Anda di halaman 1dari 25

2018

/201
9
MODUL IPA KELAS VII
SUHU DAN KALOR

MTsN 01 Payakumbuh
KELAS VII
2018/2019
SUHU DAN KALOR
A. PETUNJUK BELAJAR
1 Baca buku-buku IPA Kelas VII dan buku lain yang relevan dan berkaitan
dengan materi dan Penerapannya untuk memperkuat konsep dan pemahaman
anda.
2 Diskusikan dengan teman sekelompok tentang soal-soal yang ada pada Modul.
3 Jawab pertanyaan-pertanyaan dalam Modul dengan benar.
4 Tanyakan pada guru pembimbing jika ada hal-hal yang kurang jelas.
B. KOMPETENSI INTI

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong


royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasar-kan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerap-kan pengetahuan prose-
dural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat-nya
untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4 Memahami konsep suhu, 3.4.1 Menjelaskan pengertian suhu
pemuaian, kalor, 3.4.2 Menjelaskan alat ukur suhu
perpindahan kalor, dan 3.4.3 Menjelaskan macam – macam termometer
penerapannya dalam 3.4.4 Menjelaskan bagian bagian dari termometer
kehidupan sehari-hari 3.4.5 Menjelaskan bahan – bahan pembuat
termasuk mekanisme termometer
menjaga kestabilan suhu 3.4.6 Membaca skala termometer
tubuh pada manusia dan 3.4.7 Membandingkan skala pada termometer
hewan celcius dengan termometer skala kelvin,
reamur dan fahrenheit
SUHU

A. Pengertian dan Alat Ukur Suhu

Suhu adalah derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang digunakan untuk

mengukur suhu ialah Termometer. Dalam satuan SI, satan suhu dinyatakan dalam

kelvin (K). Termometer memanfaatkan sifat termometrik zat untuk mengukur

suhu. Sifat termometrik suatu zat adalah sifat zat yang peka terhadap

perubahan suhu. Dengan mengukur sifat termometrik maka nilai suhu dapat

ditentukan.

B. Macam – Macam Termometer

Berdasarkan bahan atau isinya, termometer dibagi menjadi beberapa macam

yaitu sebagai berikut:

1. Zat Cair

Bahan pengisi untuk membuat termometer yang sering digunakan adalah

zat cair. Hal ini karena pada umumnya jika zat cair dipanaskan (suhunya naik),

volumenya akan berubah. Perubahan volume ini dimanfaatkan untuk membuat

termometer. Termometer yang menggunakan bahan zat cair, diantaranya

sebagi berikut:

1) Termometer Klinis

Ciri- ciri termometer klinis adalah sebagai berikut:

a. Termometer ini khusus digunakan untuk mengukur suhu tubuh

manusia

b. Skala ukurnya hanya 35-42 0C

c. Menggunakan zat muai raksa (Hg)

d. Pada pembuluh termometernya terdapat bagian yang menyempit.

e. Untuk mengembalikan raksa kedalam tandon, termometer harus

diguncang-guncangkan terlebih dahulu

f. Merupakan termometer maksimum karena hanya dapat mengukur

suhu tertinggi
2) Termometer maximum-minimum Six-Bellani

Ciri-ciri termometer maximum-minimum Six-Bellani yaitu sebagai

berikut:

a. Merupakan termometer khusus karena hanya digunakan untuk

mengukur suhu tertinggi dan terendah disuatu tempat

b. Skala ukurnya -20-50 0C

c. Menggunakan zat muai alkohol dan raksa yang dilengkapi dengan

keping baja sebagai penunjuk skala

d. Disediakan magnet tetap untuk menarik keping baja turun dan

melekat pada raksa

3) Termometer ruang

Termometer ruang memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

a. Untuk mengukur suhu ruangan

b. Menggunakan zat muai logam, tetapi ada pula yang menggunakan

raksa

c. Ukuran tandon dibuat besar agar menjadi lebih peka terhadap

perubahan suhu

d. Dipasang menggantung diruangan

e. Merupakan jenis termometer maksimum

4) Termometer laboratorium

Ciri ciri termometer laboratorium yaitu sebagai beriku:

a. Digunakan untuk mengukur suhu dalam percobaan, penelitian, atau

pengukuran ilmiah lainnya

b. Menggunakan zat muai raksa

c. Skala ukurnya lebar, hingga dibawah nol

d. Terdapat jenis termometer laboratorium yang sengaja tidak diberi

skala agar dapat digunakan untuk praktik penentuan skala


Terdapat beberapa keuntungan dan kerugian penggunaan zat cair sebagai

bahan termometer, yaitu sebagi berikut:

1) Raksa

Keuntungan Kerugian

1. Mudah dilihat karena 1. Harganya mahal

mengilap 2. Tidak dapat mengukur

2. Pemuaiannya teratur suhu sangat rendah

3. Tidak membasahi dinding (dibawah -39 0C )

kaca 3. Merupakan bahan beracun

4. Jangkauan suhunya cukup

besar, yaitu -39-357 0C

2) Alkohol

Keuntungan Kerugian

1. Harganya murah 1. Titik didihnya rendah

2. Lebih teliti untuk yaitu 780C sehingga tidak

perubahan yang sangat dapat mengukur suhu

kecil karena pemuainnya tinggi

cukup besar 2. Tidak bewarna sehingga

3. Titik bekunya rendah, sulit dilihat

yaitu -1120C 3. Membasahi dinding kaca

2. Zat Padat

1) Termometer Bimetal

Termometer bimetal menggunakan logam sebagai bahan untuk

menunjukkan adanya perubahan suhu, dengan prinsip logam akan

memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Semakin besar

suhu, keping bimetal semakin melengkung dan menyebabkan jarum

penunjuk bergerak kekanan ke arah angka yang lebih besar.

2) Termometer hambatan
Cara kerja termometer ini adalah dengan menyentuhkan kawat

penghantar ke sasaran, misalnya lelehan besi yang panas pada

pengolahan besi atau baja. Panas tersebut dierespon oleh hambatan

(R), kemudian energi listrik yang bersangkutan diubah menjadi energi

gerak yang dapat menunjukkan angka tertentu pada skala suhu.

3) Termokopel

Perbedaan pemuaian antara dua logam yang kedua ujungnya disentuh

dimanfaatkan pada termokopel. Pada prinsipnya, pemuaian yang

berbeda antara dua logam yang kedua ujungnya disentuhkan akan

menghasilkna gaya gerak listrik (GGL). Besar GGL ini yang

dimanfaatkan oleh termokopel untuk menujukkan suhu.

3. Gas

Jika sejumlah gas dipanaskan dan volumenya dijaga tetap, tekanannya

akan bertambah. Sifat teremometrik ini dimanfaatkan untuk mengukur

suhu pada termometer gas.

4. Termometer Optis

1) Pirometer

Pirometer bekerja dengan mengukur intensitas radiasi yang

dipancarkan oleh benda yang sangat panas ( misalnya, pada tingkat

lebur baja). Pirometer dapat digunakan untuk mengukur suhu yang

sangat tinggi ( kira – kira 500 – 3.000 0C)

2) Termometer inframerah

Cara menggunakan termometer ini adalah dengan menekan tombol

sampai menunjuk angka tertinggi sambil mengarahkan sinar infar

merah kesasasran yang dituju sepert pada besi yang masih membara

dipabrik pengolahan besi atau baja.


C. Skala Pada Termometer

1. Skala Celsius

Titik beku pada termometer celcius ialah 0℃, sedangkan titik didihnya diberi

angka 100℃. Dengan jumlah skalanya 100 skala.

2. Skala Reamur

Titik beku pada termometer reamur ialah 0°𝑅, sedangkan titik didihnya diberi

angka 80°𝑅. Dengan jumlah skalanya 80 skala.

3. Skala Fahrenheit

Titik beku pada termometer fahrenheit diberi angka 32℉, sedangkan titik

didihnya diberi angka 212℉. Dengan jumlah skalanya 100 skala.

4. Skala Kelvin

Titik beku pada termometer kelvin diberi angka 273𝐾, sedangkan titk

didihnya diberi angka 373𝐾. Dengan jumlah skalanya 100 skala.

Hubungan skala suhu Celcius, Reamur, Kelvin dan Fahrenheit

Tiga skala yang sudah umum digunakan adalah skala-skala yang

didefenisikan berdasarkan skala Kelvin. Skala-skala yang telah

didefenisikan adalah

Skala Celcius 𝑇℃ = (𝑇 + 273)𝐾 …… 1

9
Skala Fahrenheit 𝑇℉ = 32 + 5 𝑇℃ …… 2

4
Skala Reamur 𝑇°𝑅 = 5 𝑇℃ …… 3

Dari persamaan 1, 2, dan 3 hubungan antara skala Celcius, Fahrenheit, dan

Reamur dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

5 4
𝐶 = 𝑅 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅 = 𝐶
4 5
5 9
𝐶 = (𝐹 − 32) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹 = 𝐶 + 32
9 5

4 9
𝑅 = (𝐹 − 32) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹 = 𝑅 + 32
9 4

Atau

C R F K

Titik didih 100 80 212 373

Jumlah skala 100 80 180 100

Titik beku 0 0 32 273

𝐶 − 0 𝑅 − 0 𝐹 − 32 𝐾 − 273
= = =
100 80 180 100
Contoh Soal
Thermometer X memakai skala 40 untuk titik beku air dan 240 untuk suhu
air mendidih. Jika suatu zat cair memiliki suhu 167F, maka thermometer X
menunjukkan…
Diket : Titik beku °𝑋 = 40°
Titik didih °𝑋 = 240°
𝑇°𝐹 = 167°
Tanya : 𝑇°𝑋 = ⋯ ?
𝑇°𝑋−𝑡𝑏°𝑋 𝑇°𝐹−𝑡𝑏°𝐹
Jawab : =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎

𝑇°𝑋 − 40° 167° − 32°


=
200 180
𝑇°𝑋 − 40° 135°
=
200 180
180 (𝑇°𝑋 − 40°) = 200 . 135°
180 𝑇°𝑋 − 7200 = 27000

180 𝑇°𝑋 = 27000 + 7200

180 𝑇°𝑋 = 34200

34200
𝑇°𝑋 =
180

𝑇°𝑋 = 190°
UJI KEMAMPUAN

1. Apakah tangan dapat dikatakan sebagai alat ukur suhu ? jelaskan pendapatmu !

2. Tuliskan termometer yang dapat digunakan untuk mengukur suhu diatas 100 0C !

3. Lengkapilah tabel dibawah ini !

No Skala celcius Skala Fahrenheit Skala Reamur Skala Kelvin

1 50 ....... ....... .......

2 ........ ....... 75 .......

3 ........ 131 ....... .......

4 ........ ........ ....... 288

5 60 ........ ....... .......


PEMUAIAN

A. Pengertian Pemuaian

Pemuaian terjadi jika benda yang dapat memuai diberi panas. Jadi pemuaian

adalah bertambahnya ukuran suatu benda akibat diberi panas.

B. Pengaruh perbedaan koefisien muai zat

1. Pemuaian Zat Padat

Pemuaian zat padat merupakan peristiwa bertambah panjang, lebar, atau

volume suatu benda padat karena pengaruh panas (kalor). Koefisien muai

panjang suatu zat adalah bilangan yang emnunjukkan pertambahan panjang zat

padat jika suhunya dinaikkan 10C. Berikut adalah koefisien muai panjang

beberapa jenis zat padat.

Berdasarkan penyelidikan, besar pemuaian zat padat jika zat padat


dipanaskan dari T10C menjadi T20C dapat ditentukan dengan rumus berikut:

L= L1 { 1 + α ( T2 – T1 ) }

Dengan

L1 = panjang zat padat pada suhu T10C ( m atau cm)

L2 = panjang zat padat pada suhu T20C ( m atau cm)

α = koefisien muai panjang(l 0C)


T1 = suhu benda sebelum dipanaskan (0C)

T2 = suhu benda setelah dipanaskan (0C)

2. Pemuaian Zat Cair

Koeifisien muai ruang atau muai volum adalah bilangan yang menunjukkan

pertambahan volume setiap satuan volume suatu zat jika suhu naik 10C.

Berikut adalah koefisien muai ruang beberapa jenis zat cair:

Besar pemuaian volume pada zat padat dan cair dapat ditentukan dengan

rumus berikut:

V2 = V1 { 1 + ɣ ( T2 – T1 )}

Dengan

V2 = volume pada suhu T2 0C ( m3 atau cm3)

V1 = volume pada suhu T1 0C ( m3 atau cm3)

T1 = suhu awal (0C)

T2 = suhu akhir (0C)

3. Pemuaian volume Gas

Koefisien muai volum (ruang) semua gas sama besar, yaitu 1 / 273 atau 0,
0
003663 / C (ditentukan oleh joseph L. Gay-lussac dari prancis). Besar

pemuaian gas pada tekanan tetap dapat ditentukan dengan rumus berikut:
1
V2 = V0 { 1 + ( T2 – T1 )}
273
Dengan

V2 = volume gas setelah dipanaskan( m3 atau cm3)

V0 = volume gas sebelum dipanaskan ( m3 atau cm3)

T1 = suhu gas sebelum dipanaskan (0C)

T2 = suhu gas setelah dipanaskan (0C)

C. Prinsip Pemuaian Dalam Kehidupan sehari – hari

Jenis Contoh
Pemuaian Zat Pemuaian Zat
1. Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
2. Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang
hari
3. Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika
yang akan mati sendiri ketika sudah terlalu panas.
4. Pemuaian pada kaca rumah.
Pemuaian 5. Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan
Zat padat pada pembuatan container dan badan kapal besar.
6. Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif
Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga
memuai kemudian dipasangkan pada poros
roda,setelah dingin akan menyusut dan mengikat
kuat.

1. Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair


(raksa atau alkohol) pada tabung thermometer.
Pemuaian 2. Air dalam panci akan meluap ketika
Zat Cair dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh konveksi kalor
peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)

1. Balon yang meletus terkena panas.


Pemuaian
2. Roda kendaraan yang meletus terkena panas
(zat) Gas
UJI KEMAMPUAN

1. Kenapa dalam pemasangan kabel listrik dibuat longgar ?

2. Diketahui koefisien panjang besi 0,000017 0C. Jika panjang besi mla-mula 100 cm

dan dipanaskan hingga mengalami kenaikan suhu 200 0C, panjang besi sekarang

menjadi ?

3. Diketahui volume suatu gelas kaca pada suhu 20 0C adalah 500 mL. Jika koefisien

muai panjang kaca 0,00009/ 0C, volume gelas tersebut pada suhu 75 0C adalah
KALOR

A. Pengertian Kalor

Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi dari suatu zat ke zat

lainnya dengan diikuti perubahan temperatur. Misalkan, dua buah zat yang

memiliki temperatur berbeda dicampurkan pada sebuah wadah. Maka temperatur

kedua benda tersebut akan menjadi sama. Besarnya temperatur akhir berada di

antara temperatur awal kedua zat tersebut. Pada gejala ini, kalor berpindah dari

temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah hingga mencapai temperatur

setimbangnya. Satuan kalor ialah kalori (kal), tetapi dalam satuan SI adalah

Joule. Alat untuk mengukur kalor adalah kalori meter.Kesetaraan satuan kalori

dengan joule adalah :

1 kilokalori (kkal) = 4,2 × 103 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

1 kalori (kal) = 4,2 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

1 Joule = 0,24 𝐾𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖

B. Kalor Jenis

Adapun faktor yang mempengaruhi banyaknya kalor untuk menaikkan suhu suatu

zat cair ialah : massa, kalor jenis, dan kenaikan suhu. Secara matematis dapat

dituliskan:

𝑄 = 𝑚 . 𝑐 . ∆𝑡
Dimana:
𝑄 = kalor yang dibutuhkan (joule atau kalori)
𝑚 = massa benda (kg atau gram)
𝑐 = kalor jenis benda
∆𝑡 = kenaikan atau perubahan suhu (K)

Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk
𝑄
menaikan suhunya 1oC / 1 K. Secara matematis dapat ditulis: 𝐶 = ∆𝑇
dimana
𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒⁄ 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖⁄ ).
𝐶 =kapasitas kalor ( 𝐾 )atau ( ℃
Contoh Soal

Berapakah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 20°C ?
𝑗
(𝐶𝑎𝑖𝑟 = 4200 ⁄𝑘𝑔℃)

Diket : ∆𝑇 = 20°C
𝑚 = 1 𝑘𝑔

𝑗
𝐶𝑎𝑖𝑟 = 4200 ⁄𝑘𝑔℃

Tanya : 𝑄 = ⋯?

Jawab : 𝑄 = 𝑚 𝑐 ∆𝑇

𝑄 = 1𝑘𝑔 × 4200 𝐽⁄𝑘𝑔𝐶 × 20𝐶

𝑄 = 84000 𝐽 = 84 𝑘𝐽

C. Azaz Black

Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur tinggi

ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga pengukuran kalor selalu

berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal sehingga benda

yang memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar QL dan

benda yang memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar QT

dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut dapat ditulis

sebagai berikut:

𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 .

NB: Melepaskan kalor : 𝑇 − 𝑇𝑐

Menerima kalor :𝑇𝑐 − 𝑇

Contoh Soal

Jika 3 kg air dingin bersuhu 10℃ dicampurkan dengan 5 kg air panas bersuhu

30℃. Berapakah suhu campuran kedua zat tersebut jika diketahui 𝑐𝑎𝑖𝑟 =

1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔𝑟𝑎𝑚 ℃.
Diket : 𝑚𝑑 = 3 𝑘𝑔 = 3000 𝑔𝑟

𝑇𝑑 = 10℃

𝑚𝑝 = 5 𝑘𝑔 = 5000 𝑔𝑟

𝑇𝑝 = 30℃

𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑑𝑖ℎ = 𝑐𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝑐𝑎𝑖𝑟 = 1 𝑘𝑎𝑙/𝑘𝑔℃

Tanya : 𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝 = ⋯ ?

Jawab : 𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎

𝑚𝑑 . 𝑐𝑑 . ∆𝑇𝑑 = 𝑚𝑝 . 𝑐𝑝 . ∆𝑇𝑝

3000 𝑔𝑟𝑎𝑚 . (𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝 − 10℃) = 5000 𝑔𝑟𝑎𝑚 . (30℃ − 𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝 )

3000 𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝 − 30000 = 150000 − 5000 𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝

180000 = 8000 𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝

180.000
𝑇𝑐𝑎𝑚𝑝 = = 22,5℃
8000

D. Perubahan Wujud Zat

Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah jika zat tersebut diberikan

temperatur yang tinggi (dipanaskan) ataupun temperatur yang rendah

(didinginkan). Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan oleh kalor yang

dimiliki setiap zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di antaranya
cair, padat, dan gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan dan

pelepasan kalor. Pada proses perubahan wujud suhu zat adalah tetap.

E. Hubungan kalor dengan Perubahan Wujud Zat

1. Melebur dan Membeku

Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Kalor yang

diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi zat cair dinamakan

kalor laten lebur atau kalor lebur. Kalor yang dilepaskan pada waktu zat

membeku dinamakan kalor laten beku atau kalor beku. Untuk zat yang sama,

kalor lebur = kalor beku. Kedua jenis kalor laten ini disebut kalor lebur dan

diberi simbol Lf. Jika banyak kalor yang diperlukan oleh zat yang massanya m

kg untuk melebur adalah Q Joule, maka:

Lf = Q/m atau Q = mLf

Keterangan: m= massa ( kg)

Q = jumlah kalor (J)

Lf = kalor lebur ( J/kg)

2. Menguap, Mendidih, dan Mengembun

Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi uap. Pada waktu

menguap zat memerlukan kalor. Peristiwa yang memperlihatkan bahwa pada

waktu menguap memerlukan kalor adalah mendidih. Pada waktu mendidih,

suhu zat tetap sekalipun pemanasan terus dilakukan. Semua kalor yang

diberikan pada zat cair digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi

uap. Suhu tetap ini disebut titik didih yang besarnya sangat bergantung pada

tekanan di permukaan zat itu. Titik didih zat pada tekanan 1 atm disebut

titik didih normal


Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat 1 kg zat cair menjadi uap

pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten uap atau kalor uap. Kalor uap

disebut juga kalor didih. Sedangkan kalor yang dilepaskan untuk mengubah

wujud 1 kg uap menjadi cair pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten

embun atau kalor embun. Kalor didih = kalor embun. Jika banyaknya kalor

yang diperlukan untuk mendidihkan zat yang massanya m kg adalah Q Joule,

maka:

Lv = Q/m atau Q = mLV

Keterangan: m = massa ( kg)

Q = jumlah kalor ( J)

LV = kalor uap ( J/kg)

3. Menyublim

Menyublim adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi gas atau sebaliknya

dari gas langsung menjadi padat. Contoh menyublim adalah berubahnya wujud

kapur barus menjadi gas.


UJI KEMAMPUAN

1. Berapa kapasitas kalor dari :

a. 200 cm3 air.

b. 400 gram besi (c = 0,11 kal/g 0C)

2. Es sebanyak 100 gram memiliki temperatur –10°C. Kemudian, pada es tersebut


diberikan kalor sehingga seluruh es mencair menjadi air dengan temperatur 20°C.

Berapa kalori kalor yang diberikan pada es tersebut?

3. Berapakah kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es sebanyak 200 gram yang
bertemperatur 0°C? Diketahui kalor laten peleburan air 80 kal/g
PERPINDAHAN KALOR

A. Konduksi (hantaran)

Berdasarkan eksperimen diperoleh bahwa kelajuan hantaran kalor tiap satuan

waktu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Perbedaan suhu antara kedua ujung


b. Panjang batang atau bahan
c. Luas penampang batang atau bahan
d. Jenis bahan

Secara matematis dirumuskan :


𝑄 𝑇𝑡 − 𝑇𝑜
𝐻= = 𝑘𝐴
𝑡 𝐿

Ket : H = laju kalor induksi (J/s atau kal/s)

Q = kalor (kal atau J)

t = waktu (s)

k = koefisien konduksi termal zat (kal/s. cm. oC atau J/s m K)

A = luas permukaan penghantar (m2)

∆T = perubahan suhu (oC)

L = panjang penghantar (m)

Salah satu contoh konduksi ialah jika salah satu ujung batang logam dimasukkan ke
dalam api atau dipanaskan, ujung batang yang lainnya akan ikut menjadi panas,
walaupun tidak ikut dimasukkan ke dalam api.

B. Konveksi (aliran)
Kelajuan aliran kalor dalam satuan waktu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

a. Perbedaan suhu antara permukaan


b. Luas permukaan
c. Jenis fluida

Secara matematis dirumuskan :


𝑄
= ℎ𝐴∆𝑇
𝑡
Ket : A= luas permukaan (m2)

h = koefisien konveksi termal (kal/s.cm2.oC atau J/s.m2.oC)

Pemanfaatan konveksi contohnya adalah pada cerobong asap, sistem suplai air
panas dan lemari es.

C. Radiasi (pancaran)
Benda yang panas baik yang berpijar maupun yang tidak berpijar akan
memancarkan panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang tidak tampak
oleh mata sampai suhu benda tersebut sama dengan suhu ruangan. Jadi, selama ada
perbedaan suhu selalu ada perpindahan kalor/radiasi kalor.Permukaan hitam dan
kusam adalah penyerap dan pemancar kalor yang baik (e = 1), sedangkan permukaan
putih dan mengkilat adalah penyerap dan pemancar kalor yang buruk (e = 0).

Hukum Stefan-Boltzmann: “Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam


dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu sebanding dengan luas permukaan (A)
dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu."

Secara matematis dapat ditulis:

𝑊
𝐸 = 𝑒𝜎𝑇 4 dimana 𝐸=
𝐴.𝑡
Besarnya energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan yang bersuhu T tiap
satuan luas dan tiap satuan waktu dirumuskan :

𝑊 = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4 𝑡
Dimana: 𝜎 = konstanta Stefan-Boltzmann = 5,67 × 10−8 𝑊/𝑚2 𝑘 2

T = suhu permukaan (K)

e = koefisien emisivitas (0 < e ≤ 1)

W = energi yang dipancarkan (watt/m2)

Contoh Soal
Sebuah plat baja dengan panjang 2 𝑚 dan lebar 0,5 𝑚 suhunya 227 ℃. Bila
tetapan Boltzman = 5,67 × 10−8 𝑊/𝑚2 𝑘 2 dan plat baja dianggap hitam
sempurna, maka ergi total yang dipancarkan setiap detik adalah...
Diket :𝑒=1
𝜎 = 5,67 × 10−8 𝑊/𝑚2 𝑘 2
𝐴 = 2 𝑚 × 0,5 𝑚

𝑇 4 = 227℃ = 500 𝐾

Tanya : 𝑊 = ⋯?

Jawab : 𝑊 = 𝑒𝜎𝐴𝑇 4 𝑡

𝑊 = (1)(5,67 × 10−8 𝑊/𝑚2 𝑘 2 )(500 𝐾)4

𝑊 = (5,67 × 10−8 )(625 × 108 )

𝑊 = 3543,75 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai