Anda di halaman 1dari 1

LOGIN

Website pajakku menggunakan cookies untuk


peningkatan pengalaman menjelajah yang lebih
ARTIKEL / BELAJAR PAJAK
baik
Kebijakan Privasi | Perjanjian Lisensi |

Kredit Pajak Luar Negeri


Syarat & Ketentuan
Mengerti
| Support Pajakku

(PPh Pasal 24)


Mulyana, 4 tahun yang lalu
Diperbarui pada 10 bulan yang lalu

Wajib pajak terutang pajak atas penghasilan kena


pajak yang berasal dari seluruh penghasilan yang
diterima atau diperoleh baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri yang dikenal dengan
istilah word wide income. Untuk menghindari
pengenaan pajak berganda dan memberikan
perlakukan pemajakan yang sama, maka atas
penghasilan yang dibayar atau terutang dari
penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar
negeri dapat dikreditkan dengan pajak yang
terutang pada tahun yang sama. Untuk
penghasilan berupa deviden dilakukan dalam
tahun pajak pada saat diperolehnya deviden
tersebut.

Mekanisme pengkreditan PPh yang dibayar di luar


negeri (PERMENKEU No. 192/PMK.03/2018)

1. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang


dari penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak
penghasilan yang terutang di Indonesia ditentukan
berdasarkan jumlah yang paling sedikit antara:

Hasil dari pajak penghasilan yang pada


seharusnya terutang, dipotong, atau dibayar
di luar negeri dengan cara memperhatikan
ketentuan yang ada di dalam P3B, dalam hal
terdapat P3B yang telah berlaku secara
efektif
Jumlah PPh Luar Negeri
Jumlah tertentu yang dihitung menurut
perbandingan sebagai berikut:

2. Apabila penghasilan dari luar negeri berasal dari


beberpa negara, maka perhitungan PPh pasal 24
dilakukan untuk masing-masing negara.

Baca juga Apa Itu Kartu Kredit


Pemerintah?

3. Dalam hal pasangan suami-istri sebagai Wajib


Pajak Dalam Negeri (WPDN) menghendaki
dengan secara tertulis perjanjian pemisahan harta
dan penghasilan, atau istri mengambil pilihan untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sendiri dengan dasar kehendaknya sendiri,
besarnya jumlah dari PPh Luar Negeri yang dapat
dikreditkan oleh masing-masing suami atau istri
ditentukan berdasarkan jumlah yang paling sedikit
di antara:

Jumlah pajak penghasilan yang seharusnya


terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri
atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari sumber penghasilan di luar
negeri untuk masing-masing suami atau istri
dengan memperhatikan ketentuan dalam
P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah
berlaku efektif;
Jumlah PPh Luar Negeri atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari sumber
penghasilan di luar negeri untuk masing-
masing suami atau istri; dan
Jumlah tertentu yang dihitung menurut
perbandingan antara penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari sumber
penghasilan di luar negeri oleh masing-
masing suami atau istri terhadap Penghasilan
Kena Pajak dikalikan dengan Pajak
Penghasilan yang keadaannya terutang atas
Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi
sebesar Pajak Penghasilan yang terutang
yang ditanggung secara individual untuk
masing – masing suami atau istri.

4. Dalam hal penghasilan yang diterima atau


diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri
berasal dari Trust, besarnya PPh Luar Negeri
ditentukan sebagai berikut:

Sebesar pajak penghasilan atau bagian pajak


penghasilan atas penghasilan yang diperoleh
WPDN, dalam hal Trust di luar negeri dikenai
pajak penghasilan di tingkat Trust; dan
Sejumlah pajak penghasilan atas penerimaan
penghasilan yang diterima oleh WPDN,
dalam hal Trust di luar negeri tidak dikenai
pajak penghasilan di tingkat Trust.

5. Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dikenakan


PPh Final (UU PPh Pasal 4 ayat 2) dan/atau
penghasilan yang dikenakan pajak tersendiri (UU
PPh Pasal 8 ayat (1 dan 4)) tidak bisa
digabungkan Bersama dengan penghasilan yang
lain, baik penghasilan diperoleh dari Dalam Negeri,
maupun penghasilan yang telah diperoleh dari
Luar Negeri.

6. Untuk melaksanakan pengkreditan PPh Luar


Negeri, wajib pajak wajib menyampaikan Bukti
pemenuhan pembayaran PPh Luar Negeri bagi
WPDN yang mengkreditkan PPh Luar Negeri
berupa;

Salinan bukti pembayaran atau bukti


pemotongan PPh Luar Negeri; atau
Salinan bukti lainnya yang dapat
menunjukkan adanya pembayaran atau
pemotongan PPh Luar Negeri.
Bukti pemenuhan pembayaran PPh Luar
Negeri sekurang-kurangnya memuat data
atau informasi berupa nama WPDN dan
jumlah PPh Luar Negeri.
Dalam hal WPDN mendapatkan pemasukan
dari usaha dan/atau pemasukan dari Trust di
luar negeri yang dikenai pajak penghasilan di
tingkat Trust, bukti dari pemenuhan
pembayaran PPh Luar Negeri dapat
digantikan dengan menggunakan surat
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan
yang disampaikan di luar negeri oleh cabang
atau perwakilan dari WPDN yang berada di
luar negeri dan/atau surat pemberitahuan
tahunan pajak penghasilan atau bukti
pembayaran PPh Luar Negeri yang dilakukan
oleh Trust.

Baca juga Kode Utang Pajak pada SPT


Tahunan PPh Orang Pribadi

7. Dalam hal terjadinya perubahan jumlah dari


pemasukan yang berasal dari luar negeri, wajib
pajak diwajibkan untuk melakukan pembetulan
SPT Tahunan yang bersangkutan dengan cara
melakukan pelampiran dokumen-dokumen yang
berkenaan dengan perubahan yang terjadi.

8. Apabila karena pembetulan SPT tersebut


menyebabkan PPh kurang dibayar, maka atas
kekurangan bayar tersebut tidak dikenakan sanksi
bunga.

9. Apabila karena pembetulan SPT tersebut


menyebabkan lebih bayar, maka atas kelebihan
tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak
setelah diperhitungkan dengan utang pajak
lainnya.

Contoh:

Misalkan WPDN, PT Renjana Abadi pada Tahun


Pajak 2018 memperoleh dan menerima
penghasilan neto dengan rincian sebagai berikut:

a. Di negara X, PT Renjana Abadi


memperoleh penghasilan usaha sebesar
Rp1.000.000.000;00 dan dikenai PPh Luar
Negeri sebesar Rp300.000.000,00;

b. Di negara Y, PT Renjana Abadi menerima


penghasilan berupa bunga sebesar
Rp3.000.000.000,00 dan dikenai PPh Luar
Negeri sebesar Rp450.000.000,00, tidak
terdapat pengurang penghasilan bruto atas
penghasilan berupa bunga tersebut;

c. Di negara Z, PT Renjana Abadi menderita


kerugian dari penjualan harta sebesar
Rp250.000.000,00; dan

d. Penghasilan neto dalam negeri sebesar


Rp4.000.000.000,00.

Tidak ada P3B antara Indonesia dengan negara X,


negara Y, dan negara Z. Besarnya Pajak
Penghasilan terutang atas seluruh penghasilan
dihitung sebagai berikut:

a. Penghasilan neto luar negeri:

1) Negara X (penghasilan usaha)


Rp 1.000.000.000,00

2) Negara Y (penghasilan bunga)


Rp 3.000.000.000,00

3) Negara Z (kerugian penjualan harta)


Rp 0,00

Jumlah penghasilan neto luar negeri


Rp 4.000.000.000,00

b. Penghasilan neto dalam negeri


Rp 4.000.000.000,00

c. Jumlah penghasilan neto fiskal


Rp 8.000.000.000,00

d. Penghasilan Kena Pajak


Rp 8.000.000.000,00

e. PPh Terutang (Tarif Pasal 17 UU PPh)


Rp 2.000.000.000,00

Baca juga Apa Itu Pemberitahuan


Barang Impor (PIB)?

Besarnya PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan


per jenis penghasilan untuk tiap negara atau
yurisdiksi dilakukan sebagai berikut:

a. Penghasilan usaha dari Negara X:

1) PPh Luar Negeri atas penghasilan usaha


dari negara X sebesar Rp300.000.000,00;

2) Jumlah tertentu

= Rp 1.000.000.000,00/ Rp
8.000.000.000,00 x Rp
2.000.000.000,00

= Rp 250.000.000,00

Dikarenakan jumlah tertentu sebesar


Rp250.000.000,00, lebih kecil dibandingkan
dengan PPh Luar Negeri atas penghasilan usaha
dari negara X, maka jumlah PPh Luar Negeri atas
penghasilan usaha dari negara X yang dapat
dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang di
dalam negeri hanya sebesar jumlah tertentu, yaitu
sebesar Rp250.000.000,00.

b. Penghasilan bunga dari negara Y:

1) PPh Luar Negeri atas penghasilan bunga


dari negara Y sebesar Rp450.000.000,00;

2) Jumlah tertentu:

= Rp 3.000.000.000,00/ Rp
8.000.000.000,00 x Rp
2.000.000.000,00

= Rp 750.000.000,00

Dikarenakan jumlah PPh Luar Negeri atas


penghasilan bunga dari negara Y sebesar
Rp450.000.000,00 lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah tertentu, maka jumlah PPh Luar Negeri atas
penghasilan bunga dari negara Y yang dapat
dikreditkan dengan Pajak Penghasilan terutang di
dalam negeri hanya sebesar PPh Luar Negeri,
yaitu sebesar Rp450.000.000,00.

Dengan demikian, jumlah PPh Luar Negeri yang


dapat dikreditkan oleh PT Renjana Abadi terhadap
Pajak Penghasilan yang terutang di dalam negeri
adalah sebesar Rp700.000.000,00
(Rp250.000.000,00 + Rp450.000.000,00).
Kerugian dari negara Z tidak dapat digabungkan
dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak.

Untuk meningkatkan kemudahan dan kepastian


terkait kredit pajak luar negeri serta mendorong
wajib pajak untuk mengklaim manfaat P3B, maka
Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2018 yang
mencabut aturan sebelumnya, yaitu Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.03/2002.
Adapun peraturan ini mencakup mekanisme
pengkreditan PPh yang dibayar diluar negeri. PMK
Nomor 192/PMK.03/2018 ini sudah berlaku sejak
31 Desember 2018 dan masih berlaku hingga saat
ini.

Apabila pada PMK Nomor 192/PMK.03/2018


pemerintah memerinci penentuan sumber
penghasilan di luar negeri tersebut. Maka khusus
untuk dividen, tata cara pengkreditan PPh-nya
dipisah dan dilakukan sesuai PMK Nomor
93/PMK.03/2019 sebagai perubahan atas PMK
Nomor 107/PMK.03/2017.

Artikel Terkait

Penghasilan Yang Diperoleh Dari Luar


Negeri, Bagaimana Pajaknya?
10 bulan yang lalu

Surat Pemberitahuan (SPT)

4 tahun yang lalu

Penghitungan PPh Pasal 21 Untuk


Pekerja Lepas
4 tahun yang lalu

Fokus

SOLUSI SSCASN 2023: Cara Daftar Akun


SSCASN 2023
3 bulan yang lalu

Alami Kendala Pendaftaran CASN 2023?


Hubungi Support Pajakku Untuk
Solusinya!
4 bulan yang lalu

SOLUSI SSCASN 2023: Cara Membeli e-


Meterai di Website SSCASN 2023
3 bulan yang lalu

Sobat Meterai Diluncurkan, Berikan


Inovasi Pembubuhan e-Meterai
4 bulan yang lalu

Pendaftaran CPNS Dibuka September


2023, Ini Formasinya
5 bulan yang lalu

Langganan Info Terbaru


Gabung dalam komunitas Pajakku, dapatkan berita dan solusi
perpajakan terbaru

Nama

Email

KIRIM

Sekilas Pajakku

Mitra Strategis Direktorat Jenderal Pajak sejak


2005 melalui lisensi terbaru SK KEP-211/PJ/2022
sebagai Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan
(PJAP)

Distributor Meterai Elektronik, ditunjuk Peruri


melalui Surat Perjanjian no. SP-1437/XII/2021

Mitra Strategis Direktorat Jenderal


Perbendaharaan sejak 2020 melalui lisensi SK
KEP-159/PB/2020 sebagai Lembaga Persepsi
Lainnya

Penyelenggara Teknologi Finansial, terdaftar di


Bank Indonesia sebagai penyelenggara sistem
pembayaran sejak 2018

Penyelenggara Sistem Elektronik, terdaftar di


Kementerian Kominfo melalui Tanda Daftar no.
000881.01/DJAI.PSE/06/2021

Bersertifikasi internasional ISO/IEC 27001:2022


untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi,
ISO/IEC 20000-1:2018 untuk Sistem Manajemen
Layanan Teknologi Informasi, dan ISO 9001:2015
untuk Sistem Manajemen Mutu, dari British
Standards Institution

Memiliki tim support terlatih melalui sertifikasi


Brevet A dan B

JAKARTA BANDUNG BALI

The Nebula Center Jakarta 2nd Floor, Jl. Kemanggisan


Utama Raya no. J4, Palmerah,
Jakarta. 11480.

Hubungi Kami
No. Telepon
+62804 1 501 501

Email

2024 © PT. Mitra Pajakku Kebijakan Privasi |


Perjanjian Lisensi | Syarat & Ketentuan |

BAYA RSupport Pajakku


BEACUKAI

uai. Gunakan e-Bunifikasi untuk pembuatan Bukti Po

Anda mungkin juga menyukai