Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN IPS


SECARA UMUM
MODUL 2

DISUSUN OLEH :
KARMILAWATI
ANDI SRI WAHYUNI
ILHAM INDRAWANSYAH
ANDI ARFIAN MURMADAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas terselesaikannya
Makalah tentang hakikat dan karakteristik konsep dasar ips. Kami menyusun ini sedemikian
rupa agar kita semua lebih memahami dan mendalami mengenai hakikat dan karakteristik
konsep dasar ips. Kami menyusun materi ini dengan konsep yang mudah dimengerti serta
disajikan pula secara sistematis.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasi kepada Dr .St Hatidja,S.E,M.Pd.


selaku tuton kami yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, kritik dan saran perbaikan kepada
kami, sangat kami harapakan untuk menyempurnakan tugas-tugas di masa mendatang.

DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................1
C. TUJUAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. PERKEMBANGAN SEJARAH IPS SECARA UMUM.....................................2
BAB III PENUTUP...............................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................5

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana kita ketahui, di era yang semakin modern dan maju ini, ilmu
pengetahuan dari hari ke hari semakin berkembang dengan pesat. Tuntutan
masyarakat dan bangsa terhadap pendidikan di dunia akan senantiasa mengalami
perubahan dari waktu ke waktu, hal ini membawa dampak terhadap eksitensi
kurikulum di setiap Negara yang akan mengalami perubahan sejarah dengan
tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan bangsanya. Begitu pula dengan ilmu
pengetahuan sosial, ilmu yang mempelajari masalah-masalah yang terjadi dalam
masyarakat ini, sudah tidak terbantahkan lagi mengenai kelahirannya di Indonesia,
karena adanya kebutuhan masyarakat yang telah berkembang menuju masyarakat
maju yang beradab, adil, makmur, dan sejahtera. Arah perkembangan pendidikan ini
sejalan dngan cita-cita dan tujuan nasional Negara Republik Indonesia.
IPS tentu tidak muncul dengan begitu saja, IPS muncul melalui sebuah
perjalanan yang panjang menghadapi tantangan-tantangan antara perlu atau
tidaknya IPS untuk pembelajaran di sekolah IPS bersumber dari ilmu-ilmu sosial yang
berkembang di masyarakat yang disederhanakan. Sehingga para ilmuwan dan ahli-
ahli bidang sosial terus mencari inovasi konsep dan kurikulum yang paling pas untuk
menjadikan IPS sebagai ilmu yang penting bagi siswa untuk menghadapi kehidupan
dalam masyarakat.
Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana sebenarnya sejarah
perkembangan IPS secara umum dan di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan
akan dibahas lebih lanjut dalam bagian pembahasan.

B. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Perkembangan sejarah IPS secara umum

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan tujuan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan sejarah perkembangan IPS secara umum?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Perkembangan sejarah IPS secara umum
Sejarah Perkembangan IPS secara umum memang tidak dapat dipisahkan dari
sejarah perkembangan social studies yang berkembang di Amerika Serikat (USA),
adanya social studies ini dilatarbelakangi oleh hancurnya tatanan sosial yang ada di
masyarakat pada masa itu, penyebab kehancuran tersebut yaitu terjadinya Perang
Dunia 1 pada tahun 1914-1918 yang menimbulkan dampak yang besar, seperti
kelaparan, rusaknya fasilitas-fasilitas umum, dan lain-lain yang tentu saja
mempengaruhi status dan peran seseorang di masyarakat, norma-norma yang berlaku
di masyarkat pada masa itu cenderung di abaikan. Karena hal inilah para ahli ilmu
pengetahuan yang dinaungi National Council for Social Studies NCSS melakukan
pertemuan untuk pertama kalinya pada tanggal 20-30 November 1935 untuk
membicarakan pemikiran tentang social studies. Pada pertemuan tersebut belum dapat
menghasilkan sesuatu yang diharapakan. Namun demikian, terbuka sebuah harapan
pada suatu saat akan mendapatkan suatu hasil yang gemilang dalam social studies.
Menurut John L. Tidsley bahwa hal tersebut memberikan tanda sejak awal
pertumbuhannya bidang social studies dihadapkan kepada tantangan untuk dapat
membangun dirinya sebagai suatu disiplin yang solid.
Pada tahun 1937, Edgar Bruce Wisley mengemukan bahwa social studies adalah
ilmi-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Dari pengertian ini
terkandung hal-hal sebagai berikut:
1. Social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial
2. Dikembangkannya social studies ini bertujuan untuk memenuhu tujuan
pendidikan/ pembelajaran baik pada tingkat sekolah maupun di tingkat
pendidikan tinggi
3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial seperti contohnya aspek ilmu
sejarah perlu di seleksi dan di sesuikan dengan tujuan pendidikan/ pembelajaran
tersebut. antara tahun 1940-1950 NCSS mendapat serangan pertanyaan yaitu
penting atau tidaknya social studies menanamkan nilai dan sikap demokratis
kepada para pemuda. Hal itu terjadi karena adanya tuntutan bagi sekolah untuk
mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk
berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis.
Pada tahun 1960-an muncul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam
pendidikan, yang dapat dipandang sebgai revolusi dalam social studies, yang
dipelopori oleh para sejarawan dan ahli-ahli ilmu sosial. Gerakan akademis
tersebut dikenal sebagai gerakan the new social studies (social studies gaya
baru). Namun demikian hingga tahun 1970-an ternyata gagasan untuk
mendapatkan the new social studies ini belum bias menjadi kenyataan.
Pada tahun 1940-1960 terjadi tarik menarik antara dua visi social studies
yaitu disatu pihak adanya gerakan untuk mengintergrasikan berbagai disiplin
ilmu sosial untuk tujuan citizhenship education dan dilain pihak, terus
bergulirnya gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu sosial yang cenderung
memperlemah konsepsi social studies education. Hak ini juga dipengaruhi oleh
Perang Dunia ke II.
Pada tahun 1955 terjadi terobosan besar, diungkapkan oleh Barr. Ddk
(1977:37) berupa inovasi dari Maurice Hunt dan L awrence Metcalf yang
mencoba cara baru untuk menyatukan pengetahuan dan keterampilan ilmu
sosial untuk tujuan citizhenship education. Mengubah program social studies
yang dahulunya Closed Area (hal-hal yang tabu dalam masyarakat) menjdi hal-hal
yang bersifat refleksi rasional dalam tujuan mengupayakan siswa untuk dapat
mengambil keputusan mengenai masalah-maslah yang terjadi dimasyarakat.
Gerakan the new social studiens yang menjadi pilar dari perkembangan social
studies pada tahun 1960-an. Oleh karena itu para ilmuwan, sejarah dan ahli-ahli
sosial bersatu padu untuk gerakan meningkatkan social stidies kepada taraf
higher level of intellectual pursuit.
Pada dasawarsa 1970-an, demikian dicatat Barr. dkk. (1877: 46) terjadi
pertumbuhan social studies yang serupa dengan hasilnya hampir semua proyek
menitik beratkan pada inquiry process, decision making, value question, and
student problem oriented (proses penelitian, pengambilan keputusan, nilai
masalah, dan orientasi permasalahan mahasiswa).
Jika dilihat dari visi dan misi dari social studies menurut Barr (1978 : 1917),
social studies di kembangkan menjadi tiga tradisi yaitu:
1. Social Studies Taught as Citizenship Transmission (ilmu sosial yang
terintegrasi sebagai ilmu kewarganegaraan)
2. Social Studies Taught as Social Science (ilmu sosial sebagai disiplin ilmu
yang terpisah)
3. Social Studies Taught as Revlective Inquiry (ilmu sosial sebagai lading ilmu
pengetahuan yang bersifat melatih kepekaan terhadap gejala sosial yang
terjadi di sekitar)

Pada dasawarsa 1980-an perkembangan social studies ditandai oleh lahirnya dua
pilar akademis: laporan pertama menghasilkan definisi, tujuan, lingkup dan laporan kedua
menghasilkan urutan materi mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan kelas XII SMA.

Jika dilihat dari definisi dan tujuan dari social studies ada beberapa hal, yaitu:

1. Social studies merupakan mata pelajaran dasar diberbagai jenjang pendidikan


persekolahan
2. Yang merupakan tujuan utama dari mata pelajaran ini ialah mengembangkan siswa
untuk menjdi warga Negara yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan
untuk berperan serta dalam kehidupan berdemokrasi
3. Konten pelajaran diambil dan diseleksi dari sejarah dan ilmu-ilmu sosial yang ada
dalam masyarakat
4. Pembelajaran menggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran pribadi,
kemasyarakatan, pengalaman pribadi dan perkembangan pribadi siswa.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pada dasawarsa 1980-an telah terjadi kristalisasi
pemikiran social studies yang lebih solid dan telah mencairnya masalah ketidakpastian pada
dasawarsa sebelumnya. Pada NCSS tahun 1994 mewujudkan visi, misi, dan strategi baru
social studies yang digariskan dalam hal-hal sebagai berikut:

Pertama, program social studies mempunyai tujuan pokok yang ditegaskan kembali
bahwa civic competence itu bukanlah hanya menjadi tanggung jawab dari social studies.
Kedua, program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari
taman kanak-kanak hingga pendidikan menengah.
Ketiga, program social studies menitikberatkan pada upaya membantu siswa dalam
membangun pengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara padang secara akademik
terhadapa realita.
Keempat, program social studies mencerminkan “the canging nature of knowledge,
fostering entirely new and highly integrated approaches to resolving issues of significance to
humanity” (NCSS, 1994 :5). Dengan begitu hakekat pengetahuan yang semula dilihat secara
kotak-kotak, kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan berbagai disiplin.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa sosial studies pada dunia
persekolahan telah mendasari sistem pengetahuan terpadu yang mengarungi waktu 60
tahun lebih yang diwadahi oleh NCSS sejak tahun 1935 dan tercatat banyak mempengaruhi
pemikiran-pemikiran di Negara lain. Termasuk mengenai PIPS di Indonesia.

Konsep social studies berkembang di Amerika Serikat sejak 1800-an, yang kemudian
menjadi domain pengkajian akademik tahun 1900-an dengan berdirinya National Council for
the Social Studies pada tahun 1935 sebagai pilar akademik pertama. Pilar tersebut
berupakesepakatan untuk menempatkan social studies sebagai core curriculum dan tahun
1937 berupa kesepakatan mengenai pengertian social studies.

Sejak tahun 1935, social studies berkembang ditandai dengan adanya


ketakmenentuan, ketakeputusan, ketidakbersatuan, dan ketakmajuan antara. Antara 1940-
1950 social studies mendapat serangan dari berbagai sudut, tahun 1960-1970 timbul tarik-
menarik antara pendukung gerakan the new social studies yang menekankan pada
citizenship education. Penduduk gerakan ini kemudian mendirikan social science education
consortium (SSEC). Sedangkan NCSS terus mengembangkan gerakan social studies yang
berpusat citizenship education.

Pendidikan IPS di Indonesia berkembang sejak tahun 1967 dengan munculnya


gagasan pengajaran pengajaran IPS, kemudian muncul Pengajaran IPS menurut kurikulum
SD 1963, lalu berubah menjadi pengajaran IPS dalam kurikulum PPSP 1973, trus berubah
menjadi pengajaran IPS dan PMP dalam kurikulum 1975 dan kurikulum 1984, dan akhirnya
muncul mata pelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) dan pengajaran
IPS terpadu di SD, yang terkonfederasi di SUP dan yang terpisah di SMU atas dasar
kurikulum sebagai konsekuensi logis dari munculnya PIPS dalam dunia persekolahan di IKIP
atau STKIP dikembangkan program guru IPS yang di dalam kurikulumnya memuat konsep
pendidikan disiplin IPS (PDIPS) pada tingkat sarjana, magister,dan dokter pendidikan. Untuk
mengembangkan PDIPS sebagai suatu sistem terpadu perlu diupayakan pengembangan
sinergi akademis dan pedagogis dari seluruh komponen edukatif PIPS dan PDIPS pada FPIPS
dan JPIPS serta PPS IKIP / dan penelitian semua komponen IPPS dan PDIPS.

B. SARAN

Demikianlah makalah ini kami buat. Adapun makalah ini jauh dari kesempurnaan,
karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Untuk itu saran dan kritik selalu kami
harapkan, dan semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan kita
mengenai karakteristik IPS. Dan semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
bagi kita semua pada umumnya. Aamiin

DAFTAR PUSTAKA
Wahab, Abdul Azis.2023.Konsep Dasar IPS.Tangerang selatan:Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai