“Investasi Properti”
Disusun Oleh :
NPM : 1901100
UNIVERSITAS LABUHANBATU
RANTAUPRAPAT
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau
pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit di masa
yang akan datang. Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung atau dari
penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai pihak
dengan tujuan memperbesar output dan meningkatkan pendapatan di kemudian
hari. Investasi yang lazim di sebut dengan istilah penanaman modal, akan
memberikan banyak pengaruh kepada perekonomian suatu Negara ataupun dalam
cakupan yang lebih kecil, yaitu daerah. Adakalanya pada suatu tingkat pendapatan
nasional tertentu, tingkat investasi mencapai tingkat yang tinggi dan menjadi
sangat berbeda pada saat-saat lainnya. Hal ini dapat dimungkinkan karena besarnya
tingkat investsi yang sangat bergantung kepada besarnya harapan yang akan dicapai
di masa yang akan datang.
Apabila ramalan di masa akan datang prospektif, maka ada kecenderungan para
investor akan melakukan lebih banyak investasi, dan begitu pula sebaliknya Ada
dua peran investasi dalam makro ekonomi. Pertama, karena merupakan pengeluaran
yang cukup besar dan tidak mudah habis. Perubahan besar dalam investasi akan
sangat mempengaruhi permintaan Agregat dan ahirnya akan berpengaruh juga pada
output dan kesempatan kerja. Kedua, investasi akan mendorong terjadinya
akumulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan peralatan penting lainnya
akan meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan
suatu bangsa di bidang ekonomi untuk jangka panjang. Dengan demikian investasi
memainkan dua peran yakni mempengaruhi output jangka pendek melalui
dampaknya terhadap permintaan Agregat dan mempengaruhi laju pertumbuhan
output jangka panjang melalui dampak pembentukan modal terhadap output
potensial dan penawaran Agregat.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah tentang properti investasi ini adalah :
1) Apa yang dimaksud dari PSAK 13 tentang Properti Investasi ?
2) Apa klasifikasi dari Properti Investasi ?
3) Apa saja aset dari Properti Investasi dan aset yang bukan Properti Investasi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Investasi
Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth ) melalui distribusi
hasil investasi seperti bunga,royalti, dividen dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai
investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat
yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi dapat juga dianggap
sebagai pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan dalam jangak
panjam dan memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka
pendek dalam rangka manajemen kas. Perlakuan akuntansi untuk investasi dalam
laporan keuangan beserta pengungkapannya diatur dalam PSAK 13.
Apabila bagian properti tersebut dapat di jual secara terpisah atau dapat
disewakan kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa pembiayaan, maka
entitas harus mencatat kedua baagian itu secara terpisah, yaitu bagian pertama
sebagai investasi dan bagian kedua sebagai aset tetap. Namun jika bagian tersebut
tidak dapat dijual secara terpisah, maka klasifikasi properti tersebut ditentukan
oleh bagian yang jumlahnya signifikan. Misalkan, bagian yang digunakakn dalam
proses produksi atau persediaan barang-barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif tidak signifikan, maka seluruh properti di klasifikasikan sebagai
properti investasi.
Dalam beberapa kasus lainnya , entitas dapat menyediakan tambahan jasa
kepada para penghuni properti yang dimilikinya. Apabila jasa tersebut tidak
signifikan terhadap keseluran perjanjian (Arrangement), maka entitas
memperlakukan properti tersebut sebagai properti investasi.
Contohnya adalah ketika pemilik bangunan suatu kantor menyediakan jasa
keamanan dan pemeliharaan bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan.
Jasa keamanan dan pemeliharaan gedung bukanlah jumlah yang signifikan
dibandingkan uang sewa yang dibayarkan penghuni bangunan.Namum dalam kasus
yang lain, jasa yang disediakan tersebut dapat bernilai cukup signifikan. Sebagai
contoh, apabila entitas memiliki dan mengelola hotel, dan apabila jasa yang
diberikan kepada para tamu hotel merupakan dibayar oleh tamu hotel, maka
properti tersebut termasuk properti yang digunakan sendiridan bukan properti
investasi.
Sebagai contoh, PT. Global dan anak perusahaannya memiliki propertis sebagai
berikut :
1. Tanah yang dimiliki PT Global, yang diibeli dengan tujuan untuk dijual
kembali apabila harganya meningkat.
2. Bangunan kosong milik PT Global dan disewakan sebagai operasi.
3. Properti yang dimiliki oleh PT Duta, anak perusahhan PT Global ( yang
merupakan perusahhan real estat), yang akan dijual perusahhan sebagai dari
aktivitas bisnisnya.
4. Properti PT Global yang digunakan dalam proses produksi.
5. Hotel yang dimiliki oleh PT Royal, anak perusahhan PT Global lainnya, dan PT
Royal Memiliki jasa keamanan untuk barang milik tamu hotel.
Properti nomor 1 dan 2 termasuk ke dalam properti investasi. Properti nomor 5 juga
merupakan properti investasi apabila jasa keamanan untuk barang milik tamu hotel
merupakan komponen yang signifikan. Properti nomor 3 merupakan persediaan
(sesuai PSAK 14 persediaan) dan properti nomor 4 merupakan aset tetap (PSAK 16
Aset tetap).
Properti investasi yang dikuasai dengan cara operating lease harus memenuhi
kriteria properti investasi (tidak digunakan sendiri oleh lessee). Bila penguasaan
dengan cara ini, maka property interest (hak atas kepemilikan) harus diukur
menggunakan fair value.
F. PENGUKURAN (MEASUREMENT)
Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk
dalam pengukuran awal tersebut. (Par. 20)
Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Termasuk biaya yang
diatribusikan secara langsung :
Biaya jasa hukum
Pajak penjualan
Biaya transaksi lainnya (Par. 21)
Setelah pengakuan awal, Emiten atau Perusahaan Publik wajib memilih model nilai
wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan
tersebut pada seluruh Properti Investasi
Model Nilai Wajar
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada nilai wajar pada tanggal
pelaporan.
Model biaya
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
H. PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE)
Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:
Pengakuan awal Properti Investasi;
Pengukuran setelah pengakuan awal Properti Investasi (model nilai wajar
atau model biaya)
Estimasi umur manfaat dan/atau tarif penyusutan untuk model biaya; dan
Penghentian pengakuan Properti Investasi
Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model Nilai Wajar, selain
pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas ditambahkan pengungkapan:
Rekonsiliasi antara jumlah tercatat Properti Investasi pada awal dan akhir
periode dengan menunjukkan penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi
Saat suatu penilaian terhadap Properti Investasi disesuaikan secara
signifikan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka Perseroan mengungkapkan
rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan secara terpisah:
o Jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang telah ditambahkan
kembali; dan
o Penyesuaian signifikan lain
I. TRANSFER
Transfer ke tau dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan :
Dimulainya penggunaan oleh pemilik, ditransfer dari properti investasi
menjadi properti yang digunakan sendiri
Dimulainya pengembangan untuk dijual, ditransfer dari properti investasi
menjadi persediaan
Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, ditransfer dari properti yang
digunakan sendiri menjadi properti investasi
Dimulainya sewa operasi ke pihak lain, ditransfer dari persediaan menjadi
properti investasi.
J. PELEPASAN
Properti investasi dihentikan pengakuannya (dieliminasi dari laporan posisi
keuangan) pada saat dilepaskan atau ketika property investasi tidak digunakan lagi
secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik masa depan yang
diperkirakan dari pelepasannya.
Pengungkapan
Entitas mengungkapan antara lain sebagai berikut.
1. Apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya.
2. Jika menerapakan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana,
hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan
dicatat sebagai properti investasi.
3. Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan,kriteria yang digunakan untuk
membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan
dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
4. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar
dari properti investasi, yang mencakup pernyataan apakah penentuan nilai wajar
tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak berdasarkan faktor lain
(yang harus diungkapkan oleh entitas tersebut) karena sifat propert tersebut dan
keterbatasan data pasar yang dapat diperbandingkan.
5. Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau
diungkapkan dalam laporan keuangan) didasarkan atas penilaian oleh penilai
independen yang diakui dan memiliki kualifikasi professional yang relevan
serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi
yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus
diungkapkan.
6. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komperhensif untuk:
a. Penghasilan rental dari property investasi.
b. Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang
timbul dari properti investasi yang menghasilkan pendapatkan rental selama
periode tersebut
c. Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang
timbul dari properti investasi yang tidak menghasilkan pendapatkan rental
selama periode tersebut; dan
d. perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif atas penjualan properti investasi dari sekelompok aset yang
mana model biaya digunakan ke kelompok yang menggunakan model nilai
wajar.
7. Eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisai dari property investasi atau
pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan.
8. Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan
properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
9. Pengungkapan pada Model Nilai Wajar
Entitas yang menerapkan model nilai wajar juga harus mengungkapkan
rekonsiliasi antara jumlah tercatat property investasi pada awal dan akhir
periode,yang menunjukkan hal-hal berikut :
a. Penambahan,pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan
dari akuisi dan penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah
perolehan yang di akui dalam jumlah tercatat asset
b. Penambahan yang dihasilkan dari akuisi melalui penggabungan usaha
c. Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk
dalam kelompok asset yang akan dilepaskan yang akan diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual dan pelepasan lain
d. Laba atau rugi netto dari penyesuaian terhadap nilai wajar
e. Perbedaan nila tukar netto yang timbul pada penjabaran laporan
keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang
berbeda,termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi
mata uang penyajian dari entitas pelapor
f. Transfer ke dan dari persediaan dan property yang digunakan sendiri
g. Perubahan lain
Ketika suatu penilaian terhadap property investasi disesuaikan secara signifikan
untuk tujuan pelaporan keuangan ,misalnya untuk menghindari penghitungan ganda
atau asset atau kewajiban yang diakui sebagai asset dan kewajiban terpisah,maka
entitas tersebut mengungkapkan rekonsiliasi anatara penilaian tersebuat dan
penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan,dengan
menunjukkan cara terpisah jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang
telah ditambahakan kembali,dan penyesuaian signifikan lain.
Dalam kasus-kasus entitas tidak dapat menetukan nilai wajar secara andal,jika
suatu entitas mengukur property investasi dengan menggunakan model biaya sesuai
dengan PSAK 16,rekonsiliasi yang disyaratkan harus mengungkapkan jumlah yang
terkait dg property investasi tsb secara terpisah dari jumlah yang terkait dg
property investasi lainnya.
Sebagai tambahan entitas mengungkapkan:
1. Uraian mengenai property investasi tersebut
2. Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal
3. Apabila mungkin ,kisaran estimasi dmana nilai wajar kemungkinan besar
berada ,dan
4. Untuk pelepasan property investasi yang tidak dicatat dengan nilai wajar,
yaitu :
Fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasi yang
tidak dicatat dengan nilai wajar
Jumlah tercatat properti investasi pada saat dijual; dan
Jumlah laba atau rugi yang diakui.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth ) melalui distribusi hasil
investasi seperti bunga,royalti, dividen dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai
investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat
yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Menurut PSAK 13 (revisi 2007), properti investasi adalah properti (Tanah atau
bangunan atau bagaian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee / penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan
rentasl atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya tidak untuk digunakan dalam
produksi atau npenyediaan barang atau jsa atau unutk tujuan administratif atau
dijual dalam kegiatan usaha Sehari-hari.
PSAK 13 (revisi 2007) diakui sebagai aset tetap sampai aset tersebut selesai
dibangun setelah itu aset tersebut direklasifikasi menjadi properti investasi.
PSAK 13 (revisi 2011), diakui sebagai properti investasi sejak proses
pembangunannya. Entitas memiliki pilihan menggunakan nilai wajar sejak properti
investasi tersebut dibangun apabila memang nilai wajarnya dapat ditentukan secara
andal.
DAFTAR PUSTAKA