Anda di halaman 1dari 12

Pajak Bumi

dan Bangunan
By: Shinta Adelia Sari (C1C019004)
Pengertian Pajak Bumi dan
Bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pungutan atas tanah dan
bangunan yang muncul karena adanya keuntungan dan/atau
kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang atau badan yang
memiliki suatu hak atasnya, atau memperoleh manfaat dari
padanya. Jika dilihat dari sifatnya, Pajak Bumi dan Bangunan
merupakan pajak yang bersifat kebendaan. Artinya, besaran pajak
terutang ditentukan dari keadaan objek yaitu bumi dan/atau
bangunan. Sedangkan keadaan subjeknya tidak ikut menentukan
besarnya barang.
Contoh objek bumi dan objek
bangunan
Contoh objek bumi:

 Sawah.
Contoh objek bangunan:
 Ladang.
 Rumah tinggal.
 Kebun.
 Bangunan usaha.
 Gedung bertingkat.

 Tanah.
 Pusat perbelanjaan.
 Pekarangan.
 Pagar mewah.
 Tambang.
 Kolam renang.
 Jalan tol.
Subjek Pajak Bumi dan
Bangunan
Subjek PBB adalah orang pribadi dan badan yang secara
nyata memiliki hal-hal berikut ini:
•Mempunyai hak atas bumi.
•Memperoleh manfaat atas bumi.
•Memiliki bangunan.
•Menguasai bangunan.
•Memperoleh manfaat atas bangunan.
Tidak Termasuk Objek Pajak
Bumi dan Bangunan
Ternyata, tidak semua objek bumi bangunan bisa dikenakan PBB. Terdapat juga objek pajak yangtidak
dapat dikenakan PBB. Namun, objek pajak tersebut harus memiliki kriteria tertentu yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Berikut ini daftar kriteria
tersebut:
 Objek pajak tersebut digunakan semata-mata untuk kepentingan umum dibidang ibadah, sosial,
kesehatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan.
 Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan hal tersebut.
 Objek pajak merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggemkbalaan yang dikuasai suatu desa, dan tanah negara yang belum dibebani suatu hak.
 Objek pajak digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsultan berdasarkan asas perlakuan timbal balik.
 Objek pajak digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh
menteri keuangan.
Undang-Undang yang Mengatur
Pajak Bumi dan Bangunan

Pungutan atas PBB didasarkan pada Undang-Undang Nomor


12 Tahun 1994 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan..

Kemudian, sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 tahun


2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, maka kewenangan
dalam pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) telah diserahkan ke
pemerintah kabupaten/ kota.

Sedangkan, untuk PBB sektor Pertambangan, Perhutanan, dan


Perkebunan (PBB P3) masih di bawah wewenang pemerintah
pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Tarif Pajak Bumi dan
Bangunan
Tarif
Tarif pajak
pajak bumi
bumi dan
dan bangunan
bangunan yang
yang
1 berlaku
berlaku sejak
sejak dahulu
dahulu hingga
hingga saat
saat ini
ini
masih
masih sama,
sama, yakni
yakni sebesar
sebesar 0,5%..
0,5%..

Cara Mendaftarkan Objek Pajak


Bumi dan Bangunan

Bagi
Bagi Anda
Anda yang
yang ingin
ingin mendaftarkan
mendaftarkan objek
objek PBB,
PBB, baik
baik untuk
untuk

4 orang
orang pribadi
Pajak
pribadi maupun
maupun badan,
badan, Anda
Anda harus
harus mendaftarkan
mendaftarkan Objek
Objek
Pajak di
di Kantor
Kantor Pelayanan
Pelayanan Pajak
Pajak (KPP),
(KPP), Kantor
Kantor Penyuluhan
Penyuluhan dan
dan
Konsultasi
Konsultasi Perpajakan
Perpajakan (KP2KP)
(KP2KP) yang
yang wilayah
wilayah kerjanya
kerjanya meliputi
meliputi
letak
letak objek
objek pajak
pajak yang
yang akan
akan Anda
Anda daftarkan.
daftarkan.

Sesampainya
Sesampainya di di sana,
sana, Anda
Anda perlu
perlu meminta
meminta formulir
formulir Surat
Surat
Pemberitahuan
Pemberitahuan Objek
Objek Pajak
Pajak (SPOP)
(SPOP) yang
yang sudah
sudah tersedia
tersedia
secara
secara gratis
gratis di
di KPP
KPP dan
dan KP2KP
KP2KP setempat.
setempat. Agar
Agar prosesnya
prosesnya
berjalan
berjalan dengan
dengan lancar,
lancar, maka
maka Anda
Anda juga
juga perlu
perlu memahami
memahami hak
hak
dan
dan kewajiban
kewajiban Anda
Anda sebagai
sebagai pendaftar
pendaftar objek
objek pajak
pajak bumi
bumi dan
dan
bangunan
bangunan Anda..
Anda..
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan

Dasar
Dasar pengenaan
pengenaan pajak
pajak bumi
bumi dan
dan bangunan
bangunan adalah
adalah Nilai
Nilai Jual
Jual Objek
Objek Pajak
Pajak (NJOP).
(NJOP). NJOP
NJOP merupakan
merupakan
harga
harga rata-rata
rata-rata atau
atau harga
harga pasar
pasar pada
pada transaksi
transaksi jual
jual beli
beli tanah.
tanah. Dalam
Dalam hal
hal ini,
ini, objek
objek pajaknya
pajaknya adalah
adalah
bumi
bumi dan
dan bangunan.
bangunan. Setiap
Setiap tahun,
tahun, biasanya
biasanya Menteri
Menteri Keuangan
Keuangan dengan
dengan mendengarkan
mendengarkan pertimbangan
pertimbangan
bupati/walikota
bupati/walikota menetapkan
menetapkan NJOP.
NJOP. Penetapan
Penetapan tersebut
tersebut didasarkan
didasarkan atas
atas sejumlah
sejumlah hal.
hal.

Dasar
Dasar penetapan
penetapan NJOP
NJOP bumi:
bumi: Dasar
Dasar penetapan
penetapan NJOP
NJOP bangunan:
bangunan:
•• Letak.
Letak. •• Bahan
Bahan yang
yang digunakan
digunakan dalam
dalam bangunan.
bangunan.
•• Pemanfaatan.
Pemanfaatan. •• Rekayasa.
Rekayasa.
•• Peruntukan.
Peruntukan. •• Letak.
Letak.
•• Kondisi
Kondisi Lingkungan.
Lingkungan. •• Kondisi
Kondisi lingkungan.
lingkungan.
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena
Pajak

NJOPTKP
NJOPTKP merupakan
merupakan batas
batas Nilai
Nilai Jual
Jual Objek
Objek Pajak
Pajak atas
atas bumi
bumi dan
dan bangunan
bangunan yang
yang tidak
tidak kena
kena
pajak.
pajak. Besarnya
Besarnya NJOPTKP
NJOPTKP di
di masing-masing
masing-masing wilayah
wilayah memang
memang berbeda-beda.
berbeda-beda. Namun,
Namun,
berdasarkan
berdasarkan Keputusan
Keputusan Menteri
Menteri Keuangan
Keuangan Nomor
Nomor 201/KMK.04/2000
201/KMK.04/2000 ditetapkan,
ditetapkan, NJOPTKP
NJOPTKP
untuk
untuk setiap
setiap daerah
daerah di
di kabupaten/kota
kabupaten/kota setinggi-tingginya
setinggi-tingginya senilai
senilai Rp12.000.000
Rp12.000.000 dengan
dengan
memperhatikan
memperhatikan ketentuan
ketentuan sebagai
sebagai berikut:
berikut:

 Setiap
Setiap wajib
wajib pajak
pajak memperoleh
memperoleh pengurangan
pengurangan NJOPTKP
NJOPTKP sebanyak
sebanyak 1
1 kali
kali dalam
dalam 1
1 Tahun
Tahun
Pajak.
Pajak.

 Jika
Jika wajib
wajib pajak
pajak memiliki
memiliki lebih
lebih dari
dari 1
1 objek
objek pajak,
pajak, maka
maka yang
yang bisa
bisa atau
atau mendapat
mendapat
pengurangan
pengurangan NJOPTKP
NJOPTKP hanya
hanya 1
1 objek
objek pajak
pajak yang
yang nilainya
nilainya paling
paling besar
besar dan
dan tidak
tidak bisa
bisa
digabungkan
digabungkan dengan
dengan objek
objek pajak
pajak lainnya
lainnya yang
yang wajib
wajib pajak
pajak miliki.
miliki.
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)

Nilai
Nilai Jual
Jual Kena
Kena Pajak
Pajak (NJKP)
(NJKP) merupakan
merupakan dasar
dasar penghitungan
penghitungan PBB.
PBB. NJKP
NJKP juga
juga dikenal
dikenal
sebagai
sebagai assessment
assessment value
value atau
atau nilai
nilai jual
jual objek
objek yang
yang akan
akan dimasukan
dimasukan dalam
dalam perhitungan
perhitungan pajak
pajak
terutang.
terutang. Artinya,
Artinya, NJKP
NJKP merupakan
merupakan bagian
bagian dari
dari NJOP.
NJOP. Dalam
Dalam KMK
KMK Nomor
Nomor 201/KMK.04/2000,
201/KMK.04/2000,
terdapat
terdapat ketentuan
ketentuan persentase
persentase NJKP
NJKP sudah
sudah ditetapkan
ditetapkan oleh
oleh pemerintah.
pemerintah. Berikut
Berikut ini
ini rinciannya:
rinciannya:

Objek
Objek pajak
pajak perkebunan
perkebunan sebesar
sebesar 40%.
40%.

Objek
Objek pajak
pajak pertambangan
pertambangan sebesar
sebesar 40%.
40%.

Objek
Objek pajak
pajak kehutanan
kehutanan sebesar
sebesar 40%.
40%.

Objek
Objek pajak
pajak lainnya
lainnya seperti
seperti Pedesaan
Pedesaan dan
dan Perkotaan
Perkotaan dilihat
dilihat dari
dari nilai
nilai NJOP-nya,
NJOP-nya, yakni:
yakni:
•• Jika
Jika NJOP-nya
NJOP-nya >
> Rp1.000.000.000,00,
Rp1.000.000.000,00, persentase
persentase NJKP
NJKP sebesar
sebesar 40%.
40%.
•• Sedangkan,
Sedangkan, jika
jika NJOP-nya
NJOP-nya <
< Rp1.000.000.000,00,
Rp1.000.000.000,00, persentase
persentase NJKP
NJKP sebesar
sebesar 20%.
20%.
Rumus:
PBB Terutang =
Tarif x Nilai Jual Kena
Pajak CONTOH PERHITUNGAN PBB
ATAS TANAH DAN BANGUNAN
Contoh
Contoh 1:
1:
Toni
Toni memiliki
memiliki sebuah
sebuah rumah
rumah didi kawasan
kawasan Mulyosari,
Mulyosari, tanahnya
tanahnya seluas
seluas 800
800 m2,
m2, NJOP-nya
NJOP-nya Rp.160.000.000
Rp.160.000.000
bangunan
bangunan seluas
seluas 400
400 m2
m2 ,, dengan
dengan NJOP-nya
NJOP-nya Rp.
Rp. 90.000.000.
90.000.000. Hitung
Hitung PBB
PBB tahun
tahun 2001
2001 untuk
untuk tanah
tanah dan
dan
bangunan tersebut?
bangunan tersebut?

Penyelesaian:
Penyelesaian:
Luas
Luas tanah
tanah == 800
800 m2,
m2, NJOP
NJOP == Rp.
Rp. 16.000.000,
16.000.000, atau
atau NJOP/m2
NJOP/m2 == Rp.
Rp. 200.000
200.000
Luas
Luas bangunan
bangunan == 400
400 m2,
m2, NJOP
NJOP == Rp.
Rp. 90.000.000
90.000.000 atau
atau NJOP/m2
NJOP/m2 == Rp.
Rp. 225.000
225.000

Perhitungan
Perhitungan PBB
PBB tahun
tahun 2001:
2001:
NJOP
NJOP Tanah
Tanah == 800
800 X
X Rp.
Rp. 200.000
200.000 160.000.000
160.000.000
NJOP
NJOP Bangunan
Bangunan == 400
400 X
X Rp.
Rp. 225.000
225.000 90.000.000
90.000.000
NJOP Tanah dan Bangunan
NJOP Tanah dan Bangunan 250.000.000
250.000.000
NJOP
NJOP TKP
TKP 12.000.000
12.000.000
NJOP
NJOP untuk
untuk perhitungan
perhitungan PBB
PBB 238.000.000
238.000.000
NJKP
NJKP 47.600.000
47.600.000
PBB
PBB 238.000
238.000
Thank
You...

Anda mungkin juga menyukai