluhan seperti sakit
(3) Perempuan mengandung yang mengikuti senam hamil
diharapkan dapat menjalani persalinan secara lancar, dapat
memanfaatkan tenaga dan kemampuan sebaik-baiknya
sehingga proses persalinan normal langsung relatif cepat.
(4) Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stress
dan rasa sakit akibat his ketika bersalin)
9) Istirahat dan Tidur
Selama hamil, tubuh butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama
dengan tidur orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai
perubahan tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah dan
mengantuk. Itu sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu
istirahat dan tidur sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3
hingga 4 jam.Sebaiknya tidak berbaring terlentang waktu tidur.
Dengan besarnya rahim, berbaring terlentang bisa menempatkan
rahim di atas pembuluh darah penting yang berjalan ke bawah di
bagian perut. Beberapa wanita hamil mengalami kesulitan bernafas
bila berbaring terlentang, posisi istirahat yang bagus adalah tidur
menyamping.
10) Imunisasi
Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi
terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Hal ini karena
kemungkinan adanya akibat yang membahayakan Janin. Imunisasi
harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk
mencegah kemungkinan tetanus neonatorum. Imunisasi TT harus
diberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2 minimal
1 bulan, dan ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap pada umur
kehamilan 8 bulan.
11) Travelling
Wanita hamil harus berhati-hati melakukan perjalanan  yang
cenderung lama dan melelahkan, karena dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan mengakibatkan gangguan sirkulasi serta
Oedema tungkai karena kaki tergantung jika duduk terlalu lama.
Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan sampai
menekan perut yang menonjol.  Jika mungkin perjalanan yang jauh
sebaiknya dilakukan dengan pesawat udara. Ketinggian tidak
mempengaruhi kehamilan.Berpergian dapat menimbulkan masalah
lain, seperti konstipasi / diare karena asupan makanan dan minuman
cenderung berbeda seperti biasanya karena akibat perjalanan yang
melelahkan.
12) Memantau Kesejahteraan Bayi
Memantau kesejahteraan janin dapat dilakukan ibu hamil
dengan cara menghitung gerakan janin dan menimbang pertumbuhan
berat badan ibu setiap trimesternya apakah mengalami peningkatan
atau tidak.
13) Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang
dilakukan setelah kunjungan antenatal yang pertama. Kunjungan
antenatal minimal 4 kali selama kehamilan (1x TM I, 1x TM II, 2x
TM III).  Tujuan kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian
komplikasi, mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.Jadwal
kunjungan ulang sebaiknya : Sampai dengan 28 minggu usia
kehamilan, setiap 4 minggu.
14) Pekerjaan
Seorang wanita yang hamil harusnya berhenti bekerja diluar
rumah sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, apakah
lingkungan pekerjaan mengancam kehamilan/tidak dan seberapa
besar energi fisik dan mental yang diperlukan dalam bekerja.
Sebagai contoh : wanita yang bekerja sebagai radiografer dianjurkan
untuk meninggalkan pekerjaannya beberapa bulan sebelum hamil.
5. Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester II dan Cara Mengatasi
Ketidaknyamanan merupakann suatu perasaan yang kurang ataupun
yang tidak  menyenangkan  bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu
hamil . kehamilan merupakan proses alamiah pada wanita yang akan
menimbulkan berbagai perubahan dan menyebabkan rasa tidak nyaman,
hal ini merupakan kondisi yang normal pada wanita hamil. Beberapa ibu
biasanya mengeluh mengenai hal-hal yang membuat kehamilanya tidak
nyaman dan kadang menyulitkan ibu. (Hidayat, 2008: 120).  Dibawah ini
merupakan beberapa ketidaknyamanan ibu hamil trimester II dan cara
mengatasinya (Kusmiati, Yuni dkk. 2009), yaitu:
a. Konstipasi
Konstipasi adalah gangguan pencernaan berupa terhambatnya
pengeluaran dari sisa-sisa makanan, akibatnya, ibu mengalami
kesulitan untuk buang air besar (BAB). Biasanya, feses menjadi keras,
dan perut terasa nyeri atau mulas. Kondisi ini dikenal juga dengan
istilah sembelit, dan dalam kehamilan, disebabkan oleh:
1) Meningkatnya hormon progesteron. Hormon progesteron berperan
dalam proses relaksasi pada kerja otot halus. Peningkatan hormon
itu, mengakibatkan gerakan atau mobilitas organ pencernaan
menjadi relaks atau lambat. Akibatnya, proses pengosongan
lambung jadi lebih lama dan waktu transit makanan di lambung
meningkat. Selain itu, gerakan peristaltik usus (pijatan di usus,
salah satu aktivitas mencerna makanan) juga melambat sehingga
daya dorong dan kontraksi usus terhadap sisa-sisa makanan
melemah. akhirnya, sisa makanan menumpuk lebih lama di usus
dan sulit dikeluarkan.
2) Penekanan rektum. Semakin besarnya perut, juga berdampak
lanjutan, yaitu rektum (bagian terbawah usus besar) tertekan.
Penekanan tersebut membuat jalannya feses menjadi tidak lancar,
sehingga konstipasi terjadi.
3) Kurang serat.  Serat dibutuhkan tubuh untuk sistem pencernaan.
Asupan serat memperlancar kerja pencernaan dalam mengurai
makanan, sampai mengeluarkan feses atau kotoran. Pada orang
normal sekali pun, kekurangan serat bisa mengakibatkan
konstipasi. Terlebih lagi pada ibu hamil yang kondisinya khusus.
4) Mengonsumsi zat besi. Konsumsi zat besi dosis tinggi, misalnya,
dari suplemen, ikut andil dalam menyebabkan konstipasi.  
5) Tidak olahraga. Olahraga membuat tubuh sehat dan melancarkan
proses metabolisme di dalam tubuh. Berolahraga secara rutin,
misalnya, jalan kaki atau berenang, akan merangsang otot-otot
perut dan usus, salah satunya, memicu gerakan peristaltik usus,
sehingga mencegah konstipasi.
Adapun cara mengatasi konstipasi pada ibu hamil :
1) Mengkonsumsi makanan berserat setiap hari. Ibu hamil perlu
memperhatikan zat gizi makanan yang dikonsumsinya agar selalu
seimbang. Untuk itu makanan alami yang kaya akan serat yang
terkandung pada sayur-sayuran dan buah-buahan manjadi salah
satu pilihan dalam menu santapan sehari-hari untuk mencegah atau
mengatasi sembelit pada kehamilan. Contohnya buah dan sayuran
yang banyak mengandung serat alami adalah pepaya dan sayur
bayam.
2) Memperbanyak minum air putih. Minimal ibu hamil
mengkonsumsi air putih sebanyak 8 gelas. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa saat hamil tubuh menyerap banyak air, sehingga
konsumsi air haruslah cukup, agar ibu hamil tidak mengalami
dehidrasi. Selain itu, kecukupan air akan membantu dalam proses
memperlunak feses, sehingga feses akan lebih mudah dikeluarkan
dan sembelit pada kehamilan bisa diatasi dan dicegah. Selain air
putih, cairan juga bisa diperoleh dari makan berkuah atau pun jus
buah yang dianggap dapat mengatasi masalah sembelit pada ibu
hamil.
3) Melakukan aktivitas fisik / berolahraga secara teratur. Tentunya
aktivitas dan olahraga pada ibu hamil berbeda pada umumnya
olahraga dan aktivitas. Olahraga yang minimal dan tidak
membahayakan ibu hamil serta janinnya. Dengan berolahraga dan
aktivitas yang dianjurkan selain tubuh akan menjadi lebih segar
dan juga lebih sehat, olahraga tersebut juga dapat meringankan
sembelit. Ibu hamil bisa melakukan jalan kaki atau berenang.
Senam Kegel juga dapat dilakukan untuk memperkuat otot dasar
panggul, membantu mempermudah pengeluaran feses, juga
mempersiapkan ibu dalam menghadapi persalinannya kelak.
4) Membatasi konsumsi suplemen zat besi. Tentunya hal ini berlaku
bagi ibu hamil yang memang sudah tercukupi akan kebutuhan zat
besinya. Selain itu mengkonsumsi suplemen vitamin C pada saat
kehamilan akan dapat membantu meringankan gejala konstipasi.
Untuk hal suplemen, baik itu zat besi, vitamin C dan zat gizi
lainnya akan lebih baik bila dikonsultasikan dengan dokter yang
bersangkutan (dokter obsgyn) mengenai seputar pemilihan
suplemen ini.
5) Jangan minum obat pencahar. Bila cara-cara di atas sudah
dilakukan dan juga dijalankan akan tetapi tidak juga membantu,
tentunya yang harus digaris bawahi adalah jangan asal
mengkonsumsi obat-obatan pencahar. Untuk lebih amannya bagi
ibu hamil dan juga janinnya maka perlu juga hal ini
dikonsultasikan dengan dokter yang terkait untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat lagi untuk mengatasi sembelit pada
kehamilan.
b. Gusi Berdarah
Etiologi : Hormon estrogen meningkat menyebabkan aliran darah
ke rongga mulut mempercepat laju pergantian sel-sel pelapis epitel
gusi. Penanganan : berkumurlah dengan air hangat / aitr garam,
melalukan pemeriksaan gisi teratur, menjaga gigi dan mulut dan
flushing
c. Cloasma / Perubahan Warna Areola
Etiologi : kecenderungan genetis pada peningkatan kadar
estrogen dan mungkin progesteron. Penanganan : menghindari sinar
matahari secara berlebihan saat hamil.
d. Flatus
Etiologi : Motilitas intestinal menurun mempercepat waktu
pengkosongan lambung, tekanan uterus terhadap usus besar.
Penanganan : menghindari makanan yang mengandung gas,
mengunyah makanan secara sempurna, melaukan senam secara teratur,
BAB tepat waktu sesuai keinginan.
e. Keputihan
Etiologi : Hiperplasi mukosa vagina, peningkatan produksi lendir
dan kelenjar endovesikal sebagai akibat dari peningkatan kadar
pestrogen Penanganan :Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
dan memakai celana dalam yang terbuat dari katun dan hindri celana
dalam yang terbuat dari nilon
f. Sakit Punggung atas / bawah
Etiologi : Keletihan, penambahan ukuran payudara, spasme otot
karena tekanan akar syaraf, kadar hormon yang meningkat
menyebabkan castidage didalam sendi –sendi menjadi lembek, dan
kuvaktur dari vetebra umbosakral yang meningkat saat uterus terus
membesar. Penanganan : Anjurkan ibu untuk lebih banyak istrhat,
gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung, gunakan BH
yang menompang dan dengan ukuran yang tepat, berjongkok dan
bukan membungkuk untuk meningkat setiap benda agar kaki (paha)
dan bukan punggung yang akan menahan beban dan tenaganya, dan
lebarkan kaki dan letakkan satu kaki sedikit di daerah kaki yang
lainnya pada waktu membungkuk agar terdapat dasar yang luas untuk
kesinambungan

6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II


a. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007
penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam
antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres
untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat
disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya
mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian
menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi
berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).
b. Janin kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1
jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6.
Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine
Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin
didalam kandungan.
Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika
bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling
sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003).
c. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr%
pada trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi
atau pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi (Saifuddin,2002, p.281).
d. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah
sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristirahat.Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau berbayang.Hal
ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat
menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
Sakit kepala sering dirasakan pada awal kehamilan dan
umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah diotak akibat
hormon kehamilan, khusunya hormon progesteron. Jika ibu hamil
merasa lelah, pusing atau tertekan atau pandangan mata bermasalah,
sakit kepala akan lebih sering terjadi atau makin parah, jika
sebelumnya menderita migrain kondisi ini dapat semakin bermasalah
selama 3 sampai 4 bulan pertama kehamilan.
e. Nyeri Perut Yang Hebat
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang.Hal ini
mungkin gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus. Nyeri
abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah
tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah
yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan
preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
C. Standar Pelayanan ANC
Standar  asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5
kg tiap minggu mulai TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri
tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa
tubuh (IMT) adalah hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada
rumus tersendiri untuk menghitung IMT anda yakni :
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2
Tabel 2.4 Klasifikasi Nilai IMT
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
    Sumber : (Prawirohadjo, 2013)
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan
bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan
dengan gizi baik dianjurkan menambah berat badan 0,4 kg. Perempuan
dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu
metode untuk mengetahui penambahan optimal, yaitu:
a)    20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
b)    20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
c)    Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari,
Ulfa, & Daulay, 2015)
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.
2. Ukur Tekanan Darah (T2)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung.
Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar
normal, tinggi atau rendah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80
mmHg.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan
UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.
4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang
diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi
kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan
kebutuhannya meningkat seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting
untuk mengkompensasi penigkatan volume darah yang terjadi selama
kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan janin.
5. Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu
toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan
terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :
a. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk
mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).
b. TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya
diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan
(Depkes RI, 2000).

Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan
imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali
(suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan
kedua pada empat minggu kemudian). Jarak pemberian (interval)
imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001 ;
Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
6. Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan
cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama
kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah
satu upaya untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil.
7. Pemeriksaan Protein urine (T7)
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin
ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan
pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema.
Pemeriksaan protein urin ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preeklampsia.

8. Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)


Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory  (VDRL) adalah
untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual,
antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang
diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu
hamil dilakukan pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah
kematian janin pada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat
menyebabkan premature, cacat bawaan.
9. Pemeriksaan urine reduksi (T9)
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu
diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus
Gestasioal. Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan
adanya penyakit berupa pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.
10. Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11. Senam Hamil ( T11 )
Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam
mempersiapkan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat
dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot
dasar panggul, memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi
dan relaksasi.
12. Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada
ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan
hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut
kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapt terjadi abortus, partus
prematurus juga anemia.
13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah
endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
14. Temu wicara / Konseling ( T14 ).(Pantiawati & Suryono, 2010).

Pelayanan Standar Asuhan 17 T


Tabel 2.6 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
Jenis Trimester Trimester Trimester
No Keterangan
Pemeriksaan I II III
1 Keadaan Umum ü    ü    ü    Rutin

2 Suhu Badan ü    ü    ü    Rutin

3 Tekanan Darah ü    ü    ü    Rutin

4 Berat Badan ü    ü    ü    Rutin

5 LILA ü    Rutin

6 TFU ü    ü    Rutin

7 Presentasi Janin ü    ü    Rutin

8 DJJ ü    ü    Rutin


9 Pemeriksaan ü    ü    Rutin
HB
10 Golongan Darah ü    Rutin

11 Protein Urin ·           ·           ·           Rutin


Gula
12 ·           ·           ·           Atas indikasi
Darah/reduksi
13 Darah Malaria ·           ·           ·           Atas indikasi

14 BTA ·           ·           ·           Atas indikasi

15 Darah Sifilis ·           ·           ·           Atas indukasi

16 Serologi HIV ·           ·           ·           Atas indikasi

17 USG ·           ·           ·           Atas indikasi


Sumber : (Kementrian Kesehatan RI, 2015)
D. Manajemen Kebidanan
Prinsip proses manajemen kebidanan menurut ACNM (1999) Proses
manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh American
College of Nurse Midwife terdiri dari :

1. Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang


lengkap danrelevan dengan melakukan pengkajian yang komperehensif
terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi
datadasar
3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam
menyelesaikanmasalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama
klien.
4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat
keputusan danbertanggung jawab terhadap kesehatannya
5. Membuat rencana asuhan yang komperehensif bersama klien
6. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana
individual
7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen
denganberkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan
selanjutnya.
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu dalam situasi
darurat danbila ada penyimpangan dari keadaan normal
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan
danmerevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan

Proses Manajemen Menurut Hellen Varney (1997)


Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimlulai dengan
pengumpulan data dasar danberakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan
dalam situasi apapun. Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut
Varney adalah sebagai berikut :
1. Langkah I (pertama) : pengumpulan data dasar Pada langkah pertama ini
dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua datayang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu :1.
riwayat kesehatan 2. pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya3.
meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya4. meninjau data
laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
2. Langkah II (kedua) : interpretasi data dasar pada langkah ini dilakukan
identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yangdikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehinggaditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik. Kata masalah dan diagnosakeduanya digunakan, karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan sepertidiagnosa tetapi
sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam
sebuahrencana asuhan terhadap klien.
3. Langkah III (ketiga) : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien
bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial ini
benar-benar terjadi.
4. Langkah IV (keempat) : mengidentifikasi dan menetapkan
kebutuhan yang memerlukan penanganan segera. Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen
bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja
tetapi selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus.
5. Langkah V (kelima ) : merencanakan asuhan yang menyeluruh . Pada
langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
6. Langkah VI (keenam) : melaksanakan perencanaan. Pada langkah
keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan
dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.
7. Langkah VII (ketujuh) : evaluasi. Pada langkah ketujuh ini dilakukan
evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam
masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

E. TELAAH JURNAL
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu
tanda bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun
bayinya) akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah
persalinan. Oleh karena itu, Penemuan secara dini tanda bahaya oleh ibu
sendiri dan keluarga berperan penting terhadap diagnosis dan penatalaksanaan
awal bagi kehamilan dengan penyulit.
Nurjaya et al. (2020) dalam penelitiannya membuktikan bahwa
pengetahuan berpengaruh terhadap deteksi dini tanda bahaya oleh ibu hamil.
Responden yang mengetahui kehamilan khususnya pentingnya pemeriksaan
kehamilan maka dapat dengan mudah mendeteksi secara dini tanda bahaya
kehamilan. Sehingga, perlu diupayakan penyampaian pengetahuan tentang
deteksi dini tanda bahaya kehamilan secara menarik sehingga mampu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengaplikasikannya.
Penelitian lain, Hastuti (2011) mengatakan bahwa penyuluhan tanda
bahaya kehamilan berpengaruh terhadap sikap ibu hamil dalam menghadapi
tanda bahaya kehamilan. Penyuluhan dan pendidikan kesehatan mengenai
tanda bahaya kehamilan dapat mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif
dalam menghadapi tanda bahaya menjadi sikap yang positif yang ditunjukan
dengan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi tanda bahaya dengan segera
memeriksaan dirinya ke fasilitas kesehatan jika menemui salah satu atau lebih
tanda bahaya.
Selain mendeteksi sendiri, pemeriksaan kehamilan secara rutin juga
diperlukan untuk memantau kondisi ibu dan janin serta mencegah komplikasi
kehamilan sebelum munculnya tanda bahaya. Oleh karena itu, upaya promosi
kesehatan sebagai langkah preventif perlu terus diberikan saat kunjungan
termasuk salah satunya adalah peningkatan pengetahuan tanda bahaya oleh
ibu.
Penelitian yang dilakukan oleh Pratitis and Kamidah (2014) mengenai
hubungan pengetahuan tanda bahaya terhadap kepatuhan pemeriksaaan
kehamilan, menunjukan bahwa Semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang
tanda bahaya kehamilan maka akan semakin patuh melakukan pemeriksaan
kehamilan. Wirandoko (2017) dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa
selain dukungan suami, paritas dan tingkat pendidikan, pengetahuan tentang
bahaya juga berpengaruh terhadap kepatuhan antenatal care. Penelitian serupa
yang meneliti kaitan pengetahuan tanda bahaya terhadap motivasi ibu
melakukan ANC, Roobiati, Sumiyarsi and Musfiroh, (2019) membuktikan
bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, maka
motivasi ibu melakukan antenatal care akan meningkat. Hal ini dapat menjadi
acuan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kesadaran ibu untuk
melakukan pemeriksaan rutin sesuai standar minimal.
Selain itu, Sumarni, Rahma and Ikhsan (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Terhadap Perilaku Anc Puskesmas
Latambaga Kabupaten Kolaka, menunjukan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, persalinan dan
nifas terhadap perilaku ANC. Diperlukan peningkatan pengetahuan bagi ibu-
ibu yang berpengetahuan kurang mengenai kehamilan dan persalinan melalui
penyuluhan atau konsultasi oleh tenaga kesehatan, sehingga dapat
menumbuhkan sikap positif dan tercipta kualitas kehamilan yang baik.

F. DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lawdermilk, Jensen. 2005. Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Hastuti, Y. (2011) Pengaruh Penyuluhan Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap
Sikap Ibu Hamil Dalam Menghadapi Tanda Bahaya Kehamilan Di
Pondok Bersalin Puri Husada Manggung Ngemplak Boyolali.
universitas sebelas maret surakarta. Available at:
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/22331/Pengaruh-
Penyuluhan-Tanda-Bahaya-Kehamilan-terhadap-Sikap-Ibu-Hamil-
dalam-Menghadapi-Tanda-Bahaya-Kehamilan-di-Pondok-Bersalin-
Puri-Husada-Manggung-Ngemplak-Boyolali.
Ibrahim, Christina. 2006. Perawatan Kebidanan Jilid I. Jakarta: Bharata.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mila Syari, dkk. Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu Hamil terhadap
Berat Badan Lahir Bayi di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas.
2015; 4(3).
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
Nurjaya et al. (2020) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida dengan
Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan di PMB Bidan N di
Kabupaten Gowa’, Jurnal Media Keperawatan, 11(01), pp. 108–
114. Available at: https://core.ac.uk/download/pdf/25496437.pdf.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Kesehatan Maternal dan Neonatal. 2010. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono
Pratitis, D. and Kamidah (2014) ‘hubungan tingkat Pengetahuan Ibu hamil
tentang Tanda Bahaya Kehamilan dengan Kepatuhan Pemeriksaan
Kehamilan di Bidan Praktek Swasta Ernawati Klego Boyolali’,
GASTER, jurnal kesehatan, 11(2), pp. 15–24.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 Diakses Melalui
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf pada
tanggal 15 november 2018.
Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2015, Diakses Melalui
(Http://Www.Dinkesjatengprov.Go.Id/V2015/Dokumen/Profil2014/
Profil_2014.Pdf) Pada tanggal 15 november 2018.
Roobiati, N. F., Sumiyarsi, I. and Musfiroh, M. (2019) ‘Hubungan Tingkat
Pengetahuan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
dengan Motivasi Ibu Melakukan Antenatal Care di Bidan Praktik
Swasta Sarwo Indah Boyolali’, Jurnal kesehatan, 12(1). Available
at: http://journals.ums.ac.id/index.php/jk/article/view/8937/4832.

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Sumarni,
Rahma and Ikhsan, M. 2014. ‘Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan Dan Nifas
Terhadap Perilaku Anc Puskesmas Latambaga Kabupaten Kolaka’.
Available at:
https://core.ac.uk/download/pdf/25496437.pdf.XWirandoko, I. H.
(2017) ‘Hubungan Dukungan Suami, Paritas, Tingkat Pendidikan
Dan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan’,
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(2), pp. 51–64. Available
at: http://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-
literate/article/view/68/110.

Anda mungkin juga menyukai