Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

VESICOLITIASIS DI RUANG EDELWEIS


RSUD dr.R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

Disusun Oleh :
Ari Budianti
2011010032

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022

A. Definisi
Vesicolithiasis atau batu bulu buli adalah batu yang menahan aliran air kemih
akibat penutupan kandung kemih, sehingga air kemih yang keluar menetes dan
disertai rasa nyeri (Sjamsuhidayat & Jong, 2014). Vesikolitiasis adalah batu yang ada
di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat,
kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi
tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin
(Smeltzer, 2013:1460) Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam
saluran kemih yang mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada
vesika urinari atau kandung kemih.Vesicolithiasis atau batu bulu buli adalah batu
yang menahan aliran air kemih akibat penutupan kandung kemih, sehingga air kemih
yang keluar menetes dan disertai rasa nyeri (Sjamsuhidayat & Jong,
2014). Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi
substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat
atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal
mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer, 2013:1460) Batu kandung
kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang mengandung
komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau kandung
kemih.
B. Etiologi
Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut Smeltzer (2002:1460) batu kandung
kemih (Vesikolitiasis) adalah
1. Batu Kalsium
Batu ini paling banyak dijumpai dari seluruh jenis batu saluran kemih.
Batu klasium terdiri atas batu kalsium oksalat maupun batu kalsium fosfat. Faktor
terjadinya batu ini adalah terjadinya:
a. hiperkalsiuria (kadar kalsium di dalam urin lebih besar dari 250-300 mg/24
jam),
b. Hiperoksaluria (Hiperoksaluria adalah eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram
per hari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada
usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya akan oksalat, diantaranya adalah: teh, kopi instan, minuman soft
drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau terutama bayam).

c. Hiperurikosuria (Hiperurikosuria adalah kadar asam urat di dalam urin yang


melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urin bertindak

sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat

di dalam urin berasal dari makanan yang mengandung banyak purin maupun

berasal dari metabolisme endogen),

d. Hipositrauria (Hipositraturia merupakan sitrat yang bereaksi dengan kalsium

yang berada di dalam urin membentuk kalsium sitrat sehingga menghalangi

ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat),

e. Hipomagnesuria (Hipomagnesuria merupakan kondisi dimana magnesium

berada dalam kondisi rendah di urin).

2. Batu Asam Urat

Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-pasien penyakit gout,

penyakit mieloproliferatif, dan banyak mempergunakan obat urikosurik. Sumber

asam urat berasal dari diet yang mengandung purin.

3. Batu Sistein

Batu sistein didapatkan karena kelainan metabolisme sistein, uyaitu

kelainan dalam absorbsi sistein di mukosa dinding usus.

4. Batu Xanthin

Batu Xanthin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi enzim

xanthin oksidase yang mengkatalisis perubahan hipoxanthin menjadi xanthin dan

xanthin menjadi asam urat.

C. Tanda dan Gejala


Jenis penyakit pada kandung kemih ini mungkin tidak menimbulkan gejala apabila
ukurannya cukup kecil sehingga dapat dikeluarkan saat buang air kecil. Begitu batu
membesar, tanda-tanda yang mungkin muncul di antaranya:

 Nyeri pada perut bawah yang kadang terasa sangat hebat. Pria juga dapat
merasakan sakit pada penis.
 Kesulitan atau merasa nyeri saat buang air kecil (anyang-anyangan).
 Lebih sering buang air kecil, terutama pada malam hari.
 Urine berwarna gelap.
 Terdapat darah pada urine (hematuria).
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikan dengan dokter
untuk mendapatkan solusinya.

D. Patofisiologis

Penyebab spesifik dari batu kandung kemih adalah bisa dari batu kalsium oksalat
dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan) dapat memicu
pembentukan batu kemih seperti asam sitrat memacu batu kalsium oksalat. Aksi
reaktan dan intibitor belum di kenali sepenuhnya dan terjadi peningkatan kalsium
oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat akan terjadinya batu disaluran kemih.
Adapun faktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih,
mencangkup infeksi saluran ureter atau vesika urinari, stasis urine, priode imobilitas
dan perubahan metabolisme kalsium. Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis
yang disebabkan karena infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor,
keadan tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan
sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor
serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra
sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis
urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk
batu. Ketika batu menghambat dari saluran urin, terjadi obstruksi, meningkatkan
tekanan hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi akut disertai nyeri tekan disaluran
osteovertebral dan muncul mual muntah maka klien sedang mengalami episode kolik
renal. Diare, demam dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi. Gejala
gastrointestinal ini akibat refleks dan proxsimitas anatomik ginjal kelambung,
pangkereas dan usus besar. Batu yang terjebak dikandung kemih menyebabkan
gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang menyebar kepala obdomen dan
genitalia. Klien sering merasa ingin kemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan
biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter.
Umumnya klien akan mengeluarkan batu yang berdiameter 0,5 sampai dengan 1cm
secara spontan. Batu yang berdiameter lebih dari 1 cm biasanya harus diangkat atau
dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan secara spontan dan saluran urin membaik dan
lancar.
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Diagnostik :
Adapun pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien batu kandung kemih
adalah :
1. Urinalisa : warna kuning, coklat atau gelap.
2. Foto KUB : menunjukkan ukuran ginjal ureter dan ureter, menunjukan adanya batu.
3. Foto Rontgen : menunjukan adanya di dalam kandung kemih yang abnormal.
4. IVP ( intra venous pylografi ) : menunjukan perlambatan pengosongan kandung
kemih,membedakan derajat obstruksi kandung kemih divertikuli kandung kemih dan
penebalan abnormal otot kandung kemih melihat posisi batu, besar batu, apakah
terjadi bendungan atau tidak.
5. Pielogram retrograde : menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung
kemih. Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi
intravena atau pielografi retrograde.
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Urine
a. pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat
berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah menyebabkan
pengendapan batu asam urat.
b. Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan batu,
bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.
c. Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam proses
pembentukan batu saluran kemih.
d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah terjadi
hiperekskresi.
2. Darah
a. Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
b. Leukosit terjadi karena infeksi.
c. Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
d. Kalsium, fosfat dan asam urat.
G. Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai