DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
C1C018051
UNIVERSITAS BENGKULU
PRODI AKUNTANSI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, dengan ini penulis mengucapkan syukur atas melimpahnya rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Risiko
yang berjudul "Penerapan Manajemen Risiko PT Jaya Arga Wattie Tbk".
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi struktur kalimat maupun tata bahasa.
Oleh karena itu, masukan dan kritik akan sangat dibutuhkan dari para pembaca agar
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Penulis
[AUTHOR NAME] I
DAFTAR ISI
[AUTHOR NAME] II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan-perusahaan yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia
dapat dikelompokkan dalam beberapa sektor seperti: pertanian, bahan
tambang, bahan kimia, hasil industri untuk konsumsi, properti, transportasi,
infrastruktur dan utilities, keuangan, perdagangan, dan sektor lainnya.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mengolah dan menghasilkan
barang yang mendukung sektor pertanian. Sektor pertanian memiliki
beberapa subsektor yaitu: tanaman pangan, perkebunan, perikanan,
kehutanan, dan peternakan. Pada penelitian ini penulis memilih untuk
melakukan penelitian tentang perusahaan-perusahaan yang bergerak di
sektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Salah satu yang menjadi pokok utama bagi perusahaan yang
bergerak di sektor perkebunan adalah tersedianya lahan untuk menanam
tanaman seperti kelapa sawit, teh, karet, dan lain sebagainya. Namun agar
dapat tersedianya lahan untuk menanam tanaman, perusahaan-perusahaan
di sektor perkebunan tersebut menghadapi sengketa lahan baik dengan
warga sekitar maupun dengan pemerintah. Berdasarkan informasi yang
didapat penulis dari National Geographic Indonesia jumlah konflik sengketa
lahan yang terjadi di Indonesia pada tahun 2004-2010 terjadi sengketa lahan
sebanyak 1.520 kasus dengan luas areal konflik 6,5 juta hektar dan jumlah
sengketa lahan tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun dan melibatkan
ratusan ribu warga.
Terjadinya sengketa lahan ini tidak hanya merugikan bagi
masyarakat saja tetapi juga memberikan dampak kepada perusahaan.
Contohnya, sengketa lahan yang terjadi pada bulan Mei 2016 ratusan warga
Desa Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya melakukan
aksi unjuk rasa sebagai buntut dari sengketa lahan dengan perusahaan
kelapa sawit. Dalam aksi unjuk rasa tersebut warga membakar barak milik
[AUTHOR NAME] 1
perusahaan perkebunan kelapa sawit dan mencabut batang sawit yang baru
ditanam. Aksi unjuk rasa tersebut terjadi karena pihak perusahaan kelapa
sawit yang menanam sawit di areal yang diklaim milik warga. Hal tersebut
terjadi karena perusahaan tidak mempunyai manajemen risiko yang baik.
Manajemen risiko yang kurang baik dapat mengakibatkan going concern
perusahaan terganggu. Terganggunya going concern perusahaan
merupakan salah satu penyebab tidak tercapainya tujuan perusahaan. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
manajemen risiko terhadap going concern perusahaan, khususnya
perusahaan di sektor perkebunan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas,
penulis dapat merumuskan masalah dengan sampel perusahaan PT Jaya
Agra Wattie Tbk sebagai berikut:
1. Apakah perusahaan PT Jaya Agra Wattie Tbk mempunyai manajemen
risiko?
2. Bagaimana penerapan manajemen risiko pada perusahaan PT Jaya
Agra Wattie Tbk?
[AUTHOR NAME] 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau
bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima. Dalam hal ini risiko
berkaitan dengan pendekatan atau metodologi dalam menghadapi
ketidakpastian dalam bisnis. Dalam KBBI arti kata risiko adalah hasil dari
tindakan yang tidak menyenangkan (merugikan, membahayakan).
Ketidakpastian ini bisa dalam bentuk ancaman, pengembangan strategi, dan
mitigasi risiko. Dalam suatu perusahaan, manajemen risiko (risk management)
adalah proses perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan mengendalikan
kegiatan organisasi untuk meminimalkan risiko pendapatan perusahaan.
Penerapan manajemen risiko dan prediksi risiko dapat membantu
perusahaan menghemat pengeluaran sekaligus melindungi masa depan. Sebab
rencana manajemen risiko yang tepat akan membantu perusahaan menetapkan
prosedur untuk menghindari ancaman, meminimalkan dampak negatif, serta
mengatasi ancaman tersebut. Kemampuan memahami dan mengendalikan
risiko membuat perusahaan lebih percaya diri dalam menentukan keputusan
bisnis. Selain itu, prinsip tata kelola perusahaan yang kuat dan berfokus pada
manajemen risiko dapat membantu mencapai tujuan perusahaan. Manajemen
risiko juga memiliki manfaat lain sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan terjamin untuk semua staf
dan pelanggan.
2. Meningkatkan stabilitas operasional bisnis sekaligus mengatur tanggung
jawab hukum.
3. Melindungi perusahaan maupun lingkungan sekitarnya dari risiko kejadian
yang merugikan.
4. Memberikan proteksi untuk semua orang dan aset yang terlibat dalam risiko
berbahaya.
[AUTHOR NAME] 3
5. Membantu menetapkan kebutuhan asuransi perusahaan sehingga bisa
meminimalkan premi yang tidak penting.
[AUTHOR NAME] 4
dengan karakter dari masing-masing risiko. Perseroan menjalankan sebuah
pendekatan yang terstruktur dalam melakukan pengelolaan risiko melalui
serangkaian pengembangan strategi dan pengelolaan sumber daya secara
optimal sehingga diharapkan hal ini dapat mengurangi ataupun mencegah risiko
yang mungkin terjadi untuk memberikan dampak secara material terhadap
perkembangan kegiatan usaha Perseroan.
Sebagai upaya pengembangan sistem manajemen risiko, Perseroan
secara berkelanjutan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem
pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan
komprehensif, sehingga dapat memberikan Informasi terkait adanya potensi
risiko lebih dini dan dapat mengambil langkah-langkah tepat dalam
meminimalisasi dampak yang timbul dari risiko tersebut. Saat ini, kerangka
manajemen risiko Perseroan telah dituangkan dalam setiap lingkup akvitas
usaha yang dijalankan.
Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut telah sesuai
dengan perkembangan bisnis yang ada, maka Perseroan melakukan evaluasi
secara berkala sesuai dengan perubahan parameter risiko yang dihadapi.
Adapun tujuan pengelolaan Risiko yang dilakukan oleh Perseroan, antara lain
untuk :
1. Memastikan pencapaian tujuan jangka panjang dan jangka pendek
Perseroan.
2. Memberikan pendekatan sistematis untuk mengidenfikasi, memantau,
dan melaporkan semua risiko penting.
3. Menentukan kerangka kerja yang mendukung upaya bisnis, serta
sebagai perangkat yang membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan.
4. Memastikan profil risiko dikelola dengan baik sehingga dapat
memetakan risiko terkini di seluruh lini bisnis Perseroan.
5. Memastikan kegiatan operasional dilakukan dengan memperhatikan
batas risiko dan dengan pengawasan yang memadai.
[AUTHOR NAME] 5
C. Penerapan Manajemen Risiko PT Jaya Agra Wattie Tbk
Berbagai aktivitas perusahaan menyebabkan perusahaan terekspos
terhadap berbagai macam risiko keuangan seperti risiko pasar (termasuk risiko
tingkat bunga dan risiko harga), risiko kredit serta risiko likuiditas. Kebijakan
keuangan Grup dimaksudkan untuk mengurangi dampak keuangan dari
fluktuasi tingkat bunga dan harga serta meminimalisir potensi kerugian yang
dapat berdampak pada risiko keuangan perusahaan. Dalam melakukan
pengelolaan risiko, Perseroan telah melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Membentuk Audit Internal untuk memigasi risiko dari penggunaan
seluruh sumber daya Perseroan.
2. Audit pupuk yang bertugas untuk mengawasi jumlah pengadaan pupuk,
dosis pupuk per pohon, jenis pupuk yang digunakan serta aplikasinya di
lapangan
3. Pengawasan secara berkala oleh masing-masing departemen terkait
sesuai dengan fungsinya.
4. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perseroan dan entias anak
telah mengelola biaya bunga melalui campuran kewajiban dengan suku
bunga tetap dan variabel, dengan mengevaluasi tingkat tren pasar.
Manajemen juga melakukan penilaian antara suku bunga yang
ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan suku bunga yang paling
menguntungkan sebelum mengambil keputusan untuk pengajuan
pinjaman baru.
5. Untuk meminimalkan risiko nilai tukar, Perseroan memonitor risiko
konsentrasi yang terjadi untuk setiap nilai tukar mata uang asing
sehubungan dengan konversi mata uang asing terhadap rupiah.
[AUTHOR NAME] 6
management, dan mengamankan sumber daya yang dimiliki. Berikut adalah
kebijakan manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perseroan :
1. Pemilihan jenis tanaman berdasarkan zona agroklimat sehingga adaptif
terhadap perubahan cuaca dan iklim dan tahan dari hama penyakit
tanaman.
2. Untuk menanggulangi dampak La Nina pada tanaman karet yang
menyebabkan berkurangnya jumlah karet yang disadap, maka
digunakan teknologi rain guard untuk menyelamatkan produksi karet.
3. Mengadopsi standar produksi yang berlaku baik nasional maupun
internasional seperti penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI),
Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), dan serfikasi ISO 9000 guna
menghasilkan produk berkualitas sesuai permintaan pasar dengan harga
optimum.
4. Mengasuransikan aset milik Perseroan untuk menanggulangi dampak
bencana alam dan kebakaran.
5. Perseroan senantiasa memperhatikan proses AMDAL dan menjalankan
kegitan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sehingga mengurangi
risiko yang terkait dengan lingkungan.
[AUTHOR NAME] 7
perusahaan terutama timbul atas liabilitas keuangan dengan bunga
mengambang. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, perusahaan
mengelola biaya bunga melalui tingkat variabel utang, dengan
mengevaluasi tingkat tren pasar. Manajemen juga melakukan penilaian
antara suku bunga yang ditawarkan oleh kreditur untuk mendapatkan
suku bunga yang paling menguntungkan sebelum mengambil keputusan
untuk mengambil pinjaman baru. Bunga atas instrumen keuangan yang
diklasifikasikan sebagai suku bunga mengambang dinilai kembali pada
interval kurang dari satu tahun. Bunga atas instrumen yang
diklasifikasikan sebagai tingkat bunga tetap adalah tetap sampai dengan
jatuh tempo instrumen dan oleh kerena itu tidak tunduk pada risiko suku
bunga. Tujuan kombinasi antara suku bunga tetap dan mengambang
adalah untuk mengurangi dampak kenaikan suku bunga selain itu juga
menikmati keuntungan jika suku bunga menurun.
b. Risiko Harga
Grup terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa
faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan
penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, kebijakan Grup adalah untuk
tidak melakukan lindung nilai atas risiko harga komoditas tersebut.
2. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko bahwa Perseroan dan entias anak dapat
mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak yang gagal
memenuhi liabilitas kontrak persetujuan. Manajemen berpendapat bahwa
tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Perseroan dan entias
anak mengelola dan mengendalikan risiko kredit dengan hanya berurusan
dengan pihak yang diakui dan layak kredit, menetapkan kebijakan internal
atas verifikasi dan otoritas kredit, serta secara teratur memonitor
kolektabilitas piutang untuk mengurangi risiko kredit macet.
Jumlah tertagihnya piutang usaha Perseroan di tahun 2019 adalah
selama 10 hari, sama dengan jumlah tertagih piutang di tahun 2018 yaitu 10
[AUTHOR NAME] 8
hari. Perseroan tidak pernah mengalami kesulitan atas kolektabilitas piutang
usaha dikarenakan jumlah hari tertagihnya piutang usaha di bawah 1 bulan.
3. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul ketika posisi arus kas
Perseroan dan entias anak tidak cukup untuk menutup liabilitas yang jatuh
tempo. Dalam pengendalian risiko likuiditas, menajemen memantau dan
menjaga tingkat kas dan setara kas dianggap cukup membiayai operasional
Perseroan dan entias anak, serta untuk mengurangi dampak fluktuasi arus
kas. Manajemen juga secara berkala mengevaluasi proyeksi dan aktual arus
kas, termasuk profil pinjaman yang akan jatuh tempo dan terus menilai
kondisi di pasar keuangan untuk mendapatkan kesempatan memperoleh
sumber pendanaan yang optimal. Perseroan dan entias anak memantau
likuiditasnya dengan menganalisa profil aset dan liabilitas yang akan jatuh
tempo.
4. Risiko Harga Komoditas
Harga komoditas yang fluktuatif dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat penawaran dan permintaan,
serta lingkungan ekonomi global. Aspek lainnya seperti peraturan
lingkungan dan konservasi, pajak, dan bencana alam juga mempengaruhi
penentuan harga komoditas. Untuk itu Perseroan terus menganalisa dan
memonitor pada tingkat permintaan dan tren global agar dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam penentuan tingkat produksi dan penjualan.
[AUTHOR NAME] 9
BAB II
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu metode untuk menghadapi risiko di masa
depan yang dapat memengaruhi kegiatan perusahaan. Proses ini dimulai dengan
mengidentifikasi kemungkinan kejadian di masa depan, penilaian risiko yang
ditimbulkannya, penentuan respons terhadapnya, dan pengawasan keberjalanan
respons tersebut.
Manajemen risiko bertujuan mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa
memperoleh hasil yang paling optimal. Jika perusahaan tersebut tidak bisa
mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami
kerugian yang signifikan, karena itu risiko yang dihadapi oleh perusahaan harus
dikelola atau dikelola seoptimal mungkin.
Selain itu, manajemen risiko merupakan perwujudan dari Good
Corporate Governance. Karena, salah satu komponen dari Good Corporate
Governance adalah manajemen risiko yang baik, seperti apakah manajemen
mempunyai pemahaman yang baik mengenai risiko yang dihadapi oleh
perusahaan, apakah, manajemen memahami implikasi dari risiko tersebut.
Dalam mengelola manajemen risiko, harus memperhatikan karakteristik
manajemen risiko yang baik yaitu memahami bisnis perusahaan, untuk PT Jaya
Agra Wattie Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa
sawit dan karet. Secara keseluruhan Dewan Komisaris berserta Unit Audit
Internal telah melakukan tanggung jawab dan kewajibannya dalam
memanajemen risiko yang dihadapi oleh perseroan. Terdapat beberapa jenis
risiko yang timbul dalam perseroaan ini seperti risiko pasar, risiko kerdit, risiko
likuiditas, dan risiko harga komoditas.
[AUTHOR NAME] 10
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.jawattie.com/images/annualreport/AR%20Jawattie%202019.pdf
2. http://www.jawattie.com/images/annualreport/AR_2018.pdf
3. https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actio
ns/New_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_La
poran_Keuangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202019/Audit/JAWA/L
K%20JAW%2031%20Des%202019%20(Audited).pdf
4. https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/04/definisi-manajemen-risiko/
[AUTHOR NAME] 11