Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN, AKSESIBILITAS

DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH TERHADAP


AKUNTABILITAS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
(studi empiris pada satuan kerja
perangkat daerah Kabupaten Sijunjung)

Oleh :
Superdi
Pembimbing : M. Rasuli dan Alfiati Silfi

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : superdi.erdi21@gmail.com

Influence of the presentation of financial report, accessibility and regional


financial accounting system to accountability of the
management of regional financial
(Study of SKPD Sijunjung regency)

ABSTRACT

This study aims to research the influence of the presentation of financial


report, accessibility and regional financial accounting system to accountability of
regional financial management. The research was conducted on SKPD Sijunjung
regency. The population in this study totaling 25 units working unit. Respondents
in this study is the Head SKPD as users of the budget, the Head of Finance,
Treasurer SKPD and parties that are directly related to the financial management
of the Regional Government Sijunjung. Data analysis technique used is multiple
linear regression analysis and t test using SPSS. The results showed the
presentation of financial statements, accessibility and regional financial
accounting system affect the accountability of financial management with the
value of determination (Adjusted R2) amounted to 60.9% while the remaining
39.1% be affected by other variables not examined in this study.

Keyword: accountability of the management of regional financial, the


presentation of financial report, accessibility and regional financial
accounting system

PENDAHULUAN Daerah adalah hak, wewenang, dan


kewajiban daerah otonom untuk
Di jaman reformasi yang mengatur dan mengurus sendiri
berlangsung saat ini di Indonesia Urusan Pemerintahan dan
masyarakat menuntut agar kepentingan masyarakat setempat
pemerintahan mampu mengelola dalam sistem Negara Kesatuan
otonomi daerah dan sistem Republik Indonesia.
pengelolaan keuangan daerah agar Pemerintah harus dapat
lebih baik. Menurut Undang-undang meningkatkan akuntabilitas
Nomor 23 tahun 2014 Otonomi pengelolaan keuangan daerah. Demi
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2015
terciptanya hal itu pemerintah harus untuk mewujudkan hal tersebut
mampu menyediakan semua adalah dengan melakukan reformasi
informasi keuangan relevan secara dalam penyajian laporan keuangan,
jujur dan terbuka kepada publik. yakni pemerintah harus mampu
Pada Kabupaten Sijunjung menyediakan semua informasi
BPK memberikan opini atas laporan keuangan relevan secara jujur dan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) terbuka kepada publik, karena
yaitu wajar dengan pengecualian kegiatan pemerintah adalah dalam
(WDP). BPK masih menemukan rangka melaksanakan amanat rakyat.
adanya kelemahan-kelemahan dalam Penyajian Laporan Keuangan
sistem pengendalian intern dalam Pemerintah Daerah yang
penyusunan laporan keuangan dan komprehensif adalah salah satu alat
masih adanya ketidakpatuhan untuk memfasilitasi terciptanya
terhadap peraturan perundang- akuntabilitas publik. Laporan
undangan dalam pengelolaan keuangan merupakan komponen
keuangan daerah. (BPK-RI, 2015) penting untuk menciptakan
BPK masih menemukan akuntabilitas sektor publik dan
adanya pengelolaan dan pelaporan merupakan salah satu alat ukur
keuanggan yang tidak sesuai dengan kinerja finansial pemerintah daerah.
Undang-Undang yang berlaku. Masih Faktor lain yang juga
terdapat adanya indikasi tentang diperlukan agar terciptanya
akuntabilitas pengelolaan keuagan akuntabilitas adalah aksesibilitas
yang belum menyeluruh di terhadap laporan keuangan. Sebab
Pemerintahan Kabupaten Sijunjung. publikasi laporan keuangan oleh
Akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah daerah (melalui surat
daerah merupakan proses pengelolaan kabar, internet, atau dengan cara lain)
keuangan daerah mulai dari nampaknya belum menjadi hal yang
perencanaan, pelaksanaan, umum, ketidakmampuan laporan
penatausahaan, pertanggungjawaban, keuangan dalam melaksanakan
serta pengawasan yang benar benar akuntabilitas, tidak saja disebabkan
dapat dilaporkan dan karena laporan tahunan yang tidak
dipertanggungjawabkan kepada memuat semua informasi relevan
masyarakat dan DPRD terkait dengan yang dibutuhkan para pengguna,
kegagalan maupun keberhasilannya tetapi juga karena laporan tersebut
sebagai bahan evaluasi tahun tidak dapat secara langsung tersedia
berikutnya. Masyarakat tidak hanya dan aksesibel pada para pengguana
memiliki hak untuk mengetahui potensial. Sebagai konsekuensinya,
pengelolaan keuangan tetapi berhak prnyajian laporan keuangan tidak
untuk menuntut pertanggungjawaban lengkap dan tidak aksesibel dapat
atas pengaplikasian serta pelaksanaan menurunkan kaualitas dari
pengelolaan keuangan daerah transparansi dan akuntabilitas
tersebut, karena kegiatan pemerintah keuangan daerah (Lily, 2015).
adalah dalam rangka melaksanakan Di lain hal, sistem
amanat rakyat (Peggy, 2013). akununtansi keuangan daerah juga
Pemerintah harus dapat mempengaruhi pengelolaan keuangan
meningkatkan akuntabilitas karena baik buruknya laporan
pengelolaan keuangan negara (pusat keuangan salah satunya dapat dilihat
dan daerah). Salah satu prasyarat melalui sistem akuntansi keuangan
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2016
daerah. Sistem akuntansi keuangan Akuntabilitas pengelolaan
bertujuan untuk menyediakan keuangan daerah merupakan proses
informasi keuangan yang berguna pengelolaan keuangan daerah mulai
untuk perencanaan dan pengelolaan dari perencanaan, pelaksanaan,
keuangan pemerintah serta penatausahaan, pertanggungjawaban,
memudahkan pengendalian yang serta pengawasan harus benar-benar
efektif atas seluruh aset, hutang, dan dapat dilaporkan dan
ekuitas dana. Selain itu, sistem dipertanggungjawabkan kepada
akuntansi keuangan daerah masyarakat dan DPRD terkait dengan
menyediakan informasi keuangan kegagalan maupun keberhasilannya
yang terbuka bagi masyarakat dalam sebagai bahan evaluasi tahun
rangka mewujudkan penyelenggaraan berikutnya. Masyarakat tidak hanya
pemerintahan yang baik. Laporan memiliki hak untuk mengetahui
keuangan pemerintah yang pengelolaan keuangan tetapi berhak
selanjutnya disebut sebagai laporan untuk menuntut pertanggungjawaban
pertanggungjawaban merupakan hasil atas pengaplikasian serta pelaksanaan
proses akuntansi atas transaksi- pengelolaan keuangan daerah tersebut
transaksi keuangan pemerintah. (Halim, 2007;126).
Laporan pertanggungjawaban untuk Menurut Mardiasmo,2009
tujuan umum, terdiri dari laporan akuntabilitas publik adalah kewajiban
perhitungan anggaran, neraca, laporan pihak pemegang amanah (agent)
arus kas dan nota perhitungan untuk memberikan
anggaran. Tidak tertutup pertanggungjawaban, menyajikan,
kemungkinan laporan keuangan dapat melaporkan dan mengunkapkan
dikembangkan untuk tujuan khusus segala aktivitas dan kegiatan yang
(Boedi Prihandono 2009). menjadi tanggungjawabnya kepada
Sedangkan tujuan yang ingin pihak pemberi amanah (principal)
dicapai dalam penelitian ini adalah yang memiliki hak dan kewenangan
sebagai berikut: (1) Untuk menguji untuk meminta pertanggungjawaban
pengaruh penyajian laporan keuangan tersebut.akuntabilitas public terdiri
berpengaruh terhadap akuntabilitas atas dua macam, yaitu: (1)
pengelolaan keuangan daerah pada akuntabilitas vertical (vertical
SKPD Kabupaten Sijunjung. (2) accountability), dan (2) akuntabilitas
Untuk menguji aksesibilitas horisontal (horizontal accountability).
berpengaruh terhadap akuntabilitas Dari uraian di atas dapat
pengelolaan keuangan daerah pada disimpulkan bahwa akuntabilitas
SKPD Kabupaten Sijunjung. (3) pengelolaan keuangan daerah adalah
Untuk menguji sistem akuntansi pertanggungjawaban pemerintah
keuangan daerah berpengaruh daerah berkenaan dengan pengelolaan
terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kepada publik
keuangan daerah pada SKPD secara terbuka dan jujur.
Kabupaten Sijunjung.
Penyajian Laporan Keuangan
TELAAH PUSTAKA DAN Daerah
PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laporan keuangan organisasi
sektor publik merupakan kompoen
Akuntabilitas Pengelolaan penting untuk menciptakan
Keuangan Daerah akuntabilitas sektor publik. Adanya
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2017
tuntutan yang semakin besar terhadap pemerintah merupakan hak public
pelaksanaan akuntabilitas publik yang harus diberikan oleh
menimbulkan implikasi bagi pemerintah, baik pusat maupun
manajemen sektor publik untuk daerah. Hak publik atas informasi
memberikan informasi kepada publik, keuangan muncul sebagai
salah satunya adalah informasi konsekuensi konsep pertanggung
akuntansi yang berupa laporan jawaban publik. Pertanggungjawaban
keuangan. Meskipun demikian, public mensyaratkan organisasi
informasi keuangan bukan merupakan publik untuk memberikan laporan
tujuan akhir akuntansi sektor publik. keuangan sebagai bukti pertanggung
Informasi keuangan berfungsi jawaban dan pengelolaan
memberikan dasar pertimbangan (accountability dan stewardship).
untuk pengambilan keputusan Masyarakat sebagai pihak
(Mardiasmo, 2009). yang memberi kepercayaan kepada
Tujuan Penyajian Laporan pemerintah untuk mengelola
Keuangan Menurut Nordiawan keuangan publik berhak untuk
(2010), tujuan penyajian laporan mendapatkan informasi keuangan
keuangan adalah: 1) Menyediakan pemerintah. Masyarakat pengguna
informasi mengenai kecukupan pelayanan publik membutuhkan
penerimaan periode berjalan untuk informasi atas biaya, harga dan
membiayai seluruh pengeluaran 2) kualitas pelayanan yang diberikan
Menyediakan informasi mengenai (Mardiasmo, 2009). Oleh karena itu,
kesesuaian cara memperoleh sumber pemerintah berkewajiban untuk
daya ekonomi dan alokasinya dengan memberikan informasi keuangan
anggaran yang ditetapkan 3) yang akan digunakan untuk
Menyediakan informasi mengenai pengambilan keputusan ekonomi,
jumlah sumber daya ekonomi yang sosial, dan politik oleh pihak-pihak
digunakan 4) Menyediakan informasi yang berkepentingan.
mengenai bagaimana entitas
pelaporan mendanai seluruh Sistem Akuntansi Keuangan
kegiatannya dan mencukupi Daerah
kebutuhan kasnya 5) Menyediakan Sistem Akuntansi Pemerintah
informasi mengenai posisi keuangan Daerah adalah. sistem terpadu yang
dan kondisi entitas menggabungkan prosedur manual
pelaporanberkaitan dengan sumber- dengan proses elektronis dalam
sumber penerimaannya 6) pengambilan data, pembukuan dan
Menyediakan informasi mengenai pelaporan semua transaksi keuangan,
perubahan posisi keuangan entitas aset, utang dan ekuitas seluruh entitas
pelaporan. Pemerintah Daerah.
Karakteristik Kualitatif Permendagri Nomor 64 Tahun
Laporan Keuangan Menurut Bastian 2013 tentang pedoman pengelolaan
(2006), terdapat empat karakteristik keuangan daerah menyatakan bahwa
kualitatif pokok yaitu: 1) Relevan 2) sistem akuntansi keuangan daerah
Andal 3) Dapat 4) Dapat dipahami merupakan:
”serangkaian prosedur mulai
Aksesibilitas dari proses pengumpulan data,
Menurut Mardiasmo pencatatn, pengikhtisaran, sampai
(2009;171), laporan keuangan dengan pelaporan keuangan dalam
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2018
rangka pertanggungjawaban berpengaruh terhadap akuntabilitas
pelaksanaan APBD yang dapat pengelolaan keuangan daerah
dilakukan secara manual ataupun
menggunakan aplikasi computer.” Pengaruh Aksesibilitas Terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah
Keuangan Daerah Tehadap Dalam Aksesibilitas ini
Akuntabilitas Pengelolaan terdapat beberapa indikator untuk
Keuangan Daerah mencapai tujuan yang ingin dicapai,
Akuntabilitas pengelolaan diantaranya keterbukaan, kemudahan,
keuangan daerah merupakan dan accessible (Wahyuni, 2014 ).
pertanggungjawaban mengenai Anies Iqbal Mustofa (2012)
integritas keuangan, pengungkapan menyatakan bahwa aksesibilitas
dan ketaatan terhadap peraturan laporan keuangan berpengaruh positif
perundang-undangan. Sasaran secara signifikan terhadap upaya
pertanggungjawaban ini adalah akuntabilitas pengelolaan keuangan
laporan keuangan dan peraturan daerah. Hasil penelitian Peggy Sande
perundang-undangan yang berlaku (2013) menunjukan bahwa
mencakup penerimaan, penyimpanan, aksesibilitas laporan keuangan
dan pengeluaran uang oleh instansi berpengaruh positif dan signifikan
pemerintah. Penyajian laporan terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah merupakan faktor keuangan.
penting untuk menciptakan H2: Aksesibilitas berpengaruh
akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan
daerah. Pemerintah daerah harus bisa keuangan daerah.
menyusun laporan keuangan sesuai
standar akuntansi yang diterima Pengaruh Sistem Akuntansi
umum dan memenuhi karakteristik Keuangan Daerah Tehadap
kualitatif laporan keuangan. Akuntabilitas Pengelolaan
. Penyajian informasi yang utuh keuangan Daerah
dalam laporan keuangan akan Akuntabilitas merupakan
menciptakan transparansi dan pertanggung-jawaban mengenai
nantinya akan mewujudkan integritas keuangan, pengungkapan,
akuntabilitas (Nordiawan, 2010). dan ketaatan terhadap peraturan
Berarti semakin baik penyajian perundang-undangan. Sasaran
laporan keuangan pemerintah maka pertanggung-jawaban ini adalah
akan berimplikasi terhadap laporan keuangan yang disajikan dan
peningkatan terwujudnya peraturan perundang-undangan yang
akuntabilitas pengelolaan keuangan berlaku yang mencakup penerimaan,
daerah. penyimpanan, dan pengeluaran uang
Peggy Sande (2013) oleh instansi pemerintah (Lily, 2015).
menyatakan penyajian neraca daerah Untuk menyelenggarakan
berpengaruh positif dan signifikan akuntansi pemerintahan daerah,
terhadap akuntabilitas keuangan kepala daerah menetapkan sistem
daerah. akuntansi pemerintahan daerah
H1: Penyajian laporan keuangan dengan mengacu pada peraturan
daerah berpengaruh terhadap daerah tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah,
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2019
disusun dengan berpedoman pada Pengumpulan data dilakukan
prinsip pengendalian intern dan dengan cara menyebarkan kuesioner
standar akuntansi pemerintah (Halim secara langsung kepada respoden
2013) bersangkutan dengan tujuan untuk
Sistem akuntansi keuangan meningkatkan jumlah kuesioner yang
daerah memiliki peran yang sangat dikembalikan oleh respoden. Metode
vital dalam memberikan informasi analisis data yang digunakan dalam
dan disclosure atas aktivitas dan penelitian ini diantaranya adalah
kinerja finansial pemerintah daerah analisis statistic deskriptif, uji asumsi
untuk memfasilitasi tercapainya klasik, analisis regresi berganda, dan
transparansi dan akuntabilitas publik. koefisien determinasi dengan
Tuntutan dilaksanakannya menggunakan bantuan SPSS.
akuntabilitas keuangan mengharuskan
pemerintah daerah untuk Definisi Operasional dan
memperbaiki sistem pencatatan dan Pengukuran Variabel
pelaporan.
Hasil penelitian Indra Kurnia Variabel Dependen
(2013) menyebutkan sistem akuntansi Akuntabilitas dapat diartikan
keuangan daerah berpengaruh sebagai pertanggungjawaban
terhadap akuntabilitas laporan pengelolaan sumber daya serta
keuangan daerah. Dan hasil penelitian pelaksanaan kebijakan yang
Lily (2015) menyatakan sistem dipercayakan kepada unit organisasi
akuntansi keuangan dan aksesibilitas pemerintah dalam rangka pencapaian
laporan keuangan berpengaruh tujuan yang telah ditetapkan melalui
terhadap akuntabilitas pengelolaan laporan keuangan pemerintah secara
keuangan daerah. priodik. Indikator untuk variabel
H3: Sistem akuntansi keuangan Akuntabilitas keuangan antara lain
daerah berpengaruh terhadap adalah : 1) Sesuai dengan ketentuan
akuntabilitas pengelolaan keuangan hukum dan peraturan yang berlaku 2)
daerah pertanggung jawaban kepada public
3) terbuka, cepat dan tepat 4)
METODE PENELITIAN penyusunan APBD 5) memonitor
kinerja dan mengevaluasi manajemen.
Penelitian ini dilakukan pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Variabel Independen
ada di Pemerintahan Kabupaten
Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Penyajian Laporan Keuangan
Populasi dalam penelitian ini adalah Penyajian Laporan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang (independent variabel) merupakan
ada di pemerintah Kabupaten penyajian informasi keuangan
Sijunjung yang berjumlah 25 SKPD pemerintah daerah yang memenuhi
Pengambilan sampel menggunakan karakteristik kualitatif laporan
purposive sampling. Purposive keuangan yang berdasarkan dalam
sampling dalam penelitian ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 71
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Tahun 2010. Terdapat 4 indikator
Pejabat Penata Keuangan (PPK), karakteristik kualitatif laporan
Bendahara dan auditor pemerintah keuangan yaitu; 1) Relevan 2) Andal
pada Pemerintahan Kabupaten 3) Dapat dibandingkan 4) Dapat
Sijunjung. dipahami
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2020
Pengukuran variabel ini (mean), standar deviasi, maksimum,
menggunakan instrumen kuesioner, minimum.
dengan model skala Likert lima poin.
Responden diminta untuk Uji Validitas
menyatakan setuju atau Uji validitas digunakan untuk
ketidaksetujuannya terhadap mengukur sah atau tidak suatu
pertanyaan yang diajukan sesuai kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
dengan kondisi yang sesungguhnya. valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan suatu yang
Aksesibilitas laporan keuangan akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Aksesibilitas laporan Pengujian validitas ini menggunakan
keuangan adalah kemampuan untuk Pearson Correlation yaitu dengan
memberikan akses bagi stakeholder cara menghitung korelasi antara nilai
untuk mengetahui atau memperoleh yang diperoleh dari pertanyaan-
laporan keuangan sebagai bagian dari pertanyaan. Menurut Sugiyono (2009:
partisipasi stakeholder. Terdapat 3 178), apabila koefisien korelasi
indikator yang mempengaruhi positif dan lebih besar dari 0,3 dengan
aksesibilitas laporan keuangan: 1) tingkat kepatuhan alpha 0,05 maka
Terbuka di media massa 2) Mudah indikator tersebut dikatakan valid.
diakses 3) Ketersediaan informasi
Pengukuran variabel ini Uji Reliabilitas
menggunakan instrumen kuesioner, Uji reliabilitas atau keandalan
dengan model skala Likert lima poin. pengukuran dibuktikan dengan
menguji konsistensi dan stabilitas.
Sistem Akuntansi Keuangan Konsistensi menunjukkan seberapa
Daerah baik item-item yang mengukur
Sistem akuntansi keuangan sebuah konsep bersatu menjadi
daerah adalah sistem akuntansi yang sebuah kumpulan. Alfa cronbach
meliputi proses pencatatan, adalah koefisien keandalan yang
penggolongan, penafsiran, menunjukkan seberapa baik item
peringkasan transaksi atau kejadiaan dalam suatu kumpulan secara positif
keuangan serta pelaporan keuangan berkorelasi satu sama lain. Alfa
dalam rangka pelaksanaan APBD. cronbach dihitung dalam hal rata-rata
Dalam sistem akuntansi keuangan interkorelasi antar-item yang
daerah, inputnya adalah bukti atau mengukur konsep. Semakin dekat
dokumen seperti SP2D LS, SPJ dan alfa Cronbach dengan 1, semakin
BKU. Indikator untuk variabel ini tinggi keandalan konsistensi internal
adalah : 1) Basis Akuntansi; 2) (Sekaran, 2006: 177). Semakin dekat
Unsur-Unsur Laporan Realisasi koefisien keandalan dengan 1,0 maka
Anggaran; 3) Penyusunan APBD ; 4) semakin baik. Secara umum,
Penyusunan Laporan Keuangan keandalan kurang dari 0,6 dianggap
berdasarkan PP 71 Tahun 2004. buruk, keandalan dalam kisaran 0,7
Metode Analisis Data bisa diterima, dan lebih dari 0,8
adalah baik (Sekaran, 2006: 182).
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini Uji Normalitas
memberikan gambaran mengenai Uji normalitas data bertujuan
suatu data berupa nilai rata-rata untuk menguji apakah dalam model
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2021
regresi antara variabel dependen variasi variabel dependen. Nilai
(terikat) dan independen (bebas) koefisien determinasi adalah antara 0
masing-masing memiliki distribusi (nol) dan 1 (satu).
normal atau tidak yang mana hal ini
dapat dilihat dengan menggunakan 2. Analisis Regresi Linear
normal probability plot. Berganda
Dalam penelitian ini, hipotesis di
Uji Asumsi Klasik uji dengan menggunakan model
regresi linier berganda untuk
a. Uji Multikolinearitas memperoleh gambaran menyeluruh
Multikolinieritas merupakan mengenai pengaruh variabel
suatu keadaan dimana variabel penyajian laporan keuangan,
independen saling berkorelasi atau aksesibilitas dan sistem akuntansi
berhubungan satu dengan lainnya. keuangan daerah terhadap
Persamaan regresi berganda yang akuntabilitas pengelolaan keuangan
baik adalah persamaan yang yang daerah, sehingga didapatkan
bebas dari adanya multikolinearitas persamaan :
antara variabel independen. Alat ukur
yang digunakan adalah alat uji atau 𝐘 = 𝐚 + 𝐛𝟏 𝐗 𝟏 + 𝐛𝟐 𝐗 𝟐 + 𝐛 𝟑 𝐗 𝟑 + 𝐞
deteksi Variance Inflation Factor
(VIF). Keterangan:
Y : akuntabilitas
b. Uji Heterokedastisitas pengelolaan keuangan daerah
Uji heteroskedastisitas α : Konstanta
dilakukan untuk menguji apakah e : Variabel pengganggu
dalam sebuah model regresi terjadi (error term)
ketidaksamaan variance dari residual b1b2,..,b3 : Koefisien regresi
pada suatu pengamatan ke X1 : penyajian laporan
pengamatan lain. Regresi yang baik keuangan
bebas dari heteroskedastisitas. X2 : aksesibilitas laporan
keuangan
c. Uji Autokorelasi X3 : sistem akuntansi
Uji autokorelasi ini dilakukan keuangan daerah
untuk mengetahui apakah model
regresi memiliki korelasi antara HASIL PENELITIAN DAN
kesalahan pada saat ini (t) dengan PEMBAHASAN
kesalahan pada periode sebelumnya
(t-1). Untuk mengetahui ada atau Tingkat pengembalian kuesioner
tidaknya autokorelasi maka akan Populasi dalam penelitian ini
digunakan uji Durbin-Watson. adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) se-Kabupaten
Uji Hipotesis Sijunjung. Pendistribusian kuesioner
dilakukan dengan mendatangi secara
1. Uji Koefisien Determinasi (R2) langsung kantor SKPD yang menjadi
Koefisien determinasi (𝑅 2 ) pada lokasi pengambilan sampel dan
intinya mengukur seberapa besar membagikannya kepada responden,
kemampuan variabel-variabel rata-rata masing-masing SKPD
independen dalam menerangkan menerima 3 set kuesioner kecuali
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2022
inspektorat daerah dengan 5 Hasil Uji Validitas
kuisioner. Jumlah kuesioner yang Pada penelitian ini pengujian
disebarkan adalah sebanyak 77 validitas menggunakan nilai pearson
kuesioner. kuesioner. correlation.. Nilai r hitung yang
diperoleh dalam penelitian ini
Tabel 1 dibandingkan dengan nilai r tabel
Sampel dan Pengembalian untuk menguji validitas data. Jika
Kuisioner nilai rhitung > rtabel maka item
Keterangan Jumlah Presentase pertanyaan yang digunakan dalam
Kuisioner yang 77 penelitian ini adalah valid. Dari hasil
100%
dikirim
Kuisioner yang 1
pengolahn data dengan bantuan SPSS
1,3% ketahui bahwa pernyataan yang
tidak kembali
Kuisioner yang 76
98,7%
digunakan untuk mengukur masing-
kembali masing variabel dalam penelitian ini
Sumber : Data Primer Olahan, 2016 dinyatakan valid. Dari tabel tersebut
terbukti bahwa rhitung > rtabel sehingga
Hasil Statistik Deskriptif seluruh item pertanyaan dapat
Gambaran mengenai variabel- digunakan untuk melakukan
variabel penelitian yaitu akuntabilitas pengujian selanjutnya dalam
pengelolaan keuangan daerah, penelitian ini.
penyajian laporan keuangan,
aksesibilitas, dan sistem akuntansi Hasil Uji Reliabilitas Data
keuangan daerah terdapat pada table 2 Uji reliabilitas dilakukan
Statistik deskiptif yang menunjukkan secara statistik sama seperti halnya
angka minimum, maximum, mean, pengujian validitas data. Uji
dan standar deviasi. reliabilitas dilakukan dengan cara
menghitung Cronbac’h Alpha dengan
Tabel 2
Statistik deskriptif bantuan SPSS 20 for windows. Jika
Mea
Std. nilai hitung cronbac’h alpha besar
N Min Max Deviati
n
on
dari 0,60 maka instrumen dalam
Akuntabilitas 76 24 40 34,63 2,828 penelitian ini adalah reliabel (handal).
Pengelolaan Berdasarkan hasil uji reliabiltias
Keuangan
Daerah diketahui bahwa keseluruhan
Penyajian 76 23 40 33,42 3,320 instrumen pernyataan yang digunakan
Laporan
Keuangan untuk mengukur variabel-variabel
Aksesibilitas 76 10 25 18,76 4,098 yang dianalisis dalam penelitian ini
Sistem 76 20 35 29,07 4,199 dinyatakan reliabel, hal ini terlihat
Akuntansi
Keuangan dari nilai Cronbac’h Alpha seluruh
Daerah variabel yang diteliti lebih besar dari
Valid N
(listwise)
76 0,60.
Sumber: Data primer diolah, 2016
Hasil uji normalitas data
Nilai rata-rata kelima variabel Uji normalitas pada penelitian
tersebut lebih besar daripada standar ini dilakukan dengan menggunakan
deviasinya, sehingga ini menunjukkan normal P-P Plot dapat dilihat apabila
bahwa penyebaran data sudah baik. data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
Hasil Pengujian Kualitas Data diagonal, maka model regresi
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2023
memenuhi asumsi normalitas. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik di bawah ini:

Gambar 2
Hasil Uji Normalitas

Sumber : Data Primer Olahan, 2016.

Dari gambar grafik Scatterplot


di atas, terlihat bahwa titik-titik tidak
membentuk pola tertentu dan
menyebar pada sumbu Y. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa model regresi
Sumber : Data Primer Olahan, 2016 dalam penelitian ini tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas Hasil Uji Autokorelasi
dapat dilihat di tabel berikut: Tabel 3 dibawah ini
menunjukkan hasil dari pengujian
Tabel 2 autokorelasi :
Nilai Tolerance dan VIF
Collinearity Statistics Tabel 3
Model
Tolerance VIF Statistik Durbin-Watson
Penyajian Laporan Durbin-Watson N Keterangan
0,561 1,783
Keuangan
1,495 76 Tidak
Aksesibilitas 0,357 2,804
Sistem Akuntansi
terdapat
0,334 2,998 Autokorelasi
Keuangan Daerah
Sumber : Data primer olahahan, 2016 Sumber : Data Primer Olahan, 2016

Dari tabel sebelumnya, dapat Berdasarkan tabel diatas,


dilihat bahwa nilai VIF untuk seluruh dapat diketahui bahwa nilai dhitung
variabel bebas < 10 dan begitu juga (Durbin- Watson) terletak antara -2
untuk nilai tolerance > 0,10. Hal ini dan +2 = -2 < 1,495 < +2. Dapat
dapat disimpulkan bahwa model disimpulkan bahwa tidak
regresi tersebut bebas dari ditemukannya autokorelasi dalam
multikolinearitas. model regresi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis


Gambar 3 di bawah ini
menunjukkan gambar hasil uji Hasil Pengujian Koefisien
heterokedastisitas. Determinasi (R2)
Berdasarkan tabel dibawah,
Gambar 3 diketahui nilai R square (R2) sebesar
Hasil Uji Heteroskedastisitas. 0,624 dan nilai Adjusted R2 sebesar
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2024
0,606. Artinya adalah bahwa Berdasarkan data dari Tabel 6
sumbangan pengaruh variabel diketahui nilai ttabel pada taraf
independen terhadap variabel signifikansi 5% (2-tailed) dengan
dependen adalah sebesar 60,6%. persamaan sebagai berikut:
Sedangkan sisanya 39,4%dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak ttabel = n – k – 1 ; 0,05/2
dimasukkan dalam model regresi ini. = 76 – 3 – 1 ;0,05/2
= 72 ;0.025
Tabel 5 = 1,993
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Std. Error keterangan:
Mod R Adjusted n : jumlah
R of the
el Square R Square
Estimate k : jumlah variabel bebas
1 0,790a 0,624 0,609 1,769 1 : konstan
Sumber : Data Primer Olahan, 2016
Tabel 6
Hasil Analisis Regresi Berganda Hasil Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis Hip. 𝐭 𝐡𝐢𝐭𝐮𝐧𝐠 𝐭 𝐭𝐚𝐛𝐞𝐥 Sig. Ket.
di uji dengan menggunakan model 𝐇𝟏 2,366 1,993 0,021 Diterima
regresi linier berganda untuk 𝐇𝟐 2,500 1,993 0,015 Diterima
memperoleh gambaran menyeluruh 2,823 1,993 0,006
𝐇𝟑 Diterima
mengenai pengaruh variabel
penyajian laporan keuangan, Sumber : Data Primer Olahan, 2016
aksesibilitas dan sistem akuntansi
keuangan daerah terhadap Hasil Pengujian Hipotesis H1
akuntabilitas pengelolaan keuangan Hipotesis pertama yang
daerah. diajukan dalam penelitian ini adalah
Maka hasil analisis regresi pengaruh Penyajian Laporan
berganda akan terlihat sebagai Keuangan berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
berikut:
Daerah. Untuk melihat pengaruh
Penyajian Laporan Keuangan
Tabel 4
terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Hasil Analisis Regresi Berganda
Unstandardized Standardized
Keuangan Daerah digunakan uji
Coefficients Coefficients statistik t. Uji statistik t bertujuan
Model
B
Std.
Beta untuk menguji pengaruh secara
Error
(Constant) 17,313 2,166
parsial antara variabel independen
X1 ,194 ,082 ,228 terhadap variabel dependen dengan
X2 ,209 ,083 ,302 membandingkan t hitung dengan t tabel
X3 ,238 ,084 ,353
Sumber : Data Primer Olahan, 2016
serta melihat nilai signifikannya.
Dimana t hitung > t tabel atau t hitung <
Persamaan regresi linear bergandanya - t tabel dan sig.t < α = 0,05, maka
adalah sebagai berikut: H0 ditolak dan Ha diterima. Dan
sebaliknya jika t hitung < t tabel atau
𝐘 = 𝟏𝟕, 𝟑𝟏𝟑 + 𝟎, 𝟏𝟗𝟒𝐗𝟏 + 𝟎, 𝟐𝟎𝟗𝐗𝟐 t hitung > - t tabel dan sig.t > α = 0,05,
+ 𝟎, 𝟐𝟑𝟖𝐗𝟑 + 𝐞 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Dari tabel 4.10 di atas dapat
Hasil Uji Signifikan Parameter
dilihat bahwa t hitung > t tabel yaitu
Individual (Uji Statistik t)
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2025
2,366 > 1,993 dengan demikian nilai signifikannya. Dimana
H0 ditolak dan H1 diterima. Dari hasil t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel
pengujian tersebut, maka dapat dan sig.t < α = 0,05, maka H0 ditolak
disimpulkan bahwa Penyajian dan Ha diterima. Dan sebaliknya jika
Laporan Keuangan berpengaruh t hitung < t tabel atau t hitung > -
terhadap Akuntabilitas Pengelolaan t tabel dan sig.t > α = 0,05, maka
Keuangan Daerah (pada SKPD H0 diterima dan Ha ditolak.
Kabupaten Sijunjung). Dari tabel 4.10 di atas dapat
Berdasarkan hasil uji t, dilihat bahwa t hitung > t tabel yaitu
Penyajian Laporan Keuangan
2,500> 1,993 dan sig.t (0, 015) < 0,05
mempunyai nilai signifikansi yang
dengan demikian H0 ditolak dan
lebih kecil dari 0,05 yaitu sig.t 0,021.
H1 diterima. Dari hasil pengujian
Artinya, variabel ini berpengaruh
tersebut, maka dapat disimpulkan
secara signifikan terhadap
bahwa Aksesibilitas berpengaruh
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Daerah dan sekaligus mengartikan
Keuangan Daerah (pada SKPD
bahwa Ho ditolak. Hal ini
Kabupaten Sijunjung).
menunjukkan bahwa semakin baik
Dari hasil ini sangat sejalan
Penyajian Laporan Keuangan aparat
dengan penelitian dari Peggy Sande
Inspektorat maka akan berpengaruh
(2013) yang menyatakan
terhadap meningkatnya Akuntabilitas
Aksesibilitas laporan keuangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
berpengaruh signifikan positif
Dengan hasil ini, sangat
terhadap akuntabilitas pengelolaan
sejalan dengan hasil penelitian dari
keuangan daerah dan bertentangan
Peggy Sande (2013) yang
dengan hasil penelitian Yuni Sastra
menyatakan Penyajian laporan
(2013) aksesibilitas laporan keuangan
keuangan berpengaruh signifikan
daerah tidak berpengaruh signifikan
positif terhadap Akuntabilitas
terhadap transparansi dan
Pengelolaan Keuangan Daerah. Jadi
akuntabilitas pengelolaan keuangan
semakin baik Penyajian Laporan
daerah.
Keuangan maka Akan semakin baik
Jadi hasil penelitian ini menyatakan
juga Akuntabilitas Pengelolaan
bahwa semakin baik Aksesibilitas
Keuangan Daerah nya.
maka akan semakin baik juga
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Hasil Pengujian Hipotesis H2
Daerah.
Hipotesis kedua yang diajukan
dalam penelitian ini adalah
Hasil Pengujian Hipotesis H3
Aksesibilitas berpengaruh terhadap
Hipotesis ketiga yang
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
diajukan dalam penelitian ini adalah
Daerah. Untuk melihat Aksesibilitas
pengaruh Sistem Akuntansi
berpengaruh terhadap Akuntabilitas
Keuangan Daerah terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
digunakan uji statistik t. Uji statistik t
Daerah. Untuk melihat pengaruh
bertujuan untuk menguji pengaruh
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
secara parsial antara variabel
terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
independen terhadap variabel
Keuangan Daerah digunakan uji
dependen dengan membandingkan
statistik t. Uji statistik t bertujuan
t hitung dengan t tabel serta melihat
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2026
untuk menguji pengaruh secara 2,366 yang lebih besar dari t-tabel
parsial antara variabel independen 1,993. Berdasarkan hasil ini diketahui
terhadap variabel dependen dengan bahwa semakin baik penyajian
membandingkan t hitung dengan t tabel laporan keuangan daerah maka
serta melihat nilai signifikannya. semakin baik akuntabilitas
Dimana t hitung > t tabel atau t hitung < pengelolaan keuangan daerah. 2)
- t tabel dan sig.t < α = 0,05, maka Variabel aksesibilitas (X2)
H0 ditolak dan Ha diterima. Dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
sebaliknya jika t hitung < t tabel atau daerah. Hasil ini di buktikan dengan
t-hitung 2,500 yang lebih besar dari t-
t hitung > - t tabel dan sig.t > α = 0,05,
tabel 1,993. Berdasarkan hasil ini
maka H0 diterima dan Ha ditolak. diketahui bahwa semakin tinggi
Dari tabel 4.10 di atas dapat aksesibilitas maka akan semakin baik
dilihat bahwa t hitung > t tabel yaitu akuntabilitas pengelolaan keuangan
2,823 > 1,993 dan sig.t (0.006) < 0,05 daerah. 3) Variabel Sistem akuntansi
dengan demikian H0 ditolak dan keuangan daerah (X3) berpengaruh
H1 diterima. Dari hasil pengujian terhadap akuntabilitas pengelolaan
tersebut, maka dapat disimpulkan keuangan daerah. Hasil ini di
bahwa intensitas Sistem Akuntansi buktikan dengan hasil t-hitung 2,823
Keuangan Daerah berpengaruh lebih besar dari t-tabel 1.993.
terhadap Sistem Akuntansi Keuangan Berdasarkan hasil ini diketahui bahwa
Daerah (pada SKPD Kabupaten semakin baik sistem akuntansi
Sijunjung). keuangan daerah maka semakin baik
Dengan hasil yang diperoleh akuntabilitas pengelolaan keuangan
tersebut, hasil ini sangat sejalan daerah.
dengan penelitian dari Indra Kurnia
(2013) bahwa Penerapan sistem Keterbatasan
akuntansi keuangan daerah Keterbatasan penelitian ini
berpengaruh signifikan positif yaitu: 1) Keterbatasan sampel yang
terhadap akuntabilitas keuangan hanya terfokus pada SKPD se
daerah. Makin bagus penerapan dari Kabupaten Sijunjung. 2) Hanya
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, terbatas pada tiga variabel
maka semakin baik juga Akuntabilitas independen, yaitu: penyajian laporan
Pengelolaan Keuangan Daerah keuangan, aksesibilitas dan sistem
tersebut. akuntansi keuangan daerah.
Sedangkan masih ada variabel-
SIMPULAN, KETERBATASAN variabel lain yang mempengaruhi
DAN SARAN Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Daerah. 3) Adanya keterbatasan
Simpulan penelitian dengan menggunakan
Berdasarkan hasil analisis dan kuisioner, yaitu: terkadang jawaban
uraian pada bab-bab sebelumnya, yang diberikan oleh sampel tidak
maka dapat diperoleh simpulan menunjukkan keadaan sesungguhnya.
sebagai berikut: 1) Variabel penyajian
laporan keuangan daerah (X1) Saran
berpengauh terhadap akuntabilitas Berdasarkan temuan
pengelolaan keuangan daerah. Hasil penelitian, pembahasan dan
ini di buktikan dengan hasil t-hitung kesimpulan dari hasil penelitian diatas
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2027
dapat diberikan saran agar pemerintah Perangkat Daerah Kota
Kabupaten Sijunjung lebih Payakumbuh). Jurnal online
meningkatkan lagi pertanggung- mahasiswa Akuntansi
jawabannya dalam mengelola Universitas Riau. Vol. 2 No. 2
keuangan daerah dengan cara
meningkatkan pemahaman tentang Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor
penyajian laporan keuangan, sistem Publik. Yogyakarta: Penerbit
akuntansi keuangan daerah serta lebih ANDI.
transparasi tentang laporan keuangan
daerah dengan cara mengakses Musthofa, Anis Iqbal. 2012.
laporan keuangan daerah agar pihak Pengaruh Penyajian Laporan
yang berkepentingan dan masyarakat Keuangan Dan Aksesibilitas
bisa melihat serta mengetahui hasil Laporan Keuangan Terhadap
kinerja dari setiap unit-unit SKPD Akuntabilitas Pengelolaan
atau pemerintah daerahnya. Dengan Keuangan Daerah. Jurnal
demikian akan tercapainya good Akuntansi Pemerintah. Vol.1
governance (pemerintahan yang baik No.1
sesuai amanat rakyat).
Nordiawan, Deddi. 2010. Akuntansi
DAFTAR PUSTAKA Sektor Publik. Jakarta: Salemba
Empat.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor
Publik: Suatu Pengantar. Permendagri, No. 64 Tahun 2013
Jakarta: BPFE Yogyakarta. Tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan
Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Sektor Berbasis Akrual pada
Publik Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah
Daerah. Jakarta : Salemba
Empat. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 71 tahun
Kurnia, Indra. 2013. Pengaruh Sistem 2010 tentang Standar
Akuntansi Keuangan Daerah akuntansi pemerintahan
Dan Kualitas Aparatur
Pemerintah Terhadap Prihandono, Boedi. 2009. Transparansi
Akuntabilitas Keuangan (Studi turut mendorong peningkatan
Pada Kantor Inspektorat akuntabilitas pengawasan.
Kabupaten/Kota Di Propinsi Jurnal transparansi itjen-dephub
Sumatera Barat). Jurnal Jakarta. Vol 4 No. 1 Hal 25-32.
Akuntansi Universitas Negeri
Padang. Sande, Peggy. 2013. Pengaruh
Penyajian Laporan Keuangan
Lily.2015. Pengaruh Sistem Daerah Dan Aksesibilitas
Akuntansi Keuangan Dan Laporan Keuangan Daerah
Aksesibilitas Laporan Terhadap Transparansi Dan
Keuangan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah.(Studi
Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Provinsi
Empiris Pada Satuan Kerja Sumatra Barat). Jurnal

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2028


Akuntansi Universitas Negri Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Padang 2014 tentang pemerintahan
daerah
Sastra,Yuni. 2013. Pengaruh
Penyajian Laporan Keuangan Wahyuni, Putu Sri, Sulindawati Dkk
Dan Aksesibilitas Laporan 2014. Pengaruh Penyajian
Keuangan Daerah Terhadap Laporan Keuangan Dan
Transparansi Dan Aksesibilitas Laporan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Terhadap
Keuangan Daerah Kota Akuntabilitas Pengelolaan
Medan. Skripsi Universitas Keuangan Daerah Kabupaten
Medan. Bandung. Journal S1
Akuntansi Universitas
Sekaran, Uma. 2011. Research Pendidikan Ganesha. Volume
Methods For Business, 2 No. 1
Metodologi Penelitian untuk
Bisnis Buku I. Jakarta: http://www.sijunjung.go.id/
Salemba Empat.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Bisnis. Bandung: Alfabet.

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2029

Anda mungkin juga menyukai