Bisa dikatakan, masa muda adalah penentu nasib untuk sejarah kehidupan seorang manusia. Jika
ia gunakan dengan baik, maka hidupnya akan baik, sukses, dan bahagia. Namun, jika dia sia-
Fase Terbaik
Masa muda adalah fase terpenting dalam kehidupan manusia, karena puncak kekuatan jasmani
dan rohani manusia ada di fase ini. Bila kita klasifikasikan, fase kehidupan manusia di dunia ini
1. Fase kanak-kanak
2. Fase muda
Kondisi manusia ketika kuat dan semangat, namun dengan waktu pendek (usia 20 tahun-40
tahun).
3. Fase tua
َو ٱُهَّلل َأۡخ َرَج ُك م ِّم ۢن ُبُطوِن ُأَّم َٰه ِتُك ۡم اَل َتۡع َلُم وَن َش ۡي ٗٔـ ا َو َج َعَل َلُك ُم ٱلَّس ۡم َع َو ٱَأۡلۡب َٰص َر َو ٱَأۡلۡف ِٔـَد َة َلَعَّلُك ۡم َتۡش ُك ُروَن
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS.
An-Nahl: 78)
Sehingga kehidupan manusia, diawali dengan kondisi lemah (masa kanak-kanak) dan diakhiri
dengan kondisi lemah pula (masa tua). Satu-satunya kondisi terbaik, di mana saat manusia
berada pada puncak kekuatan akal, jiwa, dan raga, adalah saat masa muda. Satu kondisi saja, dan
ini sebentar. Jangan sampai tersia-siakan untuk kesibukan yang tidak bernilai ibadah atau tidak
Saking pentingnya masa muda, sampai Allah Ta’ala siapkan pertanyaan khusus di hari kiamat
Dari Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu bahwa Rasūlullāh shallāllāhu ‘alaihi wasallam bersabda,
َال َتُز وُل َقَد َم ا اْبِن آَد َم َيْو َم اْلِقَياَم ِة ِم ْن ِع ْنِد َرِّبِه َح َّتى ُيْس َأَل َعْن َخ ْمٍس َعْن ُع ْمِرِه ِفيَم ا َأْفَن اُه َو َعْن َش َباِبِه ِفيَم ا
َأْبَالُه َو َم اِلِه ِم ْن َأْيَن اْك َتَسَبُه َو ِفيَم َأْنَفَقُه َو َم اَذ ا َع ِم َل ِفيَم ا َع ِلَم
“Tidaklah beranjak pijakan kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya sampai ia
– tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan,
– serta tentang apa yang ia amalkan dengan ilmunya.” (HR. Tirmidzi, dinilai sahih oleh Syekh
Coba perhatikan hadis di atas, Nabi shallāllāhu ‘alaihi wasallam mengabarkan akan ada dua
Namun, Allah Ta’ala akan menanyakan secara khusus tentang masa muda.
Menunjukkan ini perkara yang sangat serius. Ini menunjukkan masa muda itu sangat penting.
Saat ini, Anda wahai para pemuda, sedang menyiapkan jawaban pertanyaan tersebut. Siapkanlah
jawaban terbaik di hadapan Allah Ta’ala kelak. Semoga Allah Ta’ala memberi taufik kepada
kalian.
Saat nikmat itu berlalu, sering seseorang itu baru sadar tentang nilai nikmat yang pernah ia
dapatkan. Masa muda ini sangat terbatas. Tidak terasa ia akan cepat kita tinggalkan. Bertambah
hari, kita semakin dekat dengan ajal yang sudah Allah tetapkan. Maka manfaatkan sebaik-
baiknya sebelum nikmat ini berakhir dan tidak pernah akan kembali.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhuma, Rasulullah shallāllāhu ‘alaihi wasallam bersabda,
، َو َفَر اَغ َك َقْبَل ُش ْغ ِلَك، َو ِغ َناَك َقْبَل َفْقِرَك، َو ِصَّح َتَك َقْبَل َس َقِم َك، َش َباَبَك َقْبَل َهَرِم َك: اْغ َتِنْم َخ ْم ًس ا َقْبَل َخ ْمٍس
Nabi shallāllāhu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepada para ulama agar menaruh perhatian
khusus dalam mendidik para pemuda. Anak-anak muda membutuhkan perhatian khusus dari
para da’i dan ulama, dengan sentuhan lemah lembut dan kasih sayang.
Tugas orang tua dan para pendidik adalah menjadikan mereka cinta pada kebaikan dan orang-
orang yang baik, agar jangan sampai direnggut oleh para pelaku kebatilan.
Suatu hari Abū Sa’īd Al-Khudrī radhiyallāhu ‘anhu, melihat sejumlah pemuda yang hadir
أوصانا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أن نوسع لكم المجلس وأن نفهمكم الحديث،مرحبا بوصية رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
“Selamat datang anak-anakku yang menjadi “wasiat” Rasūlullāh shallāllāhu ‘alaihi wasallam.
Sungguh Rasūlullāh shallāllāhu ‘alaihi wasallam telah berpesan kepada kami untuk
melapangkan majelis untuk kalian dan memahamkan kalian hadis. Karena sesungguhnya kalian
Masih tentang nasihat Abu Sa’id, dinukil dari riwayat yang lain,
شككت في شيء فسلني حتى تستيقن فإنك إن تنصرف على اليقين أحب إلي من أن تنصرف على الشك
“(Putera saudaraku), jika kamu ragu tentang suatu hal, tanyakanlah kepadaku sampai kamu
yakin. Kamu meninggalkan tempat ini membawa keyakinan, lebih aku sukai daripada kamu
‘Abdullāh bin Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu, apabila beliau melihat pemuda yang sedang
ريحان كل قبيلة، حلس البيوت، جدد القلوب، خلقان الثياب،مرحبا بينابيع الحكمة ومصابيح الظلم
“Selamat datang wahai mata air hikmah dan pelita kegelapan. Yang berpakaian sederhana (apa
adanya), namun bersih hatinya, menerangi rumah-rumah, dan kebanggaan setiap kabilahnya.”