NIM : 859513335
UPBJJ : MATARAN / 78
Dilihat dari visi, misi, dan strateginya, Barr dan kawan – kawan (1987 : 17 – 19), social
studies dapat dikembangkan dalam tiga tradisi, yakni :
Yaitu Pembelajaran IPS sebagai sebagai Ilmu sosial didasarkan pada asumsi bahwa peserta
didik dapat berpikir secara kritis, mampu mengobservasi dan meneliti seperti apa yang telah
dilakukan oleh ahli ilmu sosial.
Tujuan pengajaran IPS sebagai ilmu sosial adalah menciptakan warga negara yang mampu
belajar dan berpikir secara baik, seperti yang dilakukan oleh ahli ilmu sosial.
4. Tahun 1960, muncul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan, yang secara
khusus dapat dipandang sebagai suatu Revolusi dalam Social Studies yang dikenal sebagai
gerakan “The New Social Studies”. Ditegaskan pula oleh Barr, dkk pada ahun 1940-1960,
terjadi tarik menarik antara dua visi Social Studies yaitu gerakan untuk mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu social Citizenship Education, dan gerakan yang menginginkan
pemisahan berbagai disiplin ilmu sosial yang cendrung memperlemah konsepsi Social Studies
Education.
Pada tahun 1955terjadi terobosan besar dalam dunia Social studies (Barr, 1977:37), yaitu
inovasi Maurice Hunt dan Lawrence Metclaf yang melihat cara baru dalam mengaitkan
pengetahuan dan ketrampilan ilmu social untuk tujuan citizenship education. Disiplin ilmu
social sangat berguna dalam memberikan fakta, serta teori dan konsep dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan serta untuk melatih ketrampilan reflektive thinking (berpikir
tanpa direncanakan atau berpikir kritis) oler Barr, 1977:37, gerakan The New Social Studies
menjadi pilar perkemmbangan Social Studies pada tahun 1960, titik tolaknya dari kesimpulan
bahwa social studies sebelumnya dinilai sangat tidak efektif dalam mengajarkan dan
mempengaruhi perubahan sikap.
Munculnya sikap penekanan terhadap fakta-fakta sejarah dan budaya yang ada.
Adanya inovasi dalam pengintegrasian pengetahuan dan keterampilan ilmu sosial.
Adanya kesadaran untuk menciptakan kurikulum dan memproduksi bahan belajar yang
inovatif dan menantang dalam skala besar.
Gerakan ini pertama kali dicanangkan setelah NCSS mengadakan pertemuan yang
menghasilkan sebuah konsep bahwa “ilmu sosial sebagai inti dari suatu kurikulum”.
Konsep ini merupakan pengembangan dari teori yang dijabarkan oleh Edgar Bruce
Wesley yang menyatakan bahwa studi sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan
untuk tujuan pendidikan. Ilmu-ilmu sosial tersebut meliputi berbagai aspek seperti sejarah,
ekonomi, politik, sosiologi, antropologi, psikologi, geografi, dan filsafat. Dalam praktiknya,
ilmu ini dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.
Pada tahun 1960, muncul gerakan ilmu sosial akademis yang kemudian dikenal dengan
sebutan The New Social Studies. The New Social Studies dipelopori oleh sejarawan dan ahli
ilmu sosial dalam hal mengembangkan proyek yang menghasilkan
kurikulum serta memproduksi bahan belajar yang inovatif dalam skala besar.