Anda di halaman 1dari 6

Anisaul Madaniyah

170221100163 Kelas Akuntansi C


BAB 10
UJI HIPOTESIS SATU SAMPEL
10.1 PENGANTAR
Bab ini akan berfokus pada uji hipotesis statistik. Dan didalam bab ini akan
dimulai dengan mengartikan apa yang dimaksud sebagai hipotesis statistik dan uji
hipotesis statistik. Kemudian, kita menguraikan tahap – tahap dalam uji hipotesis
statistik. Dan melakukan uji hipotesis untuk rata – rata dan proporsi. Sehingga, pada
akhir bab ini akan menggambarkan kesalahan yang mungkin terjadi, akibat
pengambilan sampel di dalam uji hipotesis.

10.2 APAKAH HIPOTESIS ?


Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hipo berarti
lemah, kurang atau dibawah dan thesis berarti tiori, proposisi, atau pernyataan yang
disajikan sebagai bukti. Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang
masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih
sementara.
Contohnya yaitu seorang pasien pergi ke dokter dan melaporkan gejala – gejala
sebelumnya. Sebagai dasar gejalanya, dokter akan memerintahkan uji diagnosis
tertentu, kemudian menurut hasil pengujiannya dapat ditentukan pengobatan
selanjutnya.
Di dalam analisis statistik, kita mengajukan pernyataan mengenai pernyataan
data, mengumpulkan data dan menggunakan data untuk menguji pernyataan tersebut.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan pernyataan mengenai
parameter populasi untuk dibuktikan.

10.3 APAKAH UJI HIPOTESIS ?


Uji Hipotesis adalah suatu prosedur berdasarkan pada bukti sampel dan teori
probabilitas untuk menentukan apakah suatu hipotesis merupakan pernyataan yang
tepat. Uji hipotesis itu dimulai dengan adanya pernyataan atau asumsi, mengenai
parameter populasi – seperti rata – rata populasi.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
10.4 PROSEDUR LIMA TAHAP UNTUK MENGUJI HIPOTESIS

Terdapat 5 tahap prosedur membentuk uji hipotesis dan dalam tahap ke 5 kita
sudah siap untuk menolak atau menerima suatu hipotesis. Uji hipotesis menyediakan
semacam “bukti diatas keragu-raguan” dengan cara sistem peradilan. Tahapan tersebut
ditunjukkan pada tampilan berikut ini :
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4

Tetapkan hipotesis nol Pilih tingkat Tetukan statistik Rumuskan sebuah


dan hipotesis alternatif signifikansi pengujian aturan keputusan

Tidak menolak Ha atau menolak Ha Ambil sebuah sampel,


ambil keputusan
Dan menerima H1
Langkah 5

Tahapan 1 : Menetapkan Hipotesis Nol Ha dan Hipotesis Alternatif H1


Tahap awal yaitu menetapkan hipotesis yang diuji. Hipotesis Nol merupakan
suatu pernyataan yang tidak ditolak jika data sampel kita tidak menyediakan bukti kuat
bahwa pernyataan tersebut salah. Dan hipotesis alterntif merupakan suatu pernyataan
yang diterima jika data sampel menyediakan bukti yang mencukupi bahwa hipotesis
nol itu salah. Secara umum formulir hipotesis dapat dituliskan:
Apabila hipotesis nol diterima (benar) maka hipotesis alternatife ditolak. Demikian
sebaliknya, jika hipotesil alternatife diterima (benar) maka hipotesis nol ditolak

Tahapan 2 : Memilih Tingkat Signifikansi


Tingkat signifikansi merupakan probabilitas menolak hipotesis nol ketika
hipotesisnya benar. Tingkat signifikansi dilambangkan , huruf yunani dibaca alfa
terkadang disebut juga tingkat risiko. Semakin tinggi tingkat signifikansi yang
digunakan, semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji,
padahal hipotesis nol benar. Dalam pengujian hipotesis ini, penolakan hipotesis nol
yang benar maka kita melakukan kesalahan jenis I. Probabilitas melakukan kesalahan
jenis I adalah sedangkan, probabilitas melakukan kesalahan jenis lain disebut
kesalahan jenis II dan dilambangkan deengan huruf Yunani B.

Besarnya yang sering digunakan untuk menentukan tingkat signifikansi


dinyatakan dalam %, yaitu: 1%(0,01), 5%(0,05), 10%(0,1). Besarnya nilai
bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya
kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan ditolerir. Nilai yang dipakai
sebagai tingkat signifikansi digunakan untuk menentukan nilai distribusi yang
digunakan pada pengujian, minsalnya distribusi normal (Z), distribusi t, dan distribusi
X2.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C

Hipotesis (Ho) Benar Salah

Diterima Keputusan benar Keputusan salah (salah jenis II)


Ditolak Keputusan salah (salah jenis I) Keputusan benar

Tahapan 3 : Memilih Statistik Pengujian


Statistik pengujian merupakan suatu nilai yang ditentukan dari informasi
sampel, yang digunakan untuk memutuskan apakah menolak hipotesis nol atau tidak.
Penggunaan z dan t untuk pengujian statistik. Di dalam uji hipotesis untuk rata – rata
ketika alfa dketahui, statistik pengujian z dihitung melalui :

Tahapan 4 : Merumuskan Kaidah Keputusan


Kaidah keputusan merupakan pernyataan mengenai kondisi tertentu menurut
hipotesis nol yang ditolak dan kondisi di mana hipotesis tersebut tidak ditolak.
Tahapan 5 : Mengambil Keputusan
Tahapan terakhir pada uji hipotesis ini adalah menghitung statistik pengujian,
membandingkannya dengan nilai kritis, dan mengambil keputusan untuk menolak atau
tidak menolak hipotesis nol. Nilai kritis itu adalah titik yang membagi antara daerah
dimana hipotesis nol ditolak dan daerah di mana hipotesis nol ditolak. Setelah ini, kita
membedakan antara uji signifikansi satu sisi dan dua sisi.

10.5 UJI SIGNIFIKANSI SATU SISI DAN DUA SISI

Untuk menentukan apakah pengujian yang dilakukan merupakan uji satu sisi
atau dua sisi, kita harus melihat hiotesis yang akan diuji.
Uji satu sisi
Uji satu sisi dilakukan jika pada H1 yang akan
diuji terdapat pertidaksamaan yang mengarah
kepada criteria tertentu. Contoh : Peneliti
ingin mengetahui apakah penjualan daerah A
lebih besar dibandingkan daerah B dan
Peneliti ingin mengetahui apakah curah hujan
di Bogor lebih sedikit daripada Bandung.
Tampilan ini menggambarkan uji satu sisi, dimana daerah penolakan hanya terdapat di
ujung kanan ( atas ) dari kurva tersebut.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
Uji dua sisi
Uji dua sisi dilakukan jika pada hipotesis Ho
dan H1 yang akan diuji hanya mengandung
persamaan dan pertidaksamaan. Contoh :
Peneliti ingin mengetahui apakah penjualan
daerah A berbeda ( tidak sama) dengan di
daerah B dan Peneliti ingin mengetahui
apakah terdapat perbedaan curah hujan di
Bogor dan di Bandung. Tampilan ini
menjelaskan situasi di mana daerah penolakan berada di sebalah ( bawah ) dari
distribusi normal

10.6 UJI RATA – RATA POPULASI : STANDAR DEVIASI POPULASI


DIKETAHUI

Uji Dua Sisi : Dalam pengujian dua sisi ini kita melihat apakah nilainya berbeda
dengan nilai yang dimaksudkan terhadap rata – rata populasi. Sehingga, kita memiliki
informasi historis mengenai populasi dan tentunya mengetahui standar deviasinya.
Penjelasan lebih lengkapnya terdapat di buku halaman 369 - 370. Dan didalam uji dua
sisi ini pertama kita membandingkan nilai statistic pengujian yang dihitung dengan nilai
kritisnya. Dan nilai yang dihitung pada daerah di mana hipotesis nol tidak ditolak, kita
menyimpulkan bahwa rata – rata populasi bisa jadi 200 dalam kasus produksi bangku,
untuk penggunaan pendekatan interval kepercayaan di pihak lain, kita dapat
menggunakan interval kepercayaan, berdasarkan rumus 9-1 halaman 324 pada Bab 9.

Uji Satu Sisi : Dalam pengujian satu sisi ini kita melihat apakah terdapat suatu
kenaikan dalam rata – rata populasi

10.7 NILAI p DALAM UJI HIPOTESIS

Dalam uji hipotesis, kita membandingkan statistik pengujian dengan nilai


kritisnya. Keputusan diambil apakah menolak hipotesis nol ataukah tidak menolaknya.
Contohnya : jika nilai kritisnya 1,96 dan nilai yang dihitung dari statistic pengujian
adalah 2,19 maka keputusannya adalah menolak hipotesis nol.
Nilai p dalam uji hipotesis ini merupakan probabilitas dari pengamatan nilai
sampel yang sama ekstremnya atau lebih ekstrem dari nilai yang diamati jika diketahui
hipotesis nolnya benar. Cara menafsirkan nilai p adalah jika nilai p kurang dari tingkat
signifikansinya maka kita menolak H0, jika nilainya lebih besar dari tingkat
signifikansinya maka kita tidak menolak H0. Selain itu, jika nilai p-nya sangat besar
maka kemungkinan H0 benar. Dan jika nilai p-nya kecil maka kemungkinan H0 tidak
benar.
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
10.8 UJI RATA – RATA POPULASI : STANDAR DEVIASI POPULASI TIDAK
DIKETAHUI

Pada kebanyakan kasus, standar deviasi populasi tidak diketahui, jadi, o harus
didasarkan pada studi sebelumnya atau perkiraan dari standar deviasi sampel, s . untuk
mencari nilai dari statistic pengujian, kita menggunakan distribusi t dan memperbaiki
rumus yaitu :
X = Rata – rata sampel
u = Rata – rata populasi yang diduga
s = Standar deviasi sampel
n = Jumlah pengamatan di dalam sampel

Ciri – ciri dari distribusi t meliputi :


 Distribusinya merupakan distribusi kontinu
 Distribusinya berbentuk lonceng dan simetris
 Terdapat sekawanan distribusi t . Setiap kali derajat kebebasan berubah,
distribusi baru dibentuk
 Semakin jumlah derajat kebebasan bertambah, bentuk distribusi t mendekati
distribusi normal baku
 Distribusi t lebih landau, atau lebih tersebar, daripada distribusi normal baku

10.9 UJI MENGENAI PROPORSI


Proporsi merupakan rasio jumlah keberhasilan terhadap jumlah pengamatan.
Dimana perumpaan nya X mengacu pada jumlah keberhasilan dan n jumlah
pengamatan. Sehingga proporsi keberhasilan pada sejumlah percobaan adalah X/n. Jadi
rumus untuk menghitung proporsi sampel, p = X/n . Dan dalam menguji hipotesis
mengenai proporsi populasi, sampel acak dipilih dari populasi. Rumus Uji hipotesis
satu proporsi :
π = proporsi populasi
p = proporsi sampel
n = ukuran sampel
Anisaul Madaniyah
170221100163 Kelas Akuntansi C
10.10 KESALAHAN JENIS II
Terdapat dua jenis kesalahan yang dapat muncul pada uji hipotesis, yang
pertama yaitu kesalahan jenis I dimana hal ini terjadi ketika hipotesis nol yang benar
ditolak dan ciri – cirinya yaitu probabilitas membuat kesalahan jenis I sama dengan
tingkat signifikansinya dan probabilitas tersebut dilambangkan dengan huruf Yunani α
Kesalahan yang kedua yaitu kesalahan jenis II yang
terjadi ketika hipotesis nol yang salah tidak ditolak dan ciri –
cirinya yaitu probabilitas membuat kesalahan jenis II
dilambangkan dengan huruf Yunani β.

Sumber : Dauglas, dkk . 2018 “Teknik-Teknik Statistika dalam Bisnis dan


Ekonomi”, Buku 1, Edisi Kelima Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai