Anda di halaman 1dari 15

PPH PASAL 24 DAN

PASAL 25
Disusun Oleh:
Shinta Adelia Sari

NIM : C1C019004
Kelas : R-12 Akuntansi

Dosen Pengampu :
Wiwik Tiswiyanti,S.E.,Ak.,M.M.,Ca
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 24

PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di
luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib
Pajak dalam negeri

Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan
penghasilan di Indonesia.

Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan untuk menghindarkan pajak berganda, tapi jumlah yang dikreditkan
dibatasi

Indonesia menganut Tax credit yang ordinary credit method dengan menerapkan per country limitation
Penggabungan Penghasilan dari LN

Penggabungan penghasilan
yang berupa dividen (pasal 18
Penggabungan penghasilan dari Penggabungan penghasilan ayat 2 UU PPh) dilakukan Kerugian dari LN tidak boleh
usaha dilakukan dalam tahun lainnya dilakukan dalam tahun dalam tahun pajak pada saat digabungkan
pajak diperolehnya penghasilan pajak diterimanya penghasilan perolehan dividen tersebut di
tersebut (accrual basis) tersebut (cash basis) tetapkan sesuai dengan
Keputusan Menteri Keuangan
Batas Maksimum Kredit Pajak untuk setiap Negara
(per Country Limitation)

Apabila penghasilan luar negeri berasal dari


beberapa negara, maka perhitungan batas
maksimum kredit pajak dilakukan untuk masing-
masing negara
2. ( Penghasilan Luar Negeri : Seluruh
Penghasilan Kena Pajak ) x PPh atas
seluruh yang dikenakan tarif pasal 17
Batas Maksimum Kredit Pajak
diambil yang terendah dari 3
unsur/perhitungan berikut ini : 3. Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh
penghasilan kena pajak (dalam hal
1. Jumlah Pajak yang terutang atau dibayar di
penghasilan kena pajak adalah lebih kecil
Luar Negeri
daripada penghasilan luar negeri)
Cara Melaksanakan Kredit Pajak Luar Negeri

Laporan Keuangan dari penghasilan di


Untuk melaksanakan
luar negeri
pengkreditan pajak yang
terutang atau dibayar di luar
Fotocopi Surat Pemberitahuan Pajak
negeri, Wajib Pajak wajib
yang disampaikan di luar negeri
menyampaikan permohonan
kepada Dirjen Pajak dengan
melampirkan : Dokumen pembayaran pajak di luar
negeri
 Penyampaian permohonan kredit
pajak yang terutang atau dibayar
di luar negeri tersebut dilakukan
bersamaan dengan penyampaian
SPT Tahunan PPh.
Pengembalian Kredit Pajak LN

• Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan


ternyata kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak
yang terutang menurut Undang-undang ini harus ditambah dengan
jumlah tersebut pada tahun pengurangan atau pengembalian itu
dilakukan.
Subtitle Subtitle

Subtitle

Subtitle
Subtitle
CONTOH SOAL
Kasus dan Pertanyaan:
PT Sinar Gemilang di Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2014 sebagai berikut:
Penghasilan dalam negeri                                    Rp400.000.000
Penghasilan dari Vietnam (tarif pajak 20%)          Rp200.000.000
Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar Gemilang tahun 2014?
Jawaban:
1. Menghitung total penghasilan kena pajak:  
Penghitungan PPh Pasal 24 adalah sebagai berikut
  Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000

  Penghasilan dari Vietnam Rp200.000.000

  Jumlah Penghasilan Neto Rp600.000.000

2. Menghitung total PPh terutang:  

  Pajak terhutang 25% x Rp 600.000.000 = Rp150.000.000

3. Menghitung PPh maksimum yang dapat dikreditkan:  

  (penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x total PPh terutang  

  (Rp200.000.000 : Rp600.000.000) x Rp150.000.000 = Rp49.999.999 (dibulatkan)  Rp50.000.000

4. Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di Luar Negeri:  

  20% x Rp200.000.000 = Rp40.000.000


PAJAK PENGHASILAN
PASAL 25
PPh Pasal 25 mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
untuk setiap bulan.

Ketentuan PPh Pasal 25


 Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh WP sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:

a. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan
yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan
b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24,
dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

Besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh WP untuk bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
Pajak Penghasilan disampaikan sebelum batas waktu penyampaian SPT Pajak Penghasilan sama dengan besarnya angsuran
pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu.
Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak (SKP) untuk tahun pajak yang lalu, besarnya angsuran
pajak dihitung kembali berdasarkan SKP tersebut dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan SKP.
PPh 25 apabila ada kompensasi kerugian

 Penghasilan PT Dira th 2011 Rp. 120jt. Sisa kerugian th lalu yg


masih dpt dikompensasikan adl Rp. 150 jt. Sisa kerugian yg belum
dikompensasikan th 2011 Rp. 30 jt.
 Pada th 2011 PPh yg dipotong/dipungut pihak lain Rp. 2 jt

Subtitle Subtitle
Maka Penghitungan PPh Ps 25 th 2012:
 Penghasilan yg dipakai sbg dasar penghitungan angsuran PPh Ps
25 adalah Rp 120jt – Rp 30jt = Rp 90 jt. Subtitle
 PPh Terutang (UU 36/2008) : 25% x Rp. 90jt = Rp 22,5 jt
Angsuran PPh 25 per bulan th 2012 :
( 22,5 jt – 2 jt ) /12 = Rp 1.708.330 Subtitle
Subtitle
 Apabila kompensasi rugi masih belum habis, maka angsuran PPh
2012 adalah NIHIL
PPh 25 Atas Penghasilan Tidak Teratur
 Pada 2010 Abbas ( TK/- ) memperoleh penghasilan teratur Rp 174,3 jt,
sedangkan penghasilan tidak teratur dari menyewakan mobil . Selama tahun 2010
, mobilnya disewa sebanyak 10 kali dan mendapat penghailan Rp 20 jt. Atas sewa
mobil sudah dipotong PPh 23 Rp 400.000,- Maka Penghasilan yg dipakai sbg
dasar penghitungan PPh Pasal 25 pada tahun 2011 Abbas adalah hanya dari
penghasilan teratur saja.
Subtitle Subtitle

Maka, Penghasilan Netto ( 174.300.000-24.300.000 ) = 150 jt


PPh terutang : 5% x 50 juta = Rp 2.500.000 Subtitle
15% x 100 juta = Rp 15.000.000

Penghitungan PPh 25 atas penghasilan teratur : Subtitle


Subtitle
 Penghasilan Netto – Penghasilan sewa =174,3 – 20 jt = 154,3 jt
 DPP : 154,3 -24,3 = 130
 PPh = 5% x 50 juta = Rp 2.500.000
 15% x 80 juta = Rp 12.000.000
 PPh 25 = 14.500.000 /12 = Rp 1.208.333
PPh 25 atas SPT terlambat / Perpanjangan
SPT / Pembetulan SPT
SPT PPh Badan 2011 disampaikan tgl 25 Juni 2012, dengan data :
 Penghasilan Kena Pajak Rp 500 juta
 PPh = 25% x 500 jt = Rp 125 juta
 PPh dipotong pihak lain ( 22,23,24 ) = Rp 42,5 jt
 Angsuran Desember 2011 Rp 5 jt Subtitle Subtitle
Maka PPh Pasal 25 Januari – Maret 2012 Rp 5 jt
 PPh 25 April Mei Rp 5 jt
Setelah dihitung dgn masuknya SPT Subtitle
 PPh terutang = 125 jt – 42,5 = 82,5 jt
 Setoran PPh 25 April – Des 2012 = 82,5 jt / 12 = 6,875 jt
Subtitle
Untuk April dan Mei sudah setor 5 juta, maka atas kekurangan April dan
Subtitle
Mei dikenakan sanksi :
 April 2012 = 1,875 jt + ( 2% x 2 x 1,875 jt )
 Mei 2012 = 1,875 jt + ( 2% x 1 x 1,875 jt )
Apabila Penghitungan PPh 25 lebih kecil, maka kelebihan pembayaran
dpt dikompensasikan
Terjadi Perubahan Usaha

Apabila dalam tahun berjalan ( sesudah 3 bulan atau lebih) WP dapat


menunjukkan bahwa PPh terhutang akhir tahun kurang dari 75% dari
total PPh 25

Subtitle Subtitle
PT Luwes yg bergerak di bidang konveksi pada th 2012 membayar
angsuran bulanan sebesar Rp 18 jt. Pada Juli 2012 pabrik milik PT
Luwes terbakar. Sehingga pada akhir tahun diperkirakan perusahaan Subtitle
mengalami kerugian. Oleh karena itu, berdasarkan Keputusan Dirjen
Pajak mulai bulan Agustus 2012 dapat disesuaikan menjadi lebih kecil
daripada Rp. 18 jt. Subtitle
Subtitle
Ketentuan PPh Pasal 25
Menteri Keuangan menetapkan penghitungan besarnya angsuran pajak bagi:

Wajib Pajak baru;

Bank, BUMN, BUMD, WP masuk bursa, dan WP lainnya yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan harus membuat laporan keuangan berkala;

WP orang pribadi pengusaha tertentu (melakukan kegiatan usaha di bid. Perdagangan grosir
dan atau eceran barang konsumsi melalui gerai/outlet yg tersebar di bbrp lokasi, atau alamat
usaha beda dengan alamat domisli)
CONTOH SOAL
Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Purnama yang terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh 2014 sebesar Rp50.000.000.
Jumlah kredit pajak Tuan Purnama pada tahun 2014 adalah Rp21.500.000, dengan rincian sebagai berikut:
• PPh Pasal 21 Rp10.000.000
• PPh Pasal 22 Rp5.000.000
• PPh Pasal 23 Rp3.000.000
• PPh Pasal 24 Rp3.000.000 PPh terutang tahun 2014 50.000.000
Berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25 Tuan
Kredit pajak:
Purnama untuk tahun 2015:
Jawaban: PPh Pasal 21 10.000.000
Penghitungan PPh Pasal 24 adalah sebagai berikut
PPh Pasal 22 5.000.000

PPh Pasal 23 3.000.000

PPh Pasal 24 3.500.000

Jumlah kredit pajak (21.500.000)

Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2015 28.500.000

PPh terutang tahun 2014 50.000.000

Kredit pajak:

PPh Pasal 21 10.000.000


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai