Anda di halaman 1dari 4

BAHAN BELAJAR

1. Apakah semua permasalahan sudah ada di sub bab pendahuluan? Di halaman berapa baris berapa?
2. Isu-isu/permasalahan apa saja yang diangkat dalam penelitian? Di sub bab pendahuluan halaman berapa
baris berapa?
a. Capaian kinerja BPKAD Kota Magelang pada Tahun 2021 menunjukkan nilai yang beragam, dari 11
indikator kinerja terdapat 2 indikator dengan nilai kurang, 3 indikator dengan nilai cukup, 4 indikator
dengan nilai baik, dan 2 indikator dengan nilai sangat baik. Kinerja mengalami peningkatan jika melihat
capaian kinerja BPKAD Kota Magelang pada tahun 2022, di mana 4 indikatornya mendapatkan nilai
sangat baik. Hal ini menarik untuk diteliti karena capaian kinerja mengalami peningkatan, namun
indikator pengukurannya berbeda. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kinerja tersebut.
b. Adanya bias terkait dengan kinerja instansi daerah. Sebagai contoh, lambatnya proses administrasi pada
DPPA-SKPD, hal itu ditandai dengan proses penyelesaian yang membutuhkan waktu lebih dari satu
bulan. Laporan DPPA diserahkan ke BPKAD dengan tujuan untuk memastikan transparansi, akuntabilitas,
dan efisiensi penggunaan anggaran daerah. Selain itu, OPD juga dapat menyerahkan DPPA-SKPD ketika
terjadi perubahan penganggaran, sehingga alangkah lebih baik jika dapat diselesaikan dalam waktu yang
lebih singkat, dengan begitu pengelolaan anggaran OPD lebih efektif dan efisien karena disesuaikan
dengan kebutuhan yang sebenarnya.
c. Adanya mutasi dan promosi di lingkungan organisasi sektor publik yang kurang memperhatikan jumlah
SDM sehingga terjadi burn out karena jumlah beban kerja tidak sesuai dengan jumlah SDM yang ada.
d. Kurangnya kemampuan pengukuran kinerja dalam meningkatkan kinerja. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan kinerja organisasi sektor publik yang masih lambat. Rata-rata peningkatan nilai SAKIP di
Indonesia adalah 0,92% di mana belum ada satu pun pemerintah kabupaten atau kota yang mendapat
nilai AA. Dalam SAKIP Award 2021, Kota Magelang mendapatkan nilai B (60-70) di mana masih perlu
adanya perbaikan kontrak kinerja dan komitmen organisasi.
e. BPKAD Kota Magelang yang juga bagian dari pemerintahan kota Magelang memiliki peran penting dalam
mewujudkan stabilitas ekonomi daerah karena bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan aset
daerah. Namun, terdapat 17 program yang realisasi anggarannya belum 100%, hal tersebut
mengindikasikan penyerapan anggaran yang belum optimal, SPK yang belum maksimal dan SPIP belum
terlaksana dengan baik.
f. Terdapat perbedaan hasil penelitian terkait dengan pengaruh SPK terhadap kinerja organisasi sektor
publik.
g. Adanya ambiguitas di dalam kontrak kinerja BPKAD Kota Magelang, baik pada tahun 2021 ataupun
tahun 2022. Ambiguitas ditandai dengan adanya revisi atau perubahan kontrak kinerja yang
menyebabkan tujuan yang tidak terarah, menciptakan ketidakpastian, dan fokus prioritas yang tidak
jelas. Tentu hal tersebut akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai tujuan.
h. Menurut LKJIP tahun 2021 capaian kinerja derajat otonomi fiskal, mengalami tren penurunan dari tahun
ke tahun, hal ini dapat dilihat dari adanya indikasi tidak efisien pada indikator derajat ekonomi fiskal
tahun 2021 di mana targetnya adalah 35,62 namun realisasinya hanya 28,11% . hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan Pemerintah Kota Magelang dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan masih
terkategori Sangat Rendah (SR), yang artinya Pemerintah Kota Magelang masih memiliki ketergantungan
yang cukup besar pada pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Capaian kinerja ini mengalami tren
menurun dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan kemandirian daerah dalam memperoleh pendapatan
untuk membiayai pengeluaran masih rendah dan menunjukkan bahwa PAD belum optimal dalam
membiayai pembangunan daerah.
3. Kenapa isu/permasalahan (No. 2) penting untuk diteliti? Di sub bab pendahuluan halaman berapa baris
berapa?
a. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja karena organisasi
dianggap telah memiliki pedoman dan tujuan pengelolaan yang matang, kinerja tersebut dapat dilihat
dari IKU organisasi sektor publik (BPKAD Kota Magelang) yang tertuang dalam LKJIP sebagai bentuk
transparansi dan akuntabilitas. Hal ini menarik untuk diteliti karena capaian kinerja mengalami
peningkatan, namun indikator pengukurannya berbeda. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui faktor-
faktor apa saja yang sekiranya mempengaruhi kinerja tersebut.
b. Bias yang terjadi di organisasi sektor publik membuat masyarakat memiliki ekspektasi terlalu tinggi
terhadap kinerja OSP.
c. Burnout dapat mempengaruhi kinerja dengan gejala yang berupa kelelahan fisik, mental, emosional,
dan penghargaan diri yang rendah.
d. Kendala berupa kurangnya kemampuan sistem pengukuran kinerja dalam meningkatkan kinerja dapat
ditemui baik pada tahap awal pengembangan atau saat implementasi penggunaannya yang
menyebabkan perkembangan kinerja OSP masih berjalan lambat.
e. Hal tersebut mengindikasikan pola penyerapan anggaran yang kurang optimal. Berdasarkan putri (2013)
kinerja OSP dapat dilihat dari kemampuan penyerapan target dan persentase fisik program, selain itu
faktor lain yang mempengaruhi penyerapan yang kurang optimal adalah SPK yang kurang maksimal dan
SPIP yang blm terlaksana dengan baik.
f. Adanya perbedaan pendapat membuat peneliti ingin meneliti variabel SPK
g. Ambiguitas ditandai dengan adanya revisi atau perubahan kontrak kinerja yang menyebabkan tujuan
yang tidak terarah, menciptakan ketidakpastian, dan fokus prioritas yang tidak jelas. Tentu hal tersebut
akan mempengaruhi kinerja organisasi dalam mencapai tujuan.
h. hal ini dapat dilihat dari adanya indikasi tidak efisien pada indikator derajat ekonomi fiskal tahun 2021
yang berarti kemampuan kota Magelang dalam membiayai kegiatan pemerintah sendiri masih sangat
rendah. PAD belum optimal dalam membiayai pembangunan daerah.
4. Variabel apa yang digunakan? Kenapa memilih variabel itu? Di sub bab pendahuluan halaman berapa
baris berapa? Pahami semua variabel dalam penelitian, apa, mengapa dan bagaimana?
a. SPK Operasional (SPKO dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan dan membantu
mencapai tujuan dan misi organisasi, implementasi operasional yang baik akan meningkatkan kinerja
organisasi; komponen pengukurannya meliputi perencanaan operasional, alokasi anggaran, dan
pemantauan proses)
b. SPK Insentif (SPKI diharapkan dapat meningkatkan motivasi pegawai dalam mencapai tujuan organisasi
sehingga kinerja organisasi juga ikut meningkat; komponen pengukurannya yaitu keputusan karir dan
penentuan bonus)
c. SPK Eksploratori (SPKE dapat membantu identifikasi dan revisi pada kebijakan organisasi serta evaluasi
kesesuaian tujuan; komponen pengukurannya meliputi komunikasi tujuan dan prioritas, evaluasi
kesesuaian tujuan dan asumsi kebijakan, serta revisi kebijakan.)
d. Kontraktibilitas (Kontraktibilitas mencakup sejauh mana kontrak kinerja merinci dan menetapkan
sasaran dengan jelas sehingga dapat dijadikan pedoman dasar dalam mencapai tujuan organisasi
sehingga kinerja dapat meningkat. Di BPKAD terdapat perubahan dalam kontrak kinerja yang
menciptakan ambiguitas dan tujuan yang tidak jelas dan tidak terarah, namun di sisi lain rata-rata
pencapaian kinerja meningkat sehingga perlu diteliti hubungan kontraktibilitas dengan KO;
kontraktibilitas dimodelkan dengan kejelasan misi dan tujuan organisasi, keterukuran output, dan
pengetahuan ttg proses transformasi)
e. SPIP (proses yang dilakukan secara terus-menerus sehingga memberikan keyakinan yang memadai atas
tercapai tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, terdapat 17 program yang
penyerapannya belum optimal dan terdapat 1 indikator tidak efektif sehingga memunculkan praduga
implementasi SPIP yang belum baik; pengukurannya menggunakan model COSO)
5. Teori apa yang digunakan? Di bab 2 halaman berapa baris berapa?
a. Teori Institusional
Suatu organisasi akan menyesuaikan diri dan mempertahankan eksistensinya dari tekanan yang didapat
dari luar. Teori ini juga digunakan untuk mengetahui perilaku seseorang dan organisasi. BPKAD memiliki
tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan, dalam laporan ini juga terdapat informasi mengenai anggaran dan realisasinya
di mana hal ini juga menjadi tolak ukur kinerja OSP. Jika anggaran digunakan secara optimal, maka
program akan berjalan secara efektif dan efisien, sehingga kinerja organisasi juga akan semakin baik.
Dimaggio dan Powell:
- Isomorfisme Koersif
Bersifat memaksa dan mengikat dari tekanan politik dan legitmasi yang menyebabkan OSP berubah
atau mengambil suatu tindakan. OSP tidak hanya bersaing untuk mendapatkan sumber daya, namun
juga untuk meraih kekuasaan politik dan legitimasi institusi. Ketika OSP berusaha mneyakinkan
publik akan keabsahan dan kelayakannya, OSP akan menyesuaikan diri dan memenuhi harapan
sosial di lingkungannya.
OSP harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang ada. Tekanan dalam bentuk peraturan ini
menjadi hal yang wajar karena OPD masih memiliki ketergantungan terhadap pemerintah pusat
sehingga harus melaporkan kinerjanya selama satu tahun anggaran. Penerapan SPK sebagai salah
satu konsep NPM yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja, efisiensi, dan akuntabilitas OSP.
- Isomorfisme Mimetik
Mucul sebagai akibat dari ketidakpastian lingkungan organisasi. Ketidakpastian lingkungan organisasi
dapat muncul ketika kontrak kinerja tidak jelas, berubah-ubah dan ambigu. Hal ini menyebabkan
organisasi berusaha meniru organisasi lain atau mekanisme yang telah berjalan sebelumnya untuk
melanjutkan kegiatan dan mencapai tujuan organisasi.
- Isomorfisme Normatif
Organisasi cenderung mengadopsi struktur, atura, praktik, atau norma-norma karena tekanan dan
harapan eksternal. Sebagai conoth OSP mengadopsi norma SPIP dalam menjalankan organisasinya
untuk mencapai kegiatan yang efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan. Peran
kelompok profesional juga sangat penting dalam konsep ini, seperti BPK dan Inspektorat kota yang
menjadi badan pengawas pengendalian organisasi.
6. Apa yang dimaksud/definisi variabel yang digunakan? Di bab 2 halaman berapa baris berapa?
7. Apa yang membedakan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu? Di sub bab pendahuluan
dan di bab 2 halaman berapa baris berapa?
a. Pengukuran kinerjanya menggunakan IKU atau Indikator Kinerja Utama BPKAD Kota Magelang sehingga
diharapkan hasil pengukuran lebih terarah dan sesuai dengan keadaan organisasi.
b. Responden adalah pegawai BPKAD dan tidak hanya petinggi atau pimpinan organisasi saja.
8. Berapa populasinya? Berapa sampelnya? Kenapa memilih sampel itu? Bagaimana menentukan jumlah
sampelnya? Di bab 3 halaman berapa baris berapa?
Populasinya 39 orang, sampelnya 36. Sampel dipilih dengan simple random sampling sehingga tidak ada
kriteris tertentu dalam pengambilan jumlah sampel, semua orang dalam populasi dianggap memiliki
kesempatan yang sama. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan signifikansi 5%.
9. Pengujian hipotesis menggunakan apa? Di bab 3 halaman berapa baris berapa?
Uji hipotesis dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas, untuk nilai yang lebih kecil dari r tabel (df = n-2),
maka pertanyaan dianggap tidak valid dan tidak bisa digunakan dalam instrumen penelitian. Sedangkan
variabel dinyatakan reliabel ketika nilai cronbach alpha diatas 0,600.
10. Apakah menggunakan uji asumsi klasik (uji prasyarat)? Jika iya, apa saja, apa fungsinya, kenapa harus
dilakukan uji tersebut? Di bab 3 halaman berapa baris berapa?
Iya, menggunakan uji asumsi klasik yang berupa:
a. Uji normalitas (untuk mengetahui apakah sampel data berasal dari distribusi normal)
b. Uji linearitas (untuk mengetahui apakah variabel dependen dan variabel independen memiliki hubungan
yang linear)
c. Uji muktikolinearitas (untuk mengetahui apakah ada korelasi antar dua atau lebih variabel independen
dalam sebuah model regresi. Fungsi utamanya untuk memastikan tidak ada masalah serius
multikolinearitas dalam model regresi yang dapat menyebabkan estimasi parameter menjadi tidak stabil
atau tidak dapat diandalkan)
d. Uji heteroskedastisitas (untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Memastikan bahwa asumsi homokedastisitas
terpenuhi sehingga parameter menjadi lebih konsisten dan efisien.
Digunakan untuk mengetahui kelayakan model, model dikatakan baik jika lolos dari pengujian asumsi klasik.
11. Hasil penelitian/pengujian apa saja? Di bab 4 halaman berapa baris berapa?
12. Apa temuan (diskusi atas temuan) penelitian? Dampak atau implementasinya apa? Di bab 4 halaman
berapa baris berapa?
13. Apa keterbatasan penelitian? Beri justifikasi. Di bab 4 halaman berapa baris berapa?
14. Apa simpulan penelitian Anda? Di bab 5 halaman berapa baris berapa?
15. Apa saran-saran penelitian? Saran bisa diberikan dengan skor terendah di penelitian. Di bab 5 halaman
berapa baris berapa?

Anda mungkin juga menyukai