Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Senam hipertensi

a. Pengertian senam hipertensi

Senam hipertensi adalah cara menjaga kebugaran jasmani atau menurunkan berat
badan melalui latihan jasmani dan mengelola stres sedemikian rupa untuk
meningkatkan metabolisme tubuh serta merangsang kerja jantung dan menguatkan
jantung (Sianipar, 2018). Menurut Nugrahaen (2019), olahraga atau senam untuk
tekanan darah tinggi merupakan bagian dari upaya menurunkan berat badan dan
mengelola stres, dua faktor yangmeningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan
membakar lebih banyak lemak dalam darah serta memperkuat otot jantung.
b. Tujuan Latihan Hipertensi
Untuk menurunkan berat badan, manajemen stres dan menurunkan tekanan
darah (Pambudi, 2020)
c. Mekanisme olahraga pada hipertensi
Senam hipertonik adalah olahraga yang ditujukan untuk meningkatkan aliran darah
dan oksigenasi otot dan tulang aktif, terutama otot jantung, untuk menurunkan
tekanan darah. Dengan latihan atau 9 Olah raga dalam pengobatan hipertensi
meningkatkan kebutuhan oksigen sel dalam proses produksi energi (Pambudi,
2020).
Strategi untuk melakukan latihan hipertensi
Menurut Nugrahaen (2019), ada dua fase dalam melakukan senam tekanan darah
yaitu sebagai berikut:

1) Persiapan

a) Persiapan klien

Beri tahu pesenam tentang kegiatan yang harus dilakukan dan tujuannya
b) Penyiapan lingkungan

Siapkan tempat yang nyaman untuk latihan tekanan darah.


2) Implementasi

a) Gerakan hangat

(1) Tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan hitung 2 x 8 melalui mulut.
(2) Miringkan kepala Anda ke satu sisi dan pegang dengan tangan Anda di sisi
yang sama dengan kepala Anda. Tahan selama 8-10, lalu bergantian.
(3) Jalin jari-jari kedua tangan tepat di atas kepala dengan posisi kaki dibuka selebar
bahu. Tahan 8-10 kali. Rasakan tarikan di bahu dan punggung Anda.
Hipertensi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah tinggi juga
sering disebut sebagai silent killer karena sering tanpa gejala (Kemenkes, 2020).

Menurut American Heart Association atau AHA di Departemen Kesehatan (2018),


darah tinggi atau tekanan darah tinggi merupakan silent killer yang gejalanya
berbeda-beda pada setiap orang dan hampir sama dengan penyakit lainnya.
Gejalanya meliputi sakit kepala atau rasa berat di leher, pusing, jantung berdebar,
kelelahan, penglihatan kabur, telinga berdenging atau tinnitus, dan mimisan.

Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.(2016), hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik minimal 140 mmHg atau peningkatan tekanan
darah diastolik minimal 90 mmHg. Hipertensi bukan hanya risiko tinggi penyakit
jantung, tetapi juga penyakit lain seperti penyakit saraf, penyakit ginjal dan
pembuluh darah, dan semakin tinggi tekanan darah, semakin besar risikonya.

Hipertensi primer adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui pada 90%
kasus. Beberapa faktor diyakini terlibat dalam perkembangan hipertensi esensial,
yaitu:

a) Genetika
Orang dengan tekanan darah tinggi umumnya memiliki risiko lebih tinggi
terkena tekanan darah tinggi.

b) jenis kelamin dan umur

c)
d)

Anda mungkin juga menyukai