Masalah :
Tekanan darah meningkat, takut dan cemas menghadapi
kehamilannya
Penanganan Awal :
Penatalaksanaan PE tergantung dari usia gestasi dan tingkat keparahan penyakit. Persalinan/terminasi adalah satu-
satunya terapi definitif untuk PE.
Tujuan : agar kondisi ibu yang aman dan persalinan bayi yang sehat. Pada pasien bukan PE berat, dilakukan induksi
setelah usia gestasi 37 minggu. Sebelumnya, dilakukan pemberian kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru
janin. Pada PE berat, induksi dipertimbangkan setelah usia gestasi >34 minggu. Pada kondisi seperti ini, ibu lebih
dipertimbangkan dari risiko prematuritas bayi. Pada situasi gawat darurat, pengontrolan terhadap tekanan darah dan
kejang harus menjadi prioritas.
Pre Eklampsia Ringan Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan RUJUKAN
- TD ≥ 140/90 mmHg antenatal, TD, BB, TB, IMT, ukuran uterus
- Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam dangerakan janin. Banyak istirahat, susu & buah Tidak diperlukan sepanjang pasien tidak
atau ≥ 1+ dipstik) - Metildopa 250-500 mg 2/3 kali perhari, max memiliki salah satu gejala dari Pre-
3g/hari Eklampsia Berat
- Nifedipin 10 mg diulang 15-30 menit, max 30
mg
Pre Eklampsia Berat Pemberian MgSO4 dosis awal dgn cara ambil 4 RUJUKAN
- TD > 160/110 mmHg - mg MgSO4(10 ml MgSO440%) dan larutkan
Proteinuria 500 gr/24 jam atau ≥ dalam 10 ml aquades. Berikan secara perlahan IV Segera, dengan tujuan rumah sakit yang
2+ dipstik selama 20 menit. Jika akses IV sulit berikan memiliki dokter spesialis obstetri dan
- Edema, pandangan kabur, masing-masing 5 mg MgSO4 (12,5 ml larutan ginekologi setelah dilakukan tatalaksana
nyeri di epigastrium atau nyeri MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan. Pre-eklampsia berat
pada kuadran kanan atas
abdomen, sianosis, adanya
pertumbuhan janin yang
terhambat
Tata Cara Pelaksanaan Rujukan Kasus PEB
Sebelum dirujuk pada fasilitas kesehatan lain, maka pasien haruslah memenuhi kriteria untuk dirujuk seperti Tekanan
darah yang tinggi, Proteinuria 500 gr/24 jam atau ≥ 2+ dipstik maupun Edema, pandangan kabur, nyeri di
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen, sianosis, adanya pertumbuhan janin yang terhambat.
Setelah kriteria terpenuhi maka petugas kesehatan di fasilitas primer harus mengisi formulir administrasi rujukan
sebanyak 2 rangkap yang berisi :
1) Identitas jelas pasien beserta jaminan kesehatan yang digunakan serta tanggal rujukan
2) Mencantumkan Nama Rumah Sakit tujuan dan poliklinik yang dituju.
Rumah sakit tujuan untuk pasien PEB haruslah rumah sakit yang memiliki dokter spesialis kandungan dan
anak serta memiliki layanan operasi caessar darurat serta ruang NICU sehingga pasien yang tiba-tiba
membutuhkan pertolongan dapat segera tertangani baik ibu maupun bayinya.
Apabila kasus PEB ini ditemukan pada saat jam poliklinik (Hari dan pada Jam kerja) dan stabil maka pasien dirujuk ke
poliklinik kebidanan, namun apabila ditemukan saat diluar jam kerja atau dalam kondisi tidak stabil maka pasien
segera dirujuk ke UGD RS yang bersangkutan.
3) Hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang yang sudah dilakukan
4) Mencantumkan tindakan serta terapi sementara yang telah diberikan
5) Mencantumkan tanda tangan dokter yang merujuk
Pasien tidak perlu didampingi oleh tenaga medis apabila dirujuk ke poliklinik dengan kondisi stabil, namun kondisi pasien
PEB ini tidak stabil, maka pasien wajib didampingi oleh tenaga medis dengan ambulan transport yang memadai,
setelah sebelumnya dokter menghubungi pihak rumah sakit tujuan, untuk dipastikan pasien tersebut mendapatkan
kamar.
Terimakasih.