TUGAS 3
2. Pada dasarnya semua Wajib Pajak (WP) wajib melakukan pembukuan kecuali
WP tertentu yang menurut ketentuan undang-undang diperkenankan untuk
tidak melakukan menyelenggarakan pembukuan. Sebagai gantinya WP
tersebut harus menyelenggarakan pencatatan.
Jelaskan syarat-syarat Wajib Pajak melakukan pembukuan.
Jawaban:
Sesuai dengan prinsipnya, wajib pajak baik orang pribadi, badan, maupun
instansi pemerintah yang telah melakukan sesuatu yang berkaitan dengan
aktivitas ataupun kegiatan usaha wajib melakukan pembukuan.
Syarat Penyelenggaraan Pembukuan:
- Untuk pembukuan, diselenggarakan dengan menggunakan prinsip taat asas
dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
- Pembukuan dilakukan dengan terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga pajak yang terutang nantinya dapat dihitung.
3. Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sampai saat ini telah membawa
dampak luas dalam kehidupan manusia, termasuk dalam aspek industri.
Berbagai industri, mulai dari pariwisata, properti, perbankan, dan sebagainya
mengalami pukulan yang cukup telak. Garuda Indonesia baru-baru ini
mengumumkan akan mengakhiri kontrak terhadap 700 pekerja mereka akibat
penurunan pendapatan perusahaan selama masa pandemi ini. Direktur Utama
Garuda Indonesia mengatakan, ratusan karyawan tersebut diselesaikan lebih
awal kontraknya. Meski diputus kontraknya lebih cepat, pihaknya berjanji akan
memenuhi hak-hak yang seharusnya para pekerja itu dapatkan, termasuk
pembayaran atas sisa kontrak masing-masingnya.
Jelaskan 3 hal prosedur pemberhentian karyawan dianggap adil
Jawaban:
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja dan perusahaan/majikan. Artinya harus adanya hal/alasan tertentu
yang mendasari pengakhiran hubungan kerja ini.
Dalam aturan perburuhan, alasan yang mendasari PHK dapat ditemukan dalam
pasal 154A ayat (1) UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU
13/2003) jo. Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU
11/2021) dan peraturan pelaksananya yakni pasal 36 Peraturan Pemerintah
No. 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja (PP 35/2021).
Prosedur yang harus dilalui perusahaan dalam melakukan PHK:
- Tahap Pertama: Musyawarah
Ketika terjadi PHK, prosedur pertama kali yang harus ditempuh adalah
dengan melakukan musyawarah oleh kedua belah pihak, yaitu pihak
karyawan dan perusahaan.
Musyawarah ini bertujuan untuk mendapatkan pemufakatan yang dikenal
dengan istilah bipartite.
Melalui musyawarah ini, kedua belah pihak melakukan pembicaraan untuk
menemukan solusi terbaik untuk perusahaan maupun karyawan.
- Tahap Kedua: Media dengan Disnaker
Jika ternyata dalam permasalah yang terjadi tidak bisa diselesaikan dengan
cara musyawarah, maka bantuan tenaga dinas tenaga kerja (disnaker)
setempat diperlukan.
Tujuannya adalah untuk menemukan cara penyelesaian apakah melalui
mediasi atau rekonsiliasi.
- Tahap Ketiga: Mediasi Hukum
Ketika pada tahap bantuan Disnaker tidak mampu menyelesaikan masalah
antara kedua belah pihak, maka upaya hukum bisa dilakukan hingga
pengadilan.
Jika memang pada hasil akhir PHK tetap dilaksanakan, maka diajukan
dengan melakukan permohonan secara tertulis kepada lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.