Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

PADA LANSIA

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia ”.
Tidak Lupa Juga Kami Mengucapkan Terima Kasih Kepada Semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusun maupun tata Bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.Kami berharap semoga makalah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
D. Manfaat..........................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Pustaka
1. Definisi Hipertensi...................................................................................
2. Definisi Tekanan darah.............................................................................
3. Klasifikasi tekanan darah.........................................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Aktivitas Fisik..............................................................................
B. Klasifikasi Aktivitas Fisik..............................................................................
C. Aktivitas Fisik yang Dapat Menyebabkan Hipertensi pada Lansia...............
D. Faktor-Faktor Aktivitas Fisik yang Dapat Menyebabkan Hipertensi pada
Lansia.............................................................................................................
E. Dampak Aktivitas Fisik yang Dapat Menyebabkan Hipertensi pada Lansia.
F. Cara Mengatasi Aktivitas Fisik yang Dapat Menyebabkan Hipertensi pada
Lansia.............................................................................................................
BAB IV PENUTUP

A. SIMPULAN...................................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSAKA..................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah meningkat.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan
yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat
menyebabkan peningkatan risiko tejadinya penyakit jantung, stroke,
hingga kematian. Penyakit hipertensi ini tidak menular karena tidak
menimbulkan gejala yang spesifik secara fisik.
Hipertensi seringkali dialami terutama oleh lansia, tekanan darah
tinggi meningkat seiring bertambahnya usia karena perubahan alami tubuh
memberikan pengaruh terhadap jantung,salah satu faktor terjadi hipertensi
pada lansia adalah aktivitas yang tinggi seperti melakukan Latihan interval
extream,mengangkat beban yang berlebihan dan melakukan kegiatan
dengan intensitas yang tinggi.
Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit kepala,
pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan
kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Hipertensi terjadi karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-faktor risiko yang menyebabkan
hipertensi adalah umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan
garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu
R.B., 2015).
Menurut Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia
mencapai 8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun,
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi
penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita 34,1%, sedangkan pada tahun
2013 hasil prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah sekitar 25,8%.
Hasil prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013 hingga tahun 2018
dapat dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Data dari Riskesda
tahun 2018 juga mengatakan bahwa prevalensi hasil pengukuran darah pada

1
penderita hipertensi terdapat pada provinsi Kalimantan Selatan dengan
prevalensi penderira sekitar 44,1% atau lebih tinggi dari rata-rata prevalensi hasil
pengukuran darah di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri berdasarkan
hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk yaitu menempati posisi ke-13
dan prevalensi rata-rata penderita hiperensi berada dibawah prevalensi
penderita hipertensi di Indonesia (Kemenkes, 2019)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada
lansia?
2. Bagaimana terjadinya hipertensi pada lansia
C. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi
pada lansia
D. Manfaat
- Manfaat Teoritis
Untuk mencegah peningkatan hipertensi pada lansia
- Manfaat Praktis
Diharapkan Masyarakat khususnya pada lansia dapat menyadari bahwa
hubungan aktivitas fisik bisa memicu hipertensi pada lansia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Pustaka
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan
Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan
pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
diatas nilai normal (Musakkar & Djafar, 2021).
Seseorang dinyatakan hipertensi apabila sescorang memiliki tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan ≥ 90 untuk tekanan darah diastolik ketika
dilakukan pengulangan (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia, 2015).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan pembuluh darah
arteri secara abnormal yang berlangsung terus menerus lebih dari suatu
periode. Hal ini terjadi bila arteriole -arteriole kontriksi. Kontriksi arteriole
mnyebabkan darah sulit mengalir sehingga meningkatkan tekanan
melawan dinding arteri (Udjianti, 2010).

2. Definisi Tekanan Darah


Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh
darah yang didorong dengan tekanan darah dari jantung. Puncak dari
tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik dan
pada saat ventrikel berelaksasi, darah yang tetap dalam arteri
menimbulkan tekanan diastolik atau minimum (Potter & Perry, 2009).
Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Suddarth, 2013).
Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan pada dinding
arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh.
Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung itu bekerja
(World Health Organization, 2013).

3
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat
badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80
mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah
dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan
tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau
olahraga (Pudiastuti, 2013).
3. Klasifikasi Tekanan Darah
Klasifikasi tekanan darah menurut (AHA, 2017) terbagi menjadi lima kategori,
yaitu :
Klasifikasi tekanan darah Sistole Diastole
Normal <180mmHg <80 mmHg
Tinggi 120-129 mmHg <80 mmHg
Hipertensi stage 1 130-139 mmHg 80-90 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥140 mmHg ≥90 mmHg

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang membutuhkan energi
untuk mengerjakannya. Sedangkan olah raga merupakan aktivitas fisik yang
terencana dan terstruktur serta melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan
bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Aktifitas fisik adalah setiap
gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau
pembakaran kalori (WHO, 2012).
Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan otot-otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi termasuk aktivitas yang dilakukan saat
bekerja, bermain, melakukan pekerjaan rumah tangga, bepergian, dan terlibat
dalam kegiatan rekreasi. (World Health Organization, 2010).

B. Klasifikasi Aktivitas Fisik


Berdasarkan tingkat intensitasnya, aktivitas fisik dibagi menjadi aktivitas
fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik berat adalah kegiatan yang terus
menerus dilakukan minimal selama 10 menit sampai denyut nadi dan napas
meningkat lebih dari biasanya, contohnya adalah menimba air, mendaki
gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dan lainnya. Sedangkan
aktivitas fisik sedang apabila melakukan kegiatan fisik sedang sepertin

5
menyapu, mengepel, dan lainnya minimal lima hari atau lebih dengan durasi
beraktivitas minimal 150 menit dalam satu minggu. Selain kritetia diatas maka
termasuk aktivitas fisik ringan (World Health Organization, 2010).
Menurut nurmalina (2011) aktivitas fisik dapat digolongkan menjadia tiga
tingkatan yaitu:
a. Aktivitas Fisik Ringan
Aktivitas fisik ringan yaitu aktivitas yang membutuhkan sedikit tenaga
dan tidak menyebabkan perubahan pada pernafasan atau ketahanan.
Aktivitas fisik dikatakan ringan apabila nilai MET (metabolic equivalent)
<600. Contoh aktivitas fisik ringan antara lain, yaitu : berjalan, menyapu,
mencuci, berdandan, duduk, belajar, mengasuh anak, menonton TV, dan
bermain komputer/hp.
b. Aktivitas Sedang
Aktifitas fisik sedang yaitu aktivitas yang membutuhkan tenaga intens
atau terus-menerus. Aktivitas fisik sedang dilakukan minimal 20 menit
per hari. Aktivitas fisik dengan intensitas sedang minimal 5 hari dalam
seminggu. Aktivitas fisik dikatakan sedang apabila nilai MET (metabolic
equivalent) ≥600 sampai <3000. Contoh aktivitas fisik sedang antara lain,
yaitu : jogging, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan,
bersepeda, bermain musik, dan jalan cepat.
c. Aktivitas Fisik Berat
Aktivitas fisik berat seringkali dihungkan dengan olahraga yang
membutuhkan kekuatan (strength). Aktifitas fisik dengan intensitas berat
setidaknya dilakukan selama 7 hari dan dapat dikombinasikan dengan
aktivitas fisik ringan dan sedang. Aktivitas fisik dikatan berat apabila
nilai MET (metabolicequivalent) ≥3000. Contoh aktivitas fisik berat
antara lain, yaitu : berlari, sepak bola, aerobik, bela diri, dan outbond.

C. Aktivitas Fisik yang Dapat Menyebabkan Hipertensi pada Lansia


Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah
tinggi pada lansia. Hal ini karena ketegangan berlebihan pada jantung dan

6
sistem kardiovaskular dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Penting
untuk menyesuaikan intensitas dan jenis aktivitas dengan status kesehatan
individu. Konsultasikan dengan dokter atau spesialis olahraga untuk
merancang program olahraga yang memenuhi kebutuhan fisik dan
keterbatasan orang lanjut usia. Aktivitas fisik yang intens pada orang yang
sudah menderita tekanan darah tinggi dapat menimbulkan dampak yang
kompleks. Di sisi lain, aktivitas fisik yang teratur dan sedang umumnya dapat
membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan jantung.
Namun aktivitas fisik yang berlebihan atau terlalu berat dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah sementara. Bagi penderita tekanan darah tinggi,
untuk memahami keterbatasan pribadi dan berkonsultasi dengan dokter
sebelum memulai atau meningkatkan intensitas aktivitas fisik. Contoh-contoh
aktivitas fisik yang dapat menyebabkan hipertensi pada lansia:
1. Terlalu sering mengangkat beban yang terlalu berat
2. Berlari atau bersepeda dengan intensitas tinggi
3. Melakukan Latihan interval extream

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik yang Menyebabkan


Hipertensi pada Lansia
1. Keluarga
Agnesia (2012) menemukan dalam penelitiannya bahwa riwayat
hipertensi terbukti menjadi faktor risiko dengan perkembangan
tekanan darah tinggi. Riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi
menunjukkan risiko hingga 75% terkena tekanan darah tinggi. Faktor-
faktor dalam keluarga tertentu menempatkan keluarga pada risiko
terkena hipertensi.
Mempertahankan hidup secara sehat misal berolahraga, pengendalian
BB, dan pola makan bisa membantu mengatasi masalah tekanan darah.
Teori tersebut disebabkan oleh muncul interaksi akibat faktor.
hipertensi Faktor patofisiologi adalah faktor lingkungan dan paling

7
tidak tiga faktor yaitu asupan garam, stres dan obesitas
(Prayitno, 2013).
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki mempunyai resiko tinggi dibandingkan
perempuan karena beberapa yang bisa menentukan terjadinya
perbedaan tersebut, seperti faktor hormon seperti HDL pada wanita
yang bisa membuat wanita terhindar dari penyakit kardiovaskuler.
Tekanan darah tinggi lebih sering terjadi kepada laki-laki daripada
perempuan. Kehadiran hormon estrogen mempunyai peran
meningkatkan (HDL) dalam tubuh perempuan, memberikan
perlidungan pada kardiovaskular. Tingginya kolesterol HDL menjadi
faktor mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Faktor gender
mempengaruhi perkembangan tekanan darah tinggi, dan laki-laki
mempunyai resiko 2,29% lebih banyak tekanan darah tinggi daripada
perempuan (Depkes, 2016).
3. Usia
Agnesia (2012) mengemukakan bahwa usia seseorang merupakan
salah satu faktor risiko tekanan hipertensi pada usia 60 tahun atau pada
usia lanjut. Insiden tekanan darah tinggi meningkat seiring
bertambahnya usia karena perubahan alami tubuh memberikan
pengaruh terhadap jantung, pembuluh darah dan hormon. Arteri
kehilangan elastisitas atau kelenturannya. sehingga pembuluh darah
berangsur menyempit dan menjadi kaku. Selain itu, pada usia lanjut.
sensitivitas organ yang mengatur hipertensi yaitu: refleks baroreseptor
mulai berkurang Ini meningkatkan tekanan darah ketika seseorang
bertambah usianya
4. Obesitas
Berat badan yang obesitas menyebabkan sirkulasi volume darah
bertambah. Sirkulasi volume darah yang mengalami obesitas akan
meningkat untuk memenuhi dan menyesuaikan dengan kebutuhan
mubuh.

8
IMT merupakan indikator yang paling umum digunakan sebagai alat
ukur kelebihan berat badan pada orang dewasa. Beberapa penelitian
bahwa orang obesitas dengan hiperkolesterolemia di atas 20%
mempunyai risiko tinggi terkena tekanan darah tinggi (Zufry, 2010)
dalam (Ariyani, 2019).
5. Stress
Dari fakta yang diperoleh tingkat stress humpir setengahnya
menunjukan tingkat stress sedang sejumlah 18 (45%). Stres merupakan
keadaan interaksi antara manusia dan lingkungan, yang menciptakan
rasa jarak antara persyaratan situasi dan sistem biologis, psikologis,
dan sosial manusia.
Ariyani (2019) Stress merupakan ketidakmampuan untuk
menyelesaikan ancaman terhadap kesehatan psikologis, fisik serta
spiritual yang bisa mempengaruhi kesehatan fisik manusia.
6. Alkohol
Alkohol merupakan minuman yang tidak disarankan apalagi
dikonsumsi oleh orang yang sudah lanjut usia, dalam penelitian ini
minuman yang mengandung alkohol yang dikonsumsi oleh lansia
adalah jenis anggur.
Konsumsi alkohol yang berlebihan. memiliki efek negatif jangka
panjang pada kesehatan. Konsumsi alkohol yang berlebihan. tekanan
darah bisa meningkat. Alkohol adalah penyebab tekanan darah tinggi
karena bertindak seperti karbon dioksida, yang bisa menambah
kcasaman darah, mengentalkannya, dan membuat jantung memompa
(Ariyasa, 2017).
Hal ini karena tekanan darah tinggi merupakan kondisi multifaktorial
di mana konsumsi alkohol bukanlah penyumbang utama hipertensi.
Faktor lain penyebab hipertensi yang tidak terkontrol dalam penelitian
ini antara lain merokok, asupan garam yang herlebihan, stres,
dan faktor lainnya
7. Merokok

9
Merokok merupakan salah satu penyebab hhipertensi karena karbon
monoksida. menggantikan pengikatan oksigen dalam darah, yang
menyebabkan tekanan darah naik karena jantung kelebihan beban,
memaksanya untuk memompa oksigen yang cukup ke organ lain dant
jaringan di dalam tubuh.
Merokok merupakan faktor risiko tekanan darah tinggi. Hormon kuat
ini menyempitkan pembuluh darah dan membuat jantung bekerja lebih
keras karena tekanan yang lebih tinggi dan peran karbon monoksida,
yang dapat menggantikan oksigen dalam darah dan membuat jantung
memenuhi kebutuhan oksigen tubuh. (Kurniati, 2012).
8. Konsumsi Garam
Komsumsi garam merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi
disebabkan karena garam merupakan kandungan tinggi narium yang
dapat membuat tekanan pada aliran darah meningkat. Pola hidup setiap
orang mengikuti pola aktivitas dan konsumsi makanan. Perubahan
mempunyai konsekuensi negatif yang perlu diwaspadai.

E. Dampak Aktivitas Fisik Menyebabkan Hipertensi Pada Lansia


1. Peningkatan Tekanan Darah
Aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah sementara, terutama jika tubuh tidak mampu beradaptasi dengan
baik.

2. Stress Jantung Berlebihan


Aktivitas berat dapat meningkatkan beban kerja jantung dan tidak
diinginkan bagi penderita tekanan darah tinggi.
3. Masalah Kesehatan Lainnya
Dalam beberapa kasus, aktivitas fisik berlebihan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan lain, seperti detak jantung tidak teratur dan tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol.

F. Cara Mengatasi Aktivitas Fisik Menyebabkan Hipertensi Pada Lansia

10
Aktivitas fisik yang dapat menstabilkan tekanan darah merupakan
aktivitas fisik yang sederhana yaitu aktivitas fisik sehari-hari. Aktivitas fisik
sehari-hari meliputi berdiri, bekerja, dan berjalan (Kemenkes RI, 2018).
Aktivitas fisik yang terukur, benar, dan teratur dapat mengurangi risiko
terjadinya penyakit tidak menular (PTM) dan dapat meningkatkan derajat
kesehatan dan kebugaran jasmani (Astuti, 2016). Aktivitas fisik juga
melambatkan arterosklerosis dan menurunkan risiko serangan jantung dan
stroke dimana aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke jantung,
menjaga elastisitas arteri dan fungsi arterial (Roberth Kowalksi, 2010).
Orang yang kurang aktifitas fisik, mengalami peningkatan denyut jantung
yang mengakibatkan beban jantung bekerja lebih keras dan berujung pada
peningkatan tekanan darah. Melakukan aktifitas fisik dapat mengurangi kerja
saraf simpatik, pembuluh darah lebih sehat terhindar dari stress oksidatif dan
peradangan, menekan aktifitas renin sehingga pembuluh darah vasodilatasi
dan
tekanan darah menurun. Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu
menguatkan jantung sehingga dapat memompa darah lebih baik dengan tanpa
harus mengeluarkan energi atau kemampuan yang besar. Semakin ringan kerja
jantung maka semakin sedikit tekanan pada pembuluh darah arteri sehingga
mengakibatkan tekanan darah menjadi turun (Simamora, 2013).

11
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis yang dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.
Faktor risiko termasuk genetika, gaya hidup, dan penuaan. Pencegahan dan
manajemen hipertensi melibatkan gaya hidup sehat, seperti pola makan rendah
garam, olahraga teratur, dan manajemen stres. Penting untuk pemantauan
tekanan darah rutin dan kerjasama dengan profesional kesehatan untuk
pengelolaan yang efektif.
Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu menguatkan jantung segingga
dapat memompa darah lebih baik dengan tanpa harus mengeluarkan energi atau
kemampuan yang besar. Semakin ringan kerja jantung maka semakin sedikit
tekanan pada pembuluh darah arteri sehingga mengakibatkan tekanan darah
menjadi turun.
Pemantauan tekanan darah secara rutin dan kerjasama dengan ahli
kesehatan diperlukan untuk pengelolaan yang efektif. Kontrol tekanan darah
juga penting dalam mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup
bagi individu yang mengidap hipertensi.

B. Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami semua bahasan terkait
hipertensi,terutama terkait aktivitas fisik dapat menyebabkan hipertensi pada
lansia.mengurangi aktivitas yang tinggi adalah salah satu cara untuk
menghindari hipertensi pada lansia.

12

Anda mungkin juga menyukai