Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

MENEMPEL GAMBAR

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


di Ruang 15 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh :

Muhammad Ramadhan B. 201620461011

Riska Dwi Amelia 201620461011126

Susanti 201620461011127

Vivi Ayunda

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2017
HALAMAN PENGESAHAN

SATUAN ACARA BERMAIN (SAB)

MENEMPEL GAMBAR

Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak


di Ruang 15 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Disusun Oleh :

Muhammad Ramadhan B. 201620461011

Riska Dwi Amelia 201620461011126

Susanti 201620461011127

Vivi Ayunda

Telah diperiksa kelengkapannya pada :

Hari :

Tanggal :

Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Akademik, Perseptor Klinik,

( ) ( )

NIP. NIP.
RENCANA KEGIATAN SATUAN ACARA BERMAIN
DI RUANG 15 RSSA MALANG

1. Topik :
Penerapan terapi bermain dengan kegiatan menempel gambar

2. Tujuan Umum :
Setelah diberikan terapi bermain, diharapkan kreatifitas anak berkembang baik dan dapat
membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak
akibat hospitalisasi
3. Tujuan Khusus :
 Memilih dan menggunting gambar yang telah dipilih
 Mengleskan lem pada balik gambar yang telah dipotong
 Menentukan dan menempel gambar pada tempat yang telah ditentukan
4. Landasan teori :
Bermaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan (Foster, 1989). Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan sosial.
Berdasarkan pemeriksaan DDST/Denver II permainan bermain dengan menempel
gambarn dilakukan oleh anak mulai usia pra sekolah (3-6 tahun). Karakteristik bermain
pada anak usia preschool adalah cooperatif play, anak bermain bersama dengan jenis
permainan yang terorgainisasi dan terencana.
Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang tidak hanya sekedar mengisi waktu
tetapi kebutuhan anak seperti halnya makan, minum, kasih sayang.Anak memerlukan
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental, emosi, intelektual, kreatifitas dan sosial.
Pada anak pra sekolah tujuan kegiatan bermain adalah :
a. Mengembangkan kemampuan motorik
b. Merangsang daya imajinasi
c. Menumbuhkan sportivitas
d. Mengembangkan kepercayaan diri
e. Mengembangkan kreatifitas
f. Memprekenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan
5. Prinsip bermain yang dilakukan, adalah :
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan.
3. Kelompok umur / usia klien sama.
4. Melibatkan orang tua.
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan.
6. Kriteria Anggota bermain :
a. Usia pra sekolah ( 3-6 tahun)
b. Keadaan umum : cukup baik, kooperatif, dan tidak berpenyakit menular
c. Menyetujui/ bersedia
d. Tidak ada gangguan pada fungsi motorik ektremitas atas yang menganggu pergerakan
7. Proses seleksi :
a. Merekrut anak yang berusia prasekolah
b. Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain
c. Membuat kontrak dengan anak dan orang tua yang menyetujui untuk bermain
1) Mendahului dengan ajakan bermain
2) Setelah anak menyetujui bermain, baru kita laksanakan terapi bermain di ruang yang
telah ditentukan
8. Struktur Kelompok :
a. Tempat bermain : Tempat bermain di Ruang 15 RSSA Malang
b. Pelaksanaan : Kamis, 30 Maret 2017
c. Lamanya bermain : 30 menit (pukul 10.00 – 10.30 WIB )
9. Alokasi waktu :
 5 menit persiapan
 20 menit pelaksanaan
 5 menit evaluasi
 Jumlah anggota : 10 anak
 Alat Bantu : kerangka gambar dan kertas warna
 Pengorganisasian
10. Pengorganiasaian :
 Leader : Muhammad Ramadhan Bachmid
 Fasilitator : Vivi Ayunda
 Observer : Susanti
11. Diskripsi Tugas :
a. Leader :
 Mengkoordinir seluruh kegiatan
 Memimpin permainan
b. Fasilitator
 Memotivasi anggota dalam perkenalan kelompok
 Memotivasi dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan terapi bermain
 Bertanggung jawab terhadap proses antisipasi masalah
c. Observer
 Mengamati semua proses yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya
kegiatan
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok sebagai
evaluasi kelompok
12. Kegiatan permainan :
a. Pra interaksi
 Leader mengorganisir kegiatan, peralatan dan pembagian tugas
 Menata ruang bermain
 Mengajak anak untuk menyetujui bermain ke ruang bermain
b. Proses kerja
 Leader mengenalkan diri dan team bermain
 Leader menetapkan kontrak waktu untuk bermain
 Fasilitator memulai memimpin menempel gambar
 Selama permainan fasilitator :
- Mengaktifkan anak-anak berperan serta
- Memberikan reward bila anak mampu menempel gambar dengan baik
- Menggunakan gerakan-gerakan yang dimengerti dan dapat diikuti
- Mengembangkan pola permainan menyusun gambar yang dapat diikuti oleh
anak yaitu dengan menyusun gambar sesuai kreatifitas dan imajinasinya
 Selama permainan observer mengamati respon anak
c. Terminasi
 Observer meminta anak satu persatu mengembalikan hasil penempelan warna yang
sudah disusun kepada fasilitator
 Eksplorasi anak setelah melakukan permainan menyusun gambar sesuai kreatifitas
dan imajinasinya
 Salam penutup
13. Kriteria evaluasi
a. Struktur
 Persiapan pasien
 Keluarga bersedia mengikutsertakan anak dalam kelompok bermain
 Anak bersedia dan mau terlibat langsung dalam permainan
 Anak siap untuk melakukan permainan menempel gambar
 Lingkungan
 Lingkungan bermain menunjang
 Anak dapat terfokus perhatiannya pada fasilitator tanpa ada gangguan
 Media
 Anak dapat menempel gambar dengan cepat dan benar
b. Proses
 Fasilitator memperkenalkan anak-anak yang ikut bermain
 Fasilitator memperagakan bagaimana cara menempel gambar
 Anak mampu menempel gambar sesuai yang diperagakan / diinstruksikan
 Anak dapat aktif menempel gambar sesuai kreatifitas dan imajinasinya sesuai
yang diinstruksikan oleh petugas
 Anak mampu bertahan dalam permainan sampai permainan selesai
c. Hasil
 Anak mampu menyusun dan menempel gambar sesuai kreatifitas dan
imajinasinya yang difasilitasi oleh leader
 Anak tidak ragu-ragu menempel gambar sesuai kreatifitas dan imajinasinya
 Anak dapat mewarnai gambar sesuai kreatifitas dan imajinasinya tanpa ada
kelelahan
TERAPI AKTIVITAS BERMAIN MENEMPEL GAMBAR
1. Konsep Bermain

1.1 Pengertian Bermain


Bermain merupakan aspek yang penting dalam kehidupan anak dan salah satu
cara yang efektif untuk mengurangi stress. Saat sakit dan dirawat di rumah sakit
merupakan suatu krisis pada kehidupan anak dan sering menyebabkan stress yang
terbesar, dengan bermain ketakutan dan kecemasan dapat diminimalkan
(Hockenberry dan Wilson, 2009).

1.2 Fungsi Bermain di Rumah Sakit


Menurut Journal of Music Therapy bahwa terapi aktivitas bermain pada anak-
anak didesain untuk membantu seorang anak memverbalisasikan pengalaman di
rumah sakit sehingga mereka dapat mengatasi trauma saat di rumah sakit
(Froehlich, 1984).
Menurut Hockenberry dan Wilson (2009) bermain secara umum berfungsi untuk
menstimulus perkembangan pada diri anak, diantaranya adalah perkembangan
sensori dan motoric, intelektual, meningkatkan kemampuan sosialisasi,
meningkatkan kreatifitas, membentuk kesadaran diri, sebagai terapi dan untuk
perkembangan moral (Hockenberry dan Wilson, 2009).
Kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit bukan alasan bahwa anak harus
dipisahkan dan aktivitas bermainnya.Aktivitas bermain merupakan bagian yang
terintegrasi dalam kehidupan anak dan tidak dapat dipisahkan. Menurut Hockenberry
dan Wilson (2009) aktivitas bermain di rumah sakit sangat penting bagi anak karena
bermain mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai upaya untuk:
a. Memfasilitasi penyesuain diri terhadap situasi yang tidak dikenal.
b. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol diri.
c. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian tubuh,
fungsinya dan penyakit atau kecacatan tubuhnya.
d. Memperbaiki konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan
dan prosedur medis.
e. Membantu mengurangi stress akibat perpisahan.
f. Memberi hiburan dan relaksasi.
g. Membantu anak merasa lebih nyaman di lingkungan yang aman.
h. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan.
i. Untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap positif terhadap orang
lain.
j. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat serta
memberi cara untuk mencapai tujuan-tujuan terapeutik.
(Hockenberry dan Wilson, 2009).

1.3 Prinsip Bermain di Rumah Sakit


Tujuan utama terapi bermain adalah untuk memfasilitasi emosional dan fisik anak
saat di rumah sakit. Beberapa penelitian membuktikan kefektifan terapi bermain dalam
mengurangi stress fisiologis dan stress psikologis anak-anak yang mendapatkan
perawatan di rumah sakit. Menurut Hockenberry dan Wilson (2009) dalam memberikan
aktivitas bermain di rumah sakit ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
perawat anak diantaranya adalah upayakan aktivitas bermain yang diberikan tidak
membutuhkan banyak energy, singkat, dan sederhana.Hal yang paling penting
dipertimbangkan perawat adalah keamanan dan infeksi silang. Jika aktivitas bermain
diselenggarakan dalam bentuk kelompok, maka upayakan kelompok umur yang sama
serta libatkan keluarga dan orang tua untuk pendampingan anak selama proses bermain
(Hockenberry dan Wilson, 2009).

1.4 Jenis Permainan Anak Prasekolah


Jenis permainan pada anak usia prasekolah sesuai dengan karakteristik aktivitas
bermain yang imitative, imaginative dan dramatic. Jenis permaianan yang sesuai adalah
permainan pakaian boneka, mainan rumah tangga, telepon, binatang dan peralatan
peternakan, kereta api, truk, pesawat terbang, boneka tangan, kit dokter dan perawat,
sangat membantu dalam mengekspresikan diri pada anak (Hockenberry dan Wilson,
2009).

2. Permainan Menempel
Alat permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya serta
berguna untuk:
a. Pengembangan aspek fisik kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang
pertumbuhan fisik anak terdiri dari motoric kasar dan motoric halus.
b. Pengembangan bahasa dengan melatih berbicara, menggunkan kalimat yang
benar. Contoh alat permainan: buku,bergambar, buku cerita, majalah, radio,
tape, TV.
c. Pengembangan aspek kognitif yaitu dengan penjelasan suara, ukuran, bentuk,
warna. Contoh alat permainan yaitu buku bergambar, buku cerita, puzzle,
boneka, pensil warna, radio.
d. Pengembangan aspek sosial khususnya dalam hubungan dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga, dan masyarakat. Contoh alat permainan: alat permainan
yang dapat dipakai bersama, misalkan kotak pasir, bola, dan tali.
Menempel sangat baik diberikan pada anak terutama pada usia 2-5
tahun. Hal ini untuk melatih kecerdasan dalam merangkai gambar juga
kecermatan dalam memungut dan menepatkan gambar pada tempatnya.
Bermain menempel dapat melatih motorik halus anak .
DAFTAR PUSTAKA

Hockenberry, M.E., Wilson,D., Winkelstein, M.L., Schwartz,P. 2011. Wong’s Essential of


Pediatric Nursing (8th Edition St.Louis: Mosby Elsevier.

Soetjiningsih. 2010. Tumbuh kembang Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai