Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Investasi Properti”

Dosen Pengampu : Bayu Eko Broto, SE, M.M

Disusun Oleh :

Nama : Bunga Febriani

NPM : 1901100

Kelas : Manajemen 3 B Siang

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LABUHANBATU

RANTAUPRAPAT

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau
pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit di masa
yang akan datang. Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung atau dari
penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai pihak
dengan tujuan memperbesar output dan meningkatkan pendapatan di kemudian
hari. Investasi yang lazim di sebut dengan istilah penanaman modal, akan
memberikan banyak pengaruh kepada perekonomian suatu Negara ataupun dalam
cakupan yang lebih kecil, yaitu daerah. Adakalanya pada suatu tingkat pendapatan
nasional tertentu, tingkat investasi mencapai tingkat yang tinggi dan menjadi
sangat berbeda pada saat-saat lainnya. Hal ini dapat dimungkinkan karena besarnya
tingkat investsi yang sangat bergantung kepada besarnya harapan yang akan dicapai
di masa yang akan datang.
Apabila ramalan di masa akan datang prospektif, maka ada kecenderungan para
investor akan melakukan lebih banyak investasi, dan begitu pula sebaliknya Ada
dua peran investasi dalam makro ekonomi. Pertama, karena merupakan pengeluaran
yang cukup besar dan tidak mudah habis. Perubahan besar dalam investasi akan
sangat mempengaruhi permintaan Agregat dan ahirnya akan berpengaruh juga pada
output dan kesempatan kerja. Kedua, investasi akan mendorong terjadinya
akumulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan peralatan penting lainnya
akan meningkatkan output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan
suatu bangsa di bidang ekonomi untuk jangka panjang. Dengan demikian investasi
memainkan dua peran yakni mempengaruhi output jangka pendek melalui
dampaknya terhadap permintaan Agregat dan mempengaruhi laju pertumbuhan
output jangka panjang melalui dampak pembentukan modal terhadap output
potensial dan penawaran Agregat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah tentang properti investasi ini adalah :
1) Apa yang dimaksud dari PSAK 13 tentang Properti Investasi ?
2) Apa klasifikasi dari Properti Investasi ?
3) Apa saja aset dari Properti Investasi dan aset yang bukan Properti Investasi ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Investasi
    Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan
perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth ) melalui distribusi
hasil investasi seperti bunga,royalti, dividen dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai
investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat
yang diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi dapat juga dianggap
sebagai pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan dalam jangak
panjam dan memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka
pendek dalam rangka manajemen kas. Perlakuan akuntansi untuk investasi dalam
laporan keuangan beserta pengungkapannya diatur dalam PSAK 13.

B.   PSAK 13 Tentang Properti Investasi


    Penerbitan ED PSAK 13 (revisi 2011): Properti Investasi
bertujuan untuk meminta tanggapan atas semua pengaturan dan paragraf dalam ED
PSAK 13 tersebut. Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan,
berikut ini hal yang diharapkan masukannya:
1)    Properti dalam proses pembangunan dan pengembangan Properti dalam proses
pembangunan dan pengembangan berdasarkan PSAK 13 (revisi 2007) diakui
sebagai aset tetap sampai aset tersebut selesai dibangun setelah itu aset tersebut
direklasifikasi menjadi properti investasi. Dalam ED PSAK 13 (revisi 2011)
ketentuan ini berubah, properti tersebut langsung diakui sebagai properti investasi
sejak proses pembangunannya. Dengan demikian maka entitas memiliki pilihan
menggunakan nilai wajar sejak properti investasi tersebut dibangun apabila
memang nilai wajarnya dapat ditentukan secara andal.
Bagaimana pendapat Anda mengenai ketentuan ini?
2)    Ketentuan Transisi
Entitas menerapkan Pernyataan ini secara prospektif. Saldo properti investasi
dalam proses pembangunan dan pengembangan harus diklasifikasi sesuai dengan
tujuannya, dan berlaku perlakuan akuntansi sesuai dengan Pernyataan ini. Selisih
penilaian dibebankan ke saldo laba.
Apakah Anda setuju dengan ketentuan transisi tersebut?
3)    Tanggal Efektif Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun
buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.
Apakah Anda setuju dengan tanggal efektif PSAK 13 (revisi 2011)?

IKHTISAR RINGKAS Secara umum perbedaan antara ED PSAK 13 (revisi 2011):


Properti Investasi dengan PSAK 13 (2007): Properti Investasi adalah sebagai
berikut:
PERBEDAAN DENGAN IFRSs
ED PSAK 13 (revisi 2011): Properti Investasi mengadopsi  seluruh pengaturan
dalam IAS 40 Investment Propertyper 1 Januari 2009, kecuali:
1. Paragraf 80, 81, 82, 83, dan 84 mengenai ketentuan transisi  karena ketentuan
tersebut telah diadopsi pada PSAK 13 (revisi 2007) sehingga tidak perlu lagi
diadopsi.
2. Paragraf 85, 85A, dan 85B mengenai tanggal efektif karena PSAK 13 (revisi
2011) memiliki ketentuan tanggal efektif  yang berbeda.
3. IAS 40 paragraf 23 menjadi PSAK 13 (revisi 2010) paragraf 22. Paragraf
berikutnya menyesuaikan.

C.       Klasifikasi Properti Investasi


  Menurut PSAK 13 (revisi 2007), properti investasi adalah properti (Tanah atau
bangunan atau bagaian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee / penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan
rentasl atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya tidak untuk digunakan dalam
produksi atau npenyediaan barang atau jsa atau unutk tujuan administratif atau
dijual dalam kegiatan usaha Sehari-hari.
Dalam PSAK 13 juga diberikan definisi mengenai properti yang digunakan
sendiri (owner occupied property ), yaitu properti yang dikuasai (Oleh pemilik atau
lesse melalui sewa pembiayaan) untuk digunakkan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa untuk tujuan administratif. Perbedaan utama antara properti
investasi dan propertis yang digunakan sendiri adalah properti investasi
menghasilkan arus kas yang sebagian besar independen aset tetap.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat beberapa perbedaan antara aset tetap
dan properti investasi, yaitu properti investasi harus berbentuk properti (yaitu tanah
atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) dan digunakan
untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai.
          Sebagai contoh, jika suatu entitas membeli sebidang tanah. Pernyataannya
diklasifikasikan sebagai aset tetap atau properti investasi? Klasifikiasinya
tergantung darin tujuan entitas dalam mmperoleh tana tersebut, Apabila tanah
tersebut digunakkan dalam kegiatan operasional (misalnya di atas tabah akan
dibangun gedung yang diunakan sebagai kantor perusahaan) maka tanah tersebut
merupakan aset tetap.
Namun, apabilah tanah tersebut tidak digunakan dalam kegiatan operasional,
tetapi dengan tujuan akan dijual kembali dimasa depan karena prusahaan memiliki
keyakinan harga tanah tersebut akan terus mengalami kenaikan nilai,maka tanah
tersebut merupakan properti investasi.
Berikut adalah beberapa contoh aset dari properti investasi.
a) Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan
untuk dijual jangka pdek dalam kegiatn usaha sehari-hari.
b) Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaanya di masa depan belum di
tentukan.
c) Bangunan yang dimiliki oleh entitas ( atau dikuasai oleh entitas melalui sewa
pembiayaaan ) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa
operasi.
d) Bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak
lain melalui satua atau lebih sewa operasi.
Sedangkan contoh aset yang bukan merupakan properti investasi adalah sebagai
berikut :
a) Properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau
sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual.Contoh
proerti yang diperoleh secara ekslusuif denagn maksud untuk dijual dalam
waktu dekat atau untuk pengembangan dan di jual kembali.
b) Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak
ketiga.
c) Properti yang digunakan sendiri.ini merupakan aset tetap
d) Properti dalam proses konstruksi atau pengembangan yang di masa depan
digunakan sebagai properti investasi.PSAK 16 aset tetap berlaku untuk properti
tersebut hingga proses pembangunan atau pengembangan selesai.
e) Properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan.

        Apabila bagian properti tersebut dapat di jual secara terpisah atau dapat
disewakan kepada pihak lain secara terpisah melalui sewa pembiayaan, maka
entitas harus mencatat kedua baagian itu secara terpisah, yaitu bagian pertama
sebagai investasi dan bagian kedua sebagai aset tetap. Namun jika bagian tersebut
tidak dapat dijual secara terpisah, maka klasifikasi properti tersebut ditentukan
oleh bagian yang jumlahnya signifikan. Misalkan, bagian yang digunakakn dalam
proses produksi atau persediaan barang-barang atau jasa atau untuk tujuan
administratif tidak signifikan, maka seluruh properti di klasifikasikan sebagai
properti investasi.
Dalam beberapa kasus lainnya , entitas dapat menyediakan tambahan jasa
kepada para penghuni properti yang dimilikinya. Apabila jasa tersebut tidak
signifikan terhadap keseluran perjanjian (Arrangement), maka entitas
memperlakukan properti tersebut sebagai properti investasi.
       Contohnya adalah ketika pemilik bangunan suatu kantor menyediakan jasa
keamanan dan pemeliharaan bangunan kepada penyewa yang menghuni bangunan.
Jasa keamanan dan pemeliharaan gedung bukanlah jumlah yang signifikan
dibandingkan uang sewa yang dibayarkan penghuni bangunan.Namum dalam kasus
yang lain, jasa yang disediakan tersebut dapat bernilai cukup signifikan. Sebagai
contoh, apabila entitas memiliki dan mengelola hotel, dan apabila jasa yang
diberikan kepada para tamu hotel merupakan dibayar oleh tamu hotel, maka
properti tersebut termasuk properti yang digunakan sendiridan bukan properti
investasi.
Sebagai contoh, PT. Global dan anak perusahaannya memiliki propertis sebagai
berikut :
1. Tanah yang dimiliki PT Global, yang diibeli dengan tujuan untuk dijual
kembali apabila harganya meningkat.
2. Bangunan kosong milik PT Global dan disewakan sebagai operasi.
3. Properti yang dimiliki oleh PT Duta, anak perusahhan PT Global ( yang
merupakan perusahhan real estat), yang akan dijual perusahhan sebagai dari
aktivitas bisnisnya.
4. Properti PT Global yang digunakan dalam proses produksi.
5. Hotel yang dimiliki oleh PT Royal, anak perusahhan PT Global lainnya, dan PT
Royal Memiliki jasa keamanan untuk barang milik tamu hotel.
Properti nomor 1 dan 2 termasuk ke dalam properti investasi. Properti nomor 5 juga
merupakan properti investasi apabila jasa keamanan untuk barang milik tamu hotel
merupakan komponen yang signifikan. Properti nomor 3 merupakan persediaan
(sesuai PSAK 14 persediaan) dan properti nomor 4 merupakan aset tetap (PSAK 16
Aset tetap).

D.   Metode Penggunaan Properti Investasi


      Properti investasi diakui sebagai asset jika dan hanya jika :
Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti
investasi akan mengalir ke entitas; dan Biaya perolehan properti investasi dapat
diukur secara andal.
    Bagi entitas yang menggunakan sebagian dari properti dan menyewakan bagian
lainnya, jika kedua bagian itu bisa dijual terpisah, tiap-tiap bagian
dipertanggungjawabkan dan dihitung sendiri-sendiri. Jika tidak dapat dipisah,
keseluruhan properti dapat diperlakukan sebagai properti investasi jika bagian yang
digunakan sendiri tidak signifikan. Dalam hal ini, ukuran signifikansi adalah
sebesar 2% dan ini dapat juga ditentukan menggunakan jasa appraisal.
    Kadang entitas menyediakan jasa di properti yang disewakannya. Jika nilai jasa
ini  tidak  signifikan  dibandingkan  nilai  perjanjian  sewa  secara  keseluruhan, 
maka properti diperlakukan sebagai properti investasi. IAS 40 (2007) menjelaskan
salah satu syarat dari properti investasi yaitu, aliran kas (cash-flow) yang
dihasilkan dari properti investasi ini dapat diatribusikan langsung (directly
attributable) ke properti investasi tersebut. Sebagai contoh, gedung yang disewakan
menghasilkan aliran masuk kas. Kas yang dihasilkan dapat diatribusikan langsung
ke gedung tersebut. Namun, gedung yang disewakan ditambah jasa-jasa lain
(seperti misalnya, jasa layanan kamar, resepsionis, kebersihan,   dan  keamanan), 
aliran  kas  yang  dihasilkan  tidak  dapat  diatribusikan langsung ke gedung
karena aliran kas tersebut juga berasal dari jasa-jasa lain. Kecuali nilai jasa-jasa
tersebut signifikan, properti tersebut diakui sebagai properti investasi. Bagi entitas
yang menyewakannya ke grupnya sendiri, maka diakui sebagai aset tetap,
sedangkan dalam laporan entitas sendiri, diakui sebagai properti investasi. Syarat
konsolidasi adalah bila ada dalam satu kendali, sesuai prinsip kesatuan usaha
(entity).

E.   Kepemilikan Properti Investasi


 Properti investasi dikuasai oleh entitas melalui kepemilikan, financial lease dan
operating lease. Untuk memperoleh properti investasi melalui financial lease, maka
transaksi tersebut secara substansi menunjukkan pindahnya penguasaan dari lessor
ke lessee dan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1.     Ada pengalihan risiko dari lessor ke lessee
2.     Masa manfaat hampir sama dengan masa ekonomis
3.     Pada akhir perjanjian ada opsi untuk membeli.

 Properti investasi yang dikuasai dengan cara operating lease harus memenuhi
kriteria properti investasi (tidak digunakan sendiri oleh lessee). Bila penguasaan
dengan cara ini, maka property interest (hak atas kepemilikan) harus diukur
menggunakan fair value.

F.    PENGUKURAN (MEASUREMENT)
    Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk
dalam pengukuran awal tersebut. (Par. 20)
Biaya perolehan properti investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung. Termasuk biaya yang
diatribusikan secara langsung :
        Biaya jasa hukum
        Pajak penjualan
        Biaya transaksi lainnya (Par. 21)

Tidak termasuk biaya perolehan :


        Biaya perintisan
        Kerugian perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa
properti ke kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan
maksud manajemen).
        Kerugian operasional – terjadi sebelum mencapai tingkat hunian yang
direncanakan.
        Pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain yang terjadi selama
masa pembangunan atau pengembangan properti.

Setelah pengakuan awal, Emiten atau Perusahaan Publik wajib memilih model nilai
wajar atau model biaya sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan
tersebut pada seluruh Properti Investasi
        Model Nilai Wajar
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada nilai wajar pada tanggal
pelaporan.
        Model biaya
Dalam model ini, Properti Investasi dicatat pada biaya perolehan dikurangi
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

 Pengukuran Pada Saat Pengakuan Awal


Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya
transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. Biaya perolehan dari properti
investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat
diatribusikan secara langsung, misalnya biaya jasa, hukum, pajak penjualan dan
biaya transaksi lainnya. Biaya perolehan dari properti investasi yang dibangun
sendiri adalah biaya sampai dengan saat pembangunan atau pengembangan selesai,
dimana sampai dengan tanggal tersebut entitas menggunakan IAS 16.
Biaya perolehan investasi tak bertambah dengan:
a.     biaya perintisan (kecuali biaya-biaya yang diperlukan untuk membawa
properti ke kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan
maksud manajemen)
b.     kerugian  operasional  yang  terjadi  sebelum  properti  investasi  mencapai 
tingkat hunian yang direncanakan; atau
c.      pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain yang terjadi selama
masa pembangunan atau pengembangan properti.
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi yang harus dicatat sebagai sewa
pembiayaan, dalam hal ini aset harus diakui pada jumlah mana yang yang lebih
rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
  Nilai wajar suatu aset di mana transaksi pasar yang serupa tidak tersedia, dapat
diukur secara andal jika:
a.     variabilitas dalam range estimasi nilai wajar untuk aset tersebut tidak
signifikan
b.     probabilitas dari beragam estimasi dalam kisaran dapat dinilai secara rasional
dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari aset yang
diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari aset uang diserahkan digunakan
untuk mengukur biaya perolehan dari aset yang diterima kecuali jika nilai wajar
aset yang diterima lebih jelas.
 Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
IAS 40 (2005) paragraf 30 mengatur bahwa suatu entitas dapat:
a.     memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti
investasi yang menjadi agunan kewajiban yang menghasilkan imbalan yang
terkait langsung dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset tertentu
termasuk properti investasi.
b.     memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti
investasi lain, tanpa memperhatikan pilihan sebagaimana dimaksud diatas.

G.  Model Nilai Wajar


Definisi nilai wajar mengacu pada transaksi wajar. Transaksi wajar adalah
transaksi antara pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan tertentu atau khusus,
yang membuat harga transaksi tidak mencerminkan karakteristik dari kondisi pasar.
Transaksi tersebut dianggap terjadi di antara pihak-pihak yang tidak memiliki
hubungan istimewa, yang masing-masing bertindak secara independen.
Nilai wajar properti investasi merupakan harga yang mana properti dapat
dipertukarkan  antara  pihak-pihak  yang  memiliki  pengetahuan  memadai  dan
berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar. Nilai wajar tidak mencakup
estimasi kenaikan atau penurunan harga karena kondisi khusus yang diberikan oleh
pihak terkait dengan penjualan. Berikut merupakan penjelasan nilai wajar secara
spesifik:
 Dilakukan setelah pengukuran awal
Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih menggunakan model nilai wajar
mengukur seluruh properti investasi berdasarkan nilai wajar, kecuali dalam kasus
nilai wajar tak dapat diestimasikan. Apabila hal atas properti yang dimiliki oleh
lessee melalui sewa operasi diklasifikasi sebagai properti investasi maka model
nilai wajar harus diterapkan.

 Keuntungan / kerugian dari pengukuran nilai wajar masuk ke laporan


    laba-rugi (P&L).
     Nilai wajar diukur pada saat tanggal neraca, atau harus mencerminkan kondisi
pasar pada tanggal neraca. Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara
lain, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang
layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan
bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang
penghasilan rental dari sewa di masa depan dengan mengingat kondisi sekarang.
Dengan dasar pemikiran yang sama, nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar
(termasuk pembayaran rental dan arus kas keluar lainnya) yang dapat diperkirakan
sehubungan dengan properti tersebut. Sebagian arus   kas  keluar  tersebut 
dicerminkan  dalam  kewajiban,  sementara  arus  kas  keluar lainnya tidak diakui
dalam laporan keuangan sampai dengan tanggal tersebut.
Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif
untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama dan berdasarkan pada
sewa dan kontrak lain yang serupa. Entitas harus memerhatikan adanya perbedaan
dalam sifat, lokasi atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati dalam
sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti.
Menurut IAS 40 (2005), tidak tersedianya harga kini dalam pasar yang aktif
yang sejenis,  suatu  entitas  harus  mempertimbangkan  informasi  dari  berbagai 
sumber, termasuk:
a)   harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi  
                 dan lokasi berbeda (atau berdasarkan pada sewa atau kontrak lain yang  
                 berbeda), disesuaikan untuk mencerminkan perbedaan tersebut;
b)   harga  pasar  terakhir  properti  serupa  dalam  pasar  yang  kurang         
                 aktif,  dengan penyesuaian untuk mencerminkan adanya perubahan        
                 dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada harga          
                 tersebut;
c)    proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa
deoan yang dapat diandalkan, didukung dengan syarat yang terdapat dalam sewa
dan kontrak lain yang ada dengan bukti eksternal seperti pasar kini rental untuk
properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto
yang mencerminkan penilaian pasar kini dari ketidakpastian dalam jumlah atau
waktu arus kas.
 Dalam   menentukan   nilai   wajar   properti   investasi,   entitas   tidak  
melakukan penghitungan ganda atas aset atau kewajiban yang diakui terpisah.
Sebagai contoh:
a)   peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering kali menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari bangunan dan biasanya dimasukkan ke dalam nilai
wajar properti investasi, daripada diakui secara terpisah sebagai aset tetap.
b)   jika kantor disewakan termasuk dengan furniturnya, nilai wajar kantor
umumnya memasukkan nilai wajar furnitur, karena penghasilan rental juga terkait
dengan furnitur yang digunakan. Apabila furnitur termasuk dalam nilai wajar
properti investasi, entitas tidak mengakuinya sebagai aset terpisah.
c)    nilai wajar properti investasi tidak termasuk biaya dibayar dimuka atau
penghasilan accrued  operating  lease  income,  karena  entitas  mengakui  hal 
tersebut  secara terpisah sebagai aset atau kewajiban;
d)   nilai wajar properti investasi yang dikuasai dengan cara sewa mencerminkan
adanya arus kas yang diharapkan (termasuk rental kontijen yang diperkirakan
menjadi utang). Selaras dengan itu, jika penilaian yang diperoleh atas properti
adalah nilai neto dari pembayaran keseluruhan yang diperkirakan terjadi. Jika tidak
memungkinkan menggunakan nilai wajar, diukur at cost dengan nilai residu nol.

H.  PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE)
Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:
        Pengakuan awal Properti Investasi;
        Pengukuran setelah pengakuan awal Properti Investasi (model nilai wajar
atau model biaya)
        Estimasi umur manfaat dan/atau tarif penyusutan untuk model biaya; dan
        Penghentian pengakuan Properti Investasi

Jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk :


        Penghasilan rental dari properti investasi
        Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang
timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan rental selama
periode.

Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model Nilai Wajar, selain
pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas ditambahkan pengungkapan:
        Rekonsiliasi antara jumlah tercatat Properti Investasi pada awal dan akhir
periode dengan menunjukkan penambahan, pengurangan, dan reklasifikasi
        Saat suatu penilaian terhadap Properti Investasi disesuaikan secara
signifikan untuk tujuan pelaporan keuangan, maka Perseroan mengungkapkan
rekonsiliasi antara penilaian tersebut dan penilaian yang telah disesuaikan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, dengan menunjukkan secara terpisah:
o   Jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang telah ditambahkan
kembali; dan
o   Penyesuaian signifikan lain

Khusus untuk Properti Investasi yang menggunakan model biaya, selain


pengungkapan sebagaimana dimaksud diatas ditambahkan pengungkapan:
        Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan Properti
Investasi pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan penambahan,
pengurangan, dan reklasifikasi
        Jumlah penyusutan untuk masing-masing periode penyajian dan alokasi
beban penyusutan
        Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui, dan jumlah pemulihan rugi
penurunan nilai, selama satu periode sesuai SAK yang berlaku;
        Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri; dan
        Nilai Wajar Properti Investasi.
        Metode penyusutan yang digunakan.

Khusus untuk Properti Investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan,


Emiten atau Perusahaan Publik wajib mengungkapkan:
        Rincian Properti Investasi dalam proses pembangunan dan pengembangan
        Persentase jumlah tercatat terhadap nilai kontrak
        Estimasi saat penyelesaian
        Hambatan kelanjutan penyelesaian
        Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat Properti Investasi
dalam proses pembangunan dan pengembangan; dan
Dalam hal terdapat kapitalisasi biaya pinjaman untuk properti investasi yang
memenuhi kriteria aset kualifikasian, maka wajib diungkapkan :
o   Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode berjalan; dan
o   Tarif kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman
yang layak dikapitalisasi.

I.      TRANSFER
Transfer ke tau dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat
perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan :
        Dimulainya penggunaan oleh pemilik, ditransfer dari properti investasi
menjadi properti yang digunakan sendiri
        Dimulainya pengembangan untuk dijual, ditransfer dari properti investasi
menjadi persediaan
        Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, ditransfer dari properti yang
digunakan sendiri menjadi properti investasi
        Dimulainya sewa operasi ke pihak lain, ditransfer dari persediaan menjadi
properti investasi.

J.     PELEPASAN
Properti investasi dihentikan pengakuannya (dieliminasi dari laporan posisi
keuangan) pada saat dilepaskan atau ketika property investasi tidak digunakan lagi
secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomik masa depan yang
diperkirakan dari pelepasannya.
Pengungkapan
Entitas mengungkapan antara lain sebagai berikut.
1.     Apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya.
2.     Jika menerapakan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana,
hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan
dicatat sebagai properti investasi.
3.     Apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan,kriteria yang digunakan untuk
membedakan properti  investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan
dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
4.     Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar
dari properti investasi, yang mencakup pernyataan apakah penentuan nilai wajar
tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak berdasarkan faktor lain
(yang harus diungkapkan oleh entitas tersebut) karena sifat propert tersebut dan
keterbatasan data pasar yang dapat diperbandingkan.
5.     Sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau
diungkapkan dalam laporan keuangan) didasarkan atas penilaian oleh penilai
independen yang diakui dan memiliki kualifikasi professional yang relevan
serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi
yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus
diungkapkan.
6.     Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi komperhensif untuk:
a.     Penghasilan rental dari property investasi.
b.     Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang
timbul dari properti investasi yang menghasilkan pendapatkan rental selama
periode tersebut
c.      Beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang
timbul dari properti investasi yang tidak menghasilkan pendapatkan rental
selama periode tersebut; dan
d.     perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif atas penjualan properti investasi dari sekelompok aset yang
mana model biaya digunakan ke kelompok yang menggunakan model nilai
wajar.
7.     Eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisai dari property investasi atau
pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan.
8.     Kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan
properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
9.     Pengungkapan pada Model Nilai Wajar
Entitas yang menerapkan model nilai wajar juga harus mengungkapkan
rekonsiliasi antara jumlah tercatat property investasi pada awal dan akhir
periode,yang menunjukkan hal-hal berikut :
a.     Penambahan,pengungkapan terpisah untuk penambahan yang dihasilkan
dari akuisi dan    penambahan yang dihasilkan dari pengeluaran setelah
perolehan yang di akui dalam jumlah tercatat asset
b.     Penambahan yang dihasilkan dari akuisi melalui penggabungan usaha
c.      Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk
dalam kelompok asset yang akan dilepaskan yang akan diklasifikasikan
sebagai dimiliki untuk dijual dan pelepasan lain
d.     Laba atau rugi netto dari penyesuaian terhadap nilai wajar
e.      Perbedaan nila tukar netto yang timbul pada penjabaran laporan
keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian yang
berbeda,termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi
mata uang penyajian dari entitas pelapor
f.       Transfer ke dan dari persediaan dan property yang digunakan sendiri
g.     Perubahan lain
Ketika suatu penilaian terhadap property investasi disesuaikan secara signifikan
untuk tujuan pelaporan keuangan ,misalnya untuk menghindari penghitungan ganda
atau asset atau kewajiban yang diakui sebagai asset dan kewajiban terpisah,maka
entitas tersebut mengungkapkan rekonsiliasi anatara penilaian tersebuat dan
penilaian yang telah disesuaikan yang dilaporkan dalam laporan keuangan,dengan
menunjukkan cara terpisah jumlah agregat dari pengakuan kewajiban sewa yang
telah  ditambahakan kembali,dan penyesuaian signifikan lain.
Dalam kasus-kasus entitas tidak dapat menetukan nilai wajar secara andal,jika
suatu entitas mengukur property investasi dengan menggunakan model biaya sesuai
dengan PSAK 16,rekonsiliasi yang disyaratkan harus mengungkapkan jumlah yang
terkait dg property investasi tsb secara terpisah dari jumlah yang terkait dg
property investasi lainnya.
Sebagai tambahan entitas mengungkapkan:
1.     Uraian mengenai property investasi tersebut
2.     Penjelasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal
3.     Apabila mungkin ,kisaran estimasi dmana nilai wajar kemungkinan besar
berada ,dan
4.     Untuk pelepasan property investasi yang tidak dicatat dengan nilai wajar,
yaitu :
 Fakta bahwa entitas tersebut telah melepaskan properti investasi yang
tidak dicatat dengan nilai wajar
 Jumlah tercatat properti investasi pada saat dijual; dan
 Jumlah laba atau rugi yang diakui.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Defenisi investasi menurut PSAK adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth ) melalui distribusi hasil
investasi seperti bunga,royalti, dividen dan uang sewa, untuk apreasiasi nilai
investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat
yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Menurut PSAK 13 (revisi 2007), properti investasi adalah properti (Tanah atau
bangunan atau bagaian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh
pemilik atau lessee / penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan
rentasl atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya tidak untuk digunakan dalam
produksi atau npenyediaan barang atau jsa atau unutk tujuan administratif atau
dijual dalam kegiatan usaha Sehari-hari.
PSAK 13 (revisi 2007)  diakui sebagai aset tetap sampai aset tersebut selesai
dibangun setelah itu aset tersebut direklasifikasi menjadi properti investasi.
PSAK 13 (revisi 2011),  diakui sebagai properti investasi sejak proses
pembangunannya. Entitas memiliki pilihan menggunakan nilai wajar sejak properti
investasi tersebut dibangun apabila memang nilai wajarnya dapat ditentukan secara
andal.
DAFTAR PUSTAKA

 Akuntansi Intermediate Jilid 3.


 Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta:
 Fakultas Ekonomi UGM
 Liestyowati.2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik
2009/2010 . Universitas Mercu Buana.
 ED-PSAK-13.pdf
 PSAK Seputar PSAK Lapran Keuangan Tahunan
 SMRA-Interim-Acc----Q2-2014-Idn.pdf
 https://husniproperti.com/jual-beli-properti-cepat-laku/

Anda mungkin juga menyukai