Anda di halaman 1dari 4

Bismillahirrahmanirrahim.

Bisa dikatakan, masa muda adalah penentu nasib untuk sejarah kehidupan seorang manusia. Jika

ia gunakan dengan baik, maka hidupnya akan baik, sukses, dan bahagia. Namun, jika dia sia-

siakan, hidupnya akan mendapatkan kegagalan dan kesedihan.

Fase Terbaik

Masa muda adalah fase terpenting dalam kehidupan manusia, karena puncak kekuatan jasmani

dan rohani manusia ada di fase ini. Bila kita klasifikasikan, fase kehidupan manusia di dunia ini

terbagi menjadi tiga fase, yaitu:

1. Fase kanak-kanak

Kondisi manusia ketika lemah dan tidak tahu apa pun.

2. Fase muda

Kondisi manusia ketika kuat dan semangat, namun dengan waktu pendek (usia 20 tahun-40

tahun).

3. Fase tua

Kondisi manusia ketika lemah karena usia.

Allah Ta’ala telah menerangkan tiga fase ini,

‫َو ٱُهَّلل َأۡخ َرَج ُك م ِّم ۢن ُبُطوِن ُأَّم َٰه ِتُك ۡم اَل َتۡع َلُم وَن َش ۡي ٗٔـ ا َو َج َعَل َلُك ُم ٱلَّس ۡم َع َو ٱَأۡلۡب َٰص َر َو ٱَأۡلۡف ِٔـَد َة َلَعَّلُك ۡم َتۡش ُك ُروَن‬

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,

dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS.

An-Nahl: 78)

Sehingga kehidupan manusia, diawali dengan kondisi lemah (masa kanak-kanak) dan diakhiri

dengan kondisi lemah pula (masa tua). Satu-satunya kondisi terbaik, di mana saat manusia

berada pada puncak kekuatan akal, jiwa, dan raga, adalah saat masa muda. Satu kondisi saja, dan
ini sebentar. Jangan sampai tersia-siakan untuk kesibukan yang tidak bernilai ibadah atau tidak

bermanfaat, baik dunia maupun akhirat.

Ada Pertanyaan Khusus di Hari Kiamat

Saking pentingnya masa muda, sampai Allah Ta’ala siapkan pertanyaan khusus di hari kiamat

tentang masa muda untuk apa digunakan.

Dari Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu bahwa Rasūlullāh shallāllāhu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫َال َتُز وُل َقَد َم ا اْبِن آَد َم َيْو َم اْلِقَياَم ِة ِم ْن ِع ْنِد َرِّبِه َح َّتى ُيْس َأَل َعْن َخ ْمٍس َعْن ُع ْمِرِه ِفيَم ا َأْفَن اُه َو َعْن َش َباِبِه ِفيَم ا‬

‫َأْبَالُه َو َم اِلِه ِم ْن َأْيَن اْك َتَسَبُه َو ِفيَم َأْنَفَقُه َو َم اَذ ا َع ِم َل ِفيَم ا َع ِلَم‬
“Tidaklah beranjak pijakan kaki anak Adam pada hari kiamat dari sisi Rabb-nya sampai ia

ditanya tentang lima hal:

– tentang usianya, untuk apa dihabiskan,

– tentang usia mudanya, untuk apa dipergunakan,

– tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan untuk apa ia belanjakan,

– serta tentang apa yang ia amalkan dengan ilmunya.” (HR. Tirmidzi, dinilai sahih oleh Syekh

Albani dalam Silsilah Ahadits As-Shahihah)

Coba perhatikan hadis di atas, Nabi shallāllāhu ‘alaihi wasallam mengabarkan akan ada dua

pertanyaan tentang masa hidup manusia di hari kiamat nanti:

1. Tentang keseluruhan umur (dari lahir hingga kematian).

2. Tentang masa muda.

Bukankah masa muda itu bagian dari umur manusia?!

Iya tentu saja!

Namun, Allah Ta’ala akan menanyakan secara khusus tentang masa muda.
Menunjukkan ini perkara yang sangat serius. Ini menunjukkan masa muda itu sangat penting.

Saat ini, Anda wahai para pemuda, sedang menyiapkan jawaban pertanyaan tersebut. Siapkanlah

jawaban terbaik di hadapan Allah Ta’ala kelak. Semoga Allah Ta’ala memberi taufik kepada

kalian.

Manfaatkan Sebelum Menyesal

Saat nikmat itu berlalu, sering seseorang itu baru sadar tentang nilai nikmat yang pernah ia

dapatkan. Masa muda ini sangat terbatas. Tidak terasa ia akan cepat kita tinggalkan. Bertambah

hari, kita semakin dekat dengan ajal yang sudah Allah tetapkan. Maka manfaatkan sebaik-

baiknya sebelum nikmat ini berakhir dan tidak pernah akan kembali.

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallāhu ‘anhuma, Rasulullah shallāllāhu ‘alaihi wasallam bersabda,

، ‫ َو َفَر اَغ َك َقْبَل ُش ْغ ِلَك‬، ‫ َو ِغ َناَك َقْبَل َفْقِرَك‬، ‫ َو ِصَّح َتَك َقْبَل َس َقِم َك‬، ‫ َش َباَبَك َقْبَل َهَرِم َك‬: ‫اْغ َتِنْم َخ ْم ًس ا َقْبَل َخ ْمٍس‬

‫َو َح َياِتَك َقْبَل َم ْو ِتَك‬

“Manfaatkan 5 hal sebelum 5 hal:

– masa mudamu sebelum masa tuamu,

– masa sehatmu sebelum masa sakitmu,

– masa kayamu sebelum masa kefakiranmu,

– masa luangmu sebelum masa sibukmu,

– dan masa hidupmu sebelum kematianmu.“

Perkataan Para Sahabat di Majelisnya, “Selamat Datang Anak Muda”

Nabi shallāllāhu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepada para ulama agar menaruh perhatian

khusus dalam mendidik para pemuda. Anak-anak muda membutuhkan perhatian khusus dari

para da’i dan ulama, dengan sentuhan lemah lembut dan kasih sayang.
Tugas orang tua dan para pendidik adalah menjadikan mereka cinta pada kebaikan dan orang-

orang yang baik, agar jangan sampai direnggut oleh para pelaku kebatilan.

Suatu hari Abū Sa’īd Al-Khudrī radhiyallāhu ‘anhu, melihat sejumlah pemuda yang hadir

di kajiannya. Dengan gembira, beliau menyambut mereka dengan mengatakan,

‫ أوصانا رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أن نوسع لكم المجلس وأن نفهمكم الحديث‬،‫مرحبا بوصية رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬

‫فإنكم خلوفنا وأهل الحديث بعدنا‬

“Selamat datang anak-anakku yang menjadi “wasiat” Rasūlullāh shallāllāhu ‘alaihi wasallam.

Sungguh Rasūlullāh shallāllāhu ‘alaihi wasallam telah berpesan kepada kami untuk

melapangkan majelis untuk kalian dan memahamkan kalian hadis. Karena sesungguhnya kalian

ini adalah penerus kami dan ahli hadis setelah kami.”

Masih tentang nasihat Abu Sa’id, dinukil dari riwayat yang lain,

‫شككت في شيء فسلني حتى تستيقن فإنك إن تنصرف على اليقين أحب إلي من أن تنصرف على الشك‬

“(Putera saudaraku), jika kamu ragu tentang suatu hal, tanyakanlah kepadaku sampai kamu

yakin. Kamu meninggalkan tempat ini membawa keyakinan, lebih aku sukai daripada kamu

pergi, namun membawa keraguan.”

‘Abdullāh bin Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhu, apabila beliau melihat pemuda yang sedang

asyik belajar dan menuntut ilmu, beliau radhiyallāhu ‘anhu mengatakan,

‫ ريحان كل قبيلة‬،‫ حلس البيوت‬،‫ جدد القلوب‬،‫ خلقان الثياب‬،‫مرحبا بينابيع الحكمة ومصابيح الظلم‬

“Selamat datang wahai mata air hikmah dan pelita kegelapan. Yang berpakaian sederhana (apa

adanya), namun bersih hatinya, menerangi rumah-rumah, dan kebanggaan setiap kabilahnya.”

Anda mungkin juga menyukai