PENGAWASAN PENERAPAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
A. Contoh Kasus :
1. Suatu perusahaan ”PT A” bergerak di sektor pertambangan (Batubara),
Jumlah karyawan laki2 250 orang, perempuan : 30 orang. Jam kerja 8 jam sehari, 5 hari seminggu Perusahaan tidak memiliki klinik/rumah sakit perusahaan. Kalau ada karyawan yang sakit dilakukan pengobatan di Puskesmas terdekat yang berjarak 5 Km dari lokasi pabrik yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih selama 20 menit. Diketahui bahwa dokter dan paramedis di puskesmas tersebut belum ada yang memiliki sertifikat pelatihan Kesehatan Kerja/Hiperkes. Selama 2 tahun sebagai provider pelayanan kesehatan kerja, dokter dan paramedis puskesmas tersebut baru sekali datang ke perusahaan ”PT A” dalam rangka penandatanganan Surat Kerja Sama (MOU) antara perusahaan ”PT A”dengan Puskesmas dalam rangka pemberian pengobatan pada karyawan ”PT A” yang sakit atau mengalami kecelakaan kerja.
2. Perusahaan ”PT B” bergerak di sektor garment (Pembuatan kain) dengan
jumlah karyawan laki-laki 250 orang, perempuan 3.000 orang. Jam kerja perusahaan dibagi menjadi 3 shift kerja dan masing masing shift kerja selama 8 jam sehari, 5 hari seminggu. setiap shif memperkerjakan pekerja lebih dari 500 orang. Perusahaan tidak memiliki klinik/rumah sakit perusahaan, tetapi sudah menjalin kerja sama dengan rumah sakit swasta terdekat yang jaraknya 3 Km dari lokasi pabrik yang dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih selama 7 menit. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit terhadap karyawan ”PT B” tersebut berupa pengobatan dan perawatan terhadap karyawan yang sakit yang dikirim ke rumah sakit tersebut. Pemeriksaan kesehatan kesehatan secara berkala karyawan ”PT B” dilakukan oleh tim dokter rumah sakit tersebut. Diketahui bahwa dokter di RS B belum ada yang memiliki sertifikat pelatihan Kesehatan Kerja/Hiperkes.
3. Perusahaan ”PT C” bergerak di sektor manufaktur pengolahan bahan kimia
kategori berbahaya (bahan B3). Jumlah karyawan laki-laki 150 orang, perempuan 30 orang. Jam kerja 8 jam sehari, 5 hari seminggu. perusahaan memiliki klinik perusahaan dengan seorang dokter yang telah memiliki sertifikat pelatihan Kesehatan Kerja/Hiperkes, dibantu oleh 1 orang paramedis (yg belummemiliki sertifikat pelatihan Kesehatan Kerja/Hiperkes) yang merangkap sebagai staf administrasi. Dokter di perusahaan tersebut datang ke perusahaan 2 minggu sekali pada hari senin dan kamis untuk melakukan praktek dokter selama 2 jam setiap datang. Paramedis datang setiap hari kerja. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter perusahaan tersebut tetapi dokter tersebut belum memiliki Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja dari Dirjen Binwasnaker Kemenakertrans. Laporan kegiatan penyelenggaraan kesehatan kerja yang dilaporkan ke Disnaker setempat hanya berisi data penyakit karyawan yang berobat. B. Pertanyaan : Jawablah setiap pertanyaan di bawah ini terhadap kasus tersebut diatas !
1. Dari data awal penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja tersebut di
atas, sebagai pengawas ketenagakerjaan apa langkah-langkah yang akan saudara lakukan?
2. Dengan bentuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut di atas,
apakah perusahaan sudah malaksanakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku? peraturan apa saja yang dilanggar? Buatkan nota pengawasan terhadap 3 hal penting berkaitan penyelenggaraan pelayanan kesehartan kerjanya.
3. Apa saja bantuan yang dapat saudara berikan kepada perusahaan tersebut dalam rangka pemenuhan norma pelayanan kesehatan kerja?